Anda di halaman 1dari 67

1

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


*****NEW BORN CARE

Oleh
Ns Eka Rokhmiati Wahyu Purnamasari, M.Kep
NIDN 0326027505

Program Studi Keperawatan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA
MAJU (STIKIM)
2

DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................. 2
A.Bayi baru Lahir ......................................................................... 3
B. Teori Tumbuh Kembang ......................................................... 9
C. Stimulasi perkembangan ......................................................... 25
D. Deteksi Dini 1-12 bulan ........................................................... 31
E. Promosi Kesehatan Bagi Orang Tua ........................................ 37
F. Makanan Pendamping ASI ....................................................... 38
G. Masalah Kesehatan Anak & Bayi ............................................ 47
3

Kata Pengantar

Puji Syukur Kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan kita semua
anugrah, rejeki dan nurani agar dapat bermanfaat bagi semua orang.
Alhamdulilah dengan dibuatnya buku panduan ini, sekiranya dapat
membantu mahasiwa untuk mengikuti perkuliahan keperawatan anak. Selain
itu juga buku ini dapat sebagai wadah saya mengembangkan ilmu yang saya
miliki dan mengasah kemampuan saya untuk berkarya dengan baik

Ucapan terimakasih saya haturkan kepada orangtua, suami dan anak anak
yang selalu mensupport kondisi saya selama ini.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiwa dan masyarakat sekitar
untuk melakukan perawatan bayi lahir dengan optimal

Salam hangat
Eka
4

BAB I

BAYI BARU LAHIR


A. Definisi
Bayi baru lahir atau disebut Newborn atau neonatal adalah periode yang
dimulai dari bayi lahir sampai dengan bayi berusia 28 hari (kyle, 2008)

Secara fisik dapat dilihat bayi baru lahir ataua newborn menghabiskan
sebagian harinya untuk tidur. Lingkar kepala bayi 3 4 lebih besar
disbanding dari seluruh bagian tubuhnya (Poots & Mandleco, 2007)

Rata-rata atau perkiraan berat badan bayi dari lahir hingga 6 bulan dan 12
bulan (Kyle, 2008)

Usia Berat Panjang Lingkar kepala


Lahir 3,400 gram 48-53 cm 33-35 cm
6 bulan 6.8 kg 63.5-68.5 cm 42-44.5 cm
12 bulan 10.2 kg 71-75 cm 45-47.5 cm

Bayi yang lahir mengalami berbagai proses dalam perjalanan


kelahirannya. Beberapa masalah yang timbul pada bayi yang lahir secara
normal atau lahir secara pervaginam dan bayi lahir pervaginam dengan
tindakan adalah tersebut dibawah ini :
1. Caput Succedaneum yang terdapat kepada kepala bayi
ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan
posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi
oedema sebagai akibatpengeluaran serum dari pembuluh darah.
Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan
biasanya menghilang setelah 2-5 hari (Swollen Scalp
Succedaneum and Cephalohematoma) Elsiever, 2007)

2. Cephal Hematoma disebabkan oleh cedera pada periosteum


tengkorak selama persalinan dan kelahiran, meskipun dapat
juga timbul tanpa trauma lahir. Sefalhematoma terjadi sangat
lambat, sehingga tidak Nampak adanya edema dan eritema
5

pada kulit kepala. Insidennya dalah 2,5% (Paul, Taylor &


Edate, 2009) Cephalhaematoma-a benign condition with
serious complications: case report andliterature review.

B. Reflek berkembang pada Sistem persyarafan pada bayi baru lahir.


System syaraf merupakan system yang melakukan koordinasi aktivitas
pergerakkan tubuh pada bayi baru lahir dan koordinasi motorik bayi baru
lahir dapat diidentifikasi dengan reflek yang diberikan oleh bayi.
Perkembangan system syaraf bayi baru lahir dapat diketahui dengan
adanya beberepa reflek yang harus dimiliki pada abyi baru lahir. Terdapat
9 reflek yang harus diidentifikasi oleh ibu atau pengasuh.
1. Refleks Moro. Stimulasikan bayi baru lahir dengan gerakan
tiba tiba dengan suara kencang, atau meletakan secra tiba tiba
bantal saat bayi tidur. Respon bayi : maka kedua tangan serta
kakinya akan merentang dan menutup lagi bersamaan dengan
itu jemarinya pun menggenggam.

2. Tonic neck Reflek. Lakukan stimulasi dengan cara


memiringkan bayi kearah yang diinginkan. Muncul pada usia
satu bulan dan akan menghilang pada sekitar usia 5 bulan. Saat
kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut
akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk
(kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika
bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau
jika reflek terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi
dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas.
Berdasarkan penelitian, reflex tonic neck merupakan suatu
tanda awal koordiansi mata dan kepalabayi yang akan
menyediakan bayi untukmencapai gerak sadar.
6

3. Palmar graps Grasping Reflex adalah reflex gerakan jari jari


tangan mencengkram benda benda yang disentuhkan ke bayi,
indikasi syaraf berkembang normal hilang setelah 3-4 bulan
bayi akan otomatis menggenggam jari ketika anda
menyodorkan jari teluntuk kepadanya. Reflek menggenggam
terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi
akan merespon dengan cara menggenggamnya kuat kuat.

4. Reflek root (suckling reflex) Rooting reflex terjadi ketika pipi


bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya.
Sebagai respon, bayi itu memalingkan kepalanya kea rah benda
yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang
dapat dihisap. Reflek menghisap dan mencari menghilang
setelah bayi berusia 3 hingga 4 bulan. Reflex digantikan
dengan makan secara sukarela. Reflex menghisap dan mencari
adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia
atau binatang menyusui yang baru alhir, karena dengan begitu
dia dapat menentukan susu ibu untuk memperoleh makanan.
7

5. Reflek Sucking bayi akan melakukan gerakan menghisap


ketika anda menyentuh putting susu ke ujung mulut bayi.
Reflek menghisap memudahkan bayi yang baru lahir
untukmemperoleh makana sebelum mereka mengasosiasikan
putting susu dengan makanan. Menghisap adalah reflex yang
sangat penting pada bayi. Reflex ini merupakan rute bayi
menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap
bayi yang baru lahir berbeda-beda. Sebagian bayi yang baru
lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk
memperoleh susu.

6. Plantar Graps Reflex ini juga disebut reflek plantar graps,


muncul sejak lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun
kelahiran. Reflek plantar ini dapat diperiksa dengan
menggosokan sesuatu ditelapak kakinya, maka jari-jari kakinya
akan melekuk secara erat.

7. Reflek Babinski dengan cara menggoreskan jari ke tangan ke


kaki bayi. Respon yang didapat ibu jari mengarah keatas dan
keempat jarinya merenggang.
8

8. Reflek step atau berjalan dan melangkah (stepping). Jika


ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri
dan telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras,
ibu/orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan
kaki seperti melangkah kedepan. Jika tulang keringnya
menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan
melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan dan
berbeda dengan gerakan berjalan normal, yang ia kuasai
beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan
akan lenyap sekita 2 bulan.

9. Refleks Yawning, yakni refleks seperti menjerit kalau ia


merasa lapar, berlangsung sekitar satu tahun kelahiran.

10. Refleks Swimming, refleks ini ditunjukan pada saat bayi


diletakan di kolam yang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan
menendang seperti gerakan berenag. Refleks ini akan
menghilang pada usia 4-6 bulan. Refleks ini berfungsi untuk
membantu bayi bertahan jika ia tenggelam.

11. Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-


benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi
memasukkan makanana ada secara permainan tapi berubah
sesuai pengalaman.
9

12. Breathing reflex, refleks gerakan seperti menghirup dan


menghembuskan nafas secara berulang-ulang, fungsi :
menyediakan dan membuang , permanen dalam
kehidupan.
13. Eyeblink Reflex, refleks gerakan seperti menutup dan
mengerjapkan mata – fungsi : melindungi mata dari cahaya dan
benda-benda asing – permanen dalam kehidupan jika bayi
terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup atau
dia akan mengerjapkan matanya.
14. Puppilary Reflex, refleks gerakan menyempitkan pupil mata
terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap
lingkungan gelap. – fungsi : melindungi dari cahaya terang,
menyesuaikan terhadap suasana gelap.
10

BAB II

TEORI TUMBUH KEMBANG


A. Teori Menurut para Ahli.
1. Sigmund Freud (psikoseksual)
Pada masa bayi, Sigmund Freud mengklarifikasikan pada fase oral.
Disebut fase oral karena pada fase ini anak mendapatkan kenikmatan
dan kepuasan berbagai pengalaman disekitar mulutnya. Bila terjadi
gangguan dalam fase ini maka akan terjadi fiksasi oral, artinya
pengalaman buruk tentang masalah makan dan menyapih akan
menyebabkan anak terfiksasi pada fase ini.

2. Erik Erickson (psikososial)


Pada masa bayi, Erickson mengkategorikan bayi akan mengalami fase
percaya VS tidak percaya. Dalam masa ini terjadi inter anak. Dari aksi
social yang erat antara ibu dan anak yang menimbulkan rasa aman
dalam diri si anak. Dari rasa aman tumbuh rasa kepercayaan dasar
terhadap dunia luar.

3. Piaget (kognitif)
Pada masa bayi, piaget memberikan kategori bayi dalam fase sensori-
motor. Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan
sangat terpusat pada dirinya sendiri. Oleh karena itu kebutuhan fase ini
bersifat fisik, fungsi ini menyebabkan anak cepat menguasai dan
dibekali dengan keterampilan-keterampilan.

4. Lawrence Kohlberg (moral)


Pada masa bayi, Kohlberg membagi tahap perkembangan moral
menjadi 3 tingkat. Namun, pada fase bayi Kohlberg
mengklarifikasikan pada tingkat yang paling rendah dalam teori
perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak memperlihatkan
internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh
imbalan (hadiah) dan hukuman eksternal.

Tahap 1 : orientasi hukuman dan ketaatan ialah tahap pertama


dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini
perkembangan moral didasarkan atas hukum. Anak-anak taat karena
orang dewasa muntut untuk taat.

Tahap 2 : individualism dan tujuan adalah tahap kedua dari teori


ini. Pada tahap ini penalaran moral didasarkan pada imbalan dan
kepentingan diri sendiri. Anak-anak taat bila mereka ingin taat dan bila
11

yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat. Apa yang
benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap
menghasilkan hadiah.

B. Area penilaian tumbuh kembang bayi


1. Motorik kasar
Perubahan secara motorik kasarbayi biasanya disesuaikan oleh usia
bayi tersebut, berikut ada beberapa perubahan motorik kasar yaitu :
a. Usia 1 bulan
(1) Melakukan posisi refleks dengan pelvis tinggi namun mulut
tidak dibawah abdomen, ketika dalam posisi prone (ketika
lahir, lutut fleksi dibawah abdomen).
(2) Dapat menolehkan kepala dari 1sisi ke sisi yang lain ketika
dalam posisi prone, kadang-kadang mengangkat kepala
sebentar dari tempat tidur.
(3) Kepala masih jelas terjuntai, terutama ditarik dari posisi
berbaring ke duduk.
(4) Mempertahankan kepala sementara sejajar dan digaris tengah
ketika kepala mengadah dalam posisi prone.
(5) Melakukan possi reflek leher tonik asimetris ketika supine.
(6) Saat dipegang dalam posisi berdiri, lutut melemas dibagian
lutut dan panggul.
(7) Pada posisi duduk, panggul membulat secara sama, tidak ada
control kepala.

b. Usia 2 bulan
(1) Melakukan posisi yang kurang fleksi ketika prone-pinggul
datar, kaki ekstensi, lengan fleksi, kepala kesamping.
(2) Juntaian kepala lebih sedikit ketika bayi ditarik ke posisi
duduk.
(3) Dapat mempertahankan kepala sebidang dengan sisi tubuh
lainnya ketika dipegang dalam posisi ventral.
(4) Ketika prone, bayi dapat mengakat kepala hampir 45˚ dari
dataran meja.
(5) Ketika dipindah ke posisi duduk, kepala dipertahankan tegak
namun agak cenderung ke depan.
(6) Melakukan posisi reflek leher tonik asimetris intermiten.

c. Usia 3 bulan
12

(1) Mampu mempertahankan kepala lebih tegak ketika duduk,


namun masih merunduk kedepan.
(2) Kepala tinggal sedikit terjuntai ketika ditarik ke posisi duduk.
(3) Melakukan posisi tubuh secara simetris.
(4) Mampu mengangkat kepala dan bahu dari posisi prone kesudut
45 sampai 90˚ dari dataran meja ; menahan berat badan pada
lengan bawah.
(5) Ketika dipegang dalam posisi berdiri, bayi mampu menahan
sedikit bagian berat badan pada kedua tungkai.
(6) Memperlihatkan kedua tangannya sendiri.

d. Usia 4 bulan
(1) Kepala hampir tidak lagi terjuntai ketika ditarik keposisi
duduk.
(2) Menyeimbangkan kepala dengan baik ketika keposisi duduk.
(3) Punggung kurang membulat, lengkung hanya di daerah lumbal.
(4) Mampu duduk tegak, jika ditegakan.
(5) Mampu menaikkan kepala dan dada dari permukaan sampai
sudut 90˚.
(6) Melakukan posisi simetris yang dominan.
(7) Berguling dari posisi terlentang ke miring.

e. Usia 5 bulan
(1) Ketika tidaklagi terjuntai jika bayi ditarik keposisi duduk.
(2) Ketika duduk mampu mempertahankan kepala tetap tegak dan
kuat.
(3) Mampu duduk dengan lebih lama ketika punggung disangga
dengan baik.
(4) Pinggang lurus.
(5) Ketika posisi prone, bayi mengambil posisi simetris dengan
lengan ekstensi.
(6) Dapat berguling dari posisi telungkep ke terlentang.
(7) Ketika posisi supine, bayi memasukkan kakinya ke mulut.

