Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

RAWAT JALAN

KLINIK NUR MEDIKA 2


Jl. Letjden Suprapto No 91, Kelurahan Luwuk, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai,
Provinsi Sulawesi Tengah
Daftar isi

A. PENDAHULUAN....................................................................................................................................3
Proses Pelayanan Asuhan Gizi Rawat Jalan..................................................................................................3
Skrining atau Penapisan Gizi.........................................................................................................................4
Poses Asuhan Gizi Terstadar (PAGT)...........................................................................................................5
1) Assessment/Pengkajian Gizi..............................................................................................................5
2) Antropometri......................................................................................................................................5
3) Data Pemeriksaan Biokimia...............................................................................................................5
4) Pemeriksaan Fisik/Klinis...................................................................................................................6
5) Anamnesis Riwayat Gizi....................................................................................................................6
6) Riwayat Personal...............................................................................................................................6
7) Diagnosis Gizi....................................................................................................................................6
8) Intervensi Gizi....................................................................................................................................6
9) Monitoring Evaluasi...........................................................................................................................7
B. PELAKSANAAN.....................................................................................................................................8
C. TUGAS AHLI GIZI.................................................................................................................................8
D. PENUTUP.................................................................................................................................................8

II
A. PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 78 tahun 2013 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi Rumah Sakit, pelayanan gizi dilakukan untuk mempertahankan,
memperbaiki dan meningkatkan status gizi melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
metabolism tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan
penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi
pasien. Ruang lingkup pelayanan gizi salah satunya adalah pelayan asuhan gizi rawat jalan.

Proses Pelayanan Asuhan Gizi Rawat Jalan

Asuhan gizi pasien rawat jalan· adalah Serangkaian kegiatan pelayanan gizi di poli
konseling gizi untuk meningkatkan atau merubah pengetahuan, sikap/perilaku dan
keterampilan pasien yang berhubungan dengan permasalahan gizi yang dihadapi.
Pelayanan asuhan gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual yang dilakukan di
ruang konseling gizi meliputi :

a.) Pelayanan konseling gizi dan dietetik poli spesialis penyakit dalam

b.) Pelayanan konseling gizi dan dietetik poli spesialis anak

Mekanisme pasien berkunjung untuk mendapatkan asuhan gizi di rawat jalan berupa
konseling gizi untuk pasien dan keluarga adalah sebagai berikut :

PASIEN RAWAT JALAN

POLIKLINIK POLIKLINIK POLIKLINIK

SKRINING GIZI AWAL


OLEH PERAWAT

PASIEN MALNUTRISI & KONDISI KHUSUS


DIKIRIM KE DIATESIEN/NUTRITIONIST

KONSELING GIZI OLEH


DIETISIEN/NUTRITIONIST

Gambar 1.1 Mekanisme Pelayanan Gizi Rawat Jalan

II
Skrining atau Penapisan Gizi

Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan melakukan skrining atau
penapisan oleh perawat di pelayan poli. Skrining gizi bertujuan untuk mengidentifikasi
pasien/klien yang beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau dalam kondisi
khusus.Kondisi khusus yang dimaksud adalah kondisi dimana pasien mengalami
kelainan metabolik (DM).

Kegiatan Skrining Gizi untuk menentukan risiko malnutrisi pada pasien baru merupakan
bagian dari Pengkajian Keperawatan Awal. Kegiatan Skrining pada pasien dewasa
meliputi :

a) Menimbang berat badan pasien (dalam Kg)

b) Mengukur tinggi badan (dalam M)

c) Menentukan risiko malnutrisi pasien dengan perangkat Malnutrition Screening Tool


(MST), Strong Kid untuk anak, dengan kriteria :

1) Pasien tidak berisiko malnutrisi

2) Pasien berisiko malnutrisi

3) Skrining Gizi dilakukan oleh Perawat, yang merupakan bagian awal pengkajian
keperawatan. Skrining gizi pasien rawat jalan dilakukan 1x24 jam sejak pasien
baru masuk.

4) Hasil skrining Gizi akan dibaca oleh Dietisien (Ahli Gizi) pada saat kunjungan
awal pasien baru. Selanjutnya Dietisien akan melakukan asesmen gizi pada
pasien berisiko malnutrisi atau menderita malnutrisi, serta pasien dengan
kondisi khusus (DM).

5) Skrining khusus untuk pasien tertentu dapat menggunakan perangkat lain


seperti Subjective Global Assesment (SGA), Mini Nutrition Assesment (MNA)
atau Patient Generated Subjective Global Assessment (PGSGA) yang dilakukan
oleh Dietisien sesuai dengan kebutuhan.

6) Hasil skrining Gizi dapat digunakan oleh Dokter di rawat jalan sebagai bahan
pertimbangan untuk merujuk pasien ke Dietisien pasien berisiko malnutrisi,
dan kondisi khusus (DM).

7) Malnutrisi adalah kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan, baik kekurangan


atau kelebihan nutrisi di dalam tubuh.

