Anda di halaman 1dari 17

PERATURAN DIREKTUR RSUD CURUP

Nomor : 028/ KPTS /RSUD.CURUP/1/2018

TENTANG
PENYELENGGARAAN PERSIAPAN MAKANAN DAN
PENGONTROLAN FASILITAS TERKAIT PERSIAPAN MAKANAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CURUP

DIREKTUR RSUD CURUP

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung terwujudnya penyelenggaraan


makanan dan pengontrolan fasilitas terkait persiapan
makanan bagi pasien di RSUD CURUP yang optimal perlu
ditetapkan Kebijakan penyelenggaraan makanan dan
pengontrolan fasilitas terkait persiapan makanan di RSUD
CURUP.
b. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dengan Surat
Peraturan Direktur RSUD CURUP.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun
2012 tentang Pangan ;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan ;
4. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit ;
6. Keputusan Kementrian Kesehatan RI nomor
436/Menkes/SK/VI/1993 tentang standar pelayanan rumah
sakit dan standar pelayanan medis ;
7. Keputusan Kementrian Kesehatan RI nomor 382 Tahun
2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan Kesehatan
lainnya ;
8. Keputusan Kementrian Kesehatan RI nomor 27 Tahun
2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan Kesehatan
lainnya.
9. Keputusan Direktur Nomor: 020/KPTS/RSUD-
CURUP/I/2018 tentang Penetapan Visi, Misi, dan Motto
RSUD CURUP.
10. Surat Keputusan Bupati Kabupaten Rejang Lebong
Nomor: 180.126.II.Tahun 2017 tentang Pengangkatan
drg. Asep Setia Budiman sebagai Direktur Rumah Sakit
Umum aerah Curup
11. Peraturan Direktur RSUD CURUP
………. Tentang Kebijakan Pelayanan Di RS.Mitra
Husada.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PERSIAPAN
MAKANAN DAN PENGONTROLAN FASILITAS
TERKAIT PERSIAPAN MAKANAN DI RSUD CURUP.
Kedua : Kebijakan Penyelenggaraan Persiapan Makanan dan
pengontrolan fasilitas terkait persiapan makanan ini digunakan
dalam rangka upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit dan untuk mengevaluasi Penyelenggaraaan
Persiapan Makanan dan pengontrolan fasilitas terkait
persiapan makanan
Ketiga Semua pihak yang terkait wajib menjalankan perannya dengan
penuh dedikasi dan tanggung jawab sesuai tugas dan
fungsinya masing. Sehingga tercipta kondisi yang diharapkan
yaitu meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit
terutama mengenai peyelenggaraan persiapan makanan dan
pengontrolan fasilitas terkait persiapan makanan di rumah
sakit
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku selama 2 tahun sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diperbaiki kembali sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Curup
Pada Tanggal : 22 Agustus 2018
Direktur RSUD CURUP

Drg. Asep Setia Budiman


NIP. 19700106 200003 1 002
Lampiran
Keputusan Direktur RSUD CURUP
Nomor :
Tanggal : 22 Agustus 2018

PENYELENGGARAAN PERSIAPAN MAKANAN DAN


PENGONTROLAN FASILITAS TERKAIT PERSIAPAN MAKANAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CURUP

A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan di Unit Gizi harus selalu berorientasi kepada keselamatan dan
mutu pasien.
2. Untuk melakukan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali
3. Setiap bulan wajib membuat laporan.
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi dan
menghormati hak pasien.

B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Pengadaan/Penerimaan Bahan Makanan
a. Sumber bahan makanan hendaknya dipilih yang berkualitas baik,
tempat-tempat memperoleh bahan mentah harus diketahui oleh kepala
unit gizi dan secara berkala dievaluasi kinerja dan kualitasnya
b. Bahan makanan di periksa dan diseleksi kembali sesuai dengan
spesifikasi bahan makanan yang telah ditentukan.
c. Bahan makanan yang belum terolah harus dalam keadaan segar, tidak
rusak atau berubah bentuk, warna, dan rasa, tidak berbau busuk, tidak
berjamur, bila kotor harus dibersihkan dengan air terlebih dahulu,
tidak mengandung bahan yang dilarang seperti formalin, boraks,
pestisida, melamin, dll.
d. Bahan makanan dalam kemasan (terolah) harus mempunyai label dan
merk, terdaftar di Depkes dan mempunyai nomor daftar, kemasan
tidak rusak, pecah, atau robek atau kembung, belum kadaluwarsa,
kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan.
e. Bahan makanan berasal dari tempat resmi yang dievaluasi kinerja dan
kualitasnya.
f. Ahli gizi membuat perencanaan menu dengan cara menetapkan daftar
bahan makanan yang akan dimasukan dalam menu & frekuensi
pemakaian dalam satu siklus

