No. Dokumen
No. Revisi Halaman
001/08-15/
SPO/PN/RSHK/V/201 00 1/2
8
Ditetapkan oleh:
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Harapan
PROSEDUR
Keluarga Jababeka
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
001/08-15/
SPO/PN/RSHK/V/201 00 2/2
8
2. Menilai APGAR sesuai prosedur
3. Memeriksa jenis kelamin
4. Memeriksa apakah ada kelainan bawaan
5. Menimbang berat badan dan mengukur panjang bayi
6. Membuat sidik telapak kaki kiri dan kanan bayi dan jempol
jari tangan kiri dan kanan ibu pada status bayi
7. Memberikan identitas pada bayi atau gelang tangan yang
berisi nama ibu dan ayah (orangtua), jenis kelamin, pukul,
tanggal, bulan, tahun lahir, BB, PB, serta tempat ruang
rawat.
8. Menunjukan cacat/kelainan bawaan bahwa pada ibu dan
keluarga sesuai situasi
9. Mendokumentasikan semua data dalam status bayi dan ibu
10. Merapikan bayi
11. Merapikan alat
1. Ruang bersalin
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
002/08-15/
SPO/PN/RSHK/V/201 00 1/2
8
Ditetapkan oleh: Direktur RS
STANDAR
Tanggal terbit Harapan Keluarga Jababeka
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
PROSEDUR 2. Pasien
Ibu diberitahu tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Lingkungan
a. Penerangan cukup
b. Jauhkan benda tajam / barang yang membahayakan
bayi
B. Pelaksanaan
1. Menanyakan dan mencocokan kembali nama ayah dan
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
002/08-15/
SPO/PN/RSHK/V/ 00 2/2
2018
pada rekam medik
2. Menulis nama ayah dan ibu pada gelang bayi dan ditulis
jelas dengan ballpoint dan huruf cetak ( nomor rekam
medik bayi, tanggal lahir, jam, dan jenis kelamin )
3. Memasang gelang pada tangan kanan bayi segera setelah
bayi lahir, warna gelang disesuaikan dengan jenis kelamin
(untuk bayi laki-laki warna biru muda dan untuk
perempuan warna merah muda )
4. Memasang gelang tangan dengan benar dan menggunting
bagian gelang yang berlebihan
5. Menunjukkan gelang tangan yang dipasang kepada ibu
dan keluarga
6. Mengambil sidik telapak kaki bayi kiri kanan dan sidik ibu
jari tangan kiri dan kanan ibu pada rekam medik bayi
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
003/08-15/
SPO/PN/RSHK/V/201 00 1/2
8
Ditetapkan oleh: Direktur RS
STANDAR
Tanggal terbit Harapan Keluarga
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
- Memperoleh data
TUJUAN
- Membantu menentukan diagnosa
SK Direktur RS Harapan Keluarga 092/PER/DIR/RSHK/V/2018
KEBIJAKAN
tentang Pedoman Pelayanan Maternal dan Perinatal
A. Persiapan
1. Alat
a. Thermometer
b. Stetoskop
c. Metline
d. Spatel dan senter
2. Pasien
Ibu diberitahu tentang perawatan bayi
PROSEDUR B. Pelaksanaan
1. Memeriksa bagian kepala antara lain:
- Ukuran kepala
- Cephal hematom / caput succedaneum / molage
- Sutura meregang
2. Memeriksa bagian muka:
- Mata (reaksi pupil) – telinga – hidung
- Mulut (labio genato palate schizis)
3. Memeriksa bagian leher antara lain:
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
003/08-15/
SPO/PN/RSHK/V 00 2/2
/2018
- Leher pendek / tortikolis
4. Memeriksa bagian bahu:
- Fraktur klavikula
5. Memerikasa bagian dada:
- Pembesaran / dada burung
- Pernafasan
- R etraksi
6. Memeriksa bagian extremitas antara lain:
- Simetris
- Jumlah jari (polidactili / syndactili)
- Reflex moro
- Kelainan bentuk kaki (pesvagus / pesvarus)
- Fraktur
7. Memeriksa bagian abdomen antara lain:
- Perdarahan tali pusat
- Pembesaran
1. Ruang bersalin
2. Kamar operasi
UNIT TERKAIT
3. Ruang rawat ibu dan bayi
4. Perinatal
4
PENGGUNAAN SUCTION (ALAT PENGHISAP
LENDIR)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
004/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
Ditetapkan oleh: Direktur RS
STANDAR
Tanggal terbit Harapan Keluarga
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
A. Persiapan
1. Alat
a. Sarung tangan
b. Mesin penghisap lendir
c. Suction Catheter
d. Stetoskop
B. Pelaksanaan
PROSEDUR
1. Pastikan bahwa mesin penghisap lendir berfungsi
dengan baik
2. Sambungkan kabel penghisap lendir dengan stop
kontak listrik sesuai dengan voltage
3. Gunakan sarung tangan karet
4. Atur posisi bayi kepala miring ke salah satu arah
5. Atur besar tekanan suction sesuai kebutuhan
6. Masukkan suction chateter ke lubang hidung/ mulut secara
4
PENGGUNAAN SUCTION (ALAT PENGHISAP
LENDIR)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
004/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
perlahan
7. Bilas suction catheter kemudian rendam pada
cairan desinfektan
1. Ruang Bersalin
2. Perinatal
3. Ruang rawat ibu dan bayi
UNIT TERKAIT
4. NICU
5. IGD / Ponek 24 jam
6. Ruang rawat anak
4
MERAWAT JENAZAH BAYI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
005/08-15/
SPO/PN/RSHK/V/ 00 1/1
2018
Ditetapkan oleh: Direktur RS
STANDAR
Tanggal terbit Harapan Keluarga
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
1. Cuci tangan
2. Menutup lubang hidung, dubur, telinga dengan
kapas menggunakan pinset.
3. Mengikat kedua kaki supaya rapat dengan kain verband
4. Melipatkan kedua tangan di atas dada
5. Membungkus jenazah dengan cara dibedongg
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
006/08-15/
SPO/PN/RSHK/V/ 00 1/2
2018
Ditetapkan oleh: Direktur RS
STANDAR
Tanggal terbit Harapan Keluarga
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat 2.500
gram atau kurang
Terbagi atas :
- Bayi premature ( preterm ) : bayi dengan umur
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
006/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
80 mmHg
7. Bila dibutuhkan terapi dengan antibiotik sesuai indikasi
- Perinatal
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
007/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
007/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
- Perina
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
008/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/3
Suatu cara penyimpanan ASI sebagai persediaan saat bayi dan ibu
PENGERTIAN
terpisah
Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
TUJUAN
Sesuai Peraturan Direktur RS Helsa Jatirahayu Nomor
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
008/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/3
es belakang lemari es
4 Freezer 2 mgg Simpan ASI pada bagian
dengan belakang freezer dimana
lemari suhu berada dalam
es 1 kondisi paling stabil, ASI
pintu yang
5 Freezer -18ºC 3-6 Disimpan lebih lama dari
dengan bln waktu yg dianjurkan tetap
lemari aman, tetapi
es 2 Kandungan lemak mulai
pintu
6 Freezer Terdegradasi sehingga
dengan kualitasnya menurun
pintu di
atas
5. Keluarkan ASI sesuai yang dibutuhkan
6. Cairkan ASI yang beku dengan “slow defrost” selama satu
malam dalam lemari es
7. Rendam susu sambil diputar-putar dalam mangkuk berisi air
suam kuku hingga hangat. Panaas berlebihan akan merubah
atau menghancurkan enzim dan protein
8. Cairkan seluruhnya karena lemak terpisah saat proses
pembekuan
9. Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam waktu 24 ja
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
008/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
009/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
009/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/4
2. Persiapan klien :
Lakukan pendekatan kepada keluarga dengan memberi
penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan, sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
berkomunikasi.
3. Cara kerja :
- Pakai celemek
(short).
- Pasang perlak dan alas disamping
bayi.
- Letakkan bengkok di atas perlak dekat pipa, ember
diletakkan disamping tempat tidur dekat kepala.
- Cuci tangan dan pakai handscon
steril
- Slang lambung diukur (lihat perasat pada pemberian
makanan dan cairan melalui slang lambung).
- Slang lambung
diklem
Pipa pembilas dibasahi / diolesi dengan jelly.
Slang lambung disorong secara perlahan – lahan sampai
batas 40 – 45 cm (lebih dalam sedikit dari prosedur
pemberian makanan dan cairan melalui slang lambung).
Periksa apakah slang betul – betul masuk lambung,
dengan cara memasukkan pangkalnya ke dalam air.
Setelah slang lambung masuk, klien diatur dengan posisi
miring tanpa bantal, atau kepala lebih rendah, selanjutnya
klem dibuka.
Asepto dipasang, air dituangkan ke dalam asepto
sampai penuh, tetapi sebelum habis dituangkan, air
yang
4
BILAS LAMBUNG PADA KLIEN
BAYI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
009/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/4
Perhatian :
1. Bahan pemeriksaan diambil / dari cairan / muntahan
yang pertama.
2. Membilas lambung tidak boleh dilakukan pada :
Jika bayi tidak sadar, mulut dibuka dengan suip
lidah, yang dibungkus kain dan biarkan agar mulut tetap
terbuka.
3. Untuk melakukan pembilasan lambung dibutuhkan
paling sedikit dua orang.
4. Observasi kemungkinan terjadinya komplikasi, seperti :
- Aspirasi/ sesak
nafas.
- Lambung penuh air / perut kembung.
- Perlukaan pada lambung / adanya darah dalam tinja /
keluhan anak sakit perut.
- Bila hal tersebut terjadi, segera laporkan kepada
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
009/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 4/4
penanggung jawab.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
010/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
010/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
011/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
011/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
- NICU
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
012/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
Ditetapkan oleh: Direktur RS
STANDAR
Tanggal terbit Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
2. Persiapan klien :
Bayi / anak diatur dalam posisi terlentang (semi fowlers,
kepala ekstensi).
3. Cara kerja :
Pasang alas dada pada bayi atau anak.
4
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN OROGASTRIK
TUBE
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
012/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
Bayi atau anak disiapkan dlam posisi telantang.
Bila pemberian cairan dilakukan melalui hidung, maka
lubang hidung harus dibersihkan dulu.
Asepto atau spuit dipasang pada pangkal pipa, lalu klem
pipa/ lipat
Pipa dibuka kemudian cairan dimasukkan sedikit demi
sedikit sesuai dengan ukuran (cairan yang dibutuhkan).
Bila cairan sudah hampir habis, tuangkan sedikit air
matang untuk membilas cairan.
Bila pipa lambung dipasang secara menetap, pangkal
pipa diklem atau ditutup.
Perhatian :
1. Pada saat memberi cairan perhatikan respon klien :
tersedak, sesak nafas, cyanosis
2. Pada saat memasukkan cairan jangan sampai udara ikut
masuk k e lambung.
