Oleh
Ns Eka Rokhmiati Wahyu Purnamasari, M.Kep
NIDN 0326027505
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................. 2
A.Bayi baru Lahir ......................................................................... 3
B. Teori Tumbuh Kembang ......................................................... 9
C. Stimulasi perkembangan ......................................................... 25
D. Deteksi Dini 1-12 bulan ........................................................... 31
E. Promosi Kesehatan Bagi Orang Tua ........................................ 37
F. Makanan Pendamping ASI ....................................................... 38
G. Masalah Kesehatan Anak & Bayi ............................................ 47
3
Kata Pengantar
Puji Syukur Kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan kita semua
anugrah, rejeki dan nurani agar dapat bermanfaat bagi semua orang.
Alhamdulilah dengan dibuatnya buku panduan ini, sekiranya dapat
membantu mahasiwa untuk mengikuti perkuliahan keperawatan anak. Selain
itu juga buku ini dapat sebagai wadah saya mengembangkan ilmu yang saya
miliki dan mengasah kemampuan saya untuk berkarya dengan baik
Ucapan terimakasih saya haturkan kepada orangtua, suami dan anak anak
yang selalu mensupport kondisi saya selama ini.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiwa dan masyarakat sekitar
untuk melakukan perawatan bayi lahir dengan optimal
Salam hangat
Eka
4
BAB I
Secara fisik dapat dilihat bayi baru lahir ataua newborn menghabiskan
sebagian harinya untuk tidur. Lingkar kepala bayi 3 4 lebih besar
disbanding dari seluruh bagian tubuhnya (Poots & Mandleco, 2007)
Rata-rata atau perkiraan berat badan bayi dari lahir hingga 6 bulan dan 12
bulan (Kyle, 2008)
BAB II
3. Piaget (kognitif)
Pada masa bayi, piaget memberikan kategori bayi dalam fase sensori-
motor. Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan
sangat terpusat pada dirinya sendiri. Oleh karena itu kebutuhan fase ini
bersifat fisik, fungsi ini menyebabkan anak cepat menguasai dan
dibekali dengan keterampilan-keterampilan.
yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat. Apa yang
benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap
menghasilkan hadiah.
b. Usia 2 bulan
(1) Melakukan posisi yang kurang fleksi ketika prone-pinggul
datar, kaki ekstensi, lengan fleksi, kepala kesamping.
(2) Juntaian kepala lebih sedikit ketika bayi ditarik ke posisi
duduk.
(3) Dapat mempertahankan kepala sebidang dengan sisi tubuh
lainnya ketika dipegang dalam posisi ventral.
(4) Ketika prone, bayi dapat mengakat kepala hampir 45˚ dari
dataran meja.
(5) Ketika dipindah ke posisi duduk, kepala dipertahankan tegak
namun agak cenderung ke depan.
(6) Melakukan posisi reflek leher tonik asimetris intermiten.
c. Usia 3 bulan
12
d. Usia 4 bulan
(1) Kepala hampir tidak lagi terjuntai ketika ditarik keposisi
duduk.
(2) Menyeimbangkan kepala dengan baik ketika keposisi duduk.
(3) Punggung kurang membulat, lengkung hanya di daerah lumbal.
(4) Mampu duduk tegak, jika ditegakan.
(5) Mampu menaikkan kepala dan dada dari permukaan sampai
sudut 90˚.
(6) Melakukan posisi simetris yang dominan.
(7) Berguling dari posisi terlentang ke miring.
e. Usia 5 bulan
(1) Ketika tidaklagi terjuntai jika bayi ditarik keposisi duduk.
(2) Ketika duduk mampu mempertahankan kepala tetap tegak dan
kuat.
(3) Mampu duduk dengan lebih lama ketika punggung disangga
dengan baik.
(4) Pinggang lurus.
(5) Ketika posisi prone, bayi mengambil posisi simetris dengan
lengan ekstensi.
(6) Dapat berguling dari posisi telungkep ke terlentang.
(7) Ketika posisi supine, bayi memasukkan kakinya ke mulut.
f. Usia 6 bulan
(1) Ketika posisi prone, bayi dapat mengangkat dada dan abdomen
atas dari permukaan, menahan berat badan pada tangan.
(2) Ketika akan ditarik keposisi duduk, mengangkat kepala.
(3) Duduk dikursi tinggi dengan punggung lurus.
(4) Berguling dari posisi terlentang ke posisi telungkep.
(5) Ketika dipegang dalam posisi berdiri, bayi menhan hampir
semua berat badannya.
(6) Sudak tidak lagi memperhatikan tangan.
13
g. Usia 7 bulan
(1) Ketika posisi supine, bayi mengakat kepala secara spontan.
(2) Duduk condong ke depan pada kedua tangan.
(3) Ketika posisi prone, berat badan tertahan pada satu tangan.
(4) Duduk tegak sementara.
(5) Menahan seluruh berat badan pada kaki.
(6) Ketika dipegang pada posisi berdiri melonjak dengan aktif.
h. Usia 8 bulan
(1) Duduk mantap tanap di topang.
(2) Segera menahan berat badan pada kedua tungkai ketika
ditopang; dapat berdiri dengan berpengan tangan pada
furniture.
(3) Menyesuaikan postur tubuh untuk menyesuaikan sebuah benda.
i. Usia 9 bulan
(1) Merangkak dengan tangan dan lutut.
(2) Duduk dengan mantap di lantai dalam waktu yang lama (10
menit).
(3) Bayi kembali menyeimbangkan tubuhnya ketika condong
kedepan namun ia tidak dapat melakukannya jika badanya
condong kesamping.
(4) Menarik diri ke posisi dan berdiri berpegangan pada furniture.
j. Usia 10 bulan
(1) Dapat mengubah posisinya dari prone menjadi duduk.
(2) Berdiri dengan menggunakan furnitur, duduk jika jatuh.
(3) Memperbaikai keseimbangan dengan mudah ketika duduk.
(4) Ketika berdiri, mengangkat satu kaki untuk melangkah.
k. Usia 11 bulan
(1) Ketika duduk, menoleh ke belakang untuk mengambil sebuah
benda.
(2) Menjelajah atau berjalan dengan berpegangan pada furnitur
atau kedua tangan yang di pegangi.
l. Usia 12 bulan
(1) Berjalan dengan satu tangan dipegangi.
(2) Menjelajah dengan baik.
(3) Mungkin berusaha untuk berdiri sendiri sementara; dapat
mencoba langkah pertamanya secara mandiri.
(4) Dapat duduk dari posisi berdiri tanpa bantuan.
14
2. Motorik Halus
Perubahan secara motorik halus pada bayi biasanya disesuaikan oleh
usia bayi tersebut, berikut ada beberapa perubahan motorik halus yaitu:
a. Usia 1 bulan
(1) Tangan seacra dominan menutup
(2) Reflek menggenggam kuat.
