Anda di halaman 1dari 21

BAB 2

LANDASAN TEORI

DEFINISI
Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi
yang dapat hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara
1000-2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36
minggu (Wiknjosastro, 2007). Menurut definisi WHO, bayi prematur
adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung
dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur ataupun bayi preterm
adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan
berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram (Surasmi, Handayani & Kusuma, 2003, hlm. 31).
Partus prematurus atau persalinan prematur dapat diartikan
sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang diseratai
pendatran dan/ atau dilatasi serviks serta turunnya bayi pada wanita
hamil yang lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (< 259 hari)
sejak hari pertama haid terakhir (Oxorn dan Forte, 2010). Persalinan
prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari
37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berta jnin kurang dari
2500 gram (Saifuddin,2002). Persalinan prematur adalah dimulainya
onset persalinan/inpartu sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Persalinan didefinisikan sebagai pembukaan serviks > 2 cm dan
terdapat kontraksi-kontraksi yang teratur dan nyeri/his (datta et al,
2010).

EPIDEMIOLOGI
Kejadian persalinan prematur di setiap negara bervariasi. Di
negara maju seperti Eropa, angkanya mencapai 5-11%. Di Amerika
10,7% dan Australia kejadiannya 7%. Di negara berkembang, angkanya
masih tinggi. Di India 34%, Afrika Selatan 15%, Sudan 31% dan
Malaysia 10%. Indonesia belum mempunyai angka prematuritas
nasional, yang ada adalah angka bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR). BBLR bisa mencerminkan prematuritas secara kasar yaitu
secrar nasional di rumah sakit 27,9 %. Di rumah sakit Theresia Jambi
pada tahun 2006 kejadian kelahiran prematur 10% dari seluruh
persalinan. Di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 1 Januari
2000 31 Desember 2006 kejadian kelahiran bayi prematur 33,3 %.
KLASIFIKASI
Hubungan antara umur kehamilan dengan berat badan lahir
mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterin. Hubungan ini
sangat membantu dalam meramalkan masalah klinis bayi baru lahir,
sehingga American Academy of Pediatrics, Committe on Fetus and
Newborn menyarankan agar semua bayi yang lahir diklasifikasikan
dengan cara ini. Klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan
yaitu :
Bayi kurang bulan (prematur) : bayi dilahirkan dengan masa
gestasi < 37 minggu atau < 259 hari.
Bayi cukup bulan : bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara
37-42 minggu atau 259-293 hari.
Bayi lebih bulan : bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42
minggu atau > 293 hari.
Sedangkan untuk klasifikasi prematuritas dibedakan menjadi 2
yaitu prematuritas menurut usia kehamilannya dan prematuritas
menurut berat badan lahir.
Menurut usia kehamilannya maka prematur dibedakan menjadi
beberapa, yaitu :
Usia kehamilan 32 36 minggu disebut persalinan prematur
(preterm).
Usia kehamilan 28 32 minggu disebut persalinan sangat prematur
(very preterm).
Usia kehamilan 20 27 minggu disebut persalinan ekstrim prematur
(extremely preterm).
Menurut berat badan lahir, bayi prematur dibagi dalam
kelompok :
Berat badan bayi 1500 2500 gram disebut bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).
Berat badan bayi 1000 1500 gram disebut bayi dengan Berat
Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR).
Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Ekstrim Rendah (BBLER).
(Krisnadi, 2009).
Sedangkan menurut Hamilton (2010), klasifikasi persalinan
prematur menurut usia kehamilannya ialah sebagai berikut :
o Usia kehamilan 34-36+6 minggu disebut hampir aterm (near term).
o Usia kehamilan 32-33+6 minggu disebut prematur (premature).
o Usia kehamilan 28-31+6 minggu disebut prematur berat (severe
prematurity).
o Usia kehamilan < 28 minggu disebut ekstrim prematur (extreme
prematurity).

ETIOLOGI
Penyebab yang sering adalah multifaktoral, dari sudut medis
secara garis besar 50% terjadi secara spontan, 30% akibat ketuban
pecah dini dan sisanya 20% dilakukan atas indikasi ibu/janin. Etiologi
kelahiran prematur adalah:
Infeksi membran (cairan) amnion) oleh bakteri saluran
geniturinaria (Chlamydia trachomatis, Ureplasma urelyticum,
Myoplasma hominis, Streptokokus grup B, Gardnerella vaginalis).
Pada infeksi kuman anaerob terutama golongan Gardnella Vaginalis
maka akan terjadi peningkatan aktivitas enzim fosfolipase A2,
enzim ini akan melepaskan asam arakhidonat dari bentuk esternya
di dalam foosfolipid berasal dari jaringan desidua dan
korioamnioon). Oleh enzim siklooksigenase maka asam
arakhidonat dirubah menjadi prostaglandin yang akan merangsang
terjadinya his.
Robekan membrab sebelum waktunya atau Ketuban Pecah Dini
(KPD).
KPD salah satu penyebab penting terjadinya kelahiran prematur.
Kebanyakan persaliann akan terjadi beberapa waktu setelah
pecahnya kulit ketuban. Disamping itu bila terjadi amninitis, maka
akan lebih aman bila janin dilahirkan tanpa memandang umur
kehamilan. Penelitian di RSUP Dr. Kariadi Semarang menyebutkan
bahwa penyebab pecahnya kulit ketuban biasanya tidak diketahui
tetapi adanya kuman Beta Streptokokus dalam air kencing ibu
dihubungkan dnegan kejadian kelahiran prematur secara spontan
dan pecahnya kulit ketuban.
Kelainan uterus
Uterus tidak normal menjadikan risiko terjadinya kelahiran
prematur. Pada serviks inkompeten, serviks tidak mampu menahan
kehamilan sehingga terjadi dilatasi serviks. Akibatnya kulit ketuban
akan menonjol keluar kemudian pecah. Hal ini terutama pada
trimester II atau awal trimester III, yang biasanya kemudian diikuti
oleh persalianan.
Perdarahan plasenta (solusio plasenta, plasenta previa)
Pada plasenta previa dan solusio plasenta sering mengharuskan
kita mengakhiri kehamilan karena membahayakan baik ibu
maupun bayinya. Pada plasenta previa dimana implantasi plasenta
pada segmen bawah rahim, pelebaran segmen bawah rahim dan
pembukaan dari serviks oleh karena semakin besarnya kehamilan
tidak dapat diikuti plasenta yang melekat disitu sehingga ada
bagian yang terlepas yang menyebabkan terjadinya perdarahan.
Kehamilan ganda dan hidramnion
Distensi uterus yang berlebihan sehingga melewati batas toleransi,
sering menyebabkan terjadinya kelahiran prematur. Usia kehamilan
makin pendek dengan makin banyaknya janin pada kehamilan
ganda. La rata-rata kehamilan untuk kehamilan kembar 260 har,
triplet 246 dan kuadriplet 236 hari.
Penyalahgunaan obat
Ibu berpenyakit kronik
Penyakit sistemik yang kronis seperti diabetes melitus, hipertensi
dan penyakit ginjal seperti pionefritis dapat menimbulkan kelainan
prematur sebagai akibat persaliann spontan maupun intervensi
obsetri. Penyakit jantung pada ibu hamil dan penyakit paru-paru
pada umumnya tidak banyak mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kehamilan kecuali apabila penyakitnya berat atau
proses penyakitnya luas, sehingga dapat menimbulkan hipoksia.
Gawat janin.
Adanya kelainan dalam pembentukan janin atau plasenta, tidak
hanya menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan intrauterin,
juga bisa menyebabkan terjadinya kelahiran prematur. Khusunya
hal ini terjadi pada byi dengan kelainan kromosim atau dengan
kelainan kardiovaskuler yang berat.
Meskipun demikian banyak penyebab kasus persalinan kurang bulan
(preterm) yang belum diketahui (Santoso, 2003 dan Behrman (ed.),
2000).

