NEONATAL EMERGENSI
KOMPREHENSIF (PONEK)
TAHUN 2018
A. Latar Belakang
Kita semua tahu bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih
tinggi yaitu AKI: 228/100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB: 34/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007).
Sedangkan target RPJMN Depkes 2004-2009 AKI: 226/100.000 KH dan AKB 26/1000 KH. Dalam Konferensi
Tingkat Tinggi Persatuan Bangsa-Bangsa (2000) telah disepakati berbagai komitmen tentang Tujuan
Pembangunan Milenium (Milenium Development Goals) pada tahun 2018, ada dua sasaran dan indikator
secara khusus terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu:
Mengurangi Angka Kematian Bayi dan Balita sebesar 2/3 dari angka pada tahun 1990 (menjadi 20 dan
25/1000KH)
Mengurangi Angka Kematian Ibu sebesar ¾ dari AKI pada tahun 1990 (menjadi 125/100.000 KH)
Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab kematian ibu terbanyak di
Indonesia adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), partus macet/lama (8%) dan aborsi (5%)
sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir yang terbanyak adalah karena BBLR (29%), asfiksia (27%),
infeksi dan tetanus (15%), masalah pemberian minum (10%), gangguan hematologi (6%), dan lain-lain (13%).
Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati.
Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%), infeksi (15%), pre-eklamsia /eklamsia
(15%), persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian ibu mempunyai hubungan erat dengan mutu
penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu ditingkat
nasional dan regional
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi
baru lahir seara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komfrehensif (PONEK) di
rumah sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) ditingkat Puskesmas.
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan
dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru
lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,
sarana dalam pelayanan kepada pasien,
Komplikasi obstetrik tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil
yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu kebijakan Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri adalah
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI tahun
1992 nomor 100, tambahan lembaran Negara RI nomor 2495)
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004 tentang praktek Kedokteran (Lembaga Negara
RI tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran Negara RI nomor 4431)
3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang praktek Kedokteran (Lembaga Negara
RI tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran Negara RI nomor 4437)
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 159b/Menkes/SK/per/II/1988 tentang RS.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1333/menkes/SK/VII/1999 tentang standar Pelayanan RS.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 131/menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional
diatur dalam upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1575/menkes/per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan.
D. Tujuan
a. Umum
Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya penurunan Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Bayi di Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri.
b. Khusus
1. Terlaksananya RS YPK Mandiri sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi dan Rumah Sakit PONEK
24 jam.
2. Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK sesuai standar.
3. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab pada tingkat
kabupaten/kota, propinsi dan pusat dalam manajemen program PONEK.
E. Sasaran
1. Seluruh pimpinan RS tingkat kabupaten/kota.
2. Seluruh dinas kesehatan provinsi kabupaten/kota
3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak diseluruh dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota
G. Ruang Lingkup
Upaya pelayanan PONEK:
1. Stabilisasi di IGD dan peRSpan untuk pengobatan definitif.
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS diruang tindakan.
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan seksio sesaria.
4. Perawatan intensif ibu dan bayi
5. Pelayanan asuhan antenatal resiko tingggi.
Ruang lingkup kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK terbagi atas 2 kelas yaitu rumah sakit kelas C
dan B. Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri adalah rumah sakit tipe C, pelayanannya antara lain:
PONEK RUMAH SAKIT KELAS C
1. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal fisiologis.