(3) Tangan mengepal ketika kontak dengan kerincingan.
b. Usia 2 bulan
(1) Tangan sering terbuka.
(2) Reflek menggenggam berangsur menghilang.
c. Usia 3 bulan
(1) Secara aktif memegangi kerincingan namun tidak akan
meraihnya.
(2) Reflek menggenggam sudah hilang.
(3) Tangan tetap terbuka longgar.
(4) Merapatkan tangannyasendiri menarik selimut dan pakaian.
d. Usia 4 bulan
(1) Mengispeksi dan memainkantangan, tarik pakaian atau selimut
ke wajah untuk bermain.
(2) Mencoba meraih benda dengan tangan namun terlalu jauh.
(3) Menggenggam benda dengan kedua tangan.
(4) Bermain dengan kerincingan di tangan, mengguncangnya,
namun tidak dapat mengambilnya jika jatuh.
(5) Dapat membawa benda ke mulut.
e. Usia 5 bulan
(1) Mampu menggenggam benda secara volunteer.
(2) Menggunakan telapak tangan untuk menggenggam, pendekatan
dengan keterampilan kedua tangan.
(3) Bermain dengan jari kaki.
(4) Memasukkan benda secara langsung ke mulut.
(5) Memegangi satu kubus sementara memperhatikan kubus yang
lain.
f. Usia 6 bulan
(1) Meraih kembali benda yang jatuh.
(2) Menjatuhkan satu kubus ketika dikasih kubus yang lain.
(3) Menggenggam dan memanipulasi benda benda kecil.
(4) Memegangi botol.
15
g. Usia 7 bulan
(1) Memindahkan benda dari 1 tangan ke tangan lain.
(2) Menggunakan keterampilan dengan salah satutangan dan
menggenggamnya.
(3) Memegangi 2 kubus lebih lama.
(4) Membanting kubus keatas meja.
(5) Mengambil benda benda kecil.
h. Usia 8 bulan
(1) Sudah mulai melakukan genggaman dengan cuit dengan jari
telunjuk, jari ke empat dank e lima melawan bagian bawah
jempol.
(2) Melepas benda menurut kemauan sendiri.
(3) Membunyikan lonceng dengan maksud tertentu.
(4) Mempertahan dua kubus sambil mempertahankan kubus ketiga.
(5) Membawa benda dengan menarik pada tali.
(6) Tetap meraih mainan yang diluar jaringan.
i. Usia 9 bulan
(1) Menggunakan jempol dan telunjuk untuk genggam cubit kasar.
(2) Kini lebih terlihat jelas bahwa bayi menyukai menggunakan
tangan yang dominan.
(3) Menggenggam kubus ketiga.
(4) Membandingkan dua kubus dengan membawanya bersama.
j. Usia 10 bulan
(1) Mulai melepaskanbenda dengan kasar.
(2) Meraih lonceng dengan tangan.
k. Usia 11 bulan
(1) Mengeksplorasi benda secara lebuh menyeluruh (misalnya: di
dalam lonceng).
(2) Menggenggam cubit halus.
(3) Menjantuhkan benda secara sengaja untuk diambil kembali.
(4) Meletakkan satu benda setelah benda yang lain ke dalam wadah
(permainan berlanjut).
(5) Mampu memanipulasi sebuah benda untuk mengambilnya dari
tempat yang tertutup rapat.
l. Usia 12 bulan
(1) Melepas kubus kedalam cangkir.
16
3. Sosialisasi/kognisi
Sosialisasi pada bayi biasanya disesuaikan oleh bayi tersebut, berikut
ada beberapa sosialisasi pada bayi yaitu:
a. Usia 1 bulan
(1) Berada pada sensorimotor-tahap I, menggunakan refleks (lahir-
1 bulan), dan tahap II, reaksi sirkulasi primer (1-4 bulan).
(2) Memperhatikan wajah orang tua dengan sungguh-sungguh
pada saat mereka berbicara.
b. Usia 2 bulan
Menunjukan senyum social sebagai respon terhadap berbagai
stimulus.
c. Usia 3 bulan
(1) Menunjukan ketertarika yang cukup besar terhadap lingkungan.
(2) Berhenti menangi ketika orang tua memasuki kamar.
(3) Dapat mengenali wajah dan benda yang dikenal, seperti botol
susu.
(4) Memperhatikan kesiagaan terhadap situasi asing.
d. Usia 4 bulan
(1) Berada dalam stadium III, reaksi sirkulasi sekunder.
(2) Meminta perhatian dengan membuat kegaduhan, menjadi
bosan jika ditinggal sendiri.
(3) Menikmati interaksi social dengan orang-orang.
(4) Mengantisipasi makan ketika melihat botol susu atau ibu jika
ibu mendapat ASI.
(5) Memperhatikan ketertarikan kepada seluruh tubuh, berteriak,
bernafas dengan berat.
(6) Memperhatikan ketertarikan terhadap stimulus asing.
(7) Mulai memperhatikan memori.
e. Usia 5 bulan
(1) Tersenyum pada bayangan dicermin.
(2) Menempuk botol atau payudara dengan kedua tangan.
17
f. Usia 6 bulan
(1) Mengenali orang tua dan mulai takut terhadap orang lain.
(2) Merentangkan tangan agar diangkat.
(3) Memiliki kesukaan dan ketidak sukaan yang sudah jelas.
(4) Mulai meniru (batuk dan menjulurkan lidah).
(5) Gembira pada saat mendengar suara langkah kaki.
(6) Tertawa disaat kepala disembunyikan dibalik handuk.
(7) Segera mencari benda yang jatuh (mulai memahami
keberadaan objek).
(8) Mood sering kali berubah-ubah dari menangis ke tertawa
dengan sedikit atau tanpa provokasi.
g. Usia 7 bulan
(1) Semakin takut terhadap orang asing; memperhatikan tanda
kecemasan jika orang tua hilang.
(2) Meniru tindakan dan suara sederhana.
(3) Berusaha menarik perhatian dengan batuk atau bersin.
(4) Memainkan “ciluk-ba”.
(5) Memperhatikan ketidak sukaan terhadap makan dengan
menutup bibir dengan rapat-rapat.
(6) Memperhatikan agresivitas oral dengan menggit dan
mengulum.
(7) Memperhatikan harapan dalam respon terhadap pengulangan
stimulus.
h. Usia 8 bulan
(1) Semakin cemas terhadap kehilangan orang tua terutama ibu,
dan ketakitan kepada orang asing.
(2) Berespons terhadap kata “tidak”.
(3) Tidak menyukai pakaian dan penggantian popok.
i. Usia 9 bulan
(1) Orang tua (ibu) menjadi sanga tpenting bagi kenyamanan
dirinya.
(2) Memperhatikan ketertarikan untuk menyenangkan orang tua.
