Anda di halaman 1dari 11

REFLEK PADA BAYI

REFLEK PRIMITIF PADA BAYI BARU LAHIR


Pada anak usia balita, gerak refleks pada umumnya tidak berlangsung
hingga melampaui ulang tahun pertama. Namun demikian, sebagian gerak
refleks akan bertahan dalam waktu yang lebih lama bahkan selama hidupnya
pada orang normal dan sehat. Gerak reflex bukan hanya merupakan salah satu
aspek perkembangan manusia yang menarik, melainkan juga menjadi salah satu
hal yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Manusia lahir hanya
dengan sedikit kemampuan yang dapat dilakukan secara sadar dan dengan
mobilitas yang sangat terbatas. Manusia pada saat baru lahir (neonatal)
sangatlah tidak berdaya dan sangat menggantungkan diri pada orang lain dan
pada refleks untuk perlindungan dan kelangsungan hidupnya. Gerak refleks pada
bayi digunakan sebagai perlindungan kadar makanan (nutrisi). Refleks seperti ini
seing disebut dengan reflex primitif artinya aksi reflek yang berasal dari dalam
pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara
neurologis tidak lengkap seperti pada orang dewasa dalam menanggapi
rangsang tertentu. Reflek ini tidak menetap hingga dewasa, namun lamakelamaan akan menghilang karena dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan
tahap perkembangan anak normal. Reflek primitif ini sering juga disebut infantile
atau reflek bayi baru lahir.
Anak-anak dan dewasa yang mengalami kelainan atau gangguan saraf
(sebagai contoh, penderita cerebral palsy) akan tetap mempunyai reflek primitif
ini dan akan timbul kembali hingga masa dewasa mengacu pada keadaan saraf
tertentu termasuk demensia, lesi trauma dan stroke. Seseorang dengan
gangguan cerebral palsy dan keterbatasan mental kecerdasan dapat belajar
untuk lebih menekan reflek ini agar tidak muncul pada kondisi tertentu seperti
selama memulai reaksi yang ekstrim. Reflek dapat dibatasi pada area tubuh
tertentu saja yang dipengaruhi oleh gangguan saraf seperti reflek Babinsky pada
kaki untuk penderita cerebral palsy. Atau juga dapat terjadi pada orang normal
dengan hemiplegia, reflek dapat dilihat pada kaki di daerah yang terserang saja.
Reflek primitif juga diperiksa pada seseorang yang diduga mengalami luka
di otaknya untuk menguji fungsi dari lobus frontal. Jika tidak ada penekanan
secara tepat maka terjadi tanda-tanda penurunan fungsi tulang depan kepala
(frontal). Selain itu gangguan reflek primitif juga diperiksa sebagai tanda
peringatan awal terjadinya gangguan autis.

Ada beberapa reflek yang kemungkinan akan membantu bayi bertahan


selama masa adaptasi lingkungan kehidupan barunya seperi reflek moro. Reflek
yang lain seperti reflek menelan dan memegang sesuatu akan membantu
menjalin interaksi positif antara orang tua dan bayi baru lahir. Reflek tersebut
dapat memacu orang tua untuk memberikan respon dengan penuh cinta dan
kasih sayang serta lebih memotivasi ibu untuk menyusui. Reflek primitif ini juga
membantu orang tua merasa nyaman dengan bayinya karena reflek primitif
tersebut akan mendorong bayi untuk mengontrol dirinya serta menerima dan
menanggapi stimulasi atau rangsangan dari orang tuanya. (Berk, Laura E.. Child
Development. 8th. USA: Pearson, 2009.)

Refleks Pada Bayi Yang Harus Dikenali Sejak Lahir

1.

Refleks moro (moro reflex)


Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada

bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.
Ketika dikagetkan, bayi yang baru lahir itu melengkungkan punggungnya,
melemparkan kepalanya kebelakang, dan merentangkan tangan dan kakinya.
Refleks ini berbeda dengan refleks lainnya yang termasuk dalam ketegori
gerakan motor. Refleks moro adalah peninggalan nenek moyang primate kita
dan refleks ini merupakan upaya untuk mempertahankan hidup. Refleks ini
merupakan keadaan yang normal bagi semua bayi yang baru lahir, juga
cenderung menghilang pada usia 3 hingga 4 bulan.
Sentuhan yang lembut pada setiap bagian tubuh bayi akan menenangkan
bayi yang sempat terkejut. Memegang lengan bayi yang dilenturkan pada bahu
akan menenangkan bayi. Menurut para ahli, refleks moro ini termasuk reaksi
emosional yang timbul dari kemauan atau kesadaran bayi dan akan hilang

dengan sendirinya dalam waktu yg singkat. Refleks moro ini timbul ketika bayi
dikejutkan secara tiba-tiba atau mendengar suara yang keras. Bayi melakukan
gerakan refleks dengan melengkungkan punggungnya dan mendongakkan
kepalanya ke arah belakang. Bersamaan dengan gerakan tersebut, kaki dan
tangan bayi digerakkan ke depan. Reaksi yang berlangsung sesaat ini pada
umumnya diiringi dengan tangisan yang keras.

