Anda di halaman 1dari 54

Laporan kasus ablasio retina

Muhamad Fathi 03008280

IDENTITAS PASIEN

Nama Jenis kelamin Usia Suku bangsa Status perkawinan Agama Pekerjaan Alamat Pulau Gadong

: Ny. R : Perempuan : 30 tahun : Jawa : Menikah : Islam : Ibu rumah tangga : KP Rawa Terate,

ANAMNESIS
Keluhan Utama Penglihatan mata kiri buram mendadak sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan Tambahan Bagian bawah tidak dapat melihat seperti tertutup tirai. Benda benda terbang di mata kiri dan terdapat jaring jaring hitam seperti sarang labah-labah. Pasien juga melihat cahaya berkilat terutama bila melihat lampu. Pasien menyangkal adanya mata merah dan nyeri.

Riwayat Penyakit Sekarang

3 tahun yang lalu operasi katarak dan retina robbekpad a mata kiri di JEC

3 minggu yang lalu mata kiri dipukul anak Buram(+)

3 hari yang lalu makin buram bagian bawah tidak melihat

Riwayat Penyakit Dahulu Katarak mata kiri, robek retina mata kiri, Hepatitis A. pasien menyangkal adanya riwayat jantung, riwayat hipertensi, riwayat diabetis melitus dan riwayat asma. Riwayat Penyakit Keluarga Di keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami sakit yang sama seperti pasien. Riwayat Hidup dan Kebiasaan Pasien sering mengucek-ngucek matanya bila terasa gatal. Riwayat pengobatan Pasien belum pernah berobat untuk keluhan sekarang.

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS Pemeriksaan Umum Kesadaran : Compos mentis Keadaan umum : Tampak sakit ringan Nadi : 84x/menit Suhu : Afebris Pernapasan : 20 x/menit

STATUS OPTHALMOLOGIS
Visus: VOD + kacamata : 6/7.5 VOS + IOL : 2/60 Tes konfrontasi lapang pandang Lapang pandang bagian inferior menyempit

Occuli Dextra Ortophoria

Bola Mata Kedudukan mata

Occuli Sinistra bola Ortophoria

Baik ke segala arah

Pergerakan bola mata Baik ke segala arah Hiperemis (-), oedem (-),

Hiperemis (-), oedem (-), Palpebra superior

ektropion (-). Entropion (), trikiasis (-), distikiasis (), ptosis (-)

ektropion (-). Entropion (-),


trikiasis (-), distikiasis (-), ptosis (-)

Hiperemis (-), litiasis (-), Konjungtiva tarsalis Hiperemis (-), litiasis (-), folikel (-), papil (-) superior folikel (-), papil (-) Injeksi siliar (-), injeksi episklera (-), perdarahan

Injeksi siliar (-), injeksi Konjungtiva bulbi episklera (-), perdarahan

subkonjungtiva
pterigium (-)

(-),

subkonjungtiva
pterigium (-)

(-),

Hiperemis (-), litiasis (-), Konjungtiva tarsalis Hiperemis (-), litiasis (-), folikel (-), papil (-) inferior folikel (-), papil (-)

Jernih Dalam

Kornea Camera anterior

Jernih occuli Dalam

Kripti baik

Iris

Kripti baik Bulat, isokor, RCL +, RCTL +

Bulat, isokor, RCL +, Pupil RCTL + Jernih Jernih Lensa Vitreous humor

Jernih Keruh Refleks fundus (+), papil bulat, batas tegas, merah

Refleks fundus (+), papil Funduskopi bulat, batas tegas, merah

muda, CDR 0,3-0,4, aa/vv


2/3, refleks makula (+), tidak perdarahan/eksudat 17.5 mmHg ada

muda, CDR 0,3-0,4, pemb.


darah retina sulit dinilai, refleks makula sulit dinilai , retinal detached superoir Tekanan intra okuler 13.0 mmHg

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto fundus Oftalmoskopi Tonometri Tes lapang pandang USG OS Elektroretinogram (ERG)

FOTO FUNDUS
Papil bulat, batas tegas, muda, merah

CDR 0,3-0,4 Pemb. darah retina sulit dinilai, Refleks makula sulit dinilai Retinal detached pada bagian superior Retinal tear pada bagian temporal superior

IDENTIFIKASI MASALAH & ANALISA KASUS


Identifikasi Masalah Penglihatan mata kiri buram sebagian mendadak, Melihat benda-benda gelap yang bergerak dan jaring jaring seperti sarang labah-labah, Melihat cahaya berkilat bila melihat cahaya, Tidak dapat melihat bagian bawah seperti tertutup tirai.