Pelayanan kehamilan
Pelayanan persalinan
Pelayanan nifas
Asuhan bayi baru lahir (level 1)
Imunisasi dan stimulasi, deteksi. Inteverensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
2. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan resiko tinggi
Masa Antenatal
2. Perawatan intensif
a. Jenis pelayanan
Pemantauan terapi cairan
Pengawasan gawat nafas/ventilator
Perawatan sepsis
b. Tempat pelayanan
Unit perawatan intensif
c. Kompetensi
Keterangan
Garis Koordinasi
Garis Instruksi
IRJ
IGD Kasir
Logistik
umum
Admission Logistik
Farmasi
PONEK
Umum/ Operator
Teknisi
Kamar Umum/
Operasi Sopir
Rekam Umum/
Radiologi Laboratorium
Medik Keamanan
A. Kualifikasi SDM
No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah
Kebutuhan
1 Penanggung Jawab Maternal Dokter Spesialis Anak Pelatihan NICU 1
dan Neonatal Dokter Spesialis
Kebidanan Pelatihan PONEK 1
2 Penanggung Jawab D3 Keperawatan/ - Manajemen bangsal
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan di ruang perinatal yaitu
a. Untuk dinas pagi
Petugas yang ada berjumlah 3 (tiga) orang dengan kategori:
- 1 (satu) orang Ka ru
- 1 (satu) orang pelaksana
- 1 (satu) orang TPK (gabung dengan perawatan ibu)
b. Untuk dinas sore
Petugas yang ada berjumlah 2 (dua) orang dengan kategori:
- 1 (satu) orang PJ Shift
- 1 (satu) orang TPK (gabung dengan perawatan ibu)
c. Untuk dinas malam
Petugas yang ada berjumlah 2 (dua) orang dengan kategori:
- 1 (satu) orang PJ Shift
- 1 (satu) orang TPK (gabung dengan perawatan ibu)
ATK
1 Telephon 1 Panasonic Standar
2 Jumbo vox file 2 Karton+plastik Standar
3 Papan reklame 3 Kayu+kertas Standar
4 Box plastik 1 Plastik Standar
5 Meja 1 Kayu Standar
6 Lemari pakaian 1 Kayu Standar
ART
1 Kursi kantor beroda 2 Mubaric Standar
2 Kursi betawi 2 Kayu Standar
3 Meja bundar betawi 1 Kayu Standar
4 Toples 2 Gelas Standar
5 Remote AC 1 Daikin Standar
6 Jam dinding 1 RSMG Standar
7 Tempat sampah 2 Plastik Standar
8 Ember tertutup 1 Plastik Standar
9 Termos 1 1 lt
10 Hand soap 1 Plastik Standar
11 AC 1 Daikin Standar
Obat-obatan
1 Minyak telon 1 Cair Standar
2 Baby oil 1 Cair Standar
3 Neo K 4 Ampul Standar
4 Cendofenikol 1 Tube Standar
5 Sagestam 1 Cream Standar
6 Salep Garamycin 1 Salep Standar
Alkes
1 Extension tube 1 Terumo
2 Three way 1 Terumo
3 Hypafis 1 Terumo
4 Feeding tube no.8 1 Terumo
5 Feeding tube no.6 1 Terumo
6 Spuit no. 10cc 1 Terumo
7 Spuit no. 50cc 1 Terumo
8 Spuit no. 1cc 2 Terumo
9 Spuit no.2,5cc 2 Terumo
10 Urin kolektor 1
11 N5 1 Outsu
12 Dex10% 1 Otsu
13 NaCl 0,9% 100cc 1 Otsu
14 Xyloxain jelly 2% 1
Obat-obatan
1 Lasix 1 2cc
2 Phenitoin 1 2cc
3 Ranitidine 1 2cc
4 Dexamethasone 1 2cc
5 Heparine 1 5000iu
6 Morphine 1 1cc
7 Aminophylin 1 10mg
8 Omz 1 40mg
Set Infus
1 Pinset anatomis 1 Stainless Standar
2 Gunting kecil 1 Stainless Standar
3 Duk alas 1 Kain Standar
4 Duk bolong kecil 1 Kain Standar
5 Kapas bulat alcohol 1 Kapas Standar
6 Kassa 1 Kain Standar
ALKES
1 Abocatch no 24 2 Terumo Standar
2 Abocatch no 24 2 Terumo Standar
3 Abocatch no 26 2 Terumo Standar
4 Wing needle 2 Terumo Standar
5 ETT no 2 1 Portex Standar
6 ETT no 2,5 1 Portex Standar
7 ETT no 3 1 Portex Standar
8 ETT no 3,5 1 Portex Standar
9 ETT no 4 1 Portex Standar
10 Feeding tube no 3,5 1 Terumo Standar
11 Feeding tube no 5 1 Terumo Standar
12 Feeding tube no 8 1 Terumo Standar