f. Usia 6 bulan
(1) Ketika posisi prone, bayi dapat mengangkat dada dan abdomen
atas dari permukaan, menahan berat badan pada tangan.
(2) Ketika akan ditarik keposisi duduk, mengangkat kepala.
(3) Duduk dikursi tinggi dengan punggung lurus.
(4) Berguling dari posisi terlentang ke posisi telungkep.
(5) Ketika dipegang dalam posisi berdiri, bayi menhan hampir
semua berat badannya.
(6) Sudak tidak lagi memperhatikan tangan.
13

g. Usia 7 bulan
(1) Ketika posisi supine, bayi mengakat kepala secara spontan.
(2) Duduk condong ke depan pada kedua tangan.
(3) Ketika posisi prone, berat badan tertahan pada satu tangan.
(4) Duduk tegak sementara.
(5) Menahan seluruh berat badan pada kaki.
(6) Ketika dipegang pada posisi berdiri melonjak dengan aktif.

h. Usia 8 bulan
(1) Duduk mantap tanap di topang.
(2) Segera menahan berat badan pada kedua tungkai ketika
ditopang; dapat berdiri dengan berpengan tangan pada
furniture.
(3) Menyesuaikan postur tubuh untuk menyesuaikan sebuah benda.

i. Usia 9 bulan
(1) Merangkak dengan tangan dan lutut.
(2) Duduk dengan mantap di lantai dalam waktu yang lama (10
menit).
(3) Bayi kembali menyeimbangkan tubuhnya ketika condong
kedepan namun ia tidak dapat melakukannya jika badanya
condong kesamping.
(4) Menarik diri ke posisi dan berdiri berpegangan pada furniture.

j. Usia 10 bulan
(1) Dapat mengubah posisinya dari prone menjadi duduk.
(2) Berdiri dengan menggunakan furnitur, duduk jika jatuh.
(3) Memperbaikai keseimbangan dengan mudah ketika duduk.
(4) Ketika berdiri, mengangkat satu kaki untuk melangkah.

k. Usia 11 bulan
(1) Ketika duduk, menoleh ke belakang untuk mengambil sebuah
benda.
(2) Menjelajah atau berjalan dengan berpegangan pada furnitur
atau kedua tangan yang di pegangi.

l. Usia 12 bulan
(1) Berjalan dengan satu tangan dipegangi.
(2) Menjelajah dengan baik.
(3) Mungkin berusaha untuk berdiri sendiri sementara; dapat
mencoba langkah pertamanya secara mandiri.
(4) Dapat duduk dari posisi berdiri tanpa bantuan.
14

2. Motorik Halus
Perubahan secara motorik halus pada bayi biasanya disesuaikan oleh
usia bayi tersebut, berikut ada beberapa perubahan motorik halus yaitu:
a. Usia 1 bulan
(1) Tangan seacra dominan menutup
(2) Reflek menggenggam kuat.
(3) Tangan mengepal ketika kontak dengan kerincingan.

b. Usia 2 bulan
(1) Tangan sering terbuka.
(2) Reflek menggenggam berangsur menghilang.

c. Usia 3 bulan
(1) Secara aktif memegangi kerincingan namun tidak akan
meraihnya.
(2) Reflek menggenggam sudah hilang.
(3) Tangan tetap terbuka longgar.
(4) Merapatkan tangannyasendiri menarik selimut dan pakaian.

d. Usia 4 bulan
(1) Mengispeksi dan memainkantangan, tarik pakaian atau selimut
ke wajah untuk bermain.
(2) Mencoba meraih benda dengan tangan namun terlalu jauh.
(3) Menggenggam benda dengan kedua tangan.
(4) Bermain dengan kerincingan di tangan, mengguncangnya,
namun tidak dapat mengambilnya jika jatuh.
(5) Dapat membawa benda ke mulut.

e. Usia 5 bulan
(1) Mampu menggenggam benda secara volunteer.
(2) Menggunakan telapak tangan untuk menggenggam, pendekatan
dengan keterampilan kedua tangan.
(3) Bermain dengan jari kaki.
(4) Memasukkan benda secara langsung ke mulut.
(5) Memegangi satu kubus sementara memperhatikan kubus yang
lain.

f. Usia 6 bulan
(1) Meraih kembali benda yang jatuh.
(2) Menjatuhkan satu kubus ketika dikasih kubus yang lain.
(3) Menggenggam dan memanipulasi benda benda kecil.
(4) Memegangi botol.
15

(5) Menggenggam kaki dan menarik ke mulut.

g. Usia 7 bulan
(1) Memindahkan benda dari 1 tangan ke tangan lain.
(2) Menggunakan keterampilan dengan salah satutangan dan
menggenggamnya.
(3) Memegangi 2 kubus lebih lama.
(4) Membanting kubus keatas meja.
(5) Mengambil benda benda kecil.

h. Usia 8 bulan
(1) Sudah mulai melakukan genggaman dengan cuit dengan jari
telunjuk, jari ke empat dank e lima melawan bagian bawah
jempol.
(2) Melepas benda menurut kemauan sendiri.
(3) Membunyikan lonceng dengan maksud tertentu.
(4) Mempertahan dua kubus sambil mempertahankan kubus ketiga.
(5) Membawa benda dengan menarik pada tali.
(6) Tetap meraih mainan yang diluar jaringan.

i. Usia 9 bulan
(1) Menggunakan jempol dan telunjuk untuk genggam cubit kasar.
(2) Kini lebih terlihat jelas bahwa bayi menyukai menggunakan
tangan yang dominan.
(3) Menggenggam kubus ketiga.
(4) Membandingkan dua kubus dengan membawanya bersama.

j. Usia 10 bulan
(1) Mulai melepaskanbenda dengan kasar.
(2) Meraih lonceng dengan tangan.

k. Usia 11 bulan
(1) Mengeksplorasi benda secara lebuh menyeluruh (misalnya: di
dalam lonceng).
(2) Menggenggam cubit halus.
(3) Menjantuhkan benda secara sengaja untuk diambil kembali.
(4) Meletakkan satu benda setelah benda yang lain ke dalam wadah
(permainan berlanjut).
(5) Mampu memanipulasi sebuah benda untuk mengambilnya dari
tempat yang tertutup rapat.

l. Usia 12 bulan
(1) Melepas kubus kedalam cangkir.
16

(2) Berusaha membangun dua blok menara namun gagal.


(3) Mencoba memasukkan pellet ke dalam botol berleher sempit
namun gagal.
(4) Dapat membalikkan halaman buku beberapa halaman
sekaligus.

3. Sosialisasi/kognisi
Sosialisasi pada bayi biasanya disesuaikan oleh bayi tersebut, berikut
ada beberapa sosialisasi pada bayi yaitu:

a. Usia 1 bulan
(1) Berada pada sensorimotor-tahap I, menggunakan refleks (lahir-
1 bulan), dan tahap II, reaksi sirkulasi primer (1-4 bulan).
(2) Memperhatikan wajah orang tua dengan sungguh-sungguh
pada saat mereka berbicara.

b. Usia 2 bulan
Menunjukan senyum social sebagai respon terhadap berbagai
stimulus.

c. Usia 3 bulan
(1) Menunjukan ketertarika yang cukup besar terhadap lingkungan.
(2) Berhenti menangi ketika orang tua memasuki kamar.
(3) Dapat mengenali wajah dan benda yang dikenal, seperti botol
susu.
(4) Memperhatikan kesiagaan terhadap situasi asing.

d. Usia 4 bulan
(1) Berada dalam stadium III, reaksi sirkulasi sekunder.
(2) Meminta perhatian dengan membuat kegaduhan, menjadi
bosan jika ditinggal sendiri.
(3) Menikmati interaksi social dengan orang-orang.
(4) Mengantisipasi makan ketika melihat botol susu atau ibu jika
ibu mendapat ASI.
(5) Memperhatikan ketertarikan kepada seluruh tubuh, berteriak,
bernafas dengan berat.
(6) Memperhatikan ketertarikan terhadap stimulus asing.
(7) Mulai memperhatikan memori.

e. Usia 5 bulan
(1) Tersenyum pada bayangan dicermin.
(2) Menempuk botol atau payudara dengan kedua tangan.
17

(3) Lebih ceria bermain, namun moodnya mudah mengalami


perubahan.
(4) Mampu membedakan orang asing dan keluarga.
(5) Vokalisasi ketidaksenangan ketika benda diambil.

f. Usia 6 bulan
(1) Mengenali orang tua dan mulai takut terhadap orang lain.
(2) Merentangkan tangan agar diangkat.
(3) Memiliki kesukaan dan ketidak sukaan yang sudah jelas.
(4) Mulai meniru (batuk dan menjulurkan lidah).
(5) Gembira pada saat mendengar suara langkah kaki.
(6) Tertawa disaat kepala disembunyikan dibalik handuk.
(7) Segera mencari benda yang jatuh (mulai memahami
keberadaan objek).
(8) Mood sering kali berubah-ubah dari menangis ke tertawa
dengan sedikit atau tanpa provokasi.

g. Usia 7 bulan
(1) Semakin takut terhadap orang asing; memperhatikan tanda
kecemasan jika orang tua hilang.
(2) Meniru tindakan dan suara sederhana.
(3) Berusaha menarik perhatian dengan batuk atau bersin.
(4) Memainkan “ciluk-ba”.
(5) Memperhatikan ketidak sukaan terhadap makan dengan
menutup bibir dengan rapat-rapat.
(6) Memperhatikan agresivitas oral dengan menggit dan
mengulum.
(7) Memperhatikan harapan dalam respon terhadap pengulangan
stimulus.

h. Usia 8 bulan
(1) Semakin cemas terhadap kehilangan orang tua terutama ibu,
dan ketakitan kepada orang asing.
(2) Berespons terhadap kata “tidak”.
(3) Tidak menyukai pakaian dan penggantian popok.

i. Usia 9 bulan
(1) Orang tua (ibu) menjadi sanga tpenting bagi kenyamanan
dirinya.
(2) Memperhatikan ketertarikan untuk menyenangkan orang tua.
(3) Mulai menunjukan ketakutan pergi tidur dan ditinggal sendiri.
(4) Membasuh muka dengan tangan, untuk menghindari dibasuh
mukanya.
18

j. Usia 10 bulan
(1) Perilaku menghambat terhadap perintah “tidak-tidak” atau
namanya sendiri.
(2) Meniru ekspresi wajah dan melambai da-dah.
(3) Mengacungkan mainan kepada orang lain namun tidak
melepasnya.
(4) Mengembangkan keberadaan objek.
(5) Mengulangi tindakan yang menarik perhatian dan
menyebabkan tertawa.
(6) Menarik pakaian orang lain untuk menarik perhatian.
(7) Memainkan permainan interaktif seperti tepuk tangan.
(8) Bereaksi terhadap kemarahan orang dewasa, menangis bila
dimarahi.
(9) Memperhatikan kemandiriaan dalam berpakaian, makan,
keterampilan, lokomasi dan menguji orang tua.
(10) Memperhatiakn gambar dan buku.

k. Usia 11 bulan
(1) Mengalami kebahagian dan kepuaasan jika tugas sudah
dikuasai.
(2) Bereaksi terhadap pembatasan dengan frustasi.
Menggelindingkan bola kepala kepada orang lain saat di minta.
(3) Mengatisipasi gesture tubuh ketika puisirawatan yang dikenal
(misalnya memegangi jari kaki sebagai respons).

l. Usia 12 bulan
(1) Memperhatikan emosi seperti kecemburuan, efeksi (dapat
member pelukan atau ciuman bila diminta), kemarahan,
ketakutan.
(2) Menikmati lingkungan yang dikenal dan mengeksplorasi jauh
dari orang tua.
(3) Takut terhadap situasi asing dan menempel ke orang tua.
(4) Dapat mengembangkan kebiasaan “selimut keamanan” atau
mainan kesayangan.
(5) Semakin mampu menentukan praktek keterampilan lokomotor.
(6) Mencari benda sampai ketemu, namun mencari benda tersebut
hanya ketempat benda tersebut terakhir dilihat.

