Istirahat
BBL
Kelompok 1
Anisa Fitria Ardiansyah (P17311191001)
Kamila Fauzia. R (P17311191002)
Farah Nabila Maharani (P17311191003)
Kharismah Ulumiyah (P17311191004)
Nur Alfiani Umami (P17311191005)
Ranindya Dwi Noviyanti (P17311191006)
Maulida Khofifah. M (P17311191007)
Maylinda Rahmawati (P17311191009)
Sherly Apriliandita (P17311191011)
Aktivitas tidur pada bayi merupakan salah satu
stimulus bagi proses tumbuh kembang otak, karena 75
persen hormon pertumbuhan dikeluarkan saat anak tidur.
Hormon pertumbuhan ini yang bertugas merangsang
pertumbuhan tulang dan jaringan. Selain itu, hormon
pertumbuhan juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan
memperbarui seluruh sel yang ada di tubuh, dari sel kulit,
sel darah sampai sel saraf otak. Proses pembaruan sel ini
akan berlangsung lebih cepat bila si bayi sering terlelap
sesuai dengan kebutuhan tidur bayi.
Bayi usia 6-12 bulan akan mengalami peningkatan aktivitas fisik, dimana bayi mulai belajar merangkak, duduk dan berjalan.
Aktivitas tersebut yang dapat membuat bayi menjadi kelelahan, sehingga akan terjadi peningkatan waktu tidur pada bayi di siang
hari dan bayi akan mengalami gangguan tidur di malam hari (Shadik, 2011). Bayi usia 6-12 bulan mempunyai waktu tidur sekitar
14 jam perhari (Erlawati & Oktaviani, 2019).
Kualitas tidur yang baik jika lama waktu tidurnya seimbangan antara tidur malam dan siang hari (Abdurrahman, 2015). Bayi
dengan kualitas tidur yang buruk memberikan dampak yang negatif pada perkembangannya, seperti bayi menjadi mudah emosi
serta konsentrasi dan imunitas tubuh menurun.
Bayi usia 6-12 bulan membutuhkan waktu tidur yang cukup, sehingga perlu adanya pemberian stimulus dari luar yaitu berupa
terapi pijat. Pijat bayi merupakan terapi sentuhan yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Pijat dapat membantu
mengurangi ketegangan otot, sehingga manfaat yang diperoleh yaitu bayi menjadi lebih rileks dan tidurnya menjadi lebih nyenyak
(Permata, 2017). Pijat bayi membantu meningkatkan kadar sekresi serotonin. Serotonin merupakan hormon neurotransmitter atau
hormon yang menghantarkan pesandari satu bagian otak ke bagian otak yang lain. Hormon serotonin ini akan diubah menjadi
melatonin. Fungsi melatonin adalah memberikan rangsangan berupa rasa kantuk serta memberi ketenangan yang membantu tidur
bayi menjadi lelap (Roesli, 2013).
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada bayi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada bayi baik dalam diri ataupun dari luar bayi itu sendiri di antara lain :
● Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat bayi
tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Atur suasana kamar sehingga nyaman untuk tidur yang
meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya.
● Latihan Fisik
Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah
dikeluarkan. Hal tersebut dapat terlihat bila bayi melakukan aktivitas sehari-hari dan mencapai kelelahan
● Nutrisi
Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. ASI
terbukti mengandung alfa protein yang cukup tinggi, alfa protein merupakan protein utama pada whey protein yang merupakan protein
halus dan mudah dicerna. Karena itu, penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur.
● Penyakit
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik dapat menyebabkan masalah tidur. Pada bayi adanya gangguan atau
rasa sakit pada gigi, telinga, kulit, saluran napas, saluran cerna, saluran kemih, otot atau tulangnya dapat mengganggu tidur bayi. Jika
faktor-faktor ini tidak dapat ditangani sehingga membuat bayi kekurangan tidur yang akan berdampak buruk terhadap bayi pada fisik,
emosi, kognitif dan gerak, dan bahkan keluarga juga, dimana akan menimbulkan stress dan depresi terhadap ibu bayi yang baru
melahirkan (Heath dan Bainbridge, 2006).
Cara melatih waktu istirahat bayi
Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tua yang sulit menerima jam tidur bayinya. Biasanya orang tua akan
kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun. Cara agar bayi tidur dengan nyenyak adalah
dengan membuatnya nyaman, terbiasa, dan aman. Ada beberapa cara agar bayi bisa terbiasa tidur tepat waktu sehingga tidak
mengganggu waktu istirahat orang tuanya, yaitu :
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah waktu untuk bangun.
Ajaklah anak bermain hanya disiang hari saja, tidak dimalam hari.
Letakkan bayi ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan atau diruangan lain.
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan kata-kata lembut.
jika bayi menangis, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan
seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit.
Jika cara diatas gagal dilakukan maka kita bisa menggunakan cara lain yang diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston‟s Children
Hospital.
cara yang diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston‟s
Children Hospital.
Pastikan bayi tidur dengan aman :
● Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak
terlalu empuk. Pasang seprai atau alas dengan
cermat agar tidak mudah lepas.
● Jangan merokok disekitar bayi.
● Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan
berlebihan membuntal bayi ketika tidur.
● Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika sering
tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat bangun
dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali
posisi bayi saat bayi tidur terlentang.
Daftar Pustaka