Anda di halaman 1dari 145

PEDOMAN

PELAYANAN
GIZI
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNGA
BANGSA MEDIKA
NOMOR XXXXXXXXXXXXXXXX

TENTANG PEDOMAN

PELAYANAN GIZI
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNGA BANGSA MEDIKA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Visi, Misi, Motto dan Nilai-Nilai,
maka dipandang perlu untuk melakukan peningkatan mutu Rumah
Sakit secara menyeluruh termasuk dalam pelayanan Gizi;
b. bahwa agar pelayanan gizi dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya pedoman pelayanan gizi sebagai landasan dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan khususnya pasien;
c. bahwa Peraturan Direktur Nomor XXXXXXXXXXXXXXXXXXX tentang
ditetapkan Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Bunga Bangsa
Medika perlu disesuaikan dengan kebutuhan sehingga perlu adanya
penyempurnaan sebagai dasar dalam pelaksanaan program kerja;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, b,
dan c, perlu ditetapkan Peraturan Direktur;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 tahun 2013 tentang


Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang
Penyelengaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
6. Keputusan Pengurus PT Upaya Mutu Prima Nomor
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX tentang Pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Umum Bunga Bangsa Medika;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNGA BANGSA MEDIKA NOMOR
XXXXXXXXXXXXXXXXXXX TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
UMUM BUNGA BANGSA MEDIKA.

Pasal 1
(1) Pedoman Pelayanan Gizi merupakan acuan bagi petugas Gizi dalam memberikan
pelayanan gizi.
(2) Pelayananan Gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilakukan oleh unit gizi
yaitu;
a. Pelayanan gizi rawat inap, meliputi asuhan gizi rawat inap dan penyelenggaraan
makanan pasien rawat inap.
b. Pelayanan gizi rawat jalan, meliputi asuhan gizi rawat jalan dan penyelenggaraan
makanan pasien rawat jalan (HD dan MCU).
c. Penyuluhan Gizi.
d. Penyelenggaraan makanan karyawan.

Pasal 2
(1) Permintaan pelayanan gizi meliputi permintaan makan pasien baru, perubahan diet,
konsultasi gizi, pasien pindahan, dan permintaan makanan tambahan.
(2) Proses pemesanan makanan pasien sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien
serta di catat di rekam medis. Dokter penanggung jawab pelayanan memberikan
instruksi awal diet. Pemesanan makanan dilakukan oleh perawat dengan menggunakan
formulir permintaan pelayanan gizi dan disimpan dalam rekam medis pasien. Ahli gizi
mengkaji instruksi diet awal berdasarkan hasil visit gizi, status gizi, dan kebutuhan
pasien, kemudian memberikan saran diet kepada dokter penanggung jawab pelayanan.
(3) Pelayanan diet bebas untuk penunggu
a. Diberikan kepada keluarga atau penunggu pasien, pasien masih ASI atau pasien
diet cairan formula komersial yang meyediakan formula komersial sendiri atau
menolak makan dari rumah sakit.
b. Ahli gizi ruangan tetap memberikan edukasi dan informasi diet kepada pasien yang
mendapat diet bebas untuk penunggu.
c. Pemesanan diet bebas untuk penunggu menggunakan formulir permintaan
pelayanan gizi.
(4) Pelayanan menu pasien
a. Siklus menu pasien rawat inap adalah siklus 15 hari ditambah dengan menu ke 31.
b. Penawaran menu dilakukan oleh petugas gizi satu hari sebelumnya kepada pasien
atau keluarga pasien dengan menggunakan media formulir menu.
c. Pasien atau keluarga pasien yang telah memilih menu mencantumkan tanda
tangan pada formulir menu.
d. Pembuatan formulir menu dilakukan oleh ahli gizi peyelenggaraan makanan,
disesuaikan dengan instruksi diet dari dokter penanggung jawab pelayanan.
e. Pasien alergi diberi tanda dengan stabilo merah pada stiker makan pasien.
(5) Stiker makan berisi identitas pasien yaitu nama pasien, tanggal lahir, jesnis kelamin, usia,
posisi kamar, bed, kelas perawatan, nama dokter penanggung jawab, bentuk makanan,
jenis diet dan alergi.

Pasal 3
(1) Rumah sakit menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien
(2) Penyediaan makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan jenis diet:
a. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
b. Diet Rendah Garam
c. Diet Rendah Serat
d. Diet Lambung
e. Diet Diabetes Mellitus
f. Diet Hati
g. Diet Jantung
h. Diet Rendah Lemak
i. Diet Rendah Kolesterol
j. Diet Rendah Protein
k. Diet Rendah Purin
(3) Bentuk makanan yang disediakan yaitu:
a. Makanan biasa
b. Makanan tim
c. Makanan lunak
d. Makanan saring
e. Makanan cair
f. Makanan dingin
(4) Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan dan jam
pemberian makanan:
a. Makan pagi : 07.00-08.00 WIB
b. Snack pagi : 09.00-10.00 WIB
c. Makan siang : 12.00-13.00 WIB
d. Snack siang : 14.00-15.00 WIB
e. Makan malam : 17.00-18.00 WIB
f. Snack malam : 20.00-21.00 WIB

Pasal 4
(1) Pemberian makanan cair disesuaikan dengan instruksi dari dokter penanggung jawab
pelayanan, usia, budaya, rencana asuhan gizi dari ahli gizi ruangan, diagnosis pasien,
diet khusus pasien, dan kebutuhan khusus pasien.
(2) Pengadaan formula enteral komersial dilakukan oleh unit farmasi.
(3) Pemesanan formula enteral komersial dilakukan oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan.
(4) Formula enteral komersial yang diterima oleh unit gizi diberi label tanggal kedatangan.
(5) Penyimpanan menggunakan sistem First in First Out (FIFO) dan First Expired First Out
(FEFO).
(6) Penggunaan formula enteral komersial yang sudah terbuka kemasannya dengan jangka
waktu maksimal 4 minggu terhitung dari tanggal dibukanya formula enteral komersial.
(7) Rumah sakit menyediakan formula enteral komersial sesuai dengan kebutuhan pasien.

Pasal 5
(1) Bentuk penyelenggaraan makan dilakukan dengan swakelola.
(2) Pemesanan bahan makanan dilakukan oleh logistik gizi ke bagian pembelian.
(3) Pengadaan bahan makanan :
a. Pengadaan bahan makanan dilakukan oleh bagian pembelian.
b. Pengadaan formula enteral komersial dilakukan oleh unit farmasi.
(4) Penerimaan bahan makanan dengan standar suhu ruang penerimaan 22-30° C,
kelembapan 35-60 % dan pencahayaan 200 lux.
(5) Penyimpanan bahan makanan :
a. Menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
b. Suhu ruang penyimpanan bahan makanan kering yaitu 20-25°C, kelembapan 80-
90% dan pencahayaan 200 lux.
c. Suhu penyimpanan bahan makanan dingin < 10°C dan bahan makanan beku <
-10°C.
d. Bahan makanan disimpan dengan label tanggal kedatangan.
e. Rak penyimpnanan bahan makanan diberi jarak 15 cm dari lantai, 5 cm dari dinding
dan 60 cm dengan langit-langit.
f. Makanan matang disimpan dalam keadaan tertutup rapat dan diberi label tanggal
produksi dan tanggal kaluarsa.
g. Penyimpanan makanan mentah tidak boleh dicampur dengan makanan matang
guna mencegah kontaminasi silang.
(6) Penyaluran bahan makanan dari gudang oleh logistik gizi berdasarkan permintaan dari
penanggung jawab tenaga pemasak dan petugas gizi.
(7) Persiapan bahan makanan disesuaikan dengan rekapitulasi pemesanan makanan dan
snack yang dibuat ahli gizi penyelenggaraan makanan, dengan mengacu pada
ketentuan standar porsi.
(8) Pengolahan bahan makanan dilakukan dengan memperhatikan suhu pengolahan
makanan yaitu, daging 64°C, ikan dan seafood 64°C, telur dan ungas 74°C.
(9) Pemorsian makanan mengacu pada ketentuan standar porsi. Makanan yang sudah
diporsikan, ditata ke dalam setiap nampan/tray yang sudah ditempel formulir menu
pasien, disesuaikan dengan pesanan, instruksi diet san kebutuhan khusus
(alergi/pantangan) masing-masing pasien.
(10) Pendistribusian makanan pasien menggunakan trolly pemanas dengan suhu minimal >
65°C. Dengan jam pengantaran:
a. Snack pagi : 09.00 - 10.00
b. Snack siang : 14.00 - 15.00
c. Makan pagi : 07.00 – 08.00
d. Makan siang : 12.00 – 13.00
e. Makan malam : 17.00 – 18.00
(11) Pengangkatan alat makan dilakukan 1 (satu) jam sejak makanan diantarkan ke kamar
pasien dengan menggunakan basin trolley.

Pasal 6
(1) Pencucian alat makan menggunakan mesin yang dilengkapi dengan air panas dengan
suhu > 80°C.
(2) Pemeriksaan contoh makanan dan usap alat makan dan alat masak dilakukan 6 bulan
sekali oleh bagian sanitasi rumah sakit.
(3) Pemeriksaan swab dubur/rectal swab dilakukan setiap 6 bulan sekali kepada seluruh
staff gizi.
(4) Penggunaan alat pelindung diri:
a. Penerimaan bahan makanan: penutup kepala, celemek, safety shoes.
b. Penyimpanan bahan makanan: penutup kepala, celemek, safety shoes.
c. Pemorsian makanan: penutup kepala, celemek, masker, sarung tangan.
d. Pencucian peralatan makan dan masak: celemek, masker, safety shoes.

Pasal 7
(1) Asesmen awal risiko nutrisional berupa skrining gizi dilakukan oleh perawat terhadap
seluruh pasien dalam waktu 1 x 24 jam.
(2) Metode skrining :
a. Skrining untuk bayi baru lahir menggunakan kriteria berat badan bayi lahir sehat
menurut Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Direktorat Kesehatan Anak
Khusus tahun 2010
b. Skrining untuk pasien umur < 12 tahun menggunakan Paediatric Yorkhill
Malnutrition Score (PYMS).
c. Skrining untuk pasien umur > 12 tahun menggunakan Malnutrition Skrining Tools
(MST).
(3) Asesmen gizi lanjutan untuk pasien geriatri dilakukan oleh ahli gizi ruangan kepada
seluruh pasien geriatri menggunakan MNA (mini nutritional assessment) dan di
dokumetasikan dalam rekam medis pasien.
(4) Pengkajian gizi merupakan asuhan gizi terintegrasi yang dilakukan oleh ahli gizi ruangan
maksimal 2 x 24 jam pasien masuk ruang perawatan dengan menggunakan formulir
catatan asuhan gizi
(5) Pengkajian gizi (asuhan gizi terintegrasi) mencakup rencana, pemberian, dan
monitoring terapi gizi.
(6) Pasien yang mendapat pengkajian gizi (asuhan gizi terintegrasi) adalah :
a. Pasien dengan kriteria hasil skrining gizi termasuk kategori risiko malnutrisi sedang
dan tinggi
b. Pasien dengan kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien dengan
gangguan metabolik, seperti diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, pasien
dengan gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi jantung,
pasien dengan kanker, tuberkulosis, HIV/AIDS dan geriatri yang memiliki
permasalahan gizi.
(7) Visite pasien oleh ahli gizi ruangan kepada seluruh pasien baru rawat inap maksimal 1 x
24 jam pasien masuk ruang perawatan.
(8) Edukasi gizi diberikan kepada seluruh pasien, dilakukan ahli gizi ruangan pada saat
melakukan visite gizi pada pasien rawat inap maksimal 1 x 24 jam pasien masuk ruang
perawatan.
(9) Jika keluarga membawa makanan bagi pasien, diberikan edukasi tentang pembatasan
diet, risiko kontaminasi serta pembusukan. Makanan yang dibawa keluarga atau orang
lain disimpan secara benar untuk mencegah kontaminasi.
(10) Edukasi gizi meliputi :
a. Pembatasan diet pasien. Pembatasan diet pasien diberikan dalam bentuk leaflet.
Jenis leaflet yang diberikan disesuaikan dengan rencana terapi gizi. Jika keluarga
membawa makanan bagi pasien, diberikan edukasi tentang pembatasan diet.
b. Rencana terapi gizi.
c. Jam pelayanan makan.
d. Cara penyimpanan makanan yang dibawa oleh pasien atau keluarga guna
mencegah kontaminasi. Jika keluarga membawa makanan bagi pasien, diberikan
edukasi tentang risiko kontaminasi serta pembusukan. Makanan yang dibawa
keluarga atau orang lain disimpan secara benar untuk mencegah kontaminasi. Cara
penyimpanan makanan disesuaikan dengan standar penyimpanan makanan di unit
gizi. Ahli gizi lapor kepada dokter penanggung jawab pelayanan bila ada pasien
atau keluarga pasien yang ingin membawa makanan sendiri.
e. Makanan yang diperbolehkan untuk dibawa oleh pasien atau keluarga pasien
hanya untuk kebutuhan 1 hari guna mencegah adanya kontaminasi.
f. Makanan yang disajikan oleh rumah sakit akan di clear up sesudah 2 jam terhitung
sejak makanan disajikan guna mencegah resiko kontaminasi dan pembusukan.
g. Pasien yang diinstruksikan puasa oleh dokter penanggung jawab pelayanan tidak
disajikan makanan guna mencegah timbulnya komplikasi akibat lambung pasien
yang terisi saat operasi. Makanan pasien puasa tidak dapat dialihkan kepada
keluarga.

Pasal 8
(1) Asesmen awal risiko nutrisional pasien rawat jalan dilakukan oleh perawat.
(2) Perawat melaporkan hasil skrining gizi pasien rawat jalan berisiko malnutrisi sedang
dan tinggi kepada dokter penanggung jawab pelayanan.
(3) Konsultasi gizi dilakukan oleh ahli gizi yang memiliki kewenangan memberikan
konsultasi, yang tertuang dalam kredensial.
(4) Pasien yang melakukan konsultasi rawat jalan dengan ahli gizi membawa surat rujukan
dari dokter, dokter gigi, atau dokter spesialis.
(5) Pasien yang tidak membawa surat rujukan dari dokter, dokter gigi, atau dokter spesialis
melakukan konsultasi gizi dengan dokter spesialis gizi klinik.
(6) Pengkajian gizi pasien haemodialisa setiap 1 bulan atau kondisi pasien memburuk.
(7) Penyuluhan gizi dilakukan oleh ahli gizi yang memiliki kewenangan memberikan
konsultasi, yang tertuang dalam kredensial.

Pasal 9
(1) Pelayanan mutu dan keselamatan pasien dibuat laporan per bulan dan dilaporkan
kepada bagian mutu (QMR).
(2) Pelaporan insiden keselamatan pasien maksimal 2 x 24 jam dilaporkan oleh karyawan
Unit Gizi yang pertama kali mengetahui adanya insiden keselamatan pasien kepada
kepala unit gizi menggunakan formulir laporan insiden,
(3) Pelaporan kecelakaan kerja kepada HRD maksimal 1 x 24 jam.

Pasal 10
Setiap karyawan berhak mendapatkan 1 x makan di kantin karyawan pada hari karyawan
tersebut berdinas.

Pasal 11
(1) Jam operasional ala carte jam 08.00 – 20.00. Pengantaran makanan di luar jam ala
carte harus melakukan pemesanan terlebih dahulu pada jam operasional ala carte.
(2) Media pembayaran ala carte menggunakan guest bill bernomor, yang di buat oleh ahli
gizi sesuai dengan pesanan.
(3) Pasien atau keluarga dapat membayar dengan metode cash (memberikan sejumlah
uang sesuai dengan nominal pada guest bill) atau billing (ahli gizi menginput pesanan
pasien di sistem, pasien membayar saat akan pulang).
(4) Ahli gizi penyelenggaraan pada akhir dinas siang setiap hari menyerahkan rekapitulasi,
bon ala carte, dan uang yang diperoleh kepada kepala unit gizi.

Pasal 12

Pedoman Pelayanan Gizi ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
kegiatan.

Pasal 13

Adapun Pedoman Pelayanan Gizi ini sebagaimana terlampir dalam lampiran Surat Peraturan
ini.

Pasal 14

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan Peraturan Nomor


XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX tentang ditetapkan Pedoman Pelayanan Gizi
dicabut dan dinyatakan sudah tidak berlaku.

Pasal 15

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Bunga
Bangsa Medika ini atau jika terdapat perubahan maka akan diatur kemudian hari.
Ditetapkan :
Pada Tanggal :
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
BUNGA BANGSA MEDIKA

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
LAMPIRAN
PERATURAN
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM BUNGA BANGSA
MEDIKA
NOMOR
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT GIZI

PEDOMAN PELAYANAN UNIT GIZI

BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan peningkatan
kasus penyakit yang terkait gizi pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi,
anak, remaja, hingga lanjut usia memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh
karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan.
Risiko kurang gizi dapat timbul pada keadaan sakit, terutama pada pasien dengan
anoreksia, kondisi mulut dan gigi-geligi yang buruk, gangguan menelan, penyakit saluran
cerna disertai mual, muntah, diare, infeksi berat, penurunan kesadaran dalam waktu lama,
dan yang menjalani kemoterapi. Asupan energi yang tidak adekuat, lama hari rawat,
penyakit non infeksi, dan diet khusus merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya
malnutrisi di rumah sakit.
Pengalaman di negara maju telah membuktikan bahwa malnutrisi di rumah sakit
merupakan masalah yang kompleks dan dinamik. Malnutrisi pada pasien di rumah sakit,
khususnya pasien rawat inap, berdampak buruk terhadap proses penyembuhan penyakit
dan penyembuhan pasca bedah. Selain itu, pasien yang mengalami status gizi kurang
mempunyai risiko kekambuhan yang signifikan dalam waktu singkat. Semua keadaan ini
dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta menurunkan kualitas hidup. Untuk
mengatasi masalah tersebut, diperlukan pelayanan gizi yang efektif dan efisien.
Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah pedoman sebagai acuan
untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses penyembuhan pasien,
memperpendek lama hari rawat, dan menghemat biaya perawatan. Pedoman pelayanan gizi
rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan gizi yang berkualitas.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sebagai bagian
dari pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Tujuan Khusus
a. Menyelenggarakan Makanan sesuai kebutuhan gizi dan aman dikonsumsi
b. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada pasien dan keluarganya

C. Pengertian dan Batasan


1. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki gizi masyarakat, kelompok, individu
atau pasien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan,
pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi dalam
rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit
2. Proses Pengkajian Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik dalam
memberikan pelayanan gizi yang berkualitas, melalui serangkaian aktivitas yang
terorganisir meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian pelayanannya
untuk memenuhi kebutuhan gizi.
3. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal secara individual, melalui pengembangan,
penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di berbagai area/
lingkungan /latar belakang praktek pelayanan.
4. Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara makanan
dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana
dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan dikeluarkan dari tubuh.
5. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilaksanakan oleh Ahli Gizi/Dietisien untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang dilakukannya.
6. Penyuluhan gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi dan
kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif pasien dan lingkungannya
terhadap upaya peningkatan status gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan
untuk kelompok atau golongan masyarakat massal, dan target yang diharapkan
adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Skrining gizi adalah tahapan awal pelayanan gizi rawat inap yang dilakukan oleh
perawat ruangan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien masuk ruang rawat
inap sebagai proses identifikasi adanya risiko malnutrisi secara mudah dan cepat.
8. Profesi Gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan
suatu keilmuan (body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan yang berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat.
9. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di
bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah
sakit dan unit pelaksana kesehatan lain.
10. Monitoring dan Evaluasi Gizi adalah kegiatan untuk mengetahui respon pasien
terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.
11. Preskripsi diet adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien secara individual mulai
dari menetapkan kebutuhan energi, komposisi zat gizi yang mencakup zat gizi makro
dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi makan dan rute pemberian
makanan. Preskripsi diet dirancang berdasarkan pengkajian gizi, komponen diagnosis
gizi, rujukan, rekomendasi, kebijakan dan prosedur serta kesukaan dan nilai-nilai
yang dianut oleh pasien.
12. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh: umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai
umur 2 bulan.
13. Panjang badan digunakan untuk anak umur 0 – 24 bulan yang diukur terlentang.
Anak umur 0 – 24 bulan diukur berdiri, maka hasil pengukuran dikoreksi dengan
menambahkan 0,7 cm.
14. Tinggi badan digunakan untuk anak umur diatas 24 bulan yang diukur berdiri. Anak
umur diatas 24 bulan diukur terlentang, maka hasil pengukuran dikoreksi dengan
mengurangkan 0,7 cm.
15. Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat
badan menurut umur yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan
severely underweight (gizi buruk).
16. Pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks panjang
badan menurut umur yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely
stunted (sangat pendek).
17. Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut panjang badan yang merupakan padanan istilah wasted (kurus) dan
severely wasted (sangat kurus).
18. Pasien geriatri adalah pasien yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas dengan
multi penyakit dan / atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial,
ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu
dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin.
19. Berat badan bayi lahir rendah berisiko malnutrisi adalah < 2500 gram.
BAB II
STANDAR
KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia unit gizi adalah :
Nomor Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal
1. Kepala unit S1 Gizi Memiliki sertifikat:
a. Mutu dan keselamatan pasien
b. PPI
c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Surat tanda registrasi ahli gizi
g. Surat izin kerja
h. Service excellence
i. Fire safety
2. Penanggung SMA/sederajat Memiliki sertifikat:
jawab tenaga a. Mutu dan keselamatan pasien
pemasak b. PPI
c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Service excellence
g. Fire safety
h. Sertifikat kursus penjamah
makanan
3. Tenaga pemasak SMA/sederajat Memiliki sertifikat:
a. Mutu dan keselamatan pasien
b. PPI
c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Service excellence
g. Fire safety
h. Sertifikat kursus penjamah
makanan
Nomor Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal
4. Ahli gizi D3/sederajat Memiliki sertifikat:
penyelenggaraan a. Mutu dan keselamatan pasien
makanan b. PPI
c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Surat tanda registrasi ahli gizi
g. Surat izin kerja
h. Service excellence
i. Fire safety
j. Sertifikat kursus penjamah
makanan
5. Ahli gizi ruangan D3/sederajat Memiliki sertifikat:
a. Mutu dan keselamatan pasien
b. PPI
c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Surat tanda registrasi ahli gizi
g. Surat izin kerja
h. Service excellence
i. Fire safety
6. Logistik gizi D3/sederajat Memiliki sertifikat:
a. Mutu dan keselamatan pasien
b. PPI
c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Service excellence
g. Fire safety
Nomor Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal
7. Penanggung SMK/sederajat Memiliki sertifikat:
jawab petugas a. Mutu dan keselamatan pasien
gizi / leader b. PPI
service c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Service excellence
g. Fire safety
h. Sertifikat kursus penjamah
makanan
8. Petugas gizi SMK/sederajat Memiliki sertifikat:
pelaksana a. Mutu dan keselamatan pasien
pelayanan makan b. PPI
pasien / service c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Service excellence
g. Fire safety
h. Sertifikat kursus penjamah
makanan
9. Petugas gizi SMK/sederajat Memiliki sertifikat:
pelaksana a. Mutu dan keselamatan pasien
distribusi b. PPI
c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Service excellence
g. Fire safety
h. Sertifikat kursus penjamah
makanan
10. Petugas gizi SMK/sederajat Memiliki sertifikat:
pelaksana a. Mutu dan keselamatan pasien
pencuci / steward b. PPI
c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Service excellence
g. Fire safety
Nomor Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal
11. Petugas gizi SMK/sederajat Memiliki sertifikat:
pelaksana a. Mutu dan keselamatan pasien
pelayanan makan b. PPI
karyawan / kantin c. Penganggulangan bencana
d. Bantuan hidup dasar
e. Komunikasi efektif
f. Service excellence
g. Fire safety
h. Sertifikat kursus penjamah
makanan

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan unit gizi yaitu:
1. Dinas pagi:
a. 1 orang kepala unit
b. 2 orang logistik gizi
c. 1 orang ahli gizi pelaksana penyelenggaraan makanan
d. 1 orang ahli gizi pelaksana ruangan
e. 1 orang penanggung jawab tenaga pemasak
f. 2 orang tenaga pemasak
g. 1 orang penanggung jawab petugas gizi/leader service
h. 3 orang petugas gizi pelaksana pelayanan makan pasien
i. 1 orang petugas gizi pelaksana distribusi
j. 1 orang petugas gizi pelaksana pencuci

2. Dinas middle :
a. 1 orang ahli gizi pelaksana penyelenggaraan makanan
b. 1 orang ahli gizi pelaksana ruangan
c. 1 orang petugas gizi pelaksana pencuci
d. 1 orang petugas gizi pelaksana pelayanan makan karyawan

3. Dinas siang :
a. 1 orang tenaga pemasak
b. 3 orang petugas gizi pelaksana pelayanan makan pasien
c. 1 orang petugas gizi pelaksana distribusi
d. 1 orang petugas gizi pelaksana pencuci
e. 1 orang petugas gizi pelaksana pelayanan makan karyawan
4. Dinas malam:
a. 1 orang tenaga pemasak
b. 2 orang petugas gizi pelaksana pelayanan makan pasien

C. Pengaturan Dinas
1. Pengaturan Dinas Ahli Gizi
a. Pengaturan jadwal dinas ahli gizi dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh
Kepala Unit Gizi dan disetujui oleh Manager Penunjang Medis.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke ahli gizi
setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga ahli gizi yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
ahli gizi tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan.
Permintaan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (tenaga cukup dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas siang, libur, dan cuti.
e. Ahli gizi karena sesuatu hal sehingga tidak dapat berdinas sesuai jadwal yang
telah ditetapkan, maka ahli gizi yang bersangkutan memberitahu kepala unit gizi:
9 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas siang.
f. Sebelum memberitahu kepala unit gizi, diharapkan ahli gizi yang bersangkutan
sudah mencari ahli gizi pengganti. Ahli gizi yang bersangkutan tidak
mendapatkan ahli gizi pengganti, maka kepala unit gizi mencari tenaga ahli gizi
pengganti yaitu ahli gizi yang hari tersebut libur.
g. Ahli gizi pengganti tidak di dapatkan, maka ahli gizi yang dinas pada waktu dinas
sebelumnya menggantikan posisi shift tersebut.

