Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN DIREKTUR RSUD KRT.

SETJONEGORO WONOSOBO
NOMOR: 1593 TAHUN 2018

TENTANG

PELAYANAN GIZI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RSUD KRT. SETJONEGORO WONOSOBO

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin penanganan pasien secara


optimal dan sesuai dengan Standar Pelayanan Gizi, maka
dipandang perlu menetapkan Pedoman Pelayanan Gizi
Rumah Sakit
b. bahwa agar dapat dilaksanakan sebagaimana dimaksud
pada huruf a maka perlu ditetapkan Peraturan Direktur
tentang Pedoman Pelayanan Gizi

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan no. 78 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan no. 26 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi
6. Peraturan Menteri Kesehatan no. 1096 Tahun 2011
tentang Higiene Sanitasi Jasaboga

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSUD KRT. SETJONEGORO


WONOSOBO TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI

1
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Pelayanan Gizi rumah sakit adalah kegiatan pelayanan
gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat rumah sakit baik rawat inap maupun rawat
jalan
3. Pelayanan Gizi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik
dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam
kondisi sehat atau sakit.
4. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang
terorganisir dan yang memungkinkan untuk identifikasi
kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk
kebutuhan tersebut.
5. Proses Asuhan Gizi terstandar adalah pendekatan
sistemik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas, melalui serangkaian aktivitas yang
terorganisir meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai
pemberian pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan
gizi.
6. Terapi Gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada
klien berdasarkan pengkajian gizi, yang meliputi terapi
diet, konseling gizi, dan atau pemberian makanan
khusus dalam rangka penyembuhan penyakit.
7. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
8. Staf klinis adalah tenaga kesehatan yang memberikan
asuhan langsung pada pasien
9. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) adalah staf klinis

2
profesional yang langsung memberikan asuhan kepada
pasien.
10. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas,
tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh
pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan
dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit dan
unit pelaksana kesehatan lain.

Pasal 2
1. Nutrisionis yang memberikan pelayanan dan asuhan
wajib memiliki STR dan Surat Ijin Kerja (SIK)
2. Nutrisionis memberikan pelayanan dan asuhan kepada
pasien sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang
ditetapkan.
BAB II
SKRINING
Pasal 3
1. Skrining gizi dilakukan dengan tujuan untuk
menentukan risiko nutrisional sebagai bagian dari
asesment awal
2. Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan
asesmen gizi.
BAB III
ASESMEN GIZI
Pasal 4
1. Asesmen gizi dilakukan pada pasien dengan risiko
nutrisional, malnutrisi, dan dengan kondisi khusus.
2. Asesmen ulang gizi dilakukan paling lama 2x24 jam
setelah risiko nutrisional ditetapkan
3. Asesmen ulang gizi dicatat di dokumen Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi

Pasal 5
1. Asesmen gizi pasien meliputi asesmen awal dan asesmen
ulang
2. Asesmen awal gizi dilakukan oleh perawat yang
berkompeten dan berwenang

3
3. Asesmen ulang gizi dilakukan oleh nutrisionis yang
kompeten dan berwenang.
4. Asesmen ulang gizi dicatat dengan menggunakan metode
ADIME (Asesment, Diagnosa, Intervensi, Monitoring, dan
Evaluasi)

BAB IV
ASUHAN GIZI PASIEN
Pasal 6
1. Asuhan gizi pasien dilakukan oleh nutrisionis yang
kompeten dan berwenang dan direncanakan untuk
memenuhi kebutuhan pasien berdasar atas asesmen.
2. Preskripsi diet dibuat oleh DPJP dan atau nutrisionis
yang kompeten dan berwenang
3. Berdasar atas asesmen kebutuhan dan rencana asuhan
maka DPJP atau PPA lain (perawat) yang kompeten
memesan makanan dan nutrisi untuk pasien
4. Asuhan gizi terintegrasi mencakup rencana, pemberian,
dan monitoring terapi gizi.
5. Respon pasien terhadap asuhan dimonitor
6. Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di rekam
medis pasien
7. Jika keluarga pasien atau orang lain akan membawa
makanan untuk pasien maka kepada mereka diberi
edukasi tentang makanan yang merupakan
kontraindikasi terhadap rencana dan kebersihan
makanan.
BAB V
EDUKASI PASIEN
Pasal 7
1. Dilakukan asesmen kebutuhan edukasi tentang diet dan
nutrisi untuk pasien dan keluarga oleh petugas rawat
inap.
2. Asesmen kebutuhan edukasi dilakukan untuk
merencanakan edukasi diet dan nutrisi yang
dibutuhkan.
3. Nutrisionis memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
diet dan nutrisi.

4
BAB VI
PELAYANAN MAKANAN

Pasal 8
1. Instalasi Gizi menyediakan berbagai pilihan makanan
sesuai rencana asuhan dan diet khusus.
2. Instalasi Gizi menerima pesanan makanan dari petugas
rawat inap sesuai status gizi dan kebutuhan pasien
3. Pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari
pengolahan bahan makanan (perencanaan bahan
makanan, pengadaan, penyimpanan, pengolahan,
pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan, alat
masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko
infeksi dan kontaminasi silang.
4. Makanan disiapkan dan disimpan dengan mengurangi
risiko kontaminasi dan pembusukan
5. Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuai
kebutuhan
6. Standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry sesuai
peraturan perundangan.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan inI mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Wonosobo
pada tanggal ………….2019
Direktur RSUD KRT. Setjonegoro Wonosobo

dr. Danang Sananto Sasongko, MM

Anda mungkin juga menyukai