TANGERANG SELATAN
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Menimbang : a. Bahwa pedoman kerja tim PONEK adalah susunan daftar kegiatan yang
dirancang untuk dilaksanakan dalam suatu periode;
b. Bahwa pedoman kerja tim harus di buat secara terarah sebagai tolak
ukur pencapaian kinerja sebelumnya dan sebagai penduan untuk
mencapai visi dan misi;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dan b, perlu menetapkan keputusan direktur rumah sakit ibu dan anak
Bunda Ciputat tentang pedoman kerja tim PONEK di RSIA Bunda
Ciputat;
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA CIPUTAT
TENTANG PEDOMAN KERJA TIM EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)
(PONEK)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya untuk memberikan pelayanan PONEK 24 jam guna memberikan pelayanan kepada
ibu, bayi baru lahir secara terpadu dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu maupun
bayi sesuai dengan program nasional (PROGNAS).
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat terutama pada pelayanan ibu dan bayi (PONEK). Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya kegagalan/masalah penanganan pada pelayanan kesehatan
ibu dan bayi perlu disiapkan pedoman kerja Tim PONEK, yang meliputi pelayanan ANC, Intranatal,
paskanatal/nifas dan bayi baru lahir serta tumbuh kembangnya/ pertolongan pada bayi baru lahir.
Pada kondisi pandemik ini maka rumah sakit berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada
ibu yang membutuhkan pelayanan yang dikelola oleh Tim PONEK beserta staf terkait dalam hal
pelayanannya. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka perlu disusun suatu Pedoman Kerja
Tim PONEK (Pelayanan Obstetric Neonatal Emergency Komprehensif).
Penyebab kematian pada masa prenatal/ neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan
ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama di dalam kandungan dan proses pertolongan
persalinan yang bermasalah. Oleh karena itu perlu strategi penurunan kematian/ kesakitan
maternal perinatal dengan sistem pelayanan maternal perinatal regional yang dikelola oleh tim
PONEK RS dengan dukungan pimpinan rumah sakit. Rumah sakit Hermina Membentuk Tim PONEK
di syahkan oleh direktur dengan kepdir penetapan TIM PONEK. Tim PONEK mengelola pelayanan
PONEK secara komprehensif dan berkesinambungan.
C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 51 tahun 2013 tentang pedoman
pencegahan HIV dari ibu ke anak
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya
Pelayanan Kesehatan Anak
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512 tahun 2007 tentangIzin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24
jam
7. Pedoman penyelenggaraan PONEK 24 Jam di rumah sakit tahun 2012 Dirjen Bina upaya
Kesehatan
BAB II
KEGIATAN TIM PONEK
d. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetric dan
neonatal termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 jam)
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan
IMD, dan pemberian ASI Eksklusif
h. Adanya regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam meliputi pula
pelaksanaan RSSIB, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD) pelayanan metode kangguru
dan SPO pelayanan kedokteran untuk pelayanan PONEK sesuai dengan deteksi /
mengenali perubahan kondisi pasien EWS
i. Renstra dan RKA RS (rencana kerja anggaran) rumah sakit termasuk upaya peningkatan
PONEK 24 jam
j. Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat
gabung
2. Rincian Kegiatan
a. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara
terpadu dan paripurna
• Untuk melaksanakan dan penerapan standar pelayanan perlindungan baikibu
dan bayi mengacu pada PPK, PAK, pedoman pelayanan PONEK
• Implementasinya pemantauan menggunakan CP terpadu
• Pemantauan dengan melakukan audit medik maupun audit maternal perinatal
jika ada hal-hal kejadian maupu permasalahan. Pembahasan dilakukan dengan
tim terkait bersama tim PONEK.
b. Mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c. Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap
ibu dan bayi
• Rumah sakit membuat kegiatan untuk meningkatkan kemampuan ibu dan bayi
serta kepedulian dengan cara memberikan edukasi / informasi/ promosi
Kesehatan untuk peningkatan Kesehatan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan cara pemberian materi / seminar / leaflet sesuai dengan
kebutuhan ibu dan bayinya.
• Rumah sakit memantau pada ibu dengan resiko tinggi berkaitan dengan
kehamilannya yang fasilitasi oleh PMO (personal maternity officer)
• Rumahsakit juga melakukan monitoring tumbuh kembang bayi dan anak serta
memantau kelengkapan imunisasi pada bayinya.
d. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstretri dan
neonates termasuk pelayanan kegawatdaruratan
• Rumah sakit mempersiapkan SDM yang kompeten dan
mempunyai kewenangan klinis memberikan pelayanan PONEK baik
ibu, bayi, nifas,tindakan terkait ponek
Rumah sakit menyediakan SDM sesuai dengan kebutuhan dalam bentuk
daftarjaga / dinas sesuai dengan kelompok pelayanan PONEK
Rumah sakit menyiapkan SDM yang kompeten dalam hal pelayanan kegawat
daruratan PONEK
Rumah sakit menyediakan fasilitas sesuai standar dan kebutuhan
pelayanan PONEK.
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelayanan
IMD , ASI Eksklusif
• Rumah sakit memberikan contoh/ bimbingan terhadap klinik/ profesi
tentangpelayanan IMD, ASI Eksklusif
Rumah sakit memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan
masyarakat tentang IMD dan ASI Eksklusif / dapat memberikan materi secara
tertulis berupa leaflet yang dapat dibaca oleh pasien/ keluarganya setiap saat
f. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan Kesehatan ibu dan
bayi bagi sarana pelayanan Kesehatan lainnya.
