1
LEMBAR PENGESAHAN
2
BAB I
DEFINISI
Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kulaitias
Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu perlu pelayanan gizi yang berkualitas pada
individu dan masyarakat. Pelayanan gizi merupakan salah satu sub-sistem dalam pelayanan
kesehatan paripurna, yang berfokus kepada keamanan pasien. Dengan demikian pelayanan gizi
wajib mengacu kepada standar yang berlaku. Meningat masih dijumpai kejadian malnutrisi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maka perlu upaya pendekatan yang
lebih strategis.
Asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan sangat berkaitan dengan peningkatan
risiko penyakit maupun komplikasinya. Selain itu terdapat kecenderungan peningkatan kasus
yang terkait gizi baik, pada individu maupun kelompok. Hal ini memerlukan asuhan gizi yang
bermutu guna mempertahankan stataus gizi yang optimal dan untuk mempercepat
penyembuhan.
Problem gizi timbul bila terjadi ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan akan zat
gizi. PAGT merupakan proses penaganan problem gizi yang sistematis adan akan memberikan
tingkat keberhasilan yang tinggi. PAGT dilaksanakan di semua fasilitas pelayanan kesehatan,
3
seperti di rumah sakit (dirawat inap dan rawat jalan), klinik pelayanan konseling gizi dan
dietetik puskesmas dan dimasyarakat.
Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan kesesuaian jumlah dan jenis zat
gizi yang dikonsumsi terhadap kebutuhan tubuh akan zat gizi yang berbeda-beda sesuai kondisi
sehat, sakit dan berbagi terhadap pertumbuhan. Apabila asupan zat gizi kurang adekuat,
berlebih atau terjadi gangguan utilisasi zat gizi dapat menimbulkan masalah/problem gizi.
Dalam upaya penanganan promlem gizi ini, perlu diidentifikasi factor penyebab yang
mendasarinya. Akar penyebab masalah yang teridentifikasi secara tepat akan memberikan
pilihan intervensi yang lebih sesuai.
Tujuan pemberian asuhan gizi adalah mengembalikan pada status gizi baik dengan
mengintervensi berbagai faktor penyebab. Keberhasilan PAGT ditentukan oleh efektifitas
intervensi gizi melalui edukasi dan konseling gizi yang efektif, pemberian dietetic yang sesuai
untuk pasien di rumah sakit dan kolaborasi dengan profesi lain sangat mempengaruhi
keberhasilan PAGT. Monitoring dan edukasi menggunakan indikator asuhan gizi yang terukur
dilakukan untuk menunjukan keberhasilan penanganan asuhan gizi dan perlu
pendokumentasian semua tahapan proses asuhan gizi.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
6
BAB III
KEBIJAKAN
Panduan proses asuhan gizi terstandar RS Sentra Medika Cisalak mengacu pada Keputusan
Direktur RS Sentra Medika Cisalak No……………….tentang Pelayanan Gizi RS Sentra
Medika Cisalak.
7
BAB IV
TATA LAKSANA
8
Bila pasien dengan skor MST Modifikasi ≥2 dan Strong Kids > 4 diberikan
preskripsi diet pasien oleh DPJP dan pasien dilakukan proses asuhan gizi terstandar
(asemen gizi (termasuk 24-hour food recall), dilanjutkan dengan penentuan diagnosis
gizi, kemudian intervensi dietetik dan monitoring serta evaluasi) oleh ahli
gizi/nutrisionis atau dietisien dan dicatat dalam rekam medis pasien.
Pasien yang berada dalam katagori tidak berisiko atau berisiko ringan malnutrisi
akan dilakukan skrining kembali pada 7 (tiga) hari kemudian. Dan dengan katagori
sedang dilakukan skrining kembali pada 3 (tiga) hari kemudian. Pasien dengan penyakit
kritis tidak dilakukan skrining risiko malnutrisi dan langsung ditangani oleh Dokter
Spesialis Gizi Klinik.
Kondisi Lokal
Pengetahuan Dietetik
Ekonomi Keterampilan
Pasien
dan gejala, dokumentasi
Monitoring & Evaluasi Gizi m
Intervensi Gizi pe
Sistem pelaporan dan evaluasi
la
Berfikir kritis
9
Keberhasilan asuhan gizi membutuhkan kemampuan tenaga gizi dalam
berkomukasi, menunjukan empati, membangun kepercayaan dengan pasien/klien seperti
terlihat pada lingkaran pusat dari gambar di atas (Gambar 1).
10
Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan
dimulai dari langkah asesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi
(ADIME). Langkah-langkah tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dan merupakan
siklus yang berulang terus sesuai respon/perkembangan pasien yang dapat dilihat pada
Gambar 3. Apabila tujuan tercapai maka proses ini akan dihentikan, namun bila tujuan
tidak tercapai atau tujuan awal tercapai tetapi terdapat masalah gizi baru maka proses
berulang kembali mulai dari assessment gizi. Contoh alur proses PAGT dirawat inap dan
rawat jalan dapat dilihat di Gambar 4 dan Gambar 5.
Sign/Symtom (S)
Problem (P) Etiologi (E)
Data yang menunjukan adanya
Penamaan masalah gizi
Akar penyebab masalah problem dan dapat di ukur secara
sesuai terminologi
kuantitatif dan kualitatif
diagnosis gizi
Langkah 4
Langkah 3 Monitoring dan
Intervensi Gizi Evaluasi
11
Re-asesmen
Gambar 4. Alur dan Proses Asuhan Gizi Pada Pasien Rawat Inap
Pasien
Masuk
Gambar 5. Alur dan Proses Asuhan Gizi Pada Pasien Rawat Jalan
Monitoring
Mengukur hasil Target
Evaluasi hasil tarcapai
(kunjungan ulang)
Target 13
Target
Tidak tarcapai tarcapai ada Asuhan gizi tidak
masalah gizi dilanjutkan
baru
LANGKAH-LANGKAH PAGT
1. ASESMEN GIZI
a. Tujuan
Mengidentifikasi problem gizi dan faktor penyebebnya memalui pengumpulan,
verifikasi dan interpretasi data secara sistematis.
b. Langkah Asesmen Gizi
1) Kumpulan dan pilih data yang merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status
gizi dan kesehatan.
