Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR

NOMOR : 074/KEP-DIR/RSHBM/III/2018

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI DAN TATA BOGA


RS HERMINA BANYUMANIK

DIREKTUR RS HERMINA BANYUMANIK

Menimbang : a. bahwa untuk mencapai pelayanan gizi yang bermutu diperlukan upaya-
upaya yang dapat direalisasikan dan perlu dikeluarkannya Kebijakan di
Urusan Gizi dan Tata Boga yang mengatur seluruh kegiatan ;
b. bahwa dengan adanya Kebijakan yang mengatur kegiatan di Urusan Gizi
dan Tata Boga diharapkan seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dan
dijalankan sesuai dengan yang telah ditentukan ;
c. bahwa adanya butir a dan b perlu adanya Kebijakan yang mengatur
kegiatan di Urusan Gizi dan Tata Boga sehingga diharapkan seluruh
kegiatan dapat dilaksanakan dan dijalankan sesuai dengan yang telah
ditentukan ;
Mengingat : 1. Undang – undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-undang RI No 8 tahun 1999 pasal 4 tentang perlindungan
konsumen.
3. Undang-undang RI No.23 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Menkes RI No 159B/1988 tentang rumah sakit.
5. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) Depkes RI tahun
2013.
6. Kepmenkes RI No ; 382/Menkes/SK/2007 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya
7. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan
Gizi Pangan
MEMUTUSKAN :

Menetapkan
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RS HERMINA BANYUMANIK
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI DAN TATA BOGA DI
RUMAH SAKIT HERMINA BANYUMANIK
Kedua : Kebijakan ini sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan operasional
di Urusan Gizi dan Tata Boga tertuang dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Dengan dikeluarkannya keputusan ini, maka Keputusan Direktur Rs
Hermina Banyumanik Nomor 074/KEP-DIR/VIII/2014 tentang
Kebijakan Pelayanan Gizi dan Tata Boga di RS Hermina Banyumanik
dinyatakan tidak berlaku lagi
Keempat : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 25 Maret 2018
DIREKTUR

dr. ASMI JUSTINA W, MM


Lampiran Keputusan Direktur Nomor 074/KEP-DIR/RSHBM/III/2018 tentang Kebijakan Pelayanan
Gizi dan Tata Boga di Rumah Sakit Hermina Banyumanik
A. PELAYANAN GIZI
1. Proses asuhan gizi dilakukan oleh seorang dietisien dengan kualifikasi pendidikan D3 Gizi
yang kompeten melakukan identifikasi pasien yang memerlukan asesmen nutrisional.
2. Skrining Gizi dilakukan oleh perawat pada 24 jam setelah pasien masuk rawat inap
menggunakan skoring NRS (Nutrition Risk Screening) untuk dewasa dan STRONG untuk
anak. Apabila pasien dengan risiko nutrisi (hasil skor skrining ≥ 2), pasien akan
dikonsulkan ke Ahli Gizi untuk assessment lebih lanjut dan dibuat rencana mendapatkan
terapi nutrisi.
3. Pilihan berbagai variasi makanan yang sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten
dengan asuhan klinisnya tersedia secara regular.
4. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien, tersedia secara reguler.
5. Makanan dan minuman sebelum diberikan pada pasien baru rawat inap dipesan dan dicatat
sesuai dengan status gizi serta diet/ kebutuhan pasien.
6. Pasien diberikan variasi makanan secara konsisten sesuai dengan kondisi dan
pelayanannya. Pasien untuk kelas S.Room, SVIP, VIP, Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3 dapat
memilih menu makan kecuali pada pasien diet khusus dan dicatat pada formulir yang telah
disediakan.
7. Pemberian edukasi kepada keluarga pasien mengenai diet yang dijalani selama perawatan
di Rumah Sakit, apabila keluarga pasien menyediakan makanan dari luar. Edukasi yang
diberikan mengenai pembatasan diet, makanan yang dilarang/ kontra indikasi dengan
kebutuhan dan rencana pelayanan.
8. Penyediaan makanan dari luar Rumah Sakit oleh keluarga pasien harus berupa makanan
sekali habis atau makanan kering. Penyimpanan makanan dari luar Rumah Sakit untuk
pasien disimpan sesuai dengan ketentuan dan kelaurga diberi edukasi mengenai resiko
kontaminasi dan pembusukan.
9. Waktu penyimpanan pemberian makanan matang maksimal 6 jam setelah matang. Jika
lebih dari 6 jam maka makanan harus ditarik kembali.
10. Sebelum makanan dibawa ke ruang perawatan, ahli gizi harus mengecek seluruh makanan
terlebih dahulu. Makanan sebelum didistribusikan kepada pasien harus dicek kembali oleh
perawat ruangan bersama petugas pramusaji.
11. Melakukan proses menyeluruh untuk merencanakan, memberikan, dan memonitor terapi
nutrisi pasien.
12. Proses monitoring terhadap respon terapi nutrisi pasien dilakukan secara terus menerus dan
dilakukan evaluasi terhadap hasil tersebut serta dicatat dalam berkas rekam medis pasien.

