No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 001/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 2
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Febuari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter uretra dari
kandung kemih
TUJUAN Mencegah Infeksi
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.1/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan Aff
Kateter di RSU Tadulako
PROSEDUR Persiapan Alat / Bahan:
1. Pinset Chirurgis
2. Kassa
3. Lidi kapas
4. Wash lap bersih
5. Sarung Tangan
6. Spuit 10 atau 20 cc
7. Bengkok
Langkah Langkah :
1. Menyiapkan alat
2. Mengecek program terapi
3. Mencuci tangan
4. Menjelaskan prosedur kepada pasien
5. Memasang sampiran
6. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan
melepaskan pakaian bawah pasien
7. Memasang pengalas / perlak
8. Memasang selimut mandi
9. Memakai sarung tangan
10. Melepaskan plester dan membersihkan sisa plester
11. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya
12. Mengarahkan penis keatas
13. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien
diminta nafas dalam dan rileks
14. Merapikan pasien
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
001/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 2
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 002/KB/SPO-
- Page 1 of 2
UMUM TADULAKO PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Ekstraksi bokong adalah tindakan emergency menarik bokong
untuk melahirkan janin pada presentasi bokong murni.
Ekstraksi kaki adalah tindakan emergency menarik kaki untuk
melahirkan janin pada presentasi bokong kaki atau presentasi
kakidasar adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN Melahirkan janin dalam keadaan gawat (fetal distress) secepat
mungkin.oksigen ke otakdan ventilasioksigen ke otakdan ventilasi
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.2/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan Ekstraksi
Bokong Dan Kaki di RSU Tadulako
PROSEDUR A. Dokter menjelaskan secara lisan kepada pasien dan atau keluarga
pasien mengenai prosedur dan risiko tindakan.
B. Dokter melakukan pertolongan persalinan secara manual aid
sebagai berikut:
1. Ekstraksi kaki
Syarat-syarat :
a. Pembukaan lengkap
b. Tidak ada kesempitan jalan lahir
Ekstraksi dilakukan pada dua kaki atau kaki. Tangan yang
masuk adalah tangan yang sepihak dengan bagian kecil.
Tangan masuk secara obstetrik, tangan satunya menahan
fundus uteri. Tangan dalam membebaskan bokong lebih
dahulu, lalu jari telunjuk dan tengah mencari lipat lutut dan
menekan paha depan ke depan (fleksi) secara maksimal dan
abduksi pada persendian paha. Dengan cara ini kaki depan
jatuh kebawah dan dengan dua jari dibawa keluar. Setelah
tungkai lahir, tungkai bawah dipegang dengan 2 tangan
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari berdampingan, arah
tarikan kebawah kearah kaki penolong. Dilakukan tarikan
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
002/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 2
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
1. terus sampai trokanter depan ada dibawah simpisis, kemudian
ditarik keatas untuk melahirkan bokong belakang. Sesudah
bokong lahir, pegangan dipindahkan pada panggul sedemikian
rupa sehingga kedua ibu jari terletak berdampingan pada
sakrum
a. sedang jari telunjuk sebelah kiri pada krista iliaka kiri dan
jari telunjuk tangan kanan pada krista iliaka kanan, jari
lainnya memegang bokong dan paha. Dilakukan tarikan
kontinyu kearah kaki. Waktu pusar lahir, tali pusat
dikendorkan, tarikan diteruskan sampai menjumpai
rintangan, yaitu biasanya pada bahu akan lahir.
b. Dokter menulis laporan tindakan dan identitas bayi di
catatan medik pasien
2. Ekstraksi bokong
a. Dilakukan pada bokong murni dan bokong telah jatuh turun
kedalam rongga panggul, sehingga ekstraksi kaki sulit atau
PROSEDUR tidak dapat dilakukan.
b. Tangan dimasukkan secara obstetrik, dan yang menjadi
tangan dalam adalah tangan yang sesuai dengan paha
berada. Jari telunjuk dikaitkan pada krista iliaka yang
sebelah depan, ibu jari diletakkan pada sakrum, jari lainnya
menggenggam bokong. Tangan luar memegang pergelangan
tangan dalam untuk memperkuat tarikan kearah kaki
penolong. Setelah trokanter depan lahir, dilakukan tarikan
kearah atas untuk melahirkan bokong belakang dan setelah
bokong lahir pegangan diubah menjadi kedua tangan,
dimana ibu jari bersilangan atau sejajar dengan sakrum dan
jari telunjuk pada krista iliaka. Tarikan dilakukan kearah
bawah dan selanjutnya seperti pada ekstraksi kaki.
c. Dokter menulis laporan tindakan dan identitas bayi di
catatan medik pasien
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 003/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 2
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Cara persalinan dengan menggunakan alat bantu berupa mangkuk
(cup) penyedot yang menempel pada kulit kepala janin dengan
sistem pompa bertekanan negatif.adalah fase khusus dari
penanganan gawat
TUJUAN Mengeluarkan Plasenta dari dalam rahim agar tidak terjadi
perdarahan oksigen ke otakdan ventilasioksigen ke otakdan ventil
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.3/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan Ekstraksi
Vakum di RSU Tadulako
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
003/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 2
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
dari penunjuk kepala janin. Pada umumnya dipakai
mangkuk dengan diameter terbesar yang masih dapat
dipasang
7. Dokter melakukan pengecekan kerja vakum sebelum
dipasang di kepala janin. Tekanan negatif dibuat bertingkat
mulai 0,2 kg/cm2 tiap 2 menit, sampai maksimum 0,6
kg/cm2
8. Dokter melakukan pemeriksaan dalam vagina untuk
menentukan apakah ada bagian jalan lahir atau kulit
9. ketuban yang terjepit diantara mangkuk dan kepala janin.
Bila perlu dapat diberikan anestesi lokal dengan cara
infiltrasi selanjutnya dilakukan episiotomi.
10. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu dipimpin mengejan
dan dokter melakukan ekstraksi dengan cara menarik
pemegang
11. sesuai dengan arah sumbu panggul. Ibu jari dan jari telunjuk
PROSEDUR tangan kiri operator menahan mangkuk supaya tetap melekat
pada kepala janin. Bila ubun-ubun kecil telah berada di
bawah simpisis, arah tarikan berangsur-¬angsur dinaikkan
(ke atas) sehingga kepala lahir.
12. Setelah kepala lahir, tekanan negatif dihilangkan dengan
cara membuka pentil udara dan mangkuk kemudian dilepas.
13. Janin dilahirkan seperti pada persalinan normal dan dokter
perinatal melakukan resusitasi bayi.
14. Dokter mencatat hasil tindakan di catatan medik pasien.
15. Dokter menghentikan tindakan vakum bila memenuhi
kriteria ekstraksi vakum gagal.
Kriteria ekstraksi vakum gagal:
a. Dalam dalam 1 kali tarikan berat kepala janin tidak turun
b. Dalam waktu 15 menit dilakukan ekstraksi, janin belum
lahir.
c. Mangkuk terlepas 3 kali. Setiap kali lepas, harus
dilakukan pemeriksaan seksama untuk meneliti penyebab
lepasnya mangkuk
No. Dokumen
RUMAH SAKIT No. Revisi Halaman
004/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 2
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL
Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Induksi persalinan adalah suatu usaha agar persalinan mulai
berlangsung dengan jalan merangsang timbulnya his.
dasar adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN Mengakhiri suatu kehamilan dan menimbulkan persalinan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.4/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan Induksi
Persalinan Dengan Misoprostol di RSU Tadulako
PROSEDUR
Langkah – langkah
1. Dokter menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien
mengenai prosedur dan risiko tindakan.
2. Pasien dan atau keluarga pasien menandatangani formulir
persetujuan tindakan medik.
3. Perawat/bidan melakukan pemeriksaan tanda vital.
4. Dokter menentukan nilai bishop score
5. Dokter melakukan pemeriksaan obstetri dan monitoring
kesejahteraan janin.
6. Dokter dan atau dibantu perawat / bidan mempersiapkan tablet
misoprostol dipersiapkan: 1 tablet 200 ug.
7. Dokter/bidan memberikan tablet misoprostol untuk induksi yang
dapat dilakukan secara oral atau pervaginam
8. Pemberian tablet misoprostol untuk induksi sebanyak 50 ug (1/4
tablet), tiap kali pemberian.
9. Dokter melakukan evaluasi setelah 5 - 6 jam pemberian tablet,
apabila belum masuk dalam persalinan pemberian 1/4 tablet
dapat diulang kembali, sampai total 1 tablet (1 seri) dan evaluasi
tetap 5- 6 jam setelah pemberian tablet dan mencatat hasil
pemeriksaan di catatan medik pasien.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
004/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 2
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 005/KB/SPO-
- Page 1 of 3
UMUM TADULAKO PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya
plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
Manual plasenta tindakan melahirkan plasenta dengan cara
manual dasar adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN Mengeluarkan Plasenta dari dalam rahim agar tidak terjadi
perdarahan oksigen ke otakdan ventilasioksigen ke otakdan
ventilasi.
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.5/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan Manual
Plasenta di RSU Tadulako
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
005/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
bagian bawah.dari atas kebawah kurang lebih 3 kali
10. Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten
untuk memegang koher kemudian tangan lain penolong
menahan fundus uteri.
11. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam
kekavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi
plasenta.
12. Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam (ibu
jari merapat kepangkal jari telunjuk).
A. MELEPAS PLASENTA DARI DINDING UTERUS
1. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling
bawah.
a. Bila berada dibalakang, tali pusat tetap berada diatas bila
dibagian depan, pindahkan tangan kebagian depan tali
pusat dengan pungung tangan menghadap keatas.
b. Bila plasenta dibagian belakang, lepaskan plasenta dari
tempat implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung
jari diantara plasenta dan dinding uterus, dengan
PROSEDUR punggung tangan menghadap ke dinding dalam uterus.
c. Bila plasenta dibagian depan , lakukan hal yang sama
(punggung tangan pada dinding kavum uteri) tetapi tali
pusat berada dibawah telapak tangan kanan.
2. Kemudian gerakkan tangan kanan kekiri dan kekanan
sambil bergeser ke kranial sehingga semua permukaan
maternal plasenta dapat dilepaskan.
Catatan : sambil melakukan tindakan,perhatikan keadaan
ibu (pasien) lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi
penyulit.
B. MENGELUARKAN PLASENTA
2. Sementara satu tangan masih didalam kavum uteri, lakukan
eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian
plasenta yang masih melekat pada dinding uterus.
3. Pindahkan tangan luar kesupra simpisis untuk menahan
uterus pada saat plasenta dikeluarkan
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
005/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 3 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
4. Instruksikan asisten yang memegang koher untuk menarik
tali pusat sambil tangan dalam menarik plasenta keluar
(hindari percikan darah).
5. Letakkan plasenta kedalam tempat yang telah disediakan.
6. Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar)
kedorso kranial setelah plasenta lahir.
7. Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang
keluar.
8. Dekontaminasi pasca Tindakan
9. Cuci Tangan Pasca Tindakan
PROSEDUR 10. Perawatan Pasca Tindakan
11. Periksa kembali TTV pasien, segera lakukan tindakan dan
instruksi apabila masih diperlukan.
12. Catat konsisi pasien dan buat laporan tindakan didalam
kolom yang tersedia.
13. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting
untuk dipantau.
14. Beritahukan pada pasien dan keluarganya tindakan telah
selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan.
15. Jelaskan pada petugas perawatan apa yang masih
diperlukan, lama perawatan, dan apa yang perlu dilaporkan.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 006/KB/SPO-
- Page 1 of 6
UMUM TADULAKO PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.dasar
adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN 1. Mencatat kemajuan persalinan
2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya
3. Mencatat asuhan yang diberikan selam persalinan dan
kelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untukk identifikasi dini
penyulit persalinan.