2. Pengaturan Dinas Tenaga Pemasak


a. Pengaturan jadwal dinas tenaga pemasak dibuat oleh penanggung jawab tenaga
pemasak dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala Unit Gizi serta disetujui oleh
Manager Penunjang Medis.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke tenaga
pemasak setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga tenaga pemasak yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka tenaga pemasak tersebut dapat mengajukan permintaan dinas
pada buku permintaan. Permintaan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang
ada (tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka
permintaan disetujui).
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas siang, dinas malam, lepas malam,
libur, dan cuti.
e. Tenaga pemasak karena sesuatu hal sehingga tidak dapat berdinas sesuai jadwal
yang telah ditetapkan, maka tenaga pemasak yang bersangkutan memberitahu
penanggung jawab tenaga pemasak : 4 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum
dinas siang, dan 4 jam sebelum dinas malam.
f. Sebelum memberitahu penanggung jawab tenaga pemasak, diharapkan tenaga
pemasak yang bersangkutan sudah mencari tenaga pemasak pengganti. Tenaga
pemasak yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka
penanggung jawab tenaga pemasak mencari tenaga perawat pengganti yaitu
tenaga pemasak yang hari tersebut libur. PJ / penanggung jawab tenaga
pemasak selanjutkan melaporkan kepada kepala unit gizi.
g. Tenaga pemasak pengganti tidak di dapatkan, maka tenaga pemasak yang dinas pada
waktu dinas sebelumnya menggantikan posisi shift tersebut

3. Pengaturan Dinas Logistik gizi


a. Pengaturan jadwal dinas tenaga pemasak dibuat dan dipertanggung jawabkan
oleh Kepala Unit Gizi serta disetujui oleh Manager Penunjang Medis.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke Logistik
gizi setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga Logistik gizi yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka tenaga pemasak tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
(tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka
permintaan disetujui).
d. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, libur, dan cuti.
e. Logistik gizi karena sesuatu hal sehingga tidak dapat berdinas sesuai jadwal yang
telah ditetapkan, maka logistik gizi yang bersangkutan memberitahu kepala unit
gizi : 4 jam sebelum dinas pagi.
f. Sebelum memberitahu kepala unit gizi, diharapkan logistik gizi yang
bersangkutan sudah menginfokan kepada logistik gizi lainnya untuk
menggantikan.
g. Logistik gizi ada yang tidak hadir, maka logistik gizi lainnya menggantikan posisi
shift tersebut

4. Pengaturan Dinas Petugas Gizi


a. Pengaturan jadwal dinas petugas gizi dibuat oleh penanggung jawab petugas gizi
/ leader service dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala Unit Gizi.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke petugas
gizi setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga petugas gizi yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka petugas gizi tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku
permintaan. Permintaan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada
(tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka
permintaan disetujui).
d. Jadwal dinas terbagi atas
1) Petugas gizi pelaksana pelayanan makan pasien: dinas pagi, dinas siang, dinas
malam, lepas malam, dan libur.
2) Petugas gizi pelaksana distribusi: dinas pagi, dinas siang, dan libur.
3) Petugas gizi pelaksana pencuci: dinas pagi, dinas siang, dan libur
4) Petugas gizi pelaksana pelayanan makan karyawan: dinas middle, dinas siang,
dan libur.
e. Petugas gizi karena sesuatu hal sehingga tidak dapat berdinas sesuai jadwal yang
telah ditetapkan, maka petugas gizi yang bersangkutan memberitahu
penanggung jawab petugas gizi/leader service : 4 jam sebelum dinas pagi, 4 jam
sebelum dinas siang, dan 4 jam sebelum dinas malam.
f. Sebelum memberitahu penanggung jawab petugas gizi / leader service,
diharapkan petugas gizi yang bersangkutan sudah mencari petugas gizi
pengganti.
g. Petugas gizi yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka
penanggung jawab petugas gizi / leader service mencari tenaga perawat
pengganti yaitu petugas gizi yang hari tersebut libur, yang berada dibagian yang
sama. Penanggung jawab petugas gizi / leader service melaporkan kepada
kepala unit gizi.
h. Petugas gizi pengganti tidak di dapatkan, maka petugas gizi yang dinas pada
waktu dinas sebelumnya menggantikan posisi shift tersebut.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

Ruang yang tersedia


Ruangan yang tersedia di unit gizi adalah:
1. Ruang penerimaan
2. Ruang penyimpanan freezer
3. Gudang kering
4. Gudang alat
5. Area pengolahan makanan
6. Ruang butcher/ruang persiapan ayam, daging sapi, dan seafood
7. Ruang buah
8. Ruang susu
9. Ruang pendistribusian
10. Ruang cuci
11. Ruang penyimpanan trolly pemanas
12. Kantin
13. Kantor kepala unit gizi
14. Kantor ahli gizi
15. Toilet
16. Ruang penyimpanan gas elpiji
17. Ruang konsultasi gizi rawat jalan (di poli lantai 2)

B. Fasilitas & Sarana


1. Ruang penerimaan
Merupakan ruang tempat melaksanakan kegiatan penerimaan dan penimbangan bahan
makanan.
Syarat:
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Suhu: 22 - 30°C
c. Pencahayaan : minimal 200 lux
d. Kelembapan : 35 –
60% Fasilitas :
a. Tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
b. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
c. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
d. Dilengkapi dengan pengusir hama
2. Ruang penyimpanan freezer
Merupakan ruang tempat menyimpan bahan makanan basah yang dimasukkan
kedalam lemari pendingin.
Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak atau tidak boleh
menggunakan percabangan/sambungan langsung tanpa pengaman arus.
Untuk stop kontak khusus alat penyimpan makanan disediakan tersendiri dan
kompatibel dengan rencana alat yang dipakai.
c. Pencahayaan : minimal 200
lux Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
3. Gudang kering
Merupakan ruang tempat menyimpan bahan makanan kering.
Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Suhu : 25°C
c. Pencahayaan : minimal 200 lux
d. Kelembapan : 80 – 90%
e. Tersedia rak dengan :
1) ketinggian rak minimal 15 cm dari lantai
2) jarak rak dengan dinding 5 cm
3) jarak bahan makanan dengan langit – langit 60
cm. Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
4. Gudang alat
Merupakan ruangan untuk menyimpan alat
makan. Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Suhu : 22 - 30°C
c. Pencahayaan : minimal 200 lux
d. Kelembapan : 35 –
60% Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
5. Area pengolahan makanan
Merupakan ruang tempat mempersiapkan bahan makanan, misalkan menyiangi,
memotong-motong, area pencucian bahan makana, mengolah bahan makanan,
menyajikan / mempersiapkan makanan matang pada alat saji yang dikirimkan dengan
troli pemanas.
Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik dengan
total pertukaran udara minimal 10 kali per jam dan udara langsung dibuang keluar
gedung.
b. Suhu : 22 - 30°C
c. Pencahayaan : minimal 200 lux
d. Kelembapan : 35 –
60% Fasilitas :
a. Tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
b. Mempunyai pasokan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan baku mutu
air minum.
c. Mempunyai langit-langit yang tinggi.
d. Dilengkapi ventilasi untuk pembuangan udara panas selama proses pengolahan.
e. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
f. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
6. Ruang butcher / ruang persiapan ayam, daging sapi, dan
seafood Merupakan tempat persiapan ayam, daging sapi, dan
seafood. Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik dengan
total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Suhu : 22 - 30°C
c. Pencahayaan : minimal 200 lux
d. Kelembapan : 35 –
60% Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
7. Ruang buah dan minuman
Merupakan tempat penyimpanan dan persiapan buah, minuman dan
roti. Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Suhu : 22 - 30°C
c. Pencahayaan : minimal 200 lux
d. Kelembapan : 35 –
60% Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
8. Ruang susu
Merupakan ruang menyajikan/mempersiapkan susu dan formula enteral komersial
Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Suhu : 22 - 30°C
c. Pencahayaan : minimal 200 lux
d. Kelembapan : 35 –
60% Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
9. Ruang pendistribusian
Merupakan tempat penataan makanan dan pengecekan makanan sebelum
dimasukkan ke dalam troly pemanas.
Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Suhu : 22 - 30°C
c. Pencahayaan : minimal 200 lux
d. Kelembapan : 35 –
60% Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
10. Ruang cuci
Merupakan ruang cuci alat makan pasien serta perlengkapan makan dan minum lainnya
Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik dengan
total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Suhu : 22 - 30°C
c. Pencahayaan : minimal 200 lux
d. Kelembapan : 35 –
60% Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
11. Ruang penyimpanan hot trolly
Merupakan ruang penyimpanan troli
pemanas Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
b. Pencahayaan : minimal 200
lux Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
12. Kantin
Merupakan ruangan makan karyawan Rumah Sakit
Umum Bunga Bangsa Medika. Syarat :
a. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 10 kali per jam.
Fasilitas :
a. Tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
b. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
c. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
13. Kantor kepala unit gizi
Merupakan ruang tempat kepala unit gizi bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan
dan manajemen.
Syarat :
a. Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
b. Intensitas cahaya minimal 100
lux. Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
14. Kantor ahli gizi
Merupakan ruang para ahli gizi melaksanakan kegiatan teknis gizi serta administrasi,
dan keuangan.
Syarat :
a. Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
b. Intensitas cahaya minimal 100
lux. Fasilitas :
a. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran
b. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
15. Ruang penyimpanan gas elpiji Merupakan ruang untuk menyimpan tabung gas elpiji. Syarat :
a. Ruangan terhindar dari banjir
b. Ruangan dijamin terjadinya pertukaran
udara. Fasilitas :
a. Tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
b. Dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran.
c. Lantai dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin.
16. Ruang konsultasi gizi rawat jalan
Merupakan ruang para ahli gizi melaksanakan kegiatan konsultasi pada pasien rawat
jalan. Bertempat di poliklinik lantai 2 pada ruang nomor 214.

Syarat :
a. Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
b. Intensitas cahaya minimal 100 lux.

C. Peralatan
1. Ruang penerimaan
a. timbangan kapasitas 20 – 100 kg
b. kereta angkut
c. bak pencuci
d. palet untuk menerima bahan makanan
e. tempat sampah
f. insect killer
2. Ruang penyimpanan
freezer Freezer
3. Gudang kering
Rak/palet/lemari penyimpanan bahan makanan
4. Gudang alat
Rak
penyimpan
5. Area pengolahan makanan
a. Meja kerja/persiapan
b. bak cuci persegi
c. bak cuci dua bergandengan
d. pisau, mesin pemarut kelapa
e. saringan
f. blender
g. talenan
h. kompor gas elpiji
i. panci besar
j. penggorengan
k. rice tenaga pemasaker
l. oven
m. pisau
n. sendok sayur
o. sodet
p. pembuka botol / kaleng
q. cetakan nasi
r. meja kerja
s. penjepit makanan
t. sarung tangan plastik sekali pakai
u. alat makan pasien dewasa
v. alat makan pasien anak
w. troli untuk makanan 3 susun, rak rak piring kapasitas 3 susun
x. kertas label
y. alat tulis
z. Rak alat makan
aa. Lemari alat
makan
bb. Chiller : chiller sayuran dan chiller di main
kitchen cc. Tempat sampah
dd. Peeler
ee. Penggiling
bumbu ff. Bain
marrie
6. Ruang butcher/ruang persiapan ayam, daging sapi, dan seafood
a. Chiller
b. mesin penggiling daging kapasitas 20 kg
c. meja kerja
d. bak pencuci
e. telenan
7. Ruang buah
a. Chiller : chiller buah dan chiller roti
b. Blender
c. Meja kerja
d. Pisau buah dan pisau roti
e. Bak pencuci
8. Ruang susu
a. Bak pencuci
b. gelas ukur
c. timbangan susu kapasitas 2 kg
d. tempat sampah
e. papan tulis
9. Ruang pendistribusian
a. Meja distribusi makanan
b. tempat sampah
c. wastafell
d. rak penyimpanan alat VIP
e. water boiler
10. Ruang cuci
a. mesin cuci
b. rak pengering
c. tempat sampah
d. bak pencuci
11. Ruang penyimpanan hot trolly
a. Trolly pemanas
b. Trolly snack
c. Trolly clear up/basin trolly
d. tempat sampah
12. Kantin
a. tempat sampah
b. komputer
c. bain marrie
d. washtafell
e. bak pencuci
f. meja dan kursi makan
g. lemari penyimpanan alat makan karyawan
h. rak plato
13. Kantor kepala unit gizi
a. tempat sampah
b. komputer
c. telepon
d. printer
e. lemari arsip
f. meja
g. kursi
14. Kantor ahli gizi
a. tempat sampah
b. komputer
c. telepon
d. printer
e. lemari arsip
f. Meja
g. kursi
15. Ruang penyimpanan gas elpiji
a. Dudukan Tabung
b. Alat pemadam api ringan (APAR)
16. Ruang konsultasi gizi rawat jalan
a. Alat ukur lingkar lengan atas dan pita ukur lingkar pinggang dan pinggul.
b. Food model
c. tempat sampah
d. komputer
e. telepon
f. lemari arsip
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

PELAYANAN GIZI PASIEN RAWAT INAP


Pelayanan gizi pasien rawat inap adalah pelayanan terkait gizi yang disesuaikan dengan
keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, status metabolisme tubuhnya.
Pelayanan gizi pada pasien di ruang rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari
proses pengkajian, diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring evaluasi gizi.
Tujuan pelayanan gizi pada pasien rawat inap agar memperoleh asupan makan makanan
yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses penyembuhan dan
status gizi optimal.

A. PELAYANAN MAKANAN PASIEN RAWAT INAP


1. Permintaan Pelayanan Gizi
a. Permintaan Pelayanan Gizi meliputi permintaan makan pasien baru, perubahan diet,
konsultasi gizi, pasien pindahan, dan permintaan makanan tambahan.
b. Permintaan pelayanan gizi dilakukan oleh perawat via dengan menggunakan formulir
permintaan pelayanan gizi.
c. Formulir pelayanan gizi terdiri dari 2 rangkap, 1 lembar untuk unit gizi (warna merah)
dan 1 lembar untuk rekam medis pasien (warna putih).
d. Permintaan pelayanan gizi di catat dalam Daftar Pesanan Makan Pasien dan
didokumentasikan dalam sistem HIS.
e. Petugas gizi membawa formulir permintaan pelayanan gizi yang telah dibuat oleh
perawat ke unit gizi, dan melakukan serah terima dengan ahli gizi penyelenggaraan
makanan.
f. Ahli gizi penyelenggaraan menyimpan permintaan pelayanan gizi untuk unit gizi
dalam folder sesuai dengan masing – masing ruang perawatan.
g. Ahli gizi penyelenggaraan makanan atau petugas gizi yang menerima instruksi dari
perawat melakukan pencatatan dalam buku komunikasi dan melakukan read back.
2. Pemesanan diet pasien baru
a. Pelaporan makan pasien baru dilakukan oleh perawat ke unit gizi.
b. Perawat laporkan nama pasien baru, tanggal lahir, kamar dan posisi bed, nama
dokter penanggung jawab pelayanan, instruksi diet, diagnosa medis, dan alergi atau
pantangan makan pasien baru.
c. Perawat membuat dan mengisi kelengkapan formulir permintaan pelayanan gizi dan
memberi tanda centang pada kolom permintaan makan pasien baru.
d. Ahli gizi penyelenggaraan makanan atau petugas gizi yang menerima instruksi dari
perawat melakukan pencatatan dalam buku komunikasi dan melakukan read back.
e. Pemesanan diet pasien baru di catat oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan dalam
Daftar Pesanan Makan Pasien dan didokumentasikan dalam sistem HIS.
f. Pasien baru datang pada jam makan maka makanan di berikan sesuai dengan diet
dan menu makanan yang ada pada saat itu.
g. Pasien baru datang di luar jam makan, maka makanan yang diberikan berupa roti
atau bubur ayam yang disesuaikan dengan intruksi diet dari dokter penanggung
jawab pelayanan. Makanan pasien tersebut baru diberikan pada jam pelayanan
makanan selanjutnya, berlaku untuk semua kelas perawatan.
h. Untuk pasien baru dengan pilihan kelas VIP, Super VIP dan President suite maka
menu makan selanjutnya pada hari tersebut ditentukan oleh unit gizi.
i. Untuk pasien dengan kondisi tertentu seperti adanya alergi, pantangan makan,
karena agama atau kebudayaan maka diberikan makanan yang sesuai dengan
permintaan makan pasien atas persetujuan dokter penanggung jawab pelayanan.
j. Setiap pasien baru diberikan paket minum sesuai dengan kelas perawatannya.
k. Pasien di UGD dengan observasi, maka ketika pindah ke ruangan diberikan makan
untuk jam makan selanjutnya.
l. Waktu pemesanan makanan, maksimal 1 jam sebelum jam distribusi makanan, yaitu
:
1) Makan pagi : maksimal jam 06.00
2) Makan siang : maksimal jam 11.00
3) Makan malam : maksimal jam 16.00
3. Perubahan diet
a. Perubahan diet dilakukan atas instruksi dokter penanggung jawab pelayanan.
b. Dokter spesialis gizi dan ahli gizi ruangan dapat melakukan perubahan diet atas
persetujuan dokter penanggung jawab pelayanan.
c. Pelaporan perubahan diet pasien dilakukan oleh perawat ke unit gizi.
d. Perawat membuat dan mengisi kelengkapan formulir permintaan pelayanan gizi dan
memberi tanda centang pada kolom perubahan diet.
e. Ahli gizi penyelenggaraan makanan atau petugas gizi yang menerima instruksi dari
perawat melakukan pencatatan dalam buku komunikasi dan melakukan read back.
f. Perubahan diet di catat oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan dalam Daftar
Pesanan Makan Pasien dan didokumentasikan dalam sistem HIS.
g. Waktu pemberlakuan perubahan diet pasien rawat
inap : Sarapan Pagi : Sebelum jam 06.00 WIB
Snack Pagi : Sebelum jam 08.00 WIB
Makan Siang : Sebelum jam 11.00 WIB
Snack Siang : Sebelum jam 13.00 WIB
Makan Malam : Sebelum jam 16.00 WIB
h. Perubahan peningkatan diet yang terjadi diluar dari waktu pemberlakuan tersebut,
maka perubahan dilakukan pada jadwal pemberian makanan selanjutnya.
i. Perubahan penurunan diet misalnya dari diet biasa ke diet lunak karena permintaan
pasien atau keluarga, maka ahli gizi penyelenggaraan makanan langsung melakukan
perubahan diet.
j. Perubahan peningkatan diet misalnya dari diet lunak bubur ke biasa nasi, dilakukan
atas persetujuan dari dokter penanggung jawab pelayanan.
k. Setiap pasien pindah kamar yang berakibat pada perubahan kelas perawatan, maka
pelayanan makanan dan minuman yang diberikan mengikuti kelas perawatan
tersebut.
4. Permintaan makanan tambahan
a. Permintaan makanan tambahan atas permintaan pasien / keluarga dikenakan biaya
tambahan sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh RSU Bunga Bangsa Medika
b. Permintaan makanan tambahan berdasarkan instruksi dokter penanggung jawab
pelayanan tidak dikenakan biaya tambahan.
c. Informasi permintaan makanan tambahan sesuai instruksi dokter penanggung jawab
pelayanan dilaporkan ke unit gizi oleh perawat.
d. Perawat membuat dan mengisi kelengkapan formulir permintaan pelayanan gizi dan
memberi tanda centang pada kolom permintaan makanan tambahan.
e. Ahli gizi penyelenggaraan makanan atau petugas gizi yang menerima instruksi dari
perawat melakukan pencatatan dalam buku komunikasi dan melakukan read back.
f. Permintaan makanan tambahan di catat oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan
dalam Daftar Pesanan Makan Pasien dan didokumentasikan dalam sistem HIS.
5. Pelayanan pasien puasa
a. Pasien puasa karena melakukan tindakan medis, tidak mendapat makanan sampai
dokter penanggung jawab pelayanan memberikan instruksi buka puasa.
b. Informasi puasa dan buka puasa dilaporkan oleh perawat ke unit gizi.
c. Perawat membuat dan mengisi kelengkapan formulir permintaan pelayanan gizi dan
memberi tanda centang pada diet puasa.
d. Makanan pasien puasa tidak dapat diberikan kepada keluarga pasien.
e. Setelah terima informasi pasien puasa, ahli gizi penyelenggaraan makanan menarik
stiker makan dan formulir menu pasien.
f. Ahli gizi penyelenggaraan makanan atau petugas gizi yang menerima instruksi dari
perawat melakukan pencatatan dalam buku komunikasi dan melakukan read back.
g. Informasi pasien puasa dan buka puasa di catat oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan dalam Daftar Pesanan Makan Pasien dan didokumentasikan dalam sistem
HIS.
6. Pelaporan pasien pindah dan pulang
a. Pelaporan pasien pindah ruangan adalah serangkaian kegiatan melaporkan
perpindahan pasien rawat inap, baik pindah kamar, pindah lokasi bed, ataupun
pindah ruang perawatan oleh perawat kepada unit gizi.
b. Informasi pasien pindah dan pulang dilaporkan oleh perawat ke unit gizi.
c. Perawat membuat dan mengisi kelengkapan formulir permintaan pelayanan gizi dan
memberi tanda centang pada pasien pindah.
d. Ahli gizi penyelenggaraan makanan atau petugas gizi yang menerima instruksi dari
perawat melakukan pencatatan dalam buku komunikasi dan melakukan read back.
e. Perubahan perpindahan pasien di catat oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan
dalam Daftar Pesanan Makan Pasien.
f. Pasien pulang diinput oleh perawat ke dalam sistem HIS.
g. Ahli gizi penyelenggaraan makanan harus selalu membuka sistem report leave pasien
guna mengetahui data pasien pulang terbaru.
h. Ahli gizi penyelenggaraan makanan cek data pasien pulang dengan sistem HIS
i. Ahli gizi penyelenggaraan makanan mengisi formulir pasien pulang :
1) Jumlah pasien yang terinfo pulang sesudah makanan naik
2) Jumlah pasien yang pulang namun tidak tercatat di sistem
j. Kepala unit gizi membuat laporan sisa makanan berdasarkan sistem pasien pulang,
dan dilaporkan setiap bulan.
k. Perawat melaporkan ke unit gizi Ada pasien yang sudah tercatat di sistem pulang
namun batal pulang.
l. Ada pasien yang sudah close billing atau sudah tercatat di sistem pulang ternyata
tidak jadi pulang, ahli gizi penyelenggaraan makanan melakukan input ulang data
pasien dalam sistem HIS.
7. Diet bebas untuk penunggu
a. Diet bebas untuk penunggu adalah diet biasa yang diberikan kepada keluarga atau
penunggu pasien, pasien masih ASI atau pasien diet cairan formula komersial yang
menyediakan formula komersial sendiri atau menolak makan dari rumah sakit.
b. Ahli gizi ruangan tetap memberikan edukasi dan informasi diet kepada pasien yang
mendapat diet bebas untuk penunggu.
c. Ahli gizi ruangan menggali data alergi atau pantangan makan untuk keluarga /
penunggu pasien.
d. Diet bebas untuk penunggu mendapatkan makanan sesuai dengan kelas perawatan
pasien.
e. Informasi pemberian diet bebas untuk penunggu dari perawat dan dikaji oleh ahli
gizi.
f. Ahli gizi penyelenggaraan makanan menginformasikan kepada perawat terkait
pasien yang mendapat diet bebas untuk penunggu, dan perawat menginformasikan
kepada dokter penanggung jawab pelayanan.
8. Pelayanan pasien One Day Care (ODC) berupa satu paket makanan dengan pilihan
menu berjalan (menu kelas I) yang disesuaikan dengan instruksi diet dari dokter
penanggung jawab pelayanan serta paket minum.
9. Menu pasien
a. Siklus menu dan pilihan menu :
1) Siklus menu pasien rawat inap adalah siklus menu 15 hari ditambah dengan
menu ke 31.
2) Menu makanan pasien untuk kelas President suite, super VIP, dan VIP adalah
menu pilihan yang terdiri dari menu Indonesia, Oriental dan Western.
3) Menu makanan pasien untuk kelas I adalah menu pilihan Indonesia dan Oriental.
4) Menu makanan pasien kelas II dan III adalah menu Indonesia.
b. Layanan menu :
1) Penawaran menu dilakukan oleh petugas gizi satu hari sebelumnya kepada
pasien atau keluarga pasien dengan menggunakan media formulir menu.
2) Pasien atau keluarga pasien yang telah memilih menu mencantumkan tanda
tangan pada formulir menu.
10. Paket pasien rawat inap menurut kelas perawatan
President suite
a. Paket buah 1 x
b. Pemberian makan sehari terdiri dari tiga kali makan besar dan dua kali snack (atau
disesuaikan dengan instruksi dokter penanggung jawab pelayanan) dan diet bebas
untuk satu orang penunggu termasuk snack untuk satu orang penunggu.
c. Pemberian tea set, yang terdiri dari : kopi, gula, teh, krimer, cangkir dan tatakan
cangkir, sendok kecil pengaduk, tutup gelas, sedotan, dan termos panas.
d. Pemberian tea set di lakukan dua kali sehari (pagi dan siang), dan dapat diisi ulang
sesuai dengan permintaan pasien.
e. Pemberian tea set diletakkan dalam baki khusus berwana coklat dilengkapi dengan
bunga dan vas bunga.
f. Pemberian air mineral botol 1500 ml sebanyak 2 botol.
g. Penyediaan pilihan menu Indonesian, Oriental, dan Western untuk pasien dan satu
orang penunggu

Super VIP
a. Paket buah 1 x
b. Pemberian makan sehari terdiri dari tiga kali makan besar dan dua kali snack (atau
disesuaikan dengan instruksi dokter penanggung jawab pelayanan) dan diet bebas
untuk satu orang penunggu termasuk snack untuk satu orang penunggu.
c. Pemberian tea set, yang terdiri dari : kopi, gula, teh, krimer, cangkir dan tatakan
cangkir, sendok kecil pengaduk, tutup gelas, sedotan, dan termos panas.
d. Pemberian tea set di lakukan dua kali sehari (pagi dan siang), dan dapat diisi ulang
sesuai dengan permintaan pasien.
e. Pemberian air mineral botol 1500 ml sebanyak 2 botol
f. Penyediaan pilihan menu Indonesian, Oriental, dan Western untuk pasien dan satu
orang penunggu

VIP
a. Paket buah 1 x
b. Pemberian makan sehari terdiri dari tiga kali makan besar dan dua kali snack (atau
disesuaikan dengan instruksi dokter penanggung jawab pelayanan)
c. Pemberian tea set, yang terdiri dari : kopi, gula, teh, krimer, cangkir dan tatakan
cangkir, sendok kecil pengaduk, gelas, tutup gelas, sedotan, dan termos panas.
d. Pemberian tea set di lakukan dua kali sehari (pagi dan siang), dan dapat diisi ulang
sesuai dengan permintaan pasien.
e. Pemberian air mineral botol 1500 ml sebanyak 2 botol
f. Penyediaan pilihan menu Indonesian, Oriental, dan Western untuk pasien

Kelas I
a. Pemberian makan sehari terdiri tiga kali makan besar dan dua kali snack (atau
disesuaikan dengan instruksi dokter penanggung jawab pelayanan)
b. Pemberian air mineral botol 1500 ml sebanyak 1 botol yang diberikan pada pagi hari,
tutup gelas, sedotan, dan termos air panas
c. Penyediaan pilihan menu Indonesian dan Oriental untuk pasien.

Kelas II
a. Pemberian makan sehari terdiri dari tiga kali makan besar dan dua kali snack (atau
disesuaikan dengan instruksi dokter penanggung jawab pelayanan)
b. Pemberian air mineral botol 1500 ml sebanyak 1 botol yang diberikan pada pagi hari,
tutup gelas, sedotan, dan termos air panas
c. Penyediaan pilihan menu Indonesian untuk makan pagi pasien

Kelas III
a. Pemberian makan sehari terdiri dari tiga kali makan besar dan dua kali snack (atau
disesuaikan dengan instruksi dokter penanggung jawab pelayanan)
b. Pemberian air mineral botol 1500 ml sebanyak 1 botol yang diberikan pada pagi hari,
tutup gelas, sedotan, dan termos air panas
c. Penyediaan pilihan menu menu Indonesian untuk makan pagi pasien

11. Stiker makan


a. Stiker makan berisi identitas pasien rawat inap (nama pasien, tanggal lahir, jenis
kelamin, usia, posisi kamar, bed, dan kelas perawatan), nama dokter penanggung
jawab pelayanan, bentuk makanan, jenis diet, dan alergi pasien.
b. Stiker makan pasien alergi diberi tanda dengan stabilo merah
c. Stiker makan pasien di cetak oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan dinas siang.
d. Ahli gizi menyesuaikan informasi pada buku komunikasi, formulir permintaan
pelayanan gizi yang dibuat oleh perawat, daftar pesanan makan pasien dengan data
pada sistem HIS sebelum mencetak stiker makan.
e. Pencetakan stiker makan pasien president suite dan super VIP dilakukan sebanyak 2x,
yaitu untuk pasien dan keluarga. Ahli gizi penyelenggaraan memberi keterangan
stiker makan untuk keluarga pasien dengan cara mencoret stiker dan mengganti
kolom diet dengan keterangan “untuk penunggu”
f. Stiker menu pasien diberi kode yang menandakan makanan telah disesuaikan
dengan diet pasien, dengan kode :
1) DM = Diabetes Melitus
2) RG = Rendah Garam
3) DH = Diet Hati
4) DJ = Diet Jantung
5) RP = Rendah Protein
6) RL = Rendah Lemak
7) R Purin = Rendah Purin
8) R Cholesterol = Rendah Cholesterol
9) GE = Gastro Entritis
10) DL = Diet Lambung
11) TKTP = Tinggi Kalori Tinggi Protein
12. Formulir menu
a. Pembuatan formulir menu pilihan dilakukan oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan,
disesuaikan dengan instruksi diet dari dokter penanggung jawab pelayanan, usia,
budaya, rencana asuhan gizi dari ahli gizi ruangan, diagnosis pasien, diet khusus
pasien, dan kebutuhan khusus pasien (misalnya vegetarian)
b. Pasien dengan kebutuhan khusus, seperti vegetarian, mendapatkan pilihan menu
vegetarian.
c. Formulir menu di buat oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan dinas siang dan di cek
oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan dinas pagi keesokan harinya.
d. Ahli gizi penyelenggaraan makanan yang membuat formulir menu membubuhkan
paraf pada kolom yang tersedia.
e. Formulir menu dibedakan menurut kelas perawatan, yaitu VIP (untuk pasien kelas
VIP, super VIP, dan president suite), kelas I, dan kelas II/III.
f. Ahli gizi penyelenggaraan makanan menempelkan stiker makan pada formulir menu
sesuai dengan kelas perawatan pasien.
g. Formulir menu terdiri dari 2 rangkap. 1 rangkap yang berwarna putih ditempelkan
pada makanan yang di sajikan kepada pasien. 1 rangkap yang berwarna merah
disimpan sebagai arsip.
13. Daftar pesanan makan pasien :
a. Daftar pesanan makan pasien adalah bentuk dokumentasi pemberian makanan
sesuai dengan instruksi dokter penanggung jawab pelayanan dan kebutuhan pasien.
b. Ahli gizi penyelenggaraan makanan melakukan peng-input-an daftar pesanan makan
pasien ke dalam sistem HIS.
c. Daftar pesanan makan pasien menjadi dasar ahli gizi penyelenggaraan dalam
melakukan pengecekan makanan sebelum disajikan kepada pasien rawat inap dan
menjadi dasar petugas gizi memastikan seluruh pasien rawat inap telah mendapat
makanan.
d. Daftar pesanan makan pasien di cetak sebanyak 3 kali sehari, masing – masing
sebanyak 2 rangkap. 1 lembar untuk ahli gizi penyelenggaraan makanan dan 1
lembar untuk petugas gizi.
e. Jam pencetakan daftar pesanan makan pasien rawat inap :
1) Cetak DPMP pagi : jam 20.00
2) Cetak DPMP siang : jam 06.30
3) Cetak DPMP sore : jam 12.00
14. Pemberian paket buah / welcome fruit :
a. Paket buah diberikan kepada pasien rawat inap kelas VIP, super VIP, dan president
suite sebanyak 1x selama masa perawatan.
b. Paket buah dibuat oleh petugas gizi sesuai dengan instruksi dari ahli gizi
penyelenggaraan makanan
c. Informasi jumlah dan jenis pesanan paket buah / welcome fruit diperoleh dari data
pasien baru pada Daftar pesanan makan pasien
d. Jenis paket buah / welcome fruit dibedakan menjadi 2, yaitu untuk pasien VIP dan
untuk pasien SVIP atau president suite.
e. Isi paket buah untuk pasien VIP :
1) 1 buah apel
2) 1 buah pir
3) 1 buah jeruk
4) 1 buah pisang atau 5 buah anggur
f. Isi paket buah untuk pasien SVIP dan president suite:
1) 1 buah apel
2) 1 buah pir
3) 1 buah jeruk
4) 1 buah pisang atau 5 buah anggur
5) 1 buah jus jeruk dan jus jambu
g. Paket buah ditata dalam keranjang parsel rotan dan dibungkus dengan plastik
wrapping.
h. Buah – buahan untuk kebutuhan paket buah / welcome fruit disesuaikan dengan
ketersediaan di unit gizi.
i. Pencatatan pemberian parsel buah dilakukan oleh petugas gizi menggunakan buku,
dan kemudian dilakukan rekapitulasi oleh ahli gizi.

B. PENENTUAN DIET PASIEN RAWAT INAP


1. Instruksi diet awal diberikan oleh dokter penanggung jawab pelayanan.
2. Ahli gizi mengkaji instruksi diet awal berdasarkan hasil visite gizi. Jenis diet yang
ditentukan sesuai dengan diet pesanan maka diet tersebut diteruskan dengan dilengkapi
rancangan diet. Diet tidak sesuai dilakukan usulan perubahan jenis diet dengan
mendiskusikannya terlebih dahulu bersama dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP).
3. Penyusunan diet dilakukan setelah kegiatan penentuan diet yang disesuaikan dengan
keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, status metabolisme tubuhnya
serta kemampuan pasien untuk menerima makanan dengan memperhatikan :
a. Prinsip menu seimbang (energi, protein, lemak, karbohidrat).
b. Kebiasaan makan, alergi / pantangan makan dan pola makan.
4. Tahapan penentuan diet pasien rawat inap :
a. Ahli gizi penyelenggaraan makanan terima instruksi diet pasien dari perawat.
b. Ahli gizi penyelenggaraan makanan kaji diet awal berdasarkan diagnosa pasien.
c. Ahli gizi ruangan kaji kesesuaian diet awal dengan hasil visite gizi.

d. Ahli gizi ruangan berikan saran diet kepada dokter penanggung jawab pelayanan.
e. Ahli gizi ruangan berkoordinasi dengan ahli gizi penyelenggaraan makanan terkait
perubahan diet.
5. Jenis Diet
a. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
b. Diet Rendah Garam
c. Diet Rendah Serat
d. Diet Lambung
e. Diet Diabetes Mellitus
f. Diet Hati
g. Diet Jantung
h. Diet Rendah Lemak
i. Diet Rendah Kolesterol
j. Diet Rendah Protein
k. Diet Rendah Purin

a) Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)


Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein adalah diet yang mengandung energi dan protein di
atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk Makanan Biasa ditambah bahan
makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging, atau dalam bentuk
minuman Enteral Energi Tinggi Protein Tinggi. Diet ini diberikan bila pasien telah
mempunyai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.

