Anda di halaman 1dari 18

PAPER

“Papil Atrofi”
Paper ini dibuat Sebagai Salah Satu Persyaratan
Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior SMF Mata
Di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Disusun Oleh :

Fika Lastiar Gultom


102119081
Pembimbing : dr. Ayu Nur Qomariyati, Sp.M
Definisi
Atropi papil merupakan suatu kerusakan pada saraf optik yang
mengakibatkan degenerasi pada saraf optik yang terjadi
sebagai hasil akhir dari suatu proses patologik yang merusak
akson pada sistem penglihatan anterior , dapat terjadi akibat
iskemia, inflamasi, infiltrasi kompresi dan demielinasi.
Atrofi papil nervus optikus adalah degenerasi
nervus optik yang tampak sebagai papil berwarna
pucat akibat hilangnya pembuluh darah kapiler
serta akson dan selubung myelin nervus optikus
dan digantikan oleh jaringan glia.
• Atrofi papil bukan merupakan penyakit akan tetapi merupakan tanda
akan kondisi yang berpotensi serius, keadaan ini merupakan proses akhir
dari suatu proses yang terjadi di retina, kerusakan yang sangat luas dari
nervus optikus akan menimbulkan atrofi papil dan dapat menimbulkan
mata menjadi buta.
• Penegakan diagnosis atrofi papil memerlukan pemeriksaan mata yang
lengkap seperti ; pemeriksaan visus, tes lapang pandang, penglihatan
warna, reflex pupil, pemeriksaan retina dan diskus optikus dengan
menggunakan oftalmoskop.
Epidemiologi
Di Amerika menurut penelitian Tielsch dkk,prevalensi kebutaan
akibat atropi papil adalah 0,8%. Menurut penelitian Munoz dkk
prevalensi gangguan penglihatan dan kebutaan akibat atropi papil
adalah 0,04% dan 0,12%. Atropi papil bukanlah suatu penyakit,
tetapi merupakan suatu tanda dari berbagai proses penyakit,
sehingga morbiditas dan mortalitasnya sangat tergantung pada
penyebabnya.
Atropi papil lebih banyak dijumpai pada orang
Afrika Amerika (0,3%) dibanding pada kulit putih
(0,05%). Atropi papil dapat terjadi pada wanita dan
laki-laki, dan dapat terjadi pada semua umur.
Anatomi
Visual pathway bermula di retina, dan
terdiri dari saraf optik, chiasma optikus,
traktus optikus, lateral geniculate bodies,
optic radiations dan kortex visual.
Panjang saraf optik ± 45-70 mm,terdiri
atas 4 bagian yaitu intra okuli (1mm),
intra orbita (30 mm), intra kanalikuli (6-
9mm), dan intra kranial (10mm). Optic
nerve head, oleh Brigss (1688) disebut
˝papil˝, berbentuk oval dengan diameter
1,5mm dan aksis vertikal yang lebih
panjang. Aliran darah saraf optik dan
papil sangat kompleks.
Patofisiologi
Klasifikasi
• Klasifikasi atropi papil dibuat berdasarkan
etiologi,gambaran oftalmoskop dan patofisiologi.
A. Klasifikasi berdasarkan Etiologi
1. Atropi Papil Primer
Atropi papil primer disebabkan oleh adanya lesi yang mengenai
jalur visual pada bagian retrolaminar saraf optik ke badan
genikulatum lateral. Penyebabnya :
a) Neuritis retrobulbar
b) Lesi yang menekan saraf optik, seperti tumor
(pituitary adenoma, craniopharyngioma, suprasellar
meningioma), aneurisma, chiasmal arachnoiditis.
a) Toxic neuropati : methanol (spritus), ethambutol, isoniazid, penyebab
yang jarang amiodaron, streptomisin, chlorpropamide.
b) Nutritional Optik neuropathy

e) Traumatic optic neuropathy

f) Atropi papil herediter


• Gambaran papil :

 Papil putih,datar dengan gambaran batas yang jelas


 Penurunan jumlah pembuluh darah kecil pada papil
 Pengecilan pembuluh darah peripapiler dan
penipisan lapisan sarabut saraf retina.
2. Atropi Papil Sekunder

Didahului oleh pembengkakan optic nerve head.

