Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PELAYANAN DI RUANG PARU

RUMAH SAKIT UMUM JENDERAL AHMAD YANI METRO

TAHUN 2019

RUMAH SAKIT UMUM JENDERAL AHMAD YANI METRO


KOTA METRO TAHUN 2019
SURAT KEPUTUSAN

No...............................

PEDOM PELAYANAN RUANG PARU


UPTD RUMAH SAKIT UMUM JENDERAL AHMAD YANI METRO

Menimbang : Bahwa untuk kelancaran pelayanan rumah sakit Umum


daerah jend.A.YaniMetro Perlu segera mengeluarkan surat
keputusan tentang Pedoman Pelayanan Perawatan Rawat
Inap Ruang Paru .

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit, diamanatkan bahwa rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat;

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 856 / Menkes /


SK / IX / 2009 tentang Standar Instalasi Rawat Inap
RumahSakit;

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 / Menkes /


SK / II / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/ Menkes /
Per / VI/II / 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.

Memperhatikan : Program Kerja Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap


Rumah Sakit Umum Jend.A.Yani Metro.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Pedoman Pelayanan Ruang / Instalasi Rawat Inap


Rumah Sakit Umum Jend.A.Yani Metro tahun 2019

2. Surat Keputusan ini akan diubah dan diperbaiki


sebagaimana mestinya apa bila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di Metro

Pada tanggal, .......................

Kepala Rumah Sakit UmumJend.A.Yani Metro


SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT .......................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................


..................................................................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. TujuanPedoman .........................................................................................1

C. Ruang lingkup ............................................................................................2

D. Batasan operasional ...................................................................................2

E. Landasan hukum ........................................................................................2

BAB II STANDAR KETENAGAAN ...................................................................3

A. Kualifikasi Sumber daya Manusia .............................................................3

B. Distribusi Ketenagaan ................................................................................4

C. Pengaturan Jaga .........................................................................................4

BAB III STANDAR FASILITAS ........................................................................8

A. Denah Ruangan ..........................................................................................8

B. Standar Fasilitas .........................................................................................9

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN ........................................................15

A. Pelayanan Pasien ......................................................................................16

B. Prosedur Administrasi ..............................................................................17

C. Sistem Informasi Dan Komunikasi ..........................................................19

D. Sistem Rujukan ........................................................................................33

E. Penyelenggaraan Rekam Medis ...............................................................38

BAB VI KESELAMATAN PASIEN ..................................................................43

BAB VII KESELAMATAN KERJA ..................................................................50

BAB IX PENUTUP ..............................................................................................54


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh dunia.
Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai
pemberi pelayanan harus menampilkan akun tabilitas sosial mereka dalam
memberikan pelayanan yang mutakhir kepada pasien yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai
konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam
melaksakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.

Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu perawat


untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang
pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi.
Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada
individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh
anggota profesi.

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan,
perawatan ke pasien, baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular.

Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan-harapan singkat


ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu. Untuk
menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif dan
parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang
seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan
harapan yang akan terjadi dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan.

Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap.


Standar sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas.
Standar digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri,
inspeksi dan akreditasi.
B. Tujuan Pedoman
1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar
asuhan keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai
keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan dalam memberikan pelayanan.
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang
optimal, sehingga dapat memuaskan pasien.
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat
sehingga memberikan kesan yang positif.
5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Memberikan pelayanan rawat inap pada pasien yang meliputi :
1. Pemeriksaan dan konsultasi oleh dokter spesialis.
2. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan.
3. Pemeriksan dan pengobatan oleh dokter spesialis.
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
5. Tindakan medis yang bersifat diagnosti dan terapeutik.
6. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien
dan instruksi dokter spesialis.
7. Pelayanan tranfusi darah.
8. Pemberian surat rujukan.
9. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen.

