SURAT KEPUTUSAN
RUMAH SAKIT UMUM AL-FATAH AMBON
NOMOR : 22/RS.Alf/S.Kep- DIR/2023
TENTANG
PENETAPAN CLINICAL PATHWAY DI RUMAH SAKIT AL-FATAH AMBON
Menimbang : A. bahwa dalam rangka pengendalian pelayanan yang efektif dan efisien
dan Upaya peningkatan mutu, maka perlu disusun Clinical Pathway
sebagai pedoman alur pelayanan pasien di RS AL-Fatah
B. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a.dipandang perlu menetapkan keputusan direktur tentang penetapan
Clinical Pathway di badan RSU Al-Fatah Ambon
Ditetapkan di : Ambon
Pada tanggal : 02 Januari 2023
Lampiran : Surat Keputusan Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon Tentang Panduan
Clinical Pathway di Rumah Sakit Umum
Nomor : 22/RS.Alf/S.Kep-Dir/I/2023
Tanggal : 02 Januari 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta meningkatnya kesadaran pasien
akan haknya untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu maka diperlukan suatu upaya (standarisasi
dari proses pelayanan di setiap bagian RSU Al-Fatah. Untuk itu dipandang perlu dibuat Buku
Panduan Clinical Pathway RSU Al-Fatah dengan sasaran adanya standarisasi proses asuhan klinis,
mengurangi risiko di dalam proses asuhan klinik, terutama dalam hal-hal yang terkait dengan tahap
pengambilan keputusan dan memberikan asuhan klinis tepat, efektif dengan menggunakan sumber
daya secara efisien, serta secara konsisten menghasilkan mutu pelayanan tinggi dengan cara-cara
“evidence-based”.
Penetapan Clinical Pathway RSU Al-Fatah didasarkan pada beberapa hal, yaitu :
1. Pada bidang keilmuan dan penerapannya
2. Pada bidang yang dianggap cocok dengan pelayanan dalam organisasi dan pasien
3. Pada teknologi yang berkembang, obat, sumber daya lain di organisasi atau dari norma
professional secara secara nasional
4. Telah diuji secara formal dan resmi
5. Didukung oleh staf yang terlatih melaksanakannya
6. Diperbaharui secara berkala berdasarkan bukti dan hasil evaluasi dari proses dan hasil (out
comes)
Clinical Pathway (CP) merupakan suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum
setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan
keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama
di Rumah Sakit. Implementasi Clinical Pathway sangat erat berhubungan dan berkaitan dengan
Clinical Govermence dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dengan biaya yang
dapat diestimasikan dan terjangkau. Dalam penyusunan Format Clinical Pathway perlu
memperhatikan komponen yang harus dicakup sebagaimana definisi dari Clinical Pathway dengan
memanfaatkan data yang telah ada di lapangan Rumah Sakit dan kondisi setempat seperti laporan Rl.
1 sampai dengan Rl. 6 dan sensus harianvariabel varians dalam Clinical Pathway dapat digunakan
sebagai alat (entry point) untuk melakukan audit medis dan manajemen baik untuk tongkat pertama
maupun kedua (1st dan 2nd party audits) dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan
serta surveilans Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial dan selanjutnya untuk menilai health
impact intervention selain itu juga untuk evaluasi dan monitoring kegiatan bagi Panitia Farmasi dan
Terapi RS. Sekaligus secara tidak langsung menggalakkan penggunaan obat secara rasional dan
dapat melihat cermin dari penggunaan obat generik. Clinical Pathway dapat digunakan sebagai salah
satu alat mekanisme evaluasi penilaian risiko untuk mendeteksi kesalahan aktif (active errors) dan
laten (laten system errors) maupun nyaris terjadi (near miss) dalam manajemen risiko klinis (Clinical
Risk Management) dalam rangka menjaga dan meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien
(patient safety).
Hasil dan Revisi Clinical Pathway dapat digunakan juga sebagai alat untuk melakukan perbaikan dan
revisi Standar Pelayanan Medis / Panduan Praktik Klinis dan Asuhan Keperawatan yang bersifat
dinamis dan berdasarkan pendekatan Evidence Based Medicine (EBM) dan Evidance Based Nurse
(EBN).
Untuk menunjang keberhasilan dilapangan diperlukan partisipasi aktif, komitmen dan konsistensi
dari seluruh jajaran direksi, manajemen dan profesi demi terlaksana dan suksesnyaprogram tersebut
di RSU Pandu Indonesia Mojokerto. Peran organisasi profesi juga cukup penting dalam
mengembangkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Clinical Pathway sebagai acuan pedoman
bagi setiap anggota profesi dalam melaksanakan praktek keprofesiannya.
BAB II
Definisi Clinical Pathway
Clinical Pathway (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap
langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan
yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan jangka waktu tertentu selama di Rumah Sakit.
European Pathway Association (EPA) pada kongres yang terakhir di Slovenia telah merevisi definisi
Clinical Pathway sebagai berikut :
Clinical Pathway adalah metodologi dalam cara mekanisme pengambilan keputusan terhadap
layanan pasien berdasarkan pengelompokkan dan dalam periode waktu tertentu.