Penyebab :

a. Papil edema kronis

b. Anterior Ischaemic Optic Neuropathy

c. Papillitis
Gambaran utama :
- Papil putih,meninggi dengan gambaran batas yang
berhubungan dengan gliosis
- Penurunan jumlah pembuluh darah kecil pada papil
Gambar 1. Atrofi Papil Nervus Optikus
Primer

Gambar 2. Atrofi Papil Nervus Optikus


Sekunder
• B. Klasifikasi berdasarkan Ophthalmoskop

1. Primary (simple) optic atrophy

Papil putih seperti kapur, batas tegas, pembuluh darah retina


normal. Lamina kribrosa jelas terlihat.

2. Consecutive optic atrophy

Papil pucat dengan margin yang normal, arteri tipis, dan cup
yang normal.

3. Post Neuritic Optic Atrophy

4. Glaucomatous Optic Atrophy

5. Vascular (ischaemic) optic atrophy


Gejala dan Tanda
1. Hilangnya penglihatan,dapat terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan-lahan (tergantung pada penyebab atropi papil) dan
bersifat parsial atau total (tergantung derajat atropi papil).
2. Pupil semi dilatasi dan reflex cahaya langsung sangat sedikit
atau tidak ada sama sekali
3. Hilangnya lapang pandangan akan bervariasi dengan distribusi
serabut-serabut saraf yang rusak.
4. Gambaran funduskopi dari papil bervariasi tergantung dari tipe
atropi papil
5. Gangguan penglihatan warna
Penegakan Diagnosis
 Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk menentukan ada tidaknya riwayat
kondisi yang sama dalam keluarga. Selain itu pada anamnesis juga
ditanyakan riwayat penggunaan obat-obatan tertentu dan riwayat
keracunan.
 Pemeriksaan mata
 Melihat perubahan karakteristik papil saraf optikus menggunakan
oftalmoskop
 Mengukur ketajaman penglihatan menggunakan eye chart
 Mengukur lapang pandang untuk menilai penglihatan perifer
 Menilai penglihatan warna dan sensitivitas terhadap kontras
warna
 Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mengkonfirmasi
adanya keracunan melalui analisis darah dan urin. Pemeriksaan darah
juga digunakan untuk uji DNA guna mengidentifikasi mutasi
genetik yang bertanggung jawab pada terjadinya Leber’s hereditary
aptic neuropathy.
 Pemeriksaan radiologi
 Magnetic Resonance Imaging
 Visual Evoked Potentials (VEP),
 Fluorescein angiography
Pengobatan
Papil atropi komplit yang sudah mengganggu fungsi
penglihatan tidak dapat dipulihkan kembali. Penanganan
terhadap penyebab yang mendasarinya dapat membantu
mempertahankan penglihatan pada pasien dengan atropi papil
parsial.
Pencegahan
Atrofi papil saraf optikus dapat dicegah dengan melakukan
pemeriksaan mata teratur, terutama bagi mereka yang mengalami
penurunan penglihatan. Deteksi awal adanya inflamasi atau
masalah lain akan memperkecil kemungkinan terjadinya atrofi
karena intervensi yang dapat segera diambil. Sedangkan pada
mereka yang secara genetik berisiko menderita Leber’s hereditary
aptic neuropathy, disarankan untuk mengkonsumsi vitamin C,
vitamin E, coenzyme Q10, atau anti oksidan lainnya; serta
menghindari konsumsi tembakau dan alkohol. Menghindari
paparan terhadap zat beracun dan mencegah malnutrisi juga dapat
menjauhkan kemungkinan terjadinya neuritis optikus toksik atau
nutrisional. 
Prognosis
Banyak pasien dengan neuritis optikus pada akhirnya akan
mengalami multipel sklerosis. Sebagian besar pasien akan pulih
penglihatannya secara bertahap setelah satu episode neuritis
optikus, bahkan tanpa pengobatan. Sedangkan kemungkinan
perbaikan penglihatan pada Leber’s hereditary aptic neuropathy
sangat kecil. Pada neuropati optikus toksik atau nutrisional, jika
penyebabnya dapat diketahui dan ditangani secara dini,
penglihatan dapat kembali normal setelah beberapa bulan.

Anda mungkin juga menyukai