Anda di halaman 1dari 10

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN Bengkel

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT RS Konohagakure


NO.

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN Bengkel


RUMAH SAKIT Konohagakure

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah sakit Konohagakure maka di perlukan
penyelenggaraan Bengkel bermutu tinggi
b Bahwa agar pelayanan Bengkel di Rumah Sakit
. Konohagakure dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya Kebijakan Pelayanan Unit Bengkel sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Bengkel RS
Konohagakure
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan b, perlu ditetapkan dengan
Peraturan Direktur Rumah Sakit Konohagakure
tentang Kebijakan Pelayanan Unit Bengkel yang
digunakan sebagai acuan dalam pedoman, prosedur
dan segala proses di bidang pelayanan Unit Bengkel
RS Konohagakure

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia no. 44 tahun


2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.
26 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktek Tenaga Bengkel
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
78 tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Bengkel
Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : kebijakan Pelayanan Unit Bengkel RS Konohagakure
yang dimaksud dalam keputusan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini
KEDUA : Perubahan kebijakan akan dilakukan sesuai dengan
perkembangan yang ada
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
ada keputusan lain yang mengaturnya lebih lanjut
KEEMPAT : Apabila di kemudian hari ternyata dapat kekeliruan
dalam penetapan ini, maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Tangerang
Pada Tanggal :
Direktur RS Konohagakure
dr. Ferdhina Annisa Prasetyo

Lampiran

Peraturan Direktur RS Konohagakure

Nomor :

Tanggal :

KEBIJAKAN PELAYANAN Bengkel

RUMAH SAKIT Konohagakure

I. Pelayanan Bengkel Rumah Sakit Konohagakure


1. Pelayanan Bengkel diselenggarakan secara terintegrasi dengan unit
pelayanan lain untuk memenuhi kebutuhan pasien
2. Cakupan Pelayanan Bengkel, meliputi
a. Penyelenggaraan makanan
b. Pelayanan Bengkel pasien rawat inap meliputi;
- Menyusun rancangan diet pasien rawat inap sesuai dengan
keadaan pasien dan penyakitnya.

II. Standar Makanan Pasien


1.Standar makanan pasien terdiri dari standar umum makanan biasa dan
standar umum makanan diet menurut nilai Bengkel dan penyakit
pasien.
2.Standar umum makanan biasa dan standar umum makanan diet disusun
oleh ahli Bengkel.
3.Standar umum makanan biasa dan standar umum makanan diet diatur
berdasarkan kelas perawatan yang berlaku tanpa mengurangi nilai
Bengkel yang dibutuhkan.

III. Pelayanan Bengkel untuk karyawan


1. Dokter mendapakan pelayanan Bengkel berupa 1 porsi snack dan air
mineral untuk tindakan 1 pasien BPJS dan makan berupa makan besar
dan air mineral untuk tindakan 1 pasien pribadi dan >1 pasien BPJS.
2. Karyawan radiologi mendapakan pelayanan Bengkel berupa yang
terdiri dari susu dan telur rebus.

IV. Menu Makanan Pasien


1. Menu makanan pasien disusun oleh tim yang terdiri dari ahli Bengkel
dan juru masak
2. Perencanaan menu makan pasien menggunakan siklus 10 hari
3. Selama dirawat di rumah sakit pasien tidak diperkenankan
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit.
4. pasien baru kelas VIP mendapakan paket welcome fruit dan welcome
drink

V. Penentuan Diet Pasien.


1. Diet pasien rawat inap ditentukan oleh DPJP
2. Pemesanan dan pencatatan diit di ruang perawatan dilakukan oleh
perawat
3. Pemesanan diit pasien didasarkan atas kebutuhan pasien.
4. Penyusunan diet dilakukan oleh ahli Bengkel, diet diterjemahkan ke
dalam menu dan porsi makanan serta frekuensi makan yang diberikan.
5. Makanan diberikan dalam berbagai bentuk/konsistensi : biasa, lunak,
saring, cair dll sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan
macam dan jumlah bahan yang digunakan.

