Mixer merupakan salah satu jenis ARTL yang masuk dalam klasifikasi ARTL mekanis yang
fungsinya sebagai pengaduk adonan Kue dan semacamnya. Mixer sering digunakan untuk
mengaduk adonan kue yang menggunakan campuran telur, tepung, dan larutan tertentu sehingga
ibu rumah tangga sering mengistilahkannya sebagai pengaduk telur. Tungkai pengaduknya
digerakkan oleh sebuah motor listrik melalui kopel roda-roda gigi. Variasi kecepatan putar dapat
diatur dengan sebuah saklar pilih yang diletakkan sedmikian rupa hingga mudah dijangkau oleh ibu
jari atau jari telunjuk yang sedang menggenggam gagang mixer.
Pemeriksaan komponen yang ada pada bagian dalam cukup melepaskan tiga sekrup pengikat
badan mixer. Dua sekrup di bagian depan, satu pada bagian belakang. Tungkai pengaduk yang
terdiri atas dua buah dapat dilepaskan dengan menekan tombol pelepas kait tungkai. Tombol ini
juga diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau dan berdampingan dengan saklar
pemilih kecepatan. Untuk mempermudah pengenalan komponen mixer tersebut.
Gambar tersebut memperlihatkan rangkaian kelistrikan mixer merek Philips type HR 1500/A1.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa sumber listrik yang diperlukan untuk menjalankannya adalah
tegangan AC 220 ~ 230 V pada frekuensi kerja 50 60 Hz. Sementara daya listrik yang akan
diserap sebesar 170 watt. Kemudian, rangkaiannya dilengkapi dengan kapasitor dan resistor yang
dipasang paralel. Kapasitor dan resistor tersebut berfungsi sebagai peredam frekuensi interferensi
yang ditimbulkan oleh motor mixer saat berputar.
Pengaturan kecepatan mixer dilakukan dengan memindahkan posisi saklar pemilih kecepatan (SW)
antara posisi 0 hingga posisi 3. Pengaturan kecepatan ini dapat dilakukan dengan SW, karena
posisi-posisi kecepatan yang ditunjukkan oleh SW berhubungan dengan belitan pengatur kecepatan
dan belitan bantu motor L1, L2 dan L3 yang terhubung seri menuju ke sikat1, masuk ke belitan rotor
(LR), keluar ke sikat2, masuk ke beliatan utama lalu kembali sumber listrik. Nilai resistansi L1
sebesar 24 ohm, L2 sebesar 20 ohm, dan L3 sebesar 14 ohm. Sementara itu resistansi belitan
stator (L4) dan rotor motor (LR) masing-masing 17 ohm dan 44 ohm.
3. Tusukkan tusuk kontak pada stop kontak sumber listrik AC tegangan 220 ~ 230 volt, 50 ~ 60 Hz.
Perhatian! Besaran ini tidak boleh dilanggar. Pelanggaran terhadap besaran listrik ini dapat
menyebabkan kerusakan fatal pada mixer
4. Posisikan saklar pemilih kecepatan mixer pada posisi 1. Motor mixer harus berputar bersama
kedua tangkai pengaduk adonan. Perputaran motor mixer ini terjadi karena adanya pengaliran arus
listrik dari sumber listrik menuju terminal saklar posisi 1, masuk ke ujung belitan L1, kemudian ke
belitan L2, belitan L3, lalu masuk ke ujung sikat1, ke komutator, masuk ke belitan rotor, ke sikat2,
masuk ke ujung belitan utama, dan berakhir kembali ke sumber listrik (terminal netral)
5. Ulangi langkah empat untuk posisi saklar pemilih kecepatan 2 dan 3. Putaran motor pada posisi 3
harus lebih cepat dari pada posisi 2 dan 1. Sementara putaran motor pada posisi 2 harus lebih cepat
daripada saat saklar pemilih kecepatan berada pada posisi pilih 1. Jika prosedure langkah 4 dan 5
tidak sukses
6. Jalankan mixer hingga adonan dianggap baik untuk dihentikan pengadukannya. Perhatian!
Jangan terlalu lama menjalankan motor mixer, hingga melebihi satu jam tanpa berhenti. Pemakaian
yang melibihi satu jam tanpa berhenti akan meningkatkan suhu panas motor dan akan berakibat
fatal. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan motor mixer terbakar
7. Bersihkan atau cuci bersih semua komponen mixer kecuali bodinya sesaat setelah digunakan
agar tidak berjamur. Perhatian! Bodi mixer tidak boleh dicuci. Di dalam bodi mixer terdapat motor
dan rangkaian kelistrikan mixer.