Tujuan Diet
1) Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2) Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.

Syarat Diet
1) Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
2) Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 gram/kg BB.
3) Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
5) Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.

Indikasi Pemberian
Pasien dengan Kurang Energi Protein, sebelum dan sesudah operasi tertentu, multi
trauma, selama radioterapi dan kemoterapi (pasien kanker), HIV/AIDS, tuberkulosis,
luka bakar, hipertiroid, hamil, dan post-partum.

Bahan Makanan yang Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan
Sumber karbohidrat nasi, roti, mi, makaroni dan hasil olah tepung-tepungan
lain, seperti cake, puding, dan ubi; karbohidrat
sederhana seperti gula pasir
Sumber protein daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, dan hasil olah
seperti keju dan es krim
Sumber protein nabati semua jenis kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti
tempe, tahu, dan selai kacang.
Sayuran Semua jenis sayuran
Buah-buahan semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering dan
jus buah.
Lemak dan minyak minyak goreng, mentega, margarin, santan.
Minuman madu, sirup, teh, dan kopi encer.
Bumbu bumbu tidak tajam.

b) Diet Rendah Garam


Yang dimaksud dengan garam dalam Diet Rendah Garam adalah garam natrium seperti
yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder,
natrium benzoate, dan vetsin (mono sodium glutamate).

Tujuan Diet
Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Syarat Diet
1) Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.
2) Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air
atau hipertensi.

Jenis Diet :
1) RG 1 : garam tidak diberikan pada makanan
2) RG 2 : garam diberikan pada sup
3) RG 3 : garam diberikan pada sup dan hewani
Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien dengan edema, asites, hipertensi, dekompensasio kordis,
penyakit ginjal dengan dialisis, hipertensi esensial, pre eklamsia dan eklamsia.

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber beras, kentang, terigu, kue yang dimasak dengan
karbohidrat tapioka, gula, makaroni, mi, garam dapur atau baking
bihun, roti, biskuit. power dan soda. makanan
yang digoreng dan bersantan
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan, diawetkan dengan garam
hewani putih telur dapur seperti abon, keju, ikan
kaleng, ebi, udang kering,
kuning telur, susu tinggi lemak,
susu kental manis, makanan
yang digoreng dan bersantan
Sumber protein semua kacang-kacangan kacang-kacangan yang
nabati dan hasilnya yang diolah dimasak dengan garam dapur.
dan dimasak tanpa garam makanan yang digoreng dan
dapur. bersantan
Sayuran semua sayuran segar, sayuran yang dimasak dan
sayuran yang diawet tanpa diawetkan, seperti sayuran
garam dapur dan natrium dalam kaleng, sawi asin dan
benzoat. acar. makanan yang digoreng
dan bersantan
Buah-buahan semua buah-buahan segar, Buah-buahan yang diawet
buah yang diawetkan tanpa dengan garam dapur seperti
garam dapur dan natrium buah dalam kaleng. makanan
benzoat. yang digoreng dan bersantan
Lemak minyak goreng, margarin, margarin dan mentega biasa.
dan mentega tanpa garam. makanan yang digoreng dan
bersantan
Minuman teh kopi
Bumbu Gula, bawang, dan rempah - baking powder, soda kue,
rempah vetsin, dan bumbu-bumbu
yang mengandung garam
dapur seperti: tauco dan saus
tomat.
c) Diet Rendah Serat
Diet Rendah Serat adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan
hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-bagian
makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat di dalam susu atau produk susu.

Tujuan Diet
Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa
sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.

Syarat Diet
1) Energi cukup.
2) Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3) Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total.
5) Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang
6) Menghindari susu dan produk susu.
7) Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam,
dan berbumbu tajam.

Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien dengan diare berat, peradangan saluran cerna akut,
divertikulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan sebagian saluran cerna, hemoroid
berat, pra dan pasca bedah saluran cerna, hematemesis melena, penyakit usus
inflamatorik (inflammatory bowel disease).

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Bubur, roti putih; kentang; roti gandum, regal, makanan
karbohidrat makaroni, mi, bihun yang digoreng dan bersantan
direbus, biskuit, krakers;
tepung-tepungan.
Sumber protein daging sapi, ayam, ikan; susu dan produk susu, makanan
hewani telur direbus. yang digoreng dan bersantan
Sumber protein tahu dan tempe ditim dan kacang tanah, kacang merah,
nabati direbus kacang tolo, kacang hijau,
kacang kedelai. makanan yang
digoreng dan bersantan

Sayuran Wortel, labu siam, labu kuning, jagung putren, dan


Sayuran lainnya. makanan yang digoreng dan bersantan
oyong
Buah-buahan Apel tanpa kulit dan buah tinggi serat dan dimakan
pisang dibatasi. dengan kulit.
Untuk makan pagi tidak
mendapatkan buah.
Minuman teh, sirup. kopi.
Bumbu Garam dan gula. cabai, jahe, merica, dan bumbu
lain yang tajam.

d) Diet Lambung
Gangguan pada lambung umumnya berupa kumpulan gejala yang terdiri dari mual,
muntah, nyeri epigastrium, kembung, nafsu makan berkurang, dan rasa cepat kenyang.

Tujuan Diet
Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta
mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

Syarat Diet
1) Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
2) Energi dan protein cukup.
3) Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
4) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam
7) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa

Jenis diet :
1) DL 1 : diberikan susu sesuai ketentuan diet lambung, contoh susu entramix vanila
(mengacu pada ceklist pelayanan endoscopy saluran cerna.
2) Bentuk makanan diet lambung lainnya disesuaikan dengan kemampuan daya
terima pasien

Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien dengan Gastritis, Ulkus Peptikum, pasca-bedah saluran cerna
atas, pasien hyperemesis.
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber beras; kentang; makaroni; roti gandum dan makanan yang
karbohidrat roti putih; biskuit; krekers; digoreng dan bersantan
mi, bihun
Sumber protein daging sapi, ikan, ayam, Keju, makanan yang digoreng dan
hewani telur ayam direbus, susu. bersantan
Sumber protein tahu, tempe direbus tahu, tempe digoreng; kacang
nabati ditim, ditumis; tanah, kacang merah, kacang
tolo. makanan yang digoreng dan
bersantan
Sayuran labu siam, labu kuning, sayuran mentah, berserat tinggi
wortel, jagung muda, dan menimbulkan gas. makanan
oyong. yang digoreng dan bersantan
Buah-buahan pepaya, pir, melon, apel. Semangka, anggur, buah dengan
kulit, pisang, jambu, jeruk
Lemak margarin dan mentega; lemak hewan, santan kental.
minyak untuk menumis. makanan yang digoreng dan
bersantan
Minuman sirup, teh. kopi, coklat
Bumbu gula, garam, rempah - cabai, merica, dan sebagainya
rempah yang tajam.

e) Diet Hati
Tujuan
Diet
1) Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut
dan meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
2) Mencegah katabolisme protein.
3) Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
4) Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus, dan hipertensi portal.
5) Mencegah koma hepatik.

Syarat Diet
1) Energi tinggi 40-45 kkal/kg BB.
2) Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk
yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
3) Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kg BB.
4) Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali ada kontra indikasi.
Jenis diet :
1) DH 1 : diberikan sirup (mengacu pada ceklist pelayanan endoscopy saluran cerna.
2) Bentuk makanan diet hati lainnya disesuaikan dengan kemampuan daya terima
pasien

Indikasi Pemberian
Hepatitis dan sirosis hati.
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber beras, pasta, makaroni, roti, Cake dan makanan yang
karbohidrat cereal, kentang, bihun, mie, digoreng dan bersantan
soun, krekers
Sumber protein ayam tanpa kulit, susu seperti ikan asin, ebi, kuning
hewani rendah lemak / tanpa lemak, telur, keju, susu tinggi lemak,
daging sapi, ikan, putih telur. susu kental manis, makanan
yang digoreng dan bersantan
Sumber protein tempe, tahu, dan kacang- makanan yang digoreng dan
nabati kacangan. bersantan
Sayuran Semua jenis sayuran makanan yang digoreng dan
bersantan
Buah-buahan Semangka, melon, pepaya, anggur
apel, pir, jeruk, pisang
Minuman Teh dan sirup Kopi
bumbu Semua jenis bumbu

f) Diet Diabetes
Melitus Tujuan Diet
1) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dan aktivitas
fisik.
2) Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal.
3) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat
badan normal.
4) Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta
masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani.
5) Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

Syarat Diet
1) Energi cukup 25-30 kkal/kg BB normal
2) Kebutuhan protein normal 10-15% dari kebutuhan energi total.
3) Kebutuhan lemak sedang 20-25%
4) Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70%.
5) Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
6) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.
Indikasi Pemberian
Diberikan untuk pasien Diabetes Melitus tipe I, diabetes mellitus tipe II, diabetes
gestasional, dan diabetes mellitus tipe lain.

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Sumber karbohidrat kompleks, cake, biskuit, Gula pasir, gula
karbohidrat seperti nasi, roti gandum, mi, jawa, madu, sirop; selai, jeli,
kentang, krekers, cereal buah-buahan yang
diawetkan dengan gula, susu
kental manis, dan es krim.
makanan yang digoreng dan
bersantan
Sumber protein ayam tanpa kulit, susu rendah ikan asin, ebi, kuning telur,
hewani lemak / tanpa lemak, daging susu tinggi lemak, susu
sapi, ikan, putih telur. kental manis, keju. makanan
yang digoreng dan bersantan
Sumber protein tempe, tahu, dan kacang- makanan yang digoreng dan
nabati kacangan. bersantan
Sayuran Semua jenis sayuran makanan yang digoreng dan
bersantan
Buah-buahan Semangka, melon, pepaya, anggur
apel, pir, jeruk, pisang
Minuman Teh Kopi, sirup
Bumbu semua jenis bumbu.

g) Diet
Jantung
Tujuan Diet
1) Menurunkan berat badan bila kegemukan.
2) Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3) Menurunkan asupan kolesterol makanan.
Syarat Diet
1) Energi cukup
2) Lemak sedang
3) Protein cukup 10-20%
4) Karbohidrat sedang 50-60%
5) Cairan dibatasi sesuai dengan instruksi dokter penanggung jawab pelayanan

Indikasi Pemberian
Untuk pasien dengan gangguan jantung dan pembuluh darah, stroke.
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber beras, pasta, makaroni, roti, Cake dan makanan yang
karbohidrat cereal, kentang, bihun, mie, digoreng dan bersantan
soun, krekers
Sumber protein ayam tanpa kulit, susu daging dan ikan yang diawetkan,
hewani rendah lemak / tanpa seperti ikan asin, ebi, kuning
lemak, daging sapi, ikan, telur, keju, susu tinggi lemak,
putih telur. susu kental manis, makanan
yang digoreng dan bersantan
Sumber protein tempe, tahu, dan kacang- makanan yang digoreng dan
nabati kacangan. bersantan
Sayuran Semua jenis sayuran makanan yang digoreng dan
bersantan
Buah-buahan Semangka, melon, pepaya, anggur
apel, pir, jeruk, pisang
Minuman Teh dan sirup Kopi
bumbu Semua jenis bumbu

h) Diet Rendah Lemak dan Rendah


Kolesterol Tujuan Diet
1) Menurunkan berat badan bila kegemukan.
2) Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3) Menurunkan asupan kolesterol makanan.

Syarat Diet
1) Energi cukup
2) Lemak sedang
3) Protein cukup 10-20%
4) Karbohidrat sedang 50-60%
Indikasi Pemberian
Untuk pasien dengan dislipidemia, penyakit kantung empedu (kolelitiasis dan
kolesistitis)

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber beras, pasta, makaroni, roti, Cake dan makanan yang
karbohidrat cereal, kentang, bihun, mie, digoreng dan bersantan
soun, krekers
Sumber protein ayam tanpa kulit, susu daging dan ikan yang diawetkan,
hewani rendah lemak / tanpa seperti ikan asin, ebi, kuning
lemak, daging sapi, ikan, telur, keju, makanan yang
putih telur. digoreng dan bersantan
Sumber protein tempe, tahu, dan kacang- makanan yang digoreng dan
nabati kacangan. bersantan
Sayuran Semua jenis sayuran makanan yang digoreng dan
bersantan
Buah-buahan Semangka, melon, pepaya, anggur
apel, pir, jeruk, pisang
Minuman Teh dan sirup Kopi
bumbu Semua jenis bumbu
i) Diet Rendah Protein
Apabila nilai Glomerulo Filtration Rate (GFR) atau Tes Kliren Kreatinin (TKK) <25
ml/menit diberikan Diet Rendah Protein.
Tujuan Diet
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan
sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
2) Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi.
3) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
4) Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan
memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus.
Syarat Diet
1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
2) Protein rendah, yaitu 0,6 – 0,75 g/kg BB. Diutamakan protein hewani yang
bernilai biologik tinggi.
3) Lemak cukup, yaitu 20-30%
4) Karbohidrat cukup
5) Cairan dibatasi sesuai dengan instruksi dokter penanggung jawab pelayanan
Indikasi Pemberian
Diberikan untuk pasien dengan sindroma nefrotik, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik.
Jenis Diet :
1) Diet Protein Rendah 40 gram protein : tidak diberikan protein nabati
2) Diet Protein Rendah 50 gram protein: protein nabati diberikan 1 x per hari
3) Diet Protein Rendah 60 gram protein : protein nabati diberikan 2 x per hari.
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber beras, pasta, makaroni, roti, Cake dan makanan yang
karbohidrat cereal, kentang, bihun, mie, digoreng dan bersantan
soun, krekers

Sumber protein ayam tanpa kulit, susu rendah daging dan ikan yang diawetkan,
hewani lemak / tanpa lemak, daging seperti ikan asin, ebi, kuning telur,
sapi, ikan, keju, makanan yang
putih telur. digoreng dan bersantan

Sumber protein Disesuaikan dengan jenis diet rendah protein


nabati
Sayuran Wortel, labu siam, labu Sayuran berdaun hijau,
kuning, jagung muda, makanan yang digoreng dan
oyong. bersantan

Buah-buahan Semangka, melon, pepaya, Anggur, pisang, belimbing


apel, pir, jeruk
Minuman Teh dan sirup Kopi
bumbu Semua jenis bumbu
j) Diet Rendah
Purin Tujuan Diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat
dalam darah dan urin.

Syarat Diet
1) Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2) Protein cukup 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15%
3) Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin
>150 mg/100 g.
4) Lemak sedang 10-20%
5) Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan
energi total.

Indikasi Pemberian
Diberikan untuk pasien dengan batu kalsium oksalat, batu asam urat, gout atritis.

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber beras, pasta, makaroni, roti, Cake dan makanan yang
karbohidrat cereal, kentang, bihun, mie, digoreng dan bersantan
soun, krekers
Sumber protein ayam tanpa kulit, susu daging dan ikan yang diawetkan,
hewani rendah lemak / tanpa seperti ikan asin, ebi, kuning
lemak, daging sapi, ikan, telur, keju, makanan yang
putih telur. digoreng dan bersantan
Sumber protein Tidak diberikan
nabati
Sayuran Wortel, labu siam, labu Sayuran berdaun hijau,
kuning, jagung muda, makanan yang digoreng dan
oyong. bersantan
Buah-buahan Semangka, melon, pepaya, Anggur, pisang
apel, pir, jeruk
Minuman Teh dan sirup Kopi
bumbu Semua jenis bumbu

6. Komposisi zat gizi lain sesuai dengan kebutuhan pasien dan instruksi dokter penanggung
jawab :
Jenis Diet Kebutuhan Kebutuhan Protein Kebutuhan
Karbohidrat Lemak
DIet Diabetes Melitus 50 - 60% 10 - 15 % 20 - 25%
Diet Rendah Garam 55 - 60% 10 - 15 % 20 - 25%
Diet Hati 60 - 70% 1 gram/kg BB 20 - 25%
Diet Jantung 50 - 60% 10 - 25 % 20 - 25%
Diet Rendah Protein 50 - 60% 0.8 - 1 gram/kg BB 20 - 25%
Diet Rendah Lemak 55 - 60% 10 - 15 % 20 - 25%
Diet Rendah Purin 55 - 60% 10 - 15 % 10 - 20%
Diet Rendah Kolesterol 55 - 60% 10 - 15 % 20 - 25%
Diet Gastro Entritis 55 - 60% 10 - 15 % 10 - 25%
Diet Lambung 55 - 60% 10 - 15 % 10 - 15%
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein 60 - 70% 2 - 2.5 gram/kg BB 10 - 25%

7. Porsi makanan
Porsi makanan disesuaikan dengan kebutuhan kalori masing – masing pasien rawat inap.
Pengaturan porsi memperhatikan usia, diagnosa, dan kebutuhan khusus pasien.
Untuk pasien dengan diet hati, diet diabetes mellitus, diet jantung, rendah garam,
rendah lemak, rendah kolesterol, rendah purin, rendah protein hanya mendapatkan
maksimal 1 porsi hewani setiap kali makan, karena adanya batasan lemak. Pasien
dengan diet tersebut mendapatkan diet > 1800 kalori, maka tumisan diberikan sebanyak
2 porsi.
Pengaturan pembagian porsi menu berdasarkan standard porsi adalah :
a) Diet 2100 kalori sampai 2300 kalori
Total Kalori Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Karbohidrat 2 porsi 1.5 porsi 1.5 porsi
Protein hewani 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Protein nabati 1 porsi 1 porsi
Tumisan 1 porsi 1 porsi
Sup 1 porsi 1 porsi
Buah 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Susu 1 porsi
Siang Sore Malam
Snack
1 porsi 1 porsi 1.5 porsi

b) Diet 1800 kalori – 2000 kalori


Total Kalori Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Karbohidrat 1.5 porsi 1.5 porsi 1.5 porsi
Protein hewani 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Protein nabati 1 porsi 1 porsi
Tumisan 1 porsi 1 porsi
Sup 1 porsi 1 porsi
Buah 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Susu 1 porsi
Siang Sore Malam
Snack
1 porsi 1 porsi
c) Diet 1600 kalori – 1700 kalori
Total Kalori Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Karbohidrat 1 porsi 1.5 porsi 1.5 porsi
Protein hewani 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Protein nabati 1 porsi 1 porsi
Tumisan 1 porsi 1 porsi
Sup 1 porsi 1 porsi
Buah 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Susu 1 porsi
Siang Sore Malam
Snack
1 porsi 1 porsi

d) Diet 1400 kalori – 1500 kalori


Total Kalori Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Karbohidrat 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Protein hewani 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Protein nabati 1 porsi 1 porsi
Tumisan 1 porsi 1 porsi
Sup 1 porsi 1 porsi
Buah 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Susu 1 porsi
Siang Sore Malam
Snack
1 porsi 1 porsi

e) Diet 1000 kalori – 1300 kalori


Total Kalori Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Karbohidrat ½ porsi ½ porsi ½ porsi
Protein hewani 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Protein nabati 1 porsi 1 porsi
Tumisan 1 porsi 1 porsi
Sup 1 porsi 1 porsi
Buah 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Siang Sore Malam
Snack
1 porsi 1 porsi

f) Diet 700 kalori – 900 kalori


Total Kalori Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Karbohidrat ½ porsi ½ porsi ½ porsi
Protein hewani ½ porsi ½ porsi ½ porsi
Tumisan 1 porsi 1 porsi
Sup Kaldu polos Kaldu polos Kaldu polos
Buah 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Siang Sore Malam
Snack
1 porsi 1 porsi

g) Diet 500 kalori – 600 kalori


Total Kalori Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Karbohidrat ½ porsi ½ porsi ½ porsi
Protein hewani ½ porsi ½ porsi ½ porsi
Tumisan ½ porsi ½ porsi
Sup Kaldu polos Kaldu polos Kaldu polos
Buah 1 porsi 1 porsi 1 porsi
Siang Sore Malam
Snack
1 porsi 1 porsi
8. Frekuensi pemberian
Frekuensi pemberian dapat berupa 3 x makan pokok dan 2 x snack, atau 3 x makan
pokok dan 3 x snack dan disesuaikan dengan kondisi dan permintaan pasien, atau sesuai
dengan instruksi dari dokter penanggung jawab pelayanan.
Jam pelayanan makan
a. Makan pagi : 07.00 – 08.00 WIB
b. Snack Pagi : 09.00 – 10.00 WIB
c. Makan Siang : 12.00 – 13.00 WIB
d. Snack Siang : 14.00 – 15.00 WIB
e. Makan Malam : 17.00 – 18.00 WIB
f. Snack Malam : 20.00 – 21.00 WIB
9. Bentuk makanan
Pengubahan dapat berupa perubahan dalam konsistensi, meningkatkan / menurunan
nilai energi, menambah / mengurangi jenis bahan makanan atau zat gizi yang
dikonsumsi, membatasi jenis atau kandungan makanan tertentu, menyesuaikan
komposisi zat gizi (protein, lemak, karbohidrat, cairan)
Bentuk makanan :
a. Makanan biasa
b. Makanan lunak
c. Makanan tim
d. Makanan saring / blender
e. Makanan cair
f. Makanan dingin
Bentuk makanan yang digunakan :
1) Makanan biasa
Makanan Biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi
dengan bentuk, tekstur, dan aroma yang normal.
Makanan biasa diberikan pilihan karbohidrat : nasi, kentang rebus, kentang
panggang, dan kentang tumbuk.
Sasaran
Diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan
khusus (diet). Walau tidak ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya
diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran
cerna.

Tujuan Diet
Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh.
Syarat Diet
a) Energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat.
b) Protein 10-15% dari kebutuhan energi total.
c) Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.
d) Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.
e) Cukup mineral, vitamin, dan kaya serat.
f) Makanan tidak merangsang saluran cerna.
g) Makanan sehari-hari beraneka ragam dan bervariasi.

Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan
penyakitnya.

Makanan yang Tidak Dianjurkan


a) makanan yang merangsang
b) makanan yang berlemak tinggi
c) makanan terlalu manis
d) makanan terlalu berbumbu

2) Makanan Lunak dan Makanan Tim


Makanan Lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan, dan dicerna dibandingkan Makanan Biasa.
Makanan tim diberikan pilihan karbohidrat : nasi tim / nasi lembek, kentang rebus,
kentang panggang, dan kentang tumbuk.
Makanan biasa diberikan pilihan karbohidrat : bubur, kentang rebus, kentang
panggang, dan kentang tumbuk.

Tujuan Diet
Memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan dicerna sesuai
kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.
Syarat Diet
a) Energi, protein, dan zat gizi lain cukup.
b) Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan
keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien.
c) Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu
yang tajam.

Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan kesulitan
mengunyah dan menelah, serta sebagai perpindahan dari Makanan Saring ke
Makanan Biasa, dan pasien geriatri dengan kesulitan mengunyah
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Beras ditim, dibubur; kentang, Makanan yang
karbohidrat makaroni, soun, mi, misoa; digoreng, nasi
roti; biskuit; tepung- tepungan,
gula; madu.
Sumber protein Daging sapi, daging ayam, ikan, Makanan yang
hewani cumi, udang, telur, susu, keju digoreng
Sumber protein Kacang – kacangan, tahu, Makanan yang
nabati tempe. digoreng
Sayuran Sayuran dimasak Sayuran mentah
Buah-buahan buah segar dan jus buah Buah dengan kulit
Bumbu-bumbu Semua jenis bumbu. cabai dan merica.
Minuman sirop, teh dan kopi encer, jus kopi.
sayuran dan jus buah
Selingan es krim, puding.
Lain-lain selai, coklat bubuk

3) Makanan Saring
Makanan Saring adalah makanan semi-padat yang mempunyai tekstur lebih halus
daripada Makanan Lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna.

Tujuan Diet
Memberikan makanan dalam bentuk semi-padat sejumlah yang mendekati
kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap
bentuk makanan yang lebih padat.

Syarat Diet
a) Rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender.
b) Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.

Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut
termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada pasien dengan kesulitan mengunyah
dan menelan, atau sebagai perpindahan dari Makanan Cair Kental ke Makanan
Lunak.
Jenis
a) Makanan saring campur : seluruh bahan makanan di campur menjadi 1
b) Makanan saring pisah : bahan makanan disaring terpisah untuk masing – masing
jenis masakan

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber beras dibubur saring atau Nasi, makanan yang
karbohidrat dihaluskan (diblender), digoreng dan bersantan
tepung-tepungan, gula pasir;
gula merah, gula aren, sirop.
Sumber protein daging, ayam dan ikan Makanan yang digoreng
hewani digiling, dihaluskan; telur dan bersantan, makanan
ayam, susu sapi; yang diawetkan
Sumber protein tempe dan tahu digiling, Makanan yang digoreng
nabati kacang hijau disaring atau dan bersantan
dihaluskan
Sayuran sayuran rendah serat dan sayuran mentah; sayuran
disaring atau dihaluskan yang menimbulkan gas,
seperti wortel, labu kuning, sayuran yang banyak
labu siam, oyong, jagung serat, sayuran yang
muda, dan tomat. diawetkan
Buah-buahan pepaya, semangka, melon, buah-buahan yang banyak
jeruk, apel, pir. serat dan menimbulkan
gas, buah – buahan kaleng
Bumbu-bumbu bumbu yang tidak tajam bumbu yang tajam, seperti
dalam jumlah terbatas, cabai dan merica.
seperti garam dan kecap.
Minuman teh encer, cokelat dalam kopi
jumlah terbatas.
D. PELAYANAN MAKANAN CAIR
1. Diet makanan cair diberikan kepada pasien disesuaikan dengan instruksi dari dokter
penanggung jawab pelayanan, usia, budaya, rencana asuhan gizi dari ahli gizi ruangan,
diagnosis pasien, diet khusus pasien, dan kebutuhan khusus pasien.
2. Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.
3. Diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan
mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa
mual, muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca-bedah secara oral
atau parenteral.
4. Jenis :
a) Makanan Cair Jernih
Makanan Cair Jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada
suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang bila
diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan tergantung pada keadaan
penyakit atau jenis operasi yang dijalani.

Tujuan Diet
Tujuan diet Makanan Cair Jernih adalah untuk :
1) Memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan
cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa
(residu).
2) Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus.

Syarat Diet
1) Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang,
2) Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat,
3) Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap,
4) Sangat rendah sisa (residu),
5) Porsi kecil dan diberikan sering.

Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan mual dan
muntah hebat, dan sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna.

Bahan Makanan yang Boleh Diberikan


Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain teh, sari buah, sirop, air gula, kaldu
jernih.

b) Makanan Cair Penuh


Makanan Cair Penuh adalah makanan yang berbentuk cair atau semicair pada suhu
ruang dengan kandungan serat minimal dan tidak “tembus pandang” bila diletakkan
dalam wadah bening. Jenis makanan yang diberikan bergantung pada keadaan pasien.
Makanan ini dapat langsung diberikan kepada pasien atau sebagai perpindahan dari
Makanan Cair Jernih ke Makanan Cair Kental.

Tujuan Diet
1) Memberikan makanan dalam bentuk cair atau setengah cair yang
memenuhi kebutuhan gizi.
2) Meringankan kerja saluran cerna.

Syarat Diet
1) Tidak merangsang saluran cerna.
2) Kandungan energi minimal 1 kkal/ml. Konsentrasi cairan dapat diberikan
secara bertahap dari ½, ¾, sampai penuh.
3) Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula rendah atau bebas
laktosa, formula dengan asam lemak rantai sedang (MCT), formula dengan
protein yang terhidrolisa, formula tanpa susu, formula dengan serat, dan
sebagainya.
Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien yang mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan, atau
mencernakan makanan padat, misalnya pada operasi mulut atau tenggorokan, atau
pada kesadaran menurun.

Jenis : Formula Rumah Sakit dan Formula Komersial

c) Makanan Cair Kental


Makanan Cair Kental adalah makanan yang mempunyai konsistensi kental atau
semipadat pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan mudah
ditelan. Menurut keadaan penyakit, Makanan Cair Kental dapat diberikan langsung
kepada pasien atau merupakan perpindahan dari Makanan Cair Penuh ke Makanan
Saring.

Tujuan Diet
Memberikan makanan yang tidak membutuhkan proses mengunyah, mudah ditelan,
dan mencegah terjadinya aspirasi, yang memenuhi kebutuhan gizi.

Syarat Diet
1) Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran cerna.
2) Cukup energi dan protein.
3) Diberikan bertahap menuju ke Makanan Lunak.
4) Porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam).

Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien yang tidak mampu mengunyah dan menelan, serta untuk
mencegah aspirasi (cairan masuk ke dalam saluran napas), seperti pada penyakit yang
disertai peradangan, ulkus peptikum, atau gangguan struktural dan motorik pada
rongga mulut.

