Anda di halaman 1dari 40

PANDUAN PELAYANAN OBSTETRI

NEONATAL EMERGENCY
KOMPREHENSIF

Presentation :
Tim PONEK
DEFINISI…..

Pelayanan Obstetrik Neonatus Emergensi Komprehensif/Rumah Sakit 24 jam


yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan langsung terhadap
ibu hamil/ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang datang sendiri
atau rujukan kader/masyarakat, bidan desa, puskesmas dan puskesmas
PONED.
3. Tercapainya kemampuan teknis tim ponek
sesuai standar
4. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara
pengelola dan penanggung jawab program

Tujuan penyelenggaraan program PONEK :


1. Adanya kebijakan RS dan dukungan penuh
manajemen dalam pelayanan PONEK
2. Terbentuknya tim PONEK RS
Pelaporan…

Pelaporan pelaksanaan kegiatan PONEK dilaporkan kepada direktur melalui


kabag keperawatan setiap bulan dan juga laporan ke kepala dinas kesehatan
kabupaten Bengkalis melalui kepala bidang pelayanan KIA Puskesmas Duri.
PROGNAS II
PELAYANAN DAN
PENANGGULANGAN
HIV/AIDS
Rumah Sakit Permata Hati
DEFINISI……

AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome


merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan
oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada
darah, cairan sperma, cairan vagina,air susu ibu
Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia
dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan
tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi
Kebijakan pengendalian Hiv-Aids mengacu pada
kebijakan global Getting To Zeros, yaitu :
1. Menurunkan hingga meniadakan infeksi baru HIV
2. Menurunkanhingga meniadakan kematian yang
disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan
AIDS
3. Meniadakan deskriminasi ODHA
Program Penanggulangan HIV/AiDS
Kegiatan Pokok :
 Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan
penanggulangan HIV-AIDS
 Terbentuknya dan berfungsinya Tim Penanggulangan
HIV/Aids di Rumah Sakit Permata Hati
 Penyusunan rencana RS untuk melaksanakan program
Penanggulangan HIV/AIDS
 Mengembangkan Kebijakan dan SPO sesuai dengan
standar Rumah Sakit Permata Hati
 Terlaksananya fungsi rujukan terhadap pasien
dengan HIV/Aids sesuai dengan kebijakan yang
berlaku di Rumah Sakit Permata Hati
 PeningkatanMutu SDM dengan mengadakan
pelatihan dan sosialisasi tentang pelayanan
dan penanggulangan HIV-AIDS
 Pengusulan sarana dan Prasarana
 Rapat TIM HIV/AIds
Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
HIV/AiDS di Rumah Sakit Permata Hati
membutuhkan tenaga kesehatan yang
berdedikasi dan mempunyai keterampilan yang
memadai yang terdiri dari :

• Dokter Spesialis
• Dokter Umum
• Perawat
• Petugas Laboratorium
• Petugas Administrasi
Struktur Organisasi Tim HIV/AIDS
Skema Alur Pelayanan Pasien HIV/Aids
Pencatatan dan Pelaporan setiap kegiatan
dilakukan setiap bulannya ke bagian Pelayanan
Medis
Prognas III
PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS
 Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang
menular ,disebabkan oleh kuman mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang paru atau
ogan lain
 Salah satu strategi pengobatan yang digunakan
dalam menanggulangi TB Paru adalah DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcourse).DOTS
adalah strategi yang komprehensif untuk
digunakan oleh petugas kesehatan primer di
seluruh dunia untuk mendeteksi dan
menyembuhkan pasien TB paru.
Strategi DOTS terdiri dari lima komponen yaitu :
 Komitemen politis dari para pengambil keputusan,
termasuk dukungan dana
 Diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis secara langsung
 Pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek
dengan pengawasan langsung oleh Pengawas
Menelan Obat (PMO)
 Kesinambungan persediaan Obat Anti Tuberculosis
(OAT) jangka pendek untuk pasien
 Pencatatan dan pelaporan yang baku untuk
memudahkan pemantauan dan evalusai program
TB
Kegiatan Pokok TB DOTS

 Terbentuknya dan berfungsinya tim DOTS di Rumah Sakit


Permata Hati
 Terlaksananya pelatihan tim DOTS di Rumah Sakit Permata
Hati
 Terlaksananya fungsi rujukan TB DOTS pada sesuai dengan
kebijakan yang berlaku di Rumah Sakit
 Mengadakan inhouse training dan sosialisasi tentang pelayanan
TB DOTS
 MOU rujukan SOP
Struktur tim tuberkulosis

ketua

Wakil ketua

Dokter/dokter Pencatatan dan


keperawatan Petugas laboratorium
spesialis pelaporan
STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN TUBERCOLOSIS DI
RUMAH SAKIT PERMATA HATI
 Ketua : dr. Febri Hanifa
 Wakil Ketua : Febi Apresia, Amd.Keb
 Dokter Spesialis : dr. Anggraini, Spp
 Keperawatan : Desi Eka Wati, Amk
 Laboratorium : Nelly Susanti Amd.Ak
 Pencatatan,pelaporan : Febi Apresa, Amd.keb
 UGD : Ratna Purnama Sari, Amd.Keb
 Poliklinik : Suci Indah Pratama, Amd.Keb
SURVAILENS TB
Pencatatan Dan Pelaporan Tb Di Kabupaten
1. Register TB kabupaten (TB. 03 kab/kota)
2. Laporan Triwulan penemuan dan pengobatan
pasien TB kabupaten (Tb 07 kab/kota)