2) Kelompokkan data berdasarkan katagori asesmen gizi :
a) Riwayat gizi dengan kode FH (Food History)
b) Antropometri dengan kode AD (Anthropometry Data)
c) Laboratorium dengan kode BD (Biochemical Data)
d) Pemeriksaan fisik gizi dengan kode PD (Physical Data)
e) Riwayat klien dengan kode CH (Client History)
3) Data diinterpretasi dengan membandingkan terhadap kriteria atau standar yang
sesuai untuk mengetahui terjadinya penyimpangan.
14
Pengumpulan data riwayat gizi dilakukan dengan cara interview, termasuk interview
khusus seperti recall makanan 24 jam. Berbagai aspek yang digali adalah:
a. Asupanan makanan dan zat gizi, yaitu pola makanan utama, snack, menggali
komposisi dan kecukupan asupan makan dan zat gizi, sehingga tergambar
mengenai: jenis dan banyaknya asupan makanan dan minuman, jenis dan
banyaknya asupan makanan enteral dan parenteral, total asupan energi, asupan
makronutrien, asupan mikronutrien, asupan bioaktif.
b. Cara pemberian makan dan zat gizi, yaitu menggali mengenai diet saat ini dan
sebelumnya, adanya midifikasi diet dan pemberian makanan enteral dan
parenteral, sehingga tergambar mengenai: order diet saat ini, diet yang lalu,
lingkungan makan, pemberian makan enteral dan parenteral.
c. Penggunaaan medika mentosa dan obat kompemen alternative (interaksi obat
dan makanan), yaitu menggali mengenai penggunaan obat dengan resep dokter
ataupun obat bebas, termasuk penggunaan produk obat komplemen-alternatif.
d. Pengetahuan/keyakinan/sikap yaitu menggali tinggat pemahaman mengenai
makanan dan kesehatan, informasi dan pedoman mengenai gizi yang dibutuhkan,
selain itu juga mengenai keyakinan dan sikap yang kurang sesuai mengenai gizi
dan kesiapan pasien untuk mau berubah.
e. Perilaku yaitu menggali mengenai aktivitas dan tindakan pasien yang
berpengaruh terhadap pencapaian sasaran-sasaran yang berkaitan dengan gizi,
sehingga tergambar mengenai: kepatuhan, perilaku melawan, perilaku makan
berlebihan yang kemudian dikeluarkan lagi, perilaku waktu makan, jaringan
sosial yang dapat mendukung perubahan perilaku.
f. Faktor yang mempengaruhi akses ke makanan yaitu mengenai factor yang
mempengaruhi ketersediaan makanan dalam jumlah yang memadai, aman dan
berkualitas.
g. Aktifitas dan fungsi fisik yaitu menggali mengenai aktifitas fisik, kemampuan
kognitif dan fisik dalam melaksanakan tugas spesifik seperti menyusui atau
kemampuan makan sendiri sehingga tergambar mengenai: kemampuan kognitif
dan fisik dalam melakukan aktifitas makan bagi orang tua atau orang cacat, level
aktifitas fisik yang dilakukan, factor yang mempengaruhi akses ke kegiatan
aktifitas fisik.
3) Antropometri (AD)
15
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu. Antropometri dapat
dilakukan dngan berbagai cara, antara lain pengukuran BB (Berat Badan), TB
(Tinggi Badan). Berat Badan (BB) adalah gambaran masa tubuh seseorang,
sedangkan Tinggi Badan (TB) adalah jarak yang di ukur antara tumis bawah kaki
dengan puncak kepala pada saat berdiri tegak. Pada kondisi tinggi badan tidak dapat
diukur dapat digunakan Panjang Badan (PB) dan atau Lingkar Lengan Atas (LILA).
Alat ukur tinggi badan (meteran) dan untuk berat badan (timbangan,
dacin/timbangan digital).
Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran tersebut
diatas misalnya Indeks Massa Tubuh (IMT).
a. BBI (Berat Badan Ideal)
- BBI Anak (konvensional) :
BBI anak 0-11bulan: (usia) : 2 ) + 4
BBI anak 1-10 tahun: (8 + 2.n (umur)) kg
- BBI untuk pasien >10 tahun :
BBI Brocca = (TB-100) – 10% (TB-100)
(Jika TB pria <160 cm dan TB wanita <150 cm tidak perlu dikurangi 10%).
16
Penurunan berat badan bisa menjadi indikator Masalah gizi jika memenuhi
kriteria, cara menghitungnya:
Berat Badan Biasa – Berat Badab Aktual x 100
Berat Badan Biasa
Waktu Besar Penurunan Besar Penurunan
Badan (Ringan) Badan (Berat)
1 minggu 2% >2%
1 bulan 5% >5%
3 bulan 7,5% >7,5%
6 bulan 10% >10%
(sumber : ADA. 2009)
17
f. Status Gizi
Status Gizi adalah ukuran mengenai kondisi tubuh manusia. Cara mengetahui
Status Gizi:
1) Status Gizi Dewasa
a. Rumus IMT (indeks Masa Tubuh) menurut Kemenkes RI
IMT = BB/TB (m2)
18
Obesitas >120 %
Overweight 110-120%
Gizi Baik 85-110 %
Gizi Kurang 70,1 – 84,9 %
Gizi Buruk <70%
19
BB/TB Kurus Normal Gemuk
IMT/U Kurus Normal Gemuk
PB/U Stunted Normal -
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Sedangkan Status Gizi CDC Growth Chart untuk pasien usia 5-17 tahun:
status gizi anak dengan menggunakan garfik growth chart
Katagori Status Gizi Menurut Grafik CDC
< 5th Underweight
≥ 5th - < 85th percentile Normal
≥ 85th - ≤ 95th percentile overweight Overweight
>95th percentile Obesitas
(Riskesdas. 2010)
Caranya adalah:
- Gunakan Garfik sesuai katagori
- Cari titik pertemuan pada grafik
- Lalu Tarik garis horizontal dan vertical
- Lihat titik pertemuannya berada di garis percentile (th) yang mana
- Interperetasi status gizinya
29
30
4) Laboratorium (BD)
Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang
berkaitan dengan status gizi, status metabolic dan gambaran fungsi organ yang
berpengaruh timbulnya masalah gizi.
Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Nilai Normal
Hemoglobin Pria 13 -16 g/dl
Hb Wanita 12 – 14 g/dl
Hematokrit 40 – 48%
Laukosit 4000 – 10.000 /ml
Trombosit 140.000 – 400.000 /ml
Albumin 4 – 5,3 g/dl
Asam urat 3,4 – 7 mg/gl
HBA 1c 4-6%
GD2PP < 145 mg/dl
GDP < 110 mg/dl
GDS < 200 mg/dl
Natrium 135 – 147 mmol/L
Kalium 3,5 – 5 mmol/L
Clorida 100 – 106 mmol/L
Creatinin < 1,5 mg/dl
Ureum 10 – 50 mg/dl
SGOT < 37
SGPT < 42
Normal ≥90
Kerusakan Ginjal Ringan 60-89
Gagal ginal kronik stadium menengah 30-59
Gagal ginjal kronik berat 15-29
Gagal ginjal kronik terminal <15 atau dialisis
31
5) Pemeriksaan fisik terkait gizi (PD)
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang
berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan
fisik terkait gizi merupakan kombinasi dari tanda-tanda vital dan antropometri yang
dapat dikumpulkan dari catatan medic pasien serta wawancara. Contoh beberapa
cara pemeriksaan fisik terkait gizi antara lain adema, asites, kondisi gigi geligi,
massa otot yang hilang, lemak tubuh yang menumpuk, kesehatan mulut, kemampuan
meghisap, menelan dan bernafas serta nafsu makan.
32
Normal <130 <85
Pre Hipertensi (High Normal) 120-139 80-89
Hipertensi grade 1 140-159 90-99
Hipertensi grade 2 160-179 100-109
Hipertensi grade 3 ≥180 ≥110
Hipertensi Sistolik 140-149 <90
Sumber: (WHO-ISH 2003, Infodati Kemenkes & JNC VII) & * LIPI
33
mendapat rangsangan
Sopor Pasien sangat mengantuk/dalam 6-5
Penurunan kesadaran namun
Semi-Koma 4
respon terhadap nyeri masih ada
Pasien tidak sadar sama sekali dan
Koma 3
tidak ada respon sama sekali
Sumber : BAIPD jilid 1 Edisi IV FK UI 2006
2. DIAGNOSIS GIZI
a. Tujuan Diagnosis Gizi
Mengidentifikasi adanya problem gizi, faktor penyebab yang mendasarinya dan
menjelaskan tanda dan gejala yang melandasi adanya problem gizi.
34
a) Domain Asupan (NI)
Berbagai problem aktual yang berkaitan dengan asupan energt, zat gizi, cairan atau
zat bioaktif, memalui diet oral atau dukungan gizi (gizi enteral dan parenteral).
Termasuk ke dalam kelompok domain asupan adalah:
- Problem mengenai keseimbangan energI
- Problem mengenai asupan diet oral atau dukungan gizi
- Problem mengenai asupan cairan
- Problem mengenai asupan zat bioaktif
- Problem mengenai asupan zat gizi (lemak dan kolesterol, protein, vitamin,
mineral, multinutrien)
36
NI.4.1. Asupan substansi buoaktif tidak adekuat
NI.4.2. Kelebihan asupan substansi bioaktif
NI.4.3. Kelebihan asupan alkohol
NI.5.7 Protein
NI.5.7.1. Asupan protein tidak adekuat
NI.5.7.2. Kelebihan asupan protein
NI.5.7.3. Asupan protein atau asam amino kurang dari optimal
(sebutkan____)
NI.5.9. Vitamin
NI.5.9.1. Asupan vitamin tidak adekuat (sebutkan___)
NI.5.9.2. Kelebihan asupan vitamin (sebutkan___)
37
NI.5.10. Mineral
NI.5.10.1. Asupan mineral tidak adekuat (sebutkan____)
NI.5.10.2. Kelebihan asupan mineral (sebutkan___)
NI.5.11. Multinutrient
NI.5.11.1. Prediksi asupan zat gizi
NI.5.11.2. Prediksi kelebuhan asupan
NC.1. Fungsional
Perubanahan fungsi fisik atau mekanis yang mengganggu atau menghambat
dampak gizi yang diharapkan/diinginkan.
NC.1.1 kesulitan menelan
NC.1.2. Kesulitan mengunyah/mengigit
NC.1.3. Kesulitan menyusui
NC.1.4. Perubahan fungsi Gastrointestinal
NC.2. Biokimia
NC.2.1. Gangguan utilisasi zat gizi
NC.2.2. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (sebutkan____)
NC.2.3. Interaksi makanan dan obat (sebutkan____)
NC.2.4. Prediksi interaksi makanan dan obat (sebutkan___)
38
NC.3.3.5. Obes kelas III
39
Masalah actual berkaitan dengan akses makanan atau keamanan makanan, air atau
suplai gizi.
LAIN-LAIN
Temuan masalah gizi yang tidk masuk dalam kategori domain intake, klinis
maupun perilaku lingkungan.