- Perinatal
UNIT TERKAIT
- NICU
4
MERAWAT BAYI DALAM INKUBATOR
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
013/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
A. Persiapan
1. Alat
a. Termometer
b. Inkubator / cauve
B. Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan
PROSEDUR
2. Perawat memakai skort
3. Observasi suhu tubuh bayi, pernafasan, sianosis,
muntah, oedema
4. Memberi minum tepat pada waktunya dengan sonde /
pipet
5. Mengganti popok segera jika bayi bak / bab
6. Mencatat hasil observasi, nutrisi, defikasi, keistimewaan
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
013/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
lain
7. Perawat mencuci tangan
- Perinatal
UNIT TERKAIT
- Nicu
4
PERSIAPAN PENGGUNAAN
INKUBATOR
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
014/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
014/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
Catatan:
1. Perhatikan aquadest on steril jangan sampai kehabisan
2. Atur suhu incubator sesuai keadaan bayi
3. Bila sudah selesai penggunaan incubator, bereskan alat-alat
(cabut kabel dari steker, linen diambil, aquadest on steril
dibuang dan tempatnya dikeringkan, incubator dibersihkan )
- Perinatal
UNIT TERKAIT
- NICU
PENATALAKSANAAN ASFIKSIA BERAT
4
PENATALAKSANAAN ASFIKSIA BERAT
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
015/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
1. Ruang Bersalin
UNIT TERKAIT
2. Perinatal
4
N 24 jam
No. Ha
o.
Revi la
D
si ma
o
n
k
u 0
0 2
m
/
e
2
n
015
/08
-
15/
S
P
O
/
P
N
/
R
S
H
/
V
/
2
0
1
8
3
.
N
I
C
U
4
.
I
G
D
/
P
o
n
e
k
MERAWAT BAYI DENGAN TERAPI SINAR
4
MERAWAT BAYI DENGAN TERAPI SINAR
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
016/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
016/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
diplaster
d. Observasi suhu tubuh bayi
e. Bayi diletakkan dalam box / couve kemudian
diberi sinar dengan blue light
f. Mencatat prosedur yang telah dilakukan pada catatan
perawatan dan daftar observasi bayi
g. Perawat mencuci tangan
C. Hal yang perlu diperhatikan :
- Bayi diberi terapi sinar biru sesuai dengan program
medik
- Lama penyinaran
- Suhu bayi dan suhu caouve
- Intake cairan
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
018/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
Ditetapkan oleh: Direktur RS
STANDAR
Tanggal terbit Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
PROSEDUR 2 hari
5. Pasang infuse cairan parenteral
6. Bila kejang belum hilang : Berikan fenitoin IV 15 mg / kg BB
pelan-pelan (± 1 cc / menit )
7. Rawat inap indikasi :
- Kejang pertama kali
- Kejang berulang ( 2 kali atau lebih dalam 1 hari )
4
MERAWAT BAYI DENGAN KEJANG (NEONATAL
FIT)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
018/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
- Penurunan kesadaran pasca kejang
- Kecurigaan adanya proses intra cranial
8. Terapi antibiotic atas indikasi
9. Terapi penurun suhu tubuh ( bila panas ) : Parasetamol 10 mg /
kg BB / kali 4 kali
10. Pemeriksa laboratorium :
- Elektrolit lengkap
- Darah lengkap
- Gula darah sewaktu
- USG Kepala
- CT-scan kepala dengan/ tanpa kontras
- EEG
11. Memberikan oksigen per nasal 1-2 liter/menit
12. Mengobservasi tanda-tanda vital
13. Memperhatikan sifat kejang dan lamanya kejang
14. Merapihkan alat
15. Konsultasi dokter spesialis anak
16. Mendokumentasikan
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
019/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
019/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
020/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/1
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
020/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/1
4
PERDARAHAN
INTRAKRANIAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
021/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
021/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
kondisi bayi
6. Konsultasi dengan dokter spesialis anak
7. Beritahukan kepada keluarga apabila ada kemungkinan untuk
dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.
- Nicu
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
022/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
022/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
022/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/3
12. 4 minggu setelah pemberian ATS harus diberikan vaksinasi.
- Nicu
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
023/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
PROSEDUR 15-20 mg %
Diberikan secara IV dosis 2-4 cc / kg BB
- Hipoglikemia ( kalsium serum < 7 mg % ) : Larutan 10 %
Ca glukonat secara intravena dosis 1-2 ml / kg BB
- Hipomagnesemia ( Mg < 1.5 mg % ) : Mg SO4 50% dosis
0,2 ml / kg BB secara intravena atau intramuscular
- Defisiensi B6 : Pridoksin ( vitamin B6 ) dosis 20-30 mg /
kg BB IV
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
023/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
7. Dokumentasikan
- NICU
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
024/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/1
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
025/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
Ditetapkan oleh: Direktur RS
STANDAR
Tanggal terbit Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
PENGERTIAN dilakukan pada ibu hamil di poliklinik pada ibu dengan kehamilan
risiko tinggi
Agar tidak terjadi kehamilan risiko tinggi yang tidak terkontrol
TUJUAN
selama anenatal care (ANC) di Rumah Sakit Helsa
Sesuai dengan kebijakan RS Helsa Nomor
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
025/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
3. Pada Ibu yang mengalami riwayar persalinan jelek, yaitu :
a. Memantau dengan ketat kesehatan ibu selama ANC
b. Memantau dengan ketat kesejahteraan bayi
dalam kandungan dengan pemeriksaan USG dan CTG
4. Faktor penyakit ibu yaitu : hipertensi, jantung, asma
dan diabetes mellitus yang harus diawasi secara ketat dalam
tekanan darah dan kenaikan berat badan.
- Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT - Ruang Bersalin
4
IMUNISASI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
026/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
026/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/4
Bila
diberikan
sesudah usia
3 bulan
perludilakuka
DPT 1. 2 Bulan 0,5 ml Intramuskula
paling r
cepat
pada
usia 6
minggu
2. 3 Bualan
3. 4 Bualan
4. 18-24
Bulan
5. 5 Tahun
6. 10-12
Hib 1. 2 Bualan 0,5 ml
2. 3 Bualan
3. 4 Bulan
4. 15-18
PCV 1. 2 Bulan 0.5 ml Intramuskul
2. 4 Bualan ar
3. 6 Bulan
4. 12-15
Bulan
Bila
diberikan
pada
umur 7-
12 bulan,
pcv
diberikan
2 kali
dengan
internal 2
bulan.
Bila iberikan
pada
umur
lebih dari
1 tahun
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
026/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/4
tau
minimal 2
bulan
setelah
dosis
terakhir
Bila diberikan
pada anak
umur
Rotavirus Momen
diberikan
2 kali
1. 6-14
minggu
2.
Diberik
an
dengan
interval
4
minggu
Pentavalen
diberikan 3
kali
1. 6-14
minggu
2.
Influenza - Diberikan 0,5 ml Intramuskula
pada usia r
minimal 6
bulan
diulang
setiap
tahun
- Imunisasi
pertama
kali pada
anak
umur
kurang
dari 9
tahun
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
026/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 4/4
6-<36
bulandos
is :
MR 1. 9 Bulan
0,25 ml ) 0,5 ml Intramuskula
2. 15 bulan r
3. 6 Tahun
Tifoid 24 Bulan-18 0,5 ml Intramuskula
Tahun r
Ulangantiap 3
Tahun
Hepatitis A 24 Bulan-18 0,5 ml Intramuskula
Tahun r
Dilakukan 2
kali, interval
6-12
Varicella 12 Bulan-18 0,5 ml Intramuskula
tahun. r
Terbaik
pada umur
sebelum
masuk
sekolah
dasar.
Biladi berikan
2
HPV 10 tahun-18 0,5 ml Intramuskula
tahun r
HPV divalent
diberikan 3
kali
denganin
terval
0,1,6bulan.
HPV
tetravalent
- Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT - Ruang Rawat Ibu dan Bayi
4
PEMERIKSAAN PRENATAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
027/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
027/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
027/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
027/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 4/4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
028/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
Ditetapkan oleh: Direktur RS
STANDAR
Tanggal terbit Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
028/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
- 12 – 14 minggu untuk menentukan usia kehamilan
- 18 – 20 minggu untuk screening kelainan congenital mayor
6. Segera tindak lanjuti oleh dokter obsgyn apabila dari hasil
screening disimpulkan bahwa seorang pasien yang sedang
hamil mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilannya
7. Beri tanda “KRT” di buku status rawat jalan dan buku biru
ibu dan tiap pasien ibu yang mempunyai kehamilan dengan
resiko tinggi.
8. Konsulkan ke bagiaan fetomaternal bila diperlukan
- Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT - Ruang Rawat Ibu dan Bayi
4
PENGAJUAN SECTIO CAESARIA
ELEKTIF
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
029/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
PROSEDUR pembedahan.
3. Surat pengajuan dibuat rangkap 1 (satu) dan diserahkan ke
kamar operasi.
4. Pasien diantar ke kamar bersalin/kamar operasi untuk dilakukan
pengkajian, pencocokan usia kehamilan, tinggi fundus uteri dan
diterangkan jadwal masuk, puasa, pemeriksaan laboratorium
dan inform consent Sectio Caesaria dan anestesi.
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
029/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
5. Pengisisan formulir rencana tindakan pada buku daftar rencana.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
030/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
030/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
No.
Doku N H
o a Ditetapkan :
STANDAR .
031/0 Tanggal lterbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR 15/ a
OPERASIONAL SPO R 17 Mei m 2018
N/RS e a
V/2018 v n Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
i
Prosess untuk menggabungkan
1 / menyatukan ruang perawatan ibu dan
PENGERTIAN i /
bayi pada bayi yang 1lahir sehat..
0
Membantu mempercepat pengeluaran kolostrum ASI.
Membantu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
TUJUAN Mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.
Mempercepat proses pengecilan / involusi rahim.
Bayi lahir sehat wajib rawat gabung diatur dalam prosedur yang telah
INTERAKSI :
1. Lakukan observasi tanda-tanda vital, KU, TFU, kontraksi dan
PROSEDUR perdarahan
2. Lakukan explore pervaginam jika ada perdarahan
3. Kontrol diuresis selama 4 jam
4. Cek Laboratorium
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
5. Beri oksigen bila perlu
4
PERAWATAN PASIEN POST SECTIO CAESARIA
(SC)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
032/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2/2
6. Kontrol tetesan infuse sesuai advis
7. Laksanakan hasil kolaborasi
8. Motivasi ibu untuk mobilisasi
TERMINASI :
1. Cuci tangan.
2. Catat tindakan dan hasilnya direkam medis pasien.
UNIT TERKAIT - Rawat Ibu dan Bayi, Kamar Bersalin, ICU dan OK
TINDAKAN OPERATIF 24 JAM
4
No. Dokumen
033/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
No.
