Anda di halaman 1dari 14

Tugas Pokok, Fungsi, dan

Kegiatan Nutrisionis
Tugas pokok nutrisionis adalah melaksanakan pelayanan di bidang gizi, makanan, dan dietetik yang meliputi
pengamatan, penyusunan program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan, kelompok di masyarakat dan rumah
sakit maupun di institusi kesehatan lainnya. Fungsinya Nutrisionis adalah bersama dengan profesi lainnya untuk saling

mendukung dalam meningkatkan pelayanan gizi dan sekaligus status


gizinya. Sedangkan Kegiatan Nutrisionis berkaitan dengan pelayanan gizi, makanan dan dietetik dimulai dari
pengumpulan data sampai dengan pembuatan hasil laporan kegiatan.
Sesuai Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 32/Kep/M.PAN/4/2001 tanggal 4 April
2001 pasal 5, unsur dan sub unsur kegiatan Nutrisionis yang dinilai angka kreditnya terdiri dari :
1. Unsur Pendidikan, meliputi :
Mengikuti pendidikan sekolah dan mendapat gelar ijazah
Mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang gizi, atau makanan dan dietetik serta
mendapat Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL) atau sertifikat.
2. Unsur Pelayanan gizi, makanan dan dietetik, meliputi
Mempersiapkan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan detetik
Melaksanakan pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik
Menyiapkan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik
Melaksanakan pelayanan gizi, makanan dan dietetik
Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik
Melakukan efaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik
3. Unsur Pengembangan profesi, meliputi
Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik
Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya dibidang gizi, makanan dan dietetik
Memberikan bimbingan teknis di bidang gizi, makanan dan dietetik
Membuat buku pedoman petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis di bidang gizi, makanan dan
dietetik
Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik
Merumuskan sistem pelayanan gizi, makanan dan dietetik yang paling tepat dan mutakhir
Membuat buku standar/peraturan di bidang gizi, makanan dan dietetik.
4. Unsur Penunjang kegiatan pelayanan gizi, makanan dan dietetik, meliputi :
Mengajar atau melatih berkaitan dengan bidang gizi, makanan dan dietetik
Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya dalam bidang gizi, makanan dan dietetik serta kesehatan
terkait
Menjadi anggota organisasi profesi di bidang gizi, makanan dan dietetik serta kesehatan terkait
Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Nutrisionis
Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
Mendapat penghargaan/ tanda jasa.

Incoming Search Terms:


tugas pokok nutrisionis
tugas pokok dan fungsi nutrisionis
nutrisionis adalah
tupoksi nutrisionis pelaksana
tugas pokok ahli gizi
tugas pokok ahli gizi di rumah sakit
tupoksi nutrisionis
tupoksi ahli gizi rumah sakit
tupoksi gizi
tugas ahli gizi puskesmas
tugas pokok ahli gizi di puskesmas
tupoksi gizi rumah sakit
tugas ahli gizi di puskesmas
tugas ahli gizi di rumah sakit
tugas nutrisionis

Jabfung dan Angka Kredit Nutrisionis


Filed under GIZI MASYARAKAT
2

Pengertian Jabatan Fungsional


Nutrisionis dan Angka Kreditnya
Sebagaimana kita ketahui jabfung Nutrisionis telah diatur Sesuai keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka
Kreditnya. Keputusan ini anatra lain dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat khususnya di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, telah ditetapkan Jabatan
Fungsional Nutrisionis Kemudian keputusan Meneg PAN ini telah ditindak lanjuti dengan Keputusan
Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 894/MENKES/SKB/VIII/2001
dan nomor 35 tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka
Kreditnya.