Pelaporan tubercolosis di laporkan kedinas kesehatan


kabupaten melalui puskesmas mandau, data dikumpulkan
perbulan tapi dilaporkan pertiga bulan ke puskesmas mandau
PELAYANAN RESISTENSI
ANTI MIKROBA
DI RUMAH SAKIT PERMATA HATI
PROGRAM NASIONAL
SASARAN 4 PENYELENGARAAN PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA
GAMBARAN UMUM
Resistensi Antimikroba, dalam bahasa Inggris Antimicrobial Resistance
(AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia, dengan
berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkan mutu dan
meningkatkan risiko biaya dan keselamatan pasien.
Resistensi Antimikroba ketidak mampuan antimikroba
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehingga
penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.
PENGGUNAAN ANTIMIKROBA YANG
TIDAK BIJAK
 Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi
akibat penggunaan antimikroba yang tidak bijak dan
bertanggung jawab dan penyebaran mikroba resisten dari
pasien ke lingkungannya karena tidak dilaksanakannya
praktik pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik.
Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah
sakit, perlu dikembangkan program pengendalian
resistensi antimikroba di rumah sakit Pengendalian
resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan
untuk mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian
mikroba resisten.
PENGENDALIAN TINGKAT NASIONAL
Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara
luas baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di
komunitas di tingkat nasional telah dibentuk Komite
Pengendalian Antimikroba yang selanjutnya
disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping
itu telah ditetapkan program aksi nasional / national action
plans on antimicrobial resistance (NAP AMR) yang didukung
oleh WHO. Program pengendalian resistensi
antimikroba (PPRA) merupakan upaya pengendalian
resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Kebijakan Umum
 Kebijakan penanganan kasus infeksi secara multidisiplin melibatkan klinisi (
DPJP, farmasi, klinik/apoteker, Keperawatan, dokter Spesialis mikrobiologi klinik,
komite Farmasi dan Therapi, Komite pencegahan dan pegndalian
 Kebijakan pencegahan peningkatan bakteri resistensi di rumah sakit yang terdiri
dari 2 strategi penting, yaitu :
1. Untuk selection pressure diatasi melalui penggunaan antimikroba secara bijak
2. Untuk penyebaran bakteri resisten diatasi melalui peningkatan ketaaatan
terhadap prinsip-prinsip kewaspadaan standar yang telah diatur
dalam Standar Prosedur Operasional Komite PPI
 Kebijakan penggunaan antimikroba terdiri dari antimikroba terapi dan propilaksis
 Kebijakan pemberian antimikroba terapi meliputi antimikroba empirik dan
definitif
 Kebijakan pemberian antimikroba profilaksis pembedahan meliputi antimikroba
propilakssis dan indikasi operasi bersih dan bersih terkontaminasi
Kebijakan Khusus
 Mendapatkan data dasar penggunaan antibiotik pada pasien di rumah sakit.
 Menurunkan terjadinya resistensi antimikroba di rumah sakit.
 Identifikasi dini kejadian luar biasa (KLB) kuman infeksi di rumah sakit.
 Terwujudnya penggunaan antibiotik secara bijak di rumah sakit.
 Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program pengendalian resistensi
antimikroba dan program pencegahan pengendalian infeksi di rumah sakit.
 Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan di rumahsakit.
 Merencanakan dan melaksanakan program pengendalian resistensi antimikroba
di rumah sakit.
 Membuat struktur organisasi Komite PPRA
 Memahami tugas pokok dan fungsi unsur dalam PPRA
 Menyusun tahapan pelaksanaan PPRA

Kebijakan ini menjadi acuan staf medis RS PERMATA HATI dalam memberikan
therapy Antibiotik, agar bisa lebih tepat dan efisien.
Kegiatan Program Pengendali Resistensi
Antimikroba
 Menyusun program pengendalian resistensi antimikroba ( PPRA
) oleh Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba ( KPRA )
 Melakukan evaluasi program pengendalian resistensi
antimikroba ( PPRA )
 Melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yang belum
terealisasi
 Persiapan SDM dengan di lakukan pelatihan / workshop /
seminar / inhous training tentang PPRA
 Menetapkan pilot project pelaksanaan PPRA dan penanggung
jawab tim pelaksana pilot project
 Menentukan batasan atau kriteria pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan kultur
 Mengumpulkan data penggunaan antibiotika di tahun 2019
 Mengumpulkan hasil kultur pasien tahun 2019 dan pemeriksaan
swab peralatan di ruangan untuk mengetahui kuman yang ada di
ruangan tersebut
 Melakukan Sosialisasi program pengendalian resistensi
antimikroba rumah sakit permata hati
 Melakukan evaluasi hasil pengumpulan peta kuman dan
penggunaan Antibiotik secara berkala
 Menyusun pedoman / panduan ,SPO dan kebijakan yang
berkaitan dengan Pengendalian Resistensi Antimikroba Antara
Lain :
1) Panduan praktek klinik penyakit infeksi
2) Panduan penggunaan antibiotik profilaksis dan terapi
3) Panduan pengelolaan spesimen mikrobiologi
 Panduan pemeriksaan dan pelaporan hasil mikrobiologi
 Panduan/pedoman PPI,KLB dan Surveilan
 Membuat indikator mutu program pengendalian resistensi antimikroba
 Melakukan Sosialisasi dan pemberlakuan pedoman/panduan/SPO
penggunaan Antibiotik
 Melakukan monitoring dan Evaluasi tentang penggunaan Antibiotika
secara berkala terhadap :
1. Laporan pola mikroba dan kepekaannya
2. Pola penggunaan antibiotik secara kuantitas dan kualitas
3. Kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan panduan
dirumah sakit
4. Penerapan kewaspadaan standar
5. Surveilans kasus infeksi yan di sebabkan mikroba multiresisten
6. Cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba
multiresisten
 Membuat laporan kepada Direktur rumah sakit untuk
perbaikan kebijakan, pedoman/panduan, SPO,dan
rekomendasi perluasan penerapan PPRA di rumah sakit
 Melakukan screening / swab ketiak untuk pasien baru
masuk yang di curigai mengalami Methicillin Resistent
Staphylococcus Aureus ( MRSA ), sesuai criteria yang ada.
 Mengajukan rencana kegiatan dan anggaran tahunan PPRA
kepada Direktur rumah sakit
Prognas V
PELAYANAN GERIATRI
Definisi
 Geriatri (Geros : Tua, Iatrea : Merumat)
 Geriatri adalah bagian ilmu penyakit dalam yang
mempelajari aspek-aspek pencegahan, peningkatan,
pengobatan, pemulihan serta aspek sosial dan
psikologis dari penyakit-penyakit usia lanjut.
 Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi
penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu.
Pelayanan geriatric dibagi menjadi:
 Tingkat Sederhana
Jenis pelayanan Geriatric tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas rawat
jalan dan kunjungan rumah (home care)
 Tingkat Lengkap
Jenis pelayanan Geriatric tidak lengkap paling sedikit terdiri atas rawat
jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah (home care).
 Tingkat Sempurna
Jenis pelayanan Geriatric tingkat sempurna paling sedikit terdiri atas rawat
jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah (home care) dan klinik asuhan
siang.
 Tingkat Paripurna
Jenis pelayanan Geriatric tingkat paripurna paling sedikit terdiri atas rawat
jalan, klinik asuhan siang, rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap
psikogeriatric, penitipan pasien geriatric (respite care), kunjungan rumah
(home care) dan hospice.
Tingkatan tersebut ditetapkan berdasarkan:
1. Jenis pelayanan
2. Sarana dan prasarana
3. Peralatan
4. Ketenagaan

Jenis pelayanan yang dilaksanakan di Rumah Sakit


Permata Hati berdasarkan tersedianya fasilitas
sarana dan prasarana, peralatan dan ketenagaan
adalah pelayanan tingkat sederhana.
Alur Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana
Pasien Lanjut Usia

Triase disetiap Rawat Jalan (Poliklinik)


Poliklinik/IGD • Asesmen dan Konsultasi
• Kuratif
• Intervensi Psikososial
Asesmen geriatri • Rehabilitasi
komprehensif oleh tim
terpadu poli geriatri

Masalah Geriatri:
• Kondisi medis umum Rencana
• Status fungsional Tatalaksana Home
• Psikiatri: Status Komprehensif Care/Asuhan
mental, fungsi oleh tim terpadu Rumah
kognitif poli geriatri
• Sosial dan lingkungan
Tim Geriatri Rumah Sakit Permata Hati
Direktur

Kabag

Ketua TIM Geriatri

Wakil Ketua

Dokter

Koordinator
Koordinator IGD
Poliklinik
STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN GERIATRI DI
RUMAH SAKIT PERMATA HATI
 Direktur : Dr. Efrianti, M.Kes
 Kabag Keperaawatan : Desi Eka Wati, Amk
 Ketua Tim : Dr. Benni Andika S. SpPD
 Wakil Ketua : Ermaiyulis Amd. Kep
 Dokter : dr. Febri Hanifa
 Koordinator Poliklinik : Febi Apresa, Amd.keb
 Koordinator UGD : Feri Satria, S.Kep
 Pencatatan,pelaporan : Ermaiyulis Amd. Kep

Anda mungkin juga menyukai