8) Adapun kriteria risiko malnutrisi di bagi tiga, yaitu :


1. Risiko Malnutrisi Ringan bila hasil skrening bernilai /Skor 0 -1
2. Risiko Malnutrisi Sedang bila hasil skreening bernilai /Skor 2-3
3. Risiko Malnutrisi Berat bila hasil skreening bernilai/skornya 4-5

III
Poses Asuhan Gizi Terstadar (PAGT)

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik dalam


memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas melalui serangkaian kegiatan mulai
dari Assesmen/pengkajian gizi, Diagnosis gizi, Intervensi gizi, Monitoring dan Evaluasi
gizi. Yang di rangkum dalam pengkajian gizi lanjutan.
Langkah PAGT terdiri dari sebagai bertikut :

1) Assessment/Pengkajian Gizi

Semua data yang berkaitan dengan pengambilan keputusan (yang dicatat yang
berhubungan dengan gizi). Assessment gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu :

 Pengukuran antropometri

 Data biokimia

 Pemeriksaan fisik klinis

 Anamnesis riwayat gizi

 Riwayat personal.

2) Antropometri

Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu. Dapat dilakukan dengan


berbagai cara, antara lain :
 Pengukuran tinggi badan (TB)

 Berat badan (BB)

 Panjang badan (PB)

 Lingkar lengan atas (LILA)

 Lingkar kepala

 Lingkar dada

 Lingkar pinggang

 Lingkar pinggul

Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran tersebut


diatas, misalnya Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu rasio BB menurut TB.
Parameter antropometri yang penting untuk melakukan evaluasi status gizi pada
bayi, anak, dan remaja adalah pertumbuhan. Dapat diukur melalui pengukuran
antropometri yaitu berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan lainnya yang
kemudian dibandingkan dengan standar.

3) Data Pemeriksaan Biokimia

Data biokimia merupakan hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang


berkaitan dengan status gizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ yang
berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi.Pengambilan kesimpulan dari data
laboratorium yang terkait dengan masalah gizi harus selaras dengan data assessment
IV
gizi lainnya, seperti riwayat gizi yang lengkap, termasuk penggunaan suplemen,
pemeriksaan fisik dan sebagainya. Disamping itu proses penyakit, tindakan
pengobatan, prosedur dan status hidrasi (cairan) dapat mempengaruhi perubahan
kimiawi, sehingga hal tersebut perlu dipertimbangkan.

4) Pemeriksaan Fisik/Klinis

Pemeriksaan fisik klinis dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang
berkaitan dengan gangguan gizi. Pemeriksaan fisik terkait dengan masalah gizi
merupakan kombinasi dari tanda – tanda vital dan antropometri yang dikumpulkan
dari catatan medik pasien.

5) Anamnesis Riwayat Gizi

Anamnesis riwayat gizi merupakan data meliputi asupan makanan termasuk


komposisi, pola makan, diet, dan data lain yang terkait. Anamnesis riwayat gizi
dilakukan secara FFQ (Food Frequency Questionnaire ) hal ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran tentang frekuensi bahan makanan yg sering di konsumsi,
informasi ukuran porsi tentang konsumsi makananan dan minuman selama periode
tertentu.

6) Riwayat Personal

Data riwayat personal meliputi 4 area yaitu riwayat obat – obatan atau
suplemen yang dikonsumsi; social budaya; riwayat penyakit pasien dan data umum
pasien.

7) Diagnosis Gizi

Diagnosis gizi merupakan langkah mencari pola dan hubungan antara data yang
terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilih masalah gizi yang
spesifik dan menentukan masalah gizi secara singkat dan jelas menggunakan
terminologi sesuai dengan standar rumah sakit. Diagnosis gizi dinyatakan dalam
rumusan problem, etiology, signs and symptoms (PES). Diagnosis gizi dikelompokkan
menjadi tiga domain yaitu

a. NI (Domain intake) adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan


energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan, baik yang melalui oral
maupun perenteral dan enteral

b. NC (domain clinic) adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau
fisik/klinis

c. NB (domain behaviour atau prilaku/lingkungan) adalah masalah gizi yang


berkaitan dengan pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik, akses
dan keamanan makanan