NO.1.1. Tidak ada diagnosis gizi saat ini
Contoh:
41
- NB 1.1 Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi (P) berkaitan dengan
mendapat infomasi yang salah dari lingkungannya mengenai anjuran diet yang
dijalaninya (E) ditandai dengan memilih bahan makanan yang tidak dianjurkan dan
aktifitas fisik yang tidak sesuai anjuran (S).
3. INTERVENSI GIZI
a. Tujuan
mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi melalui perancaan dan penerapannya terkait
prilaku, kondisi lingkungan atau status kesehatan individu, kelompok atau masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan gizi klien.
42
Kebutuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
Rumus Haris Benedict (ESPGHAN, 2005)
BEE : Pria = 66 + (13,7 x BB) + ( 5 x TB) – (6,8 x U)
43
Bed rest 10% dari BMR
Ringan 20% dari BMR
Sedang 30% dari BMR
Berat 40 – 50% dari BMR
Faktor Usia (Konsensus Perkeni)
0 – 40 tahun 5% dari BMR
40 – 59 tahun 5% dari BMR
60 – 69 tahun 10% dari BMR
>= 70 tahun 15% dari BMR
Rumus GGK/CKD/CRF
Kebutuhan energi: Jika usianya < 60 tahun = (35 x BBI)
Kebutuhan Protein:
Jika tanpa Hemodialisa = (0,6 – 0,8 x BB aktual)
Jika Hemodialisa atau CAPD = (0,8 – 1,2 x BB aktual)
2) Implementasi
Implementasi Intervensi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana
nutritionis/dietision melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan kepada
pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Unutk kepetingan
dokumentasi dan persepsi yang sama (keseragaman), intervensi dikelompokan
menjadi 4 domain, yaitu pemberian makanan atau zat gizi, edukasi gizi, konseling
gizi dan koordinasi pelayanan gizi.
2) Edukasi
Merupakan proses formal dalam melatih keterampilan atau membagi
pengetahuan yang membantu pasien/klien mengelola atau memidifikasi diet dan
44
peribahan perilaku secara sukarela untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan.
Edukasi gizi meliputi :
a. Edukasi gizi tentang konten/materi yang bertujuan untuk meningkatkan
pengeahuan.
b. Edukasi gizi penerapan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan.
3) Konseling
Konseling merupakan prseoses pemerian dukugan pada pasien/klien yang
ditandai dengan hubungan kerjasama antara konselor dengan apsien/klien dalam
menentukan perioritas, tujuan/target, merancang rencana kegiatan yang dipahami
dan membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai kondisi dan menjaga
kesehatan. Tujuan konseling gizi adalah untuk meningkatkan motivasi pelaksanaan
sesuai dengan kondisi pasien.
Berdasarkan hasil berat ringannya resiko pasien, dietisien melakukan asesmen ulang
untuk mengevaluasi efektifitas intervensi gizi.
Asesmen ulang dilakukan pada:
1) Pasien dengan resiko malnutrisi berat: asesmen gizi lanjutan dilakukan setiap hari.
2) Pasien dengan resiko malnutrisi sedang: asesmen gizi lanjutan dilakukan setiap 3
hari.
3) Pasien dengan resiko malnutrisi ringan: asesmen gizi lanjutan setiap 3 hari.
47
BAB V
DOKUMENTASI
Didokumentasikan pada rekam medis sesuai dengan kegiatan serta prosedur yang berlaku
diantaranya, Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dan Formulir Asuhan
Gizi yang berlaku sesuai dengan ketentuan RS Sentra Medika Cisalak.
a. Tujuan
Untuk komunikasi dan informasi yang berkelanjutan dalam tim kesehatan serta
menjamin keamanan dan kulitas pemberi asuhan gizi yang dilakukan.
b. Format dokumen
Format khusus untuk proses asuhan gizi adalah ADIME (Asesmen, Diagnosis,
Intervensi, Monitoring-Evaluasi).
c. Tata Cara
1) Tuliskan tanggal dan waktu
2) Tuliskan data-data yang berkaitan pada setiap langkah PAGT
3) Membubuhkan tandatangan dan nama jelas setiap kali menulis pada rekam medis.
48
Monitoring dan 1) Indikator spesifik yang diukur dan hasilnya
evaluasi gizi 2) Perkebangan terhadap target/tujuan
3) Faktor pendorong maupun penghambat dalam pencapaian
tujuan
4) Hasil/dampak positif atau negative
5) Rencana tindak lanjut intervensi gizi, monitoring, terapi
dilanjut atau dihentikan
49
BAB IV
PENUTUP
Demikian panduan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) ini dibuat sebagai acuan bagi Ahli
Gizi dalam melakukan PAGT di RS Sentra Medika CIsalak.
Ditetapkan di : Depok
Pada Tanggal :
50
REFERENSI
Inatalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2016. Terminologi dan Uraian
Terminologi Gizi. Bandung : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Abdillah Fajar, Suratman, AMG. 2019. Buku Catatan Ahli Gizi Indonesia. Edisi 3.
Bandung
Instalasi Gizi RS Umum Dr. Saiful Anwar. 2014. Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi
Dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar. Edisi I. Malang : RS Umum Dr. Saiful Anwar.
51
Lampiran 1.
Definisi: Asupan kurang dari energy ekspenditur atau standar rujukan atau anjuran yang
ditetapkan berdasarkan kebutuhan fisiologis.
Etiologi
Berkurangnya kemampuan untuk mengkonsumsi energi dalam jumlah cukup
Kurangnya akses untuk mendapatkan makanan atau zat gizi. Misalnya akibat
masalah ekonomi, pembatasan makanan untuk kaum manula dan anak-anak.
Budaya yang mempengaruhi kemampuan untuk mengakses makanan
Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan zat gizi terkait dengan asupan energy
Penyebab keadaan psikologi seperti depresi dan gangguan pola makan.