5. Mengunakan inforasi yang tersedia untuk membuat keputusan
klinik yang sesuai dan tepat waktu.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.6/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan Partograf
di RSU Tadulako
PROSEDUR A. Persiapan Alat
1. Lembar Patograf
2. Pulpen / Pensil
B. Langkah – langkah
1. DJJ
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara gaeis
tebal pada angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus
waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas
160.
2. Warna dan adanya air ketuban
a. U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
b. J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
c. M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
006/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 6
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
d. D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah.
e. K : Selaput ketuban tapi air ketuban tidak mengalir
lagimangkuk dengan diameter terbesar yang masih
dapat dipasang
Dokter melakukan pengecekan kerja vakum sebelum
dipasang di kepala janin. Tekanan negatif dibuat
bertingkat
3. Moulase tulang kepala janin
Penyusupan adalah indikator penting seberapa jauh
kepal bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian
keras (tulang panggul ibu). Semakin besar derajat
penyusupan / tumpang tindih antar tulang kepala
semakin menunujukan resiko
CPD. Nilasi moulase setiap melakukan PD dan catatkan
temuan pada kotak yanf sesuai. Gunakan lambang –
lambang berikut ini :
PROSEDUR a. 0 : Tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah dapat dipalpasi.
b. 1 : Tulang - tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan
c. 2 : Tulang – tulang kepala janin saling tumpang
tindih tetapi masih dapat dipisahkan.
d. 3 : Tulang - tulang kepala janin saling tumpang
tindih tetapi tidak dapat dipisahkan.dari atas
kebawah kurang lebih 3 kali
PENCATATAN SELAMA KALA I PERSALINAN
Kala I persalinan terdiri dari 2 fase :
1. Fase laten : pembukaan servik < 4 cm
2. Fase aktif : pembukaan serviks dari 4 -10 cm
INFORMASI AWAL (SAAT DATANG ) KETEMPAT
BERSALIN
1. Nama,Umur.
2. Gravida,Para, Abortus (keguguran)
3. Nomor catatan medik atau noor Puskesmas
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
006/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 3 of 6
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
4. Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah,
tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)
5. Waktu pecahnya selaput ketuban.
MENCATAT TEMUAN PADA PARTOGRAF
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan
seksama, yaitu :
1. DJJ : Setiap ½ jam
2. Kondisi selaput, cairan dan warna air ketubab
3. Moulase (Penyusupan tulang tengkorak)
4. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 1/ 2 jam
5. Nadi ibu setiap ½ jam
6. Pembukaan serviks : setiap 4 jam
7. Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
8. Tekanan darah temperatur tubuh ibu : setiap 4 jam
9. Produksi urin,aseton, dan protein : selama 2-4 jam
4. Pembukaan Serviks
Catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan
jika ada tanda-tanda penyulit). Tanda ’x’ harus dicantumkan
di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan
PROSEDUR serviks.
Perhatikan :
Pilih angka pada skala bukaan serviks yang sesuai
dengan besarnya pembukaan serviks (fase aktif) yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan dalam.
Hasil periksa dalam yang pertama (pembukaan serviks)
harus dicantumkan pada garis waspada.
Hubungkan tanda ’x’ dari setiap pemeriksaan dengan
garis yang utuh (tidak terputus).
5. Penurunan bagian terbawah janin
Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala
(perlimaan) yang menunjukan seberapa jauh bagian terbawah
janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan
normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan
turunnya bagian terbawah janin.
Skala ”turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5,
tertera disisi yang sama dengan skala pembukaan serviks.
Berikan tanda ’O’ pada garis waktu yang sesuai dengan
dilatasi serviks. Bila hasil palpasi kepla diatas simpisis pubis
adalah 4/5 maka tuliskan tanda ’O’ digaris angka 4.
Hubungkan tanda ’O’ dari setiap pemeriksaan. dengan garis
yang tidak terputus
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
006/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 4 of 6
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
GARIS WASPADA DAN GARIS BERTINDAK
A. Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik dimana pebukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm /jam. Pencatatan
selama fase persalinan dimulai dari garis waspada.
B. Garis bertindak tertera sejajar dan disebelah kanan
(berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks
telah melampaui dan berada disebelah kanan garis
bertindak maka hal ini menunjukan perlu dilakukan
tindakan untuk menyelesaikan persalinan. diikuti dengan
turunnya bagian terbawah janin.
Skala ”turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5,
tertera disisi yang sama dengan skala pembukaan serviks.
Berikan tanda ’O’ pada garis waktu yang sesuai dengan
PROSEDUR
dilatasi serviks. Bila hasil palpasi kepla diatas simpisis
pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda ’O’ digaris angka 4.
Hubungkan tanda ’O’ dari setiap pemeriksaan dengan
garis yang tidak terputus.
C. Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik dimana pebukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm /jam. Pencatatan
selama fase persalinan dimulai dari garis waspada.
D. Garis bertindak tertera sejajar dan disebelah kanan
(berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks
telah melampaui dan berada disebelah kanan garis
bertindak maka hal ini menunjukan perlu dilakukan
tindakan untuk menyelesaikan persalinan.
2. .
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
006/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 5 of 6
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
WAKTU MULAINYA FASE AKTIF PERSALINAN
Dibagian bawah partograf pembukaan serviks dan
penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-12.
Setiap kotak menyatakan 1 jam dimulainya fase aktif
persalinan.
KONTRAKSI UTERUS
Dibawah lajur waktu partograf, terdapat 5 kotak denagn
tulisan ”kontraksi per 10 menit” disebelah luar kolom paling
kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30
PROSEDUR
menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
Beri titik-titik dikotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya < 20 detik.
Berikan garis-garis dikotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik.
Isi penuh kotak dengan yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik.