VI. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan


1. Perencanaan kebutuhan bahan makanan pasien berdasarkan macam
bahan makanan yang diperlukan, jumlah pasien, kurun waktu yang
ditentukan, standart porsi serta standar pemberian makanan yang telah
ditetapkan rumah sakit
2. Perencanaan kebutuhan bahan makanan menggunakan siklus menu 10
hari

VII. Pengadaan Bahan Makanan


1. Pengadaan bahan makanan pasien berdasarkan spesifikasi bahan
makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan dan pembelian
bahan makanan dan survey pasar.
2. Pemesanan bahan makanan berdasarkan pedoman menu,standar porsi,
jumlah pasien yang dilayani dan periode pemesanan yang ditetapkan.

3. Semua transaksi keuangan terpusat di unit keuangan dan akuntansi.

VIII. Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan


1. Bahan makanan yang diterima harus sesuai daftar pesanan dan
spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
2. Bahan makanan basah/segar sebelum disimpan dilakukan
pembersihan dan pencucian unuk mengurangi resiko kontaminasi
dan pembusukan
3. Penyimpanan bahan makanan menggunakan sistem FIFO
4. Adanya pencatatan pemasukan dan pengeluaran bahan makanan
5. Penyimpanan bahan makanan dilakukan sesuai dengan persyaratan
dari pedoman PGRS 2013 meliputi lama penyimpanan, suhu, dan
tempat penyimpanan masing-masing bahan makanan.
6. Penyimpanan produk nutrisi enteral/formula disimpan sesuai dengan
rekomendasi pabrik
7. Penggunaan produk nutrisi enteral/formula disesuaikan dengan
kebutuhan Bengkel pasien
8. Penyimpanan makanan matang disimpan sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan rumah sakit
9. Dilakukan sampel makanan untuk makan pagi, makan siang dan
makan sore
10. Pengontrolan suhu penyimpanan bahan makanan dilakukan 2 x
sehari.
11. Penyaluran bahan makanan disesuaikan dengan daftar jumlah
permintaan bahan makanan yang dibutuhkan
12. Persiapan bahan makanan yang digunakan disesuaikan dengan
standar porsi, standar resep dan satndar bumbu yang telah ditentukan.
13. Penggunaan tempat dan peralaan dalam persiapan bahan makanan
dibedakan berdasarkan jenis bahan makanan unuk menghindari
resiko kontaminasi dan pembusukan
14. Pengolahan bahan makanan berdasarkan menu, pedoman menu dan
siklus menu yang telah ditentukan
15. Tehnik/cara pengolahan bahan makanan disesuaikan dengan jenis
bahan makanan tanpa mengurangi resiko kehilangan zat Bengkel
bahan makanan

IX. Distribusi Makanan Pasien


1. Makanan pasien diberikan sesuai dengan Bengkel pasien dan tersedia
secara reguler
2. Sistem distribusi makanan pasien dilakukan dengan sistem sentralisasi
3. Sebelum memberi makan pasien, semua pasien rawat inap telah
dicatat di dalam buku diit
4. Distribusi makanan disesuaikan dengan jumlah diet dan porsi yang
telah ditentukan
5. Sebelum makanan didistribusikan ke pasien, dilakukan uji cita rasa
makanan sebelum diberikan ke pasien.
6. Penyajian dan pemorsian makanan pasien disesuaikan dengan jumlah
pasien, diet pasien dan kelas perawatan
7. Pendistribusian makanan dilakukan secara tepat waktu dan memenuhi
permintaan khusus
8. Waktu pemberian makan dan minuman untuk pasien adalah :
makan pagi : jam 06.00 WIB
makan siang : jam 11.30 WIB
makan sore : jam 17.00 WIB
9. Waktu jam pengambilan makan pasien adalah 1 jam setelah
pemberian makan pasien.
10. Penambahan makan pasien baru setelah waktu pemberian makan
maksimal 1 jam setelah pemberian makan dan di tulis di daftar
permintaan makan pasien
11. Idenifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian makan pasien

X. Kebersihan dan Penyehatan Lingkungan


1. Kebersihan ruangan Bengkel dilakukan setiap hari
2. Tidak diperbolehkan membuang sisa makanan ke dalam bak
pencucian dan saluran wastafel
3. Kebersihan tempat kerja dilakukan setelah selesai kegiatan
4. Pembuangan sampah dilakukan secara kontinue yaitu sehari 3 x atau
jika mendekati penuh ditempat sampah yang telah disediakan
5. Peralatan memasak dicuci setiap kali digunakan.