FAKTOR RISIKO
a. Faktor ibu
- Usia reproduksi optimal 20-35 tahun
20 tahun : organ reproduksi belum sempurna (belum
ukuran dewasa) sehingga lebih mudah menyebabkan
komplikasi.
35 tahun : organ kandungan sudah tua jalan lahir telah
kaku dan mudah terjadi komplikasi
- Ibu primipara
Wanita yang melahirkan bayi hidup pertama kalinya maka
kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar
baik pada kekuatannya, jaln lahir, dan kondisi janin
(Penelitian Dewi dan Margaretha di RS WS Makassar)
- Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikornis / menyerupai
bentuk hati, meniliki sekat di dalamnya dan terbagi menjadi
2 di luarnya; inkompeten uterus).
- Keadaan sosial ekonomi
Mempengaruhi kemampuan ibu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai. Wanita pada tingkat
sosial ekonomi (pekerjaan dan pendidikan) > rendah 50% >
meningkat mengalami persalinan < bulan (contoh : buruh
kasar)
- Riwayat persalinan preterm
Resiko preterm berulang bagi mereka yang persalinannya
pertama kali meningkat 3xlipat dibanding dengan bayi
pertama aterm. Meskipun pasien hamil dengan riwayat
persalinan preterm jelas memiliki resiko tinggi mengalami
preterm ulang (10% : 90%)
- Faktor gaya hidup
Merokok, gizi kurang atau buruk, penambahan BB kurang
baik selama masa kehamilan. Serta penggunaan obat
(kokain) atau alkohol mengakibatkan resiko kelahiran preterm
2xlipat, resiko keguguran minggu ke 28 sampai 1 minggu
sebelum persalinan 4x lipat.
- Tumor
- Trauma pada masa kehamilan (fisik dan psikologis)
- Perdarahan selama kelamilan
- Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
misalnya perdarahan ante partum, nefritis akut.
- Trauma pada masa kehamilan antara lain: Fisik (misala:
jatuh), Psikologi (misal: stress)
- Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu
dibawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak antar
kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia
26-35 tahun.
(Wiknjosastro,2005)
b. Faktor janin
- Kehamilan ganda
- Ketuban pecah dini
- Ketuban pecah dini
- Hidroamnion, kelainan kromosom, infeksi janin kronik,
kehamilan ganda, aplasia pankreas
- Faktor plasenta: berat plasenta berkurang/ berongga, luas
permukaan berkurang, infark, tumor, plasenta yang lepas
c. Faktor plasenta
- Plasenta previa (letak plasenta yang abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir)
d. Infeksi
- Infeksi saluran kemih
- Bakteri yang dapat menyebakan kelahiran prematur adalah
1. Listeriosis, ditemukan pada susu yang tidak
dipasteurisasi, keju lunak, makanan yang dibekukan, atau
didinginkan.
2. Salmonella, dapat ditemukan pada telur ayamatau daging
ayam. Jarang menyebakan bahaya langsung pada bayi,
tetapi panas tinggi, muntah, diare, dan dehidrasi pada ibu
hamil dapat berakibat keguguran atau kehamilan
prematur.
3. E. Coli, ditemukan pada sayuran buah, atau daging yang
terkontaminasi
(Surasmi, 2003)
e. Faktor demografi
Ras telah diketahui dan diteliti sebagai faktor resiko selama
beberapa tahun . Wanita berkulit hitam lebih beresiko
dibandingkan wanita berkult putih. Status sosial ekonomi yang
rendah juga beresiko tinggi mengalami kelahiran prematur.
Wanita yang berusia dibawah 17 tahun dan diatas 34 tahun lebih
sering melahirkan bayi prematur.
f. Faktor tingkah laku
Status gizi yang rendah selama kehamilan meningkatkan risiko
bayi prematurr. Merokok dan substansinya (kokain) mungkin
mengakibatkan vasokonstriksi uteroplasenta sehingg memicu
kelahiran bayi prematur. Perawatan prenatala yang inadekuat
juga berhubungan dengan kelahiran bayiprematur.
(Sacharin,2004)