13 Extension tube 1 Terumo Standar
14 Gelang bayi biru 1 Standar
15 Gelang bayi pink 1 Standar
16 Face mouth 4 Portex Standar
17 Goodel no 0(04) 2 Rusch Standar
18 Goodel no 00 (06) 3 Rusch Standar
19 Goodel no 000 (08) 4 Rusch Standar
8. Ruang Bersalin/VK
No Nama Alat Jumlah Spesifikasi Ukuran Keterangan
Alkes
1 Bed Partus 1 Huntleight Standar
2 Infant warmer 1 Standar
3 Meja mayo 1 Stainless Standar
4 Timbangan bayi 1 Stella
5 Korentang 1 Stainless Standar
6 Tromol 1 Stainless Sedang
7 Tromol 1 Stainless Besar
8 Kom tertutup 1 Stainless Kecil
9 Pispot 1 Stainless Standar
10 Nierbekken 1 Stainless Standar
ART
1 Kursi bundar 1 Taburet Standar
2 Box container 2 Plastik Besar
3 Toples 1 Kaca Besar
4 Toples 2 Kaca Kecil
5 Telepon 1 Panasonic Standar
Emergensi stok
1. Obat
1 Alinamin F 2 Ampul/inj 10 ml
2 Atropin sulfat 10 Ampul/inj 1 ml
3 Cycotec 4 Tablet 2 ml
4 Divadilan 2 Ampul/inj 3mg
5 Dormicum 3 Ampul/inj
6 Epidosin 3 Ampul/inj
7 Fenthanyl 2 Ampul/inj
8 Kanamycin 1 Flacon/inj 1gr
9 Ketalar 1 Ketalar/inj 20 ml
10 Kalmethason 3 Ampul/inj 2 ml
11 Lidocain 10 Ampul/inj 2 ml
12 Methegrin 10 Ampul/inj 2 ml
13 MGSO4 2 Fles/inj 25 ml
14 Primperan 3 Ampul/inj 2 ml
15 Phenergan 3 Ampul/inj 2 ml
16 Papaverin 5 Ampul/inj 1 ml
2. Cairan
1 Dextrose 2,5% 1 Kolf 500 ml
2 Dextrose 5% 5 Kolf 500 ml
3 Nacl 0,9% 2 Kolf 25 ml
4 Nacl 0,9% 5 Kolf 500ml
5 Water for inj 5 Kolf 25 ml
6 Ringer lactate 5 Kolf 500 ml
7 Ringer dextrose 5 Kolf 500ml
B ART
1 Meja kantor 2 Kayu Standar
2 Kursi kantor beroda 2 Mubarik Standar
3 Meja bundar 1 Standar
4 Tempat sampah medis 2 Plastik Besar
5 Tempat sampah 2 Plastik Sedang
6 Tissue kotak 1 Plastik Standar
7 Rak sepatu 1 Plastik Standar
8 Sandal 3 Plastik Besar
9 Sepatu bot 1 Plastik Besar
A. Konsep Pelayanan :
Dilakukan secara kerjasama tim(teamwork)
Pelayanan dilakukan sesuai standar
Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan
Semua tindakan terdokumentasi dengan baik
Harus ada sistem monitor dan evaluasi
B. Strata Pelayanan Maternal dan Perinatal di RS
Dalam menyelenggarakan pelayanannya di rumah sakit, pelayanan kesehatan maternal dan perinatal
dibagi dalam beberapa strata pelayanan. Jenis pelayanan, kompetensi SDM dan fasilitas/sarana pelayanan
menentukan strata pelayanan di rumah sakit tersebut atau sebaliknya.
Pelayanan kesehatan maternal dan perinatal di RS YPK Mandiri masuk dalam strata II : Pelayanan
sekunder yaitu pelayanan medik spesialistik (RS Kelas B Non Pendidikan dan Kelas C), mencakup :
Pelayanan antenatal dan postnatal
Pelayanan persalinan normal dan penanganan persalinan resiko sedang dan tinggi
Perdarahan dalam kehamilan, persalinan dan nifas
Pelayanan Perinatal level 2 (MCU atau HCU)
Perawatan bayi dengan kelainan sedang – berat
Perawatan Metode Kangguru untuk BBLR
Inisiasi Menyusui Dini dan pemberian ASI pada neonatus
Imunisasi
Keluarga Berencana
Instalasi Rawat
IGD Inap
Kamar Tindakan
Kamar Operasi
Kamar Bersalin
Bank Darah
Pemeriksaan
Penunjang
Farmasi
G. Sistem Pembiayaan
Pembiayaan untuk pelayanan maternal dan perinatal ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas
dasar jenis pelayanan dan kelas perawatan.
A. Pengertian: perawatan bayi baru lahir disesuaikan dengan keadaan klinis bayi setelah lahir dan tingkat
kemampuan perawatan di rumah sakit.
