Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN KERJA PONEK

DI RSIA BUNDA CIPUTAT

TANGERANG SELATAN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… i

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HERMINA DEPOK TENTANG PEDOMAN KERJA


TIM PONEK DI RUMAH SAKIT HERMINA DEPOK.......... i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..... …………….................………………………… 1

B. Tujuan Umum dan Khusus..................................................………. 2

C. Landasan Hukum...................…............................. ………………. 2

BAB II KEGIATAN TIM PONEK

A. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan......…….........…………… 4

B. Cara Melakukan Kegiatan..........................…..........……………. 11

C. Rencana Anggaran Biaya (RAB)..............………………………. 11

BAB III PENGORGANISASIAN TIM PONEK

A. Struktur Organisasi............................... …………………………... 13

B. Kualifikasi Tim PONEK……........................... ………………….. 14

C. Tim dan Anggota Tim PONEK....................................................... 16

D. Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang Tim PONEK........... 16

BAB IV SARANA DAN FASILITAS TIM PONEK............................................ 18

BAB V MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN............................... 19


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA CIPUTAT
NOMOR: 012-K/SK-DIR/RSIABC/I/2023
TENTANG
PEDOMAN KERJA TIM PONEK
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA CIPUTAT

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA CIPUTAT

Menimbang : a. Bahwa pedoman kerja tim PONEK adalah susunan daftar kegiatan yang
dirancang untuk dilaksanakan dalam suatu periode;
b. Bahwa pedoman kerja tim harus di buat secara terarah sebagai tolak
ukur pencapaian kinerja sebelumnya dan sebagai penduan untuk
mencapai visi dan misi;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dan b, perlu menetapkan keputusan direktur rumah sakit ibu dan anak
Bunda Ciputat tentang pedoman kerja tim PONEK di RSIA Bunda
Ciputat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang


praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah sakit
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang
tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2020 tentang klasifikasi
dan perijinan RS
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 21 tahun 2021,
tentang penyelenggaraan kerja tim Kesehatan masa sebelum hamil,
persalinan, dan masa sesudah melahirkan, kerja tim kontrasepsi dan
kerja tim Kesehatan seksual;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1051/MENKES/XI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan kerja tim obstetric neonatal Emergency
Komprehensif (PONEK) 24 jam di rumah sakit;
8. Keputusan Menteri kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/6604/2021
tentang lembaga Independen penyelenggara akreditasi Rumah sakit;
9. Keputusan menteri kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022
tentang standar Akreditasi Rumah sakit;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA CIPUTAT
TENTANG PEDOMAN KERJA TIM EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

Kesatu : Pedoman kerja Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di


Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Ciputat dimaksud Diktum Kesatu
sebagaimana terlampir dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Pedoman kerja dimaksud Diktum Kedua agar dapat dilaksanakan Pedoman
kerja Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) yang bermutu di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Ciputat.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.

Ditetapkan di Tangerang Selatan,


Pada tanggal 07 Januari 2023

dr. Siti Muliana, MM


Direktur RSIA Bunda Ciputat
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT RSIA BUNDA CIPUTAT
NOMOR : 012-K/SK-DIR/RSIABC/I/2023
TANGGAL : 07 Januari 2023
TENTANG : PEDOMAN KERJA TIM PONEK

PEDOMAN KERJA TIM

PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATOLOGI EMERGENCY KOMPREHENSIF

(PONEK)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam upaya untuk memberikan pelayanan PONEK 24 jam guna memberikan pelayanan kepada
ibu, bayi baru lahir secara terpadu dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu maupun
bayi sesuai dengan program nasional (PROGNAS).
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat terutama pada pelayanan ibu dan bayi (PONEK). Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya kegagalan/masalah penanganan pada pelayanan kesehatan
ibu dan bayi perlu disiapkan pedoman kerja Tim PONEK, yang meliputi pelayanan ANC, Intranatal,
paskanatal/nifas dan bayi baru lahir serta tumbuh kembangnya/ pertolongan pada bayi baru lahir.
Pada kondisi pandemik ini maka rumah sakit berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada
ibu yang membutuhkan pelayanan yang dikelola oleh Tim PONEK beserta staf terkait dalam hal
pelayanannya. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka perlu disusun suatu Pedoman Kerja
Tim PONEK (Pelayanan Obstetric Neonatal Emergency Komprehensif).
Penyebab kematian pada masa prenatal/ neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan
ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama di dalam kandungan dan proses pertolongan
persalinan yang bermasalah. Oleh karena itu perlu strategi penurunan kematian/ kesakitan
maternal perinatal dengan sistem pelayanan maternal perinatal regional yang dikelola oleh tim
PONEK RS dengan dukungan pimpinan rumah sakit. Rumah sakit Hermina Membentuk Tim PONEK
di syahkan oleh direktur dengan kepdir penetapan TIM PONEK. Tim PONEK mengelola pelayanan
PONEK secara komprehensif dan berkesinambungan.

B. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan umum
Meningkatkan pelayanan maternal dan neonatal yang bermutu dalam rangka pemenuhan hak
masyarakat di bidang kesehatan sehingga terjadi penurunan angka kematian ibu dan bayi. Dan
juga sebagai acuan Tim PONEK dalam pelaksanaan kegiatan / program kerja tim PONEK di
rumah sakit ibu dan anak Bunda Ciputat.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan standar pelayanan perlindungan untuk ibu dan bayi
secara terpadu dan paripurna
b. Meningkatkan kinerja dalam hal menurunkan angka kematian dan kesakitan baik ibu
maupun bayi
c. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap
ibu dan bayi
d. Mengupayakan rumah sakit dalam kesiapan untuk memberikan pelayanan PONEK
e. Melakukan monitoring kegiatan berkaitan dengan PONEK serta pelayanan 24 jam
f. Meningkatkan pemantauan pelayanan mendukung RSSIB berkaitan dengan kegiatan IMD,
pemberian ASI Eksklusif, rawat gabung, pelaksanaan ANC, intranatal dan post natal dan
tatalaksananya.
g. Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam perawatan metode kangguru (PMK)

C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 51 tahun 2013 tentang pedoman
pencegahan HIV dari ibu ke anak

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya
Pelayanan Kesehatan Anak
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512 tahun 2007 tentangIzin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24
jam
7. Pedoman penyelenggaraan PONEK 24 Jam di rumah sakit tahun 2012 Dirjen Bina upaya
Kesehatan
BAB II
KEGIATAN TIM PONEK

A. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan pokok Tim PONEK
a. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara
terpadu dan paripurna
b. Mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap
ibu dan bayi

d. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetric dan
neonatal termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 jam)

e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan
IMD, dan pemberian ASI Eksklusif

f. Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam perawatan metode kangguru (PMK)

g. Melakukan system monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah


menyusui dan peningkatan Kesehatan ibu

h. Adanya regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam meliputi pula
pelaksanaan RSSIB, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD) pelayanan metode kangguru
dan SPO pelayanan kedokteran untuk pelayanan PONEK sesuai dengan deteksi /
mengenali perubahan kondisi pasien EWS

i. Renstra dan RKA RS (rencana kerja anggaran) rumah sakit termasuk upaya peningkatan
PONEK 24 jam

j. Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat
gabung

k. Tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaan nya

l. Terselenggara pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam


stabilisasi sebelum dipindahkan

m. Pelaksanaan rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan


n. Pelaporan dan analisis meliputi :

• Angka keterlambatan operasi SC > 30 menit

• Angka keterlambatan penyediaan darah (> 60 menit)

• Angka kematian ibu dan bayi

• Kejadian tidak dilakukan IMD pada bayi baru lahir

2. Rincian Kegiatan

a. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara
terpadu dan paripurna
• Untuk melaksanakan dan penerapan standar pelayanan perlindungan baikibu
dan bayi mengacu pada PPK, PAK, pedoman pelayanan PONEK
• Implementasinya pemantauan menggunakan CP terpadu
• Pemantauan dengan melakukan audit medik maupun audit maternal perinatal
jika ada hal-hal kejadian maupu permasalahan. Pembahasan dilakukan dengan
tim terkait bersama tim PONEK.
b. Mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar

• Rumah sakit membuat kebijakan/ peraturan direktur terkait dengan pelayanan


PONEK untuk dijalankan dan dilakukan monitoring.
 Rumah sakit bersama tim membuat regulasi baik pedoman maupun panduan
dan SPO tentang pelayanan PONEK dan disesuaikan dengan regulasi pemerintah
dan perkembangan iptek

c. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap
ibu dan bayi
• Rumah sakit membuat kegiatan untuk meningkatkan kemampuan ibu dan bayi
serta kepedulian dengan cara memberikan edukasi / informasi/ promosi
Kesehatan untuk peningkatan Kesehatan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan cara pemberian materi / seminar / leaflet sesuai dengan
kebutuhan ibu dan bayinya.
• Rumah sakit memantau pada ibu dengan resiko tinggi berkaitan dengan
kehamilannya yang fasilitasi oleh PMO (personal maternity officer)
• Rumahsakit juga melakukan monitoring tumbuh kembang bayi dan anak serta
memantau kelengkapan imunisasi pada bayinya.
d. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstretri dan
neonates termasuk pelayanan kegawatdaruratan
• Rumah sakit mempersiapkan SDM yang kompeten dan
mempunyai kewenangan klinis memberikan pelayanan PONEK baik
ibu, bayi, nifas,tindakan terkait ponek
 Rumah sakit menyediakan SDM sesuai dengan kebutuhan dalam bentuk
daftarjaga / dinas sesuai dengan kelompok pelayanan PONEK
 Rumah sakit menyiapkan SDM yang kompeten dalam hal pelayanan kegawat
daruratan PONEK
 Rumah sakit menyediakan fasilitas sesuai standar dan kebutuhan
pelayanan PONEK.
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelayanan
IMD , ASI Eksklusif
• Rumah sakit memberikan contoh/ bimbingan terhadap klinik/ profesi
tentangpelayanan IMD, ASI Eksklusif
 Rumah sakit memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan
masyarakat tentang IMD dan ASI Eksklusif / dapat memberikan materi secara
tertulis berupa leaflet yang dapat dibaca oleh pasien/ keluarganya setiap saat
f. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan Kesehatan ibu dan
bayi bagi sarana pelayanan Kesehatan lainnya.
• Rumah sakit bekerja sama dengan jejaring rujukan / dari bidan
praktik/klinik/ PPK 1 untuk proses rujukan ibu maupun bayi
 Memberikan informasi dan edukasi kepada jejaring rujukan dengan proses
rujukan yang benar agar tidak terjadi keterlambatan/ perburukan/
• Kondisi pasien yang di rujuk
• Rumah sakit membuat feedback/balasan rujukan bagi perujuk baik klinik/ praktik
pribadi maupun
 Rumah sakit menjalin kerjasama/ MOU rujukan untuk kasus-kasus ibu dan bayi
yang tidak bisa ditangani yang memerlukan rujukan.
g. Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam perawatan metode kangguru (PMK) pada BBLR
• Rumah sakit memberikan pelayanan/ asuhan pada BBLR dengan Perawatan
Metode Kanguru
 Perawatan metode kanguru dikelola pada unit perawatan perina/ bayi sakit dan
NICU intensifis perawatan neonatal

 Perawatan metode kanguru menggunakan PPK dengan didukung oleh SDM yang
kompeten dan mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan asuhanpada BBLR
h. Melakukan system monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah
menyusui dan peningkatan Kesehatan ibu
• Pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pada RRSIB akan dipuat tersendiri
 10 langkah menuju RSSIB antara lain:pada pelaksanaannya
akan dilakukan pada program kerja RSSIB dan program kerja
ponek .
o Ada kebijakan tertulis manajemen yang mendukung pelayanan
kesehatan ibu dan bayi termasuk Inisisasi Menyususi Dini (IMD),
pemberian ASI eksklusif dan indikasi yang tepat untuk pemberian susu
formula serta Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk bayi Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR)

o Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk edukasi


dan konseling kesehatan maternal dan neonatal, seta
konseling pemberian ASI
o Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan
padabayi baru lahir dengan Inisiasi Menyusui Dini dan kontak kulit ibu-bayi
o Menyelenggarakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
o Komprehensif (PONEK) selama 24 jam sesuai dengan standar minimal
berdasarkan tipe RS masing-masing.
o Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung
termasuk membantu ibu menyusui yang benar, termasuk mengajarkan ibu
cara memerah ASI bagi bayi yang tidak dapat menyusui langsung dari ibu
dan tidak memberikan ASI perah melalui botol serta pelayanan neonatus
sakit.

o Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan


membina jejaring rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan
sarana kesehatan lain
o Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang
o Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga
berencana termasuk pencegahan dan penanganan
kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan
reproduksi lainnya

o Memberdayakan kelompok pendukung ASI dalam


menindaklanjuti pemberian ASI eksklusif dan PMK

i. Adanya regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam,


meliputi pula pelaksanaan RSSIB, pelayanan ASI Eksklusif (termasuk IMD)
pelayanan metode kangguru dan SPO pelayanan kedokteran untuk
pelayanan PONEK sesuai dengan deteksi / mengenali perubahan kondisi
dengan EWS
• Rumah sakit membuat perdir/ kebijakan tentang penyelengaraan program
nasional
 Rumah sakit membuat pedoman PONEK 24 jam
 Pedoman kerja TIM PONEK (pada pedoman ini)
 Pedoman penyelengaraan RSSIB
 Panduan IMD
 Panduan rawat gabung dan pemberian ASI Eksklusif
 Panduan rujukan
 SPO terkait PONEK
 Panduan EWS
j. Renstra dan RKA RS (rencana kerja anggaran) rumah sakit termasuk upaya peningkatan
PONEK 24 jam
• Rumah sakit menetapakan RKA setiap tahun yang di dalamnya ada biaya tentang
kegiatan PONEK & RSSIB san tertera pada program kerja PONEK & RSSIB tahunan
 Seluruh biaya terkait dengan pelayanan PONEK dan RSSIB adalah
• tanggung jawab rumah sakit dan akan dilakukan evaluasi setiap periode TW,
Semester dan tahunan
k. tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat
gabung
• Rumah sakit menyediakan ruang perawatan rawat gabung antara ibu danbayi baik
full maupun semi rawat gabung
 Rumah sakit melakukan monitoring pelaksanaan rawat gabung yang ada didalam
program kerja PONEK maupun program kerja RSSIB
 Hasil monitoring pelaksanaan rawat gabung di analisa dan
dilakukan tindaklanjut
• Pencatatan tiap hari, pelaporan tiap bulan dan TW kepada ketua tim
ponekmaupun kepada direktur
l. Tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya

• Setiap tahun Tim PONEK membuat program kerja, dievaluasi setiap


TW dan akhir tahun untuk membuat program kerja tahun berikutnya
• Bukti pelaksanaan berupa bukti kegiatan, pengumpulan data dll serta dituangkan
dalam evaluasi program TW maupun tahunan yang dilaporkan kepada direktur
 Tim PONEK rutin mengadakan rapat setiap TW untuk membahas
hasil pelaksanaan program kerja PONEK dan pembahasan lain-lain.
m. Terselenggaranya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam
termasuk stabilitas sebelum dipindahkan
• Tim PONEK bersertifikat eksternal minimal satu tim yang terdiri dari : dokter
spesialis obsetri dan gynecologi, dr. anak, dr. umum, perawat dan bidan )

 Pelatihan internal diberikan oleh tenaga yang sudah


terlatih/kompeten kepada seluruh unit terkait dengan pelayanan PONEK termasuk
di dalamnya stabilisasi sebelum dipindahkan/ditransfer.
n. Pelaksnaan rujukan dengan peraturan perundang-undangan
• Proses rujukan sesuai dengan RS yang telah ditunjuk sebagai rujukan olehkemkes
sebagai alternative pertama
• Alternative kedua adalah RS sekitar/ terdekat dan diyakinkan mampu dan
ketersediaan alat, tempat dan fasilitas serta SDM yang kompeten
 Rumah sakit juga melakukan proses rujuk balik jika telah dilakukan penyelesaian
tatalaksana pada pasien yang dirujuk
o. Pelaporan dan analisis meliputi :
• Angka keterlambatan operasi section caesaria (SC) > 30 menit
o Pemantauan pada operasi cito SC < 30 menit , serta dievaluasi
tatalaksananya terpenuhi/ tidak (jika tidak lakukan analisa dan TL)
o Dilakukan monev dan pencacatannya dapat menggunakan statistic
manual/ menggunakan system, rekap, analisa dan tindak lanjut
• Angka keterlambatan penyediaan darah (> 60 menit)
o Rumah sakit menyediakan Bak Darah/ unit pelayanan darah yang
dikelola di unit laboratorium
o Melakukan monev penyediaan darah kusus pada pelayanan maternaldan
neonatal buat analisa dan Tindak lanjut
• Angka kematian ibu dan bayi
o Merekap angka kematian ibu maupun bayi baik yang berasal dari
rujukan maupun yang ditangani oleh rumah sakit ibu dan anak Bunda
Ciputat
o Melakukan analisa dan TL
o Membahas AMP jika ada kejadian/ masalah pada kematian baikpada
ibu maupun pada bayi.
• Kejadian tidak dilakukan IMD pada bayi baru lahir
o Melakukan monitoring bayi baru lahir dengan kondisi bugar yang
tidak dilakukan IMD
o Buat analisa dan tindak lanjut hasil monev

B. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pelaksanaan kegiatan Tim PONEK dilaksanakan sesuai dengan kegiatan
Program kerja Tim PONEK dengan melibatkan unit terkait pelayanan PONEK
2. Seluruh kegiatan di pelayanan PONEK emergency, ANC, Intra natal, nipas dan
pemantauannya

3. Melakuan observasi secara langsung tentang tatalaksana untuk bayi dari


resusitasi,pelaksanaan IMD, pemberian ASI eksklusif, rawat gabung dan PMK
4. Monitoring angka kesakitan, kematian baik ibu maupun bayi
5. Pemantauan proses rujukan baik internal maupun eksternal

C. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

1. Anggaran biaya dijabarkan pada program kerja tim PONEK


2. Biaya disesuaikan dengan kegiatan
3. Anggaran biaya akan dibuat rencana anggaran kerja rumah sakit yang
diajukan olehdirektur rumah sakit dan disyahkan oleh direktur PT

4. Seluruh aggaran biaya ditanggung oleh rumah sakit


BAB III
PENGORGANISASIAN TIM PONEK

A. STRUKTUR ORGANISASI

Direktur rumah sakit


B. KUALIFIKASI TIM PONEK

No Kualifikasi Persyaratan pendidikan Persyaratan lain

1 Ketua Dokter spesialis obstetric 1. Bersertifikat PONEK


gynekologi 2. Sertifikat lainnya
3. STR & SIP aktif
4. Pengalaman kerja di RS tidak mutlak

2 Sekretaris Dokter umum 1. Bersertifikat eksternal/ internal


2. Sertifikat BTCLS
3. STR & SIP aktif

3 Anggota sub 1. Dokter spesialis 1. Ijazah sesuai dengan


kebidanan obsetri gynekologi jenjangpendidikannya
2. Bidan 2. STR & SIP Aktif
3. Perawa 3. Bersertifikat eksternal/
4. Petugas internal
administrasi 4. Sertifikat PPGD/ BTCLS
5. Petugas administrasi membantu
kegiatan berkaitan dengan
administrasi
4 Sub unit gawat 1. Dokter umum 1. Ijazah sesuai dengan jenjang
darurat 2. Perawat pendidikan ( kedokteran, SI Kep,
3. Bidan DIIIKep, DIII Kebidanan/ DIV/ SI
Kebidanan
2. STR & SIP Aktif
3. Bersertifikat eksternal/ internal

4 Sub unit 1. Dokter spesialis 1. Berijazah sesuai jenjang


neonatal anak masing-masing ( SPA, SI NS/ DIII Kep,
2. Perawat bidan/ perawat konselor

C. URAIAN TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

1. Uraian tugas tim PONEK

a. Melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program PONEK


b. Menyelaraskan program Rumah Sakit untuk mendukung program PONEK
c. Menyelenggarakan dan memimpin rapat rutin Tim PONEK Rumah Sakit
d. Meningkatkan kemampuan anggota tim pelayanan PONEK di Rumah Sakit
e. Mengikuti / menghadiri rapat rutin Tim PONEK
f. Memberikan usulan/saran perbaikan dan peningkatan pelayanan PONEK
g. Mengupayakan kegiatan pelayanan PONEK berjalan sesuai dengan program nasional dan
mendukung RSSIB Melakukan pemantauan pelayanan tentang penatalaksanaan kegawat
daruratan PONEK, dan seluruh pelayanan PONEK dan melakukan monev dan tindak lanjut
h. Menjamin ketersediaan SDM pada kegiatan pelayanan PONEK
i. Memfasilitasi untuk mendukung pelayanan PONEK tersedia
2. Tanggung jawab tim PONEK
a. Melaksanakan kegiatan administrasi yang berkaitannya dengan pelayananTim PONEK
b. Memfasilitasi/ menyiapkan kebutuhan untuk pelayananan PONEK
c. Melengkapi dokumen kegiatan/ dokumen monev kegiatan pelayananPONEK
d. Menjamin terlaksananya kegiatan program/ pelayanan PONEK
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kerja Tim PONEK
f. Mempersiapkan/ melatih/ mengedukasi anggota Tim PONEK dan SDM pemberi
pelayanan
3. Wewenang tim PONEK
a. Melakukan supervise/ monitoring kegiatan program PONEK sesuai bidang masing-masing.
b. Melakukan audit maternal perinatal bersama dengan unit/ bagian terkaitkejadian
c. Mengusulkan masukan kepada direktur dari hasil evaluasi kegiatan pelayanan PONEK