D. Batasan Operasional
Standar Unit kerja Rawat Inap Ruang kelas II dan kelas III di RSUD Jend.A.Yani
meliputi Ruang rawat pasien, ruang pos perawat, tempat loker, tempat linen kotor,
tempat linen bersih, kamar mandi/toilet. Adapun kondisi ruang di RSUD
Jend.A.Yani, terdiri dari:
a. Ruang Pasien Rawat Inap.
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperawatan pengobatan
secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Di Ruang paru RSUD
Jend.A.Yani terdiri dari kamar kelas II dan III.
b. Ruang pos perawat
Ruangan ini dilengkapi meja kursi, tempat arsip, telepon, papan pengumuman.
Kegiatan di ruangan ini meliputi : Serah terima pasien baru dan pulang,
penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien (apabila diperlukan
persetujuan pengobatan, tindakan perawatan ataupun persetujuan tindakan
bedah).
c. Tempat Loker.
Tempat loker di ruang rawat inap di RSUD Jend.A.Yani digunakan untuk
penyimpanan obat pasien.
d. Tempat Linen Kotor.
Tempat untuk penyimpanan bahan-bahan kotor yang telah digunakan di ruang
rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci (laundry). Tempat linen kotor di
ruang kelas II, III dan isolasi diember besar tertutup.
e. Tempat Linen Bersih.
Tempat untuk menyimpan bahan-bahan bersih yang akan digunakan di ruang
rawat inap. Linen bersih tersebut ditempatkan di dalam lemari dekat nurse
station.
f. Kamar Mandi / Toilet.
Di ruang kelas II, III dan isolasi ada 6 Kamar mandi pasien yang setiap hari
dibersihkan oleh petugas cleaning service. Karena untuk kamar perawatan
kelas II , IIIdan isolasin,di kamar pasien tersedia 1 kamar toilet.

E. Landasan Hukum.
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomoor 17 tahun2003 tentang Keuangan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes / SK / I / 2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Propinsi, Kabupaten / Kota dan Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / Menkes / SK / III / 2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksakan Daerah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 / Menkes / SK / II / 2005 tentang
Organisai dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Dalam NegeriNo. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah kualifikasi SDM di ruang paru, adapun daftar kualifikasi
ketenagaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Jumlah
No. Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Tenaga
1
1. Kepala Ruangan S.Kep Ners

2 Ka-Tim S.Kep Ners 2

Perawat D III
3. 10
Pelaksana Keperawatan
D III
4 Ad-Min 1
Keperawatan

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap RSUD Jend.A.Yani berdasarkan shift.
Tenaga kerja di unit Rawat Inap kelas II dan III saat ini berjumlah 14 Orang.
Yang memegang tanggung jawab sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan : 1 Orang
2) Ka-Tim : 2 Orang.
3) Perawat Pelaksana : 10 Orang
4) Ad-min : 1 Orang.

Tenaga kerja di ruangan Rawat Inap Kelas II dan III bekerja dengan jadwal
sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan : Senin s.d Sabtu dimulai pukul 08.00 – 14.15 Wib.
2)Ka-Tim : Senin s.d Sabtu dimulai pukul 08.00 – 14.15 Wib
3)Perawat Pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah dijadwalkan.

C. Pengaturan Jaga
RSUD Jend.A.Yani Metro merupakan Rumah Sakit yang beroperasional selama
24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum.
Karyawan ruang paru bekerja secara shift dengan waktu kerja yang di atur secara
mandiri oleh Ruang.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
1) Batas keterlambatan karyawan maksimal 15 menit dari dimulainya jadwal
shift.
2) Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan, maka
karyawan tersebut akan mendapat evaluasi kedisiplinan dari atasan langsung.
3) Apabila terjadi keterlambatan secara terus menerus, akan diberikan surat
peringatan.
4) Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam 1 hari kerja atas persetujuan
Kepala Ruangan atau Katim.

Pengaturan tenaga kerja di ruang paru Rawat berdasarkan shift di bawah ini :
a) Kepala Ruangan
 Senin – Sabtu : 08.00 – 14.15
b) Karyawan Shift
 Senin – Minggu
o Shift I : 08.00 – 14.15
o Shift II : 14.00 – 20.15
o Shift III : 20.00 – 08.30
BAB III

STANDAR FASILITAS

1) DENAH RUANGAN

koridor

DEPAN

R.Admin R.Ganti Perawat

Stasioner Penyimpanan
linen

R. Tindakan

R. Kelas II

R. Kelas III A
K

R R. Kelas III B

D
R. Kelas III C
O

R. Kelas III D

Gudang Oksigen

R. Isolasi MDR
Bangunan ruang paru RSUD Jend.A.Yani terletak dibelakang dengan satu lantai,
yang terdiri dari ruang Nurse station, Ruang rawat inap kelas II ada 1 kamar, kelas III
ada 4 kamar, dan ruang isolasi.