(3) Mulai menunjukan ketakutan pergi tidur dan ditinggal sendiri.
(4) Membasuh muka dengan tangan, untuk menghindari dibasuh
mukanya.
18
j. Usia 10 bulan
(1) Perilaku menghambat terhadap perintah “tidak-tidak” atau
namanya sendiri.
(2) Meniru ekspresi wajah dan melambai da-dah.
(3) Mengacungkan mainan kepada orang lain namun tidak
melepasnya.
(4) Mengembangkan keberadaan objek.
(5) Mengulangi tindakan yang menarik perhatian dan
menyebabkan tertawa.
(6) Menarik pakaian orang lain untuk menarik perhatian.
(7) Memainkan permainan interaktif seperti tepuk tangan.
(8) Bereaksi terhadap kemarahan orang dewasa, menangis bila
dimarahi.
(9) Memperhatikan kemandiriaan dalam berpakaian, makan,
keterampilan, lokomasi dan menguji orang tua.
(10) Memperhatiakn gambar dan buku.
k. Usia 11 bulan
(1) Mengalami kebahagian dan kepuaasan jika tugas sudah
dikuasai.
(2) Bereaksi terhadap pembatasan dengan frustasi.
Menggelindingkan bola kepala kepada orang lain saat di minta.
(3) Mengatisipasi gesture tubuh ketika puisirawatan yang dikenal
(misalnya memegangi jari kaki sebagai respons).
l. Usia 12 bulan
(1) Memperhatikan emosi seperti kecemburuan, efeksi (dapat
member pelukan atau ciuman bila diminta), kemarahan,
ketakutan.
(2) Menikmati lingkungan yang dikenal dan mengeksplorasi jauh
dari orang tua.
(3) Takut terhadap situasi asing dan menempel ke orang tua.
(4) Dapat mengembangkan kebiasaan “selimut keamanan” atau
mainan kesayangan.
(5) Semakin mampu menentukan praktek keterampilan lokomotor.
(6) Mencari benda sampai ketemu, namun mencari benda tersebut
hanya ketempat benda tersebut terakhir dilihat.
4. Vokalisasi (bahasa)
Vokalisasi atau bahasa pada bayi baisanya disesuaikan oleh bayi
tersebut, berikut ada beberapa bahasa-bahasa bayi yaitu:
19
a. Usia 1 bulan
(1) Menangis untuk mengekspresikan ketidak senangannya.
(2) Mengeluarkan suara yang parau dan kecil.
(3) Mengeluarakan suara yang nyaman pada saat mendapatkan
susu atau ASI.
b. Usia 2 bulan
Vokalisasi berbeda dengan menangis, menangis mengalami
perbedaan yang mendekat dan vokalisasi terhadap suara yang di
kenal.
c. Usia 3 bulan
(1) Berteriak kuat untuk memperlihatkan kesenangannya.
(2) Mendekut, menggumamm, tersenyum kemenangan.
(3) Vokalisasi ketika tersenyum.
(4) “berbicara” cukup banyak ketika diajak berbicara.
(5) Menangis jarang ketika periode terjaga.
d. Usia 4 bulan
(1) Mengucapkan suara konsonan, n, k, g, p, b.
(2) Tertawa keras.
(3) Vokalisasi berubah sesuai mood.
e. Usia 5 bulan
(1) Berteriak.
(2) Mengeluarkan suara mendekut bercampur dengan suara
konsonan (misalnya : ah-goo)
f. Usia 6 bulan
(1) Mulai menirukan suara.
(2) Menggumam menyerupai ucapan satu suku kata-ma, mu, da,
di, hi.
(3) Vokalisasi terhadap mainan, bayangan yang dicermin.
(4) Menikmati mendengarkan suara sendiri (penguatan diri).
g. Usia 7 bulan
(1) Menghasilkan suara vocal dan merangkai suku kata- baba,
dada, kaka.
(2) Vokalisasi empat suara vocal yang berbeda.
(3) Berbicara ketika orang lain berbicara.
20
h. Usia 8 bulan
(1) Mengeluarkan suara konsonan t, d dan w.
(2) Mendengarkan secara selektif kata-kata yang dikenal.
(3) Mengucapkan tanda penekanan dan emosi.
(4) Menggabungkan suku kata seperti, dad namun tidak ada makna
didalamnya.
i. Usia 9 bulan
(1) Berespon terhadap perintah verbal sederhana.
(2) Memahami “tidak-tidak”.
j. Usia 10 bulan
(1) Mengatakan “papa”, “mama” dengan arti.
(2) Mengerti kata “da-dah”.
(3) Mungkin mengatakan satu kata (misalnya : “hai”, “dah”, “ya”).
k. Usia 11 bulan
Menirukan suara kata-kata dengan jelas.
l. Usia 12 bulan
(1) Mengatakan tida sampai lima kata selain “papa”, “mama”.
(2) Memahami arti beberapa kata (pemahaman selalu mendahului
verbalitas).
(3) Mengenali benda dengan namanya.
(4) Meniru suara binatang.
(5) Memahami perintah sedang sederhana (misalnya: “berika
padaku”, “tunjukan matamu”).
21
BAB III
Posisi mantap bayi menyusu pada ibu (mencegah lecet pada putting =
perhatikan mulut bawah bayi terbuka lebar, aerola tertutupi oleh mulut bayi)
1. Makanan padat diberikan jika anak mulai dapat duduk dengn ditopang
atau dibantu. Karena reflek sudah mulai berkembang.
23
B. Termoregulasi
Termoregulasi diatur dan dokontrol oleh hypothalamus. Perubahan
suhu tubuh berubah ditandai dengan metabolism, tonus dan aktivitas serta
berkeringat. Perubahan panas terjadi karena konveksi, konduksi, radiasi,
evaporasi, dan perubahan cuaca yang mendadak. Pada saat memandikan
bayi perlu diperhatikan kehangatan suhu air. Pintu kamar bayi, ventilasi,
temapt tidur. Penahan sengatan sinarmatahari. Suhu lingkungan yang
panas dapat mengevasodilitasi pembuluh darah bayi. Panas di produksi
oleh bayi melalui jaringan adipose.
C. Tidur
Ciri khas tidur bayi; dalam dan ringan, selama tidur dalam; mata
tertutup dan tidak bergerak, hanya ada pergerakan sedikit. Selama tidur
ringan; terdapat pergerakan mata selama 10 detik aktivitas atau gerakan
sedikit. Bayi akan tidur selama 16-19 jam per hari dalam waktu 45-50
menit. Kemudian diakhiri dengan tidur ringan.
2000 AAP merekomendasikan bahwa posisi tidur bayi yang baik
telentang dan miring kana atau kiri. Tidur dengan posisi tengkurap sering
menunjukan kejadia sudden infant death syndrome (SIDS). Bayi denga
SIDS karena tertutup bantal, selimut atau bayi tidak dapat berbalik sendiri.