8) Intervensi Gizi

Intervensi gizi adalah tindakan terencana yang dirancanguntuk mengubah ke arah


positif dari perilaku, kondisi lingkungan terkait gizi atau aspek-aspek kesehatan
V
individu (termasuk keluarga dan pengasuh), kelompok sasaran tertentu atau
masyarakat tertentu. Intervensi gizi memiliki 2 fungsi yaitu :
a. Perencanaan Intervensi
Perencanaa intervensi gizi harus memperhatikan hal-hal berikut :
 Prioritas diagnosis gizi berdasarkan keamanan pasien, dan kebutuhan pasien,
dan peluang dampak intervensi yang lebih besar.
 Merujuk kepada pedoman, protokol, konsensus, dan sebagainya, untuk
menetapkan intervensi atau target yang harus menjadi fokus perhatian sesuai
kondisi tanda dan gejala saat ini.
 Bersama pasien/klien/pengasuh mentukan hasil yang ingin dicapai (tujuan)
dan intervensi yang disepakati
 Menyusun preskripsi gizi/diet dan indentifikasi strategi intervensi
 Menentukan waktu dan frekuensi asuhan
b. Implementasi Intervensi
Kegiatan intervensi gizi yang dilakukan yang dilakukan dietisien/nutrisionist
dalam melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan
tenaga kesehatan lain yang terkait. Suatu intervensi gizi harus menggambarkan
dengan jelas mengenai kebutuhan energi dan zat gizi, jenis diet, modifikasi diet,
jadwal pemberian diet, dan jalur makanan atau pemberian makan. Kegiatan ini
juga termasuk pengumpulan data kembali, agar dapat menunjukkan respon
pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi.

9) Monitoring Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi yang dilakukan untuk mengetahui respon
pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.
Tiga langkah monitoring dan evaluasi gizi :
1. Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati kondisi klien/ pasien yang
bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi apakah sesuai dengan yang diharapkan.
Kegiatan yang berkaitan dengan monitoring perkembangan antara lain :
a. Memeriksa pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien
b. Menilai asupan makan pasien
c. Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan
rencana/preskripsi diet
d. Menentukan apakah status gizi pasien tetap atau berubah
e. Mengidentifikasi hasil lain, baik hal positif maupun negatif
f. Mengumpulkan informasi yang menunjukan alasan tidak adanya
perkembangan dari kondisi pasien
2. Mengukur hasil kegiatan, yaitu mengukur perkembangan atau pertumbuhan yang
terjadi sebagai respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus diukur
adalah berdasarkan tanda dan gejala dari diagnosisis gizi.

VI
3. Evaluasi hasil, berdasarkan kedua tahapan kegiatan diatas akan di dapatkan 4 jenis
hasil, yaitu :
a. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi , yaitu tingkat pemahaman,
perilaku, akses, dan kemampuan yan mungkin mempunyai pengaruh pada
asupan makanan dan zat gizi.
b. Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan dan/atau
zat gizi dari berbagai sumber, misalnya makanan, minuman, suplemen, dan
melalui rute enteral atau parental
c. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi , yaitu pengukuran
yang terkait dengan antropometri, biokimia, dan parameter pemeriksaan
fisik/klinis
d. Dampak terhadap pasien terhadap intervensi gizi yang diberikan pada kualitas
hidupnya
Pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan gizi merupakan bentuk
pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan komunikasi. Format
ADIME merupakan model yang sesuai dengan langkah PAGT.

B. PELAKSANAAN

Assesmen Gizi dilakukan oleh petugas yang berkompeten

1. Skrening awal dilakukan oleh tenaga perawat dengan Pendidikan D3/D4/S1 profesi yang
mempunyai STR dan SIP
2. Skrining lanjut dan pengkajian gizi dilakukan oleh Ahli gizi dengan kualifikasi pendidikan
D3/D4/S1 profesi yang mempunyai STR dan SIP

C. TUGAS AHLI GIZI

a. Melakukan assessment/penkajian gizi pada pasien yang beresiko malnutrisi atau


kondisi khusus meliputi pengukuran antropometri, pencatatan hasil laboratorium,
fisik klinik, interpretasi data riwayat gizi dan riwayat personal.
b. Mengidentifikasi masalah/ diagnosa gizi berdasarkan hasil assessment dan
menetapkan prioritas diagnosa gizi.
c. Merancang intervensi gizi dengan menetapkantujuan dan preskripsi diet yang lebih
terperinci untuk penetapan diet definitive serta merencanakan edukasi/ konseling.
d. Melakukan koordinasi dengan dokter terkait dengan kondisi pasien dan diet
definitive.
e. Koordinasi dengan dokter, perawat, farmasi, dan tenaga lain dalam pelaksanaan
intervensi gizi.
f. Melakukan monitoring respon pasien terhadap intervensi gizi.
g. Melakukan evaluasi proses maupun dampak asuhan gizi.
h. Memberikan penyuluhan, motivasi, dan konseling gizi pada pasien dan keluarganya.

VII
i. Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi pada rekam medik pasien.
j. Melakukan assessment gizi ulang (reassessment) apabila tujuan belum tercapai.
k. Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi dengan dokter, perawat, farmasi,
anggota tim asuhan gizi lain, pasien/ klien dan keluarganya, dalam rangka evaluasi
keberhasilan pelayanan gizi.

D. PENUTUP

Assesmen gizi yang meliputi skrining gizi awal, lanjutan dan Asuhan gizi dilakukan oleh
petugas yang berkompeten dan dilaksanakan di poli rawat jalan dengan sasaran pasien
dengan kondisi khusus (DM, HT, Stroke, CHF, TB ), anak dengan gizi kurang, dan geriatrik.

VIII

Anda mungkin juga menyukai