52
Mengindari makanan atau kurangnya minat pada makanan
Estimasi asupan makanan parenteral atau enteral tidak
memenuhi untuk kebutuhan berdasarkan estimasi atau perhitungan
BMR
Pengobatan yang mempengaruhi nafsu makan
CH Kondisi yang berkaitan dengan diangosa atau treatmen seperti
sakit mental, gangguan pola makan, demensia, pecandu alkohol,
penyalahan zat, manajemen penyakit akut dan kronis.
Definisi: Asupan energi melebihi dari enegi ekspenditur atau standar rujukan atau
anjuran yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan fisiologis.
Etiologi
Keyakinan/sikap tentang makanan, gizi dan topic terkait gizi kurang mendukung
Makanan dan zat gizi, kurang pengetahuan terkait asupan gizi
Kurang atau terbatasnya akses terhadap pemilihan makanan sehat, misalnya,
makanan sehat bukan sebagai pilihan oleh pengasuh atau irang tua, tuna wisma.
Obat-obatan yang meningkatkan nafsu makan
Kelebihan asupan parenteral/enteral nutrisi
Kurang peduli terhadap kelebihan nafsu makan
53
Asupan energi melebihi estimasi kebutuhan energi
Asupan kalori densitas tinggi dan porsi makanan minuman yang
besar
EN.PN melebihi estimasi atau pengukuran energi expenditure.
CH -
Definisi: Asupan makanan atau minuman secara oral kurang dari standar referensi yang
digunakan atau berdasarkan pada kebutuhan fisiologis.
Catatan : diagnosa gizi ini tidak termasuk asupan melalui pipa NGT
Etiologi
Keadaan fisiologis yang menyebabkan peninmgkatan kebutuhan gizi seperti
penyakit katabolik dalam jangka waktu yang lama.
Penurunan kemampuan untuk mengkonsumsi energi yang cukup seperti
peningkatan kebutuhan gizi selama penyakit katabolik dalam jangka waktu yang
lama.
Kurangnya atau terbatasnya akses terhadap makanan, missal keterbatasan ekonomi,
pembatasan makanan yang diberikan kepada manula dan atau anak-anak.
Kurang pengetahuan gizi dan makanan terutama asupan makanan dan minuman
melalui oral yang tepat
Penyebab psikologis misalnya depresi dan gangguan makan.
54
Adanya tanda desifiensi vitamin/mineral
FH Hasil pengaamatan dari :
Perkiraan asupan energi yang tidak mencukupi atau kualitas pritein
enegi dari makanan tidak cukup bila dibandingkan dengan
kebutuhan.
Keterbatasan ekonomi yang menghambat ketersedian makanan
Konsumsi alcohol atau obat-oabtan lainnya yang berlebihan untuk
mengurangi rasa lapar.
Obat-obatan yang menyebabkan anoreksia
Kepercayaan yang tidak tepat terhadap makanan, kelompok
makanan, suplemen atau dukungan gizi.
CH Kondisi yang berkaitan dengan diangnosa atau keperawatan
penyakit katabolic seperti, AIDS, TB, Anoreksia nervosa,
sepsis/infeksi akibat pembedahan terakhir, depresi, sakit akut atau
kronis, malabsorbsi protein atau zat gizi.
Definisi: Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik dibandingkan dengan referensi standar
atau rekomendasi sesuai kebutuhan fisilogis.
Etiologi
Gangguan absopsi atau metabolisme zat gizi sperti dari pengobatan
Perubahan fungsi organ terkait fungsi GI, seperti pancreas dan hati
Penurunan fungsi panjang usus sperti short bowel syndrome
Penurunan atau perubahan fungsi usus seperti celiac disease, chronis disease
Peningkatan kebutuhan zat gizi seperti percepatan pertumbuhan, penyembuhan luka
dan infeksi kronis.
55
Elektrolit/mineral seprti kalium, magnesium, fosfor yang tidak
normal
Kekurangan vitamin dan atau mineral
AD, Gagal tumbuh, berdasarkan teferensi standar pertumbuhan
pengukuran National Ceater fir Heatlh Statistic (NCHS) dan gagal tumbuh
antropometri janin
Kehilangan berat badan yang tidak direncanakan ≥ 5% dalam 1
bulan atau ≥ 10% dalam 6 bulan
Gizi kurang (IMT <18,5)
Zat gizi/bukti Kehilangan integritas kulit, penyembuhan luka yang lambat atau
fisik tukak lambung
FH, Riwayat Laporan atau observasi dari :
gizi Estimasi asupan makanan/supleman yang mengandung zat gizi
kurang darp pada estimasi kebutuhan yang seharusnya.
Asupan makanan yang tidak mengandung jumlah zat gizi yang
seharusnya (seperti terlalu lama mengolah, terlalu lama dimasak
dan penyimpanan yang tidak benar)
Rendahnya pengetahuan mengenai makanan dan zat gizi
CH, riwayat Kondisi yang terkait dengan diagnosis atau perawatan seperti
klien reseksi usus, penyakit chron, HIV/AIDS, luka bakar, sebelum
melahirkan, malnutrisi
57
fisik “wasting” akibat malnutrisi pada kasus kasus berat
Anoreksi, mual, muntah, diare steatorrhea, konstipasi, sakit perut,
efflux, gas
Riwayat Adanya informasi atau hasil observasi menunjukkan :
terkait Menghindari atau mebatasi jumlah makanan yang dikonsumsi atau
makanan/gizi makanan tertentu \dari beberapa kelompok bahan kananan karena
gangguan GI seperti, kembung, keram, sakit, diare steatorrhea
terutama setelah mencerna makanan
Riwayat kondisi yang berkaitan dengan diagnosis medis atau pengobatan,
pesonal malabsorpsi, maldigesti, steatorrhea, obstruksi, konstipasi, kanker.
Prosedur bedah seperti, esohagectomy, dilatasi, reseksi usus besar,
gastrectomy.