Persalinan prematur berdasarkan pengolangan faktor penyebab


(I.B.G. Manuaba dkk., 2007)
Penggolong Kriteria Keterangan
an
Golongan I Dapat terjadi prematur kejadian persalinan prematur sangat
teratur tidak menimbulkan jarang berulang dengan sebab yang
proses rekuren sama
solusio plasenta
plasenta previa
hidramnion
/oligohidromnion
kehamilan ganda
Golongan II resiko kejadian persalinan - sebagian masih dapat diupayakan
prematur tidak dapat untuk dikendalikan
dikontrol oleh penderita - anomali alat reproduksi sebagian
sendiri sulit dikendalikan sekalipun dengan
hamil usia muda ,tua tindakan operasi
(umur kurang 18 tahun
atau diatas 40tahun )
terdapat anomali alat
reproduksi
Golongan III faktor yang menimbulkan Permasalahan yang dihadapi
pesalinan prematur dapat golongan 111,sebagian besar
dikendalikan sehinga beraspek sosial sehingah peran
kejadian prematur dapat nya sebagai faktor pemicu
diturunkan : persalinan prematur dapat
- KEBIASAAN : dikendalikan:
Merokok ketagin obat Kemampuan pengendalian faktor
Kebiasaan kerja sosial yang berada ditengah
keras ,kurang tdur dan masyarakat ,merupakan program
istirahat obstetr sosial
Keadaan sosial Keberhasilan nya akan dapat
ekonomi yang dirasakan masyarakan dan
menyebabkan mempunyai nilai untuk
konsumsi gizi nutrisi meningkatkan kemampuan
rendah memberikan pelayanan bermutu
Kenali berat badan ibu dan menyeluruh , sebagai stategi
hamil yang kurang sosial.
Anomali serviks,
serviks inkompeten

MANIFESTASI KLINIS
1. Fisik
Bayi kecil
Pergerakan kurang dan masih lemah
Kepala lebih besar dari pada badan
BB < 2500 gr
2. Kulit dan Kelamin
Kulit tipis dan transparan
Lanugo banyak
Rambut halus dan tipis
Genetalia imatur
Elastisitas daun telinga kurang
3. Sistem saraf
Reflek moro (+), reflek menghisap, menelan, batuk, belum
sempurna.
4. Sistem muskulus skeletal
Ubun-ubun dan sutura lebar
Tonus otot leher lemah.
5. Tidak tampak bayi menderita infeksi/perdarahan intracranial
6. Nafas belum teratur
7. Pembuluh darah kulit di perut terlihat banyak.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran fisik dan usia kehamilan.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada bayi prematur:


- rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru,
- analisa gas darah,
- kadar gula darah,
- kadar kalsium darah,
- kadar bilirubin.

Pemeriksaan diagnostic menurut Sitohang (2004) meliputi :


1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila
ada sepsis)
2. Hematokrit (Ht) : 43 % - 61 % (peningkatan sampai 65 % atau
lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan
anemia atau hemoragic prenatal/ perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis berlebihan).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-
2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama
setelah kelahiran rata- rata 40-50 mg/ dl meningkat 60- 70 mg/dl
pada hari ketiga
6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal
pada awalnya.
7. Pemeriksaan analisa gas darah.