Bahan Makanan yang Dianjurkan


Bahan Makanan Bahan Makanan
Sumber karbohidrat kentang, tepung beras (bubur sumsum)
Sumber protein susu, es krim, telur ayam, tahu giling
Sumber lemak margarin, mentega
Sayuran sayuran dibuat jus kental
Buah-buahan buah dibuat jus kental, jeli dan pure
Bumbu garam, bawang merah, gula, kecap

5. Pengadaan formula enteral komersial :


a. Pengadaan formula enteral komersial dilakukan oleh unit farmasi.
b. Pemesanan formula enteral komersial dilakukan oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan.
c. Pengadaan dan pembelian formula enteral komersial mengacu kepada kebijakan
unit farmasi
6. Penyimpanan formula enteral komersial :
a. Formula enteral komersial yang diterima oleh unit gizi diberi label tanggal
kedatangan.
b. Penyimpanan menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First
Out (FEFO).
c. Makanan enteral disimpan sesuai dengan instruksi dari produsen baik dalam hal
temperatur maupun kondisi ketahanan terhadap cahaya
d. Ruang penyimpanan kering dan tidak lembab.
e. Ada ventilasi agar aliran udara tidak lembab
f. Cahaya cukup.
g. Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat tertutup
h. Penyimpanan makanan enteral diperiksa secara teratur untuk memastikan kondisi
penyimpanan dan keamanannya.
i. Isi formula enteral komersial atau susu habis atau kadaluarsa, wadah
penyimpanan dan tutup wadah dicuci terlebih dahulu sebelum diisi kembali.
j. Pencatatan suhu dilakukan oleh petugas gizi setiap hari dibawah pengawasan
penanggung jawab petugas gizi dan dilaporkan kepada kepala unit gizi setiap
bulan.
k. Prosedur penyimpanan :
1) Pastikan kemasan utuh dan tidak rusak.
2) Periksa terlebih dahulu tanggal kadaluarsa.
3) Lipat polybag, masukkan ke dalam toples kering dan bersih, tutup rapat dan
diberi label nama formula dan tanggal buka pada wadah.
4) Penyimpanan di tempat yang sejuk dan kering (<30⁰C) dan hindari dari sinar
matahari langsung.
5) Penggunaan formula enteral komersial yang sudah terbuka kemasannya
dengan jangka waktu maksimal 4 minggu terhitung dari tanggal dibukanya
formula enteral komersial.
6) Ada perubahan warna, bau, dan rasa segera lapor kepada ahli gizi
penyelenggaraan makanan yang berdinas, lakukan pencatatan jumlah dan
jenis formula enteral komersial, lalu segera buang ke tempat sampah.
7) Pastikan tanggal kadaluarsa tidak terlewati selama disimpan.
7. Penyaluran formula enteral komersial :
a. Pencatatan pemakaian formula enteral komersial adalah tata cara
pendokumentasian penggunaan formula enteral komersial untuk pasien rawat
inap.
b. Pencatatan pemakaian formula enteral komersial dilakukan oleh ahli gizi
penyelenggaraan makanan.
c. Pencatatan pemakaian formula enteral komersial dilakukan menggunakan sistem.
8. Jam pemberian makanan enteral.
Jam pemberian makanan cair dapat mengikuti standar atau disesuaikan dengan
instruksi dokter penanggung jawab pelayanan.
Jumlah Pemberian Jalur Jam Pemberian
dalam Sehari Pemberian
6x Oral 06.00 – 09.00 – 12.00 – 15.00 – 18.00 – 21.00
NGT 06.00 – 10.00 – 14.00 – 18.00 – 22.00 – 24.00
5x Oral 06.00 – 10.00 – 14.00 – 18.00 – 22.00
NGT 06.00 – 10.00 – 15.00 – 20.00 – 01.00
4x Oral 06.00 – 10.00 – 15.00 – 20.00
NGT 06.00 – 12.00 – 18.00 – 24.00
3x Oral 10.00 – 15.00 – 20.00
NGT 06.00 – 15.00 – 22.00
2x Oral 06.00 – 18.00 ATAU 12.00 – 24.00
NGT 10.00 – 15.00
9. Pemberian makan pasien dengan diet cair, maka tidak diberikan makanan pengganti
untuk penunggu.
10. Penyiapan makanan cair dilakukan oleh unit gizi (petugas gizi). Pemberian makanan cair
yang melalui selang NGT diserahkan kepada perawat ruangan untuk diberikan kepada
pasien dan makanan cair yang melaui oral diberikan langsung ke pasien.
11. Jenis makanan cair :
a. Makanan cair formula rumah sakit
b. Makanan formula enteral komersial
12. Pengaturan pemberian makanan cair :
a. Makanan cair formula rumah sakit
Jenis Diet Jenis Bahan Makanan
Karbohidrat Protein Lemak Sayuran Buah
Diet rendah Beras Ayam Olive oil Wortel Apel
garam Tahu labu siam labu Pir Melon
Putih telur parang Jagung Semangka
putren
Diet DM Beras Ayam Olive oil Wortel Apel
Tahu labu siam labu Pir Melon
Putih telur parang Jagung Semangka
putren
Diet rendah Beras Ayam Olive oil Wortel Apel
protein Putih telur labu siam Pir
labu parang
Diet Beras Ayam Olive oil Wortel Apel
jantung Tahu labu siam labu Pir Melon
Putih telur parang Jagung Semangka
putren
Diet hati Beras Ayam Olive oil Wortel Apel
Tahu labu siam labu Pir Melon
Putih telur parang Jagung Semangka
putren
Diet rendah Beras Ayam Olive oil Wortel labu Apel
lemak Tahu siam labu Pir
Putih telur parang Melon
Jagung putren Semangka

Diet rendah Beras Ayam Olive oil Wortel Apel


purin Putih telur labu siam Pir
labu parang
diet rendah Beras Ayam Olive oil Wortel Apel
kolesterol Tahu labu siam labu Pir Melon
Putih telur parang Jagung Semangka
putren
Diet Beras Ayam Olive oil Wortel Apel
lambung Tahu labu siam labu Pir
Putih telur parang Jagung Melon
putren
Diet gastro Beras Ayam Olive oil Wortel Apel
enteritis Tahu labu siam labu
Putih telur parang Jagung
putren
Diet tinggi Beras Ayam Olive oil Wortel Apel
kalori tinggi Tahu labu siam labu Pir Melon
protein Putih telur parang Jagung Semangka
putren

b. Formula enteral komersial didasarkan pada ketentuan :


Jenis Jenis Diet Standar Standar Standar
Gramasi Takaran Kalori
Peptisol Diet tinggi kalori tinggi protein 63 gram 5 sendok 250
Untuk pasien dengan luka bakar takar Kalori
atau membutuhkan protein tinggi,
tuberkulosis, HIV/AIDS
Entramix Diet tinggi kalori tinggi protein, 58 gram 4 sendok 260
diet jantung, diet rendah lemak, takar kalori
diet rendah kolesterol, diet
lambung, diet rendah garam, dan
diet rendah purin
Untuk pasien mengalami
penurunan nafsu makan,
tuberkulosis, HIV/AIDS, dan
geriatri
Neprisol Diet rendah protein 61 gram 4 sendok 260
Untuk pasien dengan gangguan takar Kalori
ginjal tanpa dialisis

Neprisol D Untuk pasien dengan gangguan 61 gram 4 sendok 260


ginjal dengan dialisis takar Kalori
Diabetasol Diet DM 60 gram 3 sendok 260
Untuk pasien diabetes melitus takar Kalori
Hepatosol Diet Hati 60 gram 4 sendok 240
Untuk pasien dengan gangguan takar Kalori
penyakit liver
13. Pembuatan makanan cair dilakukan oleh petugas gizi dibawah pengawasan ahli gizi
penyelenggaraan makanan.
a. Pembuatan makanan formula komersial :
1) Baca jadwal pemberian makanan cair di papan tulis ruangan formula.
2) Siapkan peralatan : timbangan digital, gelas ukur, spuit 60 ml, sendok, plastik
bening, stiker identitas pasien, dan saringan.
3) Timbang bahan makanan cair formula komersil sesuai ketentuan dengan

No Jenis Suhu Seduh


1 Peptisol 60˚C
menggunakan wadah plastik atau wadah yang telah ditentukan
4) Larutkan bahan dengan air hangat sesuai suhu hingga mencapai volume yang
telah ditentukan
2 Entramix 60˚C
3 Nephrisol D 60˚C
4 Nephrisol 60˚C
5 Diabetasol 60˚C
6 Hepatosol 60˚C
5) Saring larutan yang telah dibuat hingga tidak ada gumpalan
6) Tempatkan dalam wadah yang sesuai :
a) gelas untuk penyajian oral
b) wadah lock n lock untuk penyajian NGT
7) Tempelkan stiker identitas pasien sesuai dengan cara yang telah dibuat
b. Pembuatan Makanan Cair Formula Rumah Sakit
1) Baca jadwal pemberian makanan cair di papan tulis ruangan formula.
2) Siapkan peralatan : timbangan digital, gelas ukur, sendok, blender, stiker
identitas pasien, dan saringan.
3) Siapkan bahan makanan sesuai standar.
4) Jenis pembuatan makanan cair
:
a) Makanan cair dengan susu :
I. Timbang bahan yang dibutuhkan.
II. Blender hingga rata, lalu saring dan ukur volumenya.
III. Pastikan volume makanan cair telah sesuai dengan standar.
IV. Masak makanan cair api kecil sampai mendidih sambil terus di aduk-
aduk
V. Saring.
VI. Cek suhu makanan cair > 60⁰C sebelum disajikan.
VII. Sajikan sesuai volume yang telah ditentukan
b) Makanan Blender / makanan saring
I. Timbang bahan yang dibutuhkan.
II. Blender hingga rata.
III. Saring.
IV. Tambahkan air matang hingga mencapai volume yang dibutuhkan.
V. Panaskan makanan hingga mencapai suhu > 60⁰C sebelum disajikan.
14. Pengantaran makanan cair :
a. Ahli gizi penyelenggaraan makanan melakukan pengecekan makanan cair yang
dibuat oleh petugas gizi sebelum disajikan ke pasien.
b. Petugas gizi melakukan identifikasi nama dan tanggal lahir pasien saat mengantarkan
makanan cair.
c. Pemberian makanan cair yang melalui selang NGT diserahkan kepada perawat
ruangan dan makanan cair yang melalui oral diberikan langsung ke pasien.

E. KOORDINASI PELAYANAN
Peranan masing – masing tenaga kesehatan dalam memberi pelayanan :
1. Dokter penanggung jawab pelayanan
a. Bertanggung jawab terhadap aspek gizi yang terkait dengan keadaan klinis pasien
b. Menentukan preskipsi diet awal
c. Bersama ahli gizi menetapkan preskripsi diet lanjutan
d. Merujuk pasien yang membutuhkan konseling gizi
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi terkait masalah gizi secara berkala bersama
ahli gizi, perawat, dan tenaga kesehatan lain selama pasien dalam masa
perawatan.
2. Perawat
a. Melakukan skrining gizi
b. Melakukan pengukuran antropometri, yaitu penimbangan berat dan tinggi badan
c. Melakukan pemantauan, mencatat asupan makan, dan respon klinis pasien
terhadap diet yang diberikan, dan menyampaikan informasi kepada ahli gizi bila
terjadi perubahan kondisi pasien.
d. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga terkait pemberian makanan.
e. Melakukan pesanan diet kepada ahli gizi
3. Ahli gizi
a. Mengkaji hasil skrining gizi dan diet awal
b. Melakukan assesment gizi kepada pasien yang berisiko malnutrisi.
c. Melakukan koordinasi dengan dokter penanggung jawab pelayanan,
perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam penanganan
pasien.
d. Memberikan edukasi gizi kepada seluruh pasien rawat inap dan konseling gizi
bila dibutuhkan.
e. Mencatat dan melaporkan hasil pengkajian gizi kepada dokter penanggung
jawab pelayanan.
f. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait tujuan dan
manfaat pengaturan makanan.
g. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemberian diet pasien.
h. Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi dengan dokter, perawat,
pasien, dan keluarga dalam rangka evaluasi pelayanan gizi.
4. Farmasi
a. Mempersiapkan obat dan zat gizi seperti vitamin, mineral, dan elektrolit
b. Mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat dan cairan pasien bersama perawat
c. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemantauan interaksi obat dan makanan
5. Tenaga kesehatan lainnya
Tenaga terapi wicara berkaitan dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi
pada pasien dengan gangguan menelan berat.

F. KEGIATAN PENYELENGGARAAN MAKAN


Proses kegiatan Penyelenggaraan Makanan meliputi:
1. Penyusunan standar bahan makanan
2. Perencanaan menu
3. Perencanaan kebutuhan bahan makanan
4. Perencanaan anggaran bahan makanan
5. Pengadaan bahan makanan
6. Penerimaan bahan makanan
7. Penyimpanan bahan makanan
8. Penyaluran bahan makanan
9. Persiapan bahan makanan
10. Pengolahan bahan makanan
11. Pemorsian makanan
12. Pendistribusian makanan

1. Penyusunan standar bahan makanan


a. Standar bahan makanan sehari adalah acuan / patokan jenis dan jumlah bahan
makanan seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien yang
disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit sebagai alat untuk merancang kebutuhan
jenis dan jumlah bahan makanan dalam penyelenggaraan makanan.
b. Cara penyusunan : menterjemahkan standar gizi menjadi item bahan makanan.

2. Perencanaan menu
a. Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun dan memadukan
hidangan dalam variasi yang serasi, harmonis yang memenuhi kecukupan gizi, cita
rasa yang sesuai dengan selera konsumen/pasien, dan kebijakan rumah sakit.
b. Perencanaan menu dilakukan oleh kepala unit gizi dan penanggung jawab tenaga
pemasak.
c. Perencanaan menu memperhatikan kebutuhan gizi, alergi, dan kepercayaan pasien
rawat inap.
d. Perencanaan menu menjadi acuan penanggung jawab tenaga pemasak dalam
pembuatan standar porsi.
e. Yang dipertimbangkan dalam perencanaan menu :
1) Kebutuhan gizi : untuk pasien sesuai dengan instruksi dokter penanggung jawab
pelayanan atau perhitungan kebutuhan yang dilakukan ahli gizi. Untuk karyawan
menggunakan AKG 2013.
2) Ketersediaan bahan makanan dipasar : mengacu pada bahan makanan musiman
yang digunakan dalam menu.
3) Dana/anggaran : disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit.
4) Karakteristik bahan makanan : warna, konsistensi, rasa dan variasi ukuran dan
bentuk bahan makanan.
5) Food habit dan preferences : disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat sekitar
dan bahan makanan yang kurang disukai tidak digunakan dalam menu.
6) Fasilitas fisik dan peralatan : ketersediaan jenis dan jumlah peralatan yang
dimiliki.
f. Langkah – langkah Perencanaan Menu
1) Tim kerja : kepala unit gizi dan penanggung jawab tenaga pemasak.
2) Menetapkan Macam Menu :
a) Menu makanan pasien untuk kelas President suite, super VIP dan VIP adalah
menu pilihan yang terdiri dari menu Indonesia, Oriental dan Western.
b) Menu makanan pasien untuk kelas I adalah menu pilihan yang terdiri dari
menu Indonesia dan Oriental.
c) Menu makanan pasien kelas II dan III adalah menu Indonesia.
3) Menetapkan lama siklus menu : siklus menu pasien yang berlaku adalah siklus
menu 15 hari ditambah dengan menu ke 31.
4) Hasil perencanaan menu dijadikan acuan pembuatan standar resep

3. Perencanaan kebutuhan bahan makanan


a. Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan menetapkan
macam, jumlah, dan mutu bahan makanan yang diperlukan dalam kurun waktu
tertentu, guna membuat taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan
spesifikasi yang ditetapkan dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien dan
karyawan.
b. Perencanaan kebutuhan bahan makanan dilakukan oleh kepala unit gizi dan
penanggung jawab tenaga pemasak.
c. Perencanaan kebutuhan bahan makanan menjadi acuan penanggung jawab tenaga
pemasak dalam pembuatan standar porsi.
d. Langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan:
1) Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahan makanan.
2) Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani
3) Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 jenis masakan.

4. Perencanaan anggaran bahan makanan


a. Perencanan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan penyusunan biaya
yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi pasien dan karyawan guna
memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
b. Perencanaan kebutuhan anggaran bahan makanan dilakukan oleh kepala unit gizi
dan penanggung jawab tenaga pemasak.
c. Perencanaan kebutuhan anggaran bahan makanan menjadi acuan penetapan harga
porsi makan pasien
d. Langkah Perencanaan Anggaran Bahan Makanan:
1) Kumpulkan data tentang macam dan jumlah pasien dan karyawan tahun
sebelumnya.
2) Kumpulkan harga bahan makanan dari bagian bagian pembelian kemudian
tentukan harga rata-rata bahan makanan.
3) Hitung indeks harga makanan per orang per hari per kelas perawatan dengan
cara mengalikan berat kotor bahan makanan yang digunakan dengan harga
satuan sesuai jumlah pasien dan karyawan yang dilayani.
4) Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen/pasien yang
dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan).
5) Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada manager penunjang medis dan
bagian keuangan.

5. Pengadaan bahan makanan


a. Kegiatan pengadaan bahan makanan merupakan proses penyediaan bahan makanan
sesuai dengan kebutuhan.
b. Pengadaan bahan makanan dilakukan oleh bagian pembelian.
c. Pemesanan bahan makanan dilakukan oleh logistik gizi
d. Taksiran kebutuhan bahan makanan menggunakan rumus = jumlah pasien x berat
kotor bahan makanan (gram) x frekuensi pemakaian
e. Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan,
perhitungan harga makanan, dan pemesanan bahan makanan.
f. Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan (pesanan) bahan
makanan berdasarkan siklus menu, rekaman daftar spoiled bahan makanan dan rata-
rata jumlah karyawan/pasien yang dilayani, sesuai periode pemesanan yang
ditetapkan guna tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai menu, waktu
pemesanan, standar porsi bahan makanan dan spesifikasi yang ditetapkan.
g. Sistem pemesanan bahan makanan dibuat melalui sistem dari unit gizi ke unit bagian
pembelian.
h. Pembelian dan pengadaan bahan makanan mengacu kepada kebijakan unit bagian
pembelian.
i. Bahan makanan yang dibutuhkan namun ketersediaannya kosong, yang dilakukan :
1) Berusaha mencari substitusi / pengganti dengan barang lain yang sejenis dan
memungkinkan untuk diganti sesuai dengan diet pasien
2) Infokan kepada bagian pembelian untuk melakukan pengadaan barang

6. Penerimaan bahan makanan


a. Penerimaan bahan makanan di Unit Gizi dilakukan oleh logistik gizi .
b. Bahan makanan yang diterima diberi label tanggal kedatangan dan disusun
menggunakan prinsip FIFO (first in first out) dan FEFO (first expired first out)
c. Suhu ruang penerimaan antara 22 – 30°C.
d. Kelembaban ruang penerimaan antara 35% – 60%
e. Standar pencahayaan ruang penerimaan minimal 200 lux
f. Bahan makanan yang diterima berupa macam, jumlah serta spesifikasi yang
disepakati, sesuai dengan surat pesanan (purchase request) dan waktu permintaan
pesanan.
g. Jenis, jumlah, tekstur, kuantitas dan kualitas bahan makanan serta tanggal
kadarluarsa, yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang disepakati oleh rumah
sakit dan rekanan/supplier.
h. Pembuatan laporan penerimaan barang dilakukan oleh logistik gizi, dan dilaporkan
kepada kepala unit gizi setiap bulan.
i. Tanda kerusakan bahan makanan :
1) Daging dan olahan
a) Adanya perubahan bau menjadi busuk, terbentuknya lendir, perubahan
warna, perubahan rasa, dan tumbuhnya kapang pada daging yang
dikeringkan.
b) Bahan makanan dalam keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah
bentuk, warna dan rasa, serta berasal dari tempat resmi yang diawasi.
2) Ikan dan olahan
a) Adanya bau busuk, terbentuk lendir, perubahan warna, perubahan tekstur,
dan tumbuh kapang pada ikan yang dikeringkan
b) Bahan makanan dalam keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah
bentuk, warna dan rasa, serta berasal dari tempat resmi yang diawasi.
3) Susu dan olahan
a) Adanya perubahan rasa, menggumpal, terbentuk lendir, perubahan bau, dan
tumbuh kapang.
b) Bahan makanan dalam keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah
bentuk, warna dan rasa, serta berasal dari tempat resmi yang diawasi.
4) Telur dan olahan
a) Adanya bau busuk, adanya perubahan warna, dan timbul bintik-bintik pada
telur.
b) Bahan makanan dalam keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah
bentuk, warna dan rasa, serta berasal dari tempat resmi yang diawasi.
5) Sayur-sayuran dan buah-buahan
a) Adanya memar akibat benturan fisik, layu, terdapat noda, dan berair.
b) Bahan makanan dalam keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah
bentuk, warna dan rasa, serta berasal dari tempat resmi yang diawasi.
6) Biji-bijian dan kacang-kacangan
a) Adanya perubahan warna dan timbulnya kapang.
b) Jenis tepung dan biji-bijian dalam keadaan baik, tidak berubah warna, tidak
bernoda dan tidak berjamur.
7) Minyak goreng
Tidak menggunakan minyak goreng daur ulang atau minyak yang telah
digunakan lebih dari dua kali proses penggorengan.
8) Saus
Saus yang digunakan memiliki izin BPOM, warna tidak mencolok, cita rasa asli,
dan tidak menimbulkan rasa pahit.
j. Makanan fermentasi yaitu makanan yang diolah dengan bantuan mikroba seperti
ragi atau cendawan, dalam keadaan baik, tercium aroma fermentasi, tidak berubah
warna, aroma, rasa serta tidak bernoda dan tidak berjamur.
k. Bahan Tambahan Pangan yang dipakai memenuhi persyaratan sesuai peraturan yang
berlaku
l. Produk yang datang tidak boleh menunggu terlalu lama di area penerimaan.
m. Bahan makanan beku, dingin dan segar diprioritaskan untuk segera ditangani, dan
maksimal 30 menit sesudah pengecekan bahan makanan sudah harus tersimpan
sesuai ketentuan
n. Bahan makanan beku yang dikirim oleh vendor di cek suhunya. Logistik gizi menolak
bahan makanan beku dengan suhu > -10⁰C.
o. Buah – buahan di belah untuk di cek rasa, warna, dan tingkat kematangannya.
p. Telur di cuci sebelum disimpan.
q. Bahan makanan yang harus dijaga suhunya pada suhu dingin atau suhu beku
sebaiknya dikirim dalam kendaraan berpendingin atau dengan wadah berinsulator
yang dilengkapi dengan alat pengukur suhu.
r. Alat transportasi dan wadah yang digunakan vendor untuk mengirim bahan makanan
dalam kondisi bersih dan tidak digunakan untuk mengangkut bahan selain makanan.
Logistik gizi menolak bahan makanan bila alat transportasi yang digunakan vendor
dalam keadaan kotor dan diduga telah mencemari bahan makanan yang diangkut.
s. Penerimaan roti memperhatikan tanggal kadaluarsa dan diberi label tanggal
kedatangan
t. Makanan kemasan :
1) Mempunyai label merk, terdaftar, dan mempunyai nomor daftar.
2) Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung.
3) Belum kadaluwarsa.
4) Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan.
5) Tidak basi, busuk, rusak atau berjamur.
6) Tidak mengandung bahan berbahaya.
u. Penerimaan bahan makanan mengikuti standar penerimaan bahan makanan:
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
1. Dry Goods Abon Sapi pack 1. kemasan : 100 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
2. Dry Goods Agar-Agar sachet 1. kemasan : per sachet
bubuk 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
3. Dry Goods Angciu botol 1. kemasan : botol
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. Dry Goods Asparagus can 1. kemasan : 430 gram
kaleng 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
5. Dry Goods Baking Powder can 1. kemasan : 450 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
6. Dry Goods Basil Leaves botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
7. Dry Goods Bay Leaves botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
8. Dry Goods Beef Seasoning tub 1. kemasan : 1 kg
Powder 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


9. Dry Goods Beras kg 1. bebas hama dan penyakit;
2. bebas bau apek, asam atau bau
asing lainnya;
3. bebas dari campuran dedak dan
bekatul;
4. bebas dari pemutih
5. tidak ada gabah atau batu
6. bulir beras utuh
7. warna beras : putih
10. Dry Goods Beras Merah kg 1. bebas hama dan penyakit;
2. bebas bau apek, asam atau bau
asing lainnya;
3. bebas dari campuran dedak dan
bekatul;
4. tidak ada gabah atau batu
5. bulir beras utuh
6. warna beras : merah kecoklatan
11. Dry Goods Bihun pack 1. kemasan : 500 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
12. Dry Goods Biji Mutiara Pack 1. Kemasan : 250 gram
2. Kering dan bersih
3. Warna : putih dan merah
13. Dry Goods Biji Pala Kg 1. Jenis : utuh
2. Bermutu baik, kering, tidak
berlubang
14. Dry Goods Biji selasih Pack 1. Kemasan : 100 gram
2. Bermutu baik dan kemasan baik
15. Dry Goods Biji wijen Kg 1. Kering, bersih, dan tidak berjamur
2. Jenis : wijen putih
16. Dry Goods Black Bean can 1. kemasan : 170 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
17. Dry Goods Black Olive botol 1. kemasan : 340 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
18. Dry Goods Bumbu Ngo pcs 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
Hiang bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
19. Dry Goods Bunga Lawang kg 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
/Anisester bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. kemasan : 250 gram
20. Dry Goods Cereal pack 1. kemasan : 275 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. rasa : coklat
21. Dry Goods Cereal Corn pack 1. kemasan : 275 gram
Flakes 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
22. Dry Goods Champignon can 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
Mushroom bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. kemasan : 425 gram
23. Dry Goods Chicken tub 1. kemasan : 1 kg
Powder 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
24. Dry Goods Chocolate pack 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
Bubuk bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
25. Dry Goods Chocolate pack 1. kemasan : 225 gram
Meses 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
26. Dry Goods cookies pack 1. rasa : coklat kacang
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. ada label khusus untuk diabetes
27. Dry Goods Cornet Beef can 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
28. Dry Goods Crackers pack 1. rasa : plain
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
29. Dry Goods Creamer Sachet pack 1. kemasan : 250 sachet
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
30. Dry Goods Cuka botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
31. Dry Goods Custard botol 1. kemasan : 300 gram
Powder 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
32. Dry Goods Dark Soya botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
Sauce bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
33. Dry Goods Demiglass botol 1. kemasan : 1 kg
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
34. Dry Goods Essence Vanilla botol 1. kemasan : 12 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
35. Dry Goods Fermipan pack 1. kemasan : 500 gram
Brown 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
36. Dry Goods Fetuccini pack 1. kemasan : 400 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
37. Dry Goods Fish Sauce botol 1. kemasan : 725 kg
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


38. Dry Goods Food Coloring / botol 1. kemasan : 30 ml
Pewarna 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
Makanan bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. jenis : cocopandan, hijau, kuning,
strawberry
39. Dry Goods Fruit Cocktail / botol 1. kemasan : 825 gram
buah kaleng 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
40. Dry Goods Garam Halus pack 1. kemasan : 500 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
41. Dry Goods Garam Sachet pack 1. jenis : sachet
2. kemasan : 250 gram
3. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
4. kemasan tidak rusak
42. Dry Goods Gula Batu Kg 1. Bentuk : bongkahan
2. Warna : keputihan
3. Tidak hancur
43. Dry Goods Gula Halus pack 1. kemasan : 500 sachet
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
44. Dry Goods Gula Pasir Kg 1. Warna : putih
2. Tidak ada batu/kotoran
3. kemasan tidak rusak
4. Kering, bersih
5. Jenis : lokal
45. Dry Goods Gula Diabetes pack 1. kemasan : sachet
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. ada label khusus untuk diabetes

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


46. Dry Goods Gula Jawa botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
Diabetes bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. ada label khusus untuk diabetes
47. Dry Goods Gula Sachet pack 1. jenis : sachet
2. kemasan : 250 gram
3. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
4. kemasan tidak rusak
48. Dry Goods Hoisin Sauce botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
49. Dry Goods Jamur Kuping kg 1. Bermutu baik, kering, bersih
2. Tidak ada kotoran
50. Dry Goods Jus kemasan pack 1. rasa : jambu dan jeruk
kemasan 250 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak, tidak
menggelembung, tidak bocor
51. Dry Goods Kacang Hijau kg 1. Kering, bersih, tidak berlubang dan
utuh
2. Tidak ada kotoran
52. Dry Goods Kacang Mede kg 1. Kering, bersih, tidak berlubang dan
utuh
2. Tidak ada kotoran
53. Dry Goods Kacang Merah Kg 1. Ukuran : besar
2. Kering, bersih, tidak berlubang dan
utuh
54. Dry Goods Kacang Tanah kg 1. Jenis : utuh
2. Kering, bersih, tidak berlubang,
utuh, dan tanpa kulit ari
55. Dry Goods Kecap Asin botol 1. kemasan : 620 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


56. Dry Goods Kecap Inggris botol 1. kemasan : 620 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
57. Dry Goods Kecap Manis galon 1. kemasan : 5.7 kg
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
58. Dry Goods Kembang Tahu pack 1. kemasan : 100 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
59. Dry Goods Kemiri Pack 1. Jenis : bulat utuh
2. Sudah dikupas
60. Dry Goods Kerupuk Kg 1. Jenis : singkong dan bawang
2. Kering, bersih, dan tidak hancur
61. Dry Goods Ketumbar kg 1. Bermutu baik, kering, tidak
berlubang lubang
2. Jenis : utuh
62. Dry Goods Kismis pack 1. kemasan : 250 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
63. Dry Goods Kopi sachet 1. kemasan : 2 gram/sachet
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
64. Dry Goods Lada Hitam Kg 1. Kemasan : 500 gram
2. Jenis : utuh
3. Bermutu baik
4. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
5. kemasan tidak rusak
65. Dry Goods Lada Putih Kg 1. Jenis : utuh
2. Bermutu baik
3. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
4. kemasan tidak rusak

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


66. Dry Goods Madu botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
67. Dry Goods Madu Diabetes botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. ada label khusus untuk diabetes
68. Dry Goods Maizena pack 1. kemasan : 1000 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
69. Dry Goods Margarin can 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
70. Dry Goods Meat botol 1. kemasan : 70 gram
Tenderizer 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
71. Dry Goods Mie Telor pack 1. kemasan : 225 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
72. Dry Goods Minyak Goreng galon 1. kemasan : 18 liter
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
73. Dry Goods Minyak Olive botol 1. kemasan : 500 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. jenis : extra virgin
74. Dry Goods Minyak Wijen botol 1. kemasan : 600 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
75. Dry Goods Mushroom Soy botol 1. kemasan : 600 ml
Sauce 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
76. Dry Goods Misoa Pack 1. Kemasan : 300 gram
2. Bermutu baik, tidak hancur, dan
tidak apek
3. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
4. kemasan tidak rusak
77. Dry Goods Mustard botol 1. kemasan : 225 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
78. Dry Goods Jelly sachet 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. rasa : plain, jeruk, strawberry,
melon, coklat, mangga, jambu, leci
79. Dry Goods Oats pack 1. kemasan : 200 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
80. Dry Goods Oregano botol 1. kemasan : 150 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
81. Dry Goods Oyster Sauce botol 1. kemasan : 510 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
82. Dry Goods Permen pack 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. rasa : buah
83. Dry Goods Permen Karet pack 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
84. Dry Goods Regal Biscuit pack 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