Ketika mixer dijalankan, maka arus listrik dari sumber listrik akan mengalir masuk ke dalam mixer
melalui tusuk kontak, saklar pemilih kecepatan, belitan bantu dan utama pada sisi satu, masuk ke
sikat1, komutator, belitan rotor, ke komutator, kemudian masuk pada belitan utama dan bantu pada
sisi dua, ke sikat2 dan kembali ke sumber. Oleh karena itu, jika mixer tidak jalan saat dihubungkan
pada sumber listrik, maka periksa semua titik-titik yang dilalui arus listrik tersebut. Ada yang tidak
beres pada salah satu atau beberapa titik-titik aliran arus tersebut. Penjelasan selanjutkan akan
dibahas pada sub pokoki bahasan perawatan dan perbaikan mixer
c) Masukkan kedua tangkai pengaduk adonan pada lubangnya dengan tepat hingga terdengar
suara klek.
d) Tusukkan tusuk kontak dengan benar pada stop kontak sumber listrik AC tegangan 220 ~ 230
volt, 50 ~ 60 Hz. Perhatian! Besaran ini tidak boleh dilanggar. Pelanggaran terhadap besaran listrik
ini dapat menyebabkan kerusakan fatal pada mixer. Pegang dengan baik ujung tusuk kontak (bukan
kabel penghantarnya) saat menusukkan dan melepaskan tusuk kontak ke dan dari stop kontak
e) Posisikan saklar pemilih kecepatan mixer pada posisi 1. Jangan langsung menggunakan posisi
tinggi (posisi 3). Motor mixer harus berputar bersama kedua tangkai pengaduk adonan.
f) Atur kecepatan mixer dengan perlahan, langkah demi langkah. Dari cepat ke lambat, atau dari
lambat ke cepat. Jangan menekan atau menggeser saklar pemilih kecepatan dengan serampangan.
Kecerobohan ini dapat merusak lidah-lidah kontak saklar pemilih kecepatan mixer.
g) Perhatian! Jangan terlalu lama menjalankan motor mixer, hingga melebihi satu jam tanpa
berhenti. Pemakaian yang melibihi satu jam tanpa berhenti akan meningkatkan suhu panas motor
dan akan berakibat fatal. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan motor mixer terbakar.
h) Bersihkan atau cuci bersih semua komponen mixer kecuali bodinya sesaat setelah digunakan
agar tidak berjamur.
i) Perhatian! Bodi mixer tidak boleh dicuci. Di dalam bodi mixer terdapat motor dan rangkaian
kelistrikan mixer. Pencucian bodi mixer akan membasahi motor dan rangkaian kelistrikan mixer. Hal
ini dapat mengakibatkan motor mixer dan rangkaian kelistrikan mixer terhubung singkat (korsleting).
Dampak selanjutnya adalah motor dan rangkaian kelistrikan motor akan terbakar ketika dijalankan
kembali.
atau
pemilih
putaran,
sikat,
komutator,
dan
kumparan
motor.
kondisi sikat, ganti jika sudah terlalu pendek sehingga kecekungan permukaannya tidak lagi
menutupi atau menyambung hubungan antara sikat dengan lamel-lamel komutator rotor.
Prinsip Kerja, Sejarah dan Pengertian Rice CookerRice Cooker atau penanak nasi merupakan alat
rumah tangga listrik yang berguna untuk memasak nasi.& ...
Prinsip Kerja, Sejarah Dan Bagian-Bagian Setrika ListrikA. Sejarah Ditemukannya SetrikaSiapakah
Orang yang Berperan Menemukan Setrika?Pada dasarnya, penemu ...
Prinsip Kerja, Pengertian Dan Bagian-Bagian Kipas AnginKipas angin dipergunakan untuk
menghasilkan angin. Fungsi yang umum adalah untuk pendingin udara, p ...
Cara Kerja, Pengertian dan Bagian-Bagian Microwave OvenMicrowave adalah sebuah gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 1 milimeter sampa ...
Fungsi, Pengertian dan Bagian-Bagian BlenderBlender merupakan salah satu alat rumah tangga
listrik (ARTL) yang digunakan untuk menghancurkan at ...
Fungsi dan Bagian-Bagian Elektrik Toaster | Pemanggang RotiPada dasarnya pemanggang roti atau
elektrik toaster adalah miniature dari oven listrik. Pemanggang ...
Prinsip Kerja, Pengertian dan Bagian-Bagian Mesin CuciMesin cuci merupakan peralatan rumah
tangga listrik yang terdiri dari komponen-komponen listrik yan ...
Prinsip Kerja, Sejarah dan Pengertian Vacuum CleanerVacuum Cleaner (Penghisap Debu) adalah
peralatan modern yang sangat membantu pekerjaan Rumah Tangga ...