SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR KABUPATEN PESISIR BARAT
NOMOR : / / /2019
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KH. MUHAMMAD THOHIR
ii
7. Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun
1996 Tentang Kualitas pangan yang dikomsumsi harus
memenuhi beberapa kriteeria, diantaranya adalah aman,
bergizi, bermutu dan dapat terjangkau oleh daya beli
masyarakat.
8. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1992 Tentang Kesehatan & Kepmenkes Nomor 715 /
Menkes / SK / V / 2003 Tentang Persyaratan hygiene
sanitasi jasaboga.
9. Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1996 Tentang Pangan, Pasal 16 ayat (1) “ Setiap
orang yang memproduksi pangan untuk diedarkkan dilarang
menggunakan bahan apapun sebagai kemasan pangan yang
dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan
cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan
manusia “ dan ayat (3) “Pemerintah menetapkan bahan yang
dilarang digunakan sebagai kemasan pangan dan tata cara
penegemasan pangan tertentu yang diperdagangkan.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129 / MENKES / SK / II / 2008 tanggal 6 Februari Tentang
Standart pelayanan minimal Rumah Sakit.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374 / MENKES / SK / III / 2007 tanggal 27 Maret 2007
Tentang Standart Profesi Gizi.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161 / MENKES / PER / 2010 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098 / MENKES / SK / VII / 2003 Tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204 / MENKES / SK / X / 2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
794a / MENKES / PER / XII / 1989 Tentang Rekam Medis.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
3
722 / MENKES / PER / IX / 1988 Tentang Bahan
Tambahan Makanan.
17. Peringatan Publik BPOM Nomor KH.00.02.1.55.2888
Tahun 2009 Tentang “Plastik Kresek” dan Keterangan Pers
BPO, Nomor KH.00.02.1.55.2888 Tahun 2009 Tentang
“Kemasan Makanan Styrofoam” (lampiran) ditambah
dengan penelitian-penelitan yang pernah dilakukan terhadap
bahaya plastik dan styrofoam, semakin perlu diawasi.
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519 / MENKES / PER / III / 2011 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anastesiologi dan terapi
intensif di Rumah Sakit.
Menetapkan MEMUTUSKAN
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Panduan Pelayanan Pasien
Resiko Tinggi di Rumah Sakit Umum Daerah KH. Muhammad Thohir ini
dapat terselesaikan.
vii
LAMPIRAN PERATURAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KH.
MUHAMMAD THOHIR NOMOR : / / /2019
TANGGAL : Mei 2019
BAB I
DEFINISI
1
b. Fraktur tertutup pada tulang panjang
c. Luka bakar terbatas ( <30% dari TBW )
d. Cedera pada bagian/ jaringan lunak
3. Kasus ringan atau non urgen dan prioritas ketiga.
Pasien yang biasanya dapat berjalan denga masalah medis yang
minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah lama, area
ambulatory/ruang P3 dengan contoh kasus seperti :
a. Minor Injuries
b. Seluruh kasus-kasus ambulant/ berjalan
4. Kasus meninggal atau prioritas nol.
a. Tidak ada respon pada semua rangsangan
b. Tidak ada respirasi spontan
c. Tidak ada bukti aktivitas jantung
d. Tidak ada respon pupil terhadap cahaya.
BAB II RUANG
LINGKUP
1. Pasien yang mengalami cedera berat atau mengacam jiwa pasien dan
memerlukan transpot segera misalnya :
a. Gagal nafas
b. Cedera torako-abdominal
c. Cedera kepala atau maksilo-fasial berat
d. Shok atau pendarahan berat
e. Luka bakar berat.
2. Pasien yang mengalami cedera yang dipastikan tidak mengancam jiwa
dalam waktu dekat, dapat ditunda hingga beberapa jam, misalnya
a. Cedera abdomen tanpa shok
b. Cedera dada tanpa gangguan respirasi
c. Fraktur mayor tanpa shok
d. Cedera kepala atau tulang belakang tanpa gangguan kesadaran
e. Luka bakar ringan.
3. Pasien yang mengalami cedera yang tidak memerlukan stabilisasi
segera, misalnya :
a. Cedera jaringan lunak
b. Fraktur dan dislokasi ekstremitas
c. Cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas
d. Gawat darurat psikologis.
4. Pasien yang meninggal atau cedera fatal yang tidak bisa
memungkinkan untuk resusitasi.
Buku panduan pelayanan pasien risiko tinggi wajib berjalan sesuai standart
yang telah ditetapkan dan lebih lengkap jika didampingin dengan dokumen
sebagai berikut :
1. Dokumen Regulasi
a. KebijakanPelayanan Pasien Risiko Tinggi
b. Panduan KebijakanPelayanan Pasien Risiko Tinggi
c. SPO KebijakanPelayanan Pasien Risiko Tinggi
2. Dokumen Inplementasi
a. Daftar pelayanan pasien dan pelayanan yang berisiko tinggi
b. Sertifikasi pelatihan
Demikian buku panduan ini dibuat untuk pedoman pelayanan pasien risiko
tinggi, sehingga didalam pelayanan pasien di RSUD KH. Muhammad
Thohir.Maka segala pelayanan pasien wajib berdasarkan buku panduan ini
terhitung setelah ditandatangin oleh Direktur RSUD KH. Muhammad Thohir.