Keputusan Meneg PAN serta Keputusan Bersama Menkes


dan Kepala BKN tersebut di atas merupakan tindak lanjut pula dari Peraturan Pemerintah Nomor 99
tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil.
Kemudian untuk kelancaran dan keseragaman pelaksanaan kegiatan teknis fungsional di bidang
pelayanan gizi, makanan da dietetik baik di masyarakat maupun rumah sakit maka setiap pemangku
jabatan fungsional nutrisionis harus memahami tugas pokok fungsi dan kegiatannya seperti yang
terdapat pada Keputusan MenPan No 23/KEP/M.PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka beberapa dasar hukum terkait jabatan fungsional nutisionis ini
sebagai berikut ;

1. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2001


tanggal 4 April 2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya, Buku I, Depkes RI,
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, tahun 2001.
2. Keputusan Bersama Menteri kesehatan RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
894/Menkes/SKB/VIII/2001 Nomor 35 tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Nutrisionis dan Angka Kreditnya, Buku II, Menkes RI dan Kepala BKN tahun 2001.
3. Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1306/Memkes/SK/XII/2001 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Nutrisionis, Buku III, Depkes RI,tahun 2002.
Berdasarkan Keputusan MenPan Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001 berikut beberapa
pengertian yang harus kita pahami :
Nutrisionis : Adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik baik di masyarakat maupun rumah sakit ( pasal 1 )
Nutrisionis Trampil : Adalah jabatan fungsional nutrisionis ketrampilan yang pelaksanaan
tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan prinsip, konsep dan metode
operasional kegiatan di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik ( pasal 1 ayat 2 )
Nutrisionis Ahli: Adalah jabatan fungsional nutrisionis keahlian yang pelaksanaan tugasnya
meliputi kegiatan teknis yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep,
teori, ilmu dan seni untuk mengelola kegiatan pelayanan gizi, makanan dan dietetik serta
pemberian pengajaran dengan cara sistematis dan tepat guna di bidang pelayanan gizi, makanan
dan dietetik ( pasal 1 ayat 3 )
Jabatan Fungsional Nutrisionis: Jabatan fungsional nutrisionis adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di
masyarakat maupun rumah sakit, pada perangkat pemerintah propinsi, kabupaten, kota dan unit
pelaksana kesehatan lainnya.
Pelayanan Gizi: Upaya pelayanan gizi, makanan dan dietetik adalah suatu usaha yang
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, sim,pulan,
anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status
kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit serta melindungi masyarakat dari malpraktek di
bidang gizi, makanan dan dietetik.
Masyarakat: Masyarakat adalah sekelompok orang orang yang mempunyai keinginan yang
sama dalam bidang gizi, makanan, dan dietetik, berada di bawah suatu wadah atau institusi seperti
Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas, Pusat Kebugaran, Pusat Latihan, Lembaga Pemasyarakatan, Panti
dan lain lain untuk mencapai status kesehatan optimal khususnya yang berkaitan dengan gizi,
makanan dan dietetik.
Gizi : Gizi adalah pengetahuan tentang makanan, mekanisme pencernaan makanan di dalam
tubuh manusia serta keterkaitan makanan dengan kesehatan.
Makanan: Makanan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hewani, hayati dan air, yang
dimasak atau diolah, atau tanpa dimasak/ diolah yang dipergunakan untuk konsumsi manusia
Dietetik: Kegiatan praktek dan penerapan ilmu dan seni pengaturan macam dan jumlah
makanan berdasarkan kondisi kesehatan, status medis, kebutuhan gizi dan sosial ekonomi klien,
baik untuk individu sehat atau sakit yang betujuan memberikan terapi gizi medis.
Diet : Diet adalah pengaturan macam dan jumlah makanan yang disusun berdasarkan
kebutuhan gizi individu dan bertujuan untuk memenuhi gizi klien sesuai dengan kondisi klien.
Status Gizi: Status gizi adalah keadaan gizi individu setelah dilakukan dengan suatu pengukuran
dengan membandingkan dua parameter, kemudian dirujuk dengan standar gizi yang berlaku.
Keadaan gizi dinyatakan baik, kurang atau buruk.
Jenjang jabatan nutrisionis dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, sesuai peraturan diatas
diatur sebagai berikut : ( Bab IV Pasal 6 )

