Menteri KesehatanRI
DR. dr. Siti Fadilah Supari,Sp.JP
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA
PELAYANAN MEDIK
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di
Indonesia tertinggi diantara negara - negara ASEAN dengan penurunan sangat
lambat.Seperti kita ketahui angka kematian ibu sebesar 307 per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan angka kematian neonatal 20 per 1000 kelahiran hidup (hasil
survey 2002 – 2003). Hal tersebut berarti setiap jam ada 2 (dua) ibu yang
meninggal dan setiap jam ada 10 (sepuluh) kematian neonatal. Kematian bayi 35
per 1000 kelahiran hidup (SDKI Th. 2002 – 2003) yang artinya setiap jam ada 18
(delapan belas) kematian bayi.
Hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala III yang kurang
adekuat.Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan indikator kurang
baiknya upaya pencegahan dan manajemen infeksi.Kematian ibu yang disebabkan
karena komplikasi aborsi adalah akibat dari kehamilan yang tidak dikehendaki.
(KTD) Program menurunkan angka kematian ibu dan bayi (maternal neonatal)
dan meningkatkan pelayanan Ibu dan Bayi yang mempunyai masalah komplikasi
persalinan dan kelahiran kurang bulan sangat diperlukan.Sehubungan hal tersebut
perlu diperoleh dukungan faktor keterampilan tenaga kesehatan khusus PONEK
serta pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas di Rumah Sakit.
Kata
Pengantar....................................................................................................................
..................
PENDAHULUAN.....................................................................................................
..
A.
LatarBelakang............................................................................................................
..
B.
DasarHukum..............................................................................................................
..
C.
Pengertian...................................................................................................................
..
D. Visi, Misi, Tujuan
danSasaran.....................................................................................
BAB II REGIONALISASI PELAYANAN
OBSTETRI DAN
NEONATAL...................... A. Fungsi
RumahSakit.....................................................
..................................................
B. Langkah-Langkah
KebijakanRegionalisasi..................................................................
C. Monitor dan Evaluasi
Kinerja..........................................................................................
A. Konsep Dasar
RSSIB..................................................................................................
B.
Pengertian...................................................................................................................
.
C.
TujuanRSSIB.............................................................................................................
.
D.
Sasaran.......................................................................................................................
.
E. Strategi
Pelaksanaan...................................................................................................
BABVII
PENUTUP.................................................................................................................
..
KEPUSTAKAAN.....................................................................................................
............................
A. LATARBELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi di antara Negara ASEAN dan
penurunannya sangat lambat.AKI dari 390/100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun
1994), menjadi 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Demikian
pula AKN 28,2/1000 kelahiran hidup 1987-1992 menjadi 21,8/1000 kelahiran
hidup pada tahun 1992-1997. Seharusnya sesuai dengan Rencana Strategis
Depkes tahun 2005-2009 telah ditetapkan target penurunan Angka Kematian Bayi
dari 35 menjadi 26/1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu dari 307
menjadi 226/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009.
Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai
apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab utama
kematian tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam
mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat
Badan Lahir Rendah (40,4%), asfiksia (24,6%) dan infeksi (sekitar 10%). Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan,
merujuk dan mengobati.Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan
perdarahan (25%), infeksi (15%), pre-eklampsia / eklampsia (15%), persalinan
macet dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan
mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan
dalam sistem terpadu di tingkat nasional danregional
Rumah sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam
pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.Kunci keberhasilan PONEK
adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana
dan manajemen yang handal.
Pada tahun 2007 telah dilakukan pelatihan keterampilan bagi tim PONEK di
Rumah Sakit Kabupaten/Kota (dokter spesialis Anak, dokter spesialis Kebidanan
dan kandungan, Bidan dan Perawat) di 6 propinsi di Wilayah Timur dengan AKI
tertinggi (NTB, Kalimantan TImur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku
dan Papua). Dengan melibatkan JNPK-KR, POGI dan IDAI, dalam rangka
mendukung pelaksanaan program PONEK di RSU Kabupaten/Kota yang
merupakan target UKP Departemen Kesehatan RI, yaitu 75% RS Kabupaten dapat
menyelenggarakan PONEK pada tahun2009.