Analisa Kasus

Penglihatan buram mendadak Penglihatan buram mendadak dapat diakibatkan kelainan pada retina dan kelainan saraf optik. Penglihatan berkurang mendadak yang diikuti dengan mata tenang dapat disebabkan oleh ablasio retina, oklusi arteri retina sentralis, oklusi vena retina sentralis dan retinitis optikus. Pada pemeriksaan funduskopi dan foto fundus pada mata kiri pasien retinal detached pada bagian superior. ablasio retina. oklusi arteri retina sentralis gambaran red cherry-spot pada fovea (-)

oklusi vena sentralis tidak ada pelebaran pembuluh darah vena di retina, flame-shaped haermorhagic, blood dot haermorhagic, cotton-wool spots dan edema retina retinitis optikustidak ada fine excudates, hiperemia dan edematous pada diskus optikus Anam + pf ablasio retina

Melihat benda-benda gelap yang bergerak dan jaring jaring seperti sarang labah-labah. Floaters(+) Floaters terjadi akibat dari cepatnya degenarasi dari vitreus.

Melihat cahaya berkilat bila melihat cahaya, Fotopsia(+) Gejala fotopsia tidak dipengaruhi cahaya. Fotopsia ini terjadi akibat dari iritasi retina yang disebabkan pergerakan dari vitreus.

Tidak dapat melihat bagian bawah seperti tertutup tirai


Perubahan dari bentuk lapang pandang pasien. Retinal detached. Pada pasien retinal detached terjadi pada bagian superior sehingga pada lapang pandang pasien bagian bawah menyempit.

RESUME

Seorang pasien wanita,Ny.R berusia 30 tahun ,pekerjaan seorang ibu rumahtangga datang ke RSUD Budhi Asih dengan keluhan mata kiri buram secara mendadak sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Penglihatan pasien makin lama makin buram dan tidak melihat bagian bawah seperti tertutup tirai. Pasien melihat benda benda gelap bergerak dan jaring jaring seperti sarang labah labah pada mata kiri. Pasien juga melihat cahaya berkilat apabila melihat cahaya. 3 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengaku matanya dipukul anak menggunakan handphone sehingga penglihatan pasien menjadi buram. Pasien juga mengaku pernah menjalani operasi katarak dan operasi robek retina kira kira 3 tahun yang lalu.

Pada status oftalmologis didapatkan visus mata kanan dengan kacamata 6/7.5 manakala visus mata kiri dengan IOL 2/60. Kedudukan bola mata,pergerakan bola mata, keadaan papebra superior inferior,konjungtiva tarsalis superior dan inferior,konjungtiva bulbi ,kornea, COA ,iris, pupil, lensa dan TIO masih dalam batas normal. Vitreous humor mata kiri didapatkan keruh. Pada foto fundus OS ditemukan Papil bulat, batas tegas, merah muda, CDR 0,30,4, pembuluh darah retina sulit dinilai, refleks makula sulit dinilai, retinal detached pada bagian superior dan retinal tear pada bagian temporal superior

DIAGNOSIS KERJA Ablasio retina OS Pseudofakia OS Kelainan refraksi OD

DIAGNOSIS BANDING Oklusi arteri retina sentralis Oklusi vena retina sentralis

PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa Konsul ke spesialis mata bagian retina, Pasien banyak istirehat dan tidak banyak bergerak, Mata tidak dikucek-kucek, Pemakaian kaca mata pada mata kanan. Medikamentosa Terapi Bedah Operasi scleral bulking

PROGNOSIS
Ad vitam Ad fungsionam Ad sanationam

:Bonam :Dubia ad malam :Dubia ad bonam

Tinjauan pustaka ablasio retina

ANATOMI RETINA

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina membentang ke depan hamper sama jauhnya dengan korpus siliaris dan berakhir di tepi oroserata. Retina mempunyai ketebalan 0.1mm pada oroserata dan 0.23mm pada kutup posterior.(1)

Lapisan retina

PEMBULUH DARAH RETINA


Empat lapisan terluar retina darah koroid. Enam lapisan terdalam arteri sentralis retina yang berasal dari arteri ophtalmika. ( Arteri sentralis retina:

arteri sentralis retina superior nasal, arteri sentralis retina inferior nasal, arteri sentralis retina superior temporal arteri sentralis retina inferior temporal.

EMBRIOLOGI RETINA

Retina terbentuk dari 2 dinding yaitu dinding dalam (nervous retina) dinding luar (EPR) Dinding dalam
matrix cell layer(sel kerucut dan batang) mantle layer (sel bipolar, sel ganglion, sel-sel saraf dan jaringan pembantu) marginal layer (sel ganglion, akson dari serat saraf).

Sel dari dinding luar


epithelium pigmen retina badan siliaris dan iris.

