TENTANG
PENYELENGGARAAN PERSIAPAN MAKANAN DAN
PENGONTROLAN FASILITAS TERKAIT PERSIAPAN MAKANAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CURUP
Ditetapkan di : Curup
Pada Tanggal : 22 Agustus 2018
Direktur RSUD CURUP
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan di Unit Gizi harus selalu berorientasi kepada keselamatan dan
mutu pasien.
2. Untuk melakukan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali
3. Setiap bulan wajib membuat laporan.
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi dan
menghormati hak pasien.
B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Pengadaan/Penerimaan Bahan Makanan
a. Sumber bahan makanan hendaknya dipilih yang berkualitas baik,
tempat-tempat memperoleh bahan mentah harus diketahui oleh kepala
unit gizi dan secara berkala dievaluasi kinerja dan kualitasnya
b. Bahan makanan di periksa dan diseleksi kembali sesuai dengan
spesifikasi bahan makanan yang telah ditentukan.
c. Bahan makanan yang belum terolah harus dalam keadaan segar, tidak
rusak atau berubah bentuk, warna, dan rasa, tidak berbau busuk, tidak
berjamur, bila kotor harus dibersihkan dengan air terlebih dahulu,
tidak mengandung bahan yang dilarang seperti formalin, boraks,
pestisida, melamin, dll.
d. Bahan makanan dalam kemasan (terolah) harus mempunyai label dan
merk, terdaftar di Depkes dan mempunyai nomor daftar, kemasan
tidak rusak, pecah, atau robek atau kembung, belum kadaluwarsa,
kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan.
e. Bahan makanan berasal dari tempat resmi yang dievaluasi kinerja dan
kualitasnya.
f. Ahli gizi membuat perencanaan menu dengan cara menetapkan daftar
bahan makanan yang akan dimasukan dalam menu & frekuensi
pemakaian dalam satu siklus
2. Pencucian
a. Bahan makanan harus dicuci :
1) Sayur, buah, kacang-kacangan
2) Lauk air tawar, lauk air laut, daging, ayam dll.
b. Pencucian dengan menggunakan air mengalir di bersihkan dan dibilas
berkali-kali
c. Pelaksana harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) dan atau
mencuci tangan sebelum dan sesudah mencuci bahan makanan
d. Pencucian bahan makanan sesuai dengan SPO (Standar Prosedur
Operasional).
6. Penyajian Makanan
a. Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan disajikan dengan
peralatan yang bersih dan sudah melalui proses desinfeksi sesuai
prosedur
b. Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan
berpakaian bersih
c. Sebaiknya dalam tata hidang, disiapkan segera dan tidak lama
menunggu di santap. Beri waktu tidak lama kepada penderita untuk
menyantapnya agar makanan tidak makin beresiko terpapar
mikroorganisme.
d. Selalu menyediakan makanan contoh dari menu yang dihidangkan
hari ini sebagai bahan pemeriksaan bila terjadi masalah yang
diakibatkan makanan.
8) Pencahayaan
a) Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan
pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-
pekerjaan secara efektif.
b) Disetiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat
mencuci tangan intensitas pencahayaan sedikitnya 200 lux
atau 20 foot candle/fc pada bidang kerja atau 90 cm dari
lantai.
c) Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan
distribusinya sedemikian sehingga sejauh mungkin
menghindarkan bayangan.
d) Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter
(foot candle meter). Mengukur 10 fc dengan lux meter pada
posisi 1 (satu) kali yaitu pada angka 100 atau 10x pada
angka 10. Catatan : 1 skala lux = 10, berarti 1 fc = 10 lux.
Untuk perkiraan kasar dapat digunakan angka hitungan
sebagai berikut :
− 1 (satu) watt menghasilkan 1 (satu) candle cahaya
− 1 (satu) watt menghasilkan 1 (satu) fc pada jarak 1
(satu) kaki (30 cm)
− 1 (satu) watt menghasilkan 1/3 fc pada jarak 1 (satu)
meter
− 1 (satu) watt menghasilkan 1/3 x ½ = 1/6 fc pada
jarak 2 (dua) meter.
− 1 (satu) watt menghasilkan 1/3 x 1/3 = 1/9 fc pada
jarak 3 (tiga) meter.
40
− Lampu 40 watt menghasilkan /6 atau 6,8 fc pada
40
jarak 2 (dua) meter atau /9 = 4,5 fc pada jarak 3
(tiga) meter.
9) Ventilasi/Penghawaan
a) Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus
dilengkapi dengan ventelasi sehingga terjadi sirkulasi udara.
b) Ruangan tempat pengolahan makanan juga dilengkapi alat
pembuangan asap atau cerobong asap yang dapat
membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan.
Semua tungku/kompor terletak dibawah sungkup asap.
c) Luas ventelasi 20% dari luas lantai, untuk :
− Mencegah udara dalam ruangan panas atau menjaga
kenyamanan dalam ruangan
− Mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak dan
menetes pada lantai, dinding dan langit-langit.
Ditetapkan di : Curup
Pada Tanggal :22 Agustus 2018
Direktur RSUD CURUP