B. PELAYANAN TATA BOGA


1. Penyelenggaraan makan untuk pasien rawat inap di Rumah Sakit Hermina Banyumanik
dikelola oleh sesorang Nutrisionis dengan kualifikasi pendidikan D3 atau S1.
2. Proses penyelenggaraan makanan yang meliputi perencanaan dan pengadaan bahan
makanan, penerimaan, penyimpanan, pengolahan, penyajian, dan pendistribusian
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (PERMENKES No.
1096 tahun 2011 tentang Higene Sanitasi Jasa Boga).
3. Perencanaan dan pengadaan bahan makanan harus sesuai serta memenuhi kebutuhan yang
diperlukan. Perencanaan kebutuhan makan pasien dan karyawan disusun dengan standar
bahan, siklus menu, harga dan jumlah pasien. Perputaran siklus menu karyawan 15 hari
dan pasien 10 hari.
4. Makanan disiapkan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan.
Perencanaan dan pengadaan bahan makanan dilakukan H-1 sebelum pengolahan.
Penerimaan bahan makanan dari rekanan harus sesuai dengan spesifikasinya, baik kualitas
maupun kuantitas bahan.
5. Makanan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan.
Penyimpanan bahan makanan basah disimpan di freezer atau chiller, untuk bahan
makanan kering disimpan pada rak dengan sistem First In First Out (FIFO) dan First
Expired First Out (FEFO).
6. Setiap makanan matang diambil sampel untuk mengetahui sumber kontaminasi makanan
apabila terjadi penyakit akibat keracunan makanan.
7. Makanan dan produk nutrisi termasuk produk nutrisi enteral harus tersedia untuk
memenuhi kebutuhan khusus pasien. Produk enteral disimpan sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Pembuatan produk nutrisi enteral dilakukan menjelang waktu pemberian (5-10
menit) kepada pasien.
8. Penggunaan pisau dan talenan disesuaikan degan fungsinya sesuai label yang telah
diberikan.
9. Pendistribusian makanan dilakukan secara tepat waktu yaitu makan pagi pada pukul 07.00
WIB, snack pagi pukul 09.00 WIB, makan siang pukul 12.00 WIB, snack siang pukul
14.00 WIB, dan makan malam pada pukul 18.00 WIB serta memenuhi permintaan khusus
pasien.
10. Pencucian peralatan makan, peralatan masak dilakukan untuk mengurangi pencemaran dari
sisa makanan. Pencucian peralatan makan kotor pasien dilakukan pada pukul 10.00 WIB,
pukul 15.00, dan pukul 19.00. Peralatan makan dan masak ditempatkan pada tempat yang
aman agar peralatan siap digunakan.
11. Seluruh petugas Gizi dan Tata Boga wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) di
lingkungan kerja dan kebersihan tenaga penjamah makanan memenuhi standar hygiene.
12. Praktek pelaksanaan memenuhi peraturan dan perundangan yang berlaku sesuai
PERMENKES No. 1096 tahun 2011 tentang Higiene dan Sanitasi Jasa Boga

Anda mungkin juga menyukai