2) STANDAR FASILITAS
a) Fasilitas
1) Standar pelayanan Minimal Unit Rawat Inap
a. Pemberian pelayanan di rawat inap.
b. Dokter Penanggung Jawab pasien rawat inap.
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap.
d. Jam praktek dokter spesialis.
e. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh/jatuh yang berakibat
kecacatan /kematian.
f. Pelaporan dan pencatatan kematian pasien > 48 jam setalah masuk rawat
inap.
g. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap.

2) Standar Minimal Peralatan di Rawat Inap

No. Peralatan Medis Keterangan

1. Section Ada
2. Minor Set Ada
3. Stetoskop Ada
4. Tensi Meter Ada
5. Termometer Ada
6. Pen Light / Senter Ada
7. Nebulizer Ada
8. Standar Infus Ada
9. Ambu Bag ada
10 Tourniket Ada
11. Tongue Spatel ada
12. Tabung O2 ada
13. 02 sentral Tidak ada
14 Tromol ada
15 Troli Ada
16 Gunting Ada
17 Bak Instrumen Ada
18 Bengkok Ada
19. Urinal Ada
20. Laken Ada
21. Tempat Tidur Pasien Ada
22. Pispot Ada
23. Baskom Mandi Tidak Ada
24. Kursi Roda Ada

3) Sarana Kerja rawat inap.


No Sarana Kerja Keterangan
1. Kipas Angin Ada
2. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Ada
3. Pesawat Telepon ada
4. File Catatan Keperawatan Ada
5. Buku Folio Ada
6. AC Ada
7. Lemari / Cabinet Ada
8. Kursi Ada
9. Loker Penyimpanan Obat Ada
10. Jam Dinding Ada
11. Tempat Sampah Ada

b) Fasilitas Ruang Rawat Inap


No. Ruangan Rawat Fasilitas Keterangan
1. Ruang kelas II Tempat Tidur Pasien Ada 1 Kamar dengan
Bantal 3tempat tidur
Lemari
Kursi Penunggu Pasien
Tiang Infus
Tempat Sampah
Kipas angin
TV
2. Ruang III Tempat Tidur Pasien Ada 4 kamar dengan 20
Bantal tempat tidur
Lemari
Kursi Penunggu Pasien
Tiang Infus
Tempat Sampah
Kipas angin

3 Ruang Isolasi Tempat Tidur Pasien Ada 1 kamar dengan 22


( MDR ) Bantal tempat tidur
Lemari
Kursi Penunggu Pasien
Tiang Infus
Tempat Sampah
Kipas angin
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Jenis pelayanan di rawat inap


1. Pemeriksaaan dan konsultasi oleh dokter spesialis.
2. Perawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan secara berkala.
3. Edukasi pasien oleh perawat atau dokter.
4. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan.
5. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis.
6. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
7. Tindakan Medis yang bersifat diagnostik dan terapeutik.
8. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
instruksi dokter spesialis.
9. Pelayanan Tranfusi Darah.
10. Pemberian Surat Rujukan.
11. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen, EKG, USG
BAB V

LOGISTIK

A. Pengadaan Sarana dan Prasarana


Pengadaan sarana dan prasarana seperti alat kesehatan dan obat adalah suatu
prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan yang digunakan oleh pasien
di ruang rawat inap, dan sebagai penggantinya dibebankan kepada pasien melalui
resep yang dibuat oleh dokter. Untuk alat habis pakai perawat menulisnya di
lembar alkes dan di tanda tangani oleh perawat.

B. Tujuan
1. Agar alat-alat dan obat-obatan emergency stok yang ada di ruang rawat inap.
2. Mencegah kesalahan dalam pemberian obat, dengan cara 7 benar.
3. Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas.
4. Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya.

C. Prosedur permintaan alat kesehatan dan obat-obatan


1. Jenis obat stok yang akan dipakai dan alat kesehatan yang akan diminta,
ditulis pada resep oleh dokter yang bertanggung jawab di ruangan, dan jika
selain obat ditulis oleh perawat pada form alkes.
2. Resep dan form alkes yang sudah di isi dengan lengkap diserahkan ke bagian
farmasi.
3. Bila alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan yang diminta sudah tersedia akan
diserah terimakan ke ruang rawat inap, 1 lembar putih untuk farmasi dan 2
lembar (kuning dan merah) di status pasien.