85. Dry Goods Rosemary botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
86. Dry Goods Salad Oil tin 1. kemasan : 3 kg
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
87. Dry Goods Santan Cair pack 1. kemasan : 1000 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
88. Dry Goods Saus Sambal 1. kemasan : galon dan sachet
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
89. Dry Goods Saus Tomat 1. kemasan : galon dan sachet
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
90. Dry Goods Selai botol 1. kemasan : 330 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. rasa : coklat, nanas, srikaya,
strawbery, kacang
91. Dry Goods Selai diabetes botol 1. kemasan : 330 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
kemasan tidak rusak
rasa : strawberry
3. ada label khusus untuk diabetes
92. Dry Goods Soda Kue botol 1. kemasan : 81 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


93. Dry Goods Sohun Pack 1. kemasan : 250 gram
2. Bermutu baik, tidak hancur, tidak
apek
3. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
4. kemasan tidak rusak
94. Dry Goods Soy Sauce botol 1. kemasan : 1600 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
95. Dry Goods Spaghetti pack 1. kemasan : 400 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
96. Dry Goods Syrup botol 1. kemasan : 625 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. rasa : cocopandan, melon
97. Dry Goods Syrup Diabetes botol 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. rasa : cocopandan, melon
4. ada label khusus untuk diabetes
98. Dry Goods Tauco botol 1. kemasan : 450 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
99. Dry Goods Teh pack 1. kemasan : sachet
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
100. Dry Goods Tepung Beras pack 1. kemasan : 500 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


101. Dry Goods Tepung Hun pack 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
Kwee bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. kemasan : 150 gram
102. Dry Goods Tepung Ketan pack 1. kemasan : 500 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
103. Dry Goods Tepung pack 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
Maizena bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. kemasan : 1 kg
104. Dry Goods Tepung Roti pack 1. kemasan : 1000 gram
(Bread Crumb) 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
105. Dry Goods Tepung Sagu kg 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
106. Dry Goods Tepung Terigu kg 1. kemasan : 25 kg
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
107. Dry Goods Terasi Udang pack 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
Lokal bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. kemasan : 250 gram
108. Dry Goods Teh Kotak pcs 1. kemasan : 250 ml
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
109. Dry Goods Tom Yum Paste kg 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. kemasan : 1 kg
110. Dry Goods Tomato Paste can 1. kemasan : 170 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
111. Dry Goods Tuna Kaleng can 1. kemasan : 185 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
112. Dry Goods Whole Kernel can 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
Corn bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
114. Dairy Product Butter Cream pack 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
115. Dairy Product Fresh Milk pack 1. rasa : plain
2. Jenis : low fat
3. kemasan 1000 ml
4. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
5. kemasan tidak rusak, tidak
menggelembung, tidak bocor
116. Dairy Product Ice Cream cup 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. rasa : vanila, strawberry
117. Dairy Product Keju 1. Jenis : cheddar
2. Bentuk : bongkahan dan lembaran
3. kemasan : 180 gram
4. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
5. kemasan tidak rusak
118. Dairy Product Susu Bubuk pack 1. kemasan : 400 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. rasa : coklat dan plain
119. Dairy Product Susu Cair pcs 1. rasa : coklat dan strawberry
2. kemasan 125 ml dan 200 ml
3. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
4. kemasan tidak rusak, tidak
menggelembung, tidak bocor

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


120. Dairy Product Susu Kental can 1. kemasan : 380 gram
Manis 2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. rasa : coklat dan plain
121. Dairy Product Susu Non Fat pack 1. kemasan : 500 gram
2. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
3. kemasan tidak rusak
4. rasa : coklat dan plain
123. Telur Telur Asin Nose 1. Jenis : matang
2. Warna : kebiruan
3. Baru, kulit bersih, tidak retak/
pecah dan tidak busuk
4. tidak terlalu asin
5. kuning telur agak berminyak
124. Telur Telur Ayam nose 1. bersih, tidak ada retak, tidak
Kampung busuk, tidak ada kotoran/bulu,
tidak bau
2. Warna : putih
125. Telur Telur Ayam kg 1. ukuran 15 - 16 butir/kg
Negeri 2. bersih, tidak ada retak, tidak ada
kotoran/bulu, tidak busuk, tidak
bau
3. warna kulit coklat
126. Telur Telur Puyuh pack 1. bersih, tidak ada retak, tidak
busuk, tidak bau
2. tidak ada kotoran/bulu
3. isi 30 butir/pak
127. Fruit Alpukat kg 1. tidak busuk/ bonyok/ berulat,
segar, bersih, kulit mulus, matang,
tidak terasa pahit, tidak busuk
2. jenis : alpukat mentega
3. berat : 3 - 4 buah/kg

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


128. Fruit Anggur Merah kg 1. segar, bersih, manis,
renyah/garing, matang, tanpa
biji, tidak busuk, tidak busuk/
bonyok/berulat
2. kualitas super
3. warna : merah merata
4. besar merata
5. dengan tangkai
129. Fruit Apel Merah kg 1. segar, bersih, renyah/garing,
matang, tidak busuk, tidak keras,
manis
2. warna : merah tua merata
3. berat : 5 - 6 buah/kg
130. Fruit Bengkuang kg 1. segar, bersih, muda, manis,
renyah/garing, matang, dan tidak
busuk
2. warna : putih
3. berat : 2 - 3 buah/kg
131. Fruit Buah kg 1. tidak busuk/ bonyok/ berulat,
Naga/Dragon segar, matang, kulit mulus
Fruit 2. warna daging : ungu
132. Fruit Jambu Air kg 1. segar, bersih, kulit mulus, manis,
renyah
2. warna : kemerahan
133. Fruit Jeruk Mandarin kg 1. segar, bersih, manis, matang,
tidak busuk, tidak ada noda pada
kulit
2. warna: kuning
3. isi 5 - 6 buah/kg
134. Fruit Jeruk Medan kg 1. segar, bersih, kulit mulus, kulit
tebal, manis, matang, tidak
busuk, mengkilat
2. jenis : medan
3. warna : hijau kekuning-kuningan
berat : 6 - 7 buah/kg

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


135. Fruit Mangga Muda kg 1. segar, bersih, manis, matang,
tidak busuk
2. muda
3. warna : hijau kekuningan
4. berat : 2 - 3 buah/kg
5. jenis : mangga harum manis
136. Fruit Melon kg 1. warna : putih kekuningan
2. berat 2.5 - 3 kg/buah
3. segar, bersih, manis,
renyah/garing, matang, tidak
busuk, tidak keras
137. Fruit Nanas kg 1. tidak busuk / bonyok / berulat,
segar, bersih, manis, renyah /
garing, matang
2. warna kuning
3. sudah dikupas dan dibersihkan
4. jenis : nanas madu
138. Fruit Nangka kg 1. segar, bersih, manis, renyah /
garing, matang, dan tidak busuk
2. sudah dikupas
3. warna : kuning
139. Fruit Pepaya Import kg 1. Segar, manis, tua, tidak busuk /
bonyok, utuh, masak
2. jenis california
3. warna daging : oranye
kemerahan
4. berat : 2.5-3 kg/buah
140. Fruit Pepaya Lokal kg 1. Segar, manis, tua, masak, tidak
busuk / bonyok, utuh
2. warna : oranye kemerahan
3. berat 3 - 4 kg/buah
141. Fruit Pir Hijau kg 1. Segar, bersih, manis, renyah /
garing, matang, tidak busuk,
tidak keras
2. warna hijau
3. berat : 4 - 5 buah/kg

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


142. Fruit Pir Kuning kg 1. Segar, manis, matang, mulus,
tidak busuk, tidak keras, bersih,
renyah, garing
2. kulit mulus
3. dengan tangkai
4. warna : kuning
5. berat : 5 - 6 buah/kg
143. Fruit Pisang Ambon kg 1. Segar, bersih, manis, matang,
kulit tidak mulus / busuk
2. warna kuning
3. isi 12 - 14 buah/sisir
4. berat : 70 - 80 gram/buah
144. Fruit Pisang Sunprise kg 1. Segar, bersih, manis, matang,
kulit mulus / tidak busuk / tidak
ada bercak noda
2. warna : kuning
3. berat : 80 - 90 gram/buah
145. Fruit Pisang Tanduk buah 1. Segar, bersih, tua, mulus,
matang, padat, manis
2. Panjang 15 - 20 cm
3. warna : kuning
146. Fruit Semangka kg 1. Segar, bersih, manis, matang,
tidak busuk, renyah, tua, tidak
berulat / busuk
2. warna : merah, tidak ada rongga
di dalam daging
3. berat : 3 - 5 kg/buah
4. tanpa biji
148. Vegetable Asam Jawa kg 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
2. kemasan tidak rusak
3. Awetan
4. warna coklat tua
5. dalam plastik, dan tidak berbiji
149. Vegetable Bawang kg 1. kering, bersih, padat, besar, tua
Bombay dan tidak busuk, segar, bersih,
besar merata, dan kering
2. berat 50 - 100 gr/buah

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


150. Vegetable Bawang Merah kg 1. kering, bersih dan tidak busuk,
Iris padat, besar, tua, bersih, besar
merata
2. bonggolnya masih segar dan
ujungnya tidak membusuk
3. kulit terkupas
4. kondisi teriris
151. Vegetable Bawang Merah kg 1. kering, bersih, padat, besar, tua,
Kupas bersih, besar merata
2. bonggolnya masih segar dan
ujungnya tidak membusuk
3. kulit terkupas
4. diameter 3 cm
5. warna : keunguan
152. Vegetable Bawang Putih kg 1. kering, bersih, padat, besar, tua,
Kupas besar merata, tidak busuk, tidak
keriput dan tidak berjamur
2. pipilan
3. warna kulit putih
4. kulit terkupas
153. Vegetable Bayam kg 1. segar, muda, bersih, daun utuh,
tidak berulat, tanpa bintik atau
lubang
2. daun berwarna hijau
3. batang segar, warna batang
putih, dan tanpa akar
4. panjang batang 5-7 cm
5. panjang keseluruhan 15-20 cm
154. Vegetable Biji Melinjo kg 1. warna oranye kemerahan
2. segar, bersih
3. tanpa tangkai
155. Vegetable Blewah kg 1. Matang, segar, bersih, kulit mulus
2. manis

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


156. Vegetable Brokoli kg 1. segar, muda, bersih, tidak
berulat, muda
2. belum berkembang dan
menguning, tidak berbintik dan
layu,
3. warna hijau tua
4. panjang batang 5 cm
5. berat : 800-900 gr/buah
157. Vegetable Buncis kg 1. segar, muda, bersih, tidak
berlubang/berulat, tidak busuk,
tidak keriput
2. Serat masih tipis tidak berbintik
dan biji belum menonjol
3. warna hijau
4. panjang 7-12 cm
158. Vegetable Cabe Hijau kg 1. baru, segar, tidak berulat dan
tidak busuk, bersih, kulit licin dan
besar merata
2. warna hijau merata
159. Vegetable Cabe Merah kg 1. baru, segar, tidak berulat dan
Besar tidak busuk, bersih, kulit licin
2. warna : merah merata
3. diameter ½ - 1½ cm
160. Vegetable Cabe Merah kg 1. segar, bersih, tidak berulat, kulit
Keriting licin, besar merata, baru, tidak
berulat dan tidak busuk
2. warna : merah merata
161. Vegetable Cabe Rawit kg 1. baru, segar, tidak berulat, bersih,
Merah tidak busuk, mulus
2. warna : merah merata
162. Vegetable Daun Bawang kg 1. segar, bersih, tidak busuk, daun
hijau, utuh, muda, tidak berulat,
2. tanpa akar
3. warna hijau
4. diameter 1-2 cm
163. Vegetable Daun Jeruk kg 1. segar, bersih, tidak busuk, tanpa
tangkai
2. warna hijau
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
164. Vegetable Daun Kemangi kg 1. segar, muda, bersih, daun utuh,
tidak berulat, daun muda
2. warna hijau
3. berat 50 gr/ikat.
165. Vegetable Daun Kunyit kg 1. segar, bersih, tidak busuk, daun
tidak berlubang, utuh, tidak
berulat
2. tanpa tangkai
3. warna hijau
166. Vegetable Daun Melinjo kg 1. segar, muda, bersih, daun utuh,
tidak berulat, muda, tidak basah,
tidak banyak tangkai
2. warna hijau
167. Vegetable Daun Pandan kg 1. warna hijau tua
2. wangi, bersih, tidak berlubang
168. Vegetable Daun Parsley kg 1. segar, muda, bersih, daun utuh,
tidak berulat, tidak basah, tidak
layu
2. warna hijau tidak berbintik, tidak
keriput
3. pelepah masih segar dan tidak
berwarna kuning
4. Warna : hijau segar
169. Vegetable Daun Pisang kg 1. warna hijau
2. Segar, tidak berlubang
3. tidak mudah robek bila dilipat,
elastis sehingga bisa dilipat /
dibentuk
170. Vegetable Daun Salam kg 1. segar, bersih, tidak busuk, daun
utuh, sedikit tangkai, daun tua,
dan daun tidak berlubang, tidak
berulat
2. warna hijau
171. Vegetable Daun Sereh pcs 1. Warna : hijau muda
2. segar, bersih, tidak berlubang,
tanpa akar, pelepahnya masih
segar, bonggolnya segar,
daunnya tidak layu dan tidak
keriput,
3. panjang 15-20 cm
172. Vegetable Daun Singkong kg 1. segar, muda, bersih, daun utuh,
tidak berulat, tidak basah, daun
tidak berlubang dan pucuk masih
segar
2. warna hijau
173. Vegetable Jagung Manis kg 1. segar, bersih, tidak busuk,
setengah tua, kulit terkelupas,
tanpa serabut dan akar, berbiji
rata dan utuh, , tidak berulat
2. warna kuning
3. manis
174. Vegetable Jagung Putren kg 1. segar, bersih, tidak busuk, muda,
tidak berulat
2. kulit terkelupas, tanpa serabut
dan akar
175. Vegetable Jahe Lokal kg 1. segar, bersih, tidak busuk, tua,
kulit luarnya tidak keriput dan
tidak busuk, baunya masih segar
dan pedas
2. Jenis : lokal
176. Vegetable Jamur Tiram kg 1. segar, bersih
2. tidak ada noda tanah.
177. Vegetable Jeruk Nipis kg 1. segar, bersih, tua, tidak busuk,
besar merata,
2. warna hijau
3. diameter 3-4 cm
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
178. Vegetable Kacang Panjang kg 1. segar, muda, tidak berulat, tidak
Muda berlubang, tidak busuk, bersih,
bentuk masih bulat memanjang
dan biji belum menonjol, tidak
keriput
2. warna hijau muda
3. panjang 15 - 35 cm
179. Vegetable Kailan kg 1. segar, muda, tidak berulat, tidak
busuk, bersih, muda
2. warna hijau tua
3. daunnya mulus, tidak berlubang,
batang tidak terlalu besar
180. Vegetable Kangkung kg 1. segar, muda, daun utuh, bersih,
tidak berulat, tidak busuk, daun
tidak berlubang
2. bentuk daun kerucut
3. warna hijau
4. batang segar, tanpa akar
5. panjang batang 5 cm
6. panjang keseluruhan 15-20 cm
181. Vegetable Kelapa Muda kg 1. tidak busuk, tidak bonyok, tidak
berulat, segar, baru, bersih, ½ tua
2. kulit ari dikerik, dan tidak tengik
182. Vegetable Kelapa Parut butir 1. segar, baru, bersih, tua
Kupas 2. kulit ari tidak dikerik, tidak tengik
/ basi
183. Vegetable Kembang Kol kg 1. segar, bersih, tidak berulat, tidak
busuk, muda
2. tanpa tangkai dan daun
3. warna putih
4. panjang batang 5 cm.
184. Vegetable Kencur kg 1. segar, bersih, tidak busuk, tua,
kering
2. tidak ada tanah
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
185. Vegetable Kentang Kecil kg 1. segar, bersih, permukaan licin,
tidak ada mata, tua, kulit licin,
utuh tidak berlubang, tidak
busuk, tidak berulat
2. tidak ada bagian yang hijau, tidak
ada noda tanah
3. diameter 3 - 4 cm
186. Vegetable Kentang kg 1. segar, bersih, permukaan licin,
Sedang tidak ada mata, tua, kulit licin,
utuh tidak berlubang, tidak
busuk, tidak berulat
2. tidak ada bagian yang hijau, tidak
ada noda
3. berat 50 -75 gr/buah
4. isi 13 - 20 buah/kg
5. diameter 4-8 cm
187. Vegetable Kluwek kg 1. tidak busuk, keras, matang,
warna hitam, bersih, segar
2. tidak berbau asam
188. Vegetable Kol Putih kg 1. segar, bersih, tidak berulat, tidak
busuk, tidak berlubang dan
bonggolnya masih segar.
2. warna : putih susu, muda, tidak
ada bercak-bercak maupun noda-
noda hitam serta
menguning, warna kelopaknya
masih segar
3. tanpa tangkai dan daun
4. berat : 500 - 800 gr/buah
189. Vegetable Kunyit kg 1. segar, bersih, tidak busuk, tua,
kulit luar masih segar dan bersih,
tidak keripu
2. warna kuning oranye
3. tanpa akar tanpa tanah
190. Vegetable Labu Kuning kg 1. segar, bersih, tidak busuk, baru,
tidak lembek
2. warna kuning oranye
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
191. Vegetable Labu Putih kg 1. segar, bersih, tidak berlubang,
tidak berulat, muda, kulit mulus
2. warna putih kehijauan tanpa ada
bercak dan tangkai masih segar
3. diameter 15-10 cm
4. panjang 15-40 cm
192. Vegetable Labu Siam kg 1. segar, muda, tidak berulat, tidak
busuk, bersih, mulus, tidak ada
bercak, tidak bonyok, durinya,
belum keluar biji, utuh
2. warna hijau muda
3. berat : 3-8 buah/kg
193. Vegetable Lengkuas kg 1. segar, bersih, tidak busuk, tua,
kulit luar masih segar tidak
keriput, masih utuh
2. ruas tidak busuk
194. Vegetable Leunca kg 1. segar, bersih, tidak berlubang,
tidak berulat, muda, kulit mulus,
2. warna hijau
195. Vegetable Lobak kg 1. segar, bersih, tidak busuk, muda,
dan kulit mulus, tidak keriput
2. warna putih
3. bila dipotong dagingnya masih
bening dan tidak seperti kapas
4. diameter 3-5 cm
196. Vegetable Nangka Muda kg 1. segar, bersih, muda
(Nangka Sayur) 2. kulit masih baru dikupas, biji
belum besar dan keras, kulit ari
juga belum keras
3. diameter 10-15 cm
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
197. Vegetable Oyong kg 1. segar, muda, bersih, tidak
berlubang, tidak berulat, tidak
busuk
2. warna hijau tua
3. kulitnya masih lembut, bila
ditekan lecet dan berair mudah
dipatahkan dan tangkainya masih
segar, biji kecil
4. panjang 12 cm/buah
5. isi 20-25 buah/kg
6. diameter 3-5 cm
198. Vegetable Paprika Hijau kg 1. segar, bersih, tidak busuk,
permukaan kulit licin dan besar
merata
2. warna hijau
3. 6-12 buah/kg
199. Vegetable Paprika Merah kg 1. segar, bersih, tidak busuk,
permukaan kulit licin dan besar
merata
2. warna merah
3. berat : 6-12 buah/kg
200. Vegetable Pok Coy kg 1. segar, muda, tidak berulat, tidak
lubang, tidak busuk, bersih, daun
muda, dan daun tidak berlubang
2. warna hijau
201. Vegetable Sawi Hijau kg 1. segar, muda, utuh, bersih, tidak
berulat, tidak busuk, tidak
berlubang, daun muda serta
pelepahnya tidak menguning dan
tidak berbintik, dan bonggol masih
segar.
2. warna hijau
3. panjang 15-25 cm
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
202. Vegetable Sawi Putih kg 1. segar, muda, utuh, bersih, tidak
berulat, tidak busuk, tidak
berlubang
2. warna putih, daun serta pelepah
warna putih kehijauan
3. tanpa bercak maupun bintik,
daun muda dan daun tidak
berlubang dan keriting
4. berat : 500-900 gr/buah
203. Vegetable Sedap Malam kg 1. kering, segar, tidak basah
2. warna : putih kekuningan, tidak
layu, tidak berwarna coklat
204. Vegetable Selada kg 1. segar, bersih, berwarna hijau,
muda, tidak terlalu padat
2. bila ditekan cepat kembali dan
daunnya crispy, utuh, tidak
berulat, tidak busuk, tidak
berlubang
3. berat : 1-3 buah/kg
205. Vegetable Seledri kg 1. segar, bersih, muda, daun utuh,
tidak berulat, tanpa akar
2. warna hijau, daun tidak
berlubang, tidak keriput dan
tanpa akar
3. panjang 15-30 cm
206. Vegetable Sereh kg 1. segar, bersih, tidak busuk, warna
utih kekuningan, sedikit tangkai,
tidak berlubang, tanpa akar,
pelepahnya masih segar,
bonggolnya segar, daunnya tidak
layu dan tidak keriput
2. panjang 15-20 cm
207. Vegetable Singkong kg 1. bersih, tidak ada tanah, masak
2. tidak berlubang
208. Vegetable Tauge Panjang kg 1. segar, keras, tidak busuk, tidak
lembab, tidak basah, tidak bau,
bersih, putih, akar tidak panjang
2. panjang 3-5 cm
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
209. Vegetable Tauge Pendek kg 1. segar, keras, tidak busuk, tidak
lembab / basah, tidak bau
2. bersih, putih, dari kacang hijau,
akar tidak panjang, bersih,
berwarna putih bening, tanpa
kulit kacang dan akar belum
keluar
210. Vegetable Temu Kunci kg 1. segar, bersih, tidak busuk, tua,
kering
2. tidak ada tanah
211. Vegetable Terong Ungu kg 1. segar, muda, utuh, bersih, tidak
berulat, tidak busuk, tidak
berlubang, kulit mulus, tangkai
masih segar
2. warna kulit ungu
3. isi 8-9 buah/kg
4. diameter 2-4 cm
5. panjang 15-25 cm
212. Vegetable Timun kg 1. segar, bersih, tidak busuk, tidak
berulat, muda, belum berbiji
keras, tidak lembek, kulit mulus
2. Warna hijau muda, warna merata
dan tanpa ada bekas tekanan di
permukaan
3. isi 6-8 buah/kg, besar rata dari
pangkal ke ujung
4. diameter 5-7 cm
5. panjang 15-20 cm
213. Vegetable Tomat Merah kg 1. segar, bersih, masak, tidak
lembek/bonyok, kulit mulus
tanpa bintik dan noda lainnya,
masak merata, tidak busuk, tidak
berulat
2. tangkainya masih segar
3. warna merah merata
4. isi 8-10 buah/kg
5. berat : 100-125 gr/buah
214. Vegetable Ubi Merah kg 1. bersih, masak,
2. tidak ada kotoran
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
215. Vegetable Wortel Import kg 1. segar, bersih, tidak berlubang,
tidak berulat, muda, kulit mulus
2. warna : merah orange merata
3. tidak berdaun
4. diameter 2-4 cm
5. panjang 15-25 cm
216. Vegetable Wortel Lokal kg 1. segar, bersih, tidak berlubang,
tidak berulat, muda, kulit mulus,
muda
2. tanpa daun
3. warna : orange
4. garis tengah 3,5 cm
5. panjang 10-15 cm/buah
217. Vegetable Zuchini kg 1. segar, bersih, tidak berlubang,
tidak berulat, muda, kulit mulus,
segar, bersih, kulit luar masih
segar dan mulus tidak ada
bercak, tidak menguning
2. diameter 3-5 cm
218. Air Mineral Air Mineral karton 1. kemasan 1500 ml, 600 ml, dan
240 ml
2. segel kemasan ada, dus tidak
rusak, kemasan tidak penyok,
tidak bocor, tidak berubah
warna, tidak berbau.
219. Bumbu kg 1. Bahan bumbu membuat rendang
Rendang Giling yang dicampur dan digiling
2. Baru, bersih, tidak bau
220. Cakwe pcs 1. Baru, tidak lembek, tidak terlalu
keras, tidak berminyak
2. 1 pasang utuh
221. Frozen French Fries / kg 1. Jenis : Crinkle Cut dan Shoes
potongan String
kentang goreng 2. kemasan : 1 kg
beku 3. minimal tanggal kadaluarsa 3
bulan dari tanggal penerimaan
4. kemasan tidak rusak
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
222. Frozen Mix Vegetable / kg 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
potongan bulan dari tanggal penerimaan
sayuran beku 2. kemasan tidak rusak
223. Frozen Green Peas / kg 1. minimal tanggal kadaluarsa 3
kacang polong bulan dari tanggal penerimaan
beku 2. kemasan tidak rusak
224. Kacang Kedelai kg 1. Kering, bersih
2. tidak berlubang dan utuh
225. Kacang Tolo kg 1. Kering, bersih
2. tidak berlubang dan utuh
226. Kerupuk Kulit kg bersih, dan tidak hancur
227. Kulit Pangsit pack tidak bau, kemasan baik, dan warna
tidak kuning
228. Kwetiau Basah pack 1. Bermutu baik, tidak hancur, dan
tidak apek
2. Tidak berlendir / berminyak
229. Oncom kg 1. Baru, segar
2. Tidak busuk, tidak apek
230. Roti Tawar pack 1. tidak kadaluwarsa, tidak berjamur
2. warna putih, tanpa kulit, 1
bungkus = 10 potong
3. bentuk kotak, sudah dipotong-
potong, kupas
4. ada tanggal kadaluarsa
231. Roti Tawar pack 1. tidak kadaluwarsa, tidak
Gandum berjamur
2. warna putih kecoklatan, tanpa
kulit, 1 bungkus = 10 potong
3. bentuk kotak, sudah dipotong-
potong, kupas
2. 4. ada tanggal kadaluarsa
232. Sawi Asin kg 1. bahan olahan yang berasal dari
sawi yang diasinkan
2. Tidak busuk
233. Tahu Putih pcs 1. Warna : putih
2. Utuh
3. Tidak asam, tidak bau
4. Tidak mengandung pengawet
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
234. Tape nose 1. Warna : kekuningan
2. Matang merata sempurna,
empuk, tidak keras, tidak ada
bagian tengah singkong yang
keras
3. Terbuat dari singkong
4. Baru
235. Tempe papan 1. Dibungkus daun pisang
2. Baru
3. Tidak mengandung pengawet
4. Tidak asam, tidak apek
236. Tofu pcs 1. Kemasan baik.
2. tidak asam, tidak bau
237. Tongcay Asin pack 1. bahan olahan yang berasal dari
lobak yang diasinkan
2. Tidak busuk
240. Comsumable Cover Pack pack 1. isi 100 pcs per pak
Medium 2. warna putih
241. Comsumable Cup Puding pack 1. isi 50 pcs per pak
2. dilengkapi dengan tutup
3. ukuran 100 ml
242. Comsumable Garpu Buah pack 1. isi 20 pcs per pak
2. tidak ada yang patah
243. Comsumable Garpu Makan pack 1. isi 100 pcs per pak
Plastik 2. tidak ada yang patah
3. warna : putih dan bening
244. Comsumable Gelas Plastik roll 1. ukuran 240 ml
2. warna : bening
3. Isi : 50 buah
245. Comsumable Gelas Plastik pack 1. isi 50 pcs per pak
Buble 2. dilengkapi dengan tutup
3. ukuran 100 ml
246. Comsumable Hand Gloves pack 1. warna : bening
2. tidak mengandung bubuk
247. Comsumable Keranjang pcs 1. warna : kecoklatan
Parsel Rotan 2. ukuran : sedang
248. Comsumable Plastik Alas pack 1. warna : bening
2. ukuran : 20 x 20 cm
249. Comsumable Plastik Bening pack 1. warna : bening
2. ukuran : 8 x 30 cm
250. Comsumable Plastik Clip pcs 1. warna : bening
2. ukuran : 8 x 10 cm
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
251. Comsumable Plastik Kresek pack warna : putih dan merah
252. Comsumable Plastik Mika pack warna : bening
Oval
253. Comsumable Plastik ½ kg pack 1. warna : bening
2. ukuran : 12 x 25 cm
254. Comsumable Plastik ¼ kg pack 1. warna : bening
2. ukuran : 10 x 20 cm
255. Comsumable Plastik 1 kg pack 1. warna : bening
2. ukuran : 15 x 30 cm
256. Comsumable Plastik 3 kg pack 1. warna : bening
2. ukuran : 30 x 45 cm
257. Comsumable Plastik Wayang pack 1. warna : bening
2. ukuran : 35 x 50 cm
258. Comsumable Plastik roll 1. warna : bening
Wrapping 2. lebar : 30 cm
Besar 3. ada sertifikat food grade
259. Comsumable Plastik roll 1. warna : bening
Wrapping Kecil 2. lebar : 20 cm
3. ada sertifikat food grade
260. Comsumable Sedotan pack 1. ada pembungkus sedotan terpisah
2. warna : putih
3. Isi : 500 buah
261. Comsumable Sendok Makan pack 1. isi 100 pcs per pak
Plastik 2. tidak ada yang patah
3. warna : putih dan bening
262. Comsumable Sendok pack 1. isi 100 pcs per pak
Pudding Plastik 2. tidak ada yang patah
3. warna : putih dan bening
263. Comsumable Tissue Makan pack warna : putih
Belah
264. Comsumable Tusuk Gigi pack 1. ada pembungkus terpisah
2. Isi : 250 sachet
No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar
265. Meat Baso Sapi kg 1. Segar, mulus, ukuran sedang
2. berat 10 gr / biji, isi 50 buah /
bungkus
3. bersertifikat halal, tanpa
formalin / boraks / pengawet
4. tidak kadaluarsa, tidak bau,
kemasan utuh
1. Terbuat dari daging sapi
266. Meat Daging Sapi kg 1. Segar, tidak berurat, tidak
berlemak
2. ada izin, tidak busuk
3. Jenis : tenderloin dan beef blade
267. Meat Sosis Sapi kg 1. bersertifikat halal, tanpa
formalin / boraks
2. tidak kadaluarsa, kemasan utuh,
bersih, tidak bau
3. Beku,
4. berwarna merah
5. kulit bisa di makan
268. Fish & Seafood Baso Ikan kg 1. Segar, mulus, ukuran sedang,
berat 10 gr / biji, isi 50 buah /
bungkus
2. bersertifikat halal, tanpa
formalin / boraks
3. tidak kadaluarsa, tidak bau,
kemasan utuh
4. Terbuat dari daging ikan
269. Fish & Seafood Cumi Kupas kg 1. Segar, bersih, tidak busuk / bau
2. Sudah dikupas, tanpa kulit, isi
perut, tanpa kepala
3. berat 22 - 23 ekor/kg
270. Fish & Seafood Ebi Kering kg 1. Kering, bersih
2. tidak hancur
271. Fish & Seafood Ikan Asin kg 1. Kering, bersih, tidak hancur
2. tidak terlalu asin
272. Fish & Seafood Ikan Bandeng Ekor 1. Segar, bersih, tanpa isi perut,
Presto tidak bau
2. Sudah dibumbui