B. Tujuan
Mempertahankan kondisi bayi baru lahir dalam keadaan sehat secara optimal
Melakukan perawatan terhadap bayi baru lahir sesuai dengan tingkat pelayanan (tingkat I, II dan III)
C. Pembagian tingkat pelayanan
1. Pelayanan tingkat I (Ruang rawat Gabung)
Merupakan pelayanan keperawatan dasar pada neonatus normal meliputi:
- Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan berat badan >2,5kg
- Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 minggu)
Saat rawat gabung dengan bantuan tenaga paramedic ibu belajar merawat bayinya, mulai dari
memandikan bayi, merawat tali pusat dan menyusui bayinya.
Pelayanan difokuskan pada
- Resusitasi dan perawatan neonatus
- Evaluasi pasca lahir untuk neonatus yang sehat
- Stabilisasi dan pemberian asuhan untuk bayi yang lahir pada sia 35 sd 27 minggu yang tetap
dalam keadaan stabil secara fisiologis
- Perawatan neonatus dengan usia kehamilan <35 minggu atau sakit sampai neonatus
dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan asuhan neonetel spesialistik (level II-III).
- Therapi sinar.
2. Pelayanan tingkat II ( unit perawatan khusus neonatus)
Merupakan pelayanan keperawatan neonatus dengan ketergantngan tinggi, pelayanan neonatus
tingkat II dibagi 2 kategori yaitu IIA dan IIB yang dibedakan berdasarkan kemampuan memberikan
ventilasi dengan alat bantu termasuk CPAP (Continous Positive Airway Presure)
Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat IIA
- Bayi premature dan atau sakit yang memerlukan resusitasi stabilisasi sebelum dipindahkan ke
fasilitas asuhan keperawatan intensif neonatus.
HOME VISIT
A. PENGERTIAN
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana bayi baru lahir ditempatkan bersama ibunya dalam
suatu ruangan. Hal ini dimaksudkan agar bayi mudah dijangkau oeh ibunya selama 24 jam/hari sehingga
memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya.
B. TUJUAN
Tujuan dilakukan Rawat Gabung adalah:
1. Agar bayi segera mendapatkan colostrum maupun ASI.
2. Agar bayi memperoleh stimulasi mental dini demi tumbuh kembang anak
3. Agar ibu mendapat pengalaman dalam hal merawat payudara dan cara menyusui yang benar.
4. Agar ibu dan keluarganya mendapatkan pengalaman cara merawat bayi baru lahir.
5. Agar bayi bisa mendapat ASI setiap ia inginkan.
C. JENIS
Terdapat dua jenis rawat gabung yang dapat dilakukan di rumah sakit, yaitu:
1. Rawat gabung penuh: cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam suatu ruangan secara
terus-menerus selama 24 jam.
2. Rawat gabung paRSl: cara perawatan ibu dan bayi terpisah dalam waktu-waktu tertentu (misalnya
malam hari dan waktu kunjungan).
D. MANFAAT
Rawat gabung merupakan cara yang sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga dan juga bagi petugas
kesehatan serat Rumah Sakit/ Rumah Bersalin.
Manfaat Terhadap Ibu:
1. Manfaat ditinjau dari segi psikologi ibu
a. Meningkatkan keakraban ibu dan bayi, apabila sentuhan fisik antara ibu dan bayi terjadi setelah
lahir.
b. Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat sendiri bayi yang baru dilahirkannya.
c. Memberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat bayinya.
d. Memberi kesempatan pada ibu untuk belajar mengenal tangisan sakit, lapar dan manja.
2. Manfaat ditinjau dari segi fisik ibu:
Algoritme Perawatan
Bayi Baru Lahir
1. Falsafah
Sesuai isi deklarasi Bogota tentang perawatan Metode Kanguru tahun 1998:
Perawatan metode kanguru harus menjadi hak dasar bagi bayi baru lahir
Perawatan metode kanguru harus menjadi bagian integrasi dari manajemen BBLR dan bayi normal,
dalam berbagai kondisi dan pada semua tingkat pelayanan di semua Negara.
Program PMK terdiri atas empat komponen yaitu:
a. Kangaroo position yaitu posisi kanguru (kangaroo position) merujuk pada kontak kulit ibu dengan kuli
bayi)
b. Kangaroo Nutrition yaitu nutrition merujuk pada praktek pemberian ASI yang diperkuan dengan
kontak kulit ibu dengan kulit bayi.
c. Kangaroo Discharge yaitu kangaroo discharge merujuk pada kelanjutan praktek PMK di rumah
setelah keluar dari rumah sakit.
d. Kangaroo support merupakan bentuk dukungan pada PMK dapat berupa dukungan fisik maupun
emosional kepada ibu.