58
PD Demam
Penurunan indra seperti, indra pembau, perasa dan penglihatan
Peningkatan detak jantung
Peningkatan kecepatan pernapasan
Kehilangan lemak sub kutan dan cadangan otot
Perubahan ukuran baju
Perubahan status mental atau fungsi (misal depresi)
FH Adanya informasi atau hasil observasi menunjukan :
- Estimasi asupan makanan normal atau seperti biasanya
walaupun sakit
- Asupan makanan buruk, perubahan kebiasaan makan, cepat
kenyang, meniadakan makan
- Obat-obatan yang berkaitan dengan penurunan berat badan,
seperti obat anti derpsesi tertentu.
CH Kondisi yang berkaitan dengan diagnosis medis maupun
pengobatan, missal AIDS, luka bakar, PPOK, disfagia, patah tulang
paha/panjang (tulang kering), infeksi bedah, trauma, hipertiroid
(sebelum atau sesudah diobati), beberapa jenis penyakit kanker atau
mestatase tertentu, penganiayaan.
Kemoterapi kanker
59
Tidak beraktifitas fisik
Peningkatan stress dalam kehidupan/psikologis
60
- Tidak mampu untuk menurunkan kelebihan berat badan dalam
jumlah yang bermakna melalui intervensi konvensional
- Obat-obatan yang berdampak pada BMR, misalnya
midazolam, propranolol, glipidzide
CH Kondisi yang berkaitan dengan diagnosis medis maupun
pengobatan, seperti, heipertiroidsm, sindroma metabolic, gangguan
makan yang idak terlalu khusus dan depresi
Keterbatasan atau ketidakmampuan fisik
Riwayat obesitas dalam keluarga
Riwayat obesitas pada masa anak-anak
Riwayat pelecehan fisik, seksual dan emosional
Definisi: Asupan protein dan atau energi yang tidak cukup dalam jangka waktu yang
lama dan menyebabkan hilangnya cadabngan lemak tubuh dan atau
pengerutuan otot termasuk malnutrisi yang berkaitan dengtan kelaparan,
penyakit kronis dan penyakit akut/injury.
Etiologi
Penyebab fisilogis yang meningkatkan kebutuhan gizi karena premature, masalah
genetic/kongenital, penyakit akut atau kronis atau injury/trauma.
Perubahan dalam struktur dan atau fungsi saluran cerna
Kurangnya atau terbatasnya akses makanan, misalnya ketebatasan ekonomi,
pembatasan makanan yang diberikan kepada manula dan atau anak-anak,
penelantaran.kekerasan, adopsi/imigrasi/pengungsi dari Negara miskin atau yang
sedang berperang
Agama dan budaya yang mempengaruhi kemampuan untuk mengakses makanan
Pengetahuan makanan dan zat gizi yang kurang tgerutama mengenai jumlah energi
dan jumlah tipe protein makanan
Penyebab psikologis, misalnya depresi atau gangguan makan
61
Tanda dan Gejala – karakter penentu
Asesmen Gizi Indikator potensial (harus ada satu atau lebih)
BD -
AD Malnutrisi yang dapat diihat dari berat badan/BMI, IMT < 18,5
menunjukan underweight, BMI untuk lansia (> 65 tahun) < 23, BMI
anak-anak IMT <5 persentil
Pertambahan berta badan ibu hamil tidak cukup
Kehilangan berta badan, dewasa > 20% dalam 1 tahun, > 10% dalam
6 bulan, > 7,5% dalam 3 bulan, > 5% dalam 1 bulan, > 1 sampai 2%
dalam 1 minggu.
Anak, bila pont data single, digunakan :
- Z score ≤ -1 BB/PB, BMI/usia atau LILA
- Z score ≤ -3 BB/TB sesuai usia*
* menunjukan malnutrisi berat (tidak untuk diagnosis
sedang/moderat)
Anak, bila 2 atau lebih data dapat digunakan sebagai indicator yang
dinilai:
- Perlambatan BB/PB atau BB/TB, turun 1-3 atau lebih pada Z
score – garis perutmbuhan datar atau menurun.
- Penambahn BB lambat dibandingkan dengan kecepatan
penambahan BB yang diharpakan (< 75% dari standar) untuk
anak usia 2 tahun
- Penurunan BB yang diharapkan (usia 2-20 tahun)
PD (dewasa) hilang lemak subkutan, misalnya orbital trisep, atasnya
lemak tulang rusuk dan / atau misalnya otot
(dewasa) hilang otot, missal pengecilan sendi (temporalis otot),
kalvikula (pectoris dan punggung), bahu, otot interoseus, tulang
belikat, paha (paha depan) dan betis
Akumulasi cairan general atau lokalisir
(anak) stagan pada tahap Tannar
FH (dewasa) estimasi asupan enerfgi < 50% - 75% dari kebutuhan
(dewasa) perubahan indicator fungsional (kekuatan menggenggam)
62
atau pengukuran lain dari aktifitas fisik dan/atau kekuatan
(anak) terdapat dua atau lebih dari poin berkut :
- Estimasi asupan energi < 75% dari estimasi atau kebutuhan
energi
- Estimasi asupan protein kurang dari RDA untuk umur
Tidak dapat atau tidak mau makan energy/protein yang cukup untuk
mempertahankan berat badan yang sehat
CH Laporan atau pengamatan :
Anoreksi nervosa, strikus esophagus dan apapun yang menyebabkan
akses makanan terbatas (berkaitan dengan malnutrisi karena
kelapran).
Gagal organ, keganasan, penyakit arthritis, penyakit pencernaan,
obesitas sarcopenic, syndrome malabsorptif dan etiologi lainnya
termasuk (tetapi tidak terbatas) untuk diadetes militus, jantung
kongestis, COPD (berhubungan dengan malnutrisi kelaparan terkait)
Infeksi besar seperti, sepsis, pneumonia, infeksi peritonitis dan luka,
luka bakar berat, trauma, cedera kelapa tertutup, cedera paru akut,
syndrome gangguan pernapasan dewasa dan operrasi utama dipilih
(berhubungan dengan penyakit akut atau kekurangan gizi cedera
terkait)
Diagnose medis yang ada gizi buruk termasuk gizi buruk terkait
kelaparan, kekurangan gizi penyakit kronis kerkait dan penyakit
akut atau kekurangan gizi cedera terkait.