Pengujian :
Bayi dibaringkan terlentang, kemudian diposisikan setengah duduk dan
disanggah oleh kedua telapak tangan pemeriksa, secara tiba-tiba tapi hati-hati
kepala bayi dijatuhkan 30 45o (merubah posisi badan anak secara mendadak).
Refleks moro juga dapat ditimbulkan dengan menimbulkan suara
secara mendadak ataupun dengan menepuk tempat tidur bayi

keras
secara

mendadak.

Refleks moro dikatakan positif bila terjadi abduksi-esktensi ke-empat


ekstremitas dan pengembangan jari-jari, kecuali pada falangs distal
jari telunjuk dan ibu jari yang dalam keadaan fleksi. Gerakan itu

segera diikuti oleh adduksi-fleksi ke-empat ekstremitas.


Refleks moro asimetri menunjukkan adanya gangguan sistem
neuromuskular, antara lain pleksus brakhialis.

Apabila asimetri

terjadi pada tangan dan kaki kita harus mencurigai


hemiparesis
hebat

akibat

adanya

Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa nyeri yang


fraktur

klavikula

atau

humerus

juga

dapat

memberikan hasil refleks moro asimetri.

2. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)


Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping Reflex adalah
refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke
bayi, indikasi syafar berkembang normal hilang setelah 3-4 bulan Bayi akan
otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya.
Reflek menggenggam tejadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi
akan merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat. Pada akhir bulan
ketika, refleks menggenggam berkurang dan bayi memperlihatkan suatu
genggaman yang lebih spontan, yang sering dihasilkan dari rangasangan visual.
Misalnya, ketika bayi melihat suatu gerakan yang berputar diatas tempat
tidurnya, ia akan meraih dan mencoba menggenggamnya. Ketika perkembangan

motoriknya

semakin

lancar,

bayi

akan

menggenggam

benda

benda,

menggunakannya secara hati hati, dan mengamati benda benda tersebut..

Reflex Memegang/Palmar Grasp Reflex

3. Refleks leher (tonic neck reflex)


Refleks tonic neck Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia
satu bulan danakan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi
digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang
berlawananakan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau
lemah).Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika
reflek initerus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan
mengalamigangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek
tonickneck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang
akanmenyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar.

4.

Refleks berjalan dan melangkah (stepping)

Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan
telapak

kakinya

menyentuh

permukaan

yang

keras,

ibu/orang

tersebut

akanmelihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan.


Jikatulang

keringnya

menyentuh

sesuatu,

ia

akan

mengangkat

kakinya

sepertiakan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan hilang dan
berbedadengan gerakan berjalan normal, yang ia kuasai beberapa bulan
berikutnya.Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.
Pengujian :
Bayi dipegang pada daerah thoraks dengan kedua tangan pemeriksa.
Kemudian pemeriksa mendaratkan bayi dalam posisi

berdiri di atas tempat

periksa. Pada bayi berusia kurang dari 3 bulan, salah satu kaki yang menyentuh
alas tampat periksa akan berjingkat sedangkan pada yang berusia lebih dari 3
bulan akan menapakkan kakinya. Kemudian diikuti oleh kaki lainnya dan kaki
yang sudah menyentuh alas periksa akan berekstensi seolah-olah melangkah
untuk melakukan gerakan berjalan secara otomatis. Refleks berjalan tidak
dijumpai ataunegatif pada penderita cerebral palsy, mental retardasi, hipotoni,
hipertoni dan keadaan dimana fungsi SSP tertekan.

5.

Refleks menghisap (sucking reflex)

Refleks

menghisap

(sucking

reflex)

Bayi

akan

melakukan

gerakan

menghisap ketika Anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks
menghisapterjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda
yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks menghisap memudahkan bayi yang
baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting
susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi.
Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan
menghisap bayi yang baru lahir berbeda beda. Sebagian bayi yang baru lahir
menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu, sementara
bayi bayi lain tidak begitu terampil dan kelelahan bahkan sebelum mereka
kenyang. Kebanyakan bayi yang baru lahir memerlukan waktu beberapa minggu
untuk mengembangkan suatu gaya menghisap yang dikoordinasikan dengan
cara ibu memegang bayi, cara susu keluar dari botol atau payudara, serta
dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu menghisap. Refleks menghisap
adalah suatu contoh refleks yang muncul saat lahir dan kemudian akan
menghilang seiring dengan usia bayi.
Ada dua tahapan dari reflek ini, yaitu:

Tahap expression : dilakukan pada saat puting susu diletakkan


diantara bibir bayi dan disentuhkan di permukaan langit-langitnya.
Bayi akan secara langsung menekan (mengenyot) puting dengan
menggunakan lidah dan langit-langitnya untuk mengeluarkan air

susunya.
Tahap milking : saat lidah bergerak dari areola menuju puting,
mendorong air susu dari payudara ibu untuk ditelan oleh bayi.