Usia Bangun Tidur siang Tidur malam
D. Perawatan diaper
Kebersihan alat genital bayi wanita dari arah depan kea rah
belakang. Mencegah adanya kontaminasi feses kea rah vagina. Alat
kebersihan yang dipakai adalah kapas dengan air atau tisu khusus
pembersih untuk bayi. Angka kejadian ruam popok adalah akibat
penggunaan diaper yang lama, terlalu lama dengan kontak urin dan feses,
penggunaan antibiotic, dan alergi terhadap diaper tersebut.
Tanda dan gejala adanya ruam adalah; kulit merah, luka terbuka
dan kemerahan pada abdomen, area genital, dibagian kulit, paha atau
pantat bayi.
PENCEGAHAN :
PENGOBATAN
G. Penglihatan
Penelitian mengungkapkan bahwa newborn memiliki kemampuan melihat
20/100 – 20/200. Penting mendeteksi jika adanya gangguan penglihatan,
cara yang terbaikadalah dengan melakukan stimulasi. Perkembangan
penglihatan dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan bayi dengan
cahaya atau objek sehingga bayi dapat mengikuti arah pergerakan cahaya
atau objek yang digerakan. Masih melihat benda tersebut dalam hitam atau
putih.
H. Pendengaran
Pendengaran pada bayi akan berespon terhadap suara dan lingkungan.
Gangguan pendengaran harus terdeteksi sedini mungkin, hal ini
merupakan tanda kelak anak akan mengalami gangguan berbicara.
I. Perawatan gigi
Gigi pada bayi mengalami perkembangan dan erupsi merupakan
efek dari genetic, gender, dan pola pertumbuhan. Gigi pertama 3-4 bulan,
26
J. Tempramen
Hal ini merupakan cara anak untuk berinteraksi dengan lingkugan.
Karakteristik ini bukan merupakan tendensi bahwa anak itu baik atau tidak
baik.
K. Colic
Colic merupakan kondisi perut yang sangat tidak nyaman bagi bayi. Cara
menghindari colic pada bayi adalah: Berikan nutrisi pada bayi secara
perlahan. saat menyusui, hindari makanan yang mengandung gas seperti
bawang, kol, kacang panjang. Pijat lembut daerah belakang bayi. Gendong
bayi pada posisi terbang selama 20 menit. Gendong dengan posisi
menghandap orang tua atau membelakangi orang tua. Tempatkan bayi
pada ruangan yang sunyi dan gelap mengurangi stimulus.
BAB IV
STIMULASI OPTIMALKAN PERKEMBANGAN BAGI BAYI
BAB V
1. Pada saat bayi terlentang, tungkai kaki dan lengan Gerak kasar Ya Tidak
bergerak dengan mudah. Jika ada salah satu
tungkai yang lemah maka dijawab “TIDAK”
6. Saat bayi diajak bicara dan tersenyum, apakah Sosialisasi & Ya tidak
bayi tersenyum kembali kemandirian
7. Pada waktu bayi telungkup dialas datar, apakah ia Gerak kasar Ya tidak
dapat mengakat kepala 15 derajat
8. Pada waktu bayi telungkup dialas datar, apakah ia Gerak kasar Ya tidak
dapat mengakat kepala 45 derajat
9. Pada waktu bayi telungkup dialas yang datar, Gerak kasar Ya tidak
apakah bayi dapat mengangkat kepala 90 derajat
10. Apakah bayi suka tertawa keras jika tidak Bicara & Ya tidak
digelitik atau diraba bahasa
35
3. Sentuh pensil pada punggung tangan atau ujung Gerak halus Ya tidak
jari bayi (jangan meletakkan diatas telapak tangan
bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil
tersebut dalam waktu lama?
6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit 2 kali dari Gerak kasar Ya tidak
telentang telungkup atau sebaliknya
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak kasar Ya tidak
tangannya lalu tarik perlahan lahan pada posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya
secara kaku
36
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti Gerak halus Ya tidak
mainan atau kue kering, dan masing masing
tidak memegang satu benda pada saat yang
sama? Jawab “TIDAK” bila bayi tidak pernah
melakukan perbuatan ini
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda Bicara & Ya tidak
dalam diam dating berdiri di belakangnya, bahasa
apakah ia menengok ke belakang sperti
mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak
terhitung. Jawab “YA” hanya jika anda melihat
reaksinya terhadap suara perlahan atau bisikan.
9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak Bicara & Ya tidak
(tidak perlu kata kata yang lengkap). bahasa
Apakah ia mencoba meniru menyebutkan
kata kata tadi?
Berguling 5 2-10
Merayap 8 6-11
Merangkak 10 7-13
Berdiri 11 8-16
Berjalan 13 8-18
A. Makan 8 6-16
1. Menggunakan tangan
2. Menggunakan sendok 13 8-20
BAB VI
Sebagai orang tua yang baru memiliki bayi, pasti membutuhkan adanya panduan
untuk merawat bayi mereka. Perawat dapat melakukannya dengan memberikan
berbagai informasi tentang promosi kesehatan pada orang tua. Panduang yang
dibutuhkan oleh orang tua sekitar kebutuhan bagaimana bayi tidur, berbagai
tangisan bayi dan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi. Yang terpenting
adalah bagaimana orangtua meminimalkan injuri pada bayi mereka. Walaupun
dapat memperbaiki hasil kehamilan pada kelompok ibu beresiko rendah tetapi
tidak memperbaiki kelangsungan hidup anak sampai tahun pertama kehidupannya.
Berbagai program di Indonesia untuk mempertahankan perawatan bayi baru lahir
perlu dukungan dan peran serta baik itu dari masyarakat terlebih pemerintah.
Hasil penelitian menunjukan promosi kesehatan pada bayi pada tahun pertama
kehidupan penting dilakukan agar perawatan bayi pada tahun pertama lebih
spesifik dan komprehensif.
2. Tahap perkembangan
a. Personal/sosila : melihat wajah orang tua, mengikuti benda yang
bergerak, dan focus terhadap benda yang berwana terang.
b. Motorik halus: beberapa reflek yang dimiliki bayi
c. Motorik kasar : mengangkat kepala, mengangkat kepala dan dagu
3. Pengukuran fisik
40
a. Berat lahir 3400 gram – 3600 gram akan turun selama 10 % dari
berat lahir. Akan tetapi akan berangsur naik atau bertambah pada 2
minggu setelahnya. Kenaikan berat badan sekitar 500 gram rata-
rata perhari.
b. Panjang lahir berkisar 50 cm. pertambahan panjang 2,5 cm setiap
bulan pada beberapa bulan pertama.
c. Lingkar kepala berkisar 33-35 cm. pertambahan kenaikan lingkar
kepala 1,2 cm pada 6 bulan pertama. *fontanel posterior menutup
pada usia 2-3 bulan. *fontanel anterior menutup pada usia 12-18
bulan.