63
Gangguan fungsi ginjal, hati, jantung, endokrin, neurologi, pernafasan
Gangguan fungsi organ lain akibat perubahan biokima
64
NC. 2.3 INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN
Definisi : Interaksi yang tidak diingkan dan merugikan antara zat gizi/senyawa lain
yang terdapat dalam makanan dengan obat (over the counter/OTC), herbal,
senawa yang terkandung dalam makanan/supleman, yang dapat menurunkan,
meningkatkan atau merubah efek pengobatan atau zat gizi.
Etiologi
Merupakan gabungan/kombinasi pemberian obat dan makanan yang menyebabkan
interaksi yang tidak diinginkan dan merugikan.
Definisi: Pengetahuan yang tidak lengkap atau tidak akurat mengenai makanan, zat gizi
atau informasi dan pedoman yang berkaitan dengan gizi.
Etiologi
Perilaku dan kepercayaan yang salah terkait dengan makanan dan zat gizi
Sebelumnya kurang terpapar informasi yang akurat terkait gizi
Kurang memahami tanda-tanda bayi/anak kelaparan
Kepercayaan dari budaya/adatnya yang mempengaruhi kemampuan untuk belajar
atau menerapkan informasi
Kemampuan kognitif yang terganggu, termasuk ketidakmampuan belajara, gangguan
syaraf atau sendor dan atau dimensia
Sebelumnya terpapar dengan informasi yang tidak benar
Tidak ingin atau tidak tertarik untuk mempelajari atau menerapkan informasi
66
FH Laporan atau observasi dari :
Informasi secara verbal tidak akurat atau tidak lengkap
Jawaban pertanyaan dari kuesioner tertulis tidak akurat atau tidak
lengkap atau tidak dapat membaca pertanyaan
Sebelumnya tidak merasa membutuhkan pengetahuan mengenai
rekomendasi berkaitan dengan makanan dan zat gizi
Sebelumnya tidak merasa membutuhkan pendidikan tentang
penerapan informasi mengenai makanan dan zat gizi
Menunjukan ketidakmampuan untuk menerapkan informasi
mengenai makanan dan zat gizi, misalnya memilih makanan
berdasarkan anjuran ataumenyiapkan makanan bayi/anak sesuai
instruksi
Berkaitan dengan perhatian sebelumnya mengenai upaya untuk
mempelajari informasi
Secara verbal menunjukan ketidakkinginan dan tidak tertarik untuk
mempelajari informasi
CH Kondisi yang berkaitan dengan diagnosis medis dan perawat,
misalnya penyakit mental
Diagnosis medis baru atau perubahan diagnosis atau kondisi
Etnik atau kultur terkait isu yang mempengaruhi penerapan informasi
Definisi: pemilihan makanan yang tidak sesuai dengan anjuran gizi seimbang (piramida
makanan) atau preskripsi diet.
Etiologi
Kurang terpapar informasi yang akurat terkait gizi sebelumnya.
Praktek budaya yang mempengaruhi kemampuan untuk mempelajari/menerapkan
informasi
Kemapuan kognitif yang terganggu, termasuk ketidakmampuan belajar, gangguan
syaraf atau sensor dan atau dimensia
67
Kelelahan (fatigue) sangat tingggi atau efek samping dari pembedahan, terapi medis
atau radiologi.
Kurangnya atau terbatasnya akses untuk makanan, makanan yang dianjurkan
Persepsi bahwa keterbatasan waktu, hubungan social atau keuangan menghambat
perubahan
Alergi makanan dan aversi pemilihan makanan
Kurang motivasi dan atau ketidaksiapan untuk menerapkan atau mendukung
perubahan system
Tidak mau atau tidak tertarik untuk mepelajari/menerapkan informasi.
Penyebab psikologis, seperti depresi dan gangguan makan
68
Lampiran 2.
Data personal/Client History (CH)
Ny. S, perempuan usia 55 tahun, suku Betawi, pendidikan SMP, Ibu rumah tangga, pasien
rawat jalan.
ASESMEN GIZI
Keluhan utama : pusing, pegal di bagian tengkuk
Riwayat medis : Obesitas, Hipertensi stage II, dyslipidemia dan keluarga
mempunyai riwayat jantung (kakak dan ibu)
Faktor sosial ekonomi : pasien termasuk golongan ekonomi menengah tinggal bersama
anak dan mantu perempuannya.
Agama : Agama Islam
1. Food History/Riwayat Makanan
Asupan Energi dan Zat Gizi 1 bulan SMRS
Asupan Energi dan Standar Pembanding Identifikasi masalah
Zat Gizi
Total Energi = Estimasi kebutuhan energi: 1850/1100 x 100% =
1850 kal Metode perhitungan dengan rumus: 168%
Energi Total = BMRx 25 kkal
= 45 x 25 = 1125 kkal
Aktifitas ringan = 20% x 1125 kkal = +
225kkal
Kelebihan BB = 20% x 1125 kkal = - 225
kkal
Total Energi = 1125 kkal = 1100 kkal
Total Protein = Estimasi kebutuhan Protein: 51/55 x 100% = 93%
47,5 gr Kebutuhan protein total = 41,25 (15% total
kalori)
Total Lemak = 73 Estimasi kebutuhan Lemak: 27/48 x 100% = 56%
gr Kebutuhan lemak total = 30,6 (25% total
69
kalori)
Total KH = 250 gr Estimasi kebutuhan KH: 85/240 x 100% = 35%
Kebutuhan KH total = 165 (60% total
kalori)
70
DIAGNOSIS GIZI
Dari hasil pengkajian gizi tersebut, bagaimana penetapan diagnosis gizi. Langkah-langkah:
1. Lakukan integrasi hasil pengkajian gizi ke dalam kemungkinan diagnosis
2. Lakukan identifikasi Problem (P) dan tetapkan mengapa (why-why-why) sehingga
diperoleh akar masalahnya (etilogi), selanjutnya lakukan identifikasi bagaimana
membuktikan (how to know) atau Sign/symptom yang membuktikan terjadinya
masalah.