2. Pencucian
a. Bahan makanan harus dicuci :
1) Sayur, buah, kacang-kacangan
2) Lauk air tawar, lauk air laut, daging, ayam dll.
b. Pencucian dengan menggunakan air mengalir di bersihkan dan dibilas
berkali-kali
c. Pelaksana harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) dan atau
mencuci tangan sebelum dan sesudah mencuci bahan makanan
d. Pencucian bahan makanan sesuai dengan SPO (Standar Prosedur
Operasional).

3. Penyimpanan Bahan Makanan


a. Tempat penyimpanan bahan makananharus selalu terpelihara dan
dalam keadaan bersih, terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya,
serangga dan hewan lain.
b. Tentang penyimpanan Bahan Makanan Kering :
 Semua gudang bahan makanan kering hendaknya berada di bagian
yang tinggi
 Semua bahan makanan kering hendaknya disimpan pada rak-rak
dengan jarak dari lantai yaitu 15 cm dan dari dinding 5 cm serta
jarak dari atap/langit-langit 60 cm.
 Suhu gudang bahan makanan kering yaitu 25oC dengan
kelembaban 80% s.d 90%.
 Penempatan bahan makanan harus rapi dan ditata tidak padat
untuk menjaga sirkulasi udara.
 Dalam penyimpanan bahan makanan dilakukan sistem rotasi yang
baik antara barang baru dan yang lama dengan menggunakan
metode first in first out (FIFO).
c. Tentang penyimpanan bahan makanan dalam Referigerator, Kulkas
dan Freezer.
1) Tersedia ruang yang memadai untuk meniris potongan dari
freezer.
2) Standar teknik meniriskan bahan makanan dari freezer ada 3
cara :
a) Langsung memasak bahan makanan beku
b) Meniriskan makanan beku dengan merendam bahan
makanan dengan air mendidih
c) Meletakkan bahan makanan beku dengan air mengalir.
3) Rak dalam refrigerator dan isinya disusun sedemikian rupa
sehinga tidak berdesakan, agar aliran udara dingin dapat
mencakup semua bahan makanan dengan baik.
4) Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman, disimpan
pada suhu penyimpanan sejuk (cooling) 10 °C
5) Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali
disimpan pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 4 °C s.d
10°C
6) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka
waktu sampai 24 jam disimpan pada penyimpanan dingin sekali
(freezing) dengan suhu -5oC s.d 0oC
7) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka
lebih dari 24 jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen)
dengan suhu < 0 °C.
8) Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan meningkatkan suhu.
Makanan yang berbau tajam (udang, ikan dan lain-lain) harus
tertutup
9) Syarat ruangan sama dengan ruangan dapur dan ruang
penyimpanan bahan makanan
4. Peracikan Dan Pengolahan Bahan Makanan
a. Pengolahan harus dilakukan oleh penjamah makanan dengan sikap
dan perilaku yang hygienis :
1) Tidak merokok selama mengolah makanan
2) Tidak makan atau mengunyah
3) Tidak memakai perhiasan berlebihan
4) Tidak menggunakan peralatan atau fasilitas kerja yang bukan
peruntukannya
5) Tidak mengerjakan kebiasaan yang jorok / menjijikkan seperti
mengorek, mencungkil, mengupil, menggaruk, menjilat, atau
meludah
6) Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan secara
terlindung dari kontak langsung dengan tubuh
7) Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dilakukan
dengan menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan,
sendok, garpu, dan sejenisnya
8) Tenaga dapur/gizi selalu berupaya untuk menjaga kebersihan
diri dan kebersihan lingkungan kerja dengan cara :
a) Menempatkan makanan pada wadah dan tempat yang
layak terutama makanan yang mudah rusak
b) Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum bekerja
dan setelah keluar dari kamar mandi/WC sebagaimana
diatur dalam buku ini mengenai cuci tangan
c) Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung
d) Selalu bersifat teliti dan hati-hati dalam menangani
makanan
5. Pengangkutan Makanan
a. Makanan jadi yang siap saji tidak boleh diangkut bersama dengan
bahan makanan mentah
b. Makanan diangkut dengan kereta dorong yang tertutup, bersih dan anti
karat (stainless steel), dan permukaan dalamnya mudah dibersihkan
c. Pengisian kereta dorong tidak boleh sampai penuh, agar masih
tersedia udara untuk ruang gerak