XI. Pemeliharaan dan Perbaikan Ruang dan Alat


1. Pengoperasian peralatan sesuai dengan petunjuk yang sudah ada
2. Service alat pendingan dilakukan setiap 1 bulan sekali atau jika
sebelum 1 bulan terjadi kerusakan
3. Pembersihan exhause fan dilakukan setiap 1 minggu sekali atau jika
kotor sebelum 1 minggu
4. Perbaikan ruangan ataupun peralatan yang rusak segera dibuatkan
perbaikan dengan menggunakan formulir perbaikan
5. Pembersihan kompor dan peralatan dapur lainnya dibersihkan setiap
hari
6. Pembersihan trolley makanan dibersihkan setelah selesai
menggunakan troli makanan.

XII. Pencegahan Penularan Penyakit Infeksi


1. Setiap karyawan Bengkel diwajibkan memakai Alat Pelindung Diri
(APD)
2. Kuku tidak boleh panjang dan selalu bersih
3. Saat masuk dapur, sebelum dan setelah bekerja serta setelah dari
kamar mandi setiap petugas harus melakukan cuci tangan 6 langkah
4. Petugas Bengkel dilakukan pemeriksaan uji rectal swab setiap 6
bulan sekali
5. Petugas Bengkel yang menderita flu dan batuk ringan supaya
memakai masker dobel atau diberi tissu dan harus sering diganti serta
mematuhi etika batuk
6. Pemeriksaan mikrobiologi untuk makanan dan minuman dilakukan
setiap 6 bulan sekali
7. Pemeriksaan kualitas air minum dilakukan 1 tahun sekali
8. Pemeriksaan mikrobilogi untuk alat makan dilakukan setiap 6 bulan
sekali

XIII. Kebersihan Perorangan


1. Setiap petugas bertanggung jawab kepada kebersihan masing-masing
2. Selalu menggunakan APD yang sesuai dengan bagian masing-
masing
3. APD hanya digunakan pada area dapur sehingga bila ingin ke luar
dapur semua APD harus dilepas diletakan di ruang ganti
4. Petugas mencuci tangan dengan menggunakan handrub atau sabun
dengan air mengalir sesuai dengan 6 langkah cuci tangan yang
dilakukan sebelum mengolah makanan, setelah memegang sampah,
setelah dari kamar mandi, setelah memegang bahan makanan mentah
dan akan memproses makanan matang
5. Berkuku pendek dan tidak memakai pewarna kuku
6. Tidak menggunakan perhiasan seperti cincin
7. Berpakaian bersih dan rapi
8. Tidak bercakap-cakap pada saat mengolah makanan
9. Menghindari batuk dan bersin di depan makanan
10. Menjamah makanan matang dengan menggunakan alat seperti
penjepit, dsb

XIV. Ketenagaan, Sumber Daya Manusia dan Kegiatan Karyawan Bengkel


1. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi setiap petugas
wajib mengikuti pelatihan – pelatihan.
2. Setiap petugas harus mengerti tata cara menerima telepon dengan baik
3. Telepon Bengkel hanya dipergunakan untuk keperluan dinas
4. Petugas menerapkan 3 S (senyum, sapa, salam) dalam pelayanan
5. Untuk melakukan koordinasi dan evaluasi dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
6. Setiap bulan dibuat laporan pelayanan unit Bengkel.

XV. Pelaporan Bengkel


1. Pelaporan di bagian Bengkel meliputi pelaporan harian dan bulanan
2. Pelaporan menjadi tanggung jawab koordinator Bengkel.

XVI. Sistem Informasi pencatatan kesalahan, kecelakaan, keluhan pasien


1. Sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan Bengkel mencakup
kesalahan pemberian pelayanan Bengkel, kecelakaan di tempat
produksi atau ditempat pelayanan Bengkel lain dan keluhan dari
pasien.
2. Pencatatan dilakukan berdasarkan laporan langsung dari
pasien/karyawan ke unit Bengkel, memo dari unit perawatan, surat
masuk berupa keluhan dari kuesioner pasien dan keluarga sebelum
pulang.
3. Data yang masuk dicatat dan di tindaklanjuti segera oleh penanggung
jawab berwenang atau koordinator Bengkel.

Anda mungkin juga menyukai