D. Prosedur pengganti alat kesehatan dan obat yang telah digunakan


1. Alat yang sudah digunakan oleh pasien ditulis pada resep .Obat-obatan yang
sudah digunakan ditulis pada resep dan dibuat resep oleh dokter, sedangkan
alkes ditulis oleh perawat pada form alkes.
2. Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke bagian
farmasi
3. Bila alat kesehatan dan obat yang sudah disiapkan oleh bagian farmasi,
diserahkan ke perawat rawat inap.
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Alur Pelaporan Keselamatan Pasien


1. Apabila terjadi suatu insiden di Rumah Sakit, wajib segera ditindak lanjut
(dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindak lanjuti, segera buat laporan insden dengan mengisi formulir
laporan insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan langsung, paling
lambat 2 x 24 jam, jangan menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi formulir, segera serahkan kepada atasan langsung
pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan manajemen :
Supervisor / Kepala bagian / ruangan / departemen / unit, ketua komite medis
/ ketua K.SMF)
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading resiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk intervensi dan analisa yang akan
dilakukan sebagai berikut :
 Grade Biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal
1 minggu.
 Grade Hijau : intervensi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal
2 minggu.
 Grade Kuning : intervensi komprehensif / analisa akar masalah / RCA
oleh tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari.
 Grade Merah : investigasi komprehensif / analisa akar masalah / RCA
oleh tim KP di RS, watu maksimal 45 hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan
insiden dilaporkan ke tim KP di RS.
7. Tim KP di RS akan memganalisa kembali hasil investigasi dan insiden untuk
menentukan apakah perlu investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan
regrading.
8. Untuk grade kuning / merah, tim KP di RS akan melakukan analisa masalah /
Root Cause Analysis (RCA).
9. Setelah melakukan RCA, tim KP di RS akan membuat laporan dan
recomendasi untuk perbaikan serta “pembelajaran” berupa petunjuk / “safety
alert” untuk mencegah kejadian berulang.
10. Hasil RCA, recomendasi dan rencana kerja di laporkan kepada direksi.
11. Recomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran” diberikan umpan balik
kepada unit terkait.
12. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya masing-
masing.
13. Monitoring dan perbaikan oleh tim KP di RS.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Konsultasi medis
1. DPJP menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait dengan
konsultasi ke dokter spesialis.
2. DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi.
3. Penanggung jawab pasien menandatangani inform consent.
4. Perawat ruang rawat inap menghubungangi dokter spesialis yang menjadi
konsulan.
5. Penanggung jawab pasien di informasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter
konsulan.

B. Indikasi dan prosedur laboratorium dan radiologi


1. DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi
kepada penanggung jawab pasien.
2. Penanggung jawab pasien menandatangani formulir inform consent
pemeriksaan radiologi dan laboratorium.
3. Perawat ruang rawat inap kelas II dan III menginformasikan tentang
pemeriksaan radiologi dan laboratorium kepada unit terkait.
4. Perawat rawat inap kelas II dan III melengkapi form pemeriksaan dan
menyerahkan kepada petugas radiologi dan laboratorium.
5. Pasien ditindak lanjuti sesuai dengan hasil pemeriksaan.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Untuk peningkatan mutu pelayanan di rawat inap, maka rawat inap memfasilitasi
pasien yang dirawat untuk mendapatkan berbagai jenis pelayanan.

Alur Pelaporan Mutu

Adapun pelaporan mutu pelayanan di ruang rawat inap ruang kelas II,III dan ruang
isolasi RSUD Jend.A.Yani Metro, seperti :

1. Pelaporan pemasangan tindakan invasive.


2. Pelaporan monitoring mutu keperawatan dengan 9 indikator
3. Pelaporan mutu pasien safety rawat inap dengan 20 indikator.
a. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayaan
 Kegiatan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien ditulis pada
catatan keperawatan yang sudah tersedia setiap harinya.
 Monitoring tindakan invasive dilakukan setiap setelah melakukan tindakan
dan di dokumentasikan.
 Monitoring mutu keperawatan dan pasien safety dan dicatat 1 x 24 jam
dan dilaporkan kepada bagian Kasie Mutu Keperawatan di akhir bulan.
 Informasi pasien tertulis di dalam catatan keperawatan pasien.
 Setiap shift jaga melakukan pelaporan dan serah terima pasien.
BAB IX

PENUTUP

Peran Rumah Sakit Umum Jend.A.Yani Metro sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, sehingga perlu ditingkatkan kemampuan pelayanan
pengelolaan rawat inap agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif dan terpadu. Koordinasi internal dan eksternal Rumah Sakit perlu
dilakukan dalam upaya peningkatan kegiatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit
Umum Jend.A.Yani Metro .

Anda mungkin juga menyukai