4. Imunisasi
5. Health skrinning
a. Cek terhadap pendengaran
b. Cek terhadap pengelihatan
6. Anticipatory guidance
a. Nutrisi
ASI sesuka bayi setiap 2-3 jam, beri posisi miring sesudah bayi
diberika ASI.
b. Eliminasi
6 lembar diapers, bentuk fesestergantung dari asupan nutrisi yang
diberikan
c. Gigi
Pemberian vitamin dan calcium saat ibu masih menyusui
d. Tidur
Tempat bayi ditempat yang memiliki keamanan yang baik, bayi
tidur 16 jam bahkan lebih
e. Kebersihan
41
f. Keamanan
Jaga tempat tidur bayi, hindari dari lingkungan yang merokok atau
polusi. Gunakan tempat duduk khusus jika berpergian. Saat
memandikan cek air mandi tak terlalu panas.
2. Tahap perkembangan
a. Personal/social : tersenyum secara spontan, menikmati interaksi
dengan orang lain.
b. Motorik halus : beberapa reflek primitive mulai menghilang dari
bayi.
c. Bahasa/ kognitif : mengeluarkan suara “ooh” dan “aah”.
d. Motorik kasar : mulai melakukan control kepala dengan posisi
kepala 45 derajat walaupun masih terbatas.
3. Perkembangan kritis
a. Personal/social : respon tersenyum saat melihat wajah orang lain.
b. Motorik halus : beberapa reflek ada di bayi
c. Bahasa/kognitif : mengeluarakan suara yang mengoceh dan
berespon terhadap suara.
d. Motorik kasar : mulai belajar mengakat kepala, dan mulai
melakukan pergerakan/perpindahan.
5. Imunisasi (terjadwal).
6. Health skrinning
a. Cek pendengaran bayi
b. Cek terhadap juling (strabismus)
7. Ancticipatory guidance
a. Nutrisi
42
b. Eliminasi
Penggunaan 6 diapers, meningkatkan jumlah frekwensi BAB
c. Gigi
Berikan vitamin dan calcium.
d. Tidur
Letakkan bayi di tempat tidur yang memiliki penghalang, ajak
bermain saat bayi terbangun.
e. Kebersihan
Mandi di beberapa hari, kaji kelembaban kulit area perianal.
f. Keamanan
Jaga lingkungan agar terhindar dari polusi (seperti asap rokok), kaji
terhadap jatuh dan air untuk mandi.
g. Permainan
Menatap bayi dengan berbicara dan tersenyum, bernyanyi,
mengubah lingkungan tempat tidur dengan warna menarik.
2. Tahap perkembangan
a. Personal/social : senang melihat muka orang, mengenali suara dan
muka kedua orangtuanya atau pengasuhnya.
b. Motorik halus : dapat mengikutiobjek 180 derajat, melihat benda
dengan menggunakan kedua matanya, dapat memegang benda
yang ada ditangannya.
c. Bahasa/kognitif : mulai percakapan dengan mengoceh, memutar
kepala terhadap bunyi suara.
d. Motorik kasar : menyangga berat badan dengan kaki, mendorong
badan dengan kakinya dan mulai dapat berguling sendiri (rawan
jatuh).
3. Perkembangan kritis
43
6. Health skrinnin.
Kaji terhadap mata juling (strabismus)
7. Anticipatory guidance
a. Nutrisi
Berika jadwal ASI, pemberian formula 5 s/d 6 takaran (5-6 x/ hari),
pemberian vitamin D 200 unit/hari untuk bayi yang menyusui.
b. Eliminasi
Penggunaan 6 diapers, meningkatnya jumlah frekwensi BAB.
c. Gigi
Mulai mengeluarkan air liur (tanda persiapan gigi tumbuh).
d. Tidur
Letakkan bayi di tempat tidur yang memiliki penghalang, letakkan
main yang dapat dilihat bayi dan ajak bermain bayi saat terbangun.
Bayi membutuhkan waktu 15-16 jam perharinya.
e. Kebersihan
Lakukan kebersihan badan bayi yang cenderung lembab dan basah
karena keringat.
f. Keamanan
Hindari lingkungan yang berpolusi seperti asap rokok dan asap
kendaraan. Hindari bahan berbahaya di lingkungan bayi, hindari
pengguna babywalker, ayunan, dan boks bayi.
g. Permainan
Mengajak bayi berbicara, tersenyum sesering mungkin terhadap
aktivitas yang dilakukan. Menyanyikan lagu dengan suara berbeda.
Bermain air dan benda untuk bermain seperti cermin, mainan yang
lebut (seperti boneka), mainan yang berbunyi dan berwarna cerah.
3. Perkembangan kritis
4. Pengukuran fisik
5. Imunisasi
6. Health skrinning
7. Anticipatory guidance
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Gigi
d. Tidur
e. Kebersihan
f. Keamanan
g. Permainan
BAB VII
MAKANAN PENDAMPING ASI-MP ASI
BAB VIII
MASALAH KESEHATAN PADA ANAK/BAYI
A. Akut gastroenterintis
1. Pengertian
Penyakit ini disebakan oleh inflamasi (peraadangan) pada
membrane lambung dan usus halus. Ditandai dengan
adanya diare (feses yang encer) disertai atau tanpa disertai
gejalan yang lain seperti mual (nausea), muntah, demam,
dan nyeri abdomen.
2. Penyebab
a. Virus (rotavirus, Norwalk, sdenovirus).
b. Bakteri (shigella, salmonella, campylobacter,
Escherichia coli, clostridium difficile, yersinio).
c. Parasit (giardia lambia, cryptosporidium, entamoeba
histolytica).
3. Tata laksana
a. Mengganti cairan yang hilang dengan memberikan ASI
secara terus menerus jika anak masih menyusu pada
ibu.
b. Pemberian larutan gulan & garam (LGG) atau oralit.
c. Koreksi darah elektrolit jika dibutuhkan.
4. Pendidikan keperawatan
a. Area anus dan bokong akan iritas; pencegahannya
dengan sesering mungkin mengganti popok anak jika
naka diare. Membersihkan area tersebut dengan sabun
lembut (mild) dan air setelah diare. Oleskan pelembab
pada area bokong. Hindari penggunan popok sekali
buang (disposable).
b. Ajarkan keluarga untuk monitor pemasukana
&pengeluaran. Berikut kaji warna tinja anak seperti
jumlah dan konsistensinya.
c. Jelaskan tanda dehidrasi.
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan
muntahan atau tinja anak.
e. Jika anak muntah terus dalam 12 jam segera bawa ke
rumah sakit. Begitu juga jika dalam tinja darah. Anak
demam tinggi.
49
2. Penyebab
Lebih dari 200 virus yang terlibat dalam penyebab flu
biasa, tersering adalah rhinoviruses.