6. Penyajian Makanan
a. Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan disajikan dengan
peralatan yang bersih dan sudah melalui proses desinfeksi sesuai
prosedur
b. Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan
berpakaian bersih
c. Sebaiknya dalam tata hidang, disiapkan segera dan tidak lama
menunggu di santap. Beri waktu tidak lama kepada penderita untuk
menyantapnya agar makanan tidak makin beresiko terpapar
mikroorganisme.
d. Selalu menyediakan makanan contoh dari menu yang dihidangkan
hari ini sebagai bahan pemeriksaan bila terjadi masalah yang
diakibatkan makanan.

7. Peralatan Makanan Dan Minuman


a. Bahan untuk peralatan harus terbuat dari bahan yang kuat, tidak
mudah retak, penyok, gompel, robek atau pecah
b. bagian permukaan tempat makanan atau yang kontak dengan makanan
haruslah halus, tidak ada sudut mati dan mudah dibersihkan, tidak
mudah larut dalam makanan, tidak mengandung bahan beracun atau
logam berat lain seperti : Timah, Arsen, Tembaga, Seng, cadmium
atau antimony
c. Kebersihan peralatan harus djaga dengan baik, pencucian dan
penyimpanan harus sesuai prosedur
8. Peralatan Masak Dan Wadah Makanan
a. Peralatan yang digunakan untuk mengolah makanan mentah atau
membawa makanan matang
b. Peralatan makanan mentah terpisah dengan peralatan makanan jadi
c. Peralatan masak dan wadah makanan sebaiknya terbuat dari bahan
yang kuat dan tidak larut dalam makanan seperti stainless steel
d. Semua peralatan harus mempunyai tutup
e. Peralatan yang bukan logam harus dari bahan yang kuat dan setelah
rusak harus langsung dibuang
f. Penyimpanan peralatan masak dan wadah pada rak harus teratur dan
sebaiknya mendapatkan sinar matahari
9. Pencucian Peralatan
a. Pisahkan segala kotoran atau sisa-sisa makanan yang terdapat pada
alat/barang seperti, gelas, mangkok dll ke tempat yang telah
disediakan untuk itu. Selanjutnya sampah tersebut dibuang bersama
sampah dapur lainnya sesuai prosedur pengelolaan sampah.
b. Piring dan alat yang telah dibersihkan sisa makanan, ditempatkan pada
tempat piring kotor.
c. Setiap piring/alat yang dicuci direndam pada bak pertama. Cara ini
dimaksudkan untuk memberi kesempatan peresapan air ke dalam sisa
makanan yang masih menempel, sehingga mudah untuk
membersihkan selanjutnya.
d. Setelah direndam untuk selama beberapa saat, maka piring mulai
dibersihkan dengan menggunakan detergen pada bak pencuci tersebut.
Penggunaan sabun sebaiknya dihindarkan karena sabun tidak dapat
menghilangkan lemak.
e. Cara pencucian dilakukan dengan menggosok bagian-bagian yang
terkena makanan, dengan cara menggosok berulang kali sampai tidak
terasa licin lagi. Bilamana masih licin akan menempel sisa-sisa bau
yang belum bersih.
f. Setelah pencucian dirasa cukup, maka langsung dibilas dengan air
pembersih/pembilas yang mengalir, sambil digosok dengan tangan
dan tidak lagi terasa sisa-sisa makanan atau sisa-sisa detergen.
g. Khusus pada pasien isolasi, piring atau gelas yang telah dicuci dibilas
dengan obat desinfeksi, langsung direndam ke dalam air disinfeksi
selama 30 menit kemudian ditempatkan pada tempat penirisan.
h. Sedangkan untuk disinfeksi dengan air panas, disyaratkan suhu 82ºC
untuk selama 2 menit atau 100º C selama 1 menit.
i. Cara memasukkan piring/gelas ke dalam air panas, tidak boleh
langsung dengan tangan, tetapi sebelumnya dimasukkan ke dalam rak-
rak khusus untuk didisinfeksi.
j. Piring dan alat makan yang telah selesai melalui proses disinfeksi
ditempatkan pada rak-rak anti karat (stainless steel) sebagai tempat
penirisan/pengeringan dengan cara terbalik atau miring sampai kering
dengan bantuan sinar matahari atau sinar buatan dan tidak boleh dilap
dengan kain. Untuk itu bagian yang menempel ke permukaan piring
atau bibir gelas harus dijaga kebersihannya dengan cara disinfeksi.
k. Piring atau gelas yang akan dipakai tidak perlu dilap atau digosok kain
lap, karena menjadi kotor kembali. Bilamana dilap gunakan kain lap
(tissue) sekali pakai.