4. Vokalisasi (bahasa)
Vokalisasi atau bahasa pada bayi baisanya disesuaikan oleh bayi
tersebut, berikut ada beberapa bahasa-bahasa bayi yaitu:
19

a. Usia 1 bulan
(1) Menangis untuk mengekspresikan ketidak senangannya.
(2) Mengeluarkan suara yang parau dan kecil.
(3) Mengeluarakan suara yang nyaman pada saat mendapatkan
susu atau ASI.

b. Usia 2 bulan
Vokalisasi berbeda dengan menangis, menangis mengalami
perbedaan yang mendekat dan vokalisasi terhadap suara yang di
kenal.

c. Usia 3 bulan
(1) Berteriak kuat untuk memperlihatkan kesenangannya.
(2) Mendekut, menggumamm, tersenyum kemenangan.
(3) Vokalisasi ketika tersenyum.
(4) “berbicara” cukup banyak ketika diajak berbicara.
(5) Menangis jarang ketika periode terjaga.

d. Usia 4 bulan
(1) Mengucapkan suara konsonan, n, k, g, p, b.
(2) Tertawa keras.
(3) Vokalisasi berubah sesuai mood.

e. Usia 5 bulan
(1) Berteriak.
(2) Mengeluarkan suara mendekut bercampur dengan suara
konsonan (misalnya : ah-goo)

f. Usia 6 bulan
(1) Mulai menirukan suara.
(2) Menggumam menyerupai ucapan satu suku kata-ma, mu, da,
di, hi.
(3) Vokalisasi terhadap mainan, bayangan yang dicermin.
(4) Menikmati mendengarkan suara sendiri (penguatan diri).

g. Usia 7 bulan
(1) Menghasilkan suara vocal dan merangkai suku kata- baba,
dada, kaka.
(2) Vokalisasi empat suara vocal yang berbeda.
(3) Berbicara ketika orang lain berbicara.
20

h. Usia 8 bulan
(1) Mengeluarkan suara konsonan t, d dan w.
(2) Mendengarkan secara selektif kata-kata yang dikenal.
(3) Mengucapkan tanda penekanan dan emosi.
(4) Menggabungkan suku kata seperti, dad namun tidak ada makna
didalamnya.

i. Usia 9 bulan
(1) Berespon terhadap perintah verbal sederhana.
(2) Memahami “tidak-tidak”.

j. Usia 10 bulan
(1) Mengatakan “papa”, “mama” dengan arti.
(2) Mengerti kata “da-dah”.
(3) Mungkin mengatakan satu kata (misalnya : “hai”, “dah”, “ya”).

k. Usia 11 bulan
Menirukan suara kata-kata dengan jelas.

l. Usia 12 bulan
(1) Mengatakan tida sampai lima kata selain “papa”, “mama”.
(2) Memahami arti beberapa kata (pemahaman selalu mendahului
verbalitas).
(3) Mengenali benda dengan namanya.
(4) Meniru suara binatang.
(5) Memahami perintah sedang sederhana (misalnya: “berika
padaku”, “tunjukan matamu”).
21

BAB III

PERAWATAN YANG DIBUTUHKAN BAGI BAYI


A. Nutrisi
Amerika academy of pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk terus
memberikan ASI samapai dengan usia 12 bulan. Keuntungan dari ASI
adalah tidak tercampur dengan bahan apapun, suhu stabil, tidak perlu di
sterilkan, mudah dicerna, lemaknya dapat dicerna dengan baik, memiliki
antibody dan immunoglobulin dan murah.
Jika bayi harus dilakukan pemberian susu formula berasal dari susu
sapi yang komposisinya hampir menyerupai ASI tetapi tidak mungkin
sama persi. Susu sapi terkandung protein, lemak, gula, kalsium, sodium,
potassium. Pemberian susu formula dengan menggunakan cawan khusu
dengan cdara digendong dan dipeluk sehingga bayi tetap dijaga “eye
contact”. Pemberian susu formula di berika setiap 3-4 jam, sedangkan ASI
setiap 11⁄2 - 3 jam. Sehingga takaran harus tepat saat pemberian pada
newborn. Susu dengan proteinkedelai dapat dijadikan alternative jika bayi
menderita alergi terhadap susu (intoleransi lactose). Tanda dari inoleransi
lactose nyeri perut, diare, distensi, dan buang angin sesudah menelan susu.
Khusus pemberian nutrisi pada bayi premature diberika susu yang banyak
mengandung kalori.
Bulan pertama bayi mengkonsumsi ASI, formula atau kombinasi
keduanya. Kebutuhan nutrisi bayi s/d usia 1 tahun berkisar 120
Kcal/kg/hari dan menurun s/d 100 Kcal/kg/hari sampai dengan usia 1
tahun. Kebutuhan cairan 1-1,5 ml/Kcal perhari.
Peran perawat memberikan pengajaran pada ibu yang menyusui :
1. Mencuci tangan sebelum memberikan ASI pada bayi. Mencuci
putting dengan air hangat dan tidak menggunakan sabun.
2. Memposisikan senyaman mungkin (duduk atau berbaring).
3. Posisi duduk yang nyaman adalah ditempat duduk yang memiliki
sandaran dan memiliki pegangan di kursi.
4. Berbaring dengan tumpuan bantal, lengan dibawah kepala bayi
dan menompang bayi.
5. Mengarahkan muka bayi kearah payudara ibu.
6. Arahkan mulut bayi ke putting ibu.
7. Mulut bayi membuka dan segera masukkan mulut bayi hingga
menutupi aerola payudara ibu.
8. Hindari waktu menyusui yang strik. Usahakan 10 menit atau lebih
untuk 1 payudara atau jika bayi masih semangat menyusui
lanjutkan menyususi.
22

9. Tandai payudara terakhir yang dihisap bayi dengan pin yang


aman.
10. Jaga hidung bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu.
11. Menyudahi dengan menepati jari disudut mulut bayi.
12. Lakukan menyusui bayi 2-3 jam.
13. Sendawakan bayi dan tidurkan bayidalam posisi miring.

Posisi menyusui yang nyama bagi ibu

Tahapan perilaku bayi saat menyusui pada ibu

Posisi mantap bayi menyusu pada ibu (mencegah lecet pada putting =
perhatikan mulut bawah bayi terbuka lebar, aerola tertutupi oleh mulut bayi)

Tanda bayi diberikan makanan padat

1. Makanan padat diberikan jika anak mulai dapat duduk dengn ditopang
atau dibantu. Karena reflek sudah mulai berkembang.
23

2. Pemberian makan padat yang terlalu dini dianatara 4-6 bulan


kemungkinana dapat menyebabkan alergi karena bayi belum sempurna
dalam pencernaan atau tersedak.
3. Pengenalan pemberian makan dapat menggunakan ceral dicampur dengan
susu formula, ASI, atau sari buah.
4. Usia 18 bulan mulai diberika sayuran dan buah-buahan. Jus jeruk
bermanfaat untuk membantu penyerapan besi.
5. Ajarkan bayi untuk mulai minum dari gelas.
6. Ajarkan untuk anak memegang makan dengan tangannya sendiri ->
koordinasi antara tangan & mata.

B. Termoregulasi
Termoregulasi diatur dan dokontrol oleh hypothalamus. Perubahan
suhu tubuh berubah ditandai dengan metabolism, tonus dan aktivitas serta
berkeringat. Perubahan panas terjadi karena konveksi, konduksi, radiasi,
evaporasi, dan perubahan cuaca yang mendadak. Pada saat memandikan
bayi perlu diperhatikan kehangatan suhu air. Pintu kamar bayi, ventilasi,
temapt tidur. Penahan sengatan sinarmatahari. Suhu lingkungan yang
panas dapat mengevasodilitasi pembuluh darah bayi. Panas di produksi
oleh bayi melalui jaringan adipose.

C. Tidur
Ciri khas tidur bayi; dalam dan ringan, selama tidur dalam; mata
tertutup dan tidak bergerak, hanya ada pergerakan sedikit. Selama tidur
ringan; terdapat pergerakan mata selama 10 detik aktivitas atau gerakan
sedikit. Bayi akan tidur selama 16-19 jam per hari dalam waktu 45-50
menit. Kemudian diakhiri dengan tidur ringan.
2000 AAP merekomendasikan bahwa posisi tidur bayi yang baik
telentang dan miring kana atau kiri. Tidur dengan posisi tengkurap sering
menunjukan kejadia sudden infant death syndrome (SIDS). Bayi denga
SIDS karena tertutup bantal, selimut atau bayi tidak dapat berbalik sendiri.
Usia Bangun Tidur siang Tidur malam

Newborn 7,5 jam 8 jam 8,5 jam


1 bulan 8,5 jam 6,75 jam 8,75 jam

4 bulan 9 jam 4,5 jam 10,5 jam


6 bulan 9,25 – 9,75 jam 3,25 – 4 jam 11 jam

1 tahun 10,25 jam 2,25 jam 11,5 jam


24

D. Perawatan diaper
Kebersihan alat genital bayi wanita dari arah depan kea rah
belakang. Mencegah adanya kontaminasi feses kea rah vagina. Alat
kebersihan yang dipakai adalah kapas dengan air atau tisu khusus
pembersih untuk bayi. Angka kejadian ruam popok adalah akibat
penggunaan diaper yang lama, terlalu lama dengan kontak urin dan feses,
penggunaan antibiotic, dan alergi terhadap diaper tersebut.
Tanda dan gejala adanya ruam adalah; kulit merah, luka terbuka
dan kemerahan pada abdomen, area genital, dibagian kulit, paha atau
pantat bayi.

PENCEGAHAN :

a. Mengganti sesering mungkin popok sekali pakai (diaper).


b. Menggunakan air bersih saat menggati diaper.
c. Gunakan pelembab atau zalf (salep) bayi yang mengandung (zink
oxide/petrolatum).
d. Control jika dalam waktu 48-72 jam tidak membaik atau terjadi luka yang
melebar.

E. Health screening terhadap penyakit Phenylketonuria (PKU), anemia dan


hipotyroidisme. Control pada bayi dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6
bulan, 9 bulan, dan 12 bulan. Indicator pertumbuhan pada bayi : berat,
tinggi dan lingkar kepala.
F. Pemberian imunisasi dasar
Kontraindikasi pemberian imunisasi adalah jika anak menderita sakit
sedang seperti : pilek, diare, gangguan saluran pernafasan. Pemberian
informasi yang adekuat mengenai resiko dan manfaat dari pemberian
imunisasi.
REAKSI AKIBAT IMUNISASI
1. Iritiabel/cengeng
2. Kehilangan nafsu
3. Demam (38,3˚c)
4. Kemerahan, bengkak, keras pada daerah penyuntikan,

PENGOBATAN

1. Berikan obat acemoniphen pada saat imunisasi.


2. Berika obat setiap 4-6 jam selama 3 dosis.

REAKSI IMUNISASI SPESIFIK

1. Dipteri, pertusis, tetanus. Dengan demam disertai dengan kemerahan,


bengkak dank eras pada area imunisasi.
25

2. Imunisasi hepatitis B: iritabel, merah, bengkak, dank eras pada area


injeksi.
3. Imunisasi MMR : demam, agak kemerahan, dan tidak enak badan
sekitar 7-10 hari sesudah imunisasi.

G. Penglihatan
Penelitian mengungkapkan bahwa newborn memiliki kemampuan melihat
20/100 – 20/200. Penting mendeteksi jika adanya gangguan penglihatan,
cara yang terbaikadalah dengan melakukan stimulasi. Perkembangan
penglihatan dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan bayi dengan
cahaya atau objek sehingga bayi dapat mengikuti arah pergerakan cahaya
atau objek yang digerakan. Masih melihat benda tersebut dalam hitam atau
putih.

TANDA BAYI YANG MENGALAMI GANGGUAN PENGELIHATAN


:
1. Tidak adanya binti hitam pada mata (blink)
2. Mata boneka (bergerak bebas keatas atau kebawah, sehingga tidak
tetap pada tempatnya).
3. Tidak bisa focus padasatu objek.
4. Tidak dapat mengikuti objek yang bergerak setelah usia 1 bulan.
5. Tidak dapat menggapai tangan dan kaki pada saat usia 4 bulan.
6. Tidak dapat meraih benda saat usia 5 bulan.
7. Tidak adanya koordinasi tangan dan mata pada usia 7 bulan.
8. Tidak dapat melihat benda yang jatuh.

H. Pendengaran
Pendengaran pada bayi akan berespon terhadap suara dan lingkungan.
Gangguan pendengaran harus terdeteksi sedini mungkin, hal ini
merupakan tanda kelak anak akan mengalami gangguan berbicara.

DETEKSI BAYI YANG MENGALAMI GANGGUAN


PENDENGARAN.
1. Tidak ada reflak/sedikt bergerak.
2. Sedikit terbangun jika lingkungan ribut.
3. Tidak menoleh pada usia 6 bulan.
4. Tidak adanya suara bayi pada usia 7 bulan.
5. Tidak berespon jika ada yang berbicara didekatnya.
6. Tidak bersuara atau mengoceh.

I. Perawatan gigi
Gigi pada bayi mengalami perkembangan dan erupsi merupakan
efek dari genetic, gender, dan pola pertumbuhan. Gigi pertama 3-4 bulan,
26

pembersihan mulut bayi dapat dilakukan dengan membersihkan gigi dan


gusi. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah permasalahan gigi dimasa
yang akan dating.
Pemberian fluoride membantu mencegah carries, pemberian
supplement dapat dilakukan pada usia 6 bulan terutama yang
menggunakan susu formula. Kunjungan kontol rutin saat gigi pertama kali
tanggal. Anak memiliki gigi carries jika minum susu atau jus saat tidur
malam.

J. Tempramen
Hal ini merupakan cara anak untuk berinteraksi dengan lingkugan.
Karakteristik ini bukan merupakan tendensi bahwa anak itu baik atau tidak
baik.

TIPE ANAK DENGAN PERSONALITI :


1. Easy; mudah beradaptasi, memiliki mood positif, suka berada disekitar
orang, tidur dan makan baik, dan memiliki T.L yang dapat diprediksi.
2. Difficult; beradaptasi dengan lambat, memiliki mood negative, senang
berada di lingkungan tetapi lambat, motivasi tetap, memiliki T.L yang
tidak menetu.
3. Slow-to-warm-up; beradaptasi dengan lambat dan perlu stumulus,
menarik diri dan bergantung pada mood, penyendiri, tidak aktif, akan
berekasi positif jika terjadi perubahan.

K. Colic
Colic merupakan kondisi perut yang sangat tidak nyaman bagi bayi. Cara
menghindari colic pada bayi adalah: Berikan nutrisi pada bayi secara
perlahan. saat menyusui, hindari makanan yang mengandung gas seperti
bawang, kol, kacang panjang. Pijat lembut daerah belakang bayi. Gendong
bayi pada posisi terbang selama 20 menit. Gendong dengan posisi
menghandap orang tua atau membelakangi orang tua. Tempatkan bayi
pada ruangan yang sunyi dan gelap mengurangi stimulus.

PERAWATAN BAYI DENGAN COLIC

1. Stress bukan hal yang harus disalahkan.


2. Berikan saranan untuk mengatasi rasa colic pada orang tua.
3. Kejadian colic berlangsung sampai dengan usia 16 minggu.
4. Berikan support dan kurangi ekspresi kecemasa pada orang tua pada
bayi -> transfer.
5. Sharing pengalaman pada orang tua yang memiliki pengalaman yang
sama.
27

BAB IV
STIMULASI OPTIMALKAN PERKEMBANGAN BAGI BAYI

Kegiatan stimulasi merupakan kegiatan untuk merangsang dengan suatu kegiatan


agar anak dapat berkembang sesuai dengan usianya. Kegiatan stimulasi ini
penting dilakukan secra rutin danterus menerus baik itu oleh ayah, ibu, ataupun
pengasuh yang terlatih. Stimulasi yang minimal mengakibatkan penyimpangan
dalam tumbuh kembang anak baik sifatnya sebagian atau pun menetap.