Prinsip-prinsip dalam menyusun Clinical Pathway, dalam membuat Clinical Pathway penanganan
kasus pasien Rawat Inap di Rumah Sakit harus bersifat :
1. Seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan harus secara terpadu, integrasi dan berfokus
terhadap pasien (patient focused care) serta bekesinambungan (continuing of care)
2. Melibatkan seluruh profesi (dokter, perawat, bidan, piñata, laboratories dan farmasis)
3. Dalam batasan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan perjalanan penyakit
pasien dan dicatat dalam bentuk periode harian (untuk kasus rawat inap) atau jam (untuk
gawat darurat di IGD)
4. Pencatatan Clinical Pathway seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien secara
terpadu dan berkesinambungan tersebut dalam bentuk dokumen yang merupakan bagian dari
rekam medis.
5. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan Clinical Pathway dicatat sevagai varians dan
dilakukan kajian analisa dalam bentuk audit
6. Varians tersebut dapat terjadi karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit penyerta atau
7. Komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors) dan dipergunakan sebagai salah satu
parameter dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
BAB III
RUANG LINGKUP
TATA LAKSANA
Langkah-Langkah Penyusunan Clinical Pathway
Langkah-langkah dalam penyusunan Format Clinical Pathway yang harus diperhatikan :
1. Komponen yang harus dicakup sebagaimana definisi dari Clinical Pathway
2. Memanfaatkan dana yang telah ada di lapangan dan disesuaikan kondisi setempat seperti data
laporan Rl. 2 (data keadaan morbiditas pasien) yang dibuat setiap Rumah Sakit berdasarkan
petunjuk pengisian, pengolahan dan penyajian data Rumah Sakit dan sensus harian untuk
penetapan judul / topic Clinical Pathway yang akan dibuat dan penetapan lama hari rawat
3. Untuk variable tindakan dan obat-obatan mengacu kepada standar pelayanan medis, standar
operasional prosedur, dan daftar standar formularium yang telah ada di Rumah Sakit
setempat. Bila perlu standar-standar tersebut dapat dilakukan revisi
4. Dengan menggunakan buku ICD 10 untuk hal kodifikasi diagnosis dan ICD 9-CM untuk hal
tindakan prosedur sesuai dengan profesi masing-masing
Laporan data bulanan dari Rekam Medis RSU Pandu Indonesia Mojokerto :
· Kelengkapan Data Rekam Medis
· Data Mortalitas dan Morbilitas
· Laporan Data dan Tindakan Operasi
· 5 Diagnosos sesuai dengan ketepatan Clinical Pathway di Rawat Inap
· 5 Sebab Kasus Kematian
Sekretariat dan Komite Medik melakukan:
1. Analisis Data
2. Deteksi Data
· Dubious
· Curious
· Suspicious
3. Feedback Hasil Analisis Data
Keterangan :
Bagian Rekam Medik melakukan kodefikasi sesuai ICD 10 RSU Pandu Indonesia Mojokerto setelah
direkap oleh Sekretariat Komite Medik RSU Pandu Indonesia Mojokerto dilakukan analisis dan
deteksi validitas data tersebut. Bila data tersebut “dubious” akan dikembalikan untuk klarifikasi, bila
ada laporan data ketidaklengkapan akan disampaikan kepada individu dokter melalui ketua SMF, bila
ada “coriousity” dan atau “suspicious” akan ditindaklanjuti melalui tim-tim terkait di Komite Medik
dan bila perlu dapat disampaikan dalam Agenda Sidang Pleno Komite Medik.Berdasarkan hasil
analisis data tersebut Ketua Komite Medik mendapat masukan untuk cross check, apabila diperlukan
proses audit medis lebih lanjut sesuai Panduan Audit Medis Komite Medik melalui Tim Etik dan
Mutu Profesi.
Keterangan :
Bagian Rekam Medik melakukan kodefikasi sesuai ICD 10 RSU Pandu Indonesia Mojokerto setelah
direkap oleh Sekretariat Komite Medik RSU Pandu Indonesia Mojokerto dilakukan analisis dan
deteksi validitas data tersebut. Bila data tersebut “dubious” akan dikembalikan untuk klarifikasi, bila
ada laporan data ketidaklengkapan akan disampaikan kepada individu dokter melalui ketua SMF, bila
ada “coriousity” dan atau “suspicious” akan ditindaklanjuti melalui tim-tim terkait di Komite Medik
dan bila perlu dapat disampaikan dalam Agenda Sidang Pleno Komite Medik.Berdasarkan hasil
analisis data tersebut Ketua Komite Medik mendapat masukan untuk cross check, apabila diperlukan
proses audit medis lebih lanjut sesuai Panduan Audit Medis Komite Medik melalui Tim Etik dan
Mutu Profesi.
Cara Pengisian Clinical Pathway
1 2 3
Sebagaimana telah diuraikan diatas, tentang langkah/tindak yang perlu dilaksanakan dalam dalam
membuat clinical pathway. Berikut sistematika clinical pathway sebagai terlampir :
1. Lampiran 1 bentuk clinical pathway
2. SOP Pembuatan Clinical Pathway
Ditetapkan di : Ambon
Pada tanggal : 02 Januari 2023