No Kelompok Item Nama Item Satuan Standar


273. Fish & Seafood Ikan Bawal kg 1. Segar, bersih, tanpa isi perut,
Tawar tidak busuk / bau
2. berat = 5-7 ekor/kg
274. Fish & Seafood Ikan Gurame kg 1. Segar, bersih, tidak busuk / bau,
berkilat, tidak hancur, tanpa
kepala / perut / sisik
2. berat = 1- 2 ekor/kg
275. Fish & Seafood Ikan Kakap kg 1. Segar, bersih, tanpa tulang, tidak
Fillet busuk / bau, berkilat, tidak
hancur
2. sudah di fillet, tanpa kepala /
perut / sisik,
3. berat 2 ekor/kg
4. Jenis : kakap merah
276. Fish & Seafood Ikan Kembung kg 1. Segar, bersih, tidak busuk / bau,
berkilat, tidak hancur, tanpa sisik
/ isi perut / insang
2. Berat = 5-7 ekor/kg
277. Fish & Seafood Ikan Kerapu kg 1. Segar, bersih, tanpa isi perut,
tidak busuk / bau
2. Berat = 5-7 ekor/kg
278. Fish & Seafood Ikan Lele kg 1. Segar, berkilat, tanpa isi perut,
tidak hancur
2. berat = 5-7 ekor/kg
279. Fish & Seafood Ikan Moro Fillet kg 1. Segar, bersih, tanpa tulang, tidak
busuk / bau
2. Sudah di fillet
280. Fish & Seafood Ikan Nila kg 1. Segar, bersih, tanpa isi perut,
tidak busuk / bau, berkilat, tidak
hancur
2. Berat = 5-7 ekor/kg
3. daging berwarna putih
281. Fish & Seafood Ikan Patin kg 1. Segar, bersih, tanpa isi perut,
tidak busuk / bau, berkilat, tidak
hancur
2. Berat = 5-7 ekor/kg
3. daging berwarna putih

282. Fish & Seafood Udang Pacet kg 1. Segar, bersih, tidak busuk / bau,
tidak bertelur, tidak beku tanpa
kepala
2. berat 12 - 14 ekor/ons
3. ukuran 20 - 30
283. Poultry Chicken Whole kg 1. Baru, muda, bersih, segar
2. tidak beku
3. tanpa leher,kepala,isi perut, dan
kaki
4. tidak di suntik air
5. daging berwarna putih ke
merahan
6. Jenis : ayam potong negri dan
ayam kampung
7. berat 1.5kg/buah
284. Poultry Dada Ayam kg 1. Segar, bersih, tanpa tulang, kulit,
Fillet lemak, tidak busuk / bau
2. sudah di fillet
3. Bagian dada ayam
293. LPG LPG tabung 1. segel terpasang
2. Berat : 50 kg/tabung

7. Penyimpanan Makanan
a. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara keamanan makanan (kering atau basah), baik secara kualitas maupun
kuantitas termasuk standard mutu gizi pada tempat penyimpanan sesuai dengan
karakteristik bahan makanannya.
b. Sistem penyimpanan bahan makanan menggunakan sistem FIFO (First In First Out)
dan FEFO (First Expired First Out).
c. Apabila bahan makanan yang diterima segera digunakan, maka bahan makanan
tersebut ditimbang, dicek, diawasi, dan langsung dibawa ke tempat pengolahan
makanan.
d. Jumlah minimal bahan makanan yang tersedia disimpan sesuai batas penggunaan.
e. Perputaran bahan makanan yang baik dilakukan dengan menggunakan sistem FIFO
“First In First Out” dan diberi perhatian pada “batas tanggal penggunaan” dan “batas
kadaluarsa”.
f. Seluruh area penyimpanan selalu bersih, kering dan di cek secara teratur untuk
menghindari adanya potensi bahaya serangga. Setiap tumpahan segera dibersihkan
secepatnya.
g. Semua bahan makanan di tempat penyimpanan dalam keadaan tertutup. Makanan
mudah busuk disimpan di dalam lemari pendingin.
h. Kontainer penyimpanan bahan makanan selalu dicuci dan dikeringkan secara teratur.
Isi kontainer dipergunakan dahulu sebelum diisi kembali, jangan langsung
menambahkan pada stok yang sudah ada.
i. Wadah penyimpanan makanan yang digunakan mempunyai tutup yang dapat
menutup sempurna dan dapat mengeluarkan udara panas dari makanan untuk
mencegah pengembunan (kondensasi).
j. Wadah penyimpanan makanan terpisah untuk setiap jenis makanan, makanan jadi /
masak serta makanan basah dan kering.
k. Kontrol penyimpanan bahan makanan dilakukan dengan melakukan audit secara
acak oleh petugas logistik gizi setiap bulannya.
l. Barang kadaluarsa di catat dalam formulir “spoiled bahan makanan”, dibuang ke
tempat sampah, dan dilaporkan kepada kepala unit gizi. Daftar barang kadaluarsa
menjadi pertimbangan logistik gizi dalam melakukan pemesanan bahan makanan.

Gudang Bahan Makanan Kering


a. Bahan makanan kering disimpan di gudang bahan kering
b. Suhu gudang kering maksimal 25°C.
c. Kelembaban gudang kering antara 80% – 90%
d. Standar pencahayaan gudang kering minimal 200 lux
e. Bahan makanan ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan, dan urutan
pemakaian bahan makanan.
f. Tidak boleh ada saluran pembuangan di area gudang kering. Bahan makanan tidak
boleh ditaruh di bawah saluran pipa air (air bersih maupun air pembuangan) untuk
mencegah adanya kebocoran pipa.
g. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan didokumentasikan dengan pembukuan
dan kartu stok. Pendokumentasian segera diisi tanpa ditunda, diletakkan pada
tempatnya, diperiksa, dan diteliti secara rutin. Kartu stok diisi segera setelah proses
pemasukan atau pengeluaran barang.
h. Jam buka gudang logistik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan,
yaitu : 1) Senin – Jumat : jam 08.00 – 09.00 dan 13.00 – 15.00
2) Sabtu : jam 08.00 – 09.00 dan 11.00 – 13.00
i. Pintu selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada waktu yang
telah ditentukan. Petugas yang boleh keluar masuk ke gudang logistik hanya logistik
gizi.
j. Bahan makanan ditaruh di rak dengan :
1) ketinggian minimal 15 cm dari lantai
ii. jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm
iii. jarak makanan dengan langit – langit 60 cm
k. Semua bahan makanan ditempatkan pada tempat yang terbungkus rapat dan tidak
berlubang.
l. Pencatatan suhu dilakukan oleh logistik gizi setiap hari, dan dilaporkan kepada
kepala unit gizi setiap bulan.
m. Gudang bersih dari serangga dan binatang pengerat .
n. Bahan makanan diatur agar bersih dan rapi untuk menjaga adanya sirkulasi udara.
o. FIFO dan FEFO (First Expired First Out) dijalankan setiap waktu. Untuk mengetahui
bahan makanan yang diterima terlebih dahulu, diberi label tanggal penerimaan.
p. Seluruh bahan makanan diberi label berdasarkan tanggal kedatangan dan kadaluarsa
dan bahan makanan kemasan.
q. Produk yang sudah kadaluarsa atau tidak layak pakai dipisahkan untuk selanjutnya
dimusnahkan dan dicatat dalam “spoiled report”
r. Pembersihan ruangan secara teratur setiap hari.
s. Pembersihan ruangan / general cleaning dilakukan 1 kali dalam 1 bulan.
t. Pemantauan suhu dan kebersihan ruangan dilakukan setiap hari.

List makanan yang disimpan di gudang kering :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Abon sapi Agar – agar bubuk Angciu
Asparagus kaleng Baking powder Basil leaves
Bay leaves Beef seasoning powder Beras putih
Beras merah Bihun Biji mutiara
Biji pala Biji selasih Biji wijen
Black bean Black olive Bumbu ngo hiang
Bunga lawang / Sereal coco crunch dan Jamur champignon
anisester corn flakes
Chicken powder Bubuk coklat Mesis
Cookies / biskuit dan Cornet Krimer
krekers
Cuka Bubuk custard Saus demiglass
Esense vanila Fermipan Fettucini
Kecap Selai Susu Bubuk
Demiglass Selai diabetes Susu Cair
Essence Vanilla Soda Kue Susu Kental Manis
Fermipan Brown Sohun Susu Non Fat
Fetuccini Soy Sauce Misoa
Fish Sauce Spaghetti Mustard
Food Coloring Syrup Jelly
Fruit Cocktail Syrup Diabetes Oats
Garam Halus Tauco Oregano
Garam Sachet Teh Oyster Sauce
Gula Batu Tepung Beras Permen
Gula Halus Tepung Hun Kwee Permen Karet
Gula Pasir Tepung Ketan Regal Biscuit
Gula Diabetes Tepung Maizena Rosemary
Gula Jawa Diabetes Tepung Roti (Bread Salad Oil
Crumb)
Gula Sachet Tepung Sagu Santan Cair
Hoisin Sauce Tepung Terigu Saus Sambal
Jamur Kuping Terasi Udang Lokal Saus Tomat
Jus kemasan Teh Kotak Kopi
Kacang Hijau Tom Yum Paste Lada Hitam
Kacang Mede Tomato Paste Lada Putih
Kacang Merah Tuna Kaleng Madu
Kacang Tanah Whole Kernel Corn Madu Diabetes
Kecap Asin Butter Cream Maizena
Kecap Inggris Mushroom Soy Sauce Margarin
Kecap Manis Susu Non Fat Meat Tenderizer
Kembang Tahu Kismis Mie Telor
Kemiri Susu Bubuk Minyak Goreng
Kerupuk Susu Cair UHT Minyak Olive
Ketumbar Susu Kental Manis Minyak Wijen
Kacang Kedelai Kerupuk Kulit Kacang Tolo

List barang yang disimpan di gudang alat :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Cover Pack Plastik Plastik Wrapping
Cup Puding Alas nampan Sedotan
Garpu Buah Hand Gloves Sendok Pudding Plastik
Garpu dan sendok Keranjang Parsel Rotan Tissue Makan Belah
Makan Plastik
Gelas Plastik Gelas Plastik Bubble Tusuk Gigi

List barang yang disimpan di lemari bumbu :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Jahe Lokal Kunyit Kencur
Temu Kunci Sereh Daun Salam
Daun Sereh
Lemari Penyimpanan Dingin (chiller)
a. Seluruh makanan dalam lemari pendingin selalu diberi tutup.
b. Suhu lemari pendingin berada sekitar <10°C dan selalu di cek sepanjang hari. Jangan
biarkan pintu terbuka lama karena kita menjaga suhu lemari pendingin agar tetap
dingin.
c. Penyimpanan makanan milik karyawan atau pasien – yang dimasak sendiri di rumah,
diseleksi ketat sesuai kebutuhan. Diberi tanda dengan nama pasien dan batas
tanggal penyimpanan di dalam lemari pendingin.
d. Obat, darah, dan spesimen tidak boleh disimpan di dalam lemari pendingin khusus
makanan.
e. Bagian luar lemari pendingin dibersihkan dengan lap setiap hari, dan setiap
tumpahan di bagian dalam segera dibersihkan segera. Sekali dalam sebulan, lemari
pendingin dibersihkan secara keseluruhan (general cleaning) dan dilakukan defrost
(dilakukan saat lemari pendingin tidak ada tombol defrost otomatis)
f. Pencatatan suhu dilakukan oleh tenaga pemasak setiap hari dibawah pengawasan
penanggung jawab tenaga pemasak dan dilaporkan kepada kepala unit gizi setiap
bulan.
g. Pencairan es pada lemari pendingin segera dilakukan setelah timbul bunga es.
h. Prosedur penggunaan lemari pendingin ini dilaksanakan setiap saat.
i. Semua bahan makanan yang dimasukan ke lemari pendingin dibungkus plastik atau
kertas timah.
j. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama bahan makanan
yang tidak berbau.
List bahan makanan yang disimpan dalam chiller buah :
Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Alpukat Mangga Muda Pir
Anggur Merah Melon Keju
Apel Merah Nanas Roti tawar
Bengkuang Nangka Selai yang sudah dipakai
Buah Naga Pepaya Sirup yang sudah dipakai
Jambu Air Jeruk Medan Pudding
Jeruk Mandarin Semangka Jus buah

List bahan makanan yang disimpan di chiller sayuran :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Asam Jawa Jamur Tiram Tauge Pendek
Bawang Bombay Jeruk Nipis Terong Ungu
Bawang Merah Kacang Panjang Muda Timun
Bawang Putih Kailan Tomat Merah
Bayam Kangkung Ubi Merah
Biji Melinjo Kelapa Parut Kupas Wortel
Blewah Kembang Kol Sedap Malam
Brokoli Kluwek Zuchini
Buncis Kol Putih Kulit Pangsit
Cabe Hijau Labu Kuning Kwetiau Basah
Cabe Merah Besar Labu Putih Oncom
Cabe Merah Keriting Labu Siam Tahu Putih
Cabe Rawit Merah Lengkuas Tape
Daun Bawang Leunca Tempe
Daun Jeruk Lobak Tofu
Daun Kemangi Nangka Muda (Nangka Tauge Panjang
Sayur)
Daun Kunyit Oyong Seledri
Daun Melinjo Paprika Hijau Singkong
Daun Pandan Paprika Merah Jagung Manis
Daun Parsley Pok Coy Jagung Putren
Daun Pisang Sawi Hijau Sedap Malam
Daun Singkong Sawi Putih Selada
Kwetiau Basah Kulit Pangsit

List bahan makanan yang disimpan di chiller telur :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Telur Asin Telur Ayam Kampung Telur Puyuh
Telur Ayam Negeri

List bahan makanan yang disimpan di chiller koki :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Fresh Milk Cooking cream Tongcay Asin
Sawi Asin Bumbu Rendang Giling Cakwe
Bumbu Jadi

Lemari Penyimpanan Beku (frezer)


a. Seluruh makanan dalam lemari pendingin selalu diberi tutup.
b. Suhu lemari pendingin berada sekitar < -10°C dan selalu di cek sepanjang hari.
Jangan biarkan pintu terbuka lama karena kita menjaga suhu lemari pendingin agar
tetap dingin.
c. Bagian luar lemari pendingin dibersihkan dengan lap setiap hari, dan setiap
tumpahan di bagian dalam segera dibersihkan segera. Sekali dalam sebulan, lemari
pendingin dibersihkan secara keseluruhan (general cleaning) dan dilakukan defrost
(dilakukan saat lemari pendingin tidak ada tombol defrost otomatis)
d. Pencatatan suhu dilakukan oleh tenaga pemasak setiap hari dibawah pengawasan
penanggung jawab tenaga pemasak dan dilaporkan kepada kepala unit gizi setiap
bulan.
e. Prosedur penggunaan lemari pendingin ini dilaksanakan setiap saat.
f. Semua bahan makanan yang dimasukan ke lemari pendingin dibungkus plastik.
g. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama bahan makanan
yang tidak berbau.

List barang yang disimpan dalam freezer 4 pintu :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Baso Sapi French Fries Ice Cream
Daging Sapi Mix Vegetable Sample makanan
Sosis Sapi Green Peas Baso Ikan

List barang yang disimpan di freezer ayam :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Dada Ayam Fillet Chicken Whole Ayam kampung

List barang yang disimpan di freezer daging :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Daging sapi Daging sapi giling

List barang yang disimpan di freezer seafood :


Nama Barang Nama Barang Nama Barang
Cumi Kupas Ikan Bawal Tawar Ikan Lele
Ebi Kering Ikan Gurame Ikan Moro Fillet
Ikan Asin Ikan Kakap Fillet Ikan Nila
Ikan Bandeng Ikan Kembung Ikan Patin
Udang Ikan Kerapu

Penyimpanan makanan matang


a. Makanan matang memenuhi persyaratan bakteriologi berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Jumlah kandungan logam berat dan residu pestisida, tidak boleh melebihi
ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
b. Makanan pasien matang yang segera disajikan dalam keadaan hangat, ditempatkan
pada fasilitas penghangat makanan (trolly pemanas) dengan suhu ≥ 65°C.
c. Makanan matang yang sudah dimasak oleh tenaga pemasak, disimpan dalam bain
marrie dengan suhu ≥ 65°C dan diberi label tanggal pemasakan.
d. Makanan matang yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada pasien.
e. Air bersih dan air minum tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan
pengolahan makanan dan kualitas air memenuhi persyaratan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
f. Tempat / wadah penyimpan terpisah untuk setiap jenis makanan dan tidak
dicampur dengan makanan mentah.
g. Makanan matang harus disimpan dalam keadaan tertutup rapat dan diberi label
tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa.
h. Pencatatan suhu dilakukan oleh petugas gizi setiap hari dibawah pengawasan
penanggung jawab petugas gizi dan dilaporkan kepada kepala unit gizi setiap bulan.
i. Pasien, keluarga pasien, atau karyawan yang menitipkan makanan, disimpan sesuai
dengan ketentuan. Petugas gizi mencatat daftar makanan yang dititipkan oleh
pasien atau keluarga pasien dalam buku Penitipan Barang.
j. Barang milik pasien, keluarga pasien, atau karyawan yang dititipkan di unit gizi
diberi identitas nama dan tanggal masuk.
k. Suhu penyimpanan makanan jadi memperhatikan tabel di bawah ini :
Suhu Penyimpanan
No Jenis Makanan Disajikan dalam Akan segera Belum segera
waktu lama disajikan disajikan
1. Makanan Kering 25⁰C sampai
30⁰C
2. Makanan Basah ≥65.5⁰C -10⁰C
(berkuah)
3. Makanan disajikan 5⁰C sampai < 10⁰C
dingin 10⁰C

8. Penyaluran bahan makanan


a. Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan
berdasarkan permintaan harian.
b. Pengeluaran bahan makanan dari gudang oleh logistik gizi berdasarkan permintaan
dari penanggung jawab tenaga pemasak dan petugas gizi.
c. Pengeluaran bahan makanan dari gudang dan tempat penyimpanan
memperhatikan sistem FIFO (first in first out) dan FEFO (first expired first out)
d. Bahan makanan yang sudah dikeluarkan oleh logistik gizi langsung disimpan di
dalam lemari penyimpanan tenaga pemasak dan petugas gizi masing-masing.
e. Barang yang sudah dikeluarkan dari gudang logistik atau freezer, tidak dapat
dikembalikan.
f. Kontrol jumlah bahan makanan dilakukan dengan pengisian kartu stok dan sistem
setiap ada barang yang keluar.
g. Pembuatan laporan pengeluaran barang dilakukan oleh logistik gizi, dan dilaporkan
kepada kepala unit gizi setiap bulan.

9. Persiapan bahan makanan.


a. Rekapitulasi pemesanan makanan
1) Rekapitulasi pemesanan makanan adalah kegiatan untuk menetapkan jumlah dan
jenis bahan makanan yang diolah sebagai permintaan harian sesuai dengan
permintaan pasien.
2) Persiapan bahan makanan memperhatikan rekapitulasi makanan dan snack yang
telah dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan untuk setiap kali waktu
makan, dengan mengacu pada ketentuan standar porsi.
3) Rekapitulasi pemesanan makanan dan snack dilakukan oleh ahli gizi
penyelenggaraan makanan dan diserahterimakan kepada tenaga pemasak.
4) Waktu serah terima rekapitulasi pemesanan makanan :
a) Makan pagi : jam 20.00 WIB hari sebelumnya
b) Snack pagi : jam 07.30 WIB
c) Makan siang : jam 07.00 WIB
d) Snack siang : jam 13.30 WIB
e) Makan malam : jam 13.00 WIB
5) Rekapitulasi pemesanan makanan dibuat berdasarkan pesanan pasien yang
tercatat dalam formulir menu.
6) Ahli gizi penyelenggaraan makanan mengecek kesesuaian formulir menu pasien
dengan instruksi diet, alergi / pantangan, dan permintaan khusus pasien.
7) Untuk pasien baru yang belum memiliki formulir menu, dipesankan menu
Indonesia dengan memperhatikan instruksi diet, alergi / pantangan, dan
permintaan khusus pasien.
8) Rekapitulasi pemesanan makanan disimpan dalam folder.

b. Persiapan bahan makanan


1) Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan
makanan, yang meliputi berbagai proses antara lain membersihkan, memotong,
mengupas, merendam bahan makanan untuk diproses sesuai dengan menu yang
telah ditentukan.
2) Penggunaan bahan makanan tempat penyimpanan memperhatikan sistem FIFO
(first in first out) dan FEFO (first expired first out)
3) Suhu ruang persiapan antara 22 – 30°C.
4) Kelembaban ruang persiapan antara 35% – 60%
5) Standar pencahayaan ruang persiapan minimal 200 lux
6) Persiapan bahan makanan memperhatikan rekapitulasi makanan dan snack yang
telah dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan untuk setiap kali waktu
makan, dengan mengacu pada ketentuan standar porsi.
7) Persiapan, pengolahan bahan makanan dilakukan oleh tenaga pemasak dibawah
pengawasan penanggung jawab tenaga pemasak sesuai dengan peraturan yang
berlaku
8) Persiapan bahan makanan dilakukan sesuai dengan menu, standar resep, standar
porsi, standar bumbu, dan jumlah karyawan dan pasien yang dilayani.
9) Persiapan bahan makanan dilakukan dengan memperhatikan prioritas bahan
makanan. Bahan makanan yang membutuhkan proses pengolahan panjang, di
dahulukan.
10) Persiapan makanan seluruhnya dilakukan di area dapur.
11) Peralatan yang digunakan bersih dan makanan disiapkan di atas permukaan yang
bersih.
12) Pemilihan bahan sortir untuk memisahkan/membuang bagian bahan yang rusak
dan untuk menjaga mutu dan keawetan makanan serta mengurangi risiko
pencemaran makanan.
13) Peracikan bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan dan prioritas dalam
memasak dilakukan sesuai tahapan dan higienis dan semua bahan yang siap
dimasak dicuci dengan air mengalir.
14) Menjadi tanggung jawab tenaga pemasak dan petugas gizi yang menyiapkan
makanan untuk membersihkan permukaan kerja, barang pecah belah dan
peralatan yang digunakan selama persiapan makanan.
15) Peralatan yang kontak dengan makanan (peralatan masak dan peralatan makan)
terbuat dari bahan tara pangan (food grade) yaitu peralatan yang aman dan tidak
berbahaya bagi kesehatan. Lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam
suasana asam/basa atau garam yang lazim terdapat dalam makanan dan tidak
mengeluarkan bahan berbahaya dan logam berat beracun.
16) Talenan terbuat dari bahan plastik tebal, kuat dan tidak melepas bahan beracun.
Pengaturan telenan dibedakan menurut warna :
a) Putih tebal : roti & pastry
b) Hijau : sayur dan buah-buahan
c) Merah : daging
d) Kuning : ayam & unggas
e) Biru : ikan & seafood
f) Coklat : makanan matang
17) Perlengkapan pengolahan seperti kompor, tabung gas, lampu, kipas angin bersih,
kuat dan berfungsi dengan baik, tidak menjadi sumber pencemaran dan tidak
menyebabkan sumber bencana (kecelakaan).
18) Persiapan pengolahan dilakukan dengan menyiapkan semua peralatan yang
digunakan dan bahan makanan yang diolah sesuai urutan prioritas.
19) Pencairan bahan makanan beku / thawing dilakukan dengan cara :
a) Memindahkan bahan makanan beku dari freezer ke chiller (bahan makanan
tidak langsung diolah)
b) Diletakkan di air bersih mengalir hingga siap di olah (bahan makanan
langsung diolah)
20) Bahan makanan beku yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali.
21) Sayur – sayuran, buah – buahan, beras dan telur di cuci dengan air mengalir
sebelum digunakan.
c. Pencucian sayuran : sayuran dicuci bersih dengan air mengalir dan dipotong menurut
standar porsi.

d. Persiapan sayuran yang dimakan mentah :


1) Sayuran dicuci bersih dengan air mengalir dan dipotong menurut standar porsi,
kemudian ditata dalam wadah penyajian.
2) Contoh sayuran yang dimakan mentah : salad, garnish tomat, dan garnish timun
(untuk pemberian makan dokter)

e. Persiapan garnish :
1) Jenis garnish yang diperbolehkan digunakan untuk pasien rawat inap dan rawat jalan
adalah wortel dan parsley
2) Wortel di kupas dan di cuci bersih dengan air mengalir, kemudian dipotong dan di
masak dalam microwave hingga matang dan empuk.
3) Makanan yang diberikan garnish adalah jenis karbohidrat (nasi, nasi tim, bubur,
kentang rebus, kentang panggang, dan kentang tumbuk), hewani dan nabati yang
tidak berkuah.

f. Persiapan buah – buahan :


1) Pisang : lap dengan tisu, potong kedua ujung yang menghitam, bungkus bagian
tengah dengan tisu
2) Apel atau pir : cuci bersih dengan air mengalir, kupas kulit, buang bagian biji dan
bagian tengah, rendam dalam air garam dengan takaran air 1 mangkuk : garam
dapur 1 sendok makan, cuci dengan air minum.
3) Jeruk : cuci bersih dengan air mengalir, keringkan, potong kulit bagian atas kulit jeruk
4) melon, pepaya, dan semangka : cuci bersih dengan air mengalir dan potong sesuai
standar porsi

g. Persiapan jus buah :


1) Apel dan pir : cuci bersih dengan air mengalir, kupas kulit, buang bagian biji dan
bagian tengah, rendam dalam air garam dengan takaran air 1 mangkuk : garam
dapur 1 sendok makan, masukkan kedalam microwave, panaskan 1 menit, tiriskan,
cuci dengan air minum, masukkan ke dalam juicer, tambahkan air minum 75 ml,
campur hingga rata.
Bila perlu ditambahkan gula biasa atau diabetes sesuai pesanan ahli gizi
penyelenggaraan makanan
2) Jeruk : cuci bersih dengan air mengalir, keringkan, potong menjadi 2 bagian, peras
dengan alat pemeras jeruk, saring, tambahkan air minum 75 ml, campur hingga rata.
Bila perlu ditambahkan gula biasa atau diabetes sesuai pesanan ahli gizi
penyelenggaraan makanan
3) Melon, pepaya, dan semangka : cuci bersih dengan air mengalir, potong sesuai
standar porsi, masukkan ke dalam juicer, tambahkan air minum 50 ml, campur
hingga rata.
Bila perlu ditambahkan gula biasa atau diabetes sesuai pesanan ahli gizi
penyelenggaraan makanan

h. Persiapan nasi :
1) Baca rekapitulasi kebutuhan nasi yang dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan
2) Ambil beras
3) Cuci beras dengan air mengalir
4) Ulangi 3 x
5) Pastikan tidak ada benda asing (rambut, kutu, batu, dan gabah)
6) Masukkan ke dalam rice cooker
7) Tambahkan air minum dengan perbandingan 1 liter beras : 1 liter air

i. Persiapan nasi tim :


1) Baca rekapitulasi kebutuhan nasi yang dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan
2) Ambil beras
3) Cuci beras dengan air mengalir
4) Ulangi 3 x
5) Pastikan tidak ada benda asing (rambut, kutu, batu, dan gabah)
6) Masukkan ke dalam rice cooker
7) Tambahkan air minum dengan perbandingan 1 liter beras : 2 liter air

j. Persiapan bubur :
1) Baca rekapitulasi kebutuhan nasi yang dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan
2) Ambil beras
3) Cuci beras dengan air mengalir
4) Ulangi 3 x
5) Pastikan tidak ada benda asing (rambut, kutu, batu, dan gabah)
6) Masukkan ke dalam rice cooker
7) Tambahkan air minum dengan perbandingan 1 liter beras : 4 liter air

k. Persiapan ayam :
1) Baca rekapitulasi kebutuhan makanan yang dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan dan daftar menu
2) Ambil telenan warna putih tebal.
3) Siapkan pisau.
4) Ambil ayam sesuai dengan prinsip FIFO (first in first out)
5) Lakukan pencairan / thawing ayam
6) Potong ayam menjadi 8 bagian untuk menu pasien. Potong ayam menjadi 9 bagian
untuk menu karyawan.
7) Potong dada fillet sesuai standar porsi
8) Cuci bersih dengan air mengalir
9) Masukkan potongan ayam ke dalam wadah
10) Tutup wadah dengan plastik wrapping
11) Beri tanggal dan waktu pemotongan
12) Olah ayam sesuai dengan standar resep

l. Persiapan daging
1) Baca rekapitulasi kebutuhan makanan yang dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan dan daftar menu
2) Ambil telenan warna putih tebal.
3) Siapkan pisau.
4) Ambil daging sapi sesuai dengan prinsip FIFO (first in first out)
5) Lakukan pencairan / thawing daging sapi
6) Lakukan proses trimming / penghilangan lemak pada daging sapi
7) Potong tipis sesuai standar porsi
8) Cuci bersih dengan air mengalir
9) Masukkan potongan daging sapi ke dalam wadah
10) Lakukan proses marinate / rendam daging sapi dalam bumbu
11) Tutup wadah dengan plastik wrapping
12) Beri tanggal dan waktu pemotongan
13) Olah daging sapi sesuai dengan standar resep

m. Persiapan ikan :
1) Baca rekapitulasi kebutuhan makanan yang dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan dan daftar menu
2) Ambil telenan warna putih tebal.
3) Siapkan pisau.
4) Ambil ayam sesuai dengan prinsip FIFO (first in first out)
5) Lakukan pencairan / thawing ikan
6) Lakukan proses trimming / penghilangan lemak pada ikan
7) Potong sesuai standar porsi
8) Cuci bersih dengan air mengalir
9) Masukkan potongan ikan ke dalam wadah
10) Tutup wadah dengan plastik wrapping
11) Beri tanggal dan waktu pemotongan
12) Olah ikan sesuai dengan standar resep
n. Persiapan udang :
1) Baca rekapitulasi kebutuhan makanan yang dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan
makanan dan daftar menu
2) Ambil telenan warna putih tebal.
3) Siapkan pisau.
4) Ambil ayam sesuai dengan prinsip FIFO (first in first out)
5) Lakukan pencairan / thawing udang
6) Kupas kulit udang
7) Potong sesuai standar porsi
8) Cuci bersih dengan air mengalir
9) Masukkan potongan udang ke dalam wadah
10) Tutup wadah dengan plastik wrapping
11) Beri tanggal dan waktu pemotongan
12) Olah udang sesuai dengan standar resep