1. Aspek stimulasi pada kegiatan ini melupti aspek;


a. Motorik kasar/ kemampuan gerak kasar.
b. Motorik halus/kemampuan gerak halus.
c. Berbicara dan bahasa.
d. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian.

2. Stimulasi bayi usia 0-3 bulan


a. Kemampuan gerak kasar.
1) Mengangkat kepala : melakukan stimulasi mainan yang berbunyi
dan berwarna cerah didepan muka bayi sambil bayi di
tengkurapkan. Hal ini akan membuat bayi terstimulasi melakukakn
mengangkat kepala.
2) Berguling-guling : melakukan stimulasi mainan berwarna cerah
sehingga bayi tertarik dan memiringkan badannya kearah samping.
3) Menahan kepala tegak : melakukan stimulasi dengan cara
menggendong bayi dalam posisi tegak dengan cara muka bayi
mengahadap muka ibu. Perhatian jaga kepala abayi dengan tangan
ibu.

b. Motorik halus/ kemampuan gerak halus.


1) Melihat benda : menggunakan stimulasi dengan meletakan mainan
di atas kepala bayi dengan warna yang menarik.
2) Memperhatikan benda bergerak : melakukan stimulasi dengan
mendekatkan mainan kearah bayi kemudian arahkan kekanan atau
kekiri.
28

3) Memegang benda dan meraba : melakukakn stimulasi dengan


memberikan mainan yang berwarna, tidak berbahaya dan mudah
dipegang oleh bayi.

c. Berbicara dan bahasa


1) Berbicara : melakukan stimulasi dengan selalu berbicara dengan
bayi seperti saat mandi, memakaikan pakaian sebelum tidur atau
aktivitas lainnya.
2) Mengenali berbagai suara : melakukan stimulasi dengan bunyi
mainan yang berbeda dan jika bayi agak besar dapat mengajak bayi
bersosialisasi.

d. Kemampuan sosialisai dan kemandirian


1) Member rasa aman & kasih saying : melakukan stimulasi dengan
sesering mungkin peluk dan belai bayi gunakan kata-kata lembut.
2) Mengajar bayi tersenyum : melakukan stimulasi saat berbicara
dengan bayi maka tersenyumlah dengan bayi diikuti mimic yang
jenaka.
3) Mengayun bayi : melakukan stimulasi dengan ayunan dan belailah
bayi dengan kasih saying. Gunakan suara yang lembut untuk
menidurkannya seprti dengan doa atau bersenandung.

3. Stimulasi bayi usia 3-6 bulan


a. Motorik kasar/kemampuan gerak kasar
1) Berguling-guling & menahan kepala dengan tegak : melakukan
lanjutan stimulasi bulan sebelumnya.
2) Control kepala bayi : melakukan stimulasi dengan cara memegang
bayi dan mencoba menapakan kaki bayi diatas tempat yang empuk.
Stimulasi ini dilakukan jika kepala bayi telah kuat.
3) Belajar duduk : melakukan stimulasi dengan cara sanggah kepala
dan punggung bayi untuk duduk.

b. Motorik halus/kemampuan gerak halus


1) Melakukan stimulasi : melanjutkan gerak halus dibulan
sebelumnya dengan menggunakan mainan yang berwana cerah dan
bunyi yang berberbeda. Fungsi agar bayi melihat, memegang dan
meraba mainan yang bergerak.
2) Memegang benda ditangan kiri atau di tangan kanan : melakukan
stimulasi dengan meletakan benda kemudian tarik benda tersebut
secara perlahan. Hal ini berfungsi untuk melihat kekuatan otot
tangan.
3) Makan sendiri : melakukan stimulasi mengajarkan memegang
biscuit.
29

4) Melakukan stimulasi : koordinasi tangan bayi dengan meletakan


potongan biscuit yang agak kecil, sehingga bayi menggambil
potongan tersebut.

c. Berbicara dan bahasa


1) Melakukan stimulasi : berbicara, meniru suara mengenalkan
berbagai suara.
2) Mencari sumber suara : melakukan stimulasi dengan
memperdengarkan suara ibu atau mainan krincingan dari sebelah
bayi, sehingga bayi memutarkan kepala kearah sumber suara.
3) Menirukan kata kata bayi : melakukan stimulasi dengan mengulang
apa yang disebutkan dan diocehkan oleh bayi. Seperti kata maaa-
maaa, paaaa-paaa.

d. Kemampuan sosialisi dan kemandirian


1) Melakukan stimulasi lanjutan dari bulan sebelumnya seperti; rasa
nyaman, tersenyum, mengamati objek yang dipegang.
2) Bermain cilukba : melakukan stimulasi dengan menutup muka ibu
dengan tangan atau kain sehingga tidak terlihat, lihat respon bayi
apakah akan mencari. Fungsi permainan ciluk ba (hilang-ada-
hilang-ada) ini adalah untuk memberikan pelajaran pada bayi agar
siap mandiri jika dengan orang lain.
3) Melihat kaca : melakukan stimulasi dengan memberikan kaca pada
bayi. Fungsi ini akan memberikan pelajaran bayi konsep dirinya.
4) Meraih mainan yang diinginkan : melakukan stimulasi dengan
meletakan mainan didepannya, biarkan bayi mengambilnya sendiri
berikan support dan dukung pada bayi.

4. Stimulasi bayi usia 6-9 bulan


a. Motorik kasar/kemampuan gerak aksar
1) Melakukan lanjutan stimulasi pada bulan sebelumnya
2) Merangkak : melakukan stimulasi dengan meletakan mainan jauh
dari jangkau bayi. Support bayi agar mengambil mainan tersebut
dengan menganjurkan bayi untuk mengambil mainan tersebut.
30

3) Meletakan bayi dari posis duduk kemudian berdiri : melakukan


stimulasi dari posisi duduk berdiri.
4) Berjalan tapi dibantu atau berpegangan : melakukan stimulasi ini
jika bayi sudah dapat berdiri sendiri. Stimulasi dengan
menggerakkan mainan agar bayi mau berjalan mendekat kea rah
ibu atau pengasuh. Lakukan stimulasi dengan bayi berjalan
dipegang oleh ibu atau pengasuh. WASPADA terhadap jatuh atau
terpeleset atau sepatu bayi licin.

b. Motorik halus/kemampuan gerak halus


1) Melanjutkan kegiatan stimulus pada bulan sebelumnya; melakukan
stimulasi seperti memegang benda kuat, memegang benda dengan
kedua tangannya, mengambil benda kecil.
2) Memasukan benda dalam wadah; melakukan stimulasi dengan
memberikan wadah sehingga bayi dapat memasukan mainan
kedalam wadahnya tersebut.
3) Bermain dengan yang menimbulkan suara; melakukan stimulasi
dengan memberikan mainan atau benda yang tidak berbahaya yang
jika dipukul menimbulkan suara.
4) Memegang alat tulis; melakukan stimulasi dengan memberika
kertas dan alat tulis pada bayi.
5) Bermain dengan yang mengapung di air; melakukan stimulasi
dengan memberikan mainan pada bayi yang mengapung di air.
6) Menyembunyikan & menemukan kembali; melakukan stimulasi
dengan menyembunyikan mainan yang di tutupi oleh kain.
Usahakan tidak terlalu rumit agar bayi mencari dan menemukan
kembali mainan tersebut.

c. Berbicara dan bahasa


1) Melanjutkan kegiatan stimulasi pada sebelumnya; melakukan
stimulasi seperti berbicara, mengenali suara, mencari sumber suara,
menirukan kata-kata.
2) Mengajak bayi melihat buku; melakukan stimulasi dengan
menceritakan apa yang ada dalam buku bergambar tersebut.

d. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian


1) Melanjutkan kegiatan stimulasi pada bulan sebelumnya;
melakukan stimulasi seperti member rasa nyaman, kasih saying,
mengajak bayi tersenyum, mengayun, meninabobokan, bermain
cilukba, dan melihat diri di kaca.
2) Permainan sosialisasi; melakukan stimulasi dengan orang lain
menggendong bayi dan melambaikan tangan dan mengucapkan
31

“dada… daaaa”. Ajarkan bayi cara melambaikan tangan. Hal ini


berguna untuk separation anxiety.

5. Stimulasi bayi 9-12 bulan


a. Motorik kasar/kemampuan gerak kasar
1) Melanjutkan kegiatan lanjutan stimulasi pada bulan sebelumnya;
melakukan stimulasi seperti merangka, berdiri, berjalan sambil
berpegangan, dan berjalan dengan bantuan.
2) Bermain bola; melakukan stimulasi dengan bermain bola dengan
mengelindingkan, menendang ataupun melempar.
3) Membungkuk; melakukan stimulasi dengan permainan yang
membutuhkan bayi menunduk. Ajurkan bersama ibu membungkuk
untuk mengambil mainan yang jatuh
4) Berjalan sendiri; melakukan stimulasi dengan mainan atau berjalan
kearah ibu atau kepengasuh. Beri pujian saat bayi bisa berjan
kearah ibu.
5) Naik tangga; melakukan stimulasi dengan mengajarkan bayi untuk
menaiki tangga dengan bantuan dan pegangan dari ibu.

b. Motorik halus/kemampuan gerak halus


1) Melanjutkan kegiatan stimulasi pada bulan sebelumnya;
melakukan stimulasi seperti memasukan benda kedalam wadah,
bermain dengan mainan yang mengapung di air.
2) Menyusun ruang bangun; melakukan stimulasi agar bayi mulai
mengenal ukuran, bentuk, dan warna.
3) Menggambar; melakukan stimulasi agar bayi melatih motorik
halus dan kekuatan tangannya.
4) Mengenal alat perabotan rumah tangga; melakukan stimulasi
dengan mengenalkan perabotan rumah seperti sapu. Berikan sapu
kecil agar bayi dapat menirukan pekerjaan rumah.

c. Berbicara dan bahasa


1) Melanjutkan kegiatan stimulasi pada buulan sebelumnya;
melakukan stimulasi berbicara, menjawab pertanyaan,
menyebutkan gambar yang ada pada buku.
2) Meniru kata kerja; melakukan stimulasi pada bayi dengan
mengucapkan kata-kata yang sering digunakan seperti minum,
makan, tidur, mandi, main, pergi dan kucing.
3) Latihan komunikasi; melakukan stimulasi dengan menggunakan
boneka tangan untuk berbicara dengan bayi.
4) Bernyanyi dan berdoa; melakukan stimulasi saat akan memulai
dengan suatu kegiatan.
32

d. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian


1) Melanjutkan kegiatan lanjutan stimulasi pada bulan sebelumnya;
melakukan stimulasi menerima rasa aman dan kasih saying,
mengajak bayi tersenyum, mengayun, meninabobokan, ciluk ba,
dan bersosialisasi.
2) Makan dan minum bersama keluarga; melakukan stimulasi dengan
menyiapkan secara tersendiri alat khusus makan bayi berikut
tempat duduk makan bayi. Siapkan khusus porsi buat bayi.
Mengkondisikan agar bayi pahamm bahwa makan dan minum
adalah duduk tidak berjalan.
3) Menarik dan menggendong mainan; melakukan stimulasi dengan
menggunakn mainan yang dapat di tarik ataupun didorong.
33

BAB V

DETEKSI DINI PENYIMPANGAN BERBAGAI ASPEK PADA


PERKEMBANGAN USIA 1-12 BULAN

A. Kuisioner pra skrining perkembangan (KPSP)


Setiap orang tua pasti ingin memastikan bahwa perkembangan anaknya
dalam kondisi baik. Berdasarkan keinginan orang tua tersebut maka
perkembangan anak akan di tunjang oleh orang tua melalui asupan nutris
yang baik begitu juga stimulus yang diberikan pada anak pada usia kurang
dari 3 tahun atau yang disebut dengan the golden period ages.
Perkembangan anak merupakan maturasi organ tubuh terutama system
syaraf pusat (SSP). Tahapan yang terpenting pada perkembangan anak
pada usia 3 tahun pertama, karena pada periode ini, perkembnagan
berlangsung dengan pesat dan menentukan masa depan anak kelak (teori
plastisitas). Berbagai metode untuk menilai tumbuh kembang anak, baik
itu dari aspek motorik kasar, motorik halus, sosialisasi, dan bahasa.
Metode skrining perkembangan untuk deteksi dini pada setiap anak
penting dilakukan, terutama pada anak sampai usia 1 tahun agar bila
ditemukan kecurigaan penyimpangan perkembnagan dapat segera
dilakukan intervensi dini sebelum terjadi kelainan.