3. Hasil penetapan kemungkinan diagnose gizi adalah sebagai berikut:
Problem Etiologi Sign/Symptom
NI. 1.1 Kelebihan asupan Tingkat pengetahuan yang BMI > 25 kg/m2
energi kurang tentang makanan Asupan lebih dari kebutuhan
dan nutrisi (114%)
Aktifitas fisik yang kurang
NI. 6.5.2 Kelebihan asupan Tingkat pengetahuan yang Hasil laboratorium kolesterol
lemak kurang tentang makanan total 253, HDL 79, LDL 165.
dan nutrisi Asupan lemak lebih dari
kebutuhan (20%)
NC. 3.3 Obesitas Gaya hidup yang kurang IMT 30 kg/m2
baik Makanan lebih sering digoreng
Kurang konsumsi serat
Menambah penyedap disetiap
masakan.
Kebiasaan nonton TV 9 jam,
tidur 10 jam setiap hari
NB. 1.1 kurangnya Persepsi yang salah terkait Beranggapan bahwa makanan
pengetahuan Gizi penyakitnya tinggi lemak adalah jeroan,
kikil, lemak daging.
Menyebutkan makanan tinggi
natrium dan serat.
71
Prioritas diagnosis gizi dengan mempertimbangkan:
- Berdasarkan derajat kegawatan masalah, keamanan dan kebutuhan pasien dalam waktu
jangka pendek
- Etiologi yang lebih dapat ditangani oleg ahli gizi dengan menghilangkan mengurangi
tanda dan gejala masalah (sign/symptoms)
INTERVENSI GIZI
Langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:
a. Tetapkan tujuan yang berfokus pada pasien dan menjawab masalah/problem dalam
daignosa gizi
b. Tentukan domain dan terminology intervensi gizi
c. Pertimbangkan panduan medical nutrition therapy (MNT), penuntun diet, consensus dan
regulasi yang berlaku
d. Diskusikan rencana asuhan dengan pasien, keluarga atau pengasuh pasien
e. Buat strategi intervensi, misalnya modifikasi makanan, edukasi/konseling
f. Merancang preskripsi gizi. Preskripsi gizi adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien
secara individual, mulai dari menetapkan kebutuhan energi, komposensi zat gizi yang
72
mencakup zat gizi makro dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi makan dan
rute pemberian makanan. Preskripsi gizi dirancang berdasarkan pengkajian gizi,
komponen diagnosis gizi, rujukan rekomendasi, kebijakan dan prosedur serta kesukaan
dan nilai-nilai yang dianut oleh pasien/klien.
g. Tetapkan waktu dan frekuensi intervensi
h. Identifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan
Langkah-langkah Implementasi:
a. Komunikasi rencana intervensi dengan pasien, tenaga kesehatan atau tenaga lain.
b. Melaksanakan rencana intervensi
Diagnosis Gizi Itervensi
P NC. 3.3 Obesitas Tujuan: membantu menurunkan berat
badan mencapai status gizi yang optimal
E Gaya hidup yang kurang baik ND. 1.4 dan ND. 1.7 pemberian makanan
utama dan selingan dengan modifikasi
dengan diet Rendah Energi dan Rendah
Cholesterol
S - IMT 30 kg/m2 - IMT < 23 kg/m2 dalam 7 bulan
- Makanan lebih sering di goring - Tidak ada makanan yang digoreng
- Kurang konsumsi serat, menabah - Konsumsi serat meningkat (25 gr/hari)
penyedap disetiap pemasakan - Tidak menabah penyedap disetiap
- kebiasaan nonton TV 9 jam, tidur pemasakan
10 jam setiap hari - Mengurangi kebiasaan nonton TV 9
jam, tidur 10 jam setiap hari
73
TUJUAN:
Membantu menurunkan berat badan mencapai status gizi yang optimal
Menurutkan asupan makanan sesuai kebutuhan dan program penurunan berat badan
Meningkatkan pengetahuan terkait komposisi kebutuhan zat gizi pasien dan bahan
makanan tinggi lemak, bahan makanan sumber natrium dan serat.
PRESKRIPSI DIET
Jenis Diet : Makanan Rendah Energi
Bentuk : Padat
Route diet : Oral
Frekuensi makan : 3x makan utama dan 2x selingan
Energi : 1100 kkal
Protein : 41,25 gr
Lemak : 39,6 gr
KH : 165 gr
Natrium : 1300 (berdasarkan KGA 2012)
Serat : 25-30 gr perhari
EDUKASI GIZI
1. Tujuan :
Memberikan pengetahuan untuk menolong pasien/klien secara mandiri guna
menurunkan asupan makanan sesuai kebutuhan gizi dan peningkatan gaya hidup sehat
2. Konten/materi :
a. Menjelaskan pentingnya pengaturan kalori dalam penurunan berat badan
b. Menjelaskan pentingnya pengaturan komposisi zat gizi yang memenuhi kebutuhan
gizi pasien
c. Menjelaskan diet rendah kalori rendah kolsterol
d. Menjelaskan bahan makanan sumber lemak jenuh, tinggi kolesterol dan tinggi
natrium yang harus dihindari serta bahan makanan tinggi serat yang harus
ditingkatkan
74
e. Mejelaskan tehnik pengolahan bahan makanan yang dapat mendukung penerapan
diet pasien.
75