Doku N H
n o a
. l
034/0
8-15/ R a
SPO/ e m Ditetapkan :
STANDAR v a
PN/R Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR SH/V i n
/2018 s17 Mei 2018
OPERASIONAL i 1
/ Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
0 1
PENGERTIAN Suatu prosedur pengaturan DPJP untuk pelayanan pasien diluar jam kerja.
No.
N H
Doku
o a
en
038/08-15/ . l
R a
SP
e m Ditetapkan :
STANDAR O/P
v a
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR N/
is n
OPERASIONAL RS
i17 Mei 2018
H/
1
V/2
0 / Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
018
1
Makna ASI adalah makanan terbaik untuk bayi baru lahir Pada
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
040/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
040/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 2/2
Pada bayi :
a. Perawat memakai baju khusus (barakskort) dan
masker bila perlu.
b. Pintu dan jendela ditutup(bilaperlu).
c. Berikan pengalas pada timbangan dan siap ntuk dipakai.
d. Setel timbangan dengan angka penunjuk pada angka nol.
e. Buka selimut bayi, lalu baringkan diatas timbangan
f. Berat badan dicatat dalam catatan medic bayi.
g. Bayi dirapikan,alat–alat dibereskan dan dikembalikan
ke tempat semula.
Pada anak :
a. Timbangan disetel dengana ngka penunjuk pada angka
nol.
b. Anak berdiri di atas timbangan.
c. Berat badan dicatat dalam catatan medic bayi.
d. Anak dirapikan,alat–ala tdibereskan dan
dikembalikan ketempat semula
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
041/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
041/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 2/2
kedua kaki diluruskan.
Panjang badan diukur, mulai dari ujung kepala sampai ke
tumit dan hasilnya dicatat.
Bayi dirapikan dan diatur posisinya sesuai kebutuhan.
Alat – alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula.
Pada anak :
Alat pengukur disiapkan.
Alat diukur dengan posisi berdiri dan hasilnya dicatat.
Anak diberitahu bahwa tindakan telah selesai sambil
dirapikan.
7. Alat – alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
042/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
1. Persiapan alat
Pita pengukur dari plastic
2. Persiapan klien
Lakukan pendekatan kepada anak / keluarga
dengan memberikan penjelasan tentang tindakan – tindakan
yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan dan
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
042/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 2/2
menonjol untuk mempermudah pelaksanaan tindakan ini,
klien diusahakan agar tidak bergerak.
d.Catat hasil pengukuran
e. Klien / keluarga diberitahu, bahwa tindakan
telah
selesai, sambil dirapikan.
f. Alat – alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula.
- Ruang Rawat Ibu dan Bayi, Ruang Perina, Ruang Rawat
UNIT TERKAIT
Anak dan poliklinik
MEMERAS ASI DENGAN
TANGAN
4
MEMERAS ASI DENGAN
No. TANGAN
N H
Dok
o. a
me
043/08-15/ R l
e a
SP
vi m Ditetapkan :
STANDAR O/
si a
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PN
PROSEDUR n
/R
0
17 Mei 2018
OPERASIONAL SH
1
/V/
/ Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
20
2
18
Salah satu cara untuk mengeluarkan ASI dengan menggunakan
PENGERTIAN tangan
(memeras ASI).
Mencegah bendungan ASI/ pembengkakan payudara.
Mengosongkan payudara dari ASI yang tersisa setelak menyusui.
TUJUAN
Tersedia ASI untuk bayi ibu yang bekerja/ yang mempunyai
masalah menyusui.
UNIT TERKAIT
Ruang Rawat Ibu dan Bayi
MEMANDIKAN BAYI
4
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen
045/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1/4
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
Tujuannya adalah:
- untuk menjaga kebersihan
- memberikan rasa segar
- memberikan rangsangan pada kulit.
A. Persiapan alat
PROSEDUR
1. Handuk 1 buah dan waslap bersih 2 buah,
4
No. Dokumen
045/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2/4
2. sabun bayi dan sampo,
3. cotton bud atau kapas bersih,
4. kapas untuk membersihkan daerah perineal,
5. waskom 2 buah
6. bengkok,
7. air hangat,
8. popok dan pakaian bersih,
9. keranjang/plastic pakaian kotor.
C. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien/keluarga dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada keluarga
D. Tahap kerja
1. Berikan kesempatan klien atau keluarga untuk
bertanya sebelum kegiatan dimulai
2. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada klien
3. Mulai tindakan dengan cara yang baik
4. Berikan privasi pada klien
5. Pastikan bayi dalam posisi nyaman dalam pegangan
atau terbaring dalam incubator
6. Periksa kembali temperatur air dengan suhu (37-38 derajat)
hangat- hangat kuku, air dalam waskom hanya digunakan
MEMANDIKAN BAYI
4
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen
045/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 3/4
untuk membasuh (sponge bathing) dan membersihkan
rambut
7. Usap mata dari kantus dalam ke luar. Gunakan air
bersih dan bagian yang berbeda untuk tiap mata.
8. Bersihkan wajah dengan lembut. Gunakan air biasa
tanpa menggunakan sabun
9. Pegang bayi dengan aman, gunakan foot ball hold,
basahi rambut dengan air secara lembut
10. Usapkan sampo bayi dengan menggunakan waslap, bilas
rambut dan keringkan kulit kepala dengan cepat
11. Bersihkan telinga dengan gerakan memutar dan gunakan
bagian yang berbeda untuk tiap-tiap telinga.
12. Setelah melepas selimut mandi atau pakaian
bayi, bersihkan leher, dada, lengan dan punggung dengan
cara yang sama.
13. Bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-
hati dan keringkan bagian tubuh yang dibersihkan
sebelum berpindah ke bagian lain
14. Bersihkan bagian genetalia
15. Bilas bayi hingga bersih.
16. Keringkan bayi dengan handuk dan diletakkan di atas meja
17. Perhatikan kelainan-kelainan pada bayi
18. Perawatan tali pusat
19. Kenakan pakaian bayi dengan lengkap ( celana / popok
tidak menutupi tali pusat atau lipatan popok di bawah tali
pusat
20. Sisir rambut kemudian rapikan tempat tidur bayi
21. Kembalikan bayi kepada orang tua
4
No. Dokumen
045/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 4/4
22. Bereskan semua alat-alat
23. Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Ibu dan Bayi, Ruang Perina dan ICU
KRITERIA PEMULANGAN PASIEN RAWAT
GABUNG
4
No.
N H
Dok
o a
en
046/08-15/ . l
R a
SP
e m Ditetapkan :
STANDAR O/
vTanggal terbit
a Direktur RS Helsa Jatirahayu
PN
PROSEDUR is n
/RS
i 17 Mei 2018
OPERASIONAL H/ 1
V/2
0 / Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
018
1
Proses untuk memulangkan bayi setelah rawat gabung, bayi
PENGERTIAN dalam
keadaan sehat dan bilirubin total <15 mg/dl
TUJUAN Bayi stabil dan dapat dirawat di rumah
No.
N H
Dok
o. a
me
047/08-15/ R l
e a
SP
vi m Ditetapkan :
STANDAR O/
si a
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR PN
n
OPERASIONAL /R
0
17 Mei 2018
SH
1
/V/
/ Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
20
1
18
PENGERTIAN Menentukan keadaan pasien untuk masuk ke ruang ICU.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
049/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/3
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
049/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
049/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/3
17. Ambil sidik jari ibu (jempol kiri dan kanan) dan cap pada status
ibu
18. Pimpin ibu untuk melakukan persalinan, kemudian pecahkan
selaput ketuban
19. Apabila kepala sudah menekan perinium, sokong perinium
20. Setelah kepala bayi keluar, lakukan penghisapan lendir
melalui mulut dan hidung. Keluarkan bayi, klem tali pusat
dengan kocher I jarak 5 cm. Kemudian klem dengan kocher II
berjarak
5 cm dari yang pertama
21. Lakukan pemotongan tali pusat diantaranya dan berikan
bethadine solution pada ujung tali pusat yang dipotong.
22. Melakukan manajemen kala III keluarkan plasenta,
berikan pasien utero tonika. Kemudian lakukan penjahitan luka
perineum dan perawatan post partum.
23. Beri identitas di kaki bayi dengan micropone di hadapan ibu
24. IMD jika kondisi memungkinkan
25. Bedong bayi dan perlihatkan kepada ibu, kemudian bawa bayi
kedalam kamar bayi untuk dihangatkan.
26. Beritahukan kondisi bayi dan datanya kepada keluarga
sebelum dibawa ke ruang rawat Ibu dan Bayi
27. Catat data pada status ibu, status bayi dan statistik oleh
perawat yang melakukan tindakan.
28. Apabila pasien tidak dapat partus spontan atau harus Sectio
CaesariaBersalin
1. Kamar cito, segera siapkan pasien dan alat sesuai prosedur.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
049/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 4/3
PEMERIKSAAN DETAK JANTUNG JANIN
DENGAN DOPPLER
4 PEMERIKSAAN DETAK JANTUNG JANIN
DENGAN DOPPLER
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
050/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
050/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
INTERAKSI :
Melakukan pemeriksaan :
1. Pada bagian perut ibu dibuka.
2. Lakukan palpasi untuk mencari punggung janin.
3. Letakkan monoscope /dopler pada punggung janin.
4. Rapikan ibu kembali dan bereskan alat-alat.
TERMINASI :
1. Cuci tangan.
2. Catat tindakan dalam rekam medis pasien.
1. Unit Rawat Jalan,
2. Unit Gawat Darurat/ Ponek 24 jam
UNIT TERKAIT
3. Ruang Bersalin
4. Unit Rawat Inap Ibu dan Bayi
4
PENANGANAN PERSALINAN AMAN
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
051/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
051/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
7. Laksanakan program tiga bersih: bersih tempat persalinan,
bersih tangan penolong, bersih alat medis
8. Lakukan penyuluhan vulva hygiene
9. Setelah persalinan selesai, ibu pindahkan keruang
perawatan nifas.
1. Ruang Bersalin
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
052/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1 /2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
PROSEDUR
INTERAKSI :
1. Posisikan ibu berbaring tiap setengah duduk
2. Memastikan posisi kedua janin.
3. Kolaborasi dengan dokter yang merawat.
TERMINASI :
1. Melaksanakan hasil kolaborasi.
2. Mencatat tindakan dan hasilnya di Rekam Medis pasien.
4 PENANGANAN PASIEN INPARTU DENGAN
KEHAMILAN GANDA
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
052/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2 /2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
053/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
TUJUAN - Faetalphone.
- Lembar rekam medis.
- Oksigen.
- Set partus.
- Tensimeter.
- Termometer.
- Arloji.
Setiap petugas berupaya untuk mengurangi morbiditas ibu
hamil
KEBIJAKAN dan Bayi baru lahir sesuai dengan Peraturan Direktur RS Helsa
Jatirahayu Nomor 092/PER/DIR/RSH/V/2018 tentang Pedoman
Pelayanan Maternal dan Perinatal.
1. Berikan penjelasan kepada keluarga atau pasien tentang
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
053/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
3. Lakukan tindakan.
4. Laksanakan pemantaun kemajuan persalinan dengan
Partograf.
5. Catat dalam Rekam Medik pasien untuk semua tindakan.
6. Bila dalam pemeriksaan Partograf sudah masuk kolom
bertindak kolaborasi dengan dokter yang merawat.
7. Laksanakan hasil kolaborasi.
1. Ruang Bersalin
UNIT TERKAIT
2. Kamar Operasi
PENANGANAN PASIEN INPARTU DENGAN PENYAKIT
JANTUNG
4 PENANGANAN PASIEN INPARTU DENGAN PENYAKIT
JANTUNG
No.
N H
Doku
o a
n Ditetapkan :
STANDAR
054/08-15/ . l
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
R a
PROSEDUR SPO/
e m
PN/ 17 Mei 2018
OPERASIONAL v a
RSH
i n
/V/2 Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
s
018
i 1
Suatu tindakan perawatan
/ keadaan ibu hamil inpartu dengan penyakit
PENGERTIAN
jantung. 0 2
1. Ibu menjalani persalinan dengan aman.
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang maksud
dan tujuan tindakan.
3. Harus dirawat di kamar bersalin atau ICU.
4. Harus tersedia alat-alat khusus (peralatan extrasi
TUJUAN vakum/forceps).
5. Harus konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam
(jantung), bagian KIA, dokter ICU.
6. Harus dilakukan pemeriksaan khusus: Echokardiografi, ECG.
7. Harus tersedia alat monitor jantung.
8. Harus tersedia obat-obatan yang diperlukan.
Setiap petugas berupaya untuk mengurangi morbiditas ibu hamil
dan
KEBIJAKAN bayi baru lahir sesuai dengan Peraturan Direktur RS Helsa Jatirahayu
Nomor 092/PER/DIR/RSH/V/2018 tentang Pedoman Pelayanan
Maternal dan Perinatal.
PRA INTERAKSI :
1. Berikan penjelasan kepada keluarga atau pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
PROSEDUR
2. Lakukan informed consent
3. Siapkan ruangan atau penunggu dimohon keluar ruangan.
4. Dekatkan alat-alat kedekat pasien.
5. Cuci tangan.
PENANGANAN PASIEN INPARTU DENGAN PENYAKIT
JANTUNG
4 PENANGANAN PASIEN INPARTU DENGAN PENYAKIT
JANTUNG
No.
H
Doku N
054/08-15/ o a
. l
SPO
a
N/RSINTERAKSI :
m
/V/2018 1.R Laksanakan pemeriksaan secara lengkap tentang
e a
n
v riwayat kehamilan..
i
2. Laksanakan2 pemeriksaan penunjang laboratorium, USG, dan
s
i EKG. /
2
3. 0Bantu dokter melakukan tindakan.
4. Observasi tanda-tanda vital.
5. Rapikan pasien.
6. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan dan perawatan
selanjutnya yang akan dilakukan.
TERMINASI :
1. Laksanakan hasil kolaborasi.
2. Catat tindakan dan hasilnya direkam medis pasien.
1. Ruang Bersalin,
UNIT TERKAIT 2. IGD/Ponek 24 jam
3. ICU
4 PENANGANAN PASIEN INPARTU DENGAN
PENYAKIT PARU-PARU
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
055/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
055/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 2/2
9. Bereskan alat-alat.
10. Cuci tangan.
1. Unit Ruang Bersalin
No. Dokumen
056/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1 /2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
PRA INTERAKSI :
1. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga atau
pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
PROSEDUR 2. Pasien menerima dan memberikan persetujuan tentang
tindakan yang akan dilakukan.
PRA INTERAKSI :
4 PENANGANAN PASIEN INPARTU DENGAN
PENYAKIT TYROID
No. Dokumen
056/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2 /2
1. Siapkan ruangan/penunggu dimohon keluar ruangan.
2. Dekatkan alat-alat kedekat pasien.
3. Cuci tangan.
INTERAKSI :
1. Petugas memeriksa secara detail riwayat kehamilan,
riwayat penyakit dan penanganannya.
2. Laksanankan observasi .
3. Laksanakan pemeriksaan darah rutin dan gula darah sewaktu.
4. Laksanakan pemeriksaan USG dan EKG.
5. Lakukan kolaborasi dengan dokter jaga/spesialis
penyakit dalam.
6. Laksanakan hasil kolaborasi.
TERMINASI :
1. Laksanakan hasil kolaborasi.
2. Catat tindakan dan hasilnya di Rekam Medis pasien.
1. Ruang Bersalin
UNIT TERKAIT 2. ICU
3. IGD / Ponek 24 jam
4 PASIEN INPARTU DENGAN TINGGI BADAN
KURANG DARI 145 CM
No. Dokumen
057/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1 /2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
KEBIJAKAN hamil dan bayi baru lahir, sesuai dengan Peraturan Direktur RS
Helsa Jatirahayu Nomor 092/PER/DIR/RSH/V/2018
1. Dilakukan oleh dokter spesialis kandungan / dokter
umum / bidan.
2. Tersedia alat-alat :
Set partus.
Metelin.
Fetal phone.
Thermometer.
Tensimeter.
PROSEDUR
Arloji.
Jangka panggul.
Penatalaksanaan :
1. Sapa dan perkenalkan diri
2. Tanyakan identitas pasien meliputi nama, tanggal lahir,
alamat, nama suami, dsb.
4 PASIEN INPARTU DENGAN TINGGI BADAN
KURANG DARI 145 CM
No. Dokumen
057/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2 /2
3. Berikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan.
4. Lakukan inform consent
5. Lakukan pemeriksaan head to toe
6. Periksa secara detail riwayat kehamilan, lakukan
pengukuran panggul luar bila pada ANC belum dilakukan
pengukuran panggul luar.
7. Ukur tafsiran berat janin.
8. Lakukan palpasi umtuk mengatur keadaan bagian bawah
janin.
9. Lakukan observasi .
10. Adakan kolaborasi dengan dokter jaga / spesialis kandungan.
11. Laksanakan hasil kolaborasi.
12. Catat tindakan, perkembangan pasien ke dalam rekam medis.
- Ruang Bersalin
UNIT TERKAIT
- Kamar Operasi
PENANGANAN PASIEN INPARTU
USIA LEBIH DARI 35 TAHUN
4
No. Dokumen
058/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
No. Dokumen
059/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1 /2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
PRA INTERAKSI :
1. Berikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan.
2. Siapkan obat-obat dan alat-alat yang diperlukan.
3. Siapkan ruangan / penunggu dimohon keluar ruangan.
4. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien.
5. Cuci tangan.
PROSEDUR
INTERAKSI :
1. Petugas memakai celemek, masker dan sarung tangan.
2. Bantu dokter melakukan tindakan.
3. Observasi tanda-tanda vital.
4. Rapikan pasien.
5. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan dan perawatan
selanjutnya yang akan dilakukan.
4 PENANGANAN PASIEN INPARTU DENGAN
PENYAKIT HEPATITIS
No. Dokumen
059/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2 /2
TERMINASI :
1. Bereskan alat-alat.
2. Petugas mencuci tangan.
3. Catat hasil tindakan di Rekam Medis pasien.
No. Dokumen
060/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
00 2/5
- Anemia dan gangguan keseimbangan elektrolit.
2. Pemeriksaan fisik :
- Muka tampak cekung dengan keadaan lebih merata dari
keadaan umumnya ( seperti muka mola ).
- Dapat disertai dengan tanda-tanda preeklampsi.
- Pembesaran uterus sesuai atau lebih besar dari usia
kehamilan.
- Dapat ditemukan kista lutein, kadang-kadang bilateral.
- Tidak didapatkan balloltement.
- Tidak terdengar DJJ.
- Perdarahan uterus kadang disertai dengan gelembung mola.
- Apabila OUE terbuka tak teraba adanya kulit ketuban
dan cairan uteri seperti mudah dimasuki ujung jari.
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan USG : ditemukan gambaran multiple
echo seperti sarang tawon atau badai salju dan didapatkan
gambaran kista lutein.
- Pemeriksaan urine : kadar HCG didalam urine > 1
juta IU dalam 24 jam.
- Pemeriksaan T3T4 ( bila didapatkan gejala tirotoxicosis ).
- Patologi anatomi :
Makroskopis : tampak adanya gelembung mola.
Mikroskopis : stroma villi mengalami degenerasi
hidrofik yang tampak sebagai kista.
Proliferasi trofoblast.
Tak adanya/berkurangnya pembelahan darah villi.
4. Diagnosis pasti
Keluarnya gelembung mola
PASIEN DENGAN MOLA HIDATIDOSA
4
No. Dokumen
060/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
00 3/5
5. Diagnosa banding
- Abortus.
- Kehamilan normal.
- Kehamilan ganda.
- Kehamilan dengan mioma uteri.
- Hidramnion.
PRA INTERAKSI :
1. Berikan penjelasan kepada keluarga atau pasien
tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Orangtua bayi menerima dan memberikan
persetujuan tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Siapkan ruangan atau kamar bayi.
4. Siapkan alat.
5. Cuci tangan.
INTERAKSI :
1. Secara umum :
- Setelah diagnosis mola hidatidosa dipastikan
PASIEN DENGAN MOLA HIDATIDOSA
4
PASIEN DENGAN MOLA HIDATIDOSA
No. Dokumen
060/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
00 4/5
evaluasi kemungkinan komplikasi medis
lain, segera dilakukan pengelolaan.
- Beri antibiotika profilaksis selama 48 jam.
2. Secara khusus :
- Histerektomi bila penderita cukup anak dan ingin steril
- Sunction Curetage bila masih mempertahankan
fertilitasnya.
3. Langkah-langkah pengelolaan dengan Sunction Curetage :
- Dilatasi servik, dilakukan dengan cara pemasangan
batang laminaria selama 18 sampai dengan 24 jam.
- Bila canalis servikalis sudah terbuka, langsung
dilakukan kuretage dengan keadaan umum memungkinkan
- Bila perdarahan banyak, langsung dilakukan kuretage
dengan segera diberikan infus oksitosin sebelum
dilakukan induksi anestesi
- Bila uterus lebih dari 14 minggu kehamilan,
tempatkan satu tangan difundus uteri untuk
merangsang kontraksi uterus dan mengurangi bahaya
perforasi
- Kuretase tajam dilakukan setelah ”siction
curetage” untuk membersihkan sisa jaringan mola yang
tertinggal dalam cavum uteri
4. Pengawasan lanjut :
- Penderita mola hidatidosa diamati selama
2 tahun, diperiksa kadar HCG urine dengan titrasi.
- Selama pengamatan lanjut
penderita disarankan menggunakan kontrasepsi barier
(kondom) untuk mencegah kehamilan.
- Yang diamati dalam pengawasan lanjut :
4
No. Dokumen
060/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
00 5/5
Kadar HCG.
Involusi.
Ada tidaknya kista lutein.
Kemungkinan timbul ganas.
Jadwal pengamatan :
Selama 2 minggu dalam 3 bulan pertama.
Setiap 1 bulan dalam 3 bulan kedua.
Setiap 3 bulan sampai 2 tahun pertama.
POST INTERAKSI :
1. Cuci tangan.
2. Mencatat tindakan dan hasilnya direkam medis pasien.
No. Dokumen
061/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1 /2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
Prosedurnya adalah :
4 PENATALAKSANAAN KEHAMILAN LEWAT
WAKTU
No. Dokumen
061/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2 /2
1. Pasien dirawat di RS, teliti ulang umur kehamilan,
kesejahteraan janin, syarat dan kontraindikasi.
2. Bila induksi gagal, istirahat 24 jam periksa ulang
kesejahteraan janin. Bila baik, induksi ulang. Dilakukan
bedah caesar bila kesejahteraan janin jelek dan ketuban
sudah pecah.
3. Bila induksi persalinan kedua gagal, maka dilakukan bedah
caesar.
4. Bila bishop score, untuk meramalkan keberhasilan
induksi persalinan.
5. Pada nilai bishop >5, induksi persalinan disertai
dengan pemecahan kulit ketuban.
6. Bedah caesar pada kehamilan lewat bulan dipertimbangkan
pada:
a. Ada tanda-tanda insufiensi plasenta.
b. Ada indikasi kontra persalinan pervaginam.
c. Indikasi klinis untuk segera mengakhiri persalinan
dan kehamilan (ibu, anak, waktu). Disertai dengan
faktor risiko yang lain seperti riwayat obstetri jelek,
riwayat infertilitas, pre eklamsia berat / eklamsia,
kelainan letak.
1. IGD/Ponek 24 jam
2. Ruang Bersalin
UNIT TERKAIT
3. Laboratorium
4. Kamar Operasi
4
PENGGUNAAN CTG
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
062/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/3
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
PROSEDUR d. Doppler
e. Lingkungan
2. Pelaksana adalah Bidan.
3. Jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan (informed consent)
4. Anjurkan pasien untuk buang air kecil terlebih dulu sebelum
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
062/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/3
dilakukan tindakan
5. Buka pakaian bagian bawah pasien (perut), kemudian
dengarkan denyut jantung janin dengan Doppler. Setelah
itu pasang tranduser merah utnuk grafik kontraksi dengan jarak
+ 3 (tiga) jari dibawah fundus
6. Kemudian Tanduser kuning diberi jelly, pasang trnduser kuning
untuk denyut jantung janin tepat dimana bunyi jantung
janin terdengar paling jelas
7. Setelah itu, anjurkan pasien untuk tidur miring/semi fowler
dengan posisi yang nyaman
8. Tekan tombol Printer yang letaknya dibawah ke posisi On.
Kemudian tekan tombol Disket tombol Monitor
Komputer, tombol Monitor DJJ ke posisi On
9. Setelah muncul data New Program, tekan Enter dan
masukkan data identitas pasein. Tekan Enter kembali dan pilih
Yes untuk keluar program. Tekan kembali Enter
10. Berikan kabel knop pada pasien dan ingatkan pasien untuk
menekan knop apabila dirasakan janin bergerak
11. Rekam CTG selama 20 (duapuluh) hingga 30 (tigapuluh) menit
12. Setelah selesai, tekan Esc (escape) dan tekan tombol S besar.
Kemudian tekan Enter hingga muncul tulisan Please Printing
Wait
13. Matikan tombol DJJ ke posisi Off
14. Sambil menunggu hasil cetak, lepaskan tranduser dan
bersihkan dengan tissue. Kemudian rapikan kembali pasien.
15. Jelaskan kepada pasien untuk menunggu hasil cetak selama
5 (lima) hingga 10 (sepuluh) menit
16. Setelah hasil cetak keluar, tekan tombol Enter yang dilanjutkan
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
062/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/3
No.
Dok N H
en o. a
R l
063
/08- e a
15/ vi m
penyulit seperti di atas, oxytosin drip tidak boleh
SP si a
diulang
n kembali.
O/P
N/ 2.8 0 Penentuan jumlah tetesan pada ositosin drip harus
RS 3
dilakukan oleh
/ dokter jaga sendiri.
H/
V/2 2.9 Bila 3
ekselerasi persalinan berhasil, maka
018 oksitosin drip dilanjutkan dalam kala II dan dihentikan
paling sedikit 2 jam post partum.
2.10 Secondary arrest adalah tidak adanya pembukaan
ostium uteri pada persalinan fase aktif setelah dilakukan
evaluasi selama 2 jam. Untuk menilai kemajuan ini
seyogyanya dilakukan 1 orang.
2.11 Bila terjadi secondary arrest, hendaknya dievaluasi
penyebab terjadinya hal tersebut. Bila persalinan
pervaginam tidak mungkin atau tidak terjadi
kelainan letak, maka dilakukan seksio caesarea.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
064/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/1
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
1. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT
2. Ruang perawatan Ibu dan Bayi
OBSERVASI PERDARAHAN
4
OBSERVASI PERDARAHAN
No. N H
Dok o. a
me R l
06 ev a
5/0 isi m
8- a Ditetapkan :
STANDAR 0
15/ Tanggal terbit
n Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR SP
O/ 17 Mei 2018 1
OPERASIONAL /
PN
/R 2 Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
SH
/V/Observasi perdarahan adalah suatu tindakan
20 keperawatan/kebidanan untuk melakukan evaluasi
PENGERTIAN 18
perdarahan pada pasien post partum spontan maupun section
caesaria.
1. Tidak terjadi syok hipovolemik.
2. Tidak terjadi kegawatan maternal.
3. Dilakukan pada pasien :
- Post partum spontan.
TUJUAN
- Post partum SC.
- Observasi dilakukan setiap 30 menit, untuk pasien
pos partum spontan selama 2 jam, untuk pasien post
operasi sectio selama 12 jam.
RS Helsa Jatirahayu berusaha menekan angka kematian ibu dan
bayi sesuai dengan Peraturan Direktur RS Helsa Jatirahayu Nomor
KEBIJAKAN
092/PER/DIR/RSH/V/2018 tentang Pedoman Pelayanan Maternal
dan Perinatal
1. Perawat melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
2. Perawat melihat perdarahan pada alas yang dipakai pasien.
3. Perawat mencatat pada RM pasien jumlah perdarahan
yang terjadi.
1. Persiapan
1.1 Satu set Partus Set dan Hecting Set
1.2 Satu set resusitasi bayi
1.3 Bengkok
1.4 Timbangan + Metline
1.5 Bahan dekontaminasi (larutan presept) Teralin untuk
tempat tidur tiang infus
PROSEDUR
1.6 Tempat kotoran, tempat sampah, alas plastik dan
baskom dorong
1.7 Persiapan pasien: posisi litotomi / jonggens.
1.8 Persiapan penolong: cuci tangan, memakai APD
1.9 Bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan.
2. Pelaksanaan
4
No. Dokumen
066/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2/3
2.1 Persiapan penolong memakai handscoun +APD berikan
posisi nyaman pada pasien
2.2 Penolong berada di depan vulva/disamping kanan
pasien
2.3 Tutup daerah sekitar vulva dengan duk steril.
2.4 Beri penjelasan pada pasien proses persalinan dan
langkah yang akan dikerjakan serta cara mengejan yang
benar.
2.5 Minta ibu mengejan waktu ada his.
2.6 Tidak ada episiotomi karena asuhan sayang ibu
2.7 Lahir kepala bayi dengan segara klasik
2.8 Tahan perineum dan menekan ke arah kranial
menggunakan ibu jari dan jari II, III penolong yang
tertutup duk steril
2.8.1 Tahan defleksi kepala dengan tangan kiri
2.8.2 Berturut-turut akan lahir dahi, mata,
hidung, mulut dan dagu.
2.8.3 Bersihkan lendir, mulut, dan hidung.
2.9 Biarkan kepala bayi melakukan putar paksi luar, bila
perlu membantu putar paksi luar.
2.10 Lahirkan bahu, dengan memegang kepala secara
biparietal dan menahan ke bawah untuk melahirkan bahu
depan, kemudian menari ke arah atas untuk melahirkan
bahu belakang.
2.11 Lahirkan badan dengan memegang kepala secara
bifarietal, melakukan tarikan ke arah lengkung panggul
sampai lahir seluruh badan bayi.
2.12 Letakkan badan bayi pada duk steril di atas perut ibu.
2.13 Bersihkan jalan nafas bayi dan menilai APGAR.
4
No. Dokumen
066/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 3/3
2.14 Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus (hamil tunggal)
2.15 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik.
2.16 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,suntikkan
oksitosin 10 Unit IM (intra muskuler)
2.17 Setelah 2 menit pasca persalinan,jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.Mendorong isi
tali pusat kea rah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
pada
2 cm distal dari klem pertama.
2.18 Potong tali pusat dengan satu tangan,pegang tali pusat
yang telah dijepit (lindungi perut bayi),dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut,dan
ikat tali pusat dengan umbilical klem.
2.19 Bersihkan badan bayi dan tengkurapkan bayi didada ibu
posisi IMD dan tutup punggung bayi dengan selimut
dan pakaikan topi
2.20 Tunjukkan bayi kepada ibu
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin
PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN
KALA III (MELAHIRKAN PLASENTA)
4 PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN
KALA III (MELAHIRKAN PLASENTA)
No. Dokumen
067/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1/3
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
1. Persiapan
1.1 Nelaton atau Foley catheter
1.2 Kapas savlon
1.3 Bengkok.
1.4 Bahan dekontaminasi
1.5 Tempat plasenta
PROSEDUR 2. Pelaksanaaan
2.1 Penolong berada didepan vulva atau sampaing
kanan pasien
2.2 Pasang duk steril untuk menutup daerah vulva
2.3 Lakukan vulva hygiene dengan kapas savlon
2.4 Kosongkan kandung kemih dengan katheter.
2.5 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva
2.6 Letakkan satu tangan di atas duk pada perut ibu,di tepi atas
4
No. Dokumen
067/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2/3
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali
pusat.
2.7 Setelah uterus berkontraksi,tegangkan tali pusat kearah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang atas (dorso cranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversion uteri).Jika plasenta tidak lahir
setelah
30-40 detik ,hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di
atas.
2.8 Pengeluaran plasenta : Lakukan penegangan dan dorongan
dorso cranial hingga plasenta terlepas, penolong menarik
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso
cranial).Jika tali pusat bertambah panjang,pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta. Jika tali pusat tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat,beri dosis ulangan oksitosin 10
unit IM.