1. Tujuan dari kuisioner pra skrining perkembngan atau disingkat KPSP


adalah suatu metode untuk mengetahui bagaimana perkembangan anak
normal ada atau tidak penyimpangan.
2. Usia yang dilakukan untuk skrining rutin adalah usia 3,6,9,12 bulan.
3. Penggunaan KPSP untuk usia bayi > 15 hari maka umumnya ditambah
1 bulan dan jika < 16 hari maka usianya tetap. Maka jika bayi berusia
3 bulan 16 hari maka dibulankan = 4 bulan, dan jika bayi berusia 3
bulan 15 hari = usia bayi 3 bulan.
4. Pertanyaan pada KPSP hanya “ya” dan “tidak” (gunakan chek list = v)
5. Hasil KPSP
a. Jumlah “ya” = 9 atau 10, perkembangan sesuai tahap usianya label
“S”
b. Jumlah “ya” = 7 atau 8, perkembangan meragukan label “M”
c. Jumlah “ya” = 6 atau kurang, perkembangan kemungkinan ada
penyimpangan label “P”
34

Formulir KPSP usia 3 bulan

1. Pada saat bayi terlentang, tungkai kaki dan lengan Gerak kasar Ya Tidak
bergerak dengan mudah. Jika ada salah satu
tungkai yang lemah maka dijawab “TIDAK”

2. Pada waktu bayi telentang menetap wajah Sosialisasi & Ya Tidak


pemeriksa/melakukan kontak mata kemandirian

3. Apakah bayi mengeluarkan suara ngoceh dan Bicara & Ya Tidak


menangis bahasa

4. Bayi mengikuti gerakan tangan dengan Gerak halus Ya tidak


menggerakan kepala kekiri dan kekanan

5. Bayi mengikuti gerakan tangan dengan Gerak halus Ya tidak


menggerakan kepala dari satu sisi ke sisi lainnya

6. Saat bayi diajak bicara dan tersenyum, apakah Sosialisasi & Ya tidak
bayi tersenyum kembali kemandirian

7. Pada waktu bayi telungkup dialas datar, apakah ia Gerak kasar Ya tidak
dapat mengakat kepala 15 derajat

8. Pada waktu bayi telungkup dialas datar, apakah ia Gerak kasar Ya tidak
dapat mengakat kepala 45 derajat

9. Pada waktu bayi telungkup dialas yang datar, Gerak kasar Ya tidak
apakah bayi dapat mengangkat kepala 90 derajat

10. Apakah bayi suka tertawa keras jika tidak Bicara & Ya tidak
digelitik atau diraba bahasa
35

Formulir KPSP usia 6 bulan

1. Byai mengikuti gerakan tangan dengan Gerak halus Ya tidak


menggerakan kepala sepenuhnya dar satu sisi
kesisi lainnya

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala Gerak kasar Ya tidak


dalam keadaan tegak dan stabil?

Jawab “TIDAK” jika kepala bayi cenderung jatuh


kedada atau ke posisi kanan atau kiri

3. Sentuh pensil pada punggung tangan atau ujung Gerak halus Ya tidak
jari bayi (jangan meletakkan diatas telapak tangan
bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil
tersebut dalam waktu lama?

4. Ketika bayi ditelengkupkan maka bayi dapat Gerak kasar Ya tidak


mengangkat kepala, dada, dan kedua lengannya
dengan mantap

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira Bicara & Ya tidak


bernada tinggi atau memekik tetapi bukan bahasa
menangis

6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit 2 kali dari Gerak kasar Ya tidak
telentang telungkup atau sebaliknya

7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyum ketika Sosialisasi & Ya tidak


melihat mainan yang lucu, gambar, atau binatang kemandirian
peliharaan pada saat bermain sendiri?

8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda Gerak halus Ya tidak


kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam?
Jawab “TIDAK” jika ia tidak dapat mengarahkan
matanya

9. Dapatkah bayi meraih mainann yang diletakkan Gerak halus Ya tidak


agak jauh namun posisi masih dalam jangkauan
tangannya?

10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak kasar Ya tidak
tangannya lalu tarik perlahan lahan pada posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya
secara kaku
36

Format KPSP usia 9 bulan

1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak kasar Ya tidak


tangannya lalu tarik perlahan lahan pada posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku

2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan Gerak halus Ya tidak


mainan atau kue kering dari tangan satu ke
tangan lainnya? Benda panjang seperti sendok
atau kerincingan bertangaki tidak ikut dinilai.

3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan Gerak halus Ya tidak


selendang, sapu tangan, atau serbet. Kemudian
jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba
mencari dibawah meja atau dibelakang kursi

4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti Gerak halus Ya tidak
mainan atau kue kering, dan masing masing
tidak memegang satu benda pada saat yang
sama? Jawab “TIDAK” bila bayi tidak pernah
melakukan perbuatan ini

5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke Gerak kasar Ya tidak


posisi berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian
berat badan dengan kedua kakinya? Jawab “YA”
jika ia mencoba berdiri & sebagian berat badan
tertumpu pada kedua kakinya

6. Dapatkan bayi memungut dengan tangannya Gerak halus Ya tidak


benda benda kecil seperti kismis, kacang, atau
potongan biscuit dengan gerakan miring atau
menggapai.

7. Tanpa disanggah oleh bantal, kusri, atau Gerak kasar Ya tidak


dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60
detik (1 menit)

8. Apakah anak dapat makan kue kering sendiri Sosialisasi Ya tidak


&
kemandirian

9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda Bicara & Ya tidak
dalam diam dating berdiri di belakangnya, bahasa
apakah ia menengok ke belakang sperti
mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak
terhitung. Jawab “YA” hanya jika anda melihat
reaksinya terhadap suara perlahan atau bisikan.

10. Letakan mainan yang diinginkan diluar Sosialisasi Ya tidak


jangkauan bayi, apakah ia mencoba &
mendapatkannya dengan mengulurkan lengan kemandirian
atau badannya?
37

Format KPSP usia 12 bulan

1. Jika anda bersembunyi dibelakang Sosialisasi Ya tidak


sesuatau atau dipojok, kemudian muncul &
dan menghilang secara berulang ulang kemandirian
dihadapan anak, apakah ia akan mencari
anda atau mengharapkan anda muncul
kembali

2. Letakkan pensil ditangan anak. Coba ambil Gerak halus Ya tidak


pensil tersebut perlaha-lahan. Sulitkah
anda mendapatkan pensil itu kembali?

3. Apakah anak dapat berdiri 30 detik atau Gerak kasar Ya tidak


lebih dengan berpegangan pada kursi atau
meja

4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku Bicara & Ya tidak


kata yang sama. Misalnya “ma-ma”, “da- bahasa
da”, atau “pa-pa”. jawab “YA” bila ia
mengeluarkan salah satu kata tersebut di
atas.

5. Apakah anak dapat mengangkat badannya Gerak kasar Ya tidak


ke posisi berdiri tanpa bantuan anda

6. Apakah anak dapat membedakan anda Sosialisasi Ya tidak


dengan orang yang belum ia kenal. Ia akan &
menunjukan sikap malu-malu atau ragu- kemandirian
ragu pada saat permulaan bertemu dengan
orang yang belum dikenalnya.

7. Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gerak halus Ya tidak


seperti kacang atau kismis dengan
meremas diantara ibu jari.

8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa Gerak kasar Ya tidak


bantuan

9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak Bicara & Ya tidak
(tidak perlu kata kata yang lengkap). bahasa
Apakah ia mencoba meniru menyebutkan
kata kata tadi?

10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat Gerak halus Ya tidak


mempertemukan dua kubus kecil yang ia
pegang? Kerincingan dan tutup panci tidak
ikut di nilai.
38

Tahap perkembangan kritis bayi

Perkembangan Rata-rata usia Rentang


(dalam bulan) usia

Duduk bersandar 1 1-3

Berguling 5 2-10

Duduk sendiri 7 5-9

Merayap 8 6-11

Merangkak 10 7-13

Berdiri 11 8-16

Berjalan 13 8-18

Berbicara, 2 suku kata 10 6-14

Bicara, kalimat 21 14-32

Perkembangan Rata-rata usia Rentang


(dalam bulan) usia

A. Makan 8 6-16
1. Menggunakan tangan
2. Menggunakan sendok 13 8-20

B. Toilet training 32 18-60


1. Menahan buang air kecil (BAK)
2. Menahan buang air besar (BAB) 29 16-48

C. Menggunaka baju 32 22-42


1. Pakaian bawah (celana atau rok)
2. Memakai atau melepas pakaian 47 34-58
39

BAB VI

PROMOSI KESEHATAN/ HEALTH PROMOTION BAGI


ORANGTUA

Sebagai orang tua yang baru memiliki bayi, pasti membutuhkan adanya panduan
untuk merawat bayi mereka. Perawat dapat melakukannya dengan memberikan
berbagai informasi tentang promosi kesehatan pada orang tua. Panduang yang
dibutuhkan oleh orang tua sekitar kebutuhan bagaimana bayi tidur, berbagai
tangisan bayi dan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi. Yang terpenting
adalah bagaimana orangtua meminimalkan injuri pada bayi mereka. Walaupun
dapat memperbaiki hasil kehamilan pada kelompok ibu beresiko rendah tetapi
tidak memperbaiki kelangsungan hidup anak sampai tahun pertama kehidupannya.
Berbagai program di Indonesia untuk mempertahankan perawatan bayi baru lahir
perlu dukungan dan peran serta baik itu dari masyarakat terlebih pemerintah.
Hasil penelitian menunjukan promosi kesehatan pada bayi pada tahun pertama
kehidupan penting dilakukan agar perawatan bayi pada tahun pertama lebih
spesifik dan komprehensif.

A. Bayi baru lahir hingga usia 1 bulan


1. Focus pengkajian
a. Bagaimana perasaan memiliki bayi? Sudah chek up sehabis post
partum?
b. Bagaimana pasangan dan anak anak yang lain menyesuaikan
terhadap peran setelah memiliki bayi?
c. Adakah orang yang membantu ibu dirumah?
d. Pernahkan ibu menderita penyakit kelamin?
e. Adakah anggota keluarga yang merokok?
f. Bagaimana biaya perawatan bayi?
g. Pernahkah saat ini ibu merasakan perasaan yang sangat sedih dan
berduka yang dalam?
h. Bagaimana perasaan anda terhadap keamanan bayi?

2. Tahap perkembangan
a. Personal/sosila : melihat wajah orang tua, mengikuti benda yang
bergerak, dan focus terhadap benda yang berwana terang.
b. Motorik halus: beberapa reflek yang dimiliki bayi
c. Motorik kasar : mengangkat kepala, mengangkat kepala dan dagu

3. Pengukuran fisik
40

a. Berat lahir 3400 gram – 3600 gram akan turun selama 10 % dari
berat lahir. Akan tetapi akan berangsur naik atau bertambah pada 2
minggu setelahnya. Kenaikan berat badan sekitar 500 gram rata-
rata perhari.
b. Panjang lahir berkisar 50 cm. pertambahan panjang 2,5 cm setiap
bulan pada beberapa bulan pertama.
c. Lingkar kepala berkisar 33-35 cm. pertambahan kenaikan lingkar
kepala 1,2 cm pada 6 bulan pertama. *fontanel posterior menutup
pada usia 2-3 bulan. *fontanel anterior menutup pada usia 12-18
bulan.

4. Imunisasi

5. Health skrinning
a. Cek terhadap pendengaran
b. Cek terhadap pengelihatan

6. Anticipatory guidance
a. Nutrisi
ASI sesuka bayi setiap 2-3 jam, beri posisi miring sesudah bayi
diberika ASI.
b. Eliminasi
6 lembar diapers, bentuk fesestergantung dari asupan nutrisi yang
diberikan
c. Gigi
Pemberian vitamin dan calcium saat ibu masih menyusui
d. Tidur
Tempat bayi ditempat yang memiliki keamanan yang baik, bayi
tidur 16 jam bahkan lebih
e. Kebersihan
41

Memandikan bayi dengan baik, perhatikan keamanan saat


memandikan bayi. Dan lakukan perawatan tali pusat.

f. Keamanan
Jaga tempat tidur bayi, hindari dari lingkungan yang merokok atau
polusi. Gunakan tempat duduk khusus jika berpergian. Saat
memandikan cek air mandi tak terlalu panas.

B. Bayi usia 2 bulan


1. Focus pengkajian
a. Kaji dimana bayi akan dirawat
b. Kaji jika ibu atau orangtua pergi maka bayi akan dititipkan oleh
siapa?
c. Kaji tentang personal bayi pada ibu
d. Bagaimana reaksi bayi saat di imunisasi?

2. Tahap perkembangan
a. Personal/social : tersenyum secara spontan, menikmati interaksi
dengan orang lain.
b. Motorik halus : beberapa reflek primitive mulai menghilang dari
bayi.
c. Bahasa/ kognitif : mengeluarkan suara “ooh” dan “aah”.
d. Motorik kasar : mulai melakukan control kepala dengan posisi
kepala 45 derajat walaupun masih terbatas.

3. Perkembangan kritis
a. Personal/social : respon tersenyum saat melihat wajah orang lain.
b. Motorik halus : beberapa reflek ada di bayi
c. Bahasa/kognitif : mengeluarakan suara yang mengoceh dan
berespon terhadap suara.
d. Motorik kasar : mulai belajar mengakat kepala, dan mulai
melakukan pergerakan/perpindahan.

4. Pengukuran fisik (berat badan, panjang badan, & lingkar kepala)

5. Imunisasi (terjadwal).

6. Health skrinning
a. Cek pendengaran bayi
b. Cek terhadap juling (strabismus)

7. Ancticipatory guidance
a. Nutrisi
42

Pemberian ASI sesuai kebutuhan bayi dan pemberian vitamin D


200 unit perhari.

b. Eliminasi
Penggunaan 6 diapers, meningkatkan jumlah frekwensi BAB
c. Gigi
Berikan vitamin dan calcium.
d. Tidur
Letakkan bayi di tempat tidur yang memiliki penghalang, ajak
bermain saat bayi terbangun.
e. Kebersihan
Mandi di beberapa hari, kaji kelembaban kulit area perianal.
f. Keamanan
Jaga lingkungan agar terhindar dari polusi (seperti asap rokok), kaji
terhadap jatuh dan air untuk mandi.
g. Permainan
Menatap bayi dengan berbicara dan tersenyum, bernyanyi,
mengubah lingkungan tempat tidur dengan warna menarik.

C. Bayi usia 4 bulan


1. Focus pengkajian
a. Kaji aktivitas terbaru pada ibu terhadap perkembangan bayi yang
baru
b. Kaji padi ibu apakah bayi dapat tertidur dengan sendiri tanpa perlu
didampingi
c. Tanyakan apaka kedua orangtua ikut dalam perawatan bayi
mereka?
d. Tanyakan pada ibu apakah ibu dalam waktu dekat akan kembali
bekerja?

2. Tahap perkembangan
a. Personal/social : senang melihat muka orang, mengenali suara dan
muka kedua orangtuanya atau pengasuhnya.
b. Motorik halus : dapat mengikutiobjek 180 derajat, melihat benda
dengan menggunakan kedua matanya, dapat memegang benda
yang ada ditangannya.
c. Bahasa/kognitif : mulai percakapan dengan mengoceh, memutar
kepala terhadap bunyi suara.
d. Motorik kasar : menyangga berat badan dengan kaki, mendorong
badan dengan kakinya dan mulai dapat berguling sendiri (rawan
jatuh).