Fisiologi penglihatan (retina)


Mekanisme utama: i. Phototransduction ii. Processing and transmission of visual sensation iii. Visual percepion

Phototransduction

Vit A

ABLASIO RETINA
DEFINISI Ablasio retina (retinal detachment) adalah pemisahan retina sensorik, yakni lapisan fotoreseptor (sel kerucut dan batang) dan jaringan bagian dalam, dari epitel pigmen retina dibawahnya. (1)

KLASIFIKASI
Rhegmatogenous atau primary retinal detachment Ablasio retina traksional (tractional retinal detachment ) Ablasio retina eksudatif ( exudative retinal detachment )

ABLASIO RETINA RHEGMATOGENOUS


Bentuk tersering Adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Ablasio regmantogenosa spontan pelepasan korpus vitreum posterior(1)

Faktor resiko
1. 2. 3. 4. 5. 6.

7.

Usia; tersering pada usia 40-60 tahun. Kelamin; lebih sering pada lelaki Miopia; 40% kasus adalah pada myopia Afakia; lebihsering pada afakia berbanding fakia Degenerasi retina Trauma Senile posterior vitreous detachment

Patogenesis
Robekan retina terjadi sebagai akibat dari interaksi traksi dinamik vitreoretina dan adanya kelemahan di retina perifer dengan predisposisi degenerasi. Traksi vitreoretina dinamik dicetuskan pergerakan mata yang cepat terutama pada PVD, vitreous synerisis, afakia dan miopia. Apabila terjadinya robekan pada retina cairan vitreous akan menyusup masuk ke bagian yang lepas. Semakin lama semakin banyak cairan viterous yang berakumulasi dan semakin banyak retina yang terlepas.

Gejala
Fotopsia Floaters Perubahan bentuk lapang pandang Hilang penglihatan yang mendadak tanpa disertai nyeri

Pemeriksaan

Pemeriksaan luar x kelainan. TIO normal /sedikit menurun. Pada pemeriksaan oftalmologis defek relatif pupil aferen (Marcus Gunn pupil), Pemeriksaan plane mirror warna keabu abuan pada bagian retina yang terlepas. Pemeriksaan lapang pandang perubahan bentuk lapang pandang. Elektroretinogram (ERG) subnormal atau tidak ada. USG untuk memastikan diagnosis terutama pada pasien dengan katarak atau perdarahan vitreous.

Komplikasi
Katarak komplikasi Uveitis Pthisis bulbi

Penanganan
Prinsip penanganan dari ablasio retina adalah: 1. Menutup bagian retina yang robek 2. Drainase cairan subretinal 3. Mempertahankan posisi chorioretinal Teknik pembedahan yang paling populer dan efektif adalah buckling sklera dan retinospeksi.

ABLASIO RETINA AKIBAT TRAKSI

Ablasio retina akibat raksi terjadi karena retina ditarik secara mekanik dari tempatnya oleh kontraksi dari jaringan fibrotik vitreous (vitreoretinal traktional band).

Etiologi
1.

2.
3. 4. 5. 6.

Post traumatik Proliferasi retinopati diabetik Plastic cyclitis Sickle cell retinophaty Retinal dysplasia Toxocarisis

KLINIS
Vitreoretinal band. Robek retina. (-) Permukaan yang lebih konkaf lokal, biasanya tidak meluas ke oro serata. (2)

Penanganan Pembedahan adalah susah dan membutuhkan pars plana vitrectomy untuk memotong vitreoretinal tractional bands dan tamponade internal. Prognosis Prognosis dari kasus biasanya tidak memuaskan.

ABLASIO RETINA EKSUDATIF

Ablasio retina eksudatif terjadi akibat dari retina terdorong oleh neoplasma atau akumulasi dari cairan dibawah retina diikuti infalmasi atau lesi vaskular. (2,3)

Etiologi

Penyakit sistemik; hipertensi renal dan poliartritis nodosa Penyakit mata


Kelainan kongenital seperti nanophthalmus, optic pit, familial exudative vitreoretinophaty (FEVR) Inflamasi seperti Haradas disease, skelritis posterior, selulitis orbital Penyakit vaskular seperti retinopati serous sentral Sudden hypotony yang disebabkan perforasi dari bola mata dan operasi intraocular. Sindroma efusi uvea

Klinis
Tidak terdapat fotopsia, robek, lipatan dan undulasi, Ablasio retina eksudatif berbentuk konveks, Pattern of retinal vessels terganggu disebabkan adanya neovaskularisasi Pada pemeriksaan transiluminasi simple detachment tampak tranparansi manakala solid detachment kelihatan opaque

Penanganan

Prinsip penangan
mengatasi penyebab nuklasi diperlukan sekiranya terdapat tumor intraocular. (2)

Operasi scleral buckling

Retinopeksi pneumatic

Pars Plana Vitrektomy

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

3.

4.

Vaughan, Daniel G. Asbury, Taylor. 2000. Oftalmologi umum (General ophthalmology) edisi 14. EGC: Jakarta. Khurana. Diseases of retina in comprehensive ophthalmology 4th edition. New Age International Limited Publisher: India. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. DR.Dr.Widya Artini, SpM, Pemeriksaan Dasar Mata, Edisi pertama, Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2011.

Anda mungkin juga menyukai