OBAT-OBATAN DAN CAIRAN YANG DIBERIKAN
Dibawah kotak lajur kotak observasi kontraksi tertera lajur
kotak untun mencatat okcitocin, obat-obat lainnya dan cairan
IV.
1. Oxitocin
Jika tetesan (drips) oxitocin sudah dimulai,
dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oxitocin
diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan
per menit.
2. Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan atau cairan
IV dalam kotak sesuai dengan cairan
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
006/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 6 of 6
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
KONDISI IBU
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan
partograf, terdapt kotak atau ruang untuk mencatat kondisi
kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
a. Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan. Beri tanda titik (●) pada kolom waktu yang
sesuai.
b. Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase
aktif persalinan. Beri tanda panah di partograf kolom
waktu yang sesuai
c. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu setiap 2 jam dan
catatkan hasil pemeriksaan pada kotak yang sesuai.
PROSEDUR d. Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2
jam. Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkemih, lakukan
pemeriksaan aseton dan protein urin.
PENCATATAN PADA LEMBAR BELAKANG
PARTOGRAF
Halaan belakang partograf untuk mencatat proses
persalinan,kelahiran bayi dan tindakan-tindakan sejak kala I
sampai IV dan BBL sehingga disebut sebagai catatan
persalinan.
Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut:
a. Data atau informasi umum
b. Kala I sampai IV
c. Bayi baru lahir (BBL).
3.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 007/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 2
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Pemasangan Infus merupakan pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh lewat sebuah jarum ke dalam pembuluh darah
intra vena (pembuluh balik) untuk dapat menggantikan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh
TUJUAN 1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yg
didalamnya mengandung air, vitamin,
elektrolit,lemak, protein ,& kalori yg tidak mampu untuk
dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral
2. Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam basa
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
Memberikan jalan/jalur masuk dalam pemberian obat-
obatan kedalam tubuh
4. Memonitor tekanan darah Intra Vena Central (CVP)
5. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan untuk di
istirahatkan.
1. Standar infuse
2. Set infuse
3. Cairan sesuai program medic
4. Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
5. Pengalas
6. Torniket
7. Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting Kasa steril
10. Betadin
11. Sarung tangan
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
007/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 2
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
Prosedur Kerja :
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 008/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 2
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Tindakan memasukan selang karet atau plastic melaui uretra dan
masuk kedalam kandung kemih, terdapat dua jenis katerisisasi
perkemihan yaitu menetap dan infermiten.fase khusus dari
penanganan gawat
TUJUAN 1. Monitoring urine output dengan cara ketat.
2. Memulihkan / mengatasi retensi urine akut / kronis.
3. Mengambil spesimen urine steril untuk pemeriksaan
diagnosis
4. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca operasi.
5. Menentukan jumlah urine sisa setelah miksi.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
008/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 2
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
Langkah – langkah
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
5. Menjelaskan maksut dan tujuan tidakan
6. Memasang sampiran dan atur posisi
7. Memasang perlak
8. Menggunakan Sarung tangan steril
9. Memasang duk steril diantara genitalia
10. Membersihkan vulva dengan kapas sublimat dengan arah
dari atas kebawah kurang lebih 3 kali
11. Membuka Labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri dan bersihkan bagian dalam
PROSEDUR 12. Kateter diberi jelly pada ujungnya (kurang lebih 2,5–5cm )
lalu (kurang lebih 2,5–5cm) hingga uri keluar
13. Setelah kateter masuk isi balon dengan Aquades dengan
menggunakan spuit untuk kateter menetap dan bila
infermiten tarik kembali sambil pasien menahan napas
dalam
14. Menyambung kateter dengan menampung urin dan fiksasi
kearah samping
15. Mengatur kembali posisi pasien tahu kepada pasien bahwa
tindakan telah selesai
16. Memberitahu kepada pasien bahwa tindakan telah selesai
17. Merapikan alat dan buang sampah medis pada tempatnya
18. Mencatat tindakan dalam rekam medis
19. Mencuci tangan
No. Dokumen
RUMAH SAKIT No. Revisi Halaman
009/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 1
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Merupakan salah satu terapi oksigen yang diberikan ketika pasien
membutuhkan konsentrasi oksigen aliran rendah sampai sedang
TUJUAN Memenuhi kebutuhan Oksigen
Mencegah hipoksia
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.9/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan CPR di
RSU Tadulako
PROSEDUR B. Persiapan Alat
1. Canula Nassal
2. Tabung O2 lengkap dengan flow meter dengan humidifier
Langkah - langkah
1. Menyiapkan Alat
2. Memberitahu pasien/atau kelurga pasien
3. Memastikan humidifier terisis air
4. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien
2-3 liter/menit, lihat humidifier pada tabung dengan
adanya gelombang air
5. Memasang canula pada hidung dan mengatur pengikat
untuk kenyamanan pasien
6. Mengatur posisi semi fowler jika memungkinkan
7. Memeriksa kecepatan aliran oksigen dan menanyakan
respon pasien etelah diberikan oksigen jika pasien sadar
8. Mencatat waktu diberikan oksigen, kecepatan aliran
oksigen dan respon pasien
9. Mencuci tangan setelah melakukan tindakanPapan
4. pada
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 010/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 2
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Oksitosin alami adalah hormon peptid yang diproduksi oleh
hipotalamus dan dilepaskan hipofisis posterior yang mempunyai
efek merangsang kontraksi uterus.
Oksitosin yang digunakan untuk induksi dan stimulasi adalah
preparat injeksi oksitosin sintetik yang mempunyai efek sama
dengan oksitosin alami.
TUJUAN Memasukkan preparat oksitosin ke dalam tubuh sampai mencapai
kadar tertentu sehingga menimbulkan kontraksi uterus yang
adekuat
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.10/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan Induksi
di RSU Tadulako
PROSEDUR Persiapan Alat :
a. Cairan Infus RL
b. Oksitoksin 10 iu ( Dosis ½ ampul)
c. Kateter steril
Langkah – langkah
1. Dokter memberikan penjelasan kepada pasien dan atau
keluarga secara lisan mengenai tujuan dan risiko pemberian
preparat oksitosin, dan selanjutnya menandatangani formulir
persetujuan tindakan medis (informed consent).
2. Dokter dibantu perawat/bidan melakukan pemeriksaan
obstetri, tanda vital dan kesejahteraan janin
(kardiotokografi)
3. Perawat/bidan melakukan pemasangan infus dengan cairan
RL (500 ml) yang telah diisi dengan oksitosin 5 IU.
4. Dokter menentukan dosis awal dengan kecepatan rendah,
yaitu 4 mIU/menit (8 tetes/menit), dan menaikkan dosis
secara bertahap 2 mIU/menit (4 tetes/menit) tiap 15 menit
sampai mencapai his yang efektif yaitu kontraksi dengan
interval 2-3 menit dan durasi 50-55 detik. Tetesan dapat
dinaikkan sampai dosis maksimal yaitu 30 mlU/menit (60
tetes/menit).
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
010/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 2
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
5. Dokter/bidan melakukan observasi terhadap pasien dan
denyut jantung janin (DJJ) tiap 15 menit, bila dianggap
perlu dilakukan monitoring DJJ secara kontinyu dengan
kardiotokografi.
6. Dokter mengurangi atau menghentikan pemberian preparat
oksitosin jika kontraksi menjadi terlalu kuat,
berkepanjangan atau frekuensinya berlebihan, tonus uterus
meningkat atau terjadi perubahan DJJ (fetal distress).
7. Dokter melakukan pemeriksaan bimanual ulang bila infus
habis, atau ada indikasi (ketuban pecah, atau pasien tampak
ingin mengejan).
8. Dokter menilai respon pemberian preparat oksitosin dengan
PROSEDUR
melakukan pemeriksaan his dan bimanual, selanjutnya
dilaporkan ke konsulen obgin.
9. Dokter menyatakan pemberian preparat oksitosin gagal bila
setelah dosis total 5 IU Oksitosin (1 botol) habis tetapi tidak
memberikan respon yang diharapkan.
10. Dokter mengawasi komplikasi maternal maupun janin yang
mungkin terjadi, antara lain: sindrom hiperstimulasi, ruptura
uteri, intoksikasi air, fetal distress, dll. Penanganan sindrom
hipertimulasi berupa pemberian antidotum yaitu selain
menghentikan pemberian preparat oksitosin dan
memberikan suntikan terbutalin intravena dengan dosis 0,25
mg (1 ampul)
if.
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar bersalin, ICU/ICCU
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 011/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 3
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Pemeriksaan ginekologik adalah pemeriksaan untuk mengetahui
keadaan organ reproduksi wanita maupun terhadap tanda-tanda
yang berhubungan dengan kelainan ginekologis dan organ-organ
yang mempunyai keterkaitan dengan kelainan ginekologis
TUJUAN Pemeriksaan ginekologi bertujuan untuk Menegakkan diagnosis
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
011/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
8. Dokter melakukan kateterisasi, bila kandung kencing
belum dikosongkan
9. melakukan inspeksi daerah vulva dan sekitarnya, dan
mendiskripsikannya
10. melakukan palpasi daerah vulva dan sekitarnya, termasuk
regio inguinalis, dengan ibu jari dan telunjuk, dan
mendiskripsikannya
11. memilih spekulum dan mengolesnya dengan antiseptika
12. melakukan pemeriksaan dalam dengan spekulum,
spekulum diambil dengan tangan kanan. Ujung telunjuk
kiri dimasukkan pada introitus agar introitus terbuka.
Dalam keadaan tertutup, ujung spekulum dimasukkan
dengan arah sejajar introitus (posisi daun vertikal) dan
yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit. Spekulum
didorong perlahan-lahan ke arah dalam, sampai mencapai
serviks. Mukosa vagina ditampilkan dengan menekan
pengungkit sehingga spekulum terbuka. Daun diputar 90o
kekiri. Kemudian dengan membuka spekulum, serviks
PROSEDUR terlihat diantara dua ujung daun spekulum. Perhatikan
bentuk, ukuran, warna ostium eksternum, adanya sekret,
dan kelainan yang mungkin ada. Fornices diperhatikan
pula, dengan memutar 90o daun spekulum. Kedudukan
spekulum dikunci. Rongga vagina, serviks dan fornices
dibersihkan dengan larutan antiseptika. Dilakukan
inspeksi serviks dan sekitarnya, serta mendiskripsikannya.
Sekrup pengunci dikendorkan, spekulum dilepas.
1. Dokter melakukan pemeriksaan bimanual. Pemeriksa
berdiri, mengambil sikap tangan kanan di vulva, tangan
kiri di supra pubis.Ibu jari dan telunjuk tangan kiri
membuka vulva. Jari keempat dan kelima tangan kanan
dalam posisi fleksi, jari yang lain ekstensi. Jari tengah
tangan kanan menekan introitus ke arah dorsal, lalu
didorong masuk, diikuti jari tengah, sampai menyentuh
serviks. Tangan kiri berada di daerah suprapubik atau
fundus uteri, untuk mengarahkan organ yang diperiksa.
Kedua ujung jari tangan kanan berada di forniks posterior.
Ujung jari tangan kiri berada di atas abdomen di daerah
suprasimfisis atau di fundus uteri. Kedua tangan berusaha
menilai organ pelvis, termasuk tumor-tumor yang
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
011/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 3 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
mungkin ada. Menilai ;
mukosa vagina: licin, kasar, ada massa, septum, dll
serviks: besar, posisi, konsistensi, permukaan,
gerakan, benjolan, dll
1. korpus uteri: besar, konsistensi, posisi, gerakan,
massa, permukaan, nyeri tekan, dll.
parametrium dan adneksa: kaku, lemas, massa, nyeri
tekan,
massa tumor: besar, konsistensi, permukaan, gerak,
asal, nyeri tekan, batas kutub bawah, masuk rongga
PROSEDUR panggul atau tidak, dll
Untuk pemeriksaan dalam pada ibu hamil maka yang
dinilai adalah : Vulva/vagina, Portio, pembukaan,
Ketuban, presentasi, ubun-ubun kecil (pada presentasi
kepala), sacrum (pada presentasi bokong),
Penurunan/Hodge, kesan panggul dalam, dan
pelepasan.
13. menarik tangan dari vagina, setelah pemeriksaan selesai
dan mengangkat tangan kiri dari dinding perut
14. memberitahukan bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
15. Akhir pemeriksaan, mencatat hasil pemeriksaan dengan
benar ke dalam rekam medik pasien
UNIT TERKAIT Instalasi gawat darurat Kebidanan, Instalasi rawat inap (Nifas)
No. Dokumen
RUMAH SAKIT No. Revisi Halaman
013/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 3
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Distosia bahu adalah suattu keadaan pada saat kepala bayi telah
lahir bahu terperangkap dibelajkang simpisis, kepala menempel
pada vulva.
TUJUAN Membantu atau mempercepat melahirkan janin
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.13/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan
Penatalaksanaan Distosia Bahu di RSU Tadulako
PROSEDUR Persiapan Alat :
4. Sarung tangan steril
5. Alat Partus
6. Alat hecting
7. Lidocain 1 %
8. Oksitosin 10 iu
9. Gunting episiotomi
Langkah- langkah :
1. persetujuan tindakan medik
2. persiapan sebelum tindakan (pasien alat, dan penolong)
3. pencegahan infeksi sebeluim tindakan
4. tindakan sebelum melakukan distosia bahu
5. anastesi lokal dan episiotomi
6. Tempatkan jari telunjukdan jari tengah (dari tangan kiri
anda) diantara kepala bayi dan perineum. Hal ini sangat
penting untuk mencegah jarum suntik mengenai kepala
bayi yang dapat menyebabkan kematian bayi.
7. Masukkan jarum secara subkutan, mulai komisura
posterior, menelusuri sepanjang perineum dengan sudut
45º kearah kanan ibu (tempat akan dilakukan episiotomi).
8. Aspirasi unutk memastikan ujung jarum tidak memasuki
pembuluh darah. Apabila pada aspirasi terdapar cairan
darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan dengan
arah yang berbeda kemudian ulangi lagi prosedur aspirasi..
9. Injeksi bahan anastesi kedalam pembuluh darah, dapat
menyebabkan detak jantung tidak teratur atau konvulsi
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
013/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
Suntikan bahan anastesi (lidocain 1 %) 5-10 ml sambil
10. Tekan tempat infiltrasi agar anastesi menyebar. Unutk
hasil yang optimal tunggu 1-2 menit sebelum melakukan
episiotomi.
11. Penatalaksanaan MANUVER “CORKSCREW”
WOODS
12. Masukkan dua jari tangan kanan kearah anterior bahu
belakang janin.
13. Minta asisten untuk melakukan penekanan fundus uteri
kearah bawah kemudian putar (searah putaran jarum
jam). bahu belakang dengan kedua jari tangan operator
(penolong persalinan) kearah depan (ventral terhadap
ibu) sehingga lahir bahu belakang.
14. Perhatikan posisi punggung bayi karena putaran bahu
belakang kedepan adalah kearah punggung bayi.
15. Masih diikuti dengan dorongan pada fundus uteri
dilakukan putaran berlawanan dengan arah putaran
pertama sehingga akan menyebabkan bahu depan
PROSEDUR melewati simpisis.
16. Penatalaksanaan MANUVER Mc.ROBERT’
17. Baringkan ibu terlentang pada punggung.
18. Minta ibu melipat kedua pahanya, sehingga kedua
lututnya berada sedekat mungkin dengan dada. Gunakan
kedua tanagn untuk membantu fleksi maksimal paha.
19. Lahirkan bahu depan menarik kepala bayi kearah bawah.
20. MANUVER UNTUK MELAHIRKAN BAHU
BELAKANG
21. Masukkan tangan mengikuti lengkung sakrum sampai
jari penolong mencapai fosa antecubiti.
22. Dengan tekanan jari ttengah,lipat lengan bawah kearah
dada.
23. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari
vagina (menggunakan jari telunjuk untuk melawati dada
dan kepala bayi atau seperti mengusap muka bayi),
kemudian tarik hingga bahu belakang dan seluruh lengan
belakang dapat dilahirkan.
24. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu dan
lengan belakang dilahirkan.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
013/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 3 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
25. Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang
kedepan (jangan ,menarik lengan bayi tetapi dorong
bahu depan dapat dilahirkan.
26. DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN INFEKSI
PASCA TINDAKAN
a. Aspirasi larutan klorin0.5% kedalam tabung suntik
PROSEDUR
b. Rendam tabung suntik dala larutan klorin0,5%
c. Masukkan sarung tangan, bersihkan dari
cemaran,kemudian lepaskan dan rendam dalam larutan
klorin.
d. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih dan
kering.
5.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Kamar Bersalin
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 014/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 2
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Penerimaan pasien baru adalah menerima pasien baru dikamar
bersalin, poli KIA dan ruang nifas yang dilakukan oleh bidan
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
014/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 2
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
11. Menyimpulkan hasil pemeriksaan
12. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan
13. Melaporkan hasil pemeriksaan sesuai SPO pelaporan
pasien kepada dokter ahli/dokter jaga
PROSEDUR 14. Memberikan therapy sesuai anjuran dokter
15. Membuat pendokumentasian
16. Memasang gelang identitas klien
17. Transportasi pasien rawat inap ke (kamar bersalin/ruang
nifas ) bila berasal dari poli KIA
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT 015/KB/SPO-
- Page 1 of 2
UMUM TADULAKO PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Penjahitan luka akibat persalinan, yang terjadi pada perineum,
vagina, dan serviks.
adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN Menghentikan perdarahan akibat robekan dan mengembalikan
anatomi sesuai kondisi semula
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.15/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan
Penjahitan Robekan Jalan lahir di RSU Tadulako
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
a. Bak hecting Berisi :
1. Dispo 10 cc
2. Pinset anatomi
3. Pinset cirughis
4. Nald poeder
5. 2 jarum jahit ( otot dan kulit)
6. Benang cromich uk.2.0 atau 3.0
7. Sarung tangan steril 1 pasang
8. Lidocain 1 %
Langkah – langkah
A. Pasien dibaringkan di meja ginekologik dalam posisi litotomi
B. Perawat atau bidan melakukan pemasangan pemasangan infus
(bila diperlukan)
C. Dokter menentukan jenis pemeriksaan laboratorium bila
dianggap perlu
D. Dokter dibantu perawat/bidan melakukan preparasi medan
operasi.
E. Dokter/bidan melakukan anestesi lokal dengan lidokain 2%
dengan metode infiltrasi
Teknik penjahitan:
a. Robekan perineum derajat I tidak mencapai lapisan
submukosa, sehingga tidak memerlukan penjahitan, kecuali
bila terjadi perdarahan aktif
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
015/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 2
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
dimulai 1 cm diatas puncak luka. Dilakukan penjahitan
luka secara kontinyu (jahitan jelujur) Pada saat jahitan
mencapai tepi himen, dilakukan penjahitan terhadap
lapisan submukosa dan mukosa dengan jahitan satu-satu
atau jelujur. Setelah lapisan submukosa dan mukosa bertaut
kembali, dilakukan penjahitan kulit dengan jahitan satu-
satu atau subkutikuler
c. Robekan perineum derajat III mencapai m. Spichter ani
Perlu dilakukan identifikasi fragmen otot yang terpisah,
dengan cara menjepi tepi luka menggunakan Allis forceps
Tepi luka dijahit dengan jahitan angka 8 atau jahitan satu-
satu pada lapisan fibrosa di daerah perineum.
d. Robekan perineum derajat IV mencapai mukosa rektum.
Sebelum dimulai penjahitan, harus dilakukan identifikasi
mukosa rekti dengan memasukkan busi/dilator ke dalam
rektum. Penjahitan diawali dari mukosa untuk merapatkan
PROSEDUR
tepi luka, dilanjutkan jahitan lapis kedua dengan metode
jelulur. Lapisan selanjutnya dijahit seperti pada robekan
derajat III.
Penjahitan robekan serviks uteri
ii. Robekan serviks uteri kurang dari 1,5 cm biasanya dapat
sembuh sendiri tanpa meninggalkan defek, kecuali terdapat
perdarahan. Robekan lebih dari 1,5 cm harus diperbaiki
dengan jahitan satu-satu baik menggunakan chromic
maupun catgut dengan jarak antar jahitan 0,5 cm, 1cm dari
tepi luka. Jahitan pertama dilakukan tepat pada apeks. Jika
apeks tidak tampak, jahitan ditempatkan pada bagian
terdalam yang dapat dijangkau dan digunakan sebagai
traksi untuk menampilkan luka yang paling dalam. Teknik
yang sama digunakan untuk robekan vagina yang dalam.
iii. Dokter atau bidan menulis hasil tindakan di catatan medik
pasien.
No. Dokumen
RUMAH SAKIT No. Revisi Halaman
016/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 3
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong dimana bayi
letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada
fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah.
TUJUAN Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri tanpa
intervensi penolong
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.16/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan CPR di
RSU Tadulako
PROSEDUR Persiapan Alat
18. Persiapan perlindungan diri
a. Celemek
b. Sepatu boot
c. Masker
d. Kaca mata
e. Apron
f. Mencuci Tangan 7 Langkah
2. Alat Steril
Partus Set dalam Wadah steril yang tertutup Berisi:
a. 2 klem Tali Pusat
b. Gunting tali pusat
c. Benang Tali Pusat
d. Gunting episiotomi (persiapan jika perineum kaku)
e. ½ kocher
f. 2 pasang Sarung tangan
g. Kassa steril
h. Kapas DTT dalam Kom
i. Dispo 3 cc
j. Penghisap Lendir ( de lee atau Suction)
k. Kain waslap
l. Larutan Clorin
m. Air DTT
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
016/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
3. Alat Hecting
a. Dispo 10 cc
b. Pinset anatomi
c. Pinset cirughis
d. Nald poeder
e. 2 jarum jahit ( otot dan kulit)
f. Benang cromich uk.2.0 atau 3.0
g. Sarung tangan steril 1 pasang
Obat obatan :
a. Lidoccain 1 %
b. Metil ergometrin
c. Oksitoksin 10 iu
d. Vitamin Kpan penahan/papan punggung/permukaan
datar
Langkah – langkah
1. Menjelaskan secara lisan kepada pasien dan atau
keluarga pasien mengenai prosedur dan risiko tindakan.
2. Pasien berbaring di meja ginekologi dalam posisi
litotomi.
PROSEDUR 3. Perawat mempersiapkan alat-alat dan obat-obat berupa
1 set alat persalinan, alat resusitasi bayi, uterotonika,
obat anestesi lokal, alat-alat infus, povidon iodine 10%,
1 set alat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi.
4. Memakai baju tindakan, masker, dan alas kaki ruang
tindakan.
5. Memakai sarung tangan steril.
6. dibantu perawat / bidan mengosongkan kandung kemih
serta membersihkan daerah perineum dengan antiseptik.
