Anda di halaman 1dari 12

Kebutuhan

Istirahat
BBL
Kelompok 1
Anisa Fitria Ardiansyah (P17311191001)
Kamila Fauzia. R (P17311191002)
Farah Nabila Maharani (P17311191003)
Kharismah Ulumiyah (P17311191004)
Nur Alfiani Umami (P17311191005)
Ranindya Dwi Noviyanti (P17311191006)
Maulida Khofifah. M (P17311191007)
Maylinda Rahmawati (P17311191009)
Sherly Apriliandita (P17311191011)
Aktivitas tidur pada bayi merupakan salah satu
stimulus bagi proses tumbuh kembang otak, karena 75
persen hormon pertumbuhan dikeluarkan saat anak tidur.
Hormon pertumbuhan ini yang bertugas merangsang
pertumbuhan tulang dan jaringan. Selain itu, hormon
pertumbuhan juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan
memperbarui seluruh sel yang ada di tubuh, dari sel kulit,
sel darah sampai sel saraf otak. Proses pembaruan sel ini
akan berlangsung lebih cepat bila si bayi sering terlelap
sesuai dengan kebutuhan tidur bayi.

Selain itu, tidur juga membantu perkembangan psikis


emosi, kognitif, konsolidasi pengalaman dan kecerdasan.
Oleh karena itu kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya
perlu mendapat perhatian dari keluarga agar nantinya bayi
dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal.
 Tidur dibagi menjadi 2 siklus :

1. Tidur REM (Tidur Aktif)


a) Karakteristik
● Ekspirasi dan nadi yang tidur teratur
● Pergerakan tubuh
● Pergerakan mata yang cepat dan singkat
b) Ditandai oleh adanya aktivitas. Banyak oksigen digunakan, suplai darah ke otak meningkat, temperature meningkat, aktivitas
gelombang otak meningkat. Sensori mentrasmisikan impuls sama seperti saat tidak tidur. Stimulasi visual, auditori, dan vestibular
dipercaya bergabung di otak membentuk mimpi.

2. Tidur Non-REM (Tidur Tenang) 


c) Karakteristik
● Nafas teratur
● Detak jantung teratur
● Tidak ada pergerakan tubuh
● Tidak ada pergerakan mata
b) Selama tidur Non-REM, denyut jantung dan pola nafas teratur. Saat siklus ini terjadi restorasi fungsi tidur.
c) 4 tahapan tidur Non-REM yaitu :  
● Tahap 1 : mengantuk, terjadi penurunan kesadaran
● Tahap 2 : mudah dibangunkan
● Tahap 3 : tidur menjadi lebih dalam, nafas dan denyut jantung sangat stabil, otot relaksasi, gelombang otak sangat lambat.
● Tahap 4 : tidur yang paling dalam, sangat sulit dibangunkan kecuali dengan stimulus kuat, anak dapat berpindah tempat tanpa
terbangun.
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya
akan sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-
rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi sering
terbangun di malam hari sampai usia 3 bulan. Hal yang
dapat dilakukan oleh ibu sebaiknya ibu selalu menyediakan
selimut dan ruangannya yang hangat, serta memastikan
bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin.

Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam


dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidur pun semakin
berkurang, kira-kira 3 kali dan terus berkurang hingga 2
kali pada usia 6-12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya
bayi hanya perlu tidur siang 1 kali saja dengan total jumlah
waktu tidur berkisar antara 12-16 jam.
 Pola tidur Bayi dan Anak :
Usia Lama Tidur
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
Tabel Tidur & Terjaga Pada Bayi Baru Lahir

Implikasi Dari Orang Tua / Implikasi Dari Orang Tua /


Perilaku Durasi Perilaku Durasi
Lingkungan Lingkungan
Tidur regular : Lambat :
 Mata tertutup  4-5  Rangsangan eksternal tidak
 Berespon terhadap  Penuhi kebutuhan bayi
 Nafas teratur jam/hari membangunkan bayi
lingkungan dengan Contoh : rasa lapar
 Tidak ada pergerakan  10-20  Suara-suara biasa di rumah
gerakan tubuh dan 2-3 jam/hari  Tempatkan bayi di daerah
kecuali terkejut menit /  Meninggalkan bayi sendiri
siklus tidur jika tiba-tiba terbangun, mulai untuk mendekati dimana bayi dapat
maka bayi akan menangis benda beraktivitas
 Letakkan mainan di tempat
Tidur Irreguler : tidur
 Mata tertutup  12-15 jam /  Merangsang eksternal yang
 Serta meletakkan benda
 Nafas tidak teratur hari tidak membangunkan bayi
 20-45 pada keadaan tidur regular, dalam jangkauan pandang
 Sedikit gerakan tubuh
menit / mungkin akan bayi 17,5-20cm
siklus tidur membangunkan bayi
Terbangun & Menangis :
 Terdengar rintihan dan
tangisan sesekali namun itu  Merengek disertai  Rangsangan internal dan
tidak menginterpretasikan dengan gerakan tubuh eksternal yang intensif
sebagai rasa nyeri atau tidak  Menjadi lebih kuat,  Di ayun-ayun dan digendong
nyaman mampu menunjukkan 1-4 jam/hari untuk meredakan tangisan
tangisan marah serta
Mengantuk :
gerakan ekstremitas
 Mata terbuka  Banyak rangsangan dapat
Bervariasi yang tidak
 Nafas tidak teratur mebangunkan bayi
 Lebih baik menggendong terkoordinasi
 Pergerakan tubuh bisa
aktif bayi selama keadaan ini
daripada ditinggalkan di
tempat tidur
Berdasarkan data WHO pada tahun 2012 dalam jurnal Pedriatrics, sebanyak 33% bayi mengalami gangguan tidur (Abdurrahman,
2015).
Di Indonesia dari penelitian yang dilakukan oleh Sekartini pada tahun 2004 sebanyak 44,2% anak usia dibawah 3
tahun mengalami gangguan tidur (Nughraheni et al., 2018).