10. Pengolahan bahan makanan


a. Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak)
bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan
aman untuk di konsumsi guna mengurangi risiko kehilangan zat-zat gizi bahan
makanan, meningkatkan nilai cerna, meningkatkan, dan mempertahankan warna,
rasa, keempukan, dan penampilan makanan, serta bebas dari organisme dan zat
yang berbahaya untuk tubuh.
b. Pengaturan suhu dan waktu perlu diperhatikan karena setiap bahan makanan
mempunyai waktu kematangan yang berbeda. Suhu pengolahan > 65⁰C agar kuman
patogen mati dan tidak boleh terlalu lama agar kandungan zat gizi tidak hilang
akibat penguapan.
c. Suhu pengolahan makanan :
1) Daging dan olahan 64°C
2) Ikan, seafood dan olahan 64°C
3) Telur 74°C
4) Ayam 74°C
d. Suhu ruang pengolahan antara 22 – 30°C.
e. Kelembaban ruang pengolahan antara 35% – 60%
f. Standar pencahayaan ruang pengolahan minimal 200 lux
g. Peralatan yang dibutuhkan :
1) Peralatan masak dan peralatan makan terbuat dari bahan tara makanan
(food grade), yaitu peralatan yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
2) Lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam asam/basa/garam yang
terdapat dalam bahan makanan.
3) Tidak menggunakan bahan berbahaya seperti timah hitam (Pb), arsenikum
(As), tembaga (Cu), seng (Zn), cadmium (Cd), antimon, dan lain-lain.
4) Telenan terbuat dari bahan selain kayu, kuat, dan tidak melepas bahan
beracun.
5) Perlengkapan pengolahan seperti kompor, tabung gas, dan lampu bersih,
kuat, dan berfungsi dengan baik agar tidak menjadi sumber pencemaran dan
tidak menjadi sumber kecelakaan.
6) Peralatan bersih (tidak mengandung E. Coli) yang siap pakai (tidak catat,
gompal, dan bersih) tidak boleh dipegang di bagian yang kontak langsung
dengan makanan atau menempel di mulut.
h. Prioritas dalam pengolahan :
1) Dahulukan memasak makanan yang tahan lama seperti goreng-gorengan
yang kering
2) Makanan rawan seperti makanan berkuah dimasak paling akhir
3) Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak pada chiller.
4) Simpan makanan masak yang belum waktunya dihidangkan dalam keadaan
panas.
5) Perhatikan uap makanan jangan sampai masuk ke dalam makanan karena
menyebabkan kontaminasi ulang.
6) Tidak menjamah makanan masak dengan tangan tetapi menggunakan alat
seperti penjepit atau sendok.
7) Mencicipi makanan menggunakan sendok khusus yang selalu dicuci
i. Macam Proses Pengolahan :
1) Pemasakan dengan medium udara :
a) Memanggang /mengoven : memasak bahan makanan dalam oven
sehingga masakan menjadi kering atau kecoklatan.
b) Membakar : memasak bahan makanan langsung diatas bara api sampai
kecoklatan dan mendapat lapisan yang kecoklatan.
2) Pemasakan dengan menggunakan medium air :
a) Merebus : memasak dengan banyak air. Pada dasarnya ada 3 cara dalam
merebus, yaitu:
Api besar untuk mendidihkan cairan dengan cepat.
Api sedang untuk memasak santan dan berbagai masakan sayur.
Api kecil untuk membuat kaldu juga dipakai untuk masakan yang
memerlukan waktu lama.
b) Menyetup : memasak dengan sedikit air.
Mengetim : memasak dalam tempat yang dipanaskan dengan air
mendidih.
Mengukus : memasak dengan uap air mendidih. Air pengukus tidak
boleh mengenai bahan yang dikukus.
Menggunakan tekanan uap/steam tenaga pemasaking.
3) Pemasakan dengan menggunakan lemak / menggoreng : memasukkan bahan
makanan dalam minyak banyak atau dalam mentega / margarin sehingga
bahan menjadi kering dan berwarna kuning kecoklatan.
4) Pemasakan langsung melalui dinding panci.
a) Dinding alat langsung dipanaskan seperti membuat kue wafel.
b) Menyangrai : menumis tanpa minyak untuk kacang, kedelai, dan
sebagainya.
5) Pemasakan dengan kombinasi/menumis : memasak dengan sedikit minyak
atau margarine untuk membuat layu atau setengah masak dan ditambah air
sedikit dan ditutup.
6) Pemasakan dengan elektromagnetik : memasak dengan menggunakan energi
dari gelombang elektromagnetik ( oven microwave).
7) Dengan larutan kimia seperti : pengasaman, penggaraman, perendaman
dalam cuka.

11. Pemorsian Makanan


a. Pemorsian makanan adalah tata cara membagikan masakan yang telah lulus uji
organoleptik ke dalam tempat makan sesuai dengan standar porsi. Makanan
dinyatakan laik santap setelah dilakukan uji cita rasa / organoleptik.
b. Uji organoleptik adalah memeriksa makanan dengan cara meneliti, melihat
(penampilan), meraba (tekstur, keempukan), mencium (aroma), mengecap
(merasakan).
c. Permorsian makanan dan snack disesuaikan dengan rekapitulasi makanan dan snack
yang telah dibuat oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan setiap waktu makan,
dengan mengacu pada ketentuan standar porsi.
d. Suhu ruang pemorsian antara 22 – 30°C.
e. Kelembaban ruang pemorsian antara 35% – 60%
f. Standar pencahayaan ruang pemorsian minimal 200 lux
g. Peralatan yang digunakan dalam penyajian makanan higienis, utuh, tidak cacat atau
rusak dan mudah dibersihkan.
h. Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang kontak
langsung dengan makanan atau yang menempel di mulut. Penanganan makanan
tidak boleh kontak langsung dengan anggota tubuh.
i. Pelaksanaan pemorsian makanan tepat sesuai dengan menu, tepat waktu, tepat tata
hidang dan tepat volume (sesuai jumlah).
j. Pemorsian makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan tertutup untuk
mencegah terjadinya kontaminasi silang.
k. Setiap bahan makanan yang disajikan merupakan bahan yang dapat dimakan, guna
menghindari kejadian salah makan.
l. Makanan yang sudah diporsikan kemudian ditata ke dalam tiap nampan / tray yang
sudah ditempel formulir menu pasien, disesuaikan dengan pesanan, instruksi diet
dan kebutuhan khusus (alergi / pantangan makanan) masing-masing pasien.
m. Penataan makanan ke tiap nampan / tray dilakukan oleh petugas gizi dibawah
pengawasan ahli gizi penyelenggaraan makanan.
n. Tata cara penataan makanan ke tiap nampan / tray adalah :
1) Petugas gizi menerima formulir menu dari ahli gizi penyelenggaraan makanan.
2) Petugas gizi menempel formulir menu pasien pada setiap tray / nampan
bersih dan menata sesuai dengan kelas dan jenis menu pesanan.
3) Ahli gizi penyelenggaraan makanan melakukan pengecekan formulir menu
yang tertempel. Ahli gizi penyelenggaraan makanan membuatkan stiker
bertuliskan identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, kamar, dan diet)
untuk pasien yang tidak memiliki formulir menu (pasien baru).
4) Petugas gizi menata makanan sesuai dengan menu pesanan pasien.
5) Ahli gizi penyelenggaraan makanan melakukan pengecekan makanan sebelum
masuk ke dalam hot trolly
12. Distribusi dan Pendistribusian makanan
a. Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan kepada
pasien sesuai dengan instruksi diet dan kebutuhan khusus pasien.
b. Distribusi makanan kepada pasien dilakukan oleh petugas gizi dibawah pengawasan
Kepala Ruangan Perawatan dan ahli gizi penyelenggaraan makanan.
c. Sistem distribusi yang digunakan adalah metode sentralisasi
d. Pendistribusian makanan dan snack bagi pasien ICU didahulukan dibandingkan
dengan ruang perawatan lainnya.
e. Pengecekan makanan sebelum dibawa naik ke ruang perawatan dilakukan oleh ahli
gizi penyelenggaraan makanan atau tenaga pemasak :
1) Makanan akan disajikan jam 06.00 – 20.30 : pengecekan makanan dilakukan
oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan
2) Makanan akan disajikan jam 20.30 – 06.00 : pengecekan makanan dilakukan
oleh tenaga pemasak
f. Penyajian makanan dan snack kepada pasien menggunakan identifikasi nama dan
tanggal lahir.
g. Petugas dilarang untuk mengkonsumsi makanan atau minuman yang disiapkan bagi
pasien.
h. Menempatkan makanan dalam wadah tertutup dan menghindari penempatan
makanan terbuka dengan tumpang tindih karena mengotori makanan dalam wadah
di bawahnya.
i. Saat pengantaran snack atau makanan kamar pasien kosong, petugas gizi
berkoordinasi dengan perawat dan ahli gizi penyelenggaraan makanan dan dilarang
meninggalkan makanan di kamar pasien
j. Saat pengantaran snack atau makanan terpasang papan puasa, petugas gizi
berkoordinasi dengan perawat dan ahli gizi penyelenggaraan makanan dan dilarang
meninggalkan makanan di kamar pasien
k. Seluruh makanan dan snack yang dibagikan diberi stiker identitas pasien.
l. Petugas gizi melakukan identifikasi saat menyajikan snack dan makanan
m. Petugas gizi memberi tanda pada Daftar Pesanan Makan Pasien (DPMP) guna
mengetahui pasien yang sudah mendapatkan snack dan makanan
n. Petugas gizi mengisi formulir pengantaran makanan sebelum menyajikan makanan
kepada pasien.
o. Jam pengantaran makanan dan snack disesuaikan dengan jam makan yang telah
disepakati dengan pasien. Pasien terinfo jam pelayanan makan gizi saat visite ahli gizi
ruangan. Pasien yang meminta jam makan / snack khusus, maka ahli gizi
penyelenggaraan makanan menyajikan makanan / snack sesuai dengan jam yang
diminta pasien.
p. Pendistribusian snack :
1) Jam pengantaran snack :
a) Snack pagi : jam 08.30 – 09.30
b) Snack siang : jam 14.30 – 15.30
2) Snack naik dari unit gizi ke ruang keperawatan :
a) Snack pagi : jam 08.00
b) Snack siang : jam 14.00
3) Alat yang digunakan : trolly snack
4) Snack ditentukan oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan dengan mengacu
kepada siklus menu dan jenis diet pasien.
q. Pendistribusian makanan :
1) Makanan disimpan dalam trolly pemanas sebelum disajikan dan dalam waktu
sesingkat mungkin.
2) Trolly pemanas secepatnya dipanaskan kembali saat sampai di lantai perawatan
dan selama penyajian makan.
3) Es krim selalu disajikan beku dan tidak boleh membekukan kembali setelah
produk mencair.
4) Makanan yang disimpan di dalam trolley hanya diperbolehkan selama trolley
berada di lantai perawatan. Saat trolley diturunkan oleh penyaji, seluruh
makanan yang tidak dikonsumsi ikut juga diturunkan.
5) Waktu pengantaran makanan untuk pasien baru diluar jam pelayanan makan
unit gizi adalah 30 menit terhitung dari pesanan diterima via telepon dari
perawat sampai makanan siap diantar oleh petugas gizi.
5) Jam pengantaran makanan :
a) Makan pagi : jam 07.00 – 08.00
b) Makan siang : jam 12.00 – 13.00
c) Makan malam : jam 17.00 – 18.00
6) Makanan naik dari unit gizi ke ruang perawatan :
a) Makan pagi : jam 06.30
b) Makan siang : jam 11.30
c) Makan malam : jam 16.30
7) Alat yang digunakan : trolly
pemanas
r. Diet dingin :
1) Makanan yang sudah di cek oleh ahli gizi penyelenggaraan makanan disimpan
dalam chiller dengan suhu < 10⁰C sebelum disajikan.
2) Saat pengantaran, makanan atau minuman diet dingin tidak diletakkan di dalam
trolly pemanas.

s. Pasien di ruang isolasi :


1) Petugas gizi lakukan koordinasi dan identifikasi dengan perawat ruang isolasi.
2) Petugas gizi letakkan makanan di ruang antara.
3) Bila masuk ke dalam ruang isolasi, petugas gizi menggunakan masker serta cuci
tangan sebelum dan sesudah masuk ke ruang isolasi.

13. Pengangkatan sisa makanan


a. Pengangkatan sisa makanan / clear up adalah suatu proses mengambil alat - alat
makan pasien setelah waktu makan di kamar pasien.
b. Sisa makanan pasien diangkat satu jam sesudah makanan dibagikan.
c. Trolly yang digunakan : basin trolly.
d. Petugas gizi mengangkat sisa makanan pasien atas persetujuan pasien / keluarga,
guna memastikan pasien sudah selesai makan.
e. Makanan yang disajikan lebih dari 2 jam di clear up.
f. Petugas gizi menanyakan kepada pasien yang sisa makanan > 50% dari porsi yang
disajikan. Catat dan laporkan hal yang disampaikan pasien kepada ahli gizi
penyelenggaraan makanan. Ahli gizi penyelenggaraan makanan berkoordinasi
dengan ahli gizi ruangan untuk dilakukan follow up.
g. Petugas gizi menyesuaikan jumlah peralatan makan dengan formulir pengantaran
makanan. Petugas gizi menanyakan dengan sopan kepada pasien apakah masih ada
alat makan atau alat saji yang masih digunakan oleh pasien bila ada ketidaksesuaian
antara jumlah alat saji yang diantarkan dan yang di clear up.
h. Waktu clear up / pengangkatan sisa makanan pasien :
a) Pagi : jam 08.00 – 09.00 WIB
b) Siang : jam 13.00 – 14.00 WIB
c) Sore : jam 18.00 – 19.00 WIB
d) Final : jam 20.00 – 21.00 WIB

C. SKRINING GIZI (ASESMEN AWAL NUTRISIONAL), PENGKAJIAN GIZI (TERAPI


NUTRISI), EDUKASI GIZI, DAN KONSULTASI GIZI
1. Skrining gizi (asesmen awal nutrisional), pengkajian gizi (terapi nutrisi)
a. Skrining gizi merupakan asesmen awal risiko nutrisional yang dilakukan oleh perawat
terhadap seluruh pasien untuk mengidentifikasi pasien yang mempunyai berisiko gizi
agar dapat memperoleh management gizi yang optimal.
b. Tata laksana skrining gizi (asesmen awal nutrisional) dan pengkajian gizi (terapi
nutrisi) mengacu kepada Panduan Skrining Gizi (Asesmen Awal Risiko Nutrisional)
dan Pengkajian Gizi (Asuhan Gizi Terintegrasi) 2017.
c. Pasien dengan hasil skrining gizi berisiko tinggi malnutrisi disarankan kepada dokter
penanggung jawab pelayanan untuk dirujuk kepada dokter spesialis gizi.
2. Visite gizi
a. Visite gizi adalah kunjungan yang dilakukan ahli gizi ruangan terhadap semua pasien
baru yang di rawat di ruang rawat inap dalam kurun waktu 1 x 24 jam.
b. Visite gizi bertujuan melakukan pengecekan dan penyesuaian diet awal yang
diberikan oleh dokter penanggung jawab pelayanan dengan kebutuhan pasien.
c. Hasil visite menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian antara diet awal dengan
kebutuhan pasien, maka ahli gizi ruangan dapat memberikan saran preskripsi diet
kepada dokter penanggung jawab pelayanan.
d. Hasil visite gizi didokumentasikan dalam catatan integrasi dengan format SOAP.
3. Edukasi gizi
a. Edukasi gizi adalah adalah proses dalam melatih ketrampilan atau membagi
pengetahuan yang membantu pasien mengelola atau memodifikasi diet dan
perubahan perilaku secara sukarela untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan.
b. Edukasi gizi diberikan kepada seluruh pasien, dilakukan ahli gizi ruangan pada saat
melakukan visite gizi pada pasien rawat inap maksimal 1 x 24 jam pasien masuk
ruang perawatan.
c. Edukasi gizi meliputi :
1) Pembatasan diet pasien. Pembatasan diet pasien diberikan dalam bentuk
leaflet. Jenis leaflet yang diberikan disesuaikan dengan rencana terapi gizi.
2) Rencana terapi gizi
3) Jam pelayanan makan
4) Cara penyimpanan makanan yang dibawa oleh pasien atau keluarga guna
mencegah kontaminasi. Cara penyimpanan makanan disesuaikan dengan suhu
penyimpanan makanan di unit gizi. Ahli gizi lapor kepada dokter penanggung
jawab pelayanan bila ada pasien atau keluarga pasien yang ingin membawa
makanan sendiri.
5) Makanan yang diperbolehkan untuk dibawa oleh pasien atau keluarga pasien
hanya untuk kebutuhan 1 hari guna mencegah adanya kontaminasi.
6) Makanan yang disajikan oleh rumah sakit akan di clear up maksimal 2 jam
terhitung sejak makanan disajikan guna mencegah resiko kontaminasi dan
pembusukan.
7) Pasien yang diinstruksikan puasa oleh dokter penanggung jawab pelayanan
tidak disajikan makanan guna mencegah timbulnya komplikasi akibat lambung
pasien yang terisi saat operasi. Makanan pasien puasa tidak dapat dialihkan
kepada keluarga.
d. Bukti dilakukan edukasi kepada pasien atau keluarga pasien adalah tanda tangan
pasien atau keluarga pada formulir informasi dan edukasi pasien / keluarga
terintegrasi.
e. Media yang digunakan untuk edukasi gizi berupa leaflet yang disesuaikan dengan
rencana terapi gizi dan kebutuhan pasien.
f. Ahli gizi ruangan tetap memberikan edukasi dan informasi diet kepada pasien yang
mendapat diet bebas untuk penunggu.
4. Konsultasi gizi
a. Konsultasi gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses kerja sama antara ahli gizi
dan pasien dalam menentukan prioritas, tujuan/target, membimbing kemandirian,
serta meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku sehingga membantu pasien
rawat inap dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan
makanan dan minuman.
b. Konsultasi gizi dilakukan oleh ahli gizi yang memiliki kewenangan memberikan
konsultasi, yang tertuang dalam kredensial.
c. Konsultasi gizi dilakukan kepada pasien yang mendapatkan rujukan dari dokter
penanggung jawab pelayanan atau dokter spesialis gizi untuk melakukan konsultasi
dengan ahli gizi, ataupun kepada pasien rawat inap yang merasa membutuhkan
konsultasi gizi.
d. Hasil konsultasi gizi didokumentasikan dalam catatan integrasi dan lembar edukasi
terintegrasi.
e. Standar diet konsultasi gizi
Diet konsultasi gizi disesuaikan dengan instruksi diet dari dokter penanggung jawab
pelayanan dan kebutuhan pasien.
1) Diet 1500 kalori
Waktu Makan Bahan Makanan Penukar
07.00 karbohidrat / penukar 1p
protein hewani 1p
Sayur sekehendak
Minyak 1.5 p
10.00 Buah / agar – agar 1p
12.00 karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 2p
16.00 Buah / agar – agar 1p
18.00 karbohidrat / penukar 1p
protein hewani 1p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 2p
21.00 Buah 1p

2) Diet 1600 kalori


Waktu Makan Bahan Makanan Penukar
07.00 karbohidrat / penukar 1p
protein hewani 1p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur sekehendak
Minyak 1.5 p
10.00 Buah / agar – agar 1p
12.00 karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 2p
16.00 Buah / agar – agar 1p
18.00 karbohidrat / penukar 1p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 2p
21.00 Buah 1p

3) Diet 1700 kalori


Waktu Makan Bahan Makanan Penukar
07.00 karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 1p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur sekehendak
Minyak 2p
10.00 Buah / agar – agar 1p
12.00 karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 2p
16.00 Buah / agar – agar 1p
18.00 karbohidrat / penukar 1p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 2p
21.00 Buah 1p

4) Diet 1900 kalori


Waktu Makan Bahan Makanan Penukar
07.00 karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 2p
Buah 0.5 p
10.00 Buah / agar – agar 1p
12.00 karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1.5 p
Sayur Sekehendak
Minyak 2.5 p
16.00 Buah / agar – agar 1p
18.00 karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 2p
21.00 Buah 1p

5) Diet 2100 kalori


Waktu Bahan Makanan Penukar
07.00 wib karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur sekehendak
Minyak 2p
Buah 1p
10.00 wib Buah / agar – agar 1p
12.00 wib karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 2p
protein nabati tahu / tempe 1.5 p
Sayur Sekehendak
Minyak 3p
Buah 1p
16.00 wib Buah / agar – agar 1p
18.00 wib karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 2.5 p
Buah 1p
21.00 wib Buah 1p

6) Diet 2300 kalori


Waktu Makan Bahan Makanan Penukar
07.00 karbohidrat / penukar 2p
protein hewani 1.5 p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur sekehendak
Minyak 2p
Buah 1p
10.00 Buah / agar – agar 1p
12.00 karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 2p
protein nabati tahu / tempe 1.5 p
Sayur Sekehendak
Minyak 3p
Buah 1p
16.00 Buah / agar – agar 1p
18.00 karbohidrat / penukar 1.5 p
protein hewani 2p
protein nabati tahu / tempe 1p
Sayur Sekehendak
Minyak 3p
Buah 1p
21.00 Buah 2p
PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN
Pelayanan gizi rawat jalan berupa Skrining gizi (asesmen awal nutrisional) dan pengkajian
gizi (terapi nutrisi), konsultasi, dan penyuluhan gizi.
A. SKRINING GIZI (ASESMEN AWAL NUTRISIONAL) DAN PENGKAJIAN GIZI (TERAPI
NUTRISI)
Skrining gizi (asesmen awal nutrisional) dan pengkajian gizi (terapi nutrisi) untuk pasien
rawat jalan mengacu kepada Panduan Skrining Gizi (Asesmen Awal Risiko Nutrisional)
dan Pengkajian Gizi (Asuhan Gizi Terintegrasi) 2017.
B. KONSULTASI GIZI
1. Konsultasi dilakukan oleh ahli gizi yang memiliki kewenangan memberikan konsultasi,
yang tertuang dalam kredensial.
2. Pasien yang melakukan konsultasi rawat jalan dengan ahli gizi membawa surat rujukan
dari dokter, dokter gigi, atau dokter spesialis.
3. Pasien yang tidak membawa surat rujukan dari dokter, dokter gigi, atau dokter spesialis
melakukan konsultasi gizi dengan dokter spesialis gizi klinik.
4. Dokter Spesialis Gizi berhalangan maka konsultasi gizi dilakukan oleh Ahli Gizi dengan
persetujuan Dokter Spesialis Gizi yang bersangkutan.
5. Konsultasi gizi oleh ahli gizi dimulai dari jam 09.00 sampai jam 16.00 setiap hari kecuali
hari sabtu dan hari libur
6. Pasien yang menginginkan konsultasi diluar jam tersebut, atau tidak ada ahli gizi yang
kompeten untuk melakukan konsultasi, maka pasien / keluarga disarankan untuk
mengatur ulang jadwal konsultasi.
7. Kegiatan konsultasi gizi dengan metode perorangan atau dengan keluarga pasien.
8. Permintaan konsultasi Ahli Gizi menggunakan formulir permintaan pelayanan gizi yang
dilaporkan oleh perawat ruangan.
9. Tata cara konsultasi gizi :
a. Pasien membawa surat rujukan dari dokter, dokter gigi, atau dokter spesialis
(untuk layanan konsultasi rawat jalan)
b. Ahli gizi melakukan penggalian data dan mencatat dalam buku konsultasi
c. Ahli gizi memberikan intervensi diet sesuai dengan kebutuhan pasien dan instruksi
dokter dengan menggunakan media leaflet.
C. PENYULUHAN GIZI
1. Kegiatan penyuluhan gizi dilakukan dengan metode kelompok yang dilakukan di tempat
– tempat yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
2. Penyuluhan gizi dilakukan oleh ahli gizi yang memiliki kewenangan memberikan
penyuluhan, yang tertuang dalam kredensial.
D. PELAYANAN MAKAN PASIEN RAWAT JALAN
Pelayanan makanan pasien rawat jalan mencakup pasien MCU dan haemodialisa.
1. PEMESANAN MAKAN PASIEN MCU
a. Pemesanan makanan dilakukan oleh perawat melalui telepon ke unit gizi.
b. Pemesanan makan pasien MCU berdasarkan pilihan menu, sesuai dengan harga
paket MCU, yaitu paket standar dan VIP. Makan pasien MCU standar terdiri dari 1 x
makan. Makan pasien MCU VIP terdiri dari 2 x makan.
c. Ahli gizi penyelenggaraan makanan atau petugas gizi yang menerima instruksi dari
perawat melakukan pencatatan dalam buku komunikasi dan melakukan read back.
d. Ahli gizi membuat formulir pesanan makan MCU sesuai dengan instruksi perawat.
e. Ahli gizi melakukan pengecekan makanan sebelum disajikan

2. PEMESANAN MAKAN PASIEN HAEMODIALISA


a. Pemesanan makanan dilakukan oleh perawat melalui telepon ke unit gizi.
b. Pemesanan makan berdasarkan siklus menu yang dibuat oleh unit gizi. 1 set menu
terdiri dari makanan dan buah.
c. Perawat membuat formulir pemintaan pelayanan gizi.
d. Perawat menginfokan diet khusus pasien, misalnya diet rendah garam, agar
pemberian makanan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
e. Ahli gizi membuat formulir tanda terima dan stiker makan pasien yang berisi nama
pasien dan menu yang disajikan.
f. Ahli gizi melakukan pengecekan makanan sebelum disajikan

HYGIENE DAN SANITASI


A. HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN
1. Hygiene dan sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang
menitikberatkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan
dan minuman dari segala bahaya yang dapat merusak kesehatan, mulai dari sebelum
makanan diolah, selama proses pengolahan, persiapan, pengangkutan, sampai saat
makanan dan minuman siap dikonsumsi oleh pasien dan karyawan.
2. Salah satu kegiatan dari sanitasi makanan adalah penyehatan makanan dan minuman.
Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengendalikan faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan kuman pada makanan dan minuman. Faktor – faktor
tersebut berasal dari proses penanganan makanan, minuman, lingkungan, dan
penjamah makanan. Sehingga makanan dan minuman yang disajikan tidak menjadi
mata rantai penularan penyakit.
3. Tujuan hygiene dan sanitasi makanan :
a. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen.
b. Menurunnya kejadian risiko penularan penyakit atau penyakit akibat makanan.
c. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan.
4. Prinsip penyehatan makanan :
a. Pencucian alat makan dan alat masak
1) Penanganan makanan dan alat makan merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan terhadap makanan dan alat makan guna tersedianya makanan dan alat
makan yang sehat, sehingga dapat mencegah terjadinya penularan penyakit
melalui alat makan.
2) Alat makan pasien dengan penyakit infeksi menular tidak dibedakan dengan alat
makan lainnya.
3) Tahapan pencucian alat masak adalah :
a) Pisahkan segala kotoran dan sisa – sisa makanan yang terdapat pada
peralatan yang dicuci (scraping). Buang sisa makanan ke dalam tempat
sampah yang disediakan di ruang cuci.
b) Siram air ke dalam peralatan yang dicuci sehingga terendam seluruh
permukaan peralatan (flushing).
c) Alat masak berlemak lakukan perendaman dalam air panas (80°C) sampai
larut.
d) Cuci dengan cara menggosok dan melarutkan sisa makanan dengan zat
pencuci atau detergen (washing).
e) Cuci peralatan masak yang telah digosok detergen sampai bersih dengan
cara dibilas dengan air bersih (rinsing).
4) Tahapan pencucian alat makan adalah :
a) Pisahkan segala kotoran dan sisa – sisa makanan yang terdapat pada
peralatan yang dicuci (scraping). Buang sisa makanan ke dalam tempat
sampah yang disediakan di ruang cuci.
b) Siram air ke dalam peralatan yang dicuci sehingga terendam seluruh
permukaan peralatan (flushing).
c) Alat makan/alat masak berlemak lakukan perendaman dalam air panas
(80°C) sampai larut.
d) Seluruh alat makan pasien dan karyawan dicuci menggunakan mesin
pencuci yang dilengkapi dengan air panas, dengan suhu >80⁰C
e) Kuras mesin setiap jam 21.00 atau setiap petugas pencuci selesai berdinas.
5) Suhu ruang pencucian antara 22 – 30°C.
6) Kelembaban ruang pencucian antara 35% – 60%
7) tandar pencahayaan ruang pencucian minimal 200 lux

b. Sampel atau contoh


1) Proses kegiatan pengambilan sampel adalah salah satu bagian pengawasan mutu
makanan dengan cara menyimpan contoh tiap jenis makanan yang telah dimasak
sesuai dengan menu berjalan.
2) Setiap menu makanan ada satu porsi sampel (contoh) makanan yang disimpan
untuk dilakukan uji saat terjadi gangguan atau tuntutan konsumen.
3) Sampel disimpan dalam suhu < -10⁰C selama 3 x 24 jam.
4) Jumlah makanan yang diambil untuk sampel :
a) makanan kering dan kue : 1 potong
b) makanan berkuah : 1 potong + kuah 1 sendok makan
c) makanan cair : 1 sendok makan
d) Nasi, bubur, hewani, dan nabati : 10 gram / 1 sendok makan
e) minuman : 20 cc
c. Pemeriksaan uji mikrobiologi bahan makanan dan minuman
1) Angka kuman E. coli pada makanan 0/gram sampel makanan dan minuman
angka kuman E. coli 0/100 ml sampel.
2) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan.
3) Jumlah sampel pemeriksaan mikrobiologi terdiri dari makanan matang, alat
masak, dan alat makan yang digunakan.
4) Pemeriksaan uji mikrobiologi berkoordinasi dengan bagian KesLing.
d. Pemeriksaan tenaga penjamah makanan
1) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan.
2) Pemeriksaan dilakukan dengan metode rectal swab.
3) Pemeriksaan dijadwalkan oleh HRD dan dilakukan di unit laboratorium
RSU Bunga Bangsa Medika
e. Sumber bahan makanan
1) Bahan makanan terdaftar
2) Ada tanggal kadaluarsa
f. Mutu bahan makanan
Dipilih bahan makanan yang bermutu baik, sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
g. Kegiatan penyehatan makanan
1) Memantau suhu pemasakan
2) Memantau suhu penyimpanan
3) Memantau suhu makanan sebelum dibagikan
4) Memantau secara teratur bahan makanan mentah dan bumbu sebelum
dimasak.
h. Makanan higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari :
1) Cemaran fisik seperti pecahan kaca, kerikil, potongan lidi, rambut, isi staples,
dan sebagainya dengan penglihatan secara seksama atau secara kasat mata.
2) Cemaran kimia.
3) Cemaran bakteri seperti Eschericia coli (E.coli) dan sebagainya melalui
pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan pada makanan 0/gr contoh
makanan dan angka kuman pada peralatan makan 0 (nol)

B. SANITASI LINGKUNGAN
1. Kebersihan lingkungan meliputi pembuangan sampah, kontrol air, dan serangga
2. Pembuangan sampah di Unit Gizi adalah kegiatan pewadahan / pengumpulan /
pengangkutan dan pembuangan sampah yang dihasilkan oleh Unit Gizi yang merupakan
limbah dan proses pengolahan makanan
3. Tujuan pembuangan sampah di Unit Gizi, yaitu agar diperoleh lingkungan kerja yang
bersih, nyaman dan sehat serta bebas dari gangguan sampah
4. Tempat sampah yang digunakan adalah tempat sampah tertutup yang dibuang secara
teratur.
5. Pembuangan sampah kering dan sampah basah dilakukan oleh petugas cleaning service
yang ada di Unit Gizi yang selanjutnya di buang ke tempat pembuangan sampah
sementara (TPS)
6. Kontrol air merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam upaya menghasilkan air
yang bersih dan memenuhi persyaratan kesehatan
7. Tersedianya air bersih yang memenuhi standar mutu air, yaitu standar bersih (tidak ada
warna, bau, dan rasa), standar biologi (bakteri dan kandungan air memenuhi syarat),
dan standar kimiawi (derajat keasaman dan padatan memenuhi syarat).
8. Pemeriksaan laboratorium tentang kualitas air di Unit Gizi dilakukan setahun 2 kali oleh
petugas sanitasi
9. Pengendalian serangga dan binatang penggangu lainnya adalah upaya untuk
mengurangi populasi serangga dan binatang pengganggu lainnya sehingga
keberadaanya tidak menjadi sumber penularan penyakit
10. Dalam pelaksanaanya kegiatan pengendalian pest dan serangga selain dilakukan
pembersihan lingkungan setiap hari, juga dilakukan kegiatan penyemprotan oleh pihak
ke 3 setiap hari dibawah pengawasan Bagian Kesling dan K3
11. Letak ruang dapur dan gizi memiliki akses yang mudah ke ruang rawat inap dan tidak
memiliki akses yang bersilangan dengan akses ke laundri, tempat pembuangan sampah,
dan ruang jenazah.