3. Perkembangan kritis
43

a. Personal/social : berespon terhadap senyuman; senyuman secara


spontan, memperlihatkan tangan dengan seksama dan bergantian.
b. Motorik halus : menggapai mainan sekitar areanya dan membawa
kea rah tubuhnya.
c. Bahasa/kognitif : tertawa keras, mengeluarkan suara “oohhh”.
d. Motorik kasar : mengakat kepala dan dada 45 derajat dan 90
derajat ketika posisi tengkurap. Kepala dan leher mulai terangkat
tegak saat bayi didudukan.

4. Pengukuran fisik (sesuai bagan)

5. Imunisasi (sesuai bagan)

6. Health skrinnin.
Kaji terhadap mata juling (strabismus)
7. Anticipatory guidance
a. Nutrisi
Berika jadwal ASI, pemberian formula 5 s/d 6 takaran (5-6 x/ hari),
pemberian vitamin D 200 unit/hari untuk bayi yang menyusui.
b. Eliminasi
Penggunaan 6 diapers, meningkatnya jumlah frekwensi BAB.
c. Gigi
Mulai mengeluarkan air liur (tanda persiapan gigi tumbuh).
d. Tidur
Letakkan bayi di tempat tidur yang memiliki penghalang, letakkan
main yang dapat dilihat bayi dan ajak bermain bayi saat terbangun.
Bayi membutuhkan waktu 15-16 jam perharinya.
e. Kebersihan
Lakukan kebersihan badan bayi yang cenderung lembab dan basah
karena keringat.
f. Keamanan
Hindari lingkungan yang berpolusi seperti asap rokok dan asap
kendaraan. Hindari bahan berbahaya di lingkungan bayi, hindari
pengguna babywalker, ayunan, dan boks bayi.
g. Permainan
Mengajak bayi berbicara, tersenyum sesering mungkin terhadap
aktivitas yang dilakukan. Menyanyikan lagu dengan suara berbeda.
Bermain air dan benda untuk bermain seperti cermin, mainan yang
lebut (seperti boneka), mainan yang berbunyi dan berwarna cerah.

D. Bayi usia 6 bulan


1. Focus pengkajian
2. Pertumbuhan & perkembangan
44

3. Perkembangan kritis
4. Pengukuran fisik
5. Imunisasi
6. Health skrinning
7. Anticipatory guidance
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Gigi
d. Tidur
e. Kebersihan
f. Keamanan
g. Permainan

E. Bayi usia 9 bulan


1. Focus pengkajian
2. Pertumbuhan & perkembangan
3. Perkembangan kritis
4. Pengukuran fisik
5. Imunisasi
6. Health skrinning
7. Anticipatory guidance
a. Nutrisi.
b. Eliminasi.
c. Gigi.
d. Tidur.
e. Kebersihan.
f. Keamanan.
g. Permainan
F. Bayi usia 12 bulan
1. Focus pengkajian
2. Pertumbuhan & perkembangan
3. Perkembangan kritis
4. Pengukuran fisik
5. Imunisasi
6. Health skrinning
7. Anticipatory guidance
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Gigi
d. Tidur
e. Kebersihan
f. Keamanan
g. Permainan
45

BAB VII
MAKANAN PENDAMPING ASI-MP ASI

A. Air susu ibu (ASI)


1. Pengertian
Air susu ibu atau yang sering disebut ASI merupakan satu-satunya
makan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki komposisi gizi
yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
(sugiarti, 2011). Pemberian ASI secara eksklusif berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan anak kelak. Maksud ASI
eksklusif disini adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa
makanan tamban lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih dan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu,
biscuit, bubur nasi, dan tim sejak lahir hingga bayi umur 6 bulan
(sugiarti, 2011).

2. Keberhasilan ibu untuk dapat menyusui


(kepmenkes nomor 450/menkes/SK/IV/2004 tanggal 7 april 2004)
a. Saran pelayanan kesehatan/ SPK mempunyai kebijakan
peningkatan pemberian air susu ibu tertulis secara rutin yang
dikomunikasikan kepada semua petugas.
b. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan
keterampilan untuk menerapkan kebijakn tersebut.
c. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat
menyusui & penatalaksanaannya dimulai sejak kehamilan,
masa bayi lahir s/d 2 tahun, termasuk cara mengatasi kesulitan
menyusui.
d. Membantu ibu menyusui bayinya dalam 30 menit setelah
melahirkan yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu
mendapat operasi SC bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.
e. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas
indikasi medis.
f. Tidak memberikan makan dan minuman apapun selain ASI
kepada bayi baru lahir.
46

g. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu


bersama bayi 24 jam sehari.
h. Membantu ibu menyusui semau bayi, tanpa pembatas terhadap
lama & frekwensi menyusui.
i. Tidak member dot atau empeng kepada bayi yang diberi ASI.
j. Mengupayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI dan
rujuk ibu jika atau setelah pulang dari RS.
B. Makanan pendamping (MP) –ASI lumat (6 bulan – 9 bulan)
Makanan pendamping (MP) ASI lumat diberikan secara bertahap pada
saat bayi telah berusia 6 bulan. Penting untuk diperhatikan bahwa
seseorang anak membutuhkan 2 sampai dengan 4 kali makanan utama
dan disertai makanan selingan 1-2 kali serta berikan makanan yang
beraneka ragam. Jenis makanan lumat ini dibentuk bubur lalu disaring.
1. Tahap pemberian makanan untuk perkenalan.
Anak diberikan perkenalan untuk 1 jenis makanan terlebih dahulu.
Berikan 2 sampai dengan 3 sendok kecil secara bertahap
bertambah. Makanan tersebut diberikian 2 kali dalama sehari.
Selama 2 mingu pertama.
2. Minyak atau lemak atau margarine.
Tambahkan disetiap makanan anak ½ sendok the. Hindari
penggunaan gaam atau gula dalam hal ini bertujuan agar anak
mengenal rasa asli dari makanan tersebut.
3. Bubur kental
Cara pembuatan bubur bagi anak menggunakan sedikit air. Ibu
dapat melakukan pengecekan kekentalan bubur dengan cara
mengambil sedikit bubur dengan sendok, kemudian memiringkan
sedikit. Bubur yang kental tidak akan mudah jatuh.
4. Beraneka ragam
Buatlah menu yang beraneka ragam rasa agar bayi mengenal rasa.
Pemenuhan kebutuhan vitamin (A, C, zat besi & seng) penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Kesemua zat mikro tersebut
terdapat pada aneka sayur dan buah-buahan berwarna
hijau/jingga/merah/kuning.
47

5. Jadwal pemberian makan.


Bentuk makanan: ASI + makanan lumat (bubur lumat, sayuran,
daging, dan buah-buahan). Diberikan 2-3 sehari atau lebih dengan
makan selingan 1-2 kali. Porsi pemberiannya 125 cc setiap kali
makan. (setelah 2 minggu perkenalan makanan)

C. MP-ASI lembik (9 bulan – 12 bulan)


Pemberian makan lembik pada anak usia yang sudah tumbuh gigi
geligi adalah makan yang dicincang dan mudah di telan oleh anak.
Sehingga anak dapat merasakan tekstur pada jenis aneka makanan
yang diberika.
1. Pemberian makanan lembik ini 3-4 kali sehari dari makanan
selingan 1-2 kali sehari yang dapat dipegang oleh anak.
2. Porsi pemberian takarannya ½ gelas/mangku atau 125 cc secara
bertahap menjadi ¾ gelas atau 200 cc setiap kali makan.

D. Makanan keluarga (12 bulan – 24 bulan)


Anak sudah dapat mendapat makanan yang dimakan keluarga. Jikalau
diperlukan makan dapat dicincang atau dipotong hal ini memudahkan
anak untuk makan.
1. Pemberian makanan keluarga ini diberikan 3-4 kali sehari dengan
selingan 2 kali sehari.
2. Posi pemberian ¾ gelas/mangkuk atau 200 cc nasi + 1 potong
kecil ikan/daging/ayam/telur + 1 potongan kecil tempe/tahu/ 1 sdm
kacang-kacangan + ¼ gelas sayur + 1 potong buah. Selingan 1
potong kue.
48

BAB VIII
MASALAH KESEHATAN PADA ANAK/BAYI

A. Akut gastroenterintis
1. Pengertian
Penyakit ini disebakan oleh inflamasi (peraadangan) pada
membrane lambung dan usus halus. Ditandai dengan
adanya diare (feses yang encer) disertai atau tanpa disertai
gejalan yang lain seperti mual (nausea), muntah, demam,
dan nyeri abdomen.

2. Penyebab
a. Virus (rotavirus, Norwalk, sdenovirus).
b. Bakteri (shigella, salmonella, campylobacter,
Escherichia coli, clostridium difficile, yersinio).
c. Parasit (giardia lambia, cryptosporidium, entamoeba
histolytica).

3. Tata laksana
a. Mengganti cairan yang hilang dengan memberikan ASI
secara terus menerus jika anak masih menyusu pada
ibu.
b. Pemberian larutan gulan & garam (LGG) atau oralit.
c. Koreksi darah elektrolit jika dibutuhkan.

4. Pendidikan keperawatan
a. Area anus dan bokong akan iritas; pencegahannya
dengan sesering mungkin mengganti popok anak jika
naka diare. Membersihkan area tersebut dengan sabun
lembut (mild) dan air setelah diare. Oleskan pelembab
pada area bokong. Hindari penggunan popok sekali
buang (disposable).
b. Ajarkan keluarga untuk monitor pemasukana
&pengeluaran. Berikut kaji warna tinja anak seperti
jumlah dan konsistensinya.
c. Jelaskan tanda dehidrasi.
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan
muntahan atau tinja anak.
e. Jika anak muntah terus dalam 12 jam segera bawa ke
rumah sakit. Begitu juga jika dalam tinja darah. Anak
demam tinggi.
49

B. Radang hidung (nasopharingitis)


1. Pengertian
Peradangan yang terjadi biasanya berupa batuk, sakit
tenggorokan, pilek, dan demam yang biasanya akan
membaik dalam 5-7 hari. Gejala khas adalah batuk, pilek,
hidung tersumbat dan sakit tenggorokan, kadang disertai
sakit otot, kelelahan, sakit kepala, dan kehilangan nafsu
makan.

2. Penyebab
Lebih dari 200 virus yang terlibat dalam penyebab flu
biasa, tersering adalah rhinoviruses.

3. Tata laksana
a. Pemberian obat penurunan panas (antipiretik)
b. Istirahat yang cukup
c. Tetes hidung (nasal drop)
d. Terapi uap hangat tradisional (aromaterapi)
e. Mandikan air hangat dan jemur
f. Saat tidur tidak menggunakan AC atau kipas angin

4. Pendidikan keperawatan keperawatan


a. Pemberian cairan yang cukup
b. Posisikan anak saat tidur dengan lebih tingga, hal ini
akan membuat anak lebih mudah bernafas.
c. Sedot secret pada hidung anak gunakan bulb syringe
d. Bersihkan hidung anak denngan tissue muka atau tissue
lembut
e. Selalu anjurkan cuci tangan setelah membuang secret
hidung anak

C. Otitis media (infeksi telinga)


1. Pengertian
Otitis media (OM) adalah inflamasi pada telingan tengah.
Peradangan telingan tengah ini bisa bersifat akut ataupun
kronis, infeksi dan tidak infeksi dapat terjadi atau tanpa
adanya effuse (adanya cairan yang memenuhi telingan
tengah atau rongga pleura).

2. Penyebab
a. Streptococcus pneumonia
b. Haemophilus influenza
c. Moraxella catarrhalis
50

Secara anatomi anak dibawah usia 3 tahun memiliki


tuba eustachi yang besar, pendek, lurus dibandikang
dengan anak yang lebih tua. Posisi tuba eustachi
horizontal. Perbedaan anatomi yang berbeda ini
mengakibatkan mikroorganisme dari secret
nasopharyngeal mudah masuk ketalinga tengah.

3. Tata laksana
a. Kelluhan anak; nyeri pada telinga, demam, iritabel,
diare, dan muntah.
b. Pemberian antibiotic, antipiretik.
c. Posisikan kepala lebih tinggi dan memiringkan keposisi
yang tidak nyeri.
d. Berikan cairan yang cukup.

4. Pendidikan keperawatan
a. Hindari anak terhadap benda yang dapat dimasukkakn
ke telingannya.
b. Bersihkan jika ada cairan yang keluar dari telinga
dengan tissue yang lembut.
c. Hindari aktivitas berenang.
d. Segera ke pelayanan kesehatan.

D. Tuberculosis
1. Pengertian
Tuberculosis atau TBC merupakan penyakit infeksi yang
dapat menyebabkan kerusakan organ dan susunan syaraf
pusat. Komplikasi dari TB bisa menyebabkan meningitis
yang akan merusak susunan syaraf pusat, koma dan
kematian.

2. Penyebab
TB disebabkan oleh basil tahan asam mycobacterium
tuberculosis. Basil TB banyak ditemukan di
negaraberkembangan. Basil TB ini juga menyerang
penderita (HUMAN IMMUNODEFECIENCY VIRUS
(HIV) yang memiliki kekebalan menurun. Penularannya
melalui droplets: yaitu penyebaran dari penderita yang
batuk dan tidak ditutup, basil tersebut berada di udara
terbuka dan masuk ke tubuh seseorang dan menginfeksinya.
Akan terinfeksi jika immunitas nya menurun. Tuberculosis
ditandai dengan; batuk yang terus menerus. Terdapat
51

sputum (secret), demam, nyeri dada, kehilanagn berat


badan dan berkeringat saat tidur.