• Rumah sakit bekerja sama dengan jejaring rujukan / dari bidan
praktik/klinik/ PPK 1 untuk proses rujukan ibu maupun bayi
Memberikan informasi dan edukasi kepada jejaring rujukan dengan proses
rujukan yang benar agar tidak terjadi keterlambatan/ perburukan/
• Kondisi pasien yang di rujuk
• Rumah sakit membuat feedback/balasan rujukan bagi perujuk baik klinik/ praktik
pribadi maupun
Rumah sakit menjalin kerjasama/ MOU rujukan untuk kasus-kasus ibu dan bayi
yang tidak bisa ditangani yang memerlukan rujukan.
g. Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam perawatan metode kangguru (PMK) pada BBLR
• Rumah sakit memberikan pelayanan/ asuhan pada BBLR dengan Perawatan
Metode Kanguru
Perawatan metode kanguru dikelola pada unit perawatan perina/ bayi sakit dan
NICU intensifis perawatan neonatal
Perawatan metode kanguru menggunakan PPK dengan didukung oleh SDM yang
kompeten dan mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan asuhanpada BBLR
h. Melakukan system monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah
menyusui dan peningkatan Kesehatan ibu
• Pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pada RRSIB akan dipuat tersendiri
10 langkah menuju RSSIB antara lain:pada pelaksanaannya
akan dilakukan pada program kerja RSSIB dan program kerja
ponek .
o Ada kebijakan tertulis manajemen yang mendukung pelayanan
kesehatan ibu dan bayi termasuk Inisisasi Menyususi Dini (IMD),
pemberian ASI eksklusif dan indikasi yang tepat untuk pemberian susu
formula serta Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk bayi Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR)
A. STRUKTUR ORGANISASI
BAB IV
1. Tersedia sarana dan fasilitas untuk pelayanan gawat darurat PONEK (ruang, alat dan
obat-obatan) sesuai pada pedoman pelayanan ponek 24 jam
2. Tersedia fasilitas pelayanan kegawatdaruratan/tindakan kebidanan (kamar bersalin dan
kamar operasi) standar ada pada pedoman pelayanan ponek 24 jam.
3. Tersedia pelayanan ANC , Intra natal dan paska natal/Nipas (standar pelayanan, alat ,
fasilitas dan obat ada pada pedoman pelayanan PONEK 24 jam
4. Tersedia untuk pelayanan bayi sehat, sakit, intensif/NICU (standar ada pada pedoman
pelayanan PONEK 24 jam)
5. Tersedia pelayanan ibu nipas , HCU, ICU (standar ada pada pedoman pelayanan ponek
24 jam)
6. Tersedia fasilias rujukan untuk rumah sakit yang tidak mampu menangani/ tidak ada
fasilitas maupun sarananya ada pada panduan rujukan ponek.
7. Tersedia standar alat, obat yang digunakan sesuai dengan kemampuan rumah sakit ada
pada pedoman pelayanan PONEK 24 jam
8. Lingkungan yang aman, bersih dan rapih
A. MONITORING
1. Seluruh kegiatan Tim PONEK dilakukan monitoring masuk ke dalam program kerja
PONEK
2. Monitoring dengan cara melakukan observasi secara langsung, pengumpulan data
,wawancara, survei sesuai dengan kegiatan di dalam program kerja
3. Monitoring dapat dilakukan dengan secara manual/ tertulis dengan ceklist
worksheet/ dapat melalui system dengan menggunakan google docs
4. Monitoring dilakukan oleh unit terkait yang dikoordinasikan oleh anggota tim PONEK yang
mewakili setiap unit pelayanan terkait PONEK
5. Monitoring dapat dilakukan secara harian, mingguan/periode tertentu
6. Hasil monitoring direkap, dibuat grafik atau kesimpulan hasil akhir , analisa dan
direncanakan untuk tindak lanjutnya.
7. Melakukan penilaian Rumah Sakit PONEK dengan menggunakan instrumen penilaian
minimal satu tahun sekali. (form terlampir)
B. EVALUASI
1. Tim PONEK mengevaluasi seluruh kegiatan Tim PONEK melalui evaluasi programPONEK
sesuai dengan periode pelaporan evaluasi program
2. Evaluasi program dibahas dengan tim PONEK dan dilaporkan kepada direktur rumahsakit
setiap TW
3. Hasil evaluasi dilakukan analisa dan tindak lanjut untuk memperbaiki hasil yangbelum
optimal/ belum tercapai
C. PELAPORAN
1. Pelaporan rutin disampaikan oleh ketua Tim PONEK dan berkoordinasi dengan wadir
medis / manajer pelayanan medis kepada direktur setiap TW dengan melampirkan lembar
proses
2. Direktur akan memberikan feedback untuk ditindk lanjuti olehTim PONEK
bersama timnya dan dikoordinasikan dengan bagian terkait pemberian pelayanan PONEK.
Angka kematian ibu dan bayi masih tinggi keadaan ini cenderung meningkat bila tidak diantisipasi
dengan berbagai terobosan yang optimal dan berkesinambungan. Karakteristik kasus kebidanan
yang sifatnya akut dan fatal akan menurunkan kondisi kesehatan ibu hamil dan bayi di
masyarakat dan akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang jika tidak
ditangani/dikelola dengan baik.
Sesuai dengan tujuan yaitu penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi maka Tim
PONEK mempunyai peran penting dalam pelaksanaan dan monitoringnya.