Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

ASESMEN (PROSES PENILAIAN) NUTRISI


DAN KEBUTUHAN FUNGSIONAL

RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU


JL. MERDEKA NO. 17. LHOKSEUMAWE
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat – Nya
sehingga Buku Panduan Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi dan Kebutuhan Fungsional RSU
Kasih Ibu ini dapat tersusun.
Buku Panduan Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi dan Kebutuhan Fungsional RSU Kasih
Ibu ini disusun dengan tujuan untuk menjadi Panduan bagi Profesional Pemberi Asuhan dalam
rangka melakukan asesmen awal dan lanjut bagi pasien rawat jalan, rawat inap, dan unit gawat
darurat dalam rangka mengidentifikasi pasien yang memerlukan asesmen nutrisional dan
asesmen fungsional lebih lanjut di RSU Kasih Ibu.
Sangat disadari bahwa Buku Panduan Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi dan Kebutuhan
Fungsional RSU Kasih Ibu ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, perbaikan akan
dilakukan secara berkala untuk mendukung visi RSU Kasih Ibu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Buku
Panduan Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi dan Kebutuhan Fungsional RSU Kasih Ibu ini dapat
tersusun.

Lhokseumawe, 03Desember 2018


Direktur ,

dr. Muhammad Saiful Ahyar

2
TIM PENYUSUN
PANDUAN
ASESMEN (PROSES PENILAIAN) NUTRISI DAN KEBUTUHAN FUNGSIONAL
RSU KASIH IBU

KETUA :dr. Fitri


SEKRETARIS :Ratna Dewi
ANGGOTA : 1. Mailidar
2. Sunnatul Iman
3. Rinnika Idris
4. Mauliana
5. Syawallina
5. Isnaniah
6. Cut Saidatul Budur
7. Hasnita

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. i
Tim Penyusun............................................................................................................... ii
Daftar Isi....................................................................................................................... iii
PanduanAsesmen (Proses Penilaian) Nutrisi dan Kebutuhan Fungsional RSU Kasih Ibu
BAB I. DEFINISI......................................................................................................... 1
BAB II. RUANG LINGKUP....................................................................................... 1
BAB III. TATA LAKSANA ....................................................................................... 2
A. Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi ...................................................................... 2
B. Asesmen (Proses Penilaian) Fungsional ................................................................ 4
BAB IV. DOKUMENTASI......................................................................................... 8
Lampiran

4
BAB I
DEFINISI

Setiap pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat diskrining untuk status nutrisi dan
kebutuhan fungsional serta dikonsul untuk asesmen lebih lanjut dan pengobatan apabila
dibutuhkan.
Skrining Nutrisi adalah penyaringan/penapisan yang menghasilkan informasi yang didapat
pada pengkajian awal medis dan atau keperawatan mengenai status nutrisi pada saat diterima
sebagai pasien untuk indikasi kebutuhan asesmen lebih lanjut/lebih mendalam tentang status
nutrisi pasien.
Skrining Kebutuhan Fungsional adalah penyaringan/penapisan yang menghasilkan
informasi yang didapat pada pengkajian awal medis dan atau keperawatan mengenai status
fungsional pada saat diterima sebagai pasien untuk indikasi kebutuhan asesmen lebih
lanjut/lebih mendalam tentang status fungsional pasien.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi meliputi :


1. Asesmen (Proses Penilaian) Awal
2. Asesmen (Proses Penilaian) Lanjut

Asesmen (Proses Penilaian) Kebutuhan Fungsional meliputi :


1. Asesmen (Proses Penilaian) Awal
2. Asesmen (Proses Penilaian) Lanjut

6
BAB III
TATA LAKSANA

A. Asesmen (Proses Penilaian) Nutrisi


 Rawat Jalan
1. Awal
a. Perawat melakukan asesmen (proses penilaian) awal status nutrisi dengan metode
skrining yaitu Malnutrition Screening Tool (MST).
b. Skrining Nutrisi (Berdasarkan Malnutrition Screening Tool / MST)
(Lingkari skor sesuai dengan jawaban, total skor adalah jumlah skor yang
dilingkari)

No Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir
a. Tidak ada penurunan berat badan 0
b. Tidak yajin / tidak tahu / terasa baju lebih longgar 2
c. Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut
1 – 5 kg 1
6 – 10 kg 2
11 – 15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak yakin penurunannya 2
2. Apakah asupan makan berkurang karena berkurangnya nafsu makan ?
a. Tidak 0
b. Ya 1

Total Skor
3. Pasien dengan dignosa khusus : penyakit DM / ginjal / hati / jantung / paru / stroke / kanker / penurunan
imunitas, Geriatri, lain-lain (sebutkan) ……………………………………………
 Ya  Tidak
Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan diagnosis / kondisi khusus dilaporkan ke dokter pemeriksa untuk
dirujuk ke Tim Terapi Nutrisi (TTG)

2. Lanjut
Bila hasil skrining dengan Malnutrition Screening Tool (MST)skor ≥ 2
menunjukkan pasien berisiko malnutrisi dan atau dengan kondisi khusus (pasien
dengan kelainan metabolik, hemodialisis, anak, geriatri, kanker dengan

7
kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan
sebagainya) maka ahli madya Gizi (Technical Registered Dietisien) melakukan
asesmen (proses penilaian) lanjutan nutrisi sesuai permintaan pasien/keluarga dan
atau DPJP.

 Rawat Inap

1. Awal

a. Perawat melakukan asesmen (proses penilaian) awal status nutrisi dengan metode
skrining yaitu Malnutrition Screening Tool (MST).
b. Skrining Nutrisi (Berdasarkan Malnutrition Screening Tool / MST)
(Lingkari skor sesuai dengan jawaban, total skor adalah jumlah skor yang
dilingkari)


No Parameter Skor

1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir
d. Tidak ada penurunan berat badan 0
e. Tidak yajin / tidak tahu / terasa baju lebih longgar 2
f. Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut
1 – 5 kg 1
6 – 10 kg 2
11 – 15 kg 3
> 15 kg 4
Tidak yakin penurunannya 2
2. Apakah asupan makan berkurang karena berkurangnya nafsu makan ?
c. Tidak 0
d. Ya 1

Total Skor
3. Pasien dengan dignosa khusus : penyakit DM / ginjal / hati / jantung / paru / stroke / kanker / penurunan
imunitas, Geriatri, lain-lain (sebutkan) ……………………………………………
 Ya  Tidak















Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan diagnosis / kondisi khusus dilaporkan ke dokter pemeriksa untuk
dirujuk ke Tim Terapi Nutrisi (TTG)

8
c. Bila hasil skrining dengan Malnutrition Screening Tool (MST)skor ≥ 2
menunjukkan pasien berisiko malnutrisi dan atau dengan kondisi khusus
(pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisis, anak, geriatri, kanker
dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit
kritis dan sebagainya) maka ahli madya Gizi (Technical Registered Dietisien)
melakukan asesmen (proses penilaian) lanjutan nutrisi.
2. Lanjut
a. Ahli madya Gizi (Technical Registered Dietisien) melakukan asesmen (proses
penilaian) lanjutan nutrisi dengan mempergunakan :
1. Formulir Skrining Lanjut
2. Formulir Pengkajian Awal Nutrisi Rawat Inap
3. Formulir Asesmen Lanjutan Nutrisi
4. Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
b. Hasil dari langkah-langkah proses asuhan nutrisi terstandar oleh dietisien bila
pasien dengan status nutrisi :
1. Nilai 0 : Resiko rendah; ulangi skrining setiap 7 hari.
2. Nilai 1 :Resiko menengah; monitoring asupan selama 3 hari. Jika tidak ada
peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining setiap 7 hari.
3. Nilai ≥ 2 : Resiko tinggi; bekerjasama dengan Tim Dukungan Nutrisi /
Panitia Asuhan Nutrisi. Upayakan peningkatan asupan nutrisi dan
memberikan makanan sesuai dengan daya terima. Monitoring asupan
makanan setiap hari. Ulangi skrining setiap 7 hari

B. Asesmen (Proses Penilaian) Fungsional


 Rawat Jalan
1. Awal
 Perawat melakukan penilaian kebutuhan fungsional awal untuk mengidentifikasi
pasien yang memerlukan asesmen fungsional sesuai kriteria.

 Status fungsional terdapat dalam Formulir Pengkajian Awal Keperawatan


Rawat Jalan

a) Sensorik
 Penglihatan  Normal  Kabur  Kacamata  Lensa
kontak
 Penciuman  Normal  Tidak
 Pendengaran  Normal  Tuli Kanan/Kiri  Alat bantu dengar kanan/kiri
b) Kognitif
 Orientasi penuh  Pelupa
 Bingung  Tidak dapat dimengerti
c) Motorik
 Aktifitas sehari-hari :  Mandiri  Dengan bantuan
 Berjalan :  Tidak ada kesulitan  Perlu Bantuan
 Sering jatuh  Kelumpuhan

9
2. Lanjut
 Perawat menginformasikan hasil dari Pengkajian Fungsi di asesmen (proses
penilaian) awal keperawatan rawat jalan kepada Dokter Penanggungjawab
Pelayanan (DPJP) untuk kebutuhan konsultasi asesmen lainnya.
 Dari hasil pengkajian fungsi dan penilaian risiko jatuh lainnya dalam
asesmen (proses penilaian) awal keperawatan terdapat risiko jatuh
dilanjutkan dengan Pengkajian Risiko JatuhPasien Rawat Jalanmetode Timed Up
and Go.
 Hasil pengkajian risiko Jatuh Pada Pasien Rawat Jalan dengan metode Timed Up
and Go berupa :
o RisikoTinggi
o RisikoRendah
o TidakBerisiko
 Asesmenproses penilaian) ulang risiko jatuh setiap kunjunganberobat jalan.

 Rawat Inap
1. Awal
 Perawat melakukan penilaian kebutuhan fungsional awal untuk mengidentifikasi
pasien yang memerlukan asesmen fungsional sesuai kriteria.
 Status fungsional terdapat dalam Formulir Pengkajian Awal Keperawatan
Rawat Inap
d) Sensorik
 Penglihatan  Normal  Kabur  Kacamata  Lensa
kontak
 Penciuman  Normal  Tidak
 Pendengaran  Normal  Tuli Kanan/Kiri  Alat bantu dengar kanan/kiri
e) Kognitif
 Orientasi penuh  Pelupa
 Bingung  Tidak dapat dimengerti
f) Motorik
 Aktifitas sehari-hari :  Mandiri  Dengan bantuan
 Berjalan :  Tidak ada kesulitan  Perlu Bantuan
 Sering jatuh  Kelumpuhan

2. Lanjut
 Perawat melakukan Penilaian Status Fungsional (Berdasarkan Penilaian Barthel
Index) kepada pasien.
 Kriteria Penilaian Status Fungsional (Berdasarkan Penilaian Barthel Index)
diadopsi dari referensi tentang Barthel Scale / Barthel ADL Index.
 Perawat menginformasikan hasil skor dari Formulir Penilaian Status
Fungsional (Berdasarkan Penilaian Barthel Index) yang
berkategoriketergantungan ringan, ketergantungan berat, dan ketergantungan

10
total kepada Dokter Penanggungjawab Pelayanan (DPJP) untuk kebutuhan
konsultasi asesmen lainnya.

NILAI SKOR
NO FUNGSI SKOR URAIAN SAAT
SEBELUM MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU SAAT
MASUK
SAKIT I DI RS II DI RS III DI RS IV DI RS PULANG
RS
Tak terkendali / tak
0 teratur (perlu
Mengendalikan pencahar)
rangsang
1 Kadang-kadang tak
defeksi
1 terkendali
(BAB)
2 Mandiri
Tak terkendali /
0 pakai kateter
Mengendalikan
Kadang-kadang tak
rangsang
2 1 terkendali (1 x 24
berkemih
jam)
(BAK)
2 Mandiri