BAB IV

SARANA DAN FASILITAS TIM PONEK

A. SARANA DAN FASILITAS TIM PONEK UNTUK PELAYANAN

1. Tersedia sarana dan fasilitas untuk pelayanan gawat darurat PONEK (ruang, alat dan
obat-obatan) sesuai pada pedoman pelayanan ponek 24 jam
2. Tersedia fasilitas pelayanan kegawatdaruratan/tindakan kebidanan (kamar bersalin dan
kamar operasi) standar ada pada pedoman pelayanan ponek 24 jam.
3. Tersedia pelayanan ANC , Intra natal dan paska natal/Nipas (standar pelayanan, alat ,
fasilitas dan obat ada pada pedoman pelayanan PONEK 24 jam
4. Tersedia untuk pelayanan bayi sehat, sakit, intensif/NICU (standar ada pada pedoman
pelayanan PONEK 24 jam)
5. Tersedia pelayanan ibu nipas , HCU, ICU (standar ada pada pedoman pelayanan ponek
24 jam)
6. Tersedia fasilias rujukan untuk rumah sakit yang tidak mampu menangani/ tidak ada
fasilitas maupun sarananya ada pada panduan rujukan ponek.
7. Tersedia standar alat, obat yang digunakan sesuai dengan kemampuan rumah sakit ada
pada pedoman pelayanan PONEK 24 jam
8. Lingkungan yang aman, bersih dan rapih

B. SARANA DAN FASILITAS UNTUK TIM PONEK


1. Adanya ruangan untuk tim PONEK
2. Adanya fasilitas meja, kursi dan ATK sesuai kebutuhan
3. Adanya komputer/ laptop serta jaringan internet.
4. Adanya form/ceklist atau alat untuk melakukan monev
BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. MONITORING
1. Seluruh kegiatan Tim PONEK dilakukan monitoring masuk ke dalam program kerja
PONEK
2. Monitoring dengan cara melakukan observasi secara langsung, pengumpulan data
,wawancara, survei sesuai dengan kegiatan di dalam program kerja
3. Monitoring dapat dilakukan dengan secara manual/ tertulis dengan ceklist
worksheet/ dapat melalui system dengan menggunakan google docs

4. Monitoring dilakukan oleh unit terkait yang dikoordinasikan oleh anggota tim PONEK yang
mewakili setiap unit pelayanan terkait PONEK
5. Monitoring dapat dilakukan secara harian, mingguan/periode tertentu
6. Hasil monitoring direkap, dibuat grafik atau kesimpulan hasil akhir , analisa dan
direncanakan untuk tindak lanjutnya.
7. Melakukan penilaian Rumah Sakit PONEK dengan menggunakan instrumen penilaian
minimal satu tahun sekali. (form terlampir)

B. EVALUASI

1. Tim PONEK mengevaluasi seluruh kegiatan Tim PONEK melalui evaluasi programPONEK
sesuai dengan periode pelaporan evaluasi program
2. Evaluasi program dibahas dengan tim PONEK dan dilaporkan kepada direktur rumahsakit
setiap TW
3. Hasil evaluasi dilakukan analisa dan tindak lanjut untuk memperbaiki hasil yangbelum
optimal/ belum tercapai

C. PELAPORAN

1. Pelaporan rutin disampaikan oleh ketua Tim PONEK dan berkoordinasi dengan wadir
medis / manajer pelayanan medis kepada direktur setiap TW dengan melampirkan lembar
proses
2. Direktur akan memberikan feedback untuk ditindk lanjuti olehTim PONEK
bersama timnya dan dikoordinasikan dengan bagian terkait pemberian pelayanan PONEK.
Angka kematian ibu dan bayi masih tinggi keadaan ini cenderung meningkat bila tidak diantisipasi
dengan berbagai terobosan yang optimal dan berkesinambungan. Karakteristik kasus kebidanan
yang sifatnya akut dan fatal akan menurunkan kondisi kesehatan ibu hamil dan bayi di
masyarakat dan akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang jika tidak
ditangani/dikelola dengan baik.
Sesuai dengan tujuan yaitu penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi maka Tim
PONEK mempunyai peran penting dalam pelaksanaan dan monitoringnya.

Anda mungkin juga menyukai