Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN BONE BOLANGO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOMBULILATO


Jln. Trans Sulawesi Pantai Selatan Kec. Bone Raya Kab. Bone Bolango
Email : rsudtombulilato12345@gmail.com website : www.rstombulilato.weebly.com
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TOMBULILATO
NOMOR : 445/RSUDT-BB/SK/11/VII/ 2018

TENTANG
PERSYARATAN JABATAN
DALAM POLA KETENAGAAN RUMAH SAKIT
RSUD TOMBULILATO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RSUD TOMBULILATO

MENIMBANG : a. bahwa untuk pengangkatan dan penempatan Sumber Daya


Manusia bidang kesehatan dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalisme sesuai standar kompetensi yang jelas;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a diatas, perlu menetapkan Peraturan Direktur RSUD
Tombulilato tentang PERSYARATAN JABATAN DALAM
POLA KETENAGAAN RUMAH SAKIT.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5027);
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
4961/MENKES/SK/VI/2006, Tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
4961/MENKES/SK/VI/2006, Tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen kesehatan;
MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


TOMBULILATO TENTANG PERSYARATAN JABATAN DALAM
POLA KETENAGAAN RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH TOMBULILATO

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Rumah sakit umum daerah yang selanjutnya disebut RSUD adalah RSUD Tombulilato
2. Kepala rumah sakit umum daerah yang selanjutnya disebut Direktur adalah Direktur RSUD
Tombulilato Kabupaten Bone Bolango
3. Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit;
4. Staf medis fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan
fungsional
5. Pegawai negeri adalah setiap warga negara republik indonesia yang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan di serahi tugas dalam suatu jabatan
negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang
undangan yang berlaku;
6. Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas dan tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang pegawai dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi
7. Jabatan fungsional adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang pegawai dalam rangka memimpin suatu unit dan atau instalasi
tertentu dalam lingkup rumah sakit;
8. Kompetensi adalah kemampuan dan karekteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan pada tugas jabatannya sehingga
pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Efektif dan efisien
9. Kompotensi dasar adalah kompotensi yang waajib dimiliki oleh setiap pejabat struktural
10. Kompetensi bidang adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap pejabat struktural sesuai
dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya;
11. Kompetensi khusus adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh pejabat struktural dalam
mengembang tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan jabatan dan kedudukannya
12. Tenaga medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis;
13. Tenaga keperawatan adalah perawat, perawat gigi daan bidan;
14. Tenaga kesehatan adalah setiap oraang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keteraampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

Ruang lingkup peraturan direktur rumah saakit meliputi kualifikasi dan standar kompetensi pejabat
struktural dan pejabat fungsional di Rumah Sakit Umum Daerah Tombulilato
BAB III
STANDAR KOMPETENSI PEJABAT STRUKTURAL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOMBULILATO
Pasal 3

(1). Pengangkatan pegawai ke dalam suatu jabatan struktural rumah sakit dilakukan setelah
memenuhi persyaratan kualifikasi serta standar kompetensi jabatan yang akan dipangkunya
melalui proses rekrutmen dan seleksi sesuai dengan peraturan perundang – undangan;

(2). Persyaratan kualifikasi sebagaaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturaan perundang – undangan

(3). Standar kompetensi jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi dasar,
kompetensi bidang dan kompetensi khusus.

Pasal 4

(1.) Kompetensi dasar harus dimiliki oleh pejabat struktural sesuai ketentuan peraturan perundang –
undangan
(2.) Kompetensi bidang didapat melalui pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional kesehatan
sesuai dengan bidang pekerjaannya
(3.) Kompetensi khusus harus dimiliki oleh pejabat struktural dalam mengemban tugas pokok dan
fungsinya sesuai dengan jabatan dan kedudukannya

Pasal 5

Kompetensi dasar sebagaimana dimaaksud dalam pasal 4 ayat (1) meliputi :


a. Integritas
b. Kepemimpinan
c. Perencanaan
d. Penganggaran
e. Pengorganisasian
f. Kerjasama dan
g. Fleksibel
Pasal 6

Kompetensi bidang sebagaimana dimaaksud dalam pasal 4 ayat (2) meliputi


a. Orientasi pada pelayanan;
b. Orientasi pada kualitas;
c. Berpikir analis;
d. Berpikir konseptual;
e. Keahlian teknikal, manajerial dan profesional; daan
f. Inovasi.
Pasal 7

Kompetensi khusus sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (3) meliputi :


a. Pendidikan;
b. Pelatihan dan/atau
c. Pengalaman jabatan
Pasal 8

Kompetensi pejabat struktural kesehatan yang diatur dalam peraturan ini adalah kompetensi khusus.
BAB IV
KOMPETENSI PEJABAT STRUKTURAL RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 9

Pejabat sruktural kesehatan rumah saakit meliputi :


a. Direktur
b. Kepala Seksi dan kepala sub bagian

Bagian Kedua
Kompetensi Direktur
Pasal 10

(1). Direktur rumah sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian
di bidang perumahsakitan;

