Anda di halaman 1dari 6

I.

Pendahuluan
Masa balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak. Akan tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini disebabkan pada masa ini anak cenderung susah untuk makan dan hanya suka pada jajanan yang kandungan zat gizinya tidak baik. Pada masa balita juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan sehingga anak mudah sakit dan terjadi kekurangan gizi. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreati itas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan modal serta dasar!dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. "ehingga setiap penyimpangan sekecil apapun apabila tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari. Penilaian status gizi golongan rawan dapat memberikan in#ormasi penting tetang keadaan gizi suatu masyarakat pada saat sekarang maupun masa lampau. $izi kurang pada anak dapat membuat anak menjadi kurus, pertumbuhan terhambat. Hal ini terjadi karena kurang protein %zat pembangun& dan kurang tenaga yang diperoleh dari makanan anak. 'enaga anak diperlukan dalam membangun badannya yang tumbuh secara pesat. Alasan mengapa mengatasi dan mencegah gizi kurang pada anak merupakan masalah besar yang perlu diperhatikan adalah gizi kurang pada anak mempengaruhi pertumbuhan otak anak yang dapat menjadi hambatan dalam proses belajar. Anak yang terkena kwasiokor kelihatan gemuk tapi kurang sehat, mukanya gemuk seperti bulan, kaki bengkak karena odema, perut buncit tapi bahu dan lengan atas kurus. Kulit mudah terkelupas, rambut pucat anak terlihat muram. "edangkan marasmus yang berarti kelaparan adalah dimana anak tidak mendapatkan makanan yang cukup dari jenis pangan manapun, baik protein maupun zat pemberi tenaga. Anak yang sangat kurus itu sering hanya separuhnya saja dari berat sehat sesuai umur. Anak memiliki wajah seperti orang tua, kepala tampak besar karena badan kurus dan kecil, tangan dan kakinya kurus dan tulang rusuk anak terlihat nyata. Masalah gizi pada balita dipengaruhi oleh berbagai #aktor, baik #aktor penyebab langsung maupun #aktor penyebab tidak langsung. Menurut (epkes )*, #aktor penyebab langsung timbulnya masalah gizi pada balita adalah penyakit in#eksi serta kesesuaian pola konsumsi makanan dengan kebutuhan anak, sedangkan #aktor

penyebab tidak langsung merupakan #aktor seperti tingkat sosial ekonomi, pengetahuan ibu tentang kesehatan, ketersediaan pangan di tingkat keluarga, pola konsumsi, serta akses ke #asilitas pelayanan.

II. Tujuan kegiatan +. Mengetahui status gizi bayi dan balita di wilayah ,esusu 'engah. -. Mengetahui penyebab terjadinya masalah gizi di wilayah ,esusu 'engah III.Tempat dan tanggal pelaksanaan +. Posyandu Murni %. "eptember -/+0& -. Posyandu *kan Mas %++ "eptember -/+0& 0. Posyandu Pratiwi %+1 "eptember -/+0& 1. Posyandu Aisyi#a %+1 "eptember -/+0& 5. Posyandu Kamboja %+2 "eptember -/+0& 2. Posyandu Polres %-/ "eptember -/+0& Pelaksana kegiatan Posyandu di Kelurahan ,esusu 'engah3 ! ! ! ! ! ! ,idan kelurahan yaitu ,idan 4atimah ,idan puskesmas, yaitu3 *bu (ian 4, *bu (ian 5, dan *bu Amila Ahli gizi, yaitu *bu Magrid dan *bu *an (okter internship3 dr.Karunia Kader posyandu setempat Mahasiswa keperawatan dan #armasi

IV. Hasil kegiatan Kegiatan penimbangan bayi dan balita merupakan satu rangkaian dalam kegiatan posyandu yang dilaksanakan setiap bulan. Kegiatan ini adalah salah satu bentuk pelayanan gizi di posyandu. Adapun proses teknis dari kegiatan ini dimulai dari penda#taran, kemudian dilakukan penimbangan berat badan oleh kader yang dibantu oleh mahasiswa kebidanan. "etelah itu berat badan bayi dan balita dicatat dan diplot ke dalam KM". Pengisian KM" setiap kali bayi dan balita datang ke posyandu sangat berman#aat sebagai alat deteksi dini adanya bayi dan balita yang mengalami masalah gizi. 6ika ditemukan adanya bayi atau balita yang berada di bawah garis

