Anda di halaman 1dari 6

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KURNIA SERANG

NOMOR: 014/PER/DIR/RSKS/I/2015

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI

DIREKTUR RUMAH SAKIT KURNIA SERANG

Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Kurnia Serang maka
diperlukan penyelenggaraan gizi bermutu tinggi.
b. Bahwa agar pelayanan gizi di Rumah Sakit Kurnia Serang dapat terlaksana dengn baik,
perlu adanya Kebijakan Pelayanan Unit Gizi sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan Gizi di RS Kurnia Serang.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b, perlu
ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Kurnia Serng tentang Kebijakan
Pelayanan Unit Gizi yang digunakan sebagai acuan dalam pedoman, prosedur dan
segala proses di bidang pelayanan Unit Gizi RS Kurnia Serang.

Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.26 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 78 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT GIZI RS KURNIA SERANG YANG DIMAKSUD DALAM
KEPUTUSN SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM LAMPIRAN KEPUTUSAN INI
KEDUA : Perubahan kebijakan akan dilakukan sesuai dengan perkembangan yang ada
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai ada keputusan lain yang
mengaturnya lebih lanjut
KEEMPAT : Apabila dikemudian hari ternyata dapat kekeliruan dalam penetapan ini, maka akan
diadakan pperbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Serang
Pada tanggal :12 Januari 2015

Direktur RS Kurnia Serang

Dr. Wahyu Hapsari, MARS


NIP. 150501
Lampiran Peraturan Direktur RS Kurnia Serang

Nomor : 014/PER/DIR/RSKS/I/2015
Tanggal : 12 Januari 2015
Tentang : Kebijakan Pelayanan Gizi RS Kurnia Serang

KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI


RUMAH SAKIT KURNIA SERANG

I. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Kurnia Serang


1. Pelayanan gizi diselenggarakan secara terintegrasi dengan unit pelayanan lain untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
2. Cakupan Pelayanan Gizi, meliputi :
a. Memproduksi dan mendistribusikan makanan meliputi :
Menyusun standar makanan rumah sakit sesuai dengan penuntun diet dan kebijakan rumah
sakit.
Menyusun kebutuhan diet pasien rawat inap.
Menyusun formula, menu dan perencanaan kebutuhan bahan makanan.
Menyusun rencana kerja dan Pelayanan Gizi.
Melakukan pengadaan bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan dan
distribusi bahan makanan.
Mengelola produksi dan distribusi makanan bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta
karyawan sesuai dengan kebutuhan.
b. Pelayanan gizi pasien rawat inap meliputi :
Menyusun rancangan diet pasien rawat inap sesuai dengan keadaan pasien dan penyakitnya.
Melakukan evaluasi diet di ruang rawat inap.
c. Penyuluhan dan konsultasi gizi rawat jalan

II. Standar Makanan Pasien


1. Standar makanan pasien terdiri dari standar umum makanan biasa dan standar umum makanan diet
menurut nilai gizi dan penyakit pasien.
2. Standar umum makanan biasa dan standar umum makanan diet disusun oleh alhi gizi.
3. Standar umum makanan biasa dan standar umum makanan diet diatur berdasarkan kelas perawatan
yang berlaku tanpa mengurangi nilai gizi yang dibutuhkan.

III. Pelayanan Gizi untuk Karyawan


1. Dokter dan management mendapatkan pelayanan gizi berupa 1 porsi snack dan air mineral.
2. Karyawan dinas malam mendapatkan pelayanan gizi berupa 1 paket ekstra fooding.