Membersihkan
diri (cuci
Butuh pertolongan
3 muka, sisir 0
orang lain
rambut, sikat
gigi)

1 Mandiri
Tergantung
0 pertolongan orang
Penggunaan lain
jamban, masuk, Perlu pertolongan
dan keluar pada beberapa
(melepaskan, kegiatan, tetapi
4
memakai dapat mengerjakan
1
celana, sendiri kegiatan
membersihkan, yang lain
menyiram)

2 Mandiri
0 Tidak mampu
Perlu ditolong
5 Makan 1
memotong makanan
2 Mandiri
0 Tidak mampu
Berubah sikap
6 dari berbaring Perlu banyak
ke duduk 1 bantuan untuk bisa
duduk (2 orang)
2 Bantuan (2 orang)
3 Mandiri
0 Tidak mampu
Bisa (pindah)
1
Berpindah / dengan kursi roda
7
berjalan Berjalan dengan
2
bantuan 1 orang
3 Mandiri

NILAI SKOR
NO FUNGSI SKOR URAIAN SAAT
SEBELUM MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU SAAT
MASUK
SAKIT I DI RS II DI RS III DI RS IV DI RS PULANG
RS
8 Memakai baju 0 Tergantung orang

11
lain
Sebagian dibantu s
1 (misalnya ;
mengancing baju
2 Mandiri
0 Tidak mampu
Naik turun
9 1 Butuh pertolongan
tangga
2 Mandiri
Tergantung orang
0
10 Mandi lain
1 Mandiri
TOTAL SKOR

NAMA DAN TANDA TANGAN PERAWAT

Keterangan : 20 : Mandiri 5 – 8 : Ketergantungan Berat


12 – 19 : Ketergantungan Ringan 0 – 4 : Ketergantungan Total

 Perawat melakukan skriningrisiko jatuh dari hasil pengkajian fungsi dan


penilaian risiko jatuh lainnya dalam asesmen (proses penilaian) awal
keperawatan.
 Asesmen (proses penilaian) risiko jatuh dengan :
- Risiko Jatuh Dewasa dengan Skala Morse
o Risiko Rendah : Skor 0 – 24
o Risiko Sedang : Skor 25 – 44
o Risiko Tinggi : Skor ≥ 45

- Asesmen (proses penilaian) Ulang :


o Setelah pasien jatuh (Post Falls ) dengan kode : PF
o Perubahan kondisi (Change of Condition ) dengan kata kode : CC
o Menerima pasien pindahan dari ruangan lain ( On Ward Transfer ) dengan
kode : WT
o Setiap minggu (Weekly ) dengan kode : WK
o Saat pasien pulang (Discharge ) dengan kode : DC
o Bila resiko sedang dikaji ulang setiap hari ( Everyday ) dengan kode : ED
o Bila resiko tinggi dikaji ulang setiap pergantian jaga ( Every Shift ) dengan
kode : ES

- Risiko Jatuh Anak dengan Skala Humpty-Dumpty


o Risiko Rendah : Skor 7 – 11
o Risiko Tinggi : Skor ≥ 12

- Asesmen (proses penilaian) Ulang :


o Setelah pasien jatuh (Post Falls ) dengan kode : PF
o Perubahan kondisi (Change of Condition ) dengan kata kode : CC
o Menerima pasien pindahan dari ruangan lain ( On Ward Transfer ) dengan
kode : WT

12
o Setiap pergantian jaga (Every Shift ) dengan kode : ES
o Saat pasien pulang (Discharge ) dengan kode : DC

BAB IV
DOKUMENTASI

Semua pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat yang dilayani di rumah sakit,
temuan pada asesmen (proses penilaian) awal status nutrisi dan kebutuhan fungsional
didokumentasikan dalam rekam medis pasien untuk identifikasi kebutuhan pelayanan intervensi
nutrisional dan rehabilitasi medis atau pelayanan lainnya yang terkait.

Lhokseumawe, 03 Desember 2018

Direktur ,

dr. Muhammad Saiful Ahyar

13

Anda mungkin juga menyukai