Sebagai tindak lanjut perlu dlakukan pelatihan serupa pada tahap berikutnya di
propinsi lainnya hingga tahun 2009 untuk meningkatkan keterampilan bagi tim
PONEK di RS Kab/Kota (Dokter spesialis Anak, Dokter Spesialis Kebidanan dan
Kandungan, Bidan dan Perawat) dalam rangka mendukung pelaksanaan program
PONEK di RSU Kabupaten/Kota yang merupakan targer UKP Departemen
Kesehatan sebesar 75% pada tahun 2009 dengan melibatkan JNPK-KR, POGI dan
IDAI.
Selanjutnya diharapkan Pedoman Penyelenggaraan PONEK di Rumah Sakit ini
dapat dijadikan panduan bagi Tim PONEK Rumah Sakit dalam pelaksanaan
program PONEK di RS Kabupaten /Kota serta bagi Dinas Kesehatan Propinsi /
Kabupaten / Kota dapat dipergunakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayahkerjanya.
Diharapkan dari kedua tahap pelatihan PONEK tersebut dihasilkan para pelatih
regional yang mampu menjadi pelatih bagi tim PONEK Rumah Sakit yang belum
dilatih di wilayah masing- masing. Dengan demikian jumlah Tim PONEK Rumah
Sakit yang dilatih dapat cepat bertambah dengan dukungan dana dekonsentrasi
pemerintah daerah untuk akselerasi pencapaian target tahun 2009 tersebut.
B. DASARHUKUM
C. PENGERTIAN
RS Rujukan II RS
Propinsi
RS Rujukan I RS
Kabupaten /
TRA
DAN
ASI
K
UNI
M
KO
PUSKESMAS
PUSKESM AS
Kecamat
Bidan Desa Pondok RUJUKAN
DESA
I. VISI
IV. SASARAN
A. PENGERTIAN
1. Pelayanan
Rumah sakit harus dapat mengangani kasus rujukan yang tidak mampu ditangani
oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter, bidan, perawat).
2. Pendidikan
Rumah sakit harus terus menerus meningkatkan kemampuan baik petugas rumah
sakit, luar rumah sakit maupun peserta pendidikan tenaga kesehatan sehingga
mampu melakukan tindakan sesuai dengan standar dan kewenangannya untuk
menyelesaikan kasus darurat.
3. Penelitian
Rumah sakit harus mempunyai pogram evaluasi kinerja baik rumah sakit maupun
wilayah kerja dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
B. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKANREGIONALISASI
1. Tentukan wilayahrujukan.
21
ginekologi) yang telah dibuat. Evaluasi ini bisa
disesuaikan dengan kebutuhansetempat.
C. MONITOR DANEVALUASI
Pemantauan dan evaluasi kinerja :
b. Rumah sakitrujukan
c. Stafpendidikan
22
Audit kesehatan juga ditujukan bagi kasus yang NYARIS MATI, karena hal itu
tidak bisa dibiarkan.Ada banyak unsur medik dan non medik yang dapat
dihindarkan (uang muka rumah sakit, transportasi, kelambanan petugas, insentif,
persediaan obat dan lain-lain) yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan hati
dannurani.
Sudah tersedia format untuk Pemantauan dan Evaluasi melalui penilaian standar
yang terdiri atas 2 komponen besar yaitu:
Standar Kinerja Manajemen, terdiriatas:
a. Standar Masukan Daftar Tilik Pemantauan standar masukan meliputi
Area Cuci Tangan, Area Resusuitasi dan Stabilisasi di Ruang Neonatus/UGD,
Unit Perawatan Khusus, Unit Perawatan Intensif, Area Laktasi, Area
Pencucian Inkubator (lihat lampiran 2 hal xxx).
b.StandarManajemenDaftarTilikPemantauanPenannya
a. RSRujukan
b. Staf dari RSPendidikan (PONEK PLUS)yang
diunjuk untuk mengampu
g obstetri ginekologi)
1. Fasilitas fisik
23
percepatan20%.
4. Angka rasio kematian ibu harus (< 200/100.000
kelahiran hidup), rasio kematian perinatal (<
20/1000 kelahiran hidup di rumahsakit.
BAB 3
Upaya pelayanan PONEK secara khusus ditujukan pada penurunan AKI dan AKB
sesuai dengan target MDGs 4 dan 5.Lebih luas lagi, upaya pelayanan PONEK
harus dapat mengupayakan kesehatan reproduksi ibu yang baik dan pencapaian
24
tumbuh kembang anak yang optimal sesuai dengan potensi genetiknya.
25
juga RS PONEK PLUS. Untuk RS tipe C, B dan A yang belum mencapai standar
minimal kriteria RS PONEK berdasarkan Standar Kinerja Klinis, maka RS
tersebut menyandang kriteria RS PRAPONEK yang memerlukan perhatian
khusus dan bimbingan serta didorong untuk segera memperbaiki sistem pelayanan
kesehatan di RS nya sehingga mampu memperoleh kriteria RSPONEK.
- PelayananKehamilan
- PelayananPersalinan
- PelayananNifas
26
Terapisinar
3. Pelayan
an
Kesehat
an
Materna
l
RisikoTi
nggi.
Masaante
natal
Perdarahan pada kehamilan muda
27
darahtinggi,
Masa intranatal
Pelayanan terhadapsyok
Ketuban pecahdini
Persalinanlama
Aspirasi vakummanual
EkstraksiCunam
Seksiosesarea
Episiotomi
Malpresentasi danmalposisi
Distosiabahu
Prolapsus talipusat
Plasentamanua
Perbaikan robekanserviks
Reposisi InersioUteri
Histerektomi
28
SukarBernapas
Dilatasi dankuretase
Ligase arteriuterina
BBLR
Anestesia spinal,ketamin
Blokparaservikal
Blokpudendal
(Bila memerlukan pemeriksaan spesialistik, dirujuk ke RSIA/RSU) Masa Post
Natal
Masanifas
Demam pascapersalinan
Perdarahan pascapersalinan
KeluargaBerencana
29
neonatal emergensi dasar (sesuai dengan
kemampuan
pelayananpuskesmas/PONED).
Fungsi Unit:
- Apnea
- Prematur
- Menderita
sakit yg tidak
diantisipasi
sebelumnya
dan
membutuhka
n pelayanan
sub
spesialistik
dlm waktu
mendesak
Oksigen nasal dengan pemantau saturasioksigen
30
neonatal emergensi komprehensif (sesuai
dengan kemampuan standarPONEK).
Fungsi Unit:
o Sepsisneonatorum
o Hipotermia
5. PelayananGinekologis
Kehamilanektopik
Perdarahan uterusdisfungsi
Perdarahanmenoragia
Kista ovariumakut
Radang Pelvikakut
Abses pelvik
31
Infeksi saluranGenitalia
HIV-AIDS
A. Pencitraan
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis Obstetri dan Thoraks
Radiologi
Kimia
32
D. Ruang BMHP (Bahan Medis HabisPakai)
33
Area membersihkan alat merupakan tempat yang digunakan untuk membersihkan
alat yang kotor untuk di sterilisasi.Area penyimpanan alat bersih merupakan
tempat yang digunakan untuk menyimpan alat kedokteran yang sudah dibersihkan
dan disterilkan dan siap pakai.
F. Ruang Menyusui bagi ibu yang bayinya
masih dirawat dan tempat penyimpanan
ASI perah.
G. KlinikLaktasi.
H. RuangSusu
Dapur susu merupakan tempat yang digunakan untuk menyiapkan susu formula
bagi pasien perinatologi yang higienis. Dapur susu terdiri dari 2 ruang yaitu ruang
penyimpanan dan ruang persiapan yang digabung menjadi satu ruang.
Ruang Penyimpanan :
34
sebelum bekerja
c. Petugas membersihkan meja kerja dengan
cairandesinfektan
BAB 4
35
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
Rumah Sakit PONEK 24 jam adalah Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi yang
menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara
komprehensif dan terintegrasi 24 jam. Hal ini harus dapat terukur melalui
Penilaian Kinerja Manajemen (lihat lampiran 2 hal xxx) dan Penilaian Kinerja
Klinis (berpedoman pada buku Asuhan Neonatal Essensial untuk bidang neonatal
dan buku xxxxxxxxxxxxxxx untuk bidang obstetri ginekologi).Standard kinerja
tersebut harus terpenuhi.