IV. Menu Makanan pasien


1. Menu makanan pasien disusun oleh tim yang terdiri dari ahli gizi dan juru masak
2. Selama dirawat di rumah sakit pasien tidak diperkenankan mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit.
Keluarga yang menyediakan makanan diberikan edukasi tentang pembatasan diet pasien
3. Selama dirawat di rumah sakit, ada bermacam variasi pilihan makanan bagi pasien yang konsisten
dengan kondisi dan pelayanannya
4. Pasien baru kelas VIP dan 1 mendapatkan paket welcome drink
5. Perencanaan menu pasien menggunakan siklus menu 10 hari dengan periode pergantian menu setiap 6
bulan sekali
6. Pemberian makanan pasien diatur sesuai ketetapan Direksi RS Kurnia Serang yang tertuang dalam Buku
Peraturan Makan, Standar Makanan dan Tarif Makanan Pasien
V. Penentuan Diet Pasien
1. Diet pasien rawat inap ditentukan oleh DPJP
2. Pemesanan dan pencatatan diet di ruang perawatan dilakukan oleh perawat
3. Perencanaan pemesanan diet pasien baru di luar ruang perawatan dilakukan oleh unit gizi
4. Pemesanan diet pasien didasarkan atas status gizi dan kebutuhan pasien
5. Penyusunan diet dilakukan oleh ahli gizi, diet diterjemahkan ke dalam menu dan porsi makanan serta
frekuensi makan yang diberikan
6. Makanan diberikan dalam berbagai bentuk/konsistensi : biasa, lunak, saring, cair dll sesuai dengan
kebutuhan dengan memperhatikan macam dan jumlah bahan yang digunakan
7. Bila diet perlu penyesuaian, ahli gizi berkonsultasi dengan dokter yang bertanggung jawab untuk
dilakukan perubahan/evaluasi.
8. Penyusunan diet pasien berdasarkan Penuntun Diet tahun 2004

VI. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan


1. Perencanaan kebutuhan bahan makanan pasien berdasarkan macam bahan makanan yang diperlukan,
jumlah pasien, kurun waktu yang ditentukan, standart porsi serta standar pemberian makanan yang telah
ditetapkan rumah sakit.
2. Perencanaan kebutuhan bahan makanan menggunakan siklus menu 10 hari

VII. Pengadaan Bahan Makanan


1. Pengadaan bahan makanan pasien berdasarkan spesifikasi bahan makanan, perhitungan harga
makanan, pemesanan dan pembelian bahan makanan dan survey pasar.
2. Pemesanan bahan makanan berdasarkan pedoman menu, jumlah pasien yang dilayani dan periode
pemesanan yang ditetapkan.
3. Pemesanan kebutuhan bahan makanan kering melalui bagian logistik (gudang umum) dan pemesanan
kebutuhan bahan makanan basah melalui supplier.
4. Unit gizi diperbolehkan membeli kebutuhan bahan makanan di luar logistik atau supplier apabila stock
bahan makanan kosong.
5. Semua transaksi keuangan terpusat di unit keuangan dan akuntansi.

VIII. Penerimaan, Penyimpanan, dan Penyaluran Bahan Makanan


1. Bahan makanan yang diterima harus sesuai daftar pesanan dan spesifikasi bahan makanan yang telah
ditetapkan.
2. Bahan makanan basah/segar sebelum disimpan dilakukan pembersihan dan pencucian untuk mengurangi
resiko kontaminasi dan pembusukan.
3. Penyimpanan bahan makanan menggunakan sistem FIFO.
4. Adanya pencatatan pemasukan dan pengeluaran bahan makanan.
5. Penyimpanan bahan makanan dilakukan sesuai dengan persyaratan dari pedoman PGRS 2013 meliputi
lama penyimpanan, suhu, dan tempat penyimpanan masing-masing bahan makanan.
6. Penyimpanan produk nutrisi enteral/formula disimpan sesuai dengan rekomendasi pabrik.
7. Penggunaan produk nutrisi enteral/formula disesuaikan dengan kebutuhan gizi pasien.
8. Penyimpanan makanan matang disimpan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan rumah sakit.
9. Dilakukan sampel makanan untuk makan pagi, makan siang dan makan sore.
10. Pengontrolan suhu penyimpanan bahan makanan dilakukan 2X sehari.
11. Penyaluran bahan makanan disesuaikan dengan daftar jumlah permintaan bahan makanan yang
dibutuhkan.
12. Persiapan bahan makanan yang digunakan disesuaikan dengan standar porsi, standar resep dan standar
bumbu yang telah ditentukan.
13. Penggunaan tempat dan peralatan dalam persiapan bahan makanan dibedakan berdasarkan jenis bahan
makanan untuk menghindari resiko kontaminasi dan pembusukan.
14. Pengolahan bahan makanan berdasarkan menu, pedoman menu dan siklus menu yang telah ditentukan.
15. Tekhnik/cara pengolahan bahan makanan disesuaikan dengan jenis bahan makanan tanpa mengurangi
resiko kehilangan zat gizi bahan makanan.
IX. Distribusi Makanan Pasien
1. Makanan pasien diberikan sesuai dengan nutrisi pasien dan tersedia secara reguler.
2. Sistem distribusi makanan pasien dilakukan dengan sistem sentralisasi.
3. Sebelum memberi makan pasien, semua pasien rawat inap telah memesan makanan dan dicatat di dalam
buku diit.
4. Distribusi makanan disesuaikan dengan jumlah diet dan porsi yang telah ditentukan.
5. Sebelum makanan didistribusikan ke pasien, dilakukan uji cia rasa makanan oleh ahli gizi.
6. Penyajian dan pemorsian makanan pasien disesuaikan dengan jumlah pasien, diet pasien dan kelas
perawatan.
7. Pendistribusian makanan dilakukan secara tepat waktu untuk memenuhi permintaan khusus.
8. Waktu pemberian makan dan minuman untuk pasien adalah : makan pagi jam 06.30 07.00 WIB, makan
siang jam 11.30 12.00 WIB, makan sore jam 16.30 17.00 WIB.
9. Waktu jam pengambilan makan pasien adalah 1 jam setelah pemberian makan pasien.
10. Penambahan makan pasien baru setelah waktu pemberian makan maksimal 1 jam setelah pemberian
makan dan ditulis di daftar permintaan makan pasien.
11. Identifikasi pasien dilakukan pada masa pemberian makan pasien.