merah %,$M&, maka akan dilakukan inter ensi awal berupa pemberian multi itamin. 6ika dalam pemantauan selanjutnya tidak terjadi kenaikan berat badan, akan dilakukan penanganan sesuai dengan derajat kekurangan gizinya. Pada anak yang menderita gizi kurang akan ditangani dengan pemberian makanan dan pengaturan pola makan di 5agarutu. "edangkan pada anak yang menderita gizi buruk akan ditangani secara khusus oleh ahli gizi dari puskesmas dengan diberikan penyuluhan mengenai pemberian dan pola makan yang benar dan juga diberikan pemberian makanan tambahan setiap bulannya. Kegiatan penimbangan badan ini juga ditujukan untuk mengetahui perkembangan pada anak dengan gizi kurang atau gizi buruk yang telah mendapat penanganan, apakah sudah terjadi kenaikan berat badan atau belum. Pada wilayah ,esusu 'engah terdapat - kasus anak gizi buruk dan . kasus anak dengan gizi kurang. Pada anak dengan gizi buruk dilakukan penanganan dengan diberikan penyuluhan dan bantuan makanan langsung ke rumah. Makanan yang diberikan berupa biskuit susu, susu bubuk, telur, dan multi itamin. "elain itu juga diberikan edukasi kepada sang ibu tentang bagaimana cara mengatur menu yang bergizi untuk anaknya. "edangkan pada anak dengan gizi kurang dilakukan penanganan di 747 %7ommunity 4eeding 7enter& yang berlokasi di 5agarutu. (i 747 ini anak!anak akan diberikan makanan bergizi. "edangkan sang *bu yang mendampingi akan diberi edukasi mengenai bagaimana cara memasak dan memberi makan kepada buah hatinya dengan baik dan benar. (i 747, orangtua tidak hanya diberikan penyuluhan tentang apa saja asupan gizi yang baik untuk balita, melainkan juga untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai pola asuh orang tua kepada anaknya sehingga diharapkan selepas dari pendampingan, si anak tidak kembali jatuh ke keadaan gizi buruk. )ata!rata anak yang telah menjalani penanganan di 5agarutu selama - minggu, terjadi peningkatan berat badan sebanyak 5 ons.
Masalah gizi pada balita dipengaruhi oleh berbagai #aktor, baik #aktor penyebab langsung maupun #aktor penyebab tidak langsung. Menurut (epkes )*, #aktor penyebab langsung timbulnya masalah gizi pada balita adalah penyakit in#eksi serta kesesuaian pola konsumsi makanan dengan kebutuhan anak, sedangkan #aktor penyebab tidak langsung merupakan #aktor seperti tingkat sosial ekonomi, pengetahuan ibu tentang kesehatan, ketersediaan pangan di tingkat keluarga, pola konsumsi, tingkat pendidikan ibu, pola asuh serta akses ke #asilitas pelayanan.

8ntuk wilayah ,esusu 'engah, #aktor ekonomi merupakan penyebab tersering anak mengalami masalah gizi. Penyebab lainnya antara lain3 pengetahuan ibu tentang kesehatan, tingkat pendidikan ibu, dan pola asuh.

V. Kesimpulan
Masa balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak. Akan tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Pada masa balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan sehingga anak mudah sakit dan terjadi kekurangan gizi. Masa ini merupakan masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Penilaian status gizi golongan rawan dapat memberikan in#ormasi penting tetang keadaan gizi suatu masyarakat pada saat sekarang maupun masa lampau.

Kegiatan penimbangan bayi dan balita dan pengisian KM" merupakan perwujudan dari dilaksanakannya penilaian status gizi di wilayah kerja Puskesmas "inggani. Kegiatan ini dilakukan dalam kegiatan posyandu yang dilaksanakan setiap bulan. Pada wilayah ,esusu 'engah terdapat - kasus anak gizi buruk dan . kasus anak dengan gizi kurang. Pada anak dengan gizi buruk dilakukan penanganan dengan diberikan penyuluhan dan bantuan makanan langsung ke rumah. "edangkan pada anak dengan gizi kurang dilakukan penanganan di 747 %7ommunity 4eeding 7enter& yang berlokasi di 5agarutu.
Masalah gizi pada balita dipengaruhi oleh berbagai #aktor penyebab. 8ntuk wilayah ,esusu 'engah, #aktor ekonomi merupakan penyebab tersering anak mengalami masalah gizi. Penyebab lainnya antara lain3 pengetahuan ibu tentang kesehatan, tingkat pendidikan ibu, dan pola asuh.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai