MEWARNAI GAMBAR
DI RUANG 15 RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
IRNA IV
2017
SATUAN ACARA BERMAIN
A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi
anak. Tujuan bermain dirumah sakit pada prinsipnya adalah agar anak dapat
melanjutkanfase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreativitas anak, dan anak dapat beradaptasi lebih efektif
terhadap stress. Aktifitas bermain dirumah sakit ini disebut "Play Therapy
Program" (Program Terapi Bermain).
Anak masuk rumah sakit akan bereaksi dengan agresif, ekspresi verbal
dan dependensi. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa mengukur suhu,
mengukur tekanan darah, mendengarkan suara napas dan prosedur lainnya tidak
akan menimbulkan perlukaan. Jika hal ini berlanjut maka tindakan keperwatan dan
pengobatan tidak akan berhasil sehingga masalah anak tidak teratasi. Oleh karena
itu, pentingnya kegiatan terapi bermain terhadap tumbuh kembang anak
dapatmengurangi kecemasan akibat hospitalisasi.
Manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak yang dirawat di
rumah sakit maka akan memudahkan anak menyatakan rasa kecemasan dan
ketakutan lewat permainan, mempercepat proses adaptasi di rumah sakit, anak
dapat berkumpul dengan teman sebayanya di rumah sakit sehingga anak tidak
merasa terisolir, anak mudah diajak bekerja sama dengan metode pendekatan
proses keperawatan di rumah sakit.
Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh
karena itu, menggambar bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas
anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah
satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah
mampu mengenali warna. Dengan permainan menggambar menggunakan pensil
warna menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat
perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama
menggambar, anak akan mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna
pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks.
Karena pentingnya manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak sakit
dan perawat harus mampu melaksanakan hal ini maka rencana penerapan terapi
bermain terhadap anak usia pre-school berupa menggambar menggunakan pensil
warna atau crayon yang dirawat di rumah sakit perlu segera dilaksanakan
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain menggambar dapat meminimalkan dampak
hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan
anak.
C. Metode
Demonstrasi
D. Media
Kertas gambar
Pensil warna/ crayon
E. Karakteristik peserta
1. Anak yang dirawat di ruang 15 usia prasekolah (3-6 tahun)
2. Anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
F. Struktur organisasi
1. Struktur Organisasi
a. Leader :
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Memberikan penjelasan mengenai peraturan kegiatan
b. Penyaji :
1) Mengenalkan beberapa gambar yang dapat diwarnai
2) Mendemonstrasikan cara mewarnai yang benar
3) Memandu peserta untuk mewarnai gambar
c. Fasilitator :
1) Membantu leader dalam mengatur kegiatan
2) Mengkondisikan peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatan
3) Membantu peserta yang sulit mengikuti proses kegiatan
d. Observer : Dyah Sotyamartani, Ahmad Khoirul Rizal, Celine Rosalia I
1) Menilai jalannya proses kegiatan
2) Menilai peran leader, fasilitator, dan observer dalam menjalankan
proses kegiatan
3) Menilai partisipasi peserta dalam mengikuti proses kegiatan
G. Setting
Keterangan:
1. Penyaji 4. Peserta
2. Leader 5. Observer
3. Fasilitator
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai
b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
c. Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
d. Kontrak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain
dilakukan 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan
b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung
c. Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung
d. Anak mau dan dapat mewarnai dengan baik didampingi oleh fasilitator
e. Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain
f. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiwa tercapai dengan
baik
g. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-
masing
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
b. Anak dapat melakukan pemilihan warna sesuai dengan yang disukainya
c. Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir
d. Pasien/anak ikut berpartisipasi aktif dalam terapi bermain dan dapat
menyelesaikan proses mewarnai hingga selesai.
J. Hasil observasi
1. Leader
leader bertugas untuk memimpin jalannya acara penyuluhan dari awal
hingga berakhirnya penyuluhan. Leader juga bertugas memimpin diskusi
agar lebih tenang dan kondusif.
2. Penyaji
Menyamapaikan materi
3. Fasilitator
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat
kooperatif dalam penyuluhan yang dilakukan.
4. Observer
a. observer menilai jalannya kegiatan bermain dari awal hingga
akhir
b. Observer menilai masing-masing peran dalam struktur organisasi
dari awal hingga akhir kegiatan
c. Observer menilai respon peserta kegiatan bermain dari awal
hingga akhir kegiatan bermain
Lampiran materi
MENGGAMBAR
1. Definisi
Menggambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi
stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ ”therapeutic
play”).
b. Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan
”feelingnya” atau memberikan pada anak suatu cara untuk
berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
c. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan
karena proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss,
kognitifnya tidak akurat dan negatif.
d. Menggambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi
emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan
benci.
e. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
5. Perkembangan Moral
a. Orientasi pada hukum dan kepatuhan
b. Anak berorientasi pada hal sebenarnya
6. Perkembangan Bahasa
a. Usia 3 tahun
1) Banyak bertanya
2) Berbicara saat ada atau tidak ada orang
3) Menggunakan bahasa telegravis
4) Menggunakan konsonan d,b,t,k,y
5) Menghilangkan w dari pembicaraan
6) Pembedaharaan kata 900 kata
7) Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l)
b. Usia 4 tahun
1) Perbendaharaan kata 1500 kata
2) Menghitung 1 s/d 3
3) Menceritakan cerita
c. Usia 5 tahun
1) Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata
2) Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan
semua bagian bicara.
3) Menyebutkan empat atau lebih warna
4) Mengetahui nama-nama hari.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan anak sakit → perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan→ lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
F. ANTISIPASI HAMBATAN
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA