Preseptor :
dr. Andrini Ariesti, Sp.M (K)
Ablasio retina adalah kelainan pada mata yang disebabkan
oleh terpisahnya lapisan neurosensoris retina (NSR) dari
lapisan epitel retina (RPE) terhambatnya aliran cairan
subretina yang dapat menumpuk di ruang potensial antara
NSR dan RPE
Insiden ablasio retina cukup banyak terjadi kasus
emergency di bidang mata
setiap tahun sekitar 1 sampai 2 orang dari 10.000 kasus
mengalami ablasio retina
Ablasio retina terbagi menjadi 3
Regmatogen insiden terbanyak
Traksional
eksudatif (serosa)
Ablasio retina dengan cepat akan mengakibatkan kematian
pada sel fotoreseptor, sekitar 12 jam setelah proses ini
terjadi. Jika tidak segera ditatalaksana dengan baik
penurunan fungsi penglihatan dapat dengan cepat terjadi
kehilangan fungsi penglihatan secara permanen
Prinsip tatalaksana ablasio retina adalah menemukan robekan
dan segera menutup robekan tersebut.
merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsang cahaya
selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan
multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior
dinding 2 bola mata
Ditengah-tengah retina posterior terdapat macula
Di tengah makula terdapat fovea
mendapatkan suplai darah dari dua sumber :
1. koriokapiler yang berada tepat di luar membrana Bruch
(1/3 luar retina termasuk lapisan pleksiform luar dan
lapisan inti luar, fotoresptor, dan RPE)
2. Cabang arteri retinalis (2/3 sebelah dalam)
kelainan pada mata di mana lapisan sensori retina, sel
kerucut dan sel batang terlepas dari lapisan epitel pigmen
retina
sel epitel pigmen retina masih melekat erat dengan membran
Bruch.
1. Ablasio retina regmatogenosa
akibat adanya robekan pada retina cairan masuk ke dalam
rongga subretina, di antara lapisan sensori retina dan sel epitel
pigmen retina.
-Eksudatif
cairan subretina berasal dari koroid melalui sel epitel pigmen
retina yang rusak
1/10.000 tiap tahun
Bilateral 10% kasus
AS 6% ablasio retina regmatogen, insidensi 1/15.000
populasi
Laki-laki > perempuan
15% penderita ablasio unilateral bisa berkembang menjadi
bilateral
Etnis yahudi lebih sring, jarang pada kulit hitam
Sering pada usia 40-70 tahun 12,5/100.000 tiap tahun
Miopia berat : >-5-6D 67% KASUS
Afakia (pasien katarak setelah dioperasi tanpa lensa
intraocular)
Usia lanjut
Trauma : lebih sering pada usia 25-45 tahun
Berdasarkan pathogenesis
Tears
-Akibat traksi vitreoretina dinamik
-memiliki predileksi di superior dan lebih sering di temporal
daripada nasal.
Holes
-akibat atrofi kronik dari lapisan sensori retina, dengan
predileksi di daerah temporal dan lebih sering di superior
daripada inferior, dan lebih berbahaya dari tears.
Berdasarkan morfologi
U-tears: terdapat flap yang menempel pada retina di bagian
dasarnya,
incomplete U-tears: dapat berbentuk L atau J,
operculated tears: seluruh flap robek dari retina,
dialyses: robekan sirkumferensial sepanjang ora serata
giant tears.
Berdasarkan lokasi
oral: berlokasi pada vitreous base,
post oral: berlokasi di antara batas posterior dari vitreous
base dan equator,
equatorial
post equatorial: di belakang equator
macular: di fovea.9
robekan retina disebabkan ketidakseimbangan dari gaya
Gaya 2 fungsi : mempertahankan perlekatan retina dengan
RPE, gaya lain mencetuskan robekan
Pada regmatogen : gaya yang mencetuskan lepasnya
perlekatan retina> gaya yang mempertahankan perlekatan
retina
Tekanan yang mempertahankan perlekatan retina :
hidrostatik, onkotik dan transpror aktif.
