Anda di halaman 1dari 3

RSU KASIH IBU ASESMEN (PROSES PENILAIAN) NUTRISI DAN

KEBUTUHAN FUNGSIONAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

SPO/AP/029/XII/2018 A 1/3

Ditetapkan oleh
TanggalTerbit :
Direktur,
SPO 03-12-2018

dr. Muhammad Saiful Ahyar


PENGERTIAN 1. Asesmen (proses penilaian) Nutrisi adalah tahapan pelayanan Nutrisi
yang dimulai dengan penyaringan/penapisan yang menghasilkan
informasi yang didapat pada pengkajian awal medis dan atau
keperawatan mengenai status Nutrisi pada saat diterima sebagai
pasien untuk indikasi kebutuhan asesmen lebih lanjut/lebih mendalam
tentang status Nutrisi pasien.
2. Asesmen (proses penilaian) kebutuhan fungsional adalah tahapan
pengkajian kebutuhan fungsional yang dimulai dengan
penyaringan/penapisan yang menghasilkan informasi yang didapat
pada pengkajian awal medis dan atau keperawatan mengenai status
fungsional pada saat diterima sebagai pasien untuk indikasi
kebutuhan asesmen lebih lanjut/lebih mendalam tentang status
fungsional pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk :
TUJUAN 1. Mengidentifikasi pasien yang berisiko, tidak berisiko malnutrisi atau
kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien dengan
kelainan metabolik; hemodialisis; anak; geriatrik; kanker dengan
kemoterapi/radiasi; luka bakar; pasien dengan imunitas menurun;
sakit kritis dan sebagainya.
2. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan pelayanan rehabilitasi
medis atau pelayanan lain terkait dengan kemampuan fungsi yang
independen atau pada kondisi potensial yang terbaik.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Nomor : 029 / AP /
KEBIJAKAN SK / DIR / XII / 2018 Tentang Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi dan
Kebutuhan Fungsional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
PROSEDUR A. Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi
 Rawat Jalan
1. Data dan informasi asesmen Nutrisi awal dilakukan oleh tenaga
keperawatan.
2. Asesmen awal Nutrisi terdapat didalam Formulir Pengkajian Awal
Keperawatan Rawat Jalan dengan berdasarkan Malnutrition
Screening Tool (MST).
3. Bila hasil skrining dengan Malnutrition Screening Tool (MST)skor
≥ 2 menunjukkan pasien berisiko malnutrisi dan atau dengan kondisi
khusus (pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisis, anak,
geriatri, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien
dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya) maka ahli
madya Gizi (Technical Registered Dietisien) melakukan asesmen
(proses penilaian) lanjutan Nutrisi sesuai permintaan pasien/keluarga
dan atau DPJP.
RSU KASIH IBU ASESMEN (PROSES PENILAIAN) NUTRISI DAN
KEBUTUHAN FUNGSIONAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

SPO / AP / 029 / XII/2018 A 2/3

PROSEDUR  Rawat Inap


(Lanjutan) 1. Data dan informasi asesmen Nutrisi awal dilakukan oleh tenaga
keperawatan.
2. Asesmen awal Nutrisi terdapat didalam Formulir Pengkajian
Awal Keperawatan Rawat Inap dengan berdasarkan
Malnutrition Screening Tool (MST).
3. Hasil asesmen awal oleh tenaga keperawatan dilaporkan
ketenaga medis untuk rencana asuhan lanjutan oleh Ahli Madya
Gizi (Technical Registered Dietisien).
4. Asesmen Gizi lanjutan oleh Ahli Madya Gizi (Technical
Registered Dietisien) dengan mempergunakan :
- Formulir Skrining Lanjut
- Formulir Pengkajian Awal Gizi Rawat Inap
- Formulir Asesmen Lanjutan Gizi
- Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
(CPPT)
5. Hasil dari langkah-langkah proses asuhan Nutrisi terstandar oleh
dietisien bila pasien dengan status Nutrisi :
- Nilai 0 : Resiko rendah; ulangi skrining setiap 7 hari.
- Nilai 1 :Resiko menengah; monitoring asupan selama 3
hari. Jika tidak ada peningkatan, lanjutkan pengkajian dan
ulangi skrining setiap 7 hari.
- Nilai ≥ 2 : Resiko tinggi; bekerjasama dengan Tim
Dukungan Gizi / Panitia Asuhan Nutrisi. Upayakan
peningkatan asupan gizi dan memberikan makanan sesuai
dengan daya terima. Monitoring asupan makanan setiap
hari. Ulangi skrining setiap 7 hari

B. Asesmen (Proses Penilaian) Kebutuhan Fungsional


 Rawat Jalan
1. Perawat melakukan penilaian kebutuhan fungsional awal
untuk mengidentifikasi pasien yang memerlukan asesmen
fungsional sesuai kriteria.
2. Status fungsional terdapat dalam Formulir Pengkajian
Awal Keperawatan Rawat Jalan
3. Perawat menginformasikan hasil dari Pengkajian Fungsi di
asesmen (proses penilaian) awal keperawatan rawat
jalan kepada Dokter Penanggung jawab Pelayanan (DPJP)
untuk kebutuhan konsultasi asesmen lainnya.
4. Dari hasil pengkajian fungsi dan penilaian risiko jatuh
lainnya dalam asesmen (proses penilaian) awal
keperawatan terdapat risiko jatuh dilanjutkan dengan
Pengkajian Risiko Jatuh Pasien Rawat Jalan metode Timed
Up and Go.
5. Asesmen proses penilaian) ulang risiko jatuh setiap
kunjungan berobat jalan
RSU KASIH IBU
ASESMEN (PROSES PENILAIAN) NUTRISI DAN
KEBUTUHAN FUNGSIONAL
No.Dokumen No.Revisi Halaman

SPO /AP / 029 / XII/2018 A 3/3

 Rawat Inap
PROSEDUR 1. Data dan informasi asesmen kebutuhan fungsional awal dilakukan
(Lanjutan) oleh tenaga keperawatan.
2. Asesmen awal status fungsional terdapat di dalam Formulir
Pengkajian Awal Keperawatan Rawat Inap.
3. Asesmen lanjut status fungsional terdapat di dalam Formulir
Penilaian Status Fungsional (Berdasarkan Penilaian Barthel
Index).
4. Perawat melakukan skrining risiko jatuh dari hasil pengkajian
fungsi dan penilaian risiko jatuh lainnya dalam asesmen
(proses penilaian) awal keperawatan.
5. Bila dibutuhkan, asesmen risiko jatuh dilanjutkan dengan Formulir
Pengkajian Risiko Jatuh Pasien Dewasa (Skala Morse) dan
Pengkajian Risiko Jatuh Pasien Anak (Humpty Dumpty).
6. Hasil asesmen awal oleh tenaga keperawatan dilaporkan ketenaga
medis untuk rencana asuhan lanjutan oleh PPA lainnya untuk
pelayanan rehabilitasi medis atau pelayanan lain terkait dengan
kemampuan fungsi yang independen atau pada kondisi potensial
yang terbaik.

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat.


2. Unit Rawat Inap.
3. Unit Rawat Jalan.
4. Unit Kamar Operasi.
5. Unit Kamar Bersalin.
6. Unit Rawat Intensif.
7. Unit Farmasi.
8. Unit Radiologi.
9. Unit Laboratorium.
10. Instalasi Rekam Medis.

Anda mungkin juga menyukai