CODE BLUE
ii
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR
Pekon Atar Sedangke kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat
Kode Pos 34874
Email : rskomunitaskrui@gmail.com
Telp : 082186415842 (Kantor), 082186415831
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR KABUPATEN PESISIR BARAT
NOMOR : / / /2019
TENTANG
PANDUAN CODE BLUE
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KH.
MUHAMMAD THOHIR
ii
1999 Tentang Pelindungan Konsumen.
7. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
1996 Tentang Kualitas pangan yang dikomsumsi harus
memenuhi beberapa kriteeria, diantaranya adalah aman,
bergizi, bermutu dan dapat terjangkau oleh daya beli
masyarakat.
8. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1992 Tentang Kesehatan & Kepmenkes Nomor 715 /
Menkes / SK / V / 2003 Tentang Persyaratan hygiene
sanitasi jasaboga.
9. Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1996 Tentang Pangan, Pasal 16 ayat (1) “ Setiap
orang yang memproduksi pangan untuk diedarkkan dilarang
menggunakan bahan apapun sebagai kemasan pangan yang
dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan
cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan
manusia “ dan ayat (3) “Pemerintah menetapkan bahan yang
dilarang digunakan sebagai kemasan pangan dan tata cara
penegemasan pangan tertentu yang diperdagangkan.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129 / MENKES / SK / II / 2008 tanggal 6 Februari Tentang
Standart pelayanan minimal Rumah Sakit.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374 / MENKES / SK / III / 2007 tanggal 27 Maret 2007
Tentang Standart Profesi Gizi.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161 / MENKES / PER / 2010 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098 / MENKES / SK / VII / 2003 Tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204 / MENKES / SK / X / 2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
794a / MENKES / PER / XII / 1989 Tentang Rekam Medis.
3
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
722 / MENKES / PER / IX / 1988 Tentang Bahan
Tambahan Makanan.
17. Peringatan Publik BPOM Nomor KH.00.02.1.55.2888
Tahun 2009 Tentang “Plastik Kresek” dan Keterangan Pers
BPO, Nomor KH.00.02.1.55.2888 Tahun 2009 Tentang
“Kemasan Makanan Styrofoam” (lampiran) ditambah
dengan penelitian-penelitan yang pernah dilakukan terhadap
bahaya plastik dan styrofoam, semakin perlu diawasi.
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519 / MENKES / PER / III / 2011 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anastesiologi dan terapi
intensif di Rumah Sakit.
Menetapkan MEMUTUSKAN
TEMBUSAN YTH :
1. Kepala Instalasi Rawat Inap
2. Kepala Seksi Keperawatan
3. Kepala Bidang Bidang keperawatan
4. Arsip
DAFTAR ISI
SURAT KEPUTUSAN ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Panduan Code blue di
Rumah Sakit Umum Daerah KH. Muhammad Thohir ini dapat terselesaikan.
vii
LAMPIRAN PERATURAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KH.
MUHAMMAD THOHIR NOMOR : / / /2019
TANGGAL : Mei 2019
BAB I
DEFINISI
DEFINISI
Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus
segera diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi
cardiaerespiratory arrest di dalam area rumah sakit.
Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim yang dibentuk
oleh rumah sakit yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area
rumah sakit. Tim ini terdiri dari dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam
penanganan kondisi cardiac respiratory arrest.
Rantai pertama pada rantai kelangsungan hidup (the chain of survival) adalah
mendeteksi segera kondisi korban dan meminta pertolongan (early access),
rantai kedua adalah resusitasi jantung paru (RJP) segera (early
cardiopulmonary resuscitation), rantai ketiga adalah defibrilasi segera (early
defibrillation), rantai keempat adalah tindakan bantuan hidup lanjut segera
(early advanced cardiovascular life support) dan rantai kelima adalah
perawatan paska henti jantung (post cardiac-arrest care).
1
TUJUAN
Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua
kondisi cardiacrespiratory arrest tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi
sesegera mungkin. Sistem respon terbagi dalam 2 tahap, yaitu:
1. Area 1 meliputi
- Area parkir
- Ruang pendaftaran dan medical record
- Seluruh poli rawat jalan
- Instalasi formasi
- Instasi gawat darurat dan sekitarnya
2. Area 2 meliputi
- Instalasi laboraterium dan sekitarnya
- Ruang Radiologi dan sekitarnya
- Ruang Perinatologi dan sekitarnya
- Ruang Kebidanan dan sekitarnya
3. Area 3 meliputi
- Ruang anak dan sekirtarnya
- Ruang laundry dan sekitarnya
- Ruang Poli penyakit dalam dan sekitarnya
- Instalasi Gizi dan sekitarnya
- Instalasi pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dan sekitarnya
- Instalsi pemulasaran
BAB III
TATA LAKSANA PROSEDUR CODE BLUE
1. Tim code blue satu yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab
terhadap area satu.
2. Tim code blue dua yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab
terhadap area dua.
3. Tim code blue tiga yaitu tim Code Blue yang bertanggung jawab
terhadap area tiga.
1. Supervisi
Kualifikasi:
1. Petugas Binroh
2. Security
3. Farmasi
Anggota
Supervisi
1. Ketua tim kode blue area 1 adalah dokter jaga IGD dan dokter jaga
bangsal
2. Supervisi
Shif pagi( jam 08.00-14.00) pelaksana code blue di semua area
Shif sore ( jam 14.00-20.00) pelaksana code blue di semua area
Shif malam( jam 20.00-08.00) pelaksana code blue di semua area
Shift pagi (jam 07.00 — 14.30 W1B) : Pelaksana code blue di semua
area.
Shift sore (jam 14.30 — 22.00 WIB) : Pelaksana code blue di semua
area.
Shift malam (jam 22.00 — 07.00 WIB) : Pelaksana code blue di semua
area.
1. Perawat
Shift pagi (jam 07.00 — 14.30 W1B) :
Tekan dahi angkat dagu (head tilt — chin lift) bila tidak ada trauma.
Mendorong rahang bawah (jaw thrust) bila ada trauma.
Pemasangan Oropharyngeal airway.
Persiapan pemasangan LMA.
Semua ketua dan anggota timcode blue memiliki alat komunikasi (HT) yang
harus selalu dinyalakan dan standbye.