2. Definisi
Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dngan kulit ibu (skin to skin contact)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah kelompok bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram
tanpa memandang usia kehamilannya, baik premature atau cukup bulan.
PMK berselang (continuous KMC) adalah perawatan Metode Kanguru yang di praktekkan selama 24
jam terus menerus dalam sehari.
PMK berselang (intermintten KMC) adalah Perawatan Metode Kanguru yang dipraktekkan dalam
beberapa jam atau tiap beberapa hari
Bangsal/ unit PMK adalah sarana kesehatan untuk mempraktekkan PMK.
3. Pelayanan Perawatan Metode Kanguru
3.1. Komponen Perawatan Metode Kanguru
a. Kangaroo Position
b. Kangaroo Nutrition
UGD Poliklnik
Ruang bersalin
Discharge
Rumah Poliklinik/
puskesmas
1. Definisi
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) adalah rumah sakit pemerintah maupun swasta, umum
maupun khusus yang telah melaksanakan 10 langkah Menuju Perlindungan bayi dan ibu secara terpadu
dan paripurna.
2. Tujuan
UMUM
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dalam upaya menurunkan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
KHUSUS
1. Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
3. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus
termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 jam).
4. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sarana
pelaksanaan kesehatan lainnya
5. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan
pemberian ASI ekslusif
6. Meningkatkan fungsi RS dalam perawatan metode kanguru (PMK)
3. Sasaran
a. Rumah Sakit Umum Pemerintah dan Swasta.
b. Rumah Sakit Khusus (RS Bersalin dan Ibu anak) Pemerintah dan Swasta.
4. Strategi Pelaksanaan
Melaksanakan Perlindungan ibu dan Bayi secara terpadu melalui 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan
menyusui sebagai berikut:
1. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi
termasuk pemberian ASI Ekslusif dan perawatan metode kanguru (PMK) untuk bayi BBLR.
2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal dan neonatal.
A. DEFINISI
Segala menaruh bayi didada ibunya, kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) segera setelah lahir
setidaknya satu jam atau lebih sampai bayi menyusu sendiri.
Apabila bayi sehat diletakkan segera pada perut dan dada ibu setelah lahir untuk kontak kulit ibu dan kulit
bayi, bayi memperlihatkan kemampuan yang menakjubkan. Bayi dapat merangkak, dirangsang oleh sentuhan
ibu yang lembut, melintasi perut ibu mencapai payudara. Sentuhan awal yang lembut oleh tangan atau kepala
bayi pada payudara merangsang produksi oksitosin ibu, sehingga mulailah ASI mengalir dan juga
meningkatkan rasa cinta kasih pada bayi. Kemudian bayi mencium, menyentuk dengan mulut dan menjiat
putting ibu. Akhirnya bayi melekat pada payudara dan menghisap minum ASI.
A. PENGERTIAN RUJUKAN
Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung
jawab secara timbal balik vertical maupun horizontal, maupun struktural dan fungsional terhadap kasus
penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan kesehatan. Kegiatan ini mencakup:
a. Rujukan pasien.
Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah sakit. Rujukan eksternal
adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit dengan mengikuti sistem rujukan yang ada.
b. Rujukan pengetahuan dan teknologi, termasuk peningktanan kemampuan tenaga kesehatan (dana,
alat dan sarana).
c. Rujukan manajemen.
Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampu atau bantuan kepada unit yang kurang
mampu untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu yang tidak dapat diatasi sendiri.
PUSKESMAS PONED
Keterangan:
Rujukan
BIDAN POLINDES Untuk RS diutamakan RS
PONEK
Untuk puskesmas diutamakan
MASYARAKAT/KADER/ puskesmas PONEK
BUMIL/POSYANDU
A. DEFINISI
Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman.
B. TUJUAN
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang
tidak diharapkan (KTD)
C. STANDAR PATIENT SAFETY
Standar keselamatan pasien (Patien Safety) untuk pelayanan maternal dan perinatal adalah:
1. Hak Pasien.
Pasien atau keluarga pasien mempunyai hak mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil
pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
2. Mendidik Pasien Dan Keluarga
Edukasi kepada keluarga pasien tentang kewajiban dan tanggungjawab keluarga dalam asuhan
perawtan/asuhan kebidanan. Untuk keluarga pasien diajarkan cara mengurangi resiko terjadinya
infeksi nosokomial seperti mencuci tangan.