Nutrisionis Terampil terdiri dari :


a. Nutrisionis Pelaksana
1. Pengatur, golongan ruang II/c
2. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d
b. Nutrisionis Pelaksana Lanjutan
1. Penata Muda, golongan ruang III/a
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
c. Nutrisionis Penyelia
1. Penata, golongan ruang III/c
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/d
Nutrisionis Ahli terdiri dari
a. Nutrisionis Pertama
1. Penata Muda, golongan ruang III/a
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
b. Nutrisionis Muda
1. Penata, golongan ruang III/c
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/d
c. Nutrisionis Madya
1. Pembina, golongan ruang IV/a
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b
3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c
Incoming Search Terms:

jabatan fungsional nutrisionis


nutrisionis
jabatan fungsional gizi
jabatan fungsional nutrisionis dan angka kreditnya
jabatan fungsional gizi dan angka kreditnya
jabfung nutrisionis
Jabatan nutrisionis
kepmenkes no 1306/menkes/sk/xii/2001 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional nutrisionis
nutrisionis dan angka kreditnya
pengertian nutrisionis
angka kredit nutrisionis
juknis menpan tenaga gizi
kegiatan jabatan dan fungsional DEPKES
kepmenpan ttg jafung nutrisionis
keputusan menpan no 23/KEP/M PAN/4/2001 tanggal 4 april 2001 tentang

PROGRAM G I Z I PUSKESMAS RIAM DURIAN


Tenaga pelaksana gizi (TPG) puskesmas adalah petugas pelaksana gizi di puskesmas yang menangani
upaya perbaikan gizi dalam bentuk program gizi maupun proyek gizi sesuai dengan wilayah kerja masing-
masing.

Tenaga gizi puskesmas atau tenaga pelaksana gizi puskesmas mempunyai peranan sebagai pelaksana
upaya pelayanan gizi di wilayah kerja puskesmas dan membantu kepala puskesmas sebagai fungsi
melaksanakan sebagian tugas pokok puskesmas dalam upaya perbaikan gizi.
Untuk menjalankan peranan tersebut, tenaga gizi puskesmas mempunyai fungsi:
1). Melakukan identifikasi masalah gizi;
2). Penentuan prioritas masalah gizi;
3). Penyusunan dan pemilihan alternatif pemecahan masalah;
4). Pelaksanaan pelayanan gizi di wilayah kerja puskesmas; dan
5). Monitoring dan evaluasi.

Tugas pokok tenaga gizi puskesmas puskesmas, adalah:

1 Menemukan masalah gizi yang ada di wilayah kerjanya, melalui:


.
1). Pengamatan sederhana (statistik sederhana);
2). Pemeriksaan register puskesmas;
3). Wawancara pola makan dan menu;
4).Membaca hasil laboratorium (misalnya Hb);

2 Membantu perencanaan intervensi gizi: 1). Membantu pimpinan dalam menentukan prioritas
. masalah gizi; 2). Menyajikan data masalah gizi di wilayah kerjanya ; 3). Membantu Kepala
Puskesmas menyusun dan memilih alternatif pemecahan masalah sesuai patokan ilmu gizi yang ada;

3 Melaksanakan pelayanan gizi individual sesuai permasalahan: 1). Untuk pasien rawat inap
. (diare, demam, KEP, TBC, ASI); 2). Untuk pasien rawat jalan (konsultasi gizi, diare, demam, ASI);

4 Melaksanakan pelayanan gizi di masyarakat: 1). Penyuluhan gizi masyarakat; 2).


. Bimbingan teknis gizi dan dietetik di posyandu; 3). Melatih kader untuk pelayanan gizi di posyandu;

5 Menilai status gizi: 1). Melakukan penilaian antropometri; 2). Menghitung prevalensi gizi kurang;
.

6 Menilai konsumsi makanan: 1). Melakukan pengumpulan data konsumsi makanan; 2). Melakukan
. perhitungan nilai gizi; 3). Melakukan penilaian konsumsi makanan; dan