3. Tata laksana
a. Mantoux skin tes.
b. Pemeriksaan thorak dada
c. Pemeriksaan sputum
d. Auskultasi bunyi crakles
e. Pemberian obat 12-18 bulan sperti; isoniazid, rifampin,
pyrazinamide

4. Pendidikan keperawatan
a. Pencegahan infeksi; menutup mulut saat batuk, tidak
membuang ludah sembarangan, mencuci tangan.
b. Jauhi anak dari penderita baik anak atau dewasa yang
terinfeksi TB
c. Lakukan skin tes mantoux.

E. Pneumonia
1. Pengertian
Pneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru. Penyakit
ini dapat disebabkan karena murni pneumonia atau karena
penyebab lain.

2. Penyebab
a. Virus
b. Bakteri pneumonia

3. Tata laksana
a. Maksimalkan ventilasi pernafasan.
b. Memberikan cairan yang adekuat.
c. Terapi (oksigen)
d. Fisioterapi dada
e. Pemberian obat penurun panas (antipiretik)
f. Isolasi (pisahkan ruangan)
g. Pemeriksaan laboratorium
h. Pemeriksaan rotgen (thorax/dada)

4. Pendidikan keperawatan
a. Gunakan selalu masker, baju khusus saat di ruang
isolasi.
b. Teknik mencuci tangan yang baik.
c. Pastikan pintu selalu tertutup pada ruang isolasi.
52

d. Lakukan penguapan melalui obat (inhalasi) dan lakukan


fisioterapi dada.
e. Kompres dengan menggunakan air hangatjika demam
(38 derajat celcius)

F. Asma (asthma)
1. Pengertian
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten.
Revesibel dimana trakea dan bronki berespon secara
hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Dengan istilah lain
asma merupakan penyempitan jalan nafas yang
mengakibatkan sulit bernafas, adanya batuk dan
menimbulkan bunyi wheezing/mengi.

2. Penyebab
Factor penyebab dari asma adalah factor infeksi dan factor
non infeksi. Factor infeksi misalnya virus, jamur, parasit,
dan bakteri. Sedangkan factor non infeksi seperti alergi,
iritan, cuaca, kegiatan jasmani dan psikis.

3. Tata laksana
a. Pemeriksaan sputum.
b. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan
eosinofil meninggi, sedangkan leukosit dapat
meninggi atau normal, walaupun terdapat
komplikasi asma.
c. Gas analisa darah, terdapat peninggian PaCO2 maupun
penurunan PH.
d. Hiponatremi 15000/mm3 menandakan terdapat infeksi.
e. Pada pemeriksaan factor alergi terdapat IgE yang
meninggi pada waktu serangan, dan menurun pada
waktu penderita bebas dari serangan.
f. Pemeriksaan tes kulit untuk mencari factor alergi
dengan berbagai alergennya dapat menimbulkan reaksi
yang positif pada tiper asma atopikal.
g. Foto rontgen
Gambaran ini menunjukan hiperinflasi paru berupa
radiolusen yang bertambah, dan pelebaran rongga
interkostal serta diagframa yang menurun. Bila terdapat
komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran
infiltrate pada paru.
h. Eletrokardiografi (EKG)
53

i. Oksigen 4-6 liter/ menit


j. Anti inflamasi (kortikosteroid) diberikan untuk
menghambat inflamasi pada jalan nafas.
k. Antibiotic diberikan berdasarkan etiologi dan resistensi.
l. Pemberian obat ekspetoran untuk pengencer dahak yang
kental.
m. Bronkodilator untuk menurunkan spasne bronkus/
melebarkan bronkus.

4. Pendidikan keperawatan
a. Berikan cairan yang cukup
b. Posisikan semi fowler (45/90 derajat)
c. Minimalkan/batasi aktivitas
d. Hindari factor allergen
e. Modifikasi lingkungan (ventilasi, isolasi, rokok)
f. Beri nutrisi tinggi kalori tinggi protein
g. Lakukan inhalasi
h. Fisoterapi dada
i. Kolaborasi pemberia oksigen 4-6 liter/menit
j. Kolaborasi pemberian antipiretik atau antibiotic.

G. Kejang demam (febris convulsion)


1. Pengertian
Demam konvulsi (kejang) adalah suatu keadaan kesadaran
menurun yang disertai kejang umum & terus menerus.
Kejang demam merupakan kelainan neuroligis yang paling
sering dijumpai pada anak 6 bulan – 4 tahun. Kejang
demam bergantung pada umur, tinggi serta cepatnya suhu
meningkat.

2. Penyebab
Jika anak demam maka terjadi kenaikan suhu 1 derajat
celcius maka metabolisme basal naik menjadi 10%-15% &
kebutuhan oksigen butuh 20%. Anak usia 3 tahun sirkulasi
otak 65% dari seluruh tubuh. Kenaikan suhu pada anak
terjadi perubhaan keseimbangan dari membrane sel neuron.
Dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium dan
ion natrioum melalui membrane sel dan terjadi pelepasan
muatan listrik yang besar & meluas keseluruh sel & dengan
bantuan neurotransmitter maka terjadilah kejang.
54

3. Tata laksana
a. Bebaskan jalan nafas; dengan melonggarkan pakaian
anak.
b. Berikan oksigen 2-4 liter/menit.
c. Pasang infuse berikan glukosa 10 % tetesan rumatan
(maintance)
d. Berikan diazepam IV/rectal. Jika anak BB kurang dari
10 Kg diazepam 5 mg, jangan berikan diazepam secara
IV.

4. Pendidikan keperawatan
a. Kaji aktivitas kejang selama demam
b. Observasi adanya sianosis
c. Ajarkan kepada keluarga cara menangani anak saat
kejang, jika kejang berlangsung lama pemberian
konvulsan
d. Perhatikan jika ada apnea
e. Meningkatnya kebutuhan oksigen
f. Perhatikan jika ada kontraksi otot skelet

H. Morbili
1. Pengertian
Penyakit yang terinfeksi yang timbul pada anaka kemudian
menyebabkan kekebalan seumur hidup. Penyakit ini
menyerangan golongan umur 5-9 tahun. Bayi yang
dilahirkan dengan ibu yang menderita morbili,
kemungkinan mengalami abortus, kelainan bawaan, bayi
terlahir rendah (BBLR), atau lahir mati.

2. Penyebab
Disebabkan virus. Virus berada pada saluran pernafasan
(respirasi), darah, air seni (urine) yang terinfeksi.
Transmisi: dengan kontak langsung/droplet.
Inkubasi: 10-20 hari.
Masa infeksi: mulai 4-5 hari sebelum timbul rash atau pada
masa prodomal.

3. Tata laksana
a. Pemberian vitamin A
b. Istirahat total ditempat tidur (saat panas beri antipiretik)
c. Isolasi (pisahkan ruangan)
d. Berikan obat batuk
e. Jika diperlukan pemberian antibiotic
55

Fase dari morbili tersebut dibawah ini:

a. Prodromal (kataral) : panas dan malaise, diikuti dengan coryza, batuk,


konjungtivitis, bercak koplik (kecil, putih keabu-abuan, didepan bucal
mukosa samping gigi molar, timbul sebelum adanya rash).
b. Rash; terjadi 3-4 hari sesudah tahap prodromal. Timbul eritema (merah)
pada daerah muka dan tubuh bagian bawah. Bentuk rash tidak berarturan.
Sesudah 3-4 rash berwarna coklat muda dan kulit mulai mengelupas
diseluruh area yang terkena.

Komplikasi dari morbili :

a. Otitis media
b. Pneumonia
c. Bronchiolitis
d. Obstruksi laring
e. Encephalitis

4. Pendidikan keperawatan
a. Isolasi sampai hari ke 5 timbul rash, gunakan masker
pada pengunjung/penunggu
b. Istirahat di tempat tidur saat masa prodromal, kurangi
aktivitas
c. Berikan penurun panas untuk menghindari kejang. Pada
hari ke 4-5 setelah timbul gejala
d. Perawatan mata; hindari penerangan yang terlalu silau,
cuci mata dengan saline & jaga anak supaya tidak
menggosok mata.
e. Lakukan nebulizer
f. Gunakan pelembab kulit & pelembab bibi/hidung
g. Anjurkan permberian buah-buahan & cairan
h. Jaga kebersihan kulit, dengan waslap/mandi jika
diperlukan
i. Pastikan kuku anak pendek. Menimalkan kulit digaruk
anak, dengan menggunakan pakaian yangmenutupi kulit
anak seperti piyama panjang

I. Varicela
1. Pengertian
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang pada
anak usia 5 tahun s/d 9 tahun.
56

2. Penyebab
a. Varicella-zoster virus
b. Melalui kontak langsung, droplet
c. Masa inkubasinya 1 – 2 hari timbul kemerahan hingga
timbul lesi pada hari ke 5 s/d ke 7.
d. Lesi dapat berada pada area mucus seperti mulut, area
genital, dan rectum.

3. Tata laksana
a. Pemberian cairan yang cukup
b. Pemberian obat anti virus
c. Isolasi
d. Nutrisi tinggi kalori dan tinggi protein

4. Pendidikan keperawatan
a. Berikan pengertian pada anak dan orangtua bahwa rasa
yang ditimbulkan seperti rasa terbakar, gatal, perih.
b. Lakukan perawatan kulit
c. Hindari kuku panjang
d. Pemberian nutrisi tinggi kalori dan tinggi protein

J. Dengue hemoragic fever (DHF)/demam berdarah bengue


(DBD)
1. Pengertian
Dengue haemoragic fever (DHF) adalah penyakit yang
menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh
virus dengan menifestasi berupa demam akut, perdarahan,
nyeri otot, dan sendi.

2. Penyebab
Virus dengue dibawa oleh nyamuk aedes aegypti masuk
ketubuh manusia melalui gigitan nyamk tersebut.
a. Derajat I : demam disertai gejalan klinis lain atau
perdarahan spontan, uji turniket positif,
trombositopenia, dan hemokonsentrasi
b. Derajat II : derajat I disertai perdarahan spontan dikulit
atau perdarahan lainnya
c. Derajat III : nadi cepat dan lemah, kulit dingin lembab,
gelisah.
d. Derajat IV : renjatan berat, denyut nadi dan tekanan
darah tidak dapat diukur
57

3. Tata laksanan
a. Leukosit : dapat normal atau menurun (normal : 4-10
ribu/ul)
b. Trombosit : umunya terdapat trombositopenia pada hari
ke 3 sampai 8 (normal : 150-450 ribu/ul)
c. Hematokrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan
ditemukannya peningkatan hematokrit ≥20 % dari
hematokrit awal umumnya pada hari ke3 (normal : 40-
48%)
d. Protein/albumin : dapat terjadi hipoprotenemia akibat
kebocoran plasma.
e. SGOT/SGPT : dapat meningkat
f. IgM : terdektesi mulai hari ke 3-5
g. IgM : terdekteksi pada hari ke 14

4. Pendidikan keperawatan
a. DHF tanpa rejatan
Jika timbul rasa haus dan dehidrasi akibat demam
tinggi, anoreksia dan muntah, klien harus banyak
minum kurang lebih 1,5 liter/ 24 jam, dapat berupa air
teh atau oralit. Pemberian infuse dilaksanakan pada
klien apabila muntah, sulit makan peroal, muntah
mengancam dapat terjadinya dehidrasio dan asidosis
nilai hematokrit tinggi.

b. DHF dengan rejatan


Mengatasi rejatan dengan penggantian volume cairan
yaitu cairan ringerlactat. Pengobatan bersifat sintomatis
dan suportif.

K. Bayoi berat lahir rendah (BBLR)


1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru
lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang
dari 2500 gram. Dahulu neonates dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram
disebut premature. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi
yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
disebut Low Birth Weight Infants (BBLR).

Karakteristik bayi BBLR


a. Berat kurang dari 2500 gram
b. Panjangn badan kurang dari 45 cm
58

c. Lingkar dada kurang dari 30 cm


d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
f. Kepala relative besar, kepala tidak mampu tegak
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak
kulit kurang, otot hipotonik-lemah
h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas,
pernafasan sekitar 40-50 kali permenit.

2. Penyebab
a. Penyakit yang berhubungan langsung dengan
kehamilan misalnya perdarahan antepartum, trauma
fsisk, dan psikologis, diabetes militus, toksemia
gravidarum, dan nefritis akut.
b. Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia <
20 tahun, dan multi gravid yang jarak kelahiran terlalu
dekat.kejadian terendah ialaha pada usia antara 26-35
tahun.
c. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social
ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi
yang kurang baik (khususnya anemia) dan pelaksanaan
antenatal yang kurang.
d. Ibu perokok.
e. Ibu peminum alcohol
f. Pecandu obat narkotik
g. Hydramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
h. Tempat tinggal di daratan tinggi radiasi dan zat zat
racun

3. Tata laksana
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR ; bila
bayi dirawat dalam incubator maka suhu bayi dengan
berat badan, 2 kg adalah 35 derajat Celsius dan untuk
bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat
celcius. Bila incubator tidak ada bayi dapat dibungkus
dengan kain dan disampingnya ditaruh botol berisi air
panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan.
b. Makanan bayi premature; refleks menghisap masih
lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit
demi sedikit, tetapi frekuensi yang lebih sering. ASI
merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI
yang paling perlu diberikan. Bila kurang, maka ASI
dapat diperas dan di minumkan secara perlahan lahan
59

atau dengan memasang sonde menuju lambvung.


Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/
hari dan terus dinaikan smpai mencapai sekitar 200
cc?kg BB/ hari.
c. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena
daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan
leukosit masih kurang dan pembentukan antibody
belum sempurna. Sehingga perlu secara khusus dan
terisolasi dengan baik.