3. Tata laksana
a. Pemberian obat penurunan panas (antipiretik)
b. Istirahat yang cukup
c. Tetes hidung (nasal drop)
d. Terapi uap hangat tradisional (aromaterapi)
e. Mandikan air hangat dan jemur
f. Saat tidur tidak menggunakan AC atau kipas angin
2. Penyebab
a. Streptococcus pneumonia
b. Haemophilus influenza
c. Moraxella catarrhalis
50
3. Tata laksana
a. Kelluhan anak; nyeri pada telinga, demam, iritabel,
diare, dan muntah.
b. Pemberian antibiotic, antipiretik.
c. Posisikan kepala lebih tinggi dan memiringkan keposisi
yang tidak nyeri.
d. Berikan cairan yang cukup.
4. Pendidikan keperawatan
a. Hindari anak terhadap benda yang dapat dimasukkakn
ke telingannya.
b. Bersihkan jika ada cairan yang keluar dari telinga
dengan tissue yang lembut.
c. Hindari aktivitas berenang.
d. Segera ke pelayanan kesehatan.
D. Tuberculosis
1. Pengertian
Tuberculosis atau TBC merupakan penyakit infeksi yang
dapat menyebabkan kerusakan organ dan susunan syaraf
pusat. Komplikasi dari TB bisa menyebabkan meningitis
yang akan merusak susunan syaraf pusat, koma dan
kematian.
2. Penyebab
TB disebabkan oleh basil tahan asam mycobacterium
tuberculosis. Basil TB banyak ditemukan di
negaraberkembangan. Basil TB ini juga menyerang
penderita (HUMAN IMMUNODEFECIENCY VIRUS
(HIV) yang memiliki kekebalan menurun. Penularannya
melalui droplets: yaitu penyebaran dari penderita yang
batuk dan tidak ditutup, basil tersebut berada di udara
terbuka dan masuk ke tubuh seseorang dan menginfeksinya.
Akan terinfeksi jika immunitas nya menurun. Tuberculosis
ditandai dengan; batuk yang terus menerus. Terdapat
51
3. Tata laksana
a. Mantoux skin tes.
b. Pemeriksaan thorak dada
c. Pemeriksaan sputum
d. Auskultasi bunyi crakles
e. Pemberian obat 12-18 bulan sperti; isoniazid, rifampin,
pyrazinamide
4. Pendidikan keperawatan
a. Pencegahan infeksi; menutup mulut saat batuk, tidak
membuang ludah sembarangan, mencuci tangan.
b. Jauhi anak dari penderita baik anak atau dewasa yang
terinfeksi TB
c. Lakukan skin tes mantoux.
E. Pneumonia
1. Pengertian
Pneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru. Penyakit
ini dapat disebabkan karena murni pneumonia atau karena
penyebab lain.
2. Penyebab
a. Virus
b. Bakteri pneumonia
3. Tata laksana
a. Maksimalkan ventilasi pernafasan.
b. Memberikan cairan yang adekuat.
c. Terapi (oksigen)
d. Fisioterapi dada
e. Pemberian obat penurun panas (antipiretik)
f. Isolasi (pisahkan ruangan)
g. Pemeriksaan laboratorium
h. Pemeriksaan rotgen (thorax/dada)
4. Pendidikan keperawatan
a. Gunakan selalu masker, baju khusus saat di ruang
isolasi.
b. Teknik mencuci tangan yang baik.
c. Pastikan pintu selalu tertutup pada ruang isolasi.
52
F. Asma (asthma)
1. Pengertian
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten.
Revesibel dimana trakea dan bronki berespon secara
hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Dengan istilah lain
asma merupakan penyempitan jalan nafas yang
mengakibatkan sulit bernafas, adanya batuk dan
menimbulkan bunyi wheezing/mengi.
2. Penyebab
Factor penyebab dari asma adalah factor infeksi dan factor
non infeksi. Factor infeksi misalnya virus, jamur, parasit,
dan bakteri. Sedangkan factor non infeksi seperti alergi,
iritan, cuaca, kegiatan jasmani dan psikis.
3. Tata laksana
a. Pemeriksaan sputum.
b. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan
eosinofil meninggi, sedangkan leukosit dapat
meninggi atau normal, walaupun terdapat
komplikasi asma.
c. Gas analisa darah, terdapat peninggian PaCO2 maupun
penurunan PH.
d. Hiponatremi 15000/mm3 menandakan terdapat infeksi.
e. Pada pemeriksaan factor alergi terdapat IgE yang
meninggi pada waktu serangan, dan menurun pada
waktu penderita bebas dari serangan.
f. Pemeriksaan tes kulit untuk mencari factor alergi
dengan berbagai alergennya dapat menimbulkan reaksi
yang positif pada tiper asma atopikal.
g. Foto rontgen
Gambaran ini menunjukan hiperinflasi paru berupa
radiolusen yang bertambah, dan pelebaran rongga
interkostal serta diagframa yang menurun. Bila terdapat
komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran
infiltrate pada paru.
h. Eletrokardiografi (EKG)
53
4. Pendidikan keperawatan
a. Berikan cairan yang cukup
b. Posisikan semi fowler (45/90 derajat)
c. Minimalkan/batasi aktivitas
d. Hindari factor allergen
e. Modifikasi lingkungan (ventilasi, isolasi, rokok)
f. Beri nutrisi tinggi kalori tinggi protein
g. Lakukan inhalasi
h. Fisoterapi dada
i. Kolaborasi pemberia oksigen 4-6 liter/menit
j. Kolaborasi pemberian antipiretik atau antibiotic.
2. Penyebab
Jika anak demam maka terjadi kenaikan suhu 1 derajat
celcius maka metabolisme basal naik menjadi 10%-15% &
kebutuhan oksigen butuh 20%. Anak usia 3 tahun sirkulasi
otak 65% dari seluruh tubuh. Kenaikan suhu pada anak
terjadi perubhaan keseimbangan dari membrane sel neuron.
Dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium dan
ion natrioum melalui membrane sel dan terjadi pelepasan
muatan listrik yang besar & meluas keseluruh sel & dengan
bantuan neurotransmitter maka terjadilah kejang.
54
3. Tata laksana
a. Bebaskan jalan nafas; dengan melonggarkan pakaian
anak.
b. Berikan oksigen 2-4 liter/menit.
c. Pasang infuse berikan glukosa 10 % tetesan rumatan
(maintance)
d. Berikan diazepam IV/rectal. Jika anak BB kurang dari
10 Kg diazepam 5 mg, jangan berikan diazepam secara
IV.