10. Penyimpanan Peralatan


a. Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam
keadaan kering dan bersih.
b. Cangkir, mangkok, gelas dan sejenisnya carapenyimpanannya harus
dibalik.
c. Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak
aus/rusak.
d. Laci-laci penyimpanan peralatan terpelihara kebersihannya.
e. Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dari sumber
pencemaran dan binatang perusak.
11. Tata Ruang Dan Bangunan Dapur/Instalasi Gizi
a. Lokasi
Terhindar dari sumber pencemaran, terutama yang berasal dari
tempat sampah, WC, bengkel cat dan sumber pencemaran lain.
b. Syarat Bangunan Dan Fasilitas Dapur
1) Pengaturan Ruangan
Ruang pengolahan makanan haru dipisahkan dengan dinding
pemisah yang memisahkan tempet pengolahan makanan dengan
ruang lain.
2) Halaman
a) Halaman bersih, tidak banyak lalat, dan tersedia tempat
sampah tertutup, tidak terdapat tumpukan barang-barang
yang dapat menjadi sarang tikus.
b) Pembuangan air kotor (limbah dapur dan kamar mandi)
tidak menimbulkan sarang serangga, jalan masuknya tikus
dan dipelihara kebersihannya. Pembuangan air hujan lancar,
tidak terdapat genangan air.
3) Konstruksi
a) Bangunan untuk kegiatan pengolahan makanan harus
memenuhi persyaratan teknis konstruksi bangunan yang
berlaku. Konstruksi bangunan harus kokoh dan aman.
b) Selain kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik
dan bebas dari barang-barang sisa/bekas yang ditempatkan
sembarangan.
4) Lantai
a) Permukaan lantai kedap air, rata, halus, kelandaian cukup,
tidak licin, dan mudah dibersihkan.
b) Pertemuan antara lantai dan dinding tidak terdapat sudut
mati dan harus lengkung (conus) agar mudah dibersihkan.
5) Dinding
a) Permukaan dinding sebelah dalam rata, tidak lembab dan
mudah dibersihkan serta berwarna terang.
b) Permukaan dinding yang sering terkena percikan air, harus
dilapisi bahan kedap air yang permukaannya halus, tidak
menahan debu, setinggi 2 (dua) meter dan berwarna terang.
c) Sudut didinding dan lantai berbentuk lengkung (conus) agar
mudah dibersihkan dan tidak menyimpan debu
6) Langit-langit
a) Langit-langit harus menutup seluruh atap bangunan, tinggi
langit-langit sekurang-kurangnya 2,4 meter diatas lantai.
b) Langit-langit terbuat dari bahan yang permukaannya rata,
mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwrna terang.
7) Pintu dan Jendela
a) Seluruh pintu dan jendela pada bangunan yang
dipergunakan untuk memasak harus membuka ke arah luar.
b) Semua pintu dibuat menutup sendiri dan dilengkapi
peralatan anti lalat, seperti kasa, tirai, pintu rangkap dan
lain-lain yang dapat dibuka dan dipasang untuk dibersihkan.

8) Pencahayaan
a) Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan
pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-
pekerjaan secara efektif.
b) Disetiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat
mencuci tangan intensitas pencahayaan sedikitnya 200 lux
atau 20 foot candle/fc pada bidang kerja atau 90 cm dari
lantai.
c) Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan
distribusinya sedemikian sehingga sejauh mungkin
menghindarkan bayangan.
d) Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter
(foot candle meter). Mengukur 10 fc dengan lux meter pada
posisi 1 (satu) kali yaitu pada angka 100 atau 10x pada
angka 10. Catatan : 1 skala lux = 10, berarti 1 fc = 10 lux.
Untuk perkiraan kasar dapat digunakan angka hitungan
sebagai berikut :
− 1 (satu) watt menghasilkan 1 (satu) candle cahaya
− 1 (satu) watt menghasilkan 1 (satu) fc pada jarak 1
(satu) kaki (30 cm)
− 1 (satu) watt menghasilkan 1/3 fc pada jarak 1 (satu)
meter
− 1 (satu) watt menghasilkan 1/3 x ½ = 1/6 fc pada
jarak 2 (dua) meter.
− 1 (satu) watt menghasilkan 1/3 x 1/3 = 1/9 fc pada
jarak 3 (tiga) meter.
40
− Lampu 40 watt menghasilkan /6 atau 6,8 fc pada
40
jarak 2 (dua) meter atau /9 = 4,5 fc pada jarak 3
(tiga) meter.

9) Ventilasi/Penghawaan
a) Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus
dilengkapi dengan ventelasi sehingga terjadi sirkulasi udara.
b) Ruangan tempat pengolahan makanan juga dilengkapi alat
pembuangan asap atau cerobong asap yang dapat
membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan.
Semua tungku/kompor terletak dibawah sungkup asap.
c) Luas ventelasi 20% dari luas lantai, untuk :
− Mencegah udara dalam ruangan panas atau menjaga
kenyamanan dalam ruangan
− Mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak dan
menetes pada lantai, dinding dan langit-langit.

10) Ruangan Pengolahan Makanan


a) Luas ruang pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja
agar terhindar dari kemungkinan terkontaminasinya
makanan dan memudahkan pembersihan, dengan luas 2 m²
untuk setiap pekerja.
b) Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan
langsung dengan WC, peturasan, dan kamar mandi.Untuk
kegiatan pengolahah dilengkapi sedikitnya meja kerja,
lemari tempat penyimpanan bahan dan makanan jadi yang
terlindung dari gangguan serangga, tikus dan hewan
lainnya.
c) Tempat pengoalahan harus terpisah secara jelas dengan
tempat penyimpanan dan persiapan bahan makanan.
d) Peralatan di ruangan pengolahan makanan minimal harus
ada meja kerja, lemari/tempet penyimpanan bahan dan
makanan jadi yang terlindungi dari gangguan serangga,
tikus dan hewan lainnya.

11) Fasilitas Pencucian Peralatan dan Bahan Makanan


a) Tersedia tempet pencucuin peralatan, jika memungkinkan
terpisah dari tempet pencucuian bahan makanan.
b) Pencucian peralatan harus menggunakan bahan
pembersih/detergen yang ditambhakam ;larutan klorin.
c) Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak harus
menggunakan rendaman air mendidih (80oC s.d 100oC)
selama 1 s.d 5 detik.
d) Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan
disimpan dalam tempat yang terlindung dari kemungkinan
pencemaran oleh tikus, serangga dan hewan lainnya.

12) Tempat Cuci Tangan


a) Tersedia tempat cuci tangan yang bersih dan terpisah
dengan tempat cuci peralatan maupun bahan makanan yang
dilengkapi dengan kran, saluran pembuangan tertutupm bak
penampungan, sabun dan pengering.
b) Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya
karyawan (penjamah makanan). Untuk sebuah tempat cuci
tangan dipergunakan maksimal 10 orang, dengan tambahan
1 (satu) buah setiap penampahan 10 orang atau kurang, dam
terletak sedekat mungkin dengan tempat kerja.
13) Air minum dan air bersih
a) Air bersih/minum harus tersedia cukup untuk seluruh
kegiatan penyelenggaraan pengolahan makanan.
b) Kualitas air harus memenuhi persyaratan sesuai
denganperaturan yang berlaku.
14) Tabung Gas
Tabung gas yang berada di tempat pengolahan makanan
hanya boleh ditempatkan 1 buah. Sedangkan tabung gas lainnya di
tempatkan di luar untuk menjaga keamanan.