6. Refleks mencari (rooting reflex)


Refleks mencari (rooting reflex) Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi
diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi

itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya


menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari
menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. Refleks digantikan
dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya
untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang
baru lahir, karena dengan begitu dia dapat menemukan susu ibu untuk
memperoleh makanan.

Rooting Reflex
7. Refleks Extrusion
Bila lidah disentuh/ditekan

bayi akan mendorong lidah ke luar. Cara

mengetahui respon ini dengan menyentuh lidah dengan ujung spatel-lidah atau
sendok. Normalnya

lidah akan ekstensi (menjulur) ke arah luar bila disentuh

(dengan jari, puting atau benda lain), dijumpai pada usia 4 bulan. Ekstensi lidah
yang persisten menunjukkan adanya sindrom down. Ekstrusi lidah secara kontinu
atau menjulurkan lidah yang berulang-ulang terjadi pada kelainan sistem saraf
pusat dan kejang. Muncul pada saat lahir atau pada usia 4 bulan dan menghilang
seiring pertumbuhan/pertambahan usia bayi
8. Refleks Crawling

Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, sang bayi akan
membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk
kearah tubuhnya. Reflek melangkah akan mengawali gerakan merangkak pada
bayi. Merangkak merupakan gerakan yang rumit bagi bayi karena memerlukan

tenaga dan keseimbangan. Merangkak baru dapat dilakukan jika otot-otot untuk
mengangkat kepala sudah kuat dan mampu menopang berat badan dalam
keadaan tangan menelungkup di bawah perut. Merangkak baru dapat dilakukan
bayi pada usia 8 bulan.
Namun, ada kemungkinan beberapa bayi tidak ernah belajar merangkak,
tetapi hanya belajar duduk, berdir, dan akhirnya berjalan. Kemampuan bayi
untuk dapat merangkak semakin sempurna dengan bertambahnya usia. Berikut
ini diuraikan tentang tahap-tahap kemampuan bayi untuk dapat merangkak
secara sempurna. Pada usia 9 bulan, bayi mulai dapat merayap. Pada usia 10
bulan, bayi mampu mengayunkan tangan dan lututnya. Kondisi seperti ini
merupakan gerakan awal untuk merangkak maju. Pada usia 11 bulan, bayi mulai
mampu merangkak dengan kedua tangan dan kedua kakinya.Pada usia 12 bulan,
bayi sudah mampu merangkak secara sempurna. Refleks ini muncul pada saat
lahir dan hilang usia 6 minggu.
9.

Babinski Reflex
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika

bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal.. Reflek
ini

ditunjukkan

menyebabkan

pada

saat

bagian

samping

jari-jari

kaki

menyebar

dan

telapak
jempol

kaki

kaki

digosok,

ekstensi.

dan

Reflek

disebabkan oleh kurangnya myelinasi traktus corticospinal pada bayi. Reflek


babinsky juga merupakan tanda abnormalitas saraf seperti lesi neuromotorik
atas pada orang dewasa. Reflek babinsky muncul sejak lahir dan berlangsung
hingga kira-kira dua tahun. Bila masih terdapat pengembangan jari kaki
dorsofleksi

setelah

ekstrapiramidal.

usia

tahun,

hal

ini

menunjukkan

adanya

lesi

10.

Refleks Blinking

Bayi akan

mengedipkan mata/menutup matanya bila ada cahaya,

hembusan udara atau pengetukan batang hidung saat mata bayi terbuka. Bayi
berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba tiba atau pada pandel atau
obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup. Bayi akan berkedip
bila dilakukan 4 sampai 5 kali ketukan pertama pada batang hidung. Jika bayi
terus berkedip menandakan kemungkinan gangguan neurologis. Jika reflek ini
tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial. Reflek ini
muncul sejak lahir dan pola perkembangannya menetap (permanen)/sepanjang
hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2002. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC


Dr. Rr. Danis Widyastuti., Dr. Rr. Retno Widyani, MS. 2006. Panduan

Perkembangan
Anak 0-1 Tahun. Jakarta : Niaga Swadaya
Engel, Joyce. 2009. Seri Pedoman Praktis Pengkajian Pediatrik Edisi 4.

Jakarta : EGC
Manuaba,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Maryunani, Anik. 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta:
Trans Info
Media.

Potter dan perry. 2002. Fundamental keperawatan edisi 4. Jakarta : EGC


Prawirohardjo, sarwono. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Suriadi. 2010. Asuhan keperawatan pada anak edisi 2. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai