Anda di halaman 1dari 5

SPO AUDIT MATERNAL DAN PERINATAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


0 1/5

TanggalTerbit : Ditetapkan
STANDAR Direktur Utama RS Trimitra

PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Ema Sumarsah.M.Kes


Merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan
PENGERTIAN kematian Ibu dan perinatal dengan maksud mencegah kesakitan dan
kematian dimasa akan datang
1. Umum
TUJUAN
Meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah dalam
rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
perinatal
2. Khusus
a. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus
kebidanan dan perinatal secara teratur dan
berkesinambungan
b. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-
masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus
SK direktur No ........................
KEBIJAKAN

1. Persiapan Bahan dan Alat :


PROSEDUR Materi kasus kematian maternal perinatal, atk
2. Langkah – Langkah Prosedur :
a. Persiapan
1) Penelusuran kasus dan melengkapi data yang telah
dilaporkan puskesmas
2) Menentukan penyebab masalah kematian / kesakitan
 Faktor kondisi dan kesehatan bayi
 Faktor sosial dan lingkungan
 Faktor pelayanan kesehatan
 Pengisian format analisa penyebab kematian/
kesakitan
 Menentukan rencana tindak lanjut pemecahan
masalah
 Menentukan lokasi audit perinatal
 Menentukan jadual pelaksanaan audit perinatal
 Menentukan bentuk dan materi pengkayaan
 Menentukan narasumber
 Menyiapkan format yang akan dipakai
 Menyiapkan dan mengirimkan undangan

Output dari persiapan AMP adalah sebagai berikut:

1) Format otopsi verbal perinatal yng sudah lengkap


terisi
2) Materi presentasi kasus
3) Format analisa penyebab kematian atau kesakitan
ibu dan perinatal (formay AMP 1) yang sudah
diisi lengkap
4) Format analisa penyebab masalah dan upaya
pemecahan masalah (format AMP 2) yang sudah
diisi lenkap
5) Jenis AMP : medis atau social
6) Waktu dan tempat pelaksanaan AMP
7) Kerangkaacuan dan jadual pertemuan
8) Materi pengkayaan (sesuai dengan penyebab
masalah pada analisis kasus dengan format AMP
1)
9) Alat bantu pengkayaaN
10) Presentan
11) Narasumber
12) Moderator
13) Peserta yang akan diundang
14) Fasilitator
15) Notulis dan buku notulen
16) Format evaluasi pelaksanaan AMP (format
AMP3)
17) Daftar hadir
18) RTL dan rekomendasi AMP yang lalu
19) Undangan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan audit perinatal hendaknya mengikuti hal-hal
berikut:
1) Peserta pertemuan sebaiknya untuk kabupaten /
kota dan provinsi paling banyak adalah 40 orang,
paling sedikit 30 orang, sedangkan di puskesmas
antara 20 s/d 30 orang.
2) Tempat pertemuan sebaiknya tempat yang
nyaman dengan ventilasi dan penerangan yang
sesuai
3) AVA dan alat bantu untuk penyajian dan
pengkayaan sudah dipersiapkan dengan rapih
4) Makalah dan materi sudah diperbanyak sesuai
dengan jumlah peserta yang hadir
5) Presentasi kasus sebaiknya oleh tim pengkakji (
tidak langsung oleh tenaga kesehatan atau
individu yang terkena kasus) menyajikan
kronologis kejadian secara lengkap
6) Pelaksanaan diskusi
7) Pembahasan rencana tindak lanjut
8) Pengkayaan oleh narasumber
9) Pelaksanaan dan pengkayaan evaluasi
10) Lama pertemuan sebaiknya 3 – 4 jam

Output dari pelaksanaan AMP adalah :


1) Notulen pertemuan
2) Daftar hadir pertemuan
3) Format AMP1 yang terisi lengkap
4) Format AMP2 yang terisi lengkap
5) Format AMP 3 yang terisi lengkap

c. Pemantauan dan evaluasi AMP


1) Pemantauan
Pemantauan dilakukan secara berjenjang dengan tujuan
menilai apakah kegiatan Rencana Tindak Lanjut AMP
dilaksanakan atau tidak dan apakah ditindaklanjuti
dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan dan
pengelolaan program KIA di wilayah kabupaten.
Kegiatan pemantauan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a) Kabupaten puskesmas
 Pelaporan dari puskesmas diolah dan
dianalisis untuk digunakansebagai
masukan dalam perencanaan program
KIA.
 Pertemuan konsultasi rutin di kabupaten
Dapat dipakai untuk saling bertukar
informasi mengenai hal- hal yang
berkaitan dengan audit atau upaya
peningkatan kualitas pelayanan dan
pengelolaan program KIA, umpan balik
tentang hasil audit dan kasus yang
dirujuk ke RS.
 Supervisi di puskesmas
Bila ada keterbatasan tenaga, dana dan
sarana, maka supervisi dilakukan secara
acak, disesuaikan dengan permasalahan
atau peluang yang ada di puskesmas.
Supervisi ini bertujuan memberikan
bimbingan teknis dan menilai
Pelaksanaan rujukan
 Administrasi, misalnya merujuk dengan
memakai formulir
 Teknis, yaitu persiapan terhadap pasien-
pasien untuk dirujuk dan tatalaksana
kasus dilapangan
 Pelaksanaan proses, misalnya
pelaksanaan otopsi verbal
2) Evaluasi
PENCATATAN DAN PELAPORAN AMP
a) Pencatatan
1) Tingkat puskesmas
2) RS kabupaten
 Form MP (formulir Maternal dan
Perinatal) Formulir ini mencatat data
dasar ibu bersalin/nifas/perinatal
yang masuk ke RS
 Form MA (Formulir Medical Audit)
Dipakai untuk menulis
hasil/kesimpulan dari audit
maternal/perinatal. Yang mengisi
formulir ini adalah dokter yang
bertugas di bagian kandungan atau
bagian
b) Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara
berjenjang, yaitu :
1. Laporan dari RS Kabupaten ke Dinkes
2. Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan
kabupaten

UNIT TERKAIT Dinas Kesehatan


RS Pemerintah/swasta
Setda
Puskesmas
Organisasi profesi

Anda mungkin juga menyukai