4. Pendidikan keperawatan
a. Kaji aktivitas kejang selama demam
b. Observasi adanya sianosis
c. Ajarkan kepada keluarga cara menangani anak saat
kejang, jika kejang berlangsung lama pemberian
konvulsan
d. Perhatikan jika ada apnea
e. Meningkatnya kebutuhan oksigen
f. Perhatikan jika ada kontraksi otot skelet
H. Morbili
1. Pengertian
Penyakit yang terinfeksi yang timbul pada anaka kemudian
menyebabkan kekebalan seumur hidup. Penyakit ini
menyerangan golongan umur 5-9 tahun. Bayi yang
dilahirkan dengan ibu yang menderita morbili,
kemungkinan mengalami abortus, kelainan bawaan, bayi
terlahir rendah (BBLR), atau lahir mati.
2. Penyebab
Disebabkan virus. Virus berada pada saluran pernafasan
(respirasi), darah, air seni (urine) yang terinfeksi.
Transmisi: dengan kontak langsung/droplet.
Inkubasi: 10-20 hari.
Masa infeksi: mulai 4-5 hari sebelum timbul rash atau pada
masa prodomal.
3. Tata laksana
a. Pemberian vitamin A
b. Istirahat total ditempat tidur (saat panas beri antipiretik)
c. Isolasi (pisahkan ruangan)
d. Berikan obat batuk
e. Jika diperlukan pemberian antibiotic
55
a. Otitis media
b. Pneumonia
c. Bronchiolitis
d. Obstruksi laring
e. Encephalitis
4. Pendidikan keperawatan
a. Isolasi sampai hari ke 5 timbul rash, gunakan masker
pada pengunjung/penunggu
b. Istirahat di tempat tidur saat masa prodromal, kurangi
aktivitas
c. Berikan penurun panas untuk menghindari kejang. Pada
hari ke 4-5 setelah timbul gejala
d. Perawatan mata; hindari penerangan yang terlalu silau,
cuci mata dengan saline & jaga anak supaya tidak
menggosok mata.
e. Lakukan nebulizer
f. Gunakan pelembab kulit & pelembab bibi/hidung
g. Anjurkan permberian buah-buahan & cairan
h. Jaga kebersihan kulit, dengan waslap/mandi jika
diperlukan
i. Pastikan kuku anak pendek. Menimalkan kulit digaruk
anak, dengan menggunakan pakaian yangmenutupi kulit
anak seperti piyama panjang
I. Varicela
1. Pengertian
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang pada
anak usia 5 tahun s/d 9 tahun.
56
2. Penyebab
a. Varicella-zoster virus
b. Melalui kontak langsung, droplet
c. Masa inkubasinya 1 – 2 hari timbul kemerahan hingga
timbul lesi pada hari ke 5 s/d ke 7.
d. Lesi dapat berada pada area mucus seperti mulut, area
genital, dan rectum.
3. Tata laksana
a. Pemberian cairan yang cukup
b. Pemberian obat anti virus
c. Isolasi
d. Nutrisi tinggi kalori dan tinggi protein
4. Pendidikan keperawatan
a. Berikan pengertian pada anak dan orangtua bahwa rasa
yang ditimbulkan seperti rasa terbakar, gatal, perih.
b. Lakukan perawatan kulit
c. Hindari kuku panjang
d. Pemberian nutrisi tinggi kalori dan tinggi protein
2. Penyebab
Virus dengue dibawa oleh nyamuk aedes aegypti masuk
ketubuh manusia melalui gigitan nyamk tersebut.
a. Derajat I : demam disertai gejalan klinis lain atau
perdarahan spontan, uji turniket positif,
trombositopenia, dan hemokonsentrasi
b. Derajat II : derajat I disertai perdarahan spontan dikulit
atau perdarahan lainnya
c. Derajat III : nadi cepat dan lemah, kulit dingin lembab,
gelisah.
d. Derajat IV : renjatan berat, denyut nadi dan tekanan
darah tidak dapat diukur
57
3. Tata laksanan
a. Leukosit : dapat normal atau menurun (normal : 4-10
ribu/ul)
b. Trombosit : umunya terdapat trombositopenia pada hari
ke 3 sampai 8 (normal : 150-450 ribu/ul)
c. Hematokrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan
ditemukannya peningkatan hematokrit ≥20 % dari
hematokrit awal umumnya pada hari ke3 (normal : 40-
48%)
d. Protein/albumin : dapat terjadi hipoprotenemia akibat
kebocoran plasma.
e. SGOT/SGPT : dapat meningkat
f. IgM : terdektesi mulai hari ke 3-5
g. IgM : terdekteksi pada hari ke 14
4. Pendidikan keperawatan
a. DHF tanpa rejatan
Jika timbul rasa haus dan dehidrasi akibat demam
tinggi, anoreksia dan muntah, klien harus banyak
minum kurang lebih 1,5 liter/ 24 jam, dapat berupa air
teh atau oralit. Pemberian infuse dilaksanakan pada
klien apabila muntah, sulit makan peroal, muntah
mengancam dapat terjadinya dehidrasio dan asidosis
nilai hematokrit tinggi.
2. Penyebab
a. Penyakit yang berhubungan langsung dengan
kehamilan misalnya perdarahan antepartum, trauma
fsisk, dan psikologis, diabetes militus, toksemia
gravidarum, dan nefritis akut.
b. Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia <
20 tahun, dan multi gravid yang jarak kelahiran terlalu
dekat.kejadian terendah ialaha pada usia antara 26-35
tahun.
c. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social
ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi
yang kurang baik (khususnya anemia) dan pelaksanaan
antenatal yang kurang.
d. Ibu perokok.
e. Ibu peminum alcohol
f. Pecandu obat narkotik
g. Hydramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
h. Tempat tinggal di daratan tinggi radiasi dan zat zat
racun
3. Tata laksana
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR ; bila
bayi dirawat dalam incubator maka suhu bayi dengan
berat badan, 2 kg adalah 35 derajat Celsius dan untuk
bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat
celcius. Bila incubator tidak ada bayi dapat dibungkus
dengan kain dan disampingnya ditaruh botol berisi air
panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan.
b. Makanan bayi premature; refleks menghisap masih
lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit
demi sedikit, tetapi frekuensi yang lebih sering. ASI
merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI
yang paling perlu diberikan. Bila kurang, maka ASI
dapat diperas dan di minumkan secara perlahan lahan
59
4. Pendidikan keperawatan
a. Kaji pengetahuan orang tua
b. Anjurkan untuk menggunakan metode kangguru (skin
to skin)
c. Beri penjelasan tentang bayinya
d. Libatkan keluarga dalam perawatan bayinya.
e. Berika support dan reinforcement atas apa yang dapat
dicapai oleh orang tua
f. Latih orang tua tentang cara cara perawatan bayi
dirumah sebelum bayi pulang
2. Penyebab
Penyebab ada dua hal yaitu;
a. Bayi memiliki banyak sel darah merah. HB pada bayi
memiliki kencederungan tinggi. Merupakan proses
alami tubuh bayi memecahkan sel darah merah dalam
jumlah besar. Bilirubin ini menyebabkan warna kuning
pada bayi.
b. Bayi baru lahir memilki liver yang imatur dan tidak
dapat melakukan proses pemecahan bilirubin secara
cepat disbanding orang yang lebih tua. Proses perlahan
60
3. Tata laksana
a. Pemeriksaan bilirubin serum
Apabila nilainya diatas 10 mg/dl, tidak fisiologis,
ikterus fisiologis pada bayi cukup bulan bilirubin
indirect munculnya ikterus 2 sampai 3 hari dan hilang 4
sampai 5 hari dengan kadar bilirubin yang mencapai
puncak 10 sampai 12mg/dl. Sedangkan dengan bayi
premature, bilirubin indirect munculnya ikterus 3
sampai 4 hari dan hilang 7 sampai 9 hari dengan kadar
bilirubin tang mencapai puncak 15 mg/dl. Dengan
peningkatan bilirubin indirect kurang dari 5 mg/dl/hari.