15) Alat Angkut dan Wadah Makanan


a) Tersedia kendaraan khusus pengangkut makanan (troley)
dengan konstruksi tertutup dan hanya digunakan untuk
mengangkut makanan pasien dan alat makan kotor.
b) Alat angkut makanan (troley) ini harus terpisah antara
troley bersih (untuk mengangkut makanan) dan troley kotor
(untuk mengangkut alat makan kotor).
c) Alat angkut makanan (troley) harus tertutup sempurna
dibuat dari bahan kedap air permukaan halus dan mudah
dibersihkan.
d) Tersedia wadah makanan yang mudah dibersihkan dan
terbuat dari bahan yang aman untuk makanan (food grade).
16) Kamar Mandi (WC)
a) Kamar mandi/WC harus dilengkapi dengan air mengalir dan
saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
b) Jumlah kamar mandi harus mencukupi kebutuhan, paling
sedikit tersedia jumlah karyawan : 1 s.d 30 orang : 1 buah.
c) Setiap ada penambahan karyawan sampai dengan 20 orang
ada penambahan 1 (satu) buah kamar mandi.

12. Petugas Pengelola Makanan


Semua penjamah makanan harus selalu memelihara kebersihan
pribadi (personal hygiene) dan terbiasa untuk berperilaku sehat selama
bekerja :
a. Berbadan sehat yag dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
b. Tidak mengidap penyakit menular seperti tipus, kolera, TBC, hepatitis
dan lain-lain atau pembawa kuman (carrier).
c. Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan yang
berlaku.
d. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara
terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.\
e. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan
menggunakan sarung tangan pelastik (disposal), penjepit makanan,
sendok dan garpu.
f. Untuk mrlindungi pencemaran terhadap makanan menggunakan
celemek/apron, tutup rambut dan sepatu kedap air.
g. Hendaknya tangan selalu dicuci dengan sabun : sebelum bekerja,
sesudah menangani bahan makanan mentah/kotor atau terkontaminasi,
setelah dari kamar kecil, setelah tangan dibunakan untuk menggaruk,
batuk atau bersin dan setelah makan atau merokok.
h. Hendaknya memakai pakaian khusus untuk bekerja. Pakaian kerja
harus bersih, yang sudah usang jangan dipakai lagi.
i. Kuku hendaknya dipotong pendek dan dianjurkan untuk tidak
memakai perhiasan sewaktu bekerja.
j. Topi/penutup rambut, semua penjamah hendaknya memakai topi atau
penutup rambut untuk mencegah jatuhnya rambut ke dalam makanan
dan mencegah kebiasaan mengusap/menggaruk rambut.
k. Tidak Merokok, penjamah makanan sama sekali tidak diijinkan
merokok selama bekerja baik waktu mengolah meupun mencuci
peralatan. Merokok merupakan mata rantai antara bibir dengan tangan
dan kemudian ke makanan di samping sangat tidak etis.
l. Tidak menggunakan peralatan dan fasilitan yang bukan untuk
keperluannya.
m. Make up, petugas yang melakukan pengolahan makanan diharapkan
tidak memakai make up selama bekerja.
n. Tidak banyak bicara dan menutup mulut pada saat batuk dan bersih
sesuai dengan ketentuan etika batuk.
o. Tidak menyisir rambut di dekat makanan yang akan dan telah diolah.
p. Tidak menggaruk-garuk, mencet jerawat karena merupakan tindakan
yang tidak higienis. Kebiasaan ini akan mengkontaminasi tangan dan
pada gilirannya mengkontaminasi makanan.

Ditetapkan di : Curup
Pada Tanggal :22 Agustus 2018
Direktur RSUD CURUP

Drg. Asep Setia Budiman


NIP.19700106 200003 1 002

Anda mungkin juga menyukai