Bayi usia 6-12 bulan akan mengalami peningkatan aktivitas fisik, dimana bayi mulai belajar merangkak, duduk dan berjalan.
Aktivitas tersebut yang dapat membuat bayi menjadi kelelahan, sehingga akan terjadi peningkatan waktu tidur pada bayi di siang
hari dan bayi akan mengalami gangguan tidur di malam hari (Shadik, 2011). Bayi usia 6-12 bulan mempunyai waktu tidur sekitar
14 jam perhari (Erlawati & Oktaviani, 2019).

Kualitas tidur yang baik jika lama waktu tidurnya seimbangan antara tidur malam dan siang hari (Abdurrahman, 2015). Bayi
dengan kualitas tidur yang buruk memberikan dampak yang negatif pada perkembangannya, seperti bayi menjadi mudah emosi
serta konsentrasi dan imunitas tubuh menurun.

Bayi usia 6-12 bulan membutuhkan waktu tidur yang cukup, sehingga perlu adanya pemberian stimulus dari luar yaitu berupa
terapi pijat. Pijat bayi merupakan terapi sentuhan yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Pijat dapat membantu
mengurangi ketegangan otot, sehingga manfaat yang diperoleh yaitu bayi menjadi lebih rileks dan tidurnya menjadi lebih nyenyak
(Permata, 2017). Pijat bayi membantu meningkatkan kadar sekresi serotonin. Serotonin merupakan hormon neurotransmitter atau
hormon yang menghantarkan pesandari satu bagian otak ke bagian otak yang lain. Hormon serotonin ini akan diubah menjadi
melatonin. Fungsi melatonin adalah memberikan rangsangan berupa rasa kantuk serta memberi ketenangan yang membantu tidur
bayi menjadi lelap (Roesli, 2013).
 faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada bayi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada bayi baik dalam diri ataupun dari luar bayi itu sendiri di antara lain :

● Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat bayi
tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Atur suasana kamar sehingga nyaman untuk tidur yang
meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya.
● Latihan Fisik
Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah
dikeluarkan. Hal tersebut dapat terlihat bila bayi melakukan aktivitas sehari-hari dan mencapai kelelahan
● Nutrisi
Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. ASI
terbukti mengandung alfa protein yang cukup tinggi, alfa protein merupakan protein utama pada whey protein yang merupakan protein
halus dan mudah dicerna. Karena itu, penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur.
● Penyakit
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik dapat menyebabkan masalah tidur. Pada bayi adanya gangguan atau
rasa sakit pada gigi, telinga, kulit, saluran napas, saluran cerna, saluran kemih, otot atau tulangnya dapat mengganggu tidur bayi. Jika
faktor-faktor ini tidak dapat ditangani sehingga membuat bayi kekurangan tidur yang akan berdampak buruk terhadap bayi pada fisik,
emosi, kognitif dan gerak, dan bahkan keluarga juga, dimana akan menimbulkan stress dan depresi terhadap ibu bayi yang baru
melahirkan (Heath dan Bainbridge, 2006). 
 Cara melatih waktu istirahat bayi

Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tua yang sulit menerima jam tidur bayinya. Biasanya orang tua akan
kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun. Cara agar bayi tidur dengan nyenyak adalah
dengan membuatnya nyaman, terbiasa, dan aman. Ada beberapa cara agar bayi bisa terbiasa tidur tepat waktu sehingga tidak
mengganggu waktu istirahat orang tuanya, yaitu :

 Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah waktu untuk bangun.

 Ajaklah anak bermain hanya disiang hari saja, tidak dimalam hari.

 Letakkan bayi ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan atau diruangan lain.

 Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan kata-kata lembut.

 jika bayi menangis, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan
seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit.

Jika cara diatas gagal dilakukan maka kita bisa menggunakan cara lain yang diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston‟s Children
Hospital.
cara yang diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston‟s
Children Hospital.
Pastikan bayi tidur dengan aman :
● Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak
terlalu empuk. Pasang seprai atau alas dengan
cermat agar tidak mudah lepas.
● Jangan merokok disekitar bayi. 
● Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan
berlebihan membuntal bayi ketika tidur. 
● Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika sering
tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat bangun
dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali
posisi bayi saat bayi tidur terlentang.
Daftar Pustaka

Anik Maryunani. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan.


Jakarta : CV.Trans Info Media. 

Jamil, N, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,


Balita dan Anak Pra. Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta: Jakarta

Siti Muawanah, 2019, Efek Pemberian Massage Bayi Dapat


Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Bayi Normal, Jurnal
Pengabdian Masyarakat Multidisiplin, vol 3(1)
THANKS
GUYS!!

Anda mungkin juga menyukai