-Tekanan hidrostatik intraocular vitreous > koroid
-Tekanan onkotik koroid > vitreus
-Pompa pada sel RPE secara aktif mentranspor larutan dari
ruang subretina ke koroid
Interaksi traksi dinamik vitreoretinal + kelemahan di retina
perifer karena predisposisi degenerasi robekan retina
Traksi vitreoretinal dinamik terjadi synchysis likuefaksi
dari badan vitreus berkembang menjadi lubang pada
korteks vitreous postOR yang tipis pada fovea
Cairan synchytic dari tgh badan vitreous masuk lewat lubang
ke ruang retrohialoid yang baru terbentuk terlepas
permukaan vitreous postOR secara paksa dari lapisan sensori
retina
badan vitreous lain kolaps ke inferior dan ruang
retrohialoid terisi oleh cairan synchitic
Fotopsia : hasil dari stimulasi mekanik retina
Floaters : bayangan gelap yang disebabkan oleh masuknya
darah dan sel RPE e badan vitreus ketika retina robek
Defek lapang penglihatan : perifer ke sentral black curtain
adanya defek relatif pupil aferen (Marcus Gunn pupil)
TIO turun
Iritis ringan
Gambaran tobacco dust/ Schaffer sign
Robekn retina pada funduskopi retina terlihat terangkat
berwarna pucat dengan pembuluh darah diatasnya
a. Anamnesis
o Pasien biasanya datang dengan keluhan berupa :
Peningkatan jumlah dan ukuran floaters, mengindikasikan robekan retina
Tampak kilatan cahaya, sebagai stadium pertama dari robetkan retina atau ablasio retina
Muncul bayangan di tepi lapang pandang
Kesan tampilan tirai abu-abu pada lapangan pandang
Penurunan penglihatan mendadak
Kerugian PPV:
Membutuhkan tim yang berpengalaman dan peralatan yang mahal.
Dapat menyebabkan katarak.
Kemungkinan diperlukan operasi kedua untuk mengeluarkan
silicon oil
Perlu follow up segera (terjadinya reaksi fibrin pada kamera okuli
anterior yang dapat meningkatkan tekanan intraokuler.
Katarak
Glaukoma
Infeksi
Perdarahan ke ruang vitreus
Kehilangan penglihatan
keadaannya sudah melibatkan makula maka akan sulit
menghasilkan hasil operasi yang baik, tetapi dari data yang ada
sekitar 87 % dari operasi yang melibatkan makula dapat
mengembalikan fungsi visual sekitar 20/50 lebih kasus dimana
makula yang terlibat hanya sepertiga atau setengah dari
makula tersebut.
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
No RM : 01040024
Usia : 54 tahun
Alamat : Tabing
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal Pemeriksaan : 19 Maret 2019
KELUHAN UTAMA
Gambar
Ro thoraks : Cardiomegali
Echocardiografi : EF=42%, Global hipokinetik, LVH eksentrik
hipertrofi dengan disfungsi diastolic, LV yg relaksasi, AR mild,
AR mild ec kalsifikasi degenerative, MR mild ec restriktif PML
Laboratorium (21/02/19) :
Hb/Ht/Leu/Tro : 15/48/8390/312000 • PT/APTT : 10,0/32,8
Eritrosit : 5,01 juta • GDP : 93 mg/dl
LED : 3 mm • Ur/Cr : 17/0,9 mg/dl
Retikulosit : 2,1 %
• Na/K/Cl : 140/4,0/102 Mmol/L
Hitung Jenis : 0/6/0/45/42/7
• SGOT/SGPT : 27/29 u/l
STATUS OFTALMIKUS OD OS
Visus 20/20
Palpebra Edem (-)
CoA Cukup dalam
Pupil Bulat, RP +/+, diameter 3 mm
Lensa Bening
Tekanan bulbus okuli Normal palpasi
O/ STATUS OFTALMIKUS OD OS
Fundus :
- Media Bening
- Papil optikus Bulat, batas tegas, C/D 0,3-0,4
- Pembuluh darah
Aa:Vv 2:3
aa:vv
- Retina Perdarahan (-), eksudat (-)
- Makula Reflek fovea (+)