PENATALAKSANAAN
1. Perawatan di Rumah Sakit
Perawatan di rumah sakit di tekankan pada pengaturan suhu
ingkungan pemberian nutrisi dan O2 bila perlu karena belum
sepurnanya alat alat organ bayi dan perlu penyesuaian
lingkungan, selain itu juga perlu adaanya pencegahan terhadap
infeksi serta mencegah defisiensi vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Incubator
Incubator berfungsi menjaga suhu bayi supaya tetap stabil
,akibat sistem pengaturan suhu dalam tubuh bayi prematur
belum sempurna maka suhunya bisa naik atau turun secara
dratis.
Fungsi inkubaotr secara garis besar :
- Oksgenasi
Melalui oksigen suplemen dengan tudung kepala/ kanula
hidung/ ventilasi mekanik
- Observasi
Perawatn intensif modern yang canggih meliputi pengukuran
suhu, respirasi, fungsi jantung, oksignasi dan aktivasi otak
- Perlindungan dari suhu dingin, infeksi, kebisingan, menjaga
tetap hangat dan membatasi eksposure kuman.
- Penyediaan gizi melalui sebuah saluran intravena kateter atau
nasogastrik tube
- Memudahkan administrasi obat
- Mempertahankan kesimbangan cairan dengan menyediakan
cairan dan enjaga kelembaban udara, baik kelembabannya
yang tinggi dari kult dan penguapan dari pernafasan bayi
Cara pengaturan suhu incubator :
1) Berat badan bayi kurang dari 2 kg suhu incubator di atur 35 0 C
2) Berat badan bayi 2- 2,5 kg suhu incubator di atur 34 0 C
3) Kelembaban : 50% - 60% terutama untuk bayi yang di indikasi
punya gangguan pernafasan
4) Suhu incubator dapat di turunkan 10 C setiap minggunya
untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan berangsur angsur
0
bisa diletakkan di suhu ruangan (27 - 29) C
Berat Suhu Inkubator Sesuai Usia
350 C 340 C 330 C 320 C
Badan
Bayi
Usia 11
Usia 1 Usia 3 5 Usia > 3
< 1,5 kg hari 3
10 hari minggu minggu
minggu
Usia 11
1,5 kg Usia 1- 20 Usia > 4
hari 4
2,0 kg hari minggu
minggu
Usia 3
2,1 kg Usia 1 2 Usia > 3
hari 3
2,5 kg bulan minggu
minggu
Usia 1 -2 Usia > 2
> 2,5 kg
hari hari

Bila tidak ada incubator , bedong / tutup badan bayi lebih


tebal dan letakkan botol-botol berisi air panas di
sekitarnya atau dengan lampu petromaks dekat tempat
tidur bayi.
Perspexheat shield di tempatkan pada kulit bayi dalam
incubator. Ini merupakan sebuah alat detector suhu yang
bisa mempertahankan suhu paten yang sudah di tentukan
pada bayi
Bayi daam incubator hanya di pakaikan popok agar
memudahkan pengawasan keadaan umu, perubahan
tingkah laku, warna kulit, pernafasan , kejang dan lain-lain.
Sehingga keluhan dapat di tentukan dan di atasi
secepatnya.
b. Pemberian ASI
Porsi yang di berikan pada bayi premature:
1) Bayi premature beratnya > 1.800 gram, usia gestasi >34
minggu dapat langsung di susukan pada ibunya. Bila ASI
belum mencukupi bisa di berikan ASI donor dengan
sendok atau cangkir 8 10 x/hari.
2) Bayi premature beratnya 1.500 1.800 gram, usia gestasi
32 34 minggu, refleks hisap belum baik, tapi menelan
sudah baik, berikan ASI pecah dengan 10 12 kali / hari
3) Bayi premature beratnya 1.250 1.500 gram, gestasi 30
31 minggu refleks hisap dan menelan belum ada, perlu
ASI pecah melalui pipa orogastrik / NGT 12x/ hari
c. Makanan atau nutrisi
- Bayi preature umumnya refleks hisap dan menelannya
belum sempurna, jadi perlu nutrisi yang di masukkan
langsung melalui oro gastric tube. Selain itu lambung
(kapasitas) masih kecil, tapi kebutuhan protein dan kalori
lebih tinggi daripada bayi normal. Protein 3 5 gram /
hari, kalori 110 kal/ kg BB/hari.
- Pemberian nutrisi dilakukan pada usia bayi 3 jam, agar
tidak terjadi hioglikemia dan hiperbilirubinemia.
- Sebelum pemberian makanan lakukan hisap cairan
lambung untuk mendeteksi atresia esophagus dan
mencegah muntah.
- Jumlah cairan yang diberikan pertama kali 1- 5 ml/ jam
dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit tiap 12
jam. Banyaknya cairan yang di berikan adalah 200
mg/kg/hari pada akhir minggu kedua.
d. Mencegah infeksi
- Pisahkan bayi yang terinfeksi sejak lahir dengan yang
tidak
- Galakkan teknik aseptic dan anti septic sebleum
memegang dan bersentuhan dengan bayi
- Bersihkan tempat tidur seminggu sekali dan segra setelah
bayi di pindah.
- Bersihkan pada waktu tertentu
- Gunakan 1 alat hanya pada satu bayi
- Petugas di bangsal neonatal harus memakai baju khusus
- Kulit dan tali pusat harus di bersihkan sebaik mungkin
- Pembatan pengunjung sangat perlu untuk di lakukan
e. Memberikan Sentuhan
Sentua dari ibu membantu mempercepat proses kenaikan BB
dan perbaikan kondisi bayi.
f. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan tindakan yang bertujuan
merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan
mencegah terjadinya infeksi. Pilihan perawatan tali pusat
meliputi triple dye, alcohol isopropyl, larutan povidon iodine,
salep anti mikrobal atau tanpa intervensi apapun..
Tali pusat merupakan sisa terakhir ikatan ibu dengan bayi
dalam rahim. Menjelang kesembuhannya tali pusat berubah
warna menjadi hitam. Dengan ini akan lepas dengan
sendirinya antara 1 4 minggu. Untuk mepercepat
penyembuhan dan mnegindari infeksi, jagalah tali pusat
tetap kering dan terkena udara. Berikut beberaa hal penting
dalam perawatan tali pusat :
1) Sebelum tali pusat terlepas jangan memandikan bayi
dengan merendamnya dan jangan membasuh tali
pusat sekalipun dengan lap basah
2) Cuci tangan bersih bersih saatakan melakukan
tindakan
3) Ambil kapas bulat yang telah di beri alcohol 70 %,
bersihkan sisa tali pusat terutama pangkalnya (yang
menempel pada perut bayi) dan lakukan dengan hati
hati terutama jik tali pusat masih berwarna merah
4) Rendam perban atau kassa steri dalam alcohol 70 %
lalu bungkus sisa tali pusat, seluruh permukaan hingga
pangkal harus tertutup perban
5) Lilitan perban jangan terlalu ketat agar bayi tidak
kesakitan
6) Kenakan gurita bayi untuk menahan agar bungkus
perban tetap pada tempatnya.
7) Jika pada area tersebut berwarna merah segera
hubungi dokter.