2.9 Saat plasenta muncul di introitus vagina,lahirkan plasenta
dengan kedua tangan.Pegang dan putar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan.
2.10 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,lakukan
masase uterus dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
2.11 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh tidak ada
yang tertinggal.
2.12 Ukur jumlah darah yang keluar
2.13 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
4
No. Dokumen
067/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 3/3
2.14 Bersihkan dan rapikan pasien.
2.15 Lakukan dekontaminasi alat dengan laruran presept
2.16 Ukur gejala cardinal dan mencatat
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
068/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
3
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
068/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
3
secara berkala.
Monitor tanda vital secara intensif selarna pertolongan
diberikan.
Massage uterus atau kompresi bimanual.
Pernberian uterotonika kalau perlu secara kontinyu melalui
drip, dengan 20 – 30 unit oksitosin dalam 1000 cc cairan
kristaloid dengan kecepatan 200 cc/jam. Quilliganm
enganjurkan pemberian oksitosin 10 – 20 unit RL 500
cc/jam disertai massase bimanual kemudian intermitten
fundal massase selama 10 – 20 menit dilakukan selama
beberapa jam sampai kontraksi uterus cukup keras tanpa
stimulus.
Apabila setelah pemberian oksitosin dalam 1000 cc cairan
tidak berhasil,dapat diberikan derifat ergot atau
prostagladin.
Penggunaan tampon uterus mungkin berhasil untuk
menghentikan perdarahan karena atonia yang gagal dengan
obat-obatan: Pemasangan tampon harus secara hati-hati dan
secara padat. Bahaya adalah memberi rasa aman yang
semu
sehingga menunda tindakan definitif yang perlu. Tampon
yang padat menyerap darah sampai 1000 cc. Untuk
mencegah infeksi sebaiknya diberikan antibiotika dan
diangkat dalam 24 jam.
Apabila usaha di atas juga gagal maka dapat
dipertimbangkan tindakan operatif yang ligasi arteri
hypogastrika pada wanita yang masih ingin anak
atau
histerektomi bila sudah tidak
menginginkan.
PENCEGAHAN PERDARAHAN DINI PASCA
PARTUM
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
068/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
069/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
069/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
(figure of eight).
Tingkat II :Sebelum dilakukan penjahitan pada robekan
perineum tingkat II maupun tingkat III, jika dijumpai
pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi, maka pinggir
yang bergerigi tersebut yang diratakan terlebih
dahulu,
kemudian di gunting. Setelah pinggir robekan rata,
baru dilakukan penjahitan luka robekan.
Mula mula otot dijahitdengan catgut, kemudian selaput
lendir vagina dijahit dengan catgut secara terputus-putus
atau jelujur, penjahitan selaput lendir vagina dimulai dari
puncak robekan. Terakhir kulit perineum dijahit dengan
benang sutera secara terputus-putus.
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin (VK)
4
PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
070/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
070/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
TUJUAN a. Mayor.
Kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus,
servik terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32
minggu, riwayat persalinan
b. Minor.
Penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam
pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat
pieolnefritis, meroko lebih dari 10 batang sehari, riwayat
abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I
Setiap lebih dari 2 mampu
petugas kali. memberikan asuhan pada ibu
hamil,
KEBIJAKAN bersalin, dan nifas (sesuai dengan Peraturan Direktur RS Helsa
Jatirahayu Nomor 092/PER/DIR/RSH/V/2018 tentang Pedoman
Pelayanan Maternal dan Perinatal)
PERSALINAN
PRETERM
4
PERSALINAN
No. PRETERM
Dok N H
me o. a
R l
071
/08 e a
vi
- PEMERIKSAAN m PENUNJANG :
si
15/ 1. USG untuk a
n mengetahui umur kehamilan, TBJ, air
SP
O/ 0ketuban, biofisik janin, dll.
PN 2. Pemeriksaan2 dalam (VT) secara berkala untuk
/R /
SH 2
mengetahui dilatasi servik.
/V/ 3. Pemeriksaan bakteri vagina.
201
8
PROSEDUR PENGELOLAAN :
1. Istirahat berbaring.
2. Deteksi dan pengelolaan terhadap faktor resiko
persalinan preterm.
PROSEDUR 3. Pemberian obat tokolitik sesuai petunjuk dokter.
CARA PERSALINAN :
1. Pervaginam.
Janin presentasi kepada bayi < 35 minggu dengan
episotomi lebar.
2. Bedah caesar :
• Janin sungsang.
• Fetal distress.
• Infeksi intra partum.
• Letak lintang, plasenta previa, dll.
1. Unit Gawat Darurat/ Ponek 24 jam
2. Unit Laboratorium
UNIT TERKAIT 3. Unit Kamar Operasi
4. Unit Ruang Ibu dan Bayi
5. Unit Ruang Bersalin
4
MANUAL PLASENTA DALAM KALA
URI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
072/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/3
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
072/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
072/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
073/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/4
EW4
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
Mangkuk (cup)
PROSEDUR Botol
Karet penghubung.
Rantai penghubung antara mangkuk dengan pemegang.
Pemegang (extraction bandle).
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
073/08-15/
00 2/4
SPO/PN/RSH/V/2018
Pompa penghisap (vakum pomp) II.
Indikasi
1. Ibu
a. Penyakit jantung
paru fibrotik.
2. Janin
3. Kontraindikasi
3.1. Ibu
3.2. Janin
Letak muka.
After coming head.
Janin preterm.
4. Syarat
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
073/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/4
pengejan.
III. Tehnik
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
073/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 4/4
tekanan
8. Mengedan sekuat dan selama mungkin. Tarik lipat lutut
dengan lipat siku agar tekanan abdomen menjadi lebih
efektif.
PENARIKAN
No. Dokumen
074/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1 /4
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
PROSEDUR :
Petugas mengetahui kriteria diagnosis ketuban pecah
dini sebagai berikut :
a. Umur kehamilan >20 minggu.
b. Keluar cairan dari vagina.
c. Pemeriksaan inspeculo : tampak cairan keluar dari OUE.
PROSEDUR
d. Test kertas nitrasin : terjadi perubahan warna menjadi
biru. e. Test ferning : positif.
FAKTOR ETIOLOGI :
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab
berpengaruh terjadinya
KPD yaitu :
4 PENGELOLAHAN PASIEN DENGAN KETUBAN
PECAH DINI (KPD)
No. Dokumen
074/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2 /4
a. Infe
ksi
b. Koitus.
c. Anomali janin.
d. Absormalitas struktur dan biokimia kulit
ketuban. e. Status sosial ekonomi yang rendah.
Diagnosa Banding :
a. Fistula vesico vaginalis dengan
kehamilan b. Stress incontinensis.
Pemeriksaan Penunjang :
a. Darah: jumlah leokosit > 15.000/mm3 kemungkinan
terjadi infeksi.
b. USG: membantu dan menentukan umur kehamilan,
letak dan berat janin, letak dan gradasi plasenta serta
jumlah airketuban
c. Kertas lakmus
PRA INTERAKSI :
1. Berikan penjelasan kepada keluarga atau pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Lakukan inform consent
3. Siapkan ruangan/kamar.
4. Siapkan alat.
5. Cuci tangan.
INTERAKSI :
4 PENGELOLAHAN PASIEN DENGAN KETUBAN
PECAH DINI (KPD)
No. Dokumen
074/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 3 /4
a. Pengelolaan KPD bergantung pada :
- Umur kehamilan
- Kesejahteraan dan maturitas paru-paru janin
- Presentasi janin
- Ada/ tidaknya infeksi pada ibu dan janin
- Ada/ tidaknya tanda-tanda inpartu
- Cervical rippeners (untuk kepentingan induksi)
b. Lakukan secara konservatif:
- Rawat rumah sakit
- Jika kulit ketuban pecah > 6jam, beri
antibiotik sesuai dengan prosedur pemberian
antibiotik kemoterapi obstetric dan ginekologi.
- Jika umur kehamilan > 32-34mg dirawat selama air
ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak
keluar lagi.
- Beri kortikosteroid selama 7 hari untuk
memacu kematangan paru-paru janin.
- Bila umur kehamilan 32-34 mg, air ketuban masih
keluar, pertimbangkan untuk dilakukan terminasi pada
umur kehamilan 35 minggu.
c. Lakukan secara aktif bila:
- Umur kehamilan > 37 minggu, dilakukan induksi
persalinan dan bila gagal dilakukan bedah caesar.
- Pada keadaan DKP/ letak lintang dilakukan sectio
caesarea.
- Didapatkan infeksi, diberikan antibiotik (sesuai
prosedur pemberian antibiotik kemoterapi obstetri
dan ginekologi) dan kehamilan di akhiri dengan :
Sectio caesarea bila bishop score < 5 atau pada
4 PENGELOLAHAN PASIEN DENGAN KETUBAN
PECAH DINI (KPD)
No. Dokumen
074/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 4 /4
keadaan infeksi yang berat.
Induksi persalinan bila bishop score > 5.
d. Perawatan RS : dilakukan sampai pengeluaran air
ketuban berhenti atau setelah perawatan tindakan terminasi
selesai.
TERMINASI :
1. Cuci tangan.
2. Catat tindakan dan hasilnya di Rekam Medis pasien.
No. Dokumen
075/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 1 /2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
1. Persiapan :
- Informed consent tentang indikasi, prosedur, resiko
No. Dokumen
075/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018 0 2 /2
- Obat premedikasi
- Kasa alcohol
- Baju operasi dan topi
- Tensisimeter, thermometer, fetal phone
- Set bayi, beserta infuse set, infus, abiocath
3. Penatalaksanaan :
1) Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2) Lakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan
- Darah rutin ( HB, Leukosit, Hematokrit, Trombosit
- BT,CT
- GDS
- CTG
- USG
3) Cuci tangan
4) Siapkan alat-alat ke dekat pasien
5) Pasang DC.
6) Lepaskan perhiasan, gigi palsu, hapus make up.
7) Lengkapi lembar persiapan pembedahan dan lembar
serah terima untuk diserahkan ke petugas kamar operasi.
8) Kirim pasien ke kamar operasi setelah ada panggilan dari
kamar operasi
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
076/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/3
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
076/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/3
kaki pucat : 1
Seluruh tubuh kemerahan : 2
Hasil penilaian = jumlah dari lima penilaian tersebut diatas
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
076/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/3
Tidak ada : 0
Frekuensi <100 : 1
Frekuensi >100 : 2
- Usaha Bernafas
Tidak ada : 0
Lambat, tak teratur : 1
Menangis kuat : 2
- Tonus otot
Tidak ada : 0
Extremitas dalam fleksi sedikit : 1
Pergerakan aktif : 2
Reflek selaput lender hidung
Tidak ada : 0
Meringis : 1
Bersin/batuk/menangis : 2
Warna kulit
Seluruh tubuh biru/pucat : 0
Tubuh kemerahan, tangan dan
kaki pucat : 1
Seluruh tubuh kemerahan : 2
Hasil penilaian = jumlah dari lima penilaian tersebut diatas
1. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT
2. Kamar operasi
4
PENGISIAN APGAR SCORE
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
077/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/1
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
Teknis menilai kondisi derajat asfiksia bayi baru lahir pada menit
PENGERTIAN
pertama dan kelima.
- Penentuan derajat asfiksia
TUJUAN
- Penentuan terapi, perawatan dan prognosis
Peraturan Direktur RS Helsa Jatirahayu Nomor
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
078/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
078/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
PENGERTIAN ketuban yang terhisap dengan bantuan alat penghisap lendir pada
bayi baru lahir.
Jalan nafas bayi bersih dan segera bernafas adekuat
TUJUAN
Peraturan Direktur RS Helsa Jatirahayu Nomor
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
079/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
kedalam bengkok
9. Merapikan bayi dan alat-alat
10. Membuang sampah pada tempatnuya (sampah medic)
11. Mendokumentasikan tindakan
1. Ruang Bersalin
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
080/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
17 Mei 2018
OPERASIONAL
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
PROSEDUR suction.
7. Nilai APGAR score menit pertama.
8. Dokumentasikan nilai APGAR
9. Atur posisi bayi sedemikian rupa sehingga jalan nafas bebas.
10. Keringkan badan bayi, singkirkan kain basah bekas
mengeringkan bayi
11. Dengar denyut jantung bayi :
Bila denyut jantung ≤ 100 x/menit, beri rangsang taktil
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
080/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
081/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/1
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
072/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
PENGERTIAN kulit dengan kulit (skin to skin kontak) segera setelah lahir,
setidaknya satu jam atau lebih sampai bayi menyusu sendiri.
1. Menyebabkan rahim berkontraksi membantu
mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
2. Merangsang hormone lain yang membuat ibu menjadi
TUJUAN
tenang, rileks, dan mencintai bayi lebih kuat.
3. Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI
matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
Penyelenggaraan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif
diatur
KEBIJAKAN dalam prosedur (sesuai dengan Peraturan Direktur RS Helsa
Jatirahayu Nomor 091/PER/DIR/RSH/V/2018 tentang Pedoman
IMD dan ASI Eksklusif)
Inisiasi Menyusui Dini Pada Partus Spontan :
1. Anjurkan SUAMI atau keluarga mendampingi ibu
dikamar bersalin.
2. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala,
kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix Mulut
PROSEDUR
dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, tengkurapkan bayi
di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu
dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti.
Bayi dapat diberi topi.
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
072/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
083/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
083/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
084/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
PENGERTIAN kulit bayi dengan kulit ibu (skin to skin kontak) segera
setelah lahir, setidaknya satu jam atau lebih sampai bayi menyusu
sendiri.
1. Menyebabkan rahim berkontraksi membantu
mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
2. Merangsang hormone lain yang membuat ibu menjadi
TUJUAN
tenang, rileks, dan mencintai bayi lebih kuat.
3. Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI
matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
Penyelenggaraan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif
diatur
KEBIJAKAN dalam prosedur (sesuai dengan Peraturan Direktur RS Helsa
Jatirahayu Nomor 091/PER/DIR/RSH/V/2018 tentang Pedoman
IMD dan ASI Eksklusif)
Inisiasi Menyusui Dini Pada Operasi Caesar :
1. Anjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu
dikamar pemulihan.
2. Letakkan bayi setelah lahir di meja resusitasi untuk
DINILAI, keringkan secepatnya terutama kepala tanpa
PROSEDUR
menghilangkan vernix ; kecuali tangannya. Dibersihkan
mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
3. Bedong bayi, bawa ke ibu. Perlihatkan
kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
4. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
084/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang
menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti.
Bayi diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi
mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
6. Biarkan kulit Bayi bersentuhan dengan kulit ibu
paling tidak selama satu jam, bila menyusui awal selesai
sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya
1 jam .
7. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu
ibu dgn mendekatkan bayi ke puting ibu tapi tidak
memasukkan puting ke mulut bayi.
8. Selesai menyusui awal, pisahkan bayi untuk diberi vit K.
9. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi,
diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan
anaknya saat di kamar perawatan ibu dan bayi
10. RAWAT GABUNG: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar,
bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam.Berikan ASI
saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis.
1. Unit Tidak
Rawat diberi
Inap Ibu dot
danatau empeng
Bayi,
2. Unit Gawat Darurat,
No.
Doku N H
n o a
Ditetapkan :
STANDAR . l
085/0 Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR R a
8-15/
OPERASIONAL e m
SPO/ 17 Mei 2018
PN/R v a
SH/V i n
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
/2018 s
i 1
Serangkaian proses / pelepasan jaringan yang melekat pada
dinding 0 4
PENGERTIAN kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen
(sendok kuret) ke dalam kavum uteri. Sendok kuret akan melepaskan
jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara sistematis.
Abortus Inkompletus.
Abortus septik.
TUJUAN
Hati-hati pada : abortus dengan cidera intra abdomen, abortus
mola, abortus terkomplikasi.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
085/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 2/4
INTERAKSI :
A. Persiapan sebelum tindakan.
Pasien :
- Dipasang infus dan bersihkan perut bagian bawah
dan lipat paha dengan air sabun.
- Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
kardio pulmoner.
- Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup
perut bawah.
Medikamentosa : Analgetika, Sedativa, Sulvas Atropin.
Larutan antiseptik.
Oksigen dengan regulator.
Instrumen :
- Cunam
tampon.
- Tenaculum atau klem ovarium.
- Speculum dan kateter
karet.
- Sendok kuret.
- Sondage uterine.
- Dilatator.
- Tabung 5ml.
Penolong
Baju kamar tindakan, masker, topi, alas kaki dan sarung
tangan steril.
Instrumen :
- Penampung darah dan jaringan.
- Mangkok
logam.
- Lampu sorot.
B. Pencegahan infeksi sebelum tindakan.
KURETASE
4
KURETASE
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
085/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 3/4
Tindakan :
Instruksi asisten untuk berikan sedatifa dan analgetik.
Lakukan kateterisasi kandung kemih.
Lakukan pemeriksaan ulang bimanual.
Bersihkan dan lakukan dekontaminasi.
Pakai sarung tangan yang steril.
Masukkan spekulum siris secara vertikal ke dalam vagina
setelah itu diputar ke bawah hingga posisi menjadi transversal.
Minta asisten untuk menahan spekulum tersebut.
Dengan sedikit menarik ke bawah, masukkan belah spekulum
atas secara vertikal kemudian putar dan tarik ke atas hingga
jelas terlihat serviks.
Minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisinya.
Bersihkan jaringan dan darah dalam vagina dan tentukan bagian
serviks yang akan dijepit (jam 11 dan 13).
Jepit serviks dan tenakulum pada tempat yang ditentukan.
Setelah penjepitan terpasang baik, keluarkan spekulum atas.
Lakukan pemeriksaan sondage kavum uteri untuk mengetahui ke
dalam dan lengkung uterus.
Pegang tenakulum dan masukkan abortus tang melalui serviks
dan keluarkan dulu jaringan yang tertahan pada kanalis
servikalis (jika ada).
Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk,
masukkan ujung sendok kuret melalui kanalis servikalis ke
dalam uterus hingga menyentuh fundus uteri (untuk mengukur
kedalaman).
Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah
jarum jam hingga bersih.
Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang
menggenangi lumen vagina.
4
No.
Doku N H
o
n Lepaskan a
. jepitan
l tenakulum pada serviks.
085/0
R
8-15/ Lepaskan a
speculum bawah.
e m
SPO/ Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium patologi
PN/R v a
anatomi.
i n
SH/V
s
C. Dekontaminasi.
/2018
i 4
D. Cuci tangan pasca /tindakan
0
E. Perawatan 4
pasca tindakan:
Periksa tanda-tanda vital, bersihkan instrumen dan lakukan
segera bila terjadi komplikasi.
Catat kondisi dan buat laporan tindakan.
Buat instruksi pengobatan lanjutan.
Beri tahu pada pasien dan keluarga, tindakan selesai dan
pasien masih perlu perawatan.
Jelaskan pada petugas tentang perawatan yang diperlukan
dan kondisi yang harus dilaporkan.
TERMINASI :
1. Cuci tangan.
2. Mencatat tindakan dan hasilnya di rekam medis pasien.
No.
Dok N H
me o. a
Ditetapkan :
STANDAR R l
086 Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR e a
/08
OPERASIONAL vi m
- 17 Mei 2018
15/ si a
SP n
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
O/ 0
PNKematian janin intra 1
/R / uterin (IUFD) adalah janin yang sejak di
4
PENGERTIAN SHdalam rahim sudah tidak menunjukan tanda-tanda kehidupan yang
/V/dapat diperoleh dengan alat bantu diagnostik.
201
8 Memberikan kepada petugas tentang langkah-langkah
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
086/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 2/4
Terdapat udara pada lapisan tengkorak atau “halo
sign” pada besar
PRA INTERAKSI :
1. Berikan penjelasan kepada keluarga atau pasien
tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Pasien menerima dan memberikan persetujuan
tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Siapkan ruangan atau penunggu dimohon keluar ruangan.
4. Dekatkan alat-alat kedekat pasien.
5. Cuci tangan.
INTERAKSI :
1. Periksa secara detail riwayat kehamilan,
riwayat penyakit, dan penanganannya.
2. Laksanankan observasi P-10.
3. Laksanankan pemeriksaan darah, ritun, dan gula
darah sewaktu.
4. Laksanankan pemeriksaan USG dan ECG.
5. Lakukan kolaborasi dengan dokter jaga atau spesialis
atau dokter spesialis.
6. Janin yang mati dalam rahim, sebelum segera
dikeluarkan secara:
• Lahir spontan.
• Induksi persalinan.
7. Cuci Tangan
Dilakukan tindakan :
- Dilatasi serviks dengan batang laminaria setelah dipasang
12-24 jam, kemudian dilepas dan dilanjutkan dengan
KEMATIAN JANIN INTRA UTERIN
(IUFD)
4
KEMATIAN JANIN INTRA UTERIN
(IUFD)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
086/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018
0 3/4
infus oksitosin sampai terjadi pengeluaran janin dan
plasenta.
- Dilatasi servuks dengan kateter folley :
Untuk umur kehamilan 24 minggu.
Kateter folley no.18 dimasukkan dalam kanalis
servikalis diluar kantong amnion.
Diisi 50cc aquadest steril.
Ujung kateter diikat dengan tali kemudian diberi
beban.
Dilanjutkan infus oksitosin 10 u dalam 500 D5 %
mulai 8 tetes/mnt dinaikan 4tetes tiap 15 mnt
sampai his adekuat
- Infus oksitosin :
Mulai bishopscore dulu (≥ 5 berarti berhasil).