3. Keselamatan Pasien Dan Kesinambungan Pelayanan
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi anta tenaga
(dokter, bidan/perawat, gizi, dll), dan antar unit pelayanan terkait
4. Penggunaan Metode-Metode Peningkatan Kinerja Untuk Melakukan Evaluasi Dan Program
Peningkatan Keselamatan Pasien.
Rumah sakit harus terus memperbaiki pelayanan, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD dan melakukan perubahan untuk meningkatkan
kinerja dan keselamatan pasien.
D. PROGRAM PENGAMANAN
a. Program pengamanan Fasilitas dan peralatan
Sistem pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua peralatan untuk pertolongan
maternal dan perinatal antara lain: alat-alat gawat darurat, dan alat-alat resusitasi. Daerah pengaman listrik
paling sedikit diperiksa 2 (dua) bulan sekali dan catatan daerah-daerah yang diperiksa, prosedur yang
diikuti dan hasilnya harus disimpan baik-baik.
b. Program pengamanan infeksi Mosokomial
Harus ada sistem yang digunakan untuk mengurangi resiko terjadi infeksi nosokomial. Sistem ini harus
merupakan bagian internal dari pengendalian di rumah sakit royal progress.
E. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga ruangan
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter.
d. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “pelaporan insiden keselamatan”.
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih tinggi karena
pengidap HIV tidak menampakan gejala. Setiap hari ribuan anak brusia kurang dari 15 tahun dan 14000
penduduk berusia 15049 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di negara-negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesi terus meningkat, dengan peningkatan kasus secara langsung ke
masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan di masyarakat cukup tinggi (misalnya
melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum
ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit: tato, tindik,
dkk)
Penyakit hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan pada pelayanan
kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia
pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C di masyarakat menurut
perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi.
Upaya pencegahan penyebaran infeksi melalui “Kewaspadaan Umum” atau “Universal Precaution” yaitu
dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung dengan
pasien dalam waktu 24 jam secara terus-menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu
tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat
bekerja maksimal.
B. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri sendiri, pasien
dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
Indikator mutu yang digunakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri dalam memberikan
pelayanan adalah:
A. Indikator kecepatan penanganan pertama pasien gawat darurat
a. Presentase kematian ibu karena eklampsia
b. Waktu tunggu sebelum operasi.
c. Presentase kematian ibu karena melahirkan sepsis.
d. Presentasi kematian ibu karena perdarahan.
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi semakin meningkat dan tidak mengalami perubahan
berarti pada lima tahun terakhir. Keadaan ini akan meningkat bila tidak segera diantisipasi dengan berbagai
terobosan yang optimal. Kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal akan menurunkan kondisi kesehatan
pada ibu hamil dan bayi di masyarakat dan akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang.
Berdasarkan Hal Tersebut, Maka Dipandang Perlu Agar Program Pedoman Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergenci Komprehensif (PONEK) dijadikan prioritas, yang terlihat pada target upaya kesehatan
perorangan (UKP) pada rencana strategi Departemen Kesehatan 2005-2009.
Pada Saat Ini Sesuai Era Desentralisasi, Kebijakan Ini Amat Perlu Didukung Oleh Dinas kesehatan
provinsi/kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi antara perencanaan Departemen Kesehatan RI pusat
dan daerah yang menghasilkan suatu visi yang saweling memperkuat dalam penurunan angka kematian ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Disamping Itu Pelaksanaan Pelayanan Obstetrik Dan Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
hendak disesuaikan dengan kondisi spesifik daerah dan keterbatasan sumber daya sehingga dapat mencapai
target yang optimal yaitu 75% RSU kabupaten/kota menyelenggarakan PONEK.
Penyusun
1. Despkes (2008), Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif 24c jam di
Rumah Sakit.
2. Departemen kesehatan (2002), Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Cetakan Pertama, Jakarta.
3. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelayanan Maternal dan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B, C
dan D, Edisi Kedua, Jakarta.
4. Departemen Kesehatan (2007), Pedoman Pedoman Rawat Gabung Ibu dan Bayi, Direktorat Bina Pelayanan
Medik, Jakarta.
5. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Rendah Dengan Perawatan
Metode Kanguru di Rumah Sakit dan Jejaringnya, Depkes RI, Jakarta.
6. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi, Depkes RI,
Jakarta.