2. Perawatan di Rumah
a. Asupan Gizi
Bayi membutuhkan susu dengan protein tinggi, yaitu ASI.
Pada bayi premature organ hisapnya yang masih immature
maka kurang mampu untuk menyusu pada ibunya langsung,
jadi ASI di berikan dengan cara diperas dan diminumkan
dengan sendokk atau pipet perlahan cairan yang di berikan
sekitar 50 60 cc/kg/BB/ hari dan harus di naikkan sampai
mencapai sekitar 200 cc/kg/BB/ hari atau sesuai dengan
kemampuan bayi.
b. Jaga suhu tubuhnya
Bayi premature suhu tubuhnya tidak stabil, jadi orangrua
harus mengushakan suhu lingkungan atau ruangan agar
tidak memicu perubahan suhu bayi.
c. Jaga kebersihan lingkungan
d. Kangoro Mother Care (KMC)
KMC adalah kontak kulit di antara ibu dan bayi secara dini,
terus menerus dan di kombinasi dengan pemberian ASI
eksklusif. Tujuannya agar bayi tetap hangat. KMC dapat di
mulai segera setelah bayi lahir atau bayi sudah stabil dan
dapat di lakukan di rumah sakit maupun saat pulang. Metode
ini merupakan salah satu metode perawatan bayi lahir
dengan berat bdan lahir rendah untuk mencegah hipotermia.
Cara perawatannya dalam kedaan telanjang dada, bayi
hanya memakai popok dan topi danbayi di letakkan secara
vertical / tegak di dada diantara kedua payudara iu dimana
ibu dalam keadaan telanjang dada kemudian di selitmuti.
Juga di sertai dengan pemberian ASI ekskluif.
Keuntungan yang didapat dari metode kanguru bagi
perawatan bayi :
1. Meningkatkan hubungan emosional ibu dan anak
2. Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan
bayi
3. Meningkatkan pertumbuhna dan berat badan bayi dengan
lebih baik
4. Mengurangi stress pada ibu dan bayi
5. Memperbaiki keadan emosi ibu dan bayi
6. Menngkatkan produksi ASI
7. Menurunkan resiko terinfeksi Selma perawatan di rumah
8. Mempersingkat massa rawat di rumah sakit.
Cara melakukan metode kanguru antara lain:
1. Berikan bayi pakian, topi, popok dan kaos kaki yang telah
di hangatkan lebih dahulu
2. Lettakan bayi di dada ibu dengan posisi tegak langsung
kekulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada
dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk,
kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dan kepala agak
sedikit mendongak
3. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari
bdan ibu dan bayi diletakkan diantara payudara ibu baju
ditangkupkan kemudian ibu emakai selndang yang
dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
4. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi dapat digunakan
handuk atau kain lebar yang elastic atau kantung yang
dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi
5. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas
bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan
mengobrol. Pada waktu tidur, poisis ibu setengah duduk
atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di
belakang punggung ibu.
6. Bila ibu perlu istirahat dapat digantikan oleh ayah (KFC)
7. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu,
posisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI dan
kebersihan ibu dan bayi.
e. Kangoro Father Care (KFC)
Metode yang sama dengan KMC, akan tetapi pada KFC yang
melakukan adalah ayah.