7 Melakukan pelatihan kader.


.
Agustiana Dewi, AMG
Pengelola Program Gizi Puskesmas Riam Durian

MATRIKS RENCANA STRATEGIS PROGRAM GIZI


PUSKESMAS RIAM DURIAN 2011 - 2015

Kadarzi

Hitung Indeks Massa Tubuh Anda Di sini

Kartu Menuju Sehat (KMS) online


Sebuah kebanggaan yang tak tenilai harganya, pada usia kelima tahun, salah satu tenaga
kesehatan yaitu Tenaga Gizi Puskesmas Riam Durian dipercaya untuk mewakili Pemerintah
Kabupaten Kotawaringin Barat maju dalam lomba Tenaga Kesehatan Teladan tingkat Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2015 Adapun tujuan dari penilaian ini adalah memberi pengakuan dan
penghargaan untuk tenaga kesehatan dan puskesmas yang telah berupaya melaksanakan
pelayanan kesehatan khususnya pada program perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat......

Selengkapnya

KANTONG PENDAMPINGAN KELUARGA RAWAN GIZI


Sebuah inovasi program gizi di Puskesmas Riam
Durian..Selengkapnya lihat di sini

PENCAPAIAN PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS RIAM DURIAN TAHUN 2014

Pencapaian program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Riam Durian tergambar pada
papan data yang berisi antara lain :
Papan Data Pencapaian Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Capaian K/S, D/S, dan N/D Tahun 2012 s/d 2014

Grafik K/S, D/S, dan N/D

Indikator cakupan K/S memberikan gambaran tentang kemampuan posyandu dalam


mencakup sasaran balita diwilayah kerjanya agar terdaftar di posyandu dan memiliki
Kartu Menuju Sehat (KMS). Cakupan K/S pada tahun 2014 di wilayah kerja
Puskesmas Riam Durian secara keseluruhan mencapai 87,5% meningkat
dibandingkan cakupan pada tahun 2013 dan 2012.
Indikator cakupan D/S memberikan gambaran tentang kemampuan posyandu dalam
mencakup sasaran balita diwilayah kerjanya untuk hadir dan ditimbang berat
badannya di posyandu. Target :Minimal 80%. Cakupan D/S pada tahun 2014 di
wilayah kerja Puskesmas Riam Durian secara keseluruhan mencapai 65%, meningkat
dari cakupan tahun 2013 dan 2012.
Indikator cakupan N/D memberikan gambaran tentang kemampuan posyandu dalam
mencakup sasaran balita diwilayah kerjanya agar berat badan balita yang ditimbang
naik dibandingkan berat badan satu bulan sebelumnya. Cakupan N/D pada tahun 2014
di wilayah kerja Puskesmas Riam Durian secara keseluruhan mencapai 75%,
meningkat dibandingkan cakupan tahun 2013 dan 2012.

Capaian Balita Mendapat Kapsul Vitamin A

Grafik Balita Mendapat Kapsul Vitamin A

Kegiatan pemberian vitamin A dosis tinggi di wilayah kerja Puskesmas Riam Durian
untuk balita dilaksanakan pada bulan pebruari dan agustus dengan waktu tambahan
satu bulan sesudahnya sedangkan untuk ibu nifas diberikan sepanjang tahun selama 2
kali untuk setiap ibu bersalin dengan selang waktu pemberian min 24 jam.

Capaian Bumil Mendapat 90 Tablet Fe


Grafik Bumil Mendapat 90 Tablet Fe

Kegiatan pemberian tablet Fe di wilayah kerja Puskesmas Riam Durian untuk ibu
hamil dilaksanakan sepanjang tahun sesuai dengan jumlah ibu hamil. Cakupan
pemberian Fe 90 tablet untuk ibu hamil pada tahun 2014 mencapai 91% menurun dari
cakupan tahun 2013 yang mencapai 94%.