36
Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24
jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus
emergensi obstetrik atauumum.
Tersedia kamar bersalin yang mampu
menyiapkan operasi dengan target dalam
waktu kurang dari 30mnit.
Memiliki kru/awak yang siap melakukan
operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-
waktu, meskipun on call.
Adanya dukungan semua pihak dalam tim
pelayanan PONEK, antara lain dokter
kebidanan, dokter anak, dokter/petugas
anestesi, dokter penyakit dalam, dokter
spesialis lain serta dokter umum, bidan
danperawat.
Mengupayakan tersedianya pelayanan darah yang siap 24jam.
37
Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan
berfungsibaik
Oleh karena di Indonesia terdapat beberapa kelas RS, maka dalam memberikan
penilaian pada Standar Kinerja Manajemen disesuaikan dengan kelas RS nya. RS
kelas A seyogyanya mampu menyediakan Sumber Daya Manusia, Sarana dan
prasarana dengan kondisi fisik ruang/area/fasilitas yang baik, Obat-obatan,
Manajemen dan Sistem Informasi yang dapat mendukung pelayanan kesehatan
maternal risiko tinggi dan neonatal risiko tinggi pada level IIIA, sehingga dapat
disebut juga RS PONEKPLUS.
I.PONEK RS TIPEC
1. SUMBER DAYAMANUSIA
38
Memiliki Tim PONEK esensial yang terdiridari:
- 1 dokter SpesialisAnak
-
2
o
r
a
n
g
p
e
r
a
w
a
t
.
T
i
m
P
O
N
E
K
39
i
d
e
a
l
d
i
t
a
m
b
a
h
:
- 1 dokter spesialis anesthesi/perawatanesthesi
- 6 Bidanpelaksana
- 1 Petugas laboratorium
- 1 Pekaryakesehatan
- 1 Petugas administrasi
- 1 Konselor laktasi
- 1 Tenaga Elektromedik
Staf
40
dihubungi 24jam
2. PRASARANA DANSARANA
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelanggaraan PONEK harus
dipenuhi hal-hal sebagai berikut:
Ruang rawat inap yang leluasa dannyaman
1) StrukturFisik
41
atau dilapiskeramik
Langit-langit di cat dengan cat yang bisadicuci.
2) Kebersihan
3) Pencahayaan
42
lampu berfungsi baik dankokoh
Tersedia peralatan gawatdarurat
4) Ventilasi
dipertahankan pada24-260C
5) Pencuciantangan
Tersedia 1 wastafel (uk 50 cm x 60 cm x
15 cm) dengan campuran air panas dan
dingin (bila memungkinkan), kran harus
dapat dibuka dengansiku
Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau
disinfektan yangdikendalikan
dengan siku atau kaki.
43
kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan
tidak ada kawatterbuka.
Harusadahanduk(kainbersih)atautisuuntukmengeringkanta
ngan,diletakkandi
sebelah westafel.
44
dan merupakan bagian dari unit
gawatdarurat.
3) R
u
a
n
g
M
a
t
e
r
n
a
l
K
a
m
a
r
B
e
r
s
a
l
i
n
Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi danIGD
45
Luas minimal: 6 m2 per orang. Berarti bagi
pasien 1 pasien, 1 penunggu dan 2
46
Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempatterpisah.
minimal : 10m2.
47
Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset,lemari.
tempat tidur maka per pasien memerlukan 7 m 2. Perlu disediakan toilet yang
dekat dengan ruang periksa.
Ruang perawat-nurse station-berisi : meja, telepon,
lemari berisiperlengkapan
darurat/obat.
48
Ruang tindakan operasi kecil/darurat/one
day care : untuk kuret, penjahitan dan
sebagainya berisi; meja operasi lengkap,
lampu sorot, lemari perlengkapan operasi
kecil, wastafel cuci operator, mesin
anestesi, inkubator, perlengkapan kuret
(MVA) dsb.
Ruangtunggubagikeluargapasien:minimal15m2,berisimeja
,kursi-kursiserta
telpon.
4) R
u
a
n
g
N
e
o
n
a
t
a
l
U
n
i
t
P
e
r
a
w
a
t
a
n
N
e
o
n
a
t
a
l
N
o
r
m
a
l
Ruangan terpisah (ruang perawatan
neonatus) atau rawat gabung ibu-bayi harus
tersedia di semua RS atau pusat kesehatan
dg unit atau ruang bersalin (tidak
memandang berapa jumlah persalinan
setiaphari)
Jumlah boks bayi harus melebihi jumlah persalinan rata-
rata setiaphari
1. Area terpisah
3. Inkubator di areakhusus
1) Area Cucitangan
Wastafel
Wastafel cuci tangan ukuranya cukup besar sehingga air tidak terciprat dan
dirancang agar air tidak tergenang atau tertahan.
Wadah gaunbekas
Rak/gantunganpakaian
Raksepatu
Sabun
Tersedia sabun dalam jumlah cukup, lebih disukai sabun cair antibakteri dalam
dispenserdengan pompa.
Handuk
Harus ada handuk untuk mengeringkan tangan.Bisa kain bersih atau tisu.
Steker listrik
- Ruangharusdilengkapipalingsedikittigas
tekeryangdipasangdengan te
- Steker harus mampu memasok beban
listrik yang diperlukan, aman dan
berfungsi baik.
Meja periksa untukibu
Jamdinding
MejaPerlengkapan
Selimut
Level Intermediate/NICU
Kriteria
Peralata
n dan
Perleng
kapan
Khusus
Unit
Perawat
an
Khusus
1. Steker listrik
Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker yang dipasang dengan tepat
untuk peralatan listrik.Steker harus mampu memasok beban listrik yang
diperlukan, aman dan berfungsi baik.
2. Mebel Lemariinstrument
- Harus ada satu lemari dan meja untuk penyimpanan bahan pasokan umum,
selain dari lemari dan meja untuk menyimpan bahan-bahan untuk ruang isolasi.
- Rak dan lemari kaca tidak boleh retak (agar tidak luka)
3. Lemari es
4. Meja
5. Kursi
7. Jamdinding
- Harus menunjukkan waktu yang tepat dan berfungsi baik.
8. P
a
s
o
k
a
n
o
k
s
i
g
e
n
L
e
v
e
l
I
I
Harus ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan pengukur
9. Lampudarurat
12. Timbanganbayi
Paling sedikit harus ada satu timbangan bayi yang berfungsi baik di setiap
ruangan.
o Ada forcepsnaegle
o AdaAVM
o Harus ada pompa vakum listrik yang bisa dibawa
denganpangatur
14. Oximeter
Kamar bersalin
Harus ada wastafel besar untuk cuci tangan penolong dan sumber listrik
sebanyak 4 pada titik yang berbeda.
1 unit terapisinar
1alat pemantaukardio-respirasi
1 oksimeter denyutnadi
1 syringe pump
- 1 alat ukurikterus
- Lampudarurat
- Stetoskop dewasa
- Selang reservoaroksigen
- Pipaendotrakeal
- Plester
- Gunting
- 1 Kateterpenghisap
- Naso GastricTube
- Alat suntik 1, 2 1/2 , 3, 4, 10, 20, 50cc
- Dextrose5%
- Sodium bikarbonat8,4%
- Alat ujiglukosa
- 1 perangkatresusitasi
- Sumberoksigen
BAB 5 ON THE JOB TRAINING
A. PENGERTIAN
On The Job Training (OJT) pada awalnya bertujuan untuk
mengawasi/mengevaluasi kinerja unit maternal neonatal Rumah Sakit setempat.Di
dalam OJT juga terkandung upaya bimbingan/penyampaian saran jika ditemukan
kejanggalan/hal-hal yang tidak sesuai dengan seharusnya.
B. PELAKSANA
Tim pelaksana dapat berasal dari tim PONEK RS setempat (self assessement).