Pada ikterus patologis meningkatnya bilirubin lebih dari
5mg/d/hari, dan kadar bilirubin direct 1 dari 1 mg/dl.
Meningkaatnya kadar serum bilirubin total lebih dari 12
sampai 13 mg/dl.
4. Pendidikan keperawatan
a. Ukur kuantitas foto energy bola lampu fluoresen (sinar
putih atau biru) dengan menggunakan fotometer
b. Dokumentasi tipe lampu fluoresa, jumlah jam total
sejak bola lampu ditempatkan, dan pengukuran jarak
antarapermukaan lampu dan bayi
c. Berikan tameng untuk menutup mata ; cek
selalu/inspeksi mata setiap 2 jam bila tameng
dilepaskan untuk pemberian makan. Sering pantau
posisi tameng.
d. Tutup mata dengan kaca mata khusus bayi saat di terapi
blue light dan alat kelamin (testis dan penis pada pria)
e. Pantau kulit neonates dan suhu inti setiap 2 jam atau
lebih sering sampai stabil (missal suhu aksila 97,8
derajat F, suhu rectal 98,9 derajat F). atur suhu
incubator/isolate dengan tepat.
f. Ubah posisi bayi setiap 2 jam.
g. Pantau pemasukan dan pengeluaran cairan: timbang
berat badan bayi 2x sehari.
h. Perhatikan warna dan frekwensi defekasi dan urin.
i. Evaluasi penampilan kulit dan urin, perhatikan warna
hitam kecoklatan.
j. Monitor intake dan output (pemasukan dan
pengeluaran)
k. Kaji dehidrasi; membrane mukosa, fontanel anterior,
turgor kulit, mata
l. Monitor temperature setiap 2 jam.
2. Penyebab
a. Keracunan kehamilan/ preeclampsia dan kejang dalam
kehamilan/aklampsia
b. Perdarahan abnormal (plansenta previa atau solusio
plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan infeksi berat (malaria, sifilis,
TBC, HIV)
e. Kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
f. Factor tali pusat
g. Lilitan tali pusat
h. Tali pusat pendek
i. Simpul tali pusat
j. Prolapsus tali pusat
k. Bayi premature (sebelum 37 minggu kehamilan)
l. Persalinan dengan tidakan (sungsang, bayi kembar,
distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
m. Kelainan bawaan (congenital)
n. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
tiologi
3. Tata laksana
a. Foto polos dada
b. USG kepala
c. Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah, serum
elektrolit, gula darah
d. Penilaian APGAR score
e. Pemeriksaan EGC dan CT scan
4. Tindakan keperawatan
a. Cegah pelepasan panas yang berlebih, keringkan
(hangatkan) dengan menyelimuti seluruh tubuhnya
terutama bagian kepala dengan handuk yang kering.
b. Bebaskan jalan nafas; atur posisi, isap lendir, bersihkan
jalan nafas bayi dengan hati hati dan pastikan bahwa
jalan nafas bayi bebas dari hal hal yang dapat
menghalangi masuknya udara kedala paru paru. Hal ini
dapat dilakukan dengan:
c. Ekstensi kepala dan leher sedikit lebih rendah dari
tubuh bayi.
d. Hisap lender, cairan pada mulut dan hidung bayi
sehingga jalan nafas bersih dari cairan ketuban,
63
2. Penyebab
a. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone
b. Genetika
c. Lingkungan
64
3. Tata laksana
Tes diagnostic :
1) USG
2) Pembedahan / operasi
3) Uretroskopi
4) Tes darah lengkap
4. Tindakan keperawatan
a. Gunakan gambar-gambar atau boneka untuk
menjelaskan prosedur, pemasangan kateter menetap,
mempertahanakan kateter, dan perawatan kateter,
pengosongan kantong urin, keamanan kateter, monitor
urine, warna dan kejernihan dan perdarahan
b. Pemberian air minum yang adekuat
c. Monitor intake dan output
d. Kaji urine, drainage, purulen, bau, warna
e. Gunakan teknik aseptic untuk perawatan kateter
2. Penyebab
a. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah
dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.
b. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan
berusia 12 minggu sampai 3 bulan.
c. Adanya gangguan atas terhentinya perkembangan
embriologik didaerah usus, rectum bagian distal serta
tratus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat
samapt minggu keenam usia kehamilan.
3. Tata laksana
Jika bayi baru lahir yang perlu dilakukan pemeriksaan
adalah:
a. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah
kelahiran
b. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada
bayi
c. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus
yangsalah letaknya contohnya vagina
d. Distensi bertahap dan adanya tanda tanda obstruksi usus
(bila tidak ada fistula)
e. Bayi muntah muntah pada umur 24-48 jam, muntah
berwarna hijau (cairan lambung)
f. Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya
membrane anal
g. Perut kembung
4. Tindakan keperawatan
a. Observasi luka, catat karakteristik drainase kedalaman
luka, jika terjadi perdarahan pasca operasi paling sering
terjadi selama 48 jam pertama, dimana infeksi dapat
terjadi kapan saja
b. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik aseptic,
ini akan menurunkan sejumlah besar drainase serosa
menuntut pergantian dengan sering untuk menurunkan
iritasi kulit dan potensial infeksi.
c. Irigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faali
penggunaanya untuk mengobati inflamasi infeksi
setelah dilakukan operasi.
d. Tentukan persepsi anak tentang penyakit untuk
membantu pengetahuan dasardamn memberikan
kesadaran kebutuhan belajar perawatan pada anak yang
telah besar terhadap kolostomi, menerima tentang
penyakit anak.
e. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis sebagai dasar
untuk meningkatkan pemahaman dan kerjasama
f. Tekankan pentingnya perawatan kulit area colostomy
pada orang tua. Hal ini untuk menurunkan penyebaran
bakteri.
67
DAFTAR PUSTAKA