C. SANITASI BANGUNAN
1. Pintu keluar masuk area pengolahan makanan berbeda.
2. Ruangan penerimaan barang dilengkapi dengan peralatan anti lalat
3. Terdapat fasilitas cuci tangan di area penyajian makanan, yang dilengkapi dengan air
mengalir, sabun, dan tisu.
4. Saluran limbah tertutup, sebagai tempat pembuangan limbah yang aman.
5. Tempat pengolahan makanan selalu dibersihkan sebelum dan sesudah kegiatan
6. Tempat pengolahan makanan memiliki cerobong asap (exhaust fan)
7. Permukaan lantai tidak licin, tidak tembus air, tidak miring, dan mudah dibersihkan
8. Bahan dinding berwarna terang dan tidak menahan debu.
9. Langit-langit mudah dibersihkan
10. Ruang pengolahan makanan tidak berhubungan langsung dengan kamar mandi

D. SANITASI DAPUR UTAMA


1. Terhindar dari sumber pencemaran.
2. Bangunan untuk kegiatan pengolahan makanan memenuhi persyaratan teknis
konstruksi bangunan yang berlaku.
3. Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 lux pada bidang kerja dan
semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau atau distribusinya sedemikian
sehingga sejauh mungkin menghindarkan bayangan.
4. Permukaan lantai rapat air, halus, kelandaian cukup, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
5. Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering/tidak menyerap air dan mudah
dibersihkan.
6. Langit-langit menutup seluruh atap bangunan
7. Setiap dapur dilengkapi dengan washtafel cuci tangan, sabun, tissue, dan terpisah dari
sink kerja dengan keterangan ”khusus untuk cuci tangan”.

E. SANITASI PERALATAN
Peralatan yang kontak dengan makanan memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Permukaan utuh (tidak cacat) dan mudah untuk dibersihkan.
2. Lapisan permukaan tidak mudah rusak akibat asam/basa/garam yang umum terdapat
pada bahan makanan
3. Wadah makanan, alat penyajian, dan distribusi makanan dalam keadaan tertutup.
4. Peralatan saji dicuci menggunakan mesin pencuci piring yang dilengkapi air panas dan
detergen.
5. Peralatan bersih disimpan dalam keadaan kering pada tempat tertutup, tidak lembab,
dan terlindung dari binatang dan serangga.
6. Busa pencuci piring diganti setiap minggu.
7. Busa pencuci piring dijaga dalam keadaan kering dan tidak terendam air, bersih, dan
utuh.
8. Busa pencuci piring disimpan dalam gudang alat

F. SANITASI VENTILASI
1. Ventilasi yang cukup disediakan untuk menjaga kenyamanan suhu dan kelembapan
ruangan, juga cukup untuk mencegah udara di dalam ruangan tersebut terlalu panas
dan pengap, mencegah kondensasi uap air yang berlebih, dan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sesuai.
2. Cek ventilasi mekanik secara berkala untuk memastikan apakah bekerja dengan baik.
3. Jendela yang dapat menjadi tempat masuk serangga selalu dalam keadaan tertutup.
4. Adanya tanda-tanda jamur atau kondensasi yang berlebihan segera dilaporkan kepada
Maintenance.

G. PERSONAL HYGIENE
1. Seluruh penjamah makanan memiliki standar yang tinggi hygienitas pribadi.
2. Tenaga Penjamah makanan berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter.
3. Tenaga Penjamah makanan tidak menderita penyakit menular seperti tipus, kolera,
TBC, hepatitis dan lain-lain atau pembawa kuman (carrier) dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan kesehatan dan swab rectal secara berkala setiap tahun.
4. Melaporkan sakit seperti diare, muntah, batuk, sesak nafas, sakit kuning, infeksi kulit,
sakit tenggorokan atau flu kepada kepala unit gizi dan tidak terlibat dalam kegiatan
penyelenggaraan makanan.
5. Tenaga Penjamah makanan mencuci dan mengeringkan tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan makanan dan menyiapkan minuman.
6. Tenaga Penjamah makanan sebelum berangkat kerja mandi untuk membersihkan
seluruh badannya.
7. Tenaga Penjamah makanan berangkat kerja dengan memakai pakaian yang bersih dan
setelah tiba di tempat kerja menggantinya dengan pakaian kerja yang telah disediakan.
8. Tenaga Penjamah makanan mencuci tangan menggunakan sabun dan membilasnya
dengan air mengalir. Pencucian sebaiknya dilakukan dengan teliti sehingga tidak ada
kotoran yang melekat termasuk pada kuku. Setelah itu segera dikeringkan
menggunakan tisu sekali pakai. Cuci tangan dilakukan segera sebelum tenaga penjamah
makanan turut serta dalam persiapan pangan setelah menyentuh bagian tubuh yang
tidak tertutup, setelah dari toilet, batuk, bersin, merokok, makan, minum dan setelah
menangani peralatan yang kotor.
9. Tenaga Penjamah makanan memelihara kebersihan kuku jari yaitu dengan memotong
kuku, mengikir dan membersihkannya hingga bersih dan tidak kasar dan tidak
menggunakan cat kuku.
10. Tenaga Penjamah makanan tidak boleh menggunakan perhiasan apapun selama
bekerja. Tenaga Penjamah makanan diwajibkan untuk melepas semua perhiasan yang
dikenakan seperti cincin, gelang, giwang, kalung, bros, dan perhiasan lainnya yang
dapat jatuh atau mencemari pangan sebelum mulai bekerja.
11. Semua kegiatan pengolahan makanan dilakukan dengan cara terlindung dari kontak
langsung dengan tubuh. Dilakukan dengan menggunakan alat : sarung tangan plastik
sekali pakai (disposal), penjepit makanan, atau sendok garpu
12. Tenaga Penjamah makanan memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai untuk
melindungi pencemaran terhadap makanan
a. Penerimaan bahan makanan : penutup kepala, celemek, safety shoes
b. Penyimpanan bahan makanan : penutup kepala, celemek, safety shoes
c. Persiapan dan pengolahan makanan : penutup kepala, celemek, masker, safety shoes
d. Pemorsian makanan : penutup kepala, celemek, masker, sarung tangan
e. Pencucian peralatan makan dan peralatan masak : celemek, masker, safety shoes
13. Cara memakai masker:
a. Memegang pada bagian tali (kaitkan pada telinga jika menggunakan kaitan tali karet
atau simpulkan tali di belakang kepala jika menggunakan tali lepas).
b. Eratkan tali kedua pada bagian tengah kepala atau leher.
c. Tekan klip tipis fleksibel (jika ada) sesuai lekuk tulang hidung dengan kedua ujung jari
tengah atau telunjuk.
d. Membetulkan agar masker melekat erat pada wajah dan di bawah dagu dengan baik.
e. Periksa ulang untuk memastikan bahwa masker telah melekat dengan benar.
14. Cara melepas sarung tangan :
a. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, kemudian
lepaskan.
b. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang masih
memakai sarung tangan.
c. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung
tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan.
d. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
e. Buang sarung tangan di tempat sampah.
15. Cara Melepas Masker
a. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali/karet bagian atas.
b. Buang ke tempat sampah.
16. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir
17. 5 moment hand hygiene unit Gizi :
a. Sebelum menyentuh makanan dan bahan makanan
b. Sebelum masuk ke area penyelenggaraan makanan
c. Sebelum menangani bahan makanan atau makanan yang berbeda jenis
d. Sesudah menyentuh makanan dan bahan makanan
e. Sesudah mencuci peralatan makan
18. Langkah-langkah melepaskan APD adalah :
a. Lepaskan sepasang sarung tangan
b. Lakukan kebersihan tangan
c. Lepaskan apron
d. Lepaskan penutup kepala
e. Lepaskan masker
f. Lepaskan pelindung kaki
g. Lakukan kebersihan tangan
19. Tenaga Penjamah makanan menjaga perilaku selama bekerja / mengelola makanan
dengan :
a. Tidak merokok
b. Tidak makan atau mengunyah selama bekerja
c. Tidak memakai perhiasan
d. Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya
e. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja, setelah bekerja dan setelah keluar dari toilet
/ jamban
f. Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar
g. Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat kerja
h. Tidak banyak berbicara dan selalu menutup mulut pada saat batuk atau bersin
dengan menjauhi makanan atau keluar dari ruangan pengolahan
i. Tidak menyisir rambut di dekat makanan yang dan telah diolah

PEMELIHARAAN, PERBAIKAN RUANG DAN ALAT GIZI


1. Pemeliharaan, perbaikan ruang dan alat merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam upaya tersedianya ruang kerja dan peralatan dengan kondisi yang
sesuai persyaratan dalam penyelenggaraan makanan.
2. Pemeliharaan, perbaikan ruang dan alat selain dilakukan oleh Unit Gizi juga dilakukan
melalui kerjasama dengan Maintenance.
3. Program perawatan dibuat untuk memastikan peralatan berat seperti mesin chiller /
freezer, dishwashing machine, bain marrie, oven dan semua peralatan berat lainnya,
agar sesuai dengan instruksi dari pabrik pembuat.
4. Pengecekan dan pemeliharaan dilakukan setiap sebulan sekali sesuai dengan jadwal
yang dibuat oleh bagian maintenance.
5. Catatan perawatan selalu disimpan. Dipastikan dapat mudah dibaca.
6. Penggunaan peralatan gizi sesuai dengan petunjuk penggunaan pada masing – masing
alat sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
7. Penanganan bila chilller atau freezer gizi rusak adalah :
a. Petugas yang pertama kali mengetahui suhu chiller atau freezer tidak sesuai standar
suhu lapor kepada ahli gizi penyelenggaraan makanan atau logistik gizi
b. Ahli gizi penyelenggaraan makanan atau logistik gizi membuat helpdesk maintenance
sebagai bentuk pelaporan kepada bagian maintenance, dan lapor kepada kepala unit
gizi.
c. Pindahkan bahan makanan di dalam chiller atau freezer rusak ke chiller atau freezer
lain yang masih berfungsi sesuai dengan standar suhu penyimpanan bahan makanan
dan berisi bahan makanan sejenis.
Contoh : freezer ayam rusak dipindahkan ke freezer daging atau seafood, chiller
sayuran rusak dipindahkan ke chiller buah
d. Pisahkan bahan makanan yang akan dipindahkan dengan bahan makanan yang
semula diletakkan di chiller atau freezer guna mencegah kontaminasi.
e. Bila tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke dalam chiller atau feezer lain yang
sejenis, dipindahkan ke chiller atau freezer lain yang masih berfungsi sesuai dengan
standar suhu penyimpanan bahan makanan.
f. Pisahkan bahan makanan yang akan dipindahkan dengan bahan makanan yang
semula diletakkan di chiller atau freezer guna mencegah kontaminasi. Tempatkan
bahan makanan matang di bagian atas dan bahan makanan mentah di bagian bawah
guna mencegah terjadinya kontaminasi silang.
g. Bila tidak memungkinkan untuk dipindahkan sesuai dengan standar suhu
penyimpanan bahan makanan, maka bahan makanan tersebut harus langsung segera
digunakan, dengan mengubah susunan menu karyawan atau snack pasien.
h. Lakukan tindak lanjut ke bagian maintenance untuk mengetahui perkiraan waktu
perbaikan chiller atau freezer yang rusak
i. Logistik gizi tunda pengiriman bahan makanan yang akan datang bila tidak segera
dibutuhkan dan tidak ada tempat penyimpanan akibat chiller atau freezer rusak
j. Bila tidak memungkinkan untuk dilakukan penundaan pengiriman bahan makanan,
koordinasikan dengan bagian pembelian untuk dilakukan peminjaman chiller atau
freezer kepada vendor.

MONITORING DAN EVALUASI


A. MONITORING ASUPAN PASIEN RAWAT INAP
Monitoring asupan pasien rawat inap dilakukan oleh ahli gizi ruangan dengan metode
recall 24 jam (24-hours recall) dan di catat dalam catatan integrasi.

B. MONITORING PELAYANAN GIZI


Monitoring pelayanan gizi merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan
agar kegiatan pelayanan gizi terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, standar,
peraturan yang diharapkan.
Evaluasi pelayanan gizi merupakan salah satu implementasi fungsi management yang
bertujuan untuk menilai pelaksanaan kegiatan gizi sesuai dengan rencana dan kebijakan
yang telah disusun sehingga dapat mencapai sasaran yang dikehendaki.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan gizi maka pada pelaksanaan kegiatan gizi
dilakukan pencatatan dan pelaporan.
Pelayanan mutu dan keselamatan pasien dibuat laporan per bulan dan dilaporkan kepada
bagian mutu (QMR).
Monitoring dan Evaluasi Gizi dilakukan berdasarkan :
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan gizi di Ruang Rawat Inap dan
Rawat Jalan
2. Pencatatan dan pelaporan kegiatan penyelenggaraan makan
3. Pencatatan dan pelaporan kegiatan penilaian dan pengembangan gizi
4. Masukan atau keluhan dari pasien..

Pencatatan dan pelaporan dalam pelayanan gizi :


1. Pelayanan gizi rawat inap
a. Daftar Permintaan Makanan Pasien (DPMP).
b. Buku komunikasi unit gizi.
c. Formulir pencatatan ketepatan diet.
d. Pencatatan hasil visite pasien baru.
e. Laporan pengkajian gizi rawat inap.
f. Buku catatan konsultasi pasien rawat inap.
g. Buku laporan penggunaan telepon.
h. Formulir menu pasien.
2. Pelayanan gizi rawat jalan : buku catatan konsultasi pasien rawat jalan.
3. Penyelenggaraan makanan
1) Perencanaan anggaran bahan makanan
a) Pencatatan pemasukkan dan pemakaian bahan makanan harian selama 1 bulan
b) Perhitungan rencana kebutuhan bahan makanan untuk yang datang.
2) Penerimaan bahan makanan
a) Formulir penilaian supplier
b) Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian gudang.
3) Penyimpanan bahan makanan
a) Formulir audit dry goods
b) Formulir bahan makanan yang busuk/spoiled
4) Penyaluran bahan makanan
a) Formulir permintaan barang ke gudang/store request
b) Pencatatan pemakaian dan stok bahan makanan
5) Pengolahan bahan makanan :
a) Formulir pemeriksaan makanan
b) Formulir pemesanan makanan ke tenaga pemasak
6) Pendistribusian makanan
a) Formulir pencatatan waktu distribusi dan penyajian makan pasien
b) Formulir pencatatan waktu makan pasien
c) Formulir pencatatan waktu pembagian snack pasien
d) Formulir pencatatan jumlah porsi makanan karyawan
e) Formulir pencatatan sisa makanan pasien
7) Sampel makanan : formulir Sampel makanan
4. Penanganan alat makan
a. Kartu inventaris peralatan makan.
b. Formulir untuk pelaporan alat-alat masak.
c. Formulir pencatatan alat makan pasien dan karyawan yang rusak atau pecah
5. Pemeliharaan, perbaikan ruangan dan alat gizi
a. Formulir pencatatan suhu mesin cuci/dishwashing machine
b. Formulir pencatatan suhu freezer/chiller
c. Formulir pencatatan hot trolly
d. Formulir pencatatan suhu gudang kering/store
e. Formulir pencatatan suhu ruang buah/beverage room
f. Formulir pencatatan suhu dapur susu/formula room

6. Hygiene dan sanitasi


a. Formulir kebersihan freezer dan chiller
b. Formulir kebersihan ruang potong buah/beverage room
c. Formulir kebersihan ruang potong daging/butcher
d. Formulir kebersihan ruang penataan makan pasien/dining room
e. Formulir kebersihan ruang cuci/dishwashing room
f. Formulir kebersihan ruang susu/formula room
g. Formulir kebersihan gudang kering/store room
h. Formulir kebersihan trolly
i. Formulir kebersihan ruang prepare makan pasien/platting area
j. Formulir kebersihan ruang penerimaan/ receiving area
k. Formulir kebersihan area masak/main kitchen area
l. Formulir kebersihan ruang freezer chiller
m. Formulir kebersihan kantin karyawan/canteen area
7. Kesehatan dan keselamatan kerja : formulir pelaporan kecelakaan kerja.
8. Pelaporan insiden keselamatan pasien : formulir pencatatan insiden report
9. Pelaksanaan pelatihan : formulir pencatatan pelatihan
10. Pelayanan makan karyawan
a. Formulir makan siang karyawan
b. Formulir makan malam karyawan
c. Formulir makan tengah malam/supper karyawan
d. Formulir pencatatan sisa porsi makan karyawan

PENYIMPANAN BAHAN KIMIA PEMBERSIH


1. Bahan kimia pembersih yang digunakan sebagai alat pembersih disimpan dan
digunakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada MSDS masing – masing bahan
pembersih.
2. Bahan kimia yang digunakan :
a. Bahan kimia untuk mesin dishwashing / mesin cuci piring
b. Bahan kimia untuk pencucian alat manual
c. Bahan kimia untuk pembersihan trolly dan permukaan meja
3. Bahan kimia disimpan di gudang alat, di lemari yang terbuat dari besi.
4. Suhu ruang penyimpanan bahan kimia pembersih antara 22 – 30°C.
5. Kelembaban ruang penyimpanan bahan kimia pembersih antara 35% – 60%
6. Standar pencahayaan ruang penyimpanan bahan kimia pembersih minimal 200 lux
7. Bahan kimia yang disimpan di unit gizi disesuaikan dengan pemakaian.
8. Pemesanan bahan kimia ke bagian logistik umum dilakukan oleh kepala unit gizi.
9. Bahan kimia pembersih yang digunakan memiliki MSDS, tidak merusak peralatan,
mempunyai efek sebagai deterjen dan efektif dalam waktu yang relatif singkat, dan
ramah lingkungan.
10. Gunakan APD sesuai dengan anjuran pada MSDS.
11. Penggunaan bahan kimia pembersih mengikuti petunjuk pabrik.

KESELAMATAN DAN MUTU


Penyehatan dan keselamatan kerja mempunyai kegiatan yang sangat berkaitan erat yang
berdampak terhadap keselamatan tenaga kerja dan keselamatan pasien.
1. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja dalam kecelakaan kerja
dan penanggulangannya meliputi:
a. Bahaya listrik
b. Bahaya gas
c. Bahaya benda tajam
d. Bahaya tersiram air panas, minyak panas dll
e. Bahaya terpeleset
f. Bahaya faktor ergonomi
g. Bahaya – bahaya lain
2. Risiko yang mempengaruhi keselamatan pasien diantaranya :
a. Salah pasien
b. Salah jenis diet
c. Salah bentuk diet
d. Salah frekuensi pemberian diet
e. Salah jenis bahan makanan
f. Salah penterjemahan pesanan makanan
g. Salah menu
3. Ahli gizi melaporkan insiden keselamatan pasien kepada kepala unit dan membuat
laporan insiden dan dilaporkan kepada kepala unit gizi. Kepala unit gizi membuat
investigasi kejadian dan melaporkan kepada manager penunjang unit dan bagian mutu
(QMR). Pelaporan insiden keselamatan pasien maksimal 2 x 24 jam menggunakan
formulir laporan insiden
4. Jenis – jenis insiden keselamatan pasien adalah :
a. Kejadian potensial cidera (KPC)
Conton : ada 2 orang pasien dengan nama yang sama dengan diet berbeda
b. Kejadian nyaris cidera (KNC)
Contoh : petugas gizi saat membagikan makanan namun terpasang papan puasa
sehingga makanan ditarik, ahli gizi memberikan pepaya untuk pasien diare namun
tidak diberikan kepada pasien oleh petugas gizi.
c. Kejadian tidak cidera (KTC)
Contoh : pasien seharusnya mendapat diet biasa, namun diberikan diet lambung
d. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
Contoh : pasien diet cair mendapat diet biasa sehingga tersedak
e. Kejadian sentinel
Contoh : pasien puasa mendapat makanan sehingga terjadi aspirasi saat dilakukan
operasi dan meninggal
5. Prosedur keselamatan kerja yang dilakukan diantaranya :
a. Ruang penerimaan dan penyimpanan
1) Angkut barang yang berat menggunakan trolley pengangkut bahan makanan
yang tersedia.
2) Tidak merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan.
3) Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar tanpa alat bantu, yang
dapat membahayakan petugas dan kualitas barang.
4) Bersihkan bahan yang tumpah di ruang penerimaan dan penyimpanan.
5) Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah
6) Tersedia APAR
b. Ruang persiapan, pengolahan makanan, dan pencucian :
1) Gunakan APD sesuai kebutuhan
2) Matikan mesin sebelum dibersihkan.
3) Hati – hati membuka dan menutup, menyalakan atau mematikan gas.
4) Matikan mesin sesudah digunakan.
5) Isi panci sesuai kapasitas.
6) Tidak memuat trolley pembawa makanan melebihi kapasitasnya.
7) Panci pembawa air panas ditutup dengan rapat dan jangan mengisi terlalu
penuh.
8) Gunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik dan benar, misal
menggunakan alat pembuka makanan menurut cara yang tepat dan benar,
menggunakan pisau sesuai dengan kebutuhannya.
9) Tidak berbicara selama bekerja, dan menerapkan personal hygiene saat
bekerja.
10) Safety shoes (sepatu keselamatan kerja) digunakan di area pengolahan
makanan dam pencucian dengan tujuan untuk melindungi dari bahaya licin,
tersiram minyak, atau tersiram air panas.
11) Tersedia APAR
c. Ruang pendistribusian
1) Gunakan APD sesuai kebutuhan : penutup kepala, masker, sarung tangan,
dan celemek sekali pakai
2) Gunakan alat sesuai dengan cara yang benar.
3) Pastikan alat yang digunakan dalam keadaan baik dan layak pakai.
4) Baca prosedur cara pengoperasian alat secara teliti.
5) Alat beraliran listrik dioperasikan dengan tangan dalam keadaan kering.
6) Segera lakukan perbaikan terhadap alat yang mengalami kerusakan
6. Karyawan yang mengalami kecelakaan kerja menginformasikan kepada HRD maksimal
1 x 24 jam nama lengkap, tanggal, jam, dan jenis kecelakaan serta tempat kejadian
kecelakaan. Memberikan fotocopy KTP, fotocopy kartu BPJS ketenagakerjaan /
jamsostek, kronologis kejadian. Untuk Kecelakaan Lalu Lintas atau di jalan raya
Keluarga karyawan mengurus surat Berita acara dari kepolisian atau membuat surat
keterangan kecelakaan tersebut dengan dua orang saksi yang mengetahui tentang
kecelakaan tersebut dan diketahui oleh Manager HRD.

PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Untuk membantu memastikan agar keamanan pangan dan peraturan pelaksanaan
hygienitas makanan yang baik, diketahui oleh semua staff dan diberikan pelatihan yang
berkesinambungan
2. Unit Gizi mengatur jadwal pelatihan, dan staf diberikan pemberitahuan terlebih dahulu
untuk mengatur jadwal staff yang diikutkan. Pelatihan mengacu pada kebijakan ini.
3. Staf yang dipekerjakan berasal dari pihak luar (outsourcing), diadakan pertemuan
dimana pihak outsourcing memastikan seluruh staf nya telah mendapatkan pelatihan
dasar hygienitas makanan.
4. Seluruh staf yang bekerja di lantai perawatan mengikuti praktek hygienitas pribadi. Staf
yang berhubungan dalam penyediaan makanan selalu menggunakan celemek plastik
sekali pakai, yang khusus digunakan dalam persiapan makanan dan pelayanan.
5. Pelatihan yang diikuti oleh staf gizi dilaporkan kepada bagian diklat setiap bulan.

PELAYANAN MAKAN KARYAWAN


1. Pelayanan makan karyawan adalah serangkaian kegiatan pengadaan makanan untuk
karyawan RSU Bunga Bangsa Medika
2. Penyediaan makan karyawan berdasarkan data dari HRD.
3. Makanan karyawan dapat dikonsumsi di kantin karyawan.
4. Jam pelayanan makan karyawan adalah :
a. Makan siang : jam 12.00 - 16.00
b. Makan malam : jam 17.00 - 19.30
c. Makan tengah malam : jam 22.00 - 01.00
5. Setiap karyawan berhak mendapatkan 1 x makan di kantin karyawan pada hari
karyawan tersebut berdinas.
6. Makanan siang dan malam disajikan di kantin oleh petugas gizi. Makan malam diambil
oleh masing – masing karyawan ke unit gizi.
7. Dilarang membawa alat makan karyawan di luar area kantin.
8. Makanan disajikan dalam bentuk prasmanan, sesuai dengan porsi yang telah
ditetapkan oleh tenaga pemasak.
9. Karyawan RSU Bunga Bangsa Medika melakukan scan barcode atau mengisi formulir
makan setiap hendak mengambil jatah makanan.
10. Untuk makan tengah malam, diberikan makanan tambahan berupa roti dan susu.

PELAYANAN ALA CARTE


1. Pelayanan ala carte adalah makanan tambahan yang dapat dipesan oleh keluarga
pasien dengan harga tertentu yang ditetapkan oleh managemen rumah sakit.
2. Jam operasional ala carte jam 08.00 – 20.00. Pengantaran makanan di luar jam ala carte
harus melakukan pemesanan terlebih dahulu pada jam operasional ala carte.
3. Menu ala carte di cetak dalam bentuk lembaran, di letakkan di setiap tempat tidur di
ruang perawatan pasien rawat inap dan di setiap nurse station rawat inap dan rawat
jalan.
4. Media pembayaran ala carte menggunakan guest bill bernomor, yang di buat oleh ahli
gizi sesuai dengan pesanan.
5. Guest bill terdiri dari 3 rangkap :
a. Warna putih : diberikan untuk pasien bila membayar cash, atau pasien memberi
tanda tangan bila membayar dengan metode billing dan lembar putih diserahkan
kepada kasir pusat.
b. Warna merah : diberikan kepada kasir pusat bila membayar cash, atau disimpan
sebagai file unit gizi bila membayar dengan metode billing
c. Warna kuning : disimpan sebagai file unit gizi
6. Alur sistem pelayanan ala carte :
a. Keluarga pasien melakukan pemesanan ke unit gizi lewat telepon di kamar atau
menginformasikan kepada perawat atau petugas gizi.
b. Ahli gizi atau petugas gizi mencatat pesanan pasien.
c. Ahli gizi membuat guest bill sesuai dengan harga pesanan makanan yang tertera
di sistem.
d. Petugas gizi mengantarkan pesanan dan memberikan guest bill kepada pasien
atau keluarga
e. Pasien atau keluarga dapat membayar dengan metode cash (memberikan
sejumlah uang sesuai dengan nominal pada guest bill) atau billing (ahli gizi
menginput pesanan pasien di sistem, pasien membayar saat akan pulang).
7. Ahli gizi penyelenggaraan pada akhir dinas siang setiap hari menyerahkan rekapitulasi,
bon ala carte, dan uang yang diperoleh kepada kepala unit gizi. Kepala unit gizi
melakukan penyetoran kepada Bank xxx dengan nomor rekening xxx atas nama RSU
Bunga Bangsa Medika
8. Kepala unit gizi setiap hari menyerahkan tanda bukti setoran dari bank, rekapitulasi,
dan bon ala carte kepada kasir pusat

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


BUNGA BANGSA MEDIKA

dr.Shinta Vembriana Pamuji,Sp.B FINACS


Referensi:
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 78 Tahun 2013, Tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1096 Tahun 2011, Tentang
Higiene Sanitasi Jasaboga.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 24 Tahun 2016 Tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 56 Tahun 2014 Tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 79 Tahun 2014, Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204 Tahun 2004, Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 27 Tahun 2017, Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
h. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2013
i. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang
Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012.
j. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2014.
k. Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
2012.

Anda mungkin juga menyukai