Penilaian ini minimal harus dikerjakan 1 kali setiap bulan.Hal yang dinilai adalah
Standar Kinerja Manajemen yang meliputi Standar masukan dan standar
manajemen (lihat lampiran xxx hal xxx).Selain itu, perlu pula dinilai kemampuan
petugas kesehatan dalam menangani kasus.Hal yang dinilai adalah Standar
Kinerja Klinis, menggunakan kriteria yang disusun dalam buku Protokol Asuhan
Neonatal Essensial untuk bagian Neonatal dan buku xxxxxxx untuk bagian
obstetri danginekologi.
Direktur RS
Kepala Bidang Pelayanan
C. PESERTA
Peserta adalah unit-unit yang dinilai beserta unit-unit pendukungnya baik pada
pelayanan maternal maupun neonatal.Hal ini dikerjakan sebaiknya dilakukan
dalam waktu bersamaan, sehingga jika ada masalah, dapat diselesaikan
bersama.Sebab disadari bahwa kesehatan ibu dan anak merupakan 2 hal yang
tidak dapat dipisahkan.
D. WAKTUPELAKSANAAN
Setiap kali OJT, seyogyanya dikerjakan minimal 2 hari dimana hari pertama
secara bersama- sama mengevaluasi hasil pencapaian RS tersebut dan hari kedua
membicarakan langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
E. INSTRUMEN
Agar lebih seragam dan terarah, disediakan instrumen untuk melakukan OJT
yaitu:
F. TARGET
Setiap Rumah Sakit perlu mencantumkan target pencapaian PONEKnya, tentunya
hal ini perlu dibicarakan dengan pimpinan rumah sakit, pimpinan daerah dan
pengembang rumah sakit tersebut.
Secara khusus, sebaiknya dilakukan audit minimal 3-4 kali setahun berupa Audit
Maternal Perinatal. AMP dilakukan dengan melibatkan:
a. Pemerintah daerah, DPRD, Dinas Kesehatan dan Bappeda,
LSM,Swasta
b. RSRujukan
BAB 6
PENERAPAN PROGRAM RUMAH SAKIT SAYANG IBU
DAN BAYI DALAM PROGRAM PONEK
PONEK mempunyai keterkaitan dengan program Rumah Sakit Sayang Ibu dan
Bayi (RSSIB) dan dalam pelaksanaan di rumah sakit perlu penerapan program
tersebut untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun konsep, pengertian dan
tujuan serta strategi pelaksanaan RSSIB sebagai berikut:
A. KONSEP DASARRSSIB
Diharapkan bahwa dengan diterapkannya Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi maka
upaya penurunan AKI dan AKB dapat dipercepat melalui peningkatan kesiapan
rumah sakit terutama Rumah Sakit kabupaten/kota dan agar diterapkan Pedoman
peningkatan mutu pelayanan ibu dan bayi berupa 10 langkah menuju
perlindungan ibu dan Bayi secara terpadu danparipurna.
B.PENGERTIAN
Rumah sakit Sayang Ibu dan Bayi adalah Rumah Sakit pemerintah maupun
swasta, umum dan khusus yang telah melaksanakan 10 Langkah menuju
perlindungan ibu dan bayi secara terpadu danparipurna.
C. TUJUANRSSIB
1. Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu dalam
upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB).
2. Khusus:
D. SASARAN
E. STRATEGIPELAKSANAAN
BAB 7
PENUTUP
Angka kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi semakin meningkat dan tidak
mengalami perubahan berarti pada 5 tahun terakhir. Keadaan ini akan cenderung
meningkat bila tidak segera di antisipasi dengan berbagai terobosan yang optimal.
Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal akan menurunkan
kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat dan akan mempengaruhi
prestasi dan kinerja generasimendatang.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program Pelayanan Obstetri
dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dijadikan prioritas, yang
terlihat pada target Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) pada Rencana Strategis
Departemen Kesehatan2005-2009.
Pada saat ini sesuai dengan era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung
oleh Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi
antara perencanaan Departemen Kesehatan RI pusat dan daerah yang
menghasilkan suatu visi yang saling memperkuat dalam penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).