X. Pelayanan Gizi Pasien Rawat Inap


1. Skrining gizi pasien baru dilakukan selama 1 x 24 jam.
2. Pasien dengan resiko nutrisi akan mendapatkan terapi nutrisi lanjutan oleh ahli gizi.
3. Terpi nutrisi lanjutan meliputi assesmen/perencanaan terapi nutrisi, diagnose terapi nutrisi,
intervensi/perencanaan terapi nutrisi, evaluasi dan monitoring nutrisi.
4. Monitoring dan evaluasi nutrisi dilakukan setiap hari bagi pasien resiko nutrisi untuk mengetahui respon
pasien terhadap intervensi nutrisi.
5. Pelayanan gizi rawat inap selain tersebut pada kebijakan di atas, dapat diberikan atas permintaan pasien
atau keluarga dan konsulan dari Dokter Penanggung Jaawab Pasien (DPJP).
6. Setelah selesai memberikan konsultasi gizi rwat inap maka harus ada verifikasi bahwa pasien dan
keluarga sudah jelas dengan penjelasan konsultasi gizi.
7. Respon pasien terhadap terapi nutrisi dicatat dalam rekam medis pada lembar catatan terintegrasi
menggunakan format ADIME.
8. Pencatatan riwayat pasien beresiko nutrisi dicatat dalam formulir asuhan gizi.

XI. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


1. Penyuluhan dan konsultasi gizi dilakukan oleh ahli gizi di ruang rawat inap dan poli gizi.
2. Sasaran penyuluhan dan konsultasi gizi mencakup pasien rawat inap, pasien rawat jalan, serta
masyarakat rumh sakit/pengunjung.

Bagi Pasien Rawat Inap


1. Penyuluhan dan konsultasi gizi dilakukan setelah dokter menetapkan terapi farmasi dan diet, dengan
melakukan kunjungan ke pasien dan melibatkan pasien.
2. Konseling gizi ulang dilakukan apabila pasien tidak mengikuti dietnya, ada perubahan diet dan pasien
ingin makan makanan dari luar.
3. Bagi pasien yang memerlukan diet khusus setelah di rumah, petugas wajib memberi penyuluhan sebelum
pasien pulang dari rumah sakit dan memberi leflet/brosur sesuai dengan dietnya.