Grafik Bumil Mendapat 90 Tablet Fe

Kegiatan pemberian tablet Fe di wilayah kerja Puskesmas Riam Durian untuk ibu
hamil dilaksanakan sepanjang tahun sesuai dengan jumlah ibu hamil. Cakupan
pemberian Fe 90 tablet untuk ibu hamil pada tahun 2014 mencapai 91% menurun dari
cakupan tahun 2013 yang mencapai 94%.

Capaian Bayi Mendapat Asi Eksklusif

Cakupan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia usia 6 bulan pada tahun 2014
sebesar 56%. Hasil ini jauh dari target Kementerian Kesehatan RI sebesar 80%.
Grafik Bayi Mendapat ASI Eksklusif

Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodium pada tahun 2014 di
wilayah kerja Puskesmas Riam Durian secara keseluruhan mencapai 89%, lebih baik
dari tahun 2013 dan tahun 2012.

Pencapaian program perbaikan gizi masyarakat Puskesmas Riam Durian tahun 2014.

Grafik Pencapaian K/S

Untuk tahun 2014 persentase K/S dari awal tahun hingga akhir tahun sudah mencapai
target pencapaian indikator progra perbaikan gizi masyrakat.

Cakupan N/D
Grafik Pencapaian N/D

Cakupan N/D di wilayah Puskesmas Riam Durian mulai bulan maret


dan bulan bulan berikutnya sudah mencapai target.

Cakupan D/S

Partisipasi masyarakat atau presentase balita yang ditimbang tahun 2014 belum
mencapai 85%, hal ini dapat kita ketahui bahwa kesadaran dan kepedulian masyarakat
untuk datang ke posyandu masih kurang.

Grafik Pencapaian D/S

Cakupan Bayi/Balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi Thun 2014
Grafik Bayi/Balita yang mendapat vitamin A dosis tinggi

Secara keseluruhan cakupan Bayi/Balita yang mendapat vitamin A dosis tinggi sudah
mencapai target yang diharapkan.

Cakupan Ibu Nifas yang mendapat 2 kapsul Vitamin A dosis tinggi.

Ibu Nifas yang mendapat 2 kapsul vitamin A dosis tinggi sudah mencapai target SPM
yang diharapkan, karena sudah terjalin kemitraan antara bidan dengan dukun bayi
sehingga persalinan baik dengan nakes dengan dukun bayi pasti akan mendapat
kapsul vitamin A dosis tinggi.

Grafik Pencapaian Bufas dapat vitamin A

Cakupan Ibu Hamil yang mendapat 90 Tablet Fe (Tambah darah)


Grafik Pencapaian Ibu Hamil yang mendapat 90 tablet Fe.

Walaupun pada awal tahun hingga bulan April pencapaian Ibu hamil yang mendapat
90 Tablet Fe (tambah darah) masih dibawah target, namun kemudian pada bulan Mei
hingga akhir tahun 2014 pencapaian Ibu hamil sudah sesuai target yang diharapkan.

Cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif

Grafik bayi mendapat ASI Eksklsif

Untuk cakupan ASI Eksklusif dari tahun ke tahun memang masih rendah, ini
disebabkan antara lain karena kurangnya kesadaran dari Ibu untuk menyusui anaknya,
banyaknya promosi susu formula dan tingkat pendidikan Ibu yang masih rendah.
Selain itu kurangnya ketersediaan tempat/ruangan dimana saja bagi Ibu untuk
menyusui anaknya. Oleh sebab itu di Puskesmas Riam Durian untuk meningkatkan
cakupan ASI Eksklusif disediakan ruang ASI sehingga apabila ada pasien yang
mempunyai bayi berkunjung bisa menyusui dengan nyaman diruang ASI yang telah
disediakan.
Cakupan Rumah Tangga yang mengkonsmsi garam beriodium.

Untuk wilayah Puskesmas Riam Durian pencapaian rumah tangga yang


mengkonsumsi garam beriodium selalu mencapai target yang diharapkan, namun
harus tetap waspada karena pada tahun 2003 di Kecamatan Kotawaringin Lama
pernah terjadi endemis gondok.

Grafik cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodium

Kembali

Anda mungkin juga menyukai