(2). Direktur rumah sakit telah mengikuti pelatihan perumahsakitan meliputi kepemimpinan,
kewirausahaan, rencana strategis bisnis, rencana aksi straategis, rencaana implementasi dan
rencana tahunan, tatakelola rumah sakit, standar pelayanan minimal, sistem akuntabilitas,
sssistem remunerasi rumah sakit, pengelolaan sumber daya maanusia

(3). Pelatihan sebagaimana dimaksud padaa ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama satu
tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

Bagian Ketiga
Kepala Seksi dan Kepala Sub bagian
Pasal 12

(1). Kepala seksi dan kepala sub bagian berlatar belakang pendidikan paling sedikit sarjana sesuai
dengan bidang kerjanyan

(2). Kepala seksi dan kepala sub bagian telah mengikuti pelatihan kepemimpinan (Diklat Pim IV)

(3). Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama (dua)
tahun pertma setelah menduduki jabatan struktural

(4). Pejabat kepala seksi dan kepala sub bagian diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul
dari Direktur Rumah Sakit.
Bagian Keempat
Penanggung Jawab Instalasi
Pasal 15

(1) Penanggung jawab instalasiadalah seorang paramedis yang mempunyai kemampuan dan
keahlian dibidangnya
(2) Kepala instalasi rumah sakit telah mengikuti pelatihan khusus yang berkaitan dengan instalasi
(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama satu
tahun pertama setelah menduduki jabatan sebagai kepala instalasi
(4) Kepala instalasi diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Rumah Sakit
Bagian Kelima
Persyaratan penanggung jawab instalasi
Pasal 16

(1) Penanggung jawab instalasi rumah sakit adalah pegawai rumah sakit daerah Tombulilato yang
berstatus PNS
(2) Kepala instalsi adalah pegawai rumah sakit yang berlatar belakang pendidikan minimal
diploma 3 (D3) sesuai dengan bidang kerjanya
(3) Pangkat dan golongan minimal pengatur II d
(4) Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun sejak jadi PNS
(5) Masa kerja dirumah sakit pohuwato minimal 1 (satu) tahun
(6) Pernah mengikuti pelatihan khusus dibidang tugas yang akan di embang
(7) Diutamakan memiliki kompetensi yang lebih dibidang tugasnya
(8) Mempunyai kemampuan dalam hal kepemimpinan
(9) Tidak sedang menjalani hukuman

Bagian Keenam
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 17

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai jabatan fungsional
masing –masing berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku
Pasal 18

(1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas
berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya yang terdiri dari :
a) Dokter spesialis
b) Dokter umum
c) Dokter gigi
d) Apoteker
e) Perawat
f) Perawat gigi
g) Bidan
h) Gizi
i) Analis kesehatan
j) Radiografer
k) Fisioteraphy
l) Rekam medik
(2) Masing – maisng tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada dilingkungan
unit kerja rumah sakit sesuai dengan kompetensinya
(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaiman dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diatur berdasarkan
peraturan perundang – undangan yang berlaku
BAB V
TATA KERJA
Pasal 19

Dalam melaksanakan tugasnya Direktur wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
singkronisasi baik unsur unsur dalam lingkungan masing – masing, maupun dengan saatuan
organisasi lainnya dalam lingkup pemerintah kaabupaten
Pasal 20

Setiap pimpinan unit orgainsasi wajib mengawasi bawahannya dan bila terjasi penyimpangan agar
mengambil langkah- langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang
berlaku
Pasal 21

Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab memimpin bawahannya, memberikan pedoman,
bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan tersebut
Pasal 22

Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk – petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing – masing
Pasal 23

Direktur wajib menyampaikan laporan berkala tentang pelaksanaan tugasnya kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah
Pasal 24

Dalam menyampaikan laporan kepada Bupati tembusan laporan waajib disampaikan pula kepada
satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai keterkaitan kerja

Pasal 25

Dalam melaksanakan tugasnya Direktur dibantu kepala bagian dan kepala bidang wajib
mengadakan rapat rapat berkala dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas bawahan,
sekaligus memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan
Pasal 26

Dalam hal Direktur berhalangan melaksanakan tugasnya, maka Direktur dapat menunjuk kepala
bagian atau salah seorang kepala bidang untuk mewakili dengan tetap memperhatikan senioritas
dan kepangkatan dan kemampuannya.
Pasal 27

Dalam melaksanakan tugasnya kepala bagian dan kepala bidang dibantu oleh kepala unit/ kepala
instalasi dan wajib mengadakan rapat rapat berkala dalam rangka monitoring dan evaluasi
pelaksanaan tugas bawahan sekaligus memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan.

Pasal 28

Dalam melaksanakan tugasnya kepaka instalasi atau unit dibantu oleh penanggung jawab instalasi
dan wajib mengadakan rapat – rapat berkala dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan
tugas bawahan. Sekaligus memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29

Hal hal yang belum diatur dalam peraturan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih
lanjut oleh Bupati
Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan untuk diketahui bersama

Anda mungkin juga menyukai