7. Memasang kain steril penutup.
8. Melakukan tindakan pertolongan persalinan sebagai
berikut:
a. Melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai
besarnya pembukaan, selaput ketuban dan
penurunan bokong serta kemungkinan adanya
penyulit.
b. Dokter menginstruksikan pasien agar mengejan
dengan benar selama ada his.
c. Memimpin berulangkali hingga bokong turun ke
dasar panggul. Lakukan episiotomi saat bokong
membuka vulva dan perineum sudah tipis
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
016/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 3 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
d. Menolong melahirkan bayi secara Bracht :
Setelah bokong lahir, bokong dicekam secara
Bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan
panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah
panggul
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses
keluarnya janin.
Apabila ada hambatan pada tahapan lahir setinggi
skapula, bahu atau kepala atau dalam 8 menit
setelah pusat lahir bahu belum lahir maka segera
dilanjutkan ke metode manual aid.
PROSEDUR Longgarkan taIi pusat setelah lahir perut dan
sebagian dada
Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus
skapula hampir tampak di bawah samping
disesuaikan dengan lahirnya badan bayi
Gerakan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung,
dahi dan kepala.
Letakkan bayi di perut ibu, bersihkan jalan napas,
tali pusat di potong, dan bungkus bayi dengan
handuk hangat
menulis laporan tindakan dan identitas bayi di
catatan medik pasien. memanjang sumbu
memanjang tumit tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat Kebidanan, Instalasi Kamar bersalin
No. Dokumen
RUMAH SAKIT No. Revisi Halaman
017/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 3
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN 1. Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan
berupa segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan
dan pemulihan kesehatan yang mencakup kegiatan-kegiatan
pengerahan penyumbang darah, pengambilan, pengamanan,
pengolahan, penyimpanan dan penyampaian darah kepada
pasien melalui sarana pelayanan kesehatan.
2. Darah adalah darah manusia atau bagian-bagiannya yang
diambil dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan dan
pemulihan kesehatan
3. Transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah
kepada penderita yang darahnya telah tersedia dalam kemasan
yang memenuhi syarat kesehatan dan diberikan secara
langsung.
4. Penyumbang darah adalah orang yang secara sukarela
memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi.
5. Unit transfusi darah PMI yang selanjutnyadisebut UTDPMI
adalah unit penyelenggara pengolahan transfusi darah pada
PMI
6. Instansi lain adalah sarana pelayanan kesehatan milik
pemerintah atau swasta yang mempunyai kemampuan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan transfusi darah.
7. Bank darah tempat pelayanan, penyimpanan dan pengamanan
darah di RS.
antuanhidup dasar adalah fase khusus dari penanganan gawat d
TUJUAN Penggantian volume darah pada kehilangan darah akut, misalnya
pada Abortus, Molahidatidosa, perdarahan antepartum,Retensio
placenta, Robekan jalan lahir, dan menometroragia.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
017/KB/SPO-
RUMAH SAKIT - Page 2 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
No. Dokumen
RUMAH SAKIT No. Revisi Halaman
018/KB/SPO-
UMUM TADULAKO - Page 1 of 3
PEL/II/2018
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 02 Februari 2018
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Suatu tindakan memutar janin menjadi presentasi kepala yang
dilakukan dengan tangan penolong seluruhnya di luar kavum uteri
Tindakan versi luar dapat dikerjakan pada presentasi bokong dan
letak lintang
TUJUAN Mengubah presentasi janin menjadi presentasi kepala
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor 010.18/SPO/II/2018 Tentang Kebijakan Tindakan Versi
Luar di RSU Tadulako
PROSEDUR Persiapan Alat
1. Talk
2. stagen atau gurita
3. alat auskultasi denyut jantung janin (DJJ)
4. USG
5. kardiotokografi
Langkah - langkah
Dokter ahli menjelaskan secara lisan kepada pasien dan atau
keluarga pasien mengenai prosedur dan risiko tindakan dan
menandatangani formulir persetujuan tindakan medis
(informed consent).
Dokter ahli dibantu dokter/bidan menyiapkan peralatan yang
akan dipakai untuk tindakan versi luar: talk, stagen atau
gurita, alat auskultasi denyut jantung janin (DJJ), USG,
kardiotokografi (bila dianggap perlu).
Dokter ahli melakukan pemeriksaan obstetri dan menilai
kesejahteraan janin.
Ibu tidur terlentang dengan posisi trendelenburg dan tungkai
fleksi pada sendi paha dan lutut, kandung kemih sebaiknya
dikosongkan.penahan, letakkan pasien pada
No. Dokumen
Halaman
018/KB/SPO- No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
PEL/II/2018
UMUM TADULAKO
Dokter ahli obgin melakukan tindakan versi luar sebagai
berikut:
Perut ibu diberi talk, penolong berdiri disamping kiri
ibu menghadap ke arah kaki ibu.
Mobilisasi bagian terendah janin dilakukan dengan
meletakkan kedua telapak tangan penolong pada
pintu atas panggul dan mengangkat bagian terendah
janin keluar dari pintu atas panggul
Penolong berusaha membawa bagian terendah janin ke tepi
panggul (fosa iliaka) agar radius pemutaran lebih pendek.
Pada waktu hendak melakukan rotasi, penolong mengubah
posisi berdirinya yaitu menghadap ke muka ibu, satu tangan
memegang bagian terendah janin, satu tangan memegang
bagian atas dengan gerakan yang bersamaan dilakukan
PROSEDUR
pemutaran, sehingga janin berada dalam presentasi yang
dikehendaki.
Pemutaran dilakukan ke arah yang paling tahanannya (ke
arah perut) atau presentasi terdekat.
Setelah tahap rotasi selesai, penolong mendengarkan detak
jantung janin diobservasi selama 5 - 10 menit
Bila dalam observasi tersebut terjadi gawat janin, maka janin
harus diputar kembali ke presentasi awal.
Bila rotasi sudah dikerjakan dan penilaian detak jantung
janin baik, maka dapat dilanjutkan dengan fiksasi janin
memakai gurita/stagen.
Ibu diminta tetap memakai gurita setiap hari sampai saat
pemeriksaan satu minggu kemudian.
Dokter ahli obgin menulis hasil tindakan pada catatan medik
pasien.