Bagi Pasien rawat Jalan


1. Konseling gizi diberikan pada pasien yang membutuhkan, dengan membawa surat pengantar dari dokter
atau datang sendiri dengan membawa hasil laboratorium, rujukan dokter yang berisi diagnosa klinis, hasil
laboratorium dan diet yang harus dijalankan.
2. Konseling gizi di rawat jalan diberikan oleh ahli gizi sesuai dengan standar pelayanan gizi yang berlaku.
3. Semua hasil kegiatan Konseling gizi dicatat pada rekam medis dan merupakan laporan kepada dokter
yang mengirim.
Bagi Masyarakat Umum/Pengunjung Rumah Sakit
1. Penyuluhan gizi dilaksananakan secara berkala, bekerja sama dengan Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
2. Kegiatan penyuluhan gizi di luar Rumah Sakit Kurnia Serang bekerja sama dengan lintas direktorat,
seperti keperawatan dan Medis.
3. Bagi Instansi/Perusahaan yang membutuhkan penyuluhan gizi dilaksanakan dengan persetujuan Direktur.
4. Ahli Gizi atau Tim dengan dokter atau perawat yang ditunjuk mendapat surat penugasan dari direksi.

XII. Penanganan Makanan dan Alat Makan Pasien Infeksi


1. Penanganan makanan bagi pasien dengan penyakit infeksi disesuaikan dengan standar diet umum
makanan diet yang diberikan.
2. Petugas wajib memisahkan dan memberi label/kode khusus pada alat makan pasien dengan penyakit
infeksi/menular.

XIII. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


1. Setiap petugas bertanggung jawab memelihara kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
2. Alat yang tidak bisa diperbaiki harus segera ditindaklanjuti.
3. Setiap karyawan harus mengetahui cara menanggulangi kebakaran.
4. Pekerjaan yang ditugaskan disesuaikan dengan jak kerja yang telah ditetapkan dan pegawai diberi waktu
untuk istirahat.
5. Pencatatan dan pelaporan penyakit akibat kerja dilakukan setiap ada kejadian ke bagian K3 rumah sakit.

XIV. Kebersihan dan Penyehatan Lingkungan


1. Kebersihan ruangan gizi dilakukan setiap hari.
2. Penyemprotan insektisida ruangan gizi dilakukan 1x dalam 2 minggu.
3. Sampah dibagian gizi dibedakan 2 jenis yaitu sampah kering dan sampah basah.
4. Tidak diperbolehkan membuang sisa makanan ke dalam bak pencucian dan saluran wastafel.
5. Kebersihan tempat kerja dilakukan setelah selesai kegiatan.
6. Pembuangan sampah dilakukan secara kontinue yaitu 3x atau jika mendekati penuh ditempat sampah
yang telah disediakan.
7. Peralatan memasak dicuci setiap kali digunakan.

XV. Pemeliharaan dan Perbaikan Ruang dan Alat


1. Pengoperasian peralatan sesuai dengan petunjuk yang sudah ada.
2. Service alat pendingin dilakukan setiap 1 bulan sekali atau jika sebelum 1 bulan terjadi kerusakan.
3. Pembersihan exhause pan dilakukan setiap 1 minggu sekali atau jika kotor sebelum 1 minggu.
4. Pembersihan kipas angin dilakukan setiap 2 minggu sekali atau jika kotor sebelum 2 minggu.
5. Perbaikan ruangan ataupun peralatan yang rusak segera dibuatkan perbaikan dengan menggunakan
formulir perbaikan.
6. Pembersihan kompor dan peralatan dapur lainnya dibersihkan setiap hari.
7. Pembersihan trolley makanan dibersihkan setelah selesai menggunakan troli makanan.