4. Pendidikan keperawatan
a. Kaji pengetahuan orang tua
b. Anjurkan untuk menggunakan metode kangguru (skin
to skin)
c. Beri penjelasan tentang bayinya
d. Libatkan keluarga dalam perawatan bayinya.
e. Berika support dan reinforcement atas apa yang dapat
dicapai oleh orang tua
f. Latih orang tua tentang cara cara perawatan bayi
dirumah sebelum bayi pulang

L. Bayi dengan hiperbilirubin


1. Pengertian
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam
darah yang kadar nilainya lebih dari normal. Ketika
seseorang terdeteksi menderita hyperbilirubin. Itu dapat
berarti kulitnya berwarna kuning. Kuning pada bayi terlihat
pertama kali pada muka dan bagian bawah bayi dan secara
cepat menuju ke jari jari. Bayi yang premature/ BBLR akan
memiliki kecenderungan untuk kuning dibandingkan
dengan bayi yang cukup bulan.

2. Penyebab
Penyebab ada dua hal yaitu;
a. Bayi memiliki banyak sel darah merah. HB pada bayi
memiliki kencederungan tinggi. Merupakan proses
alami tubuh bayi memecahkan sel darah merah dalam
jumlah besar. Bilirubin ini menyebabkan warna kuning
pada bayi.
b. Bayi baru lahir memilki liver yang imatur dan tidak
dapat melakukan proses pemecahan bilirubin secara
cepat disbanding orang yang lebih tua. Proses perlahan
60

tidak dapat dilakukan jika ada kerusakan liver. Itu


berarti liver bayi tidak berkembang secara baik dan
terjadi keterlambatan eliminasi bilirubin.

3. Tata laksana
a. Pemeriksaan bilirubin serum
Apabila nilainya diatas 10 mg/dl, tidak fisiologis,
ikterus fisiologis pada bayi cukup bulan bilirubin
indirect munculnya ikterus 2 sampai 3 hari dan hilang 4
sampai 5 hari dengan kadar bilirubin yang mencapai
puncak 10 sampai 12mg/dl. Sedangkan dengan bayi
premature, bilirubin indirect munculnya ikterus 3
sampai 4 hari dan hilang 7 sampai 9 hari dengan kadar
bilirubin tang mencapai puncak 15 mg/dl. Dengan
peningkatan bilirubin indirect kurang dari 5 mg/dl/hari.
Pada ikterus patologis meningkatnya bilirubin lebih dari
5mg/d/hari, dan kadar bilirubin direct 1 dari 1 mg/dl.
Meningkaatnya kadar serum bilirubin total lebih dari 12
sampai 13 mg/dl.

b. Ultrasound untuk mengevaluasi anatomi cabang


kantong empedu.

c. Radio isotope scan dapat digunakan untuk membantu


membedakan hepatitis dari atresia biliary.

d. Fototerapi : cahaya menyebabkan reaksi lolokimia


dalam kulit (fotoisomerisasi) yang mengubah bilirubin
yang tak terkonjugasi kedalam fotobilirubin, yang mana
diekskresikan dalam hati kemudian ke empedu.
Kemudian produk akhir reaksi adalah reversible dan
diekskresikan kedalam empedu tanpa perlu konjugasi.

e. Fenobarbital : meningkatkan sintesis hepatic glukoronil


transferase yang mana dapat meningkatkan bilirubin
konjugasi dan clearance hepatic pada pigmen dalam
empedu, sintesi protein dimana dapat meningkatkan
albumin untuk meningkatkan bilirubin. Fenobarbital
tidak begitu sering di ajurkan.

f. Antibiotic; apabila terkait infeksi


61

g. Tranfusi tukar; apabila tidak dapat ditangani dengan


fototerapi.

4. Pendidikan keperawatan
a. Ukur kuantitas foto energy bola lampu fluoresen (sinar
putih atau biru) dengan menggunakan fotometer
b. Dokumentasi tipe lampu fluoresa, jumlah jam total
sejak bola lampu ditempatkan, dan pengukuran jarak
antarapermukaan lampu dan bayi
c. Berikan tameng untuk menutup mata ; cek
selalu/inspeksi mata setiap 2 jam bila tameng
dilepaskan untuk pemberian makan. Sering pantau
posisi tameng.
d. Tutup mata dengan kaca mata khusus bayi saat di terapi
blue light dan alat kelamin (testis dan penis pada pria)
e. Pantau kulit neonates dan suhu inti setiap 2 jam atau
lebih sering sampai stabil (missal suhu aksila 97,8
derajat F, suhu rectal 98,9 derajat F). atur suhu
incubator/isolate dengan tepat.
f. Ubah posisi bayi setiap 2 jam.
g. Pantau pemasukan dan pengeluaran cairan: timbang
berat badan bayi 2x sehari.
h. Perhatikan warna dan frekwensi defekasi dan urin.
i. Evaluasi penampilan kulit dan urin, perhatikan warna
hitam kecoklatan.
j. Monitor intake dan output (pemasukan dan
pengeluaran)
k. Kaji dehidrasi; membrane mukosa, fontanel anterior,
turgor kulit, mata
l. Monitor temperature setiap 2 jam.

M. Bayi dengan asfiksia


1. Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak
dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif karena gangguan
pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga
terdapat gangguan dalam persedian O2 dan kesulitan
mengeluarkan CO2, saat janin di uterus hipoksia. Apgar
skor yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat bayi
saat lahir akan memperlihatkan angka kematian yang
tinggi.
62

2. Penyebab
a. Keracunan kehamilan/ preeclampsia dan kejang dalam
kehamilan/aklampsia
b. Perdarahan abnormal (plansenta previa atau solusio
plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan infeksi berat (malaria, sifilis,
TBC, HIV)
e. Kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
f. Factor tali pusat
g. Lilitan tali pusat
h. Tali pusat pendek
i. Simpul tali pusat
j. Prolapsus tali pusat
k. Bayi premature (sebelum 37 minggu kehamilan)
l. Persalinan dengan tidakan (sungsang, bayi kembar,
distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
m. Kelainan bawaan (congenital)
n. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
tiologi

3. Tata laksana
a. Foto polos dada
b. USG kepala
c. Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah, serum
elektrolit, gula darah
d. Penilaian APGAR score
e. Pemeriksaan EGC dan CT scan

4. Tindakan keperawatan
a. Cegah pelepasan panas yang berlebih, keringkan
(hangatkan) dengan menyelimuti seluruh tubuhnya
terutama bagian kepala dengan handuk yang kering.
b. Bebaskan jalan nafas; atur posisi, isap lendir, bersihkan
jalan nafas bayi dengan hati hati dan pastikan bahwa
jalan nafas bayi bebas dari hal hal yang dapat
menghalangi masuknya udara kedala paru paru. Hal ini
dapat dilakukan dengan:
c. Ekstensi kepala dan leher sedikit lebih rendah dari
tubuh bayi.
d. Hisap lender, cairan pada mulut dan hidung bayi
sehingga jalan nafas bersih dari cairan ketuban,
63

mekonium/lender dan menggunakan penghisap lendir


delee.
e. Rangsangan taktil, bila mengeringkan tubuh bayi dan
penghisapan lendir/cairan ketuban dari mulut dan
hidung yang dasarnya merupakan tindakan rangsangan
belum cukup untuk menimbulkan pernafasan yang
adekuat pada bayi lahir dengan penyulit, maka
diperlukan rangsaangan taktil tambahan, selama
melakukan rangsangan taktil, hendaknya jalan nafas
sudah dipastikan bersih.
f. Menepukan atau menyentil telapak kaki dan menggosok
punggung bayi. Cara ini sering kali menimbulkan
pernafasan pada bayi yang mengalami depresi
pernafasan yang ringan.
g. Cara lain yang cukup aman adalah melakukan
penggosokkan punggu bayi secara cepat, mengusap
atau mengelus tubuh, tungkai dan kepala bayi juga
merupakan rangsangan taktil tetapi rangsangan yang
ditimbulkan lebih ringan dari menepuk, menyentil, atau
menggosok. Prosedur ini tidak dapat dilakukan pada
bayi yang apnue, hanya dilakukan pada bayi yang telah
berusaha bernafas. Elusan pada tubuh bayi, dapat
membantu untuk meningkatkan frekuensi dari
dalamnya pernafasan.

N. Bayi dengan hipospadia


1. Pengertian
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan congenital
dimana lubang atau meatus uretra externa terletak di
permukaan ventral penis dan lebih proksimal. Normalnya
ujung glans panis ada didepan.
Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3
diantara 1000 bayi baru lahir. Beratnya hipospadia
bervariasi, kebanyakan lubang uterus terletak di dekat
ujung penis, yaitu padaglans penis.

2. Penyebab
a. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone
b. Genetika
c. Lingkungan
64

Tipe hipospadia berdasarkan letak orifisium uretra eksternum/meatus :

a. Tipe sederhana/tipe anterior; terletak di anterior yang terdiri dari tipe


glandular dan coronal. Pada tipe ini, meatus terletak pada pangkal glands
penis. Secara klinis, kelainan ini bersifat asimtomatik dan tidak
memerlukan suatau tindakan. Bila meatus agak sempit dapat dilakukan
dilatasi atau meatotomi.
b. Tipe penil/ tipe middle; middle yang terdiri dari distal penile, proksimal
penile dan pene-escrotal. Pada tipe ini, meatus terletak anatara glands
penis dan skrotum. Biasanya disertai dengan kelainan penyerta, yaitu tidak
adanya kulit prepusium bagian ventral, sehingga penis terlihat melengkung
ke bawah atau glands penis menjadi pipih. Pada kelainan tipe ini,
diperlukan intervensi tindakan bedah secara bertahap, mengingat kulit di
bagian ventral prepusium tidak ada maka sebaiknya pada bayi tidak
dilakukan sirkumsisi karena sisa kulit yang ada dapat berguna untuk
tindakan bedah selanjutnya.
c. Tipe posterior, posterior yang terjadi dari tipe scrotal dan perineal. Pada
tipe ini, umunya pertumbuhan penis akan terganggu, kadang disertai
dengan skrotum bifida, meatus uretra terbuka lebar dan umunya testis
tidak turun.

3. Tata laksana
Tes diagnostic :
1) USG
2) Pembedahan / operasi
3) Uretroskopi
4) Tes darah lengkap

4. Tindakan keperawatan
a. Gunakan gambar-gambar atau boneka untuk
menjelaskan prosedur, pemasangan kateter menetap,
mempertahanakan kateter, dan perawatan kateter,
pengosongan kantong urin, keamanan kateter, monitor
urine, warna dan kejernihan dan perdarahan
b. Pemberian air minum yang adekuat
c. Monitor intake dan output
d. Kaji urine, drainage, purulen, bau, warna
e. Gunakan teknik aseptic untuk perawatan kateter

O. Bayi dengan atresia ani


1. Pengertian
Atresia ani adalah kelainan bawaan (congenital). Tidak
adanya lubang atau saluran anus. Juga dapat dikatakan
65

dengan anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi


membrane yang memisahkan bagian endoterm
mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak
sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung kedalam
atau kadang berbentuk anus namun tidak terhubung
langsung dengan rectum.

2. Penyebab
a. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah
dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.
b. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan
berusia 12 minggu sampai 3 bulan.
c. Adanya gangguan atas terhentinya perkembangan
embriologik didaerah usus, rectum bagian distal serta
tratus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat
samapt minggu keenam usia kehamilan.

3. Tata laksana
Jika bayi baru lahir yang perlu dilakukan pemeriksaan
adalah:
a. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah
kelahiran
b. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada
bayi
c. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus
yangsalah letaknya contohnya vagina
d. Distensi bertahap dan adanya tanda tanda obstruksi usus
(bila tidak ada fistula)
e. Bayi muntah muntah pada umur 24-48 jam, muntah
berwarna hijau (cairan lambung)
f. Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya
membrane anal
g. Perut kembung

Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan


pemeriksaan penunjang sebagai berikut:

a. Pemeriksaan radiologis : dilakukan untuk mengetahui


ada tidaknya obstruksi intestinal
b. Sinar X terhadap abdomen (foto abdomen) : dilakukan
untuk menetukan kejelasan keseluruhan bowel dan
untuk mengetahui jarak pemanjangan kantung rectum
dari sfingternya.
66

c. Ultrasaound terhadap abdomen : digunakan untuk


melihat fungsi organ internal terutama dalam system
pencernaan dan mencari adanya factor reversible seperti
obstruksi oleh karena massa tumor.
d. Pembedahan
Semakin tinggi gangguan, semakin rumit prosedur
pengobatanya. Untuk kelaianan dilakukan kolostomi
beberapa hari setelah lahir, kemudian anoplasti perineal
yaitu dibuat anus permanen (prosedur penarika
perineum abnormal) dilakukan pada bayi berusia 12
bulan.

Pembedahan ini dilakukan pada usia 12 bulan


dimaksudkan untuk member waktu pada pelvis untuk
membesar dan pada otot otot untuk berkembang.

4. Tindakan keperawatan
a. Observasi luka, catat karakteristik drainase kedalaman
luka, jika terjadi perdarahan pasca operasi paling sering
terjadi selama 48 jam pertama, dimana infeksi dapat
terjadi kapan saja
b. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik aseptic,
ini akan menurunkan sejumlah besar drainase serosa
menuntut pergantian dengan sering untuk menurunkan
iritasi kulit dan potensial infeksi.
c. Irigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faali
penggunaanya untuk mengobati inflamasi infeksi
setelah dilakukan operasi.
d. Tentukan persepsi anak tentang penyakit untuk
membantu pengetahuan dasardamn memberikan
kesadaran kebutuhan belajar perawatan pada anak yang
telah besar terhadap kolostomi, menerima tentang
penyakit anak.
e. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis sebagai dasar
untuk meningkatkan pemahaman dan kerjasama
f. Tekankan pentingnya perawatan kulit area colostomy
pada orang tua. Hal ini untuk menurunkan penyebaran
bakteri.
67

DAFTAR PUSTAKA

1. Wong, D.L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta :


EGC
2. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
3. Wong, D.L. 2001. Essential of Pediatric Nursing. St Louis : Mosby Co
4. Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta
: EGC
5. Departemen Kesehatan RI. 1999. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita.
6. Jakarta : Dep Kes RI

Anda mungkin juga menyukai