PENCEGAHAN
Upaya Pencegahan Dalam Masalah Yang Berkaitan Dengan
Persalinan Preterm
Salah satu alternatif pendekatan yang sudah pernah di lakukan
dengan angka keberhasilan yang cukup memadai adalah suatu
program pencegahan yang melakukan intervensi pada masalah-
masalah yang berkaitan dengan bidang obstetri dan neonatologi.
Pencegahan Primer
Pencegahan yang menekankan pada eradikasi infeksi alat
kelamin,eliminasi faktor resiko,persalinan preterm yang lain, dan
edukasi pada ibu-ibu dengan resiko sebelum tanda-tanda persalinan
timbul.
Pencegahan Skunder
Pencegahan yang menggunakan indikator-indikator klinis,
laboratorik,serta biokimiawi,untuk meramalkan terjadinya persalinan
pada kasus-kasus persalinan preterm membakat dengan ketuban yang
masih utuh. Bila nilai dari indikator-indikator tersebut di atas masih
belum melampaui cut off yang di persyaratkan, maka pemberian obat
tokolitik masih berguna untuk menunda persalinan dan meningkatkan
usia hamil serta berat lahir.
Pencegahan Tersier
Pencegahan yang khususnya di tujukan pada kasus persalinan
preterm pada fase lanjut dimana sudah tidak mungkin lagi di
cegah.keadaan ini di tandai dengan tanda-tanda klinis, laboratorik, dan
biokimiawi yang sudah melampaui cut off yang di persyaratkan. Pada
kondisi tersebut, upaya pencegahan di tujukan terutama pada
pencegahan terhadap trauma persalinan dan hipoksia intrauterin untuk
mengurangi resiko morbiditas perinatal. Pada pencegahan tingkat ini,
yang harus di lakukan adalah merencanakan persalinan yang
aman,untuk bayi prematur dengan cara yang tepat, di tangan yang
ahli, di saat yang tepat, serta di tempat yang memadai untuk
perawatan intensif.

KOMPLIKASI dan MASALAH


Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman
persalinan preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan
tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa
kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm,
yaitu :
1. Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3
kali dalam waktu 10 menit.
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain).
3. Perdarahan bercak.
4. Perasaan menekan daerah serviks.
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan
sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%.
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika.
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya
persalinan preterm.
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.

Masalah kesehatan yang sering dialami bayi lahir prematur :


1. Masalah kardiovaskular seperti PDA atau Duktus Arteriosus Paten
dimana ductus arteriosus tetap terbuka bahkan setelah anak lahir.
Anak yang lahir prematur sangat rentan terhadap masalah seperti
masalah hipertensi, diabetes dan jantung di usia dewasa mereka.
2. Penyakit paru-paru kronis dan infeksi seperti displasia
bronkopulmonalis, pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan.
3. Ada beberapa masalah neurologis seperti Ensefalopati hipoksik
iskemik, retinopati prematuritas, apnea, serebral palsi, cacat
perkembangan, perdarahan intraventrikular. Beberapa bayi
cenderung mengalami pendarahan otak. Pendarahan otak parah
dapat berakibat fatal. Keterbelakangan mental adalah efek yang
bisa terjadi pada kelahiran prematur.
4. Masalah hematologi yang bisa terjadi pada kelahiran prematur
adalah trombositopenia, anemia, ikterus atau hiperbilirubinemia
yang menyebabkan kernikterus.
5. Bayi prematur menghadapi masalah pertumbuhan jangka panjang
seperti tingkat pertumbuhan di bawah rata-rata.
6. Beberapa masalah metabolik dan pencernaan yang juga bisa terjadi
pada bayi prematur seperti hernia inguinalis, hipokalsemia, rakhitis,
nekrosis enterocolitis, hipoglikemia, dll. Pengamatan yang dilakukan
menemukan bahwa, bayi prematur menghadapi kesulitan dalam
menyusu, karena kurang energi untuk menghisap susu.
7. Anak yang lahir antara minggu ke-22 dan 27 lebih rentan terhadap
kematian bayi dan SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
8. Para ahli menyatakan bahwa anak-anak yang lahir prematur
menghadapi masalah reproduksi.
9. Beberapa masalah lainnya seperti sepsis, kebutaan total atau
parsial, masalah penglihatan, infeksi saluran kemih, masalah sosial
dan emosional, keterampilan mengucap yang kurang, ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder), masalah koordinasi mata
tangan dan IQ lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Richard E. (ed.). 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson.


Jakarta: EGC.

Datta, M, Randall, L, Holmes, N, Karunaharan, N. 2003. Rujukan


Cepat Ostetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.

Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, I.B.G. Fajar Manuaba. 2007.


Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Martaadisobrata, D, Sastrawinata, S, R, Saifuddin, A, B. 2005. Bunga


Rampai Obstetrik dan Ginekoligi Sosial. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Mathews, T, J., MacDorman, M, F. 2010. Infant Mortality Statistics


From the 2006 Period Linked Birth / Infant Death Data Set.
Dalam:
http://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/Prete
rmBirth.htm. Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan
Pediatrik. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Saifuddin, A, B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Santoso, Anurudha Budi. 2003. Hubungan antara Kelahiran


Prematur dengan Tumbuh Kembang Anak pada Usia 1
Tahun. Tesis Universitas Diponegoro : Semarang.

Sitohang, A. N. 2004. Asuhan Keperawatan pada Bayi Berat


Badan Lahir Rendah. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sumatra Utara. Medan.
Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi.
Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
PATHWAYS BBLR
Etiolog
i

Faktor Faktor
Faktor
Plasenta

BBLR/BL

Permukaan Jaringan lemak


tubuh Relatif
Prematurit Fungsi organ-organ
sub kutan lebih
lebih luas tipis belum baik
Penguap Pemaparan Kehilangan Kekurangan Penurunan Hat Usu Ginja Ota Mat Kuli
an dengan suhu panas melalui cadangan daya tahan
berlebih luar kulit energi Konjugasi Periltastik -Imaturitas
Dinding Imaturitas Halus
bilirubin Imaturitas
Kehilang Kehilang Malnutris lambung belum sentrum2 Lensa
Dk Ginjal mudah
blm baik lunak sempurna mata
an cairan an panas Resiko Vital lecet
-Sekunder
Hipoglikem infeksi Resiko
Hiper Mudah Pengosong Sekunder Regulasi efek O2
bilirubin kembung an terapi Pernafasan Retrolentra Infeksi
Dehidra Dk Pioderma
lambung l
Hipotermia
Ikterus Fibroplasia
Pernafasan Retinopaty Sepsis
Faktor Plasenta Periodic
Par
Faktor Plasenta
-Pertumbuhan ddg Reflek Pernafasan
dada blm menelan blm Biot
sempurna sempurna
-Vaskuler Paru imatur Dk Resti gangguan
Insuf. pemenuhan nutrisi
Pernafasan kurang dari
kebutuhan tubuh
Penyakit Dk Pola
membrane nafas tidak
hialin efektif

Anda mungkin juga menyukai