XVI. Pencegahan Penularan Penyakit Infeksi


1. Setiap karyawan gizi diwajibkan memakai Alat pelindung Diri (APD).
2. Kuku tidak boleh panjang dan selalu bersih.
3. Saat masuk dapur, sebelum dan setelah bekerja serta seteah dari kamar mandi setisp petugas harus
melakukan cuci tangan 6 langkah.
4. Petugas gizi dilakukan pemeriksaan MCU 1x dalam 1 tahun.
5. Petugas gizi dilakukan pemeriksaan uji rectal swab setip 6 bulan sekali.
6. Petugas gizi yang menderita flu dan batuk ringan supaya memakai masker doubel atau diberi tissu dan
harus sering diganti serta mematuhi etika batuk.
7. Pemeriksaan mikrobiologi untuk makanan dan minuman dilakukan setiap 6 bulan sekali.
8. Pemeriksaan kualitas air minum dilakukan 1 tahun sekali.
9. Pemeriksaan mikrobiologi untuk alat makan dilakukan setiao 6 bulan sekali.
XVII. Kebersihan Perorangan
1. Setiap petugas bertanggung jawab kepada kebersihan masing-masing.
2. Selalu menggunakan APD yang sesuai dengan bagian masing-masing.
3. APD hanya digunakan pada area dapur sehingga bila ingin ke luar dapur semua APD harus dilepas
diletakan di ruang ganti.
4. Petugas mencuci tangan dengan menggunakan handrub atau sabun dengan air mengalir sesuai
dengan 6 langkah cuci tangan yang dilakukan sebelum mengolah makanan, setelah memegang
sampah, setelah dari kamar mandi, setelah memegang bahan makanan mentah dan akan memproses
makanan matang.
5. Berkuku pendek dan tidak memakai pewarna kuku.
6. Tidak menggunakan perhiasan seperti cincin.
7. Berpakaian bersih dan rapi.
8. Tidak bercakap-cakap pada saat mengolah makanan.
9. Menghindari batuk dan bersin di depan makanan.
10. Menjamah makanan matang dengan menggunakan alat seperti penjepit, dsb.

XVIII. Ketenagaan, Sumber Daya Manusia dan Kegiatan Karyawan Gizi


1. Petugas yang mengikuti pelatihan atau pendidikan minimal setelah mempunyai masa kerja kurang
lebih 2 tahun dan disesuaikan dengan bidangnya.
2. Setip petugas harus mengerti tata cara menerima telepon dengan baik.
3. Telepon gizi hanya dipergunakan untuk keperluan dinas.
4. Petugas meneerapkan 3S (Senyum, Sapa, Salam) dalam pelayanan.
5. Setiap kegiatan yang ada di bagian gizi harus didokumentasikan.
6. Pencatatan kesalahan dalam proses produksi dan pelayanan gizi dilakukan oleh koordinator
pelayanan gizi.

XIX. Pelaporan Gizi


1. Pelaporan dibagian gizi meliputi pelaporan harian dan bulanan.
2. Pelaporan menjadi tanggung jawab koordinator gizi.

XX. Monitoring dan Evaluasi terhadap Pelayanan Gizi


Untuk membantu meningkatkan mutu pelayanan gizi wajib dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
dokumen kebijakan dan prosedur, serta kegiatan pelayanan gizi, yang meliputi :
1. Kepatuhan petugas terhadap semua kebijakan dan prosedur pelayanan gizi, setiap per 6 bulan.
2. Pemantauan terhadap uraian tugas karyawan pelayanan gizi 1x/tahun.
3. Survei kepuasan pelanggan internal terhadap pelayanan gizi setiap per 6 bulan.
4. Survei kepuasan pelanggan eksternal terhadap pelayanan gizi setiap per 6 bulan.
5. Mengobservasi makanan tersisa ke unit rawat inap setiap bulan.
6. Ketepatan terhadap pemberian jam makan pasien.
7. Terpenuhinya kegiatan edukasi gizi pada pasien rawat inap selama masa perawatan minimal 1x
edukasi.
8. Pencatatan kesalahan penyerahan diet pasien setiap ada kesalahan.
9. Kegiatan monitoring dilakukan terhadap : a. Pencatatan dan pelaporan, b. Pengawasan standar porsi,
c. Pengawasan harga.
10. Kegiatan pengendalian dilakukan terhadap Pengendalian biaya dan Pengendalian tenaga/SDM

XXI. Sistem Informasi Pencatatan Kesalahan, Kecelakaan, Keluhan Pasien


1. Sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi mencakup kesalahan pemberian pelayanan gizi,
kecelakan di tempat produksi atau di tempat pelayanan gizi lain dan keluhan dari pasien.
2. Pencatatan dilakukan berdasarkan laporan langsung dari pasien/karyawan ke unit gizi, memo dari unit
perawatan, surat masuk berupa keluhan dari kuesioner pasien dan keluarga sebelum pulang.
3. Data yang masuk dicatat dan ditindaklanjuti segera oleh penanggung jawab berwenang atau
koordinator gizi.

Anda mungkin juga menyukai