Oksitosin 5-10 u dalam D5% 500cc dimulai 8 tetes
dinaikan 4 tetes/mnt setiap 15 menit
sampai his adekuat.
- Induksi prostaglandin atau misoprostol :
Pg e2 supp : 20mg diulang 4-5jam.
Misoprostol : 50 ugr pervaginam tiap 6 jam ( maximal
4x pemberian ).
Persalinan Buatan.
Tindakan untuk mengakhiri persalinan buatan
yang sedang berlangsung :
- Kuret vagina
- Bedah dekstruktif : kraniotomi, evisivasi, kleidotomi.
- Lewat abdomen :
Bedah caesar : bila ada induksi obstetri yang jelas.
Laparotomi : pada kasus ruptur uteri untuk
4
No.
Dok N H
me o. a
mengambil anak dilanjutkan histerektomi.
R l
086
/08 e a
vi
- Kemudian m
dilanjutkan petugas memberi
15/ si a
n
SPpenyuluhan pencegahan meliputi :
0
O/- Periksa hasil sekurang-kurangnya 4x : TM I 1X, TM II 1X,
PN 4
/R TM III 2X. /
SH- Keadaan yang 4 merupakan tindakan bahaya dan perlu
/V/
201 segera dilaporkan oleh ibu hamil, pendarahan keluar jalan
8 lahir, pembengkakan muka/kaki, sakit kepala berat,
kaku kuduk, penglihatan kabur, nyeri perut, muntah-
muntah, demam, keluar cairan banyak lewat jalan lahir, tidak
mersakan gerakan janin.
- Makan dengan nilai gizi baik.
TERMINASI :
1. Melaksanakan hasil kolaborasi.
2. Mencatat tindakan dan hasilnya di Rekam Medis pasien.
1. Unit Ruang Bersalin
2. Unit Ruang Keperawatan Ibu dan Bayi
3. Unit Gawat Darurat / Ponek 24 jam,
UNIT TERKAIT
4. Unit Laboratorium
5. Unit Kamar Operasi
6. Unit Rawat Jalan
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
(KET)
4
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
(KET)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
087/08-15/
STANDAR 0 1/2
Tanggal terbit DirekturDitetapkan
RS Helsa Jatirahayu
:
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
087/08-15/ ny
SPO /P ND/RidSaHp/aVt /m20a1s8a di eri tekan 2/2
f.e .Cavum
0 douglas menonjol
adneksa dan banding
3) Diagnosa
a. Abortus imminens
b. Apendicitis.
c. Radang panggul.
d. Neoplasma ovarii yang terinfeksi.
e. Torsi.
f. Ruptur tanpa kehamilan.
4) Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium darah
b. Tes kehamilan.
c. Kuldusintesis.
d. USG : adanya GS diluar kavum uteri dan di sertai
gambaran cairan bebas.
Setiap petugas berupaya untuk mengurangi morbiditas ibu hamil dan bayi
baru lahir (sesuai Peraturan Direktur RS Helsa Jatirahayu Nomor
KEBIJAKAN
092/PER/DIR/RSH/V/2018 tentang Pedoman Pelayanan Maternal dan
Perinatal)
1. Perbaiki keadaan umum dengan memberikan cairan dan
transfusi.
2. Operasi segera: bila diagnosa KET ditegakkan operasi dapat
dilakukan tergantung keadaan kurante operasi, berupa:
PROSEDUR
• Salphingektomi.
• Wedge resection pada cavum uteri.
• Ooforektomi, dll.
3. Persetujuan medis tertulis.
1. IGD/Ponek 24 jam, Laboratorium, Kamar Operasi dan Kamar
UNIT TERKAIT
Bersalin
PENATALAKSANAAN
ABORTUS
4
PENATALAKSANAAN
ABORTUS
No.
Doku N H
n o a
Ditetapkan :
STANDAR . l
088/0 Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR R a
8-15/
OPERASIONAL e m
SPO/ 17 Mei 2018
PN/R v a
SH/V i n
Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
/2018 s
i 1
Adalah suatu tindakan/ dalam pengelolaan pasien yang
mengalami
0 2
PENGERTIAN ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan pada umur kehamilan kurang dari atau sama dengan 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Memberikan pedoman kepada petugas tentang langkah-langkah
PROSEDUR
DIAGNOSIS BANDING :
1. Abortus imminens.
2. Abortus incipiens.
3. Abortus inkompletus.
4. Abortus habitualis.
5. Missed abortion.
6. Kehamilan ektopik yang terganggu.
PENATALAKSANAAN
ABORTUS
4
PENATALAKSANAAN
ABORTUS
No.
Doku N H
o
n 7. Mola a
hidatidosa.
. l
088/0
8-15/ R a
SPO/ e m
PEMERIKSAAN
v aPENUNJANG :
PN/R
i
SH/V 1. Test n
kehamilan.
s
/2018 2. Pemeriksaan Doppler / USG untuk menilai keadaan kehamilan
i 2
/ prognosisnya.
serta menentukan
0 2
3. Pemeriksaan faktor koagulasi (waktu perdarahan, waktu
pembekuan, dan kadar fibrinogen) pada kasus-kasus missed
abortion.
1. Ruang Bersalin
2. Poliklinik
UNIT TERKAIT
3. IGD/Ponek 24 jam
4. Laboratorium
PRE EKLAMPSI DAN
EKLAMPSI
4
PRE EKLAMPSI DAN
EKLAMPSI
No.
N H
Doku
o a
n Ditetapkan :
STANDAR
089/08-15/ . l
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR R a
SPO/
OPERASIONAL e m
PN/ 17 Mei 2018
v a
RSH
i n
/V/2 Dr. Dicky Yulius Pangkey, MARS
s
018
i 1
Suatu tindakan pengelolaan
/ pasien hamil dengan penyakit penyerta sbb:
0
1. Preeklampsi 8 timbulnya hipertensi disertai oedema dan
adalah
proteinuria akibat kehamilan setelah umur kehamilan ≥ 20
mgg
PENGERTIAN
atau segera setelah persalinan.
2. Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil dalam
persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang /
koma (kelainan tersebut bukan akibat kelainan neurologis)
yang sebelumnya
Memberikan ditandai dengan
langkah-langkah pada gejala pre-eklampsia.
petugas kesehatan tentang
No. Dokumen
089/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
0 2/8
T sistolik ≥ 160 mmhg, T diastolik ≥ 110.
Proteinuria > 5gr/24 jam atau +4 dalam
pemeriksaan kwantitatif.
Oliguria: produksi urin < 500 cc/24 jam yang
disertai dengan kenaikan kadar kreatin plasma.
Gangguan visus dan serebral.
Nyeri epigastrikan/nyeri pada kwadran kanan atas
abdomen.
Edema paru-paru dan sianosis.
Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat (PJT)
Adanya ”HELLP SINDROME” (Hemolysis, elevated
liver enzym, low platellet count). DD :
i. Hipertensi menahun.
ii. Kelainan ginjal.
iii. Epilepsi.
Pemeriksaan penunjang :
1. Darah lengkap.
2. Urine lengkap.
3. Asam urat darah.
4. Fungsi hati dan ginjal.
PRA INTERAKSI :
1. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga atau
pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien menerima dan memberikan persetujuan
tentang tindakan yang akan dilakukan
PRE EKLAMPSI DAN EKLAMPSI
4
No. Dokumen
089/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
0 3/8
3. Menyiapkan ruangan / penunggu dimohon keluar ruangan
4. Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
5. Cuci tangan
PRE EKLAMPSI :
a. PE ringan: istirahat dan sedatif.
Rawat jalan :
Istirahat banyak
Diet cukup protein, rendah karbohirat, lemak dan
garam.
Berikan sedative ringan: fenobarbital 3 x 30 mg
selama 7 hari atau diazepam 3 x 2 mg selama 7 hari.
Roborantia.
Kunjungan ulang tiap 1 minggu.
Rawat inap bila :
Pada kehamilan preterm (< 37 mg). Bila tensi
mencapai normal selama perawatan.
1) Maka persalinan ditunggu sampai aterm.
2) Bila tensi turun belum mencapai nomal
maka diakhiri pada kehamilan > 37 mg.
3) Pada umur kehamilan > 37 mg persalinan
ditunggu spontan atau dipertimbangkan untuk
dilakukan induksi persalinan.
b. PE berat : beri anti hipertensi dan anti kejang. Rawat segera
dan tentukan jenis perawatan/tindakan :
1. Aktif : kehamilan segera diakhiri bersama dengan
pemberian pengobatan medisinalis.
Induksi
Ibu.
- Kehamilan >37 mg.
PRE EKLAMPSI DAN EKLAMPSI
4
No. Dokumen
089/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
0 4/8
- Adanya gejala/tanda eklampsia.
- Kegagalan terapi pada perawatan konservatif yaitu :
a. Dalam waktu setelah 6 jam sejak dimulainya
pengobatan medisinalis terjadi kenaikan tensi.
b. Setelah 24 jam sejak dimulainya pengobatan
medisinalis tak ada perubahan.
Anak.
- Adanya tanda-tanda fetal distress.
- Adanya tanda-tanda IUGR (PJT).
- Hasil pemeriksaan Laboratorium ditemukan adanya
”HELLP SINDROME”.
2. Pengobatan medisinalis :
Segera dirawat di RS.
Istirahat berbaring kesatu sisi (kiri).
Infus RL 500cc (60-125cc/jam).
Beri antasida.
Diet cukup protein, rendah KH, lemak dan garam.
Beri obat anti kejang (Mg SO4) bila syarat terpenuhi
- Loading dose : 4 gr MgSO4 40%dalam 100 cc
Nacl habis dalam 30 menit ( 73 tts/menit )
- Maintance dose : 6 gr MgSO4 40% dalam 500 cc
RL selama 6 jam( 28 tetes / menit )
- Bila ada kejang ulangan berikan 2gr MgSO4 40% IV
( berikan 5 cc MgSO4 40% di encerkan dengan 5 cc
aquabidest).berikan selama 2 - 5 menit
Beri diuretik bila ada tanda-tanda :
- Edema paru-paru.
- Payah jantung kongestif.
- Edema
anasarka.
PRE EKLAMPSI DAN EKLAMPSI
4
No. Dokumen
089/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
0 5/8
Anti hipertensi diberikan bila :
- T sistolik ≥ 180 mmhg dan T sistolik ≥ 110 mmhg.
- Clonidin 0,15mg/cc dilarutkan dalam 10cc larutan
garam fisiologis -> disuntikkan 5cc IV pelan-pelan
bila ada penurunan maka diberikan lagi 5cc IV
pelan-pelan dalam 5menit, diberikan tiap 4 jam T
diastolik menjadi normaltensi.
- Kardiotonik : bila ada tanda-tanda payah jantung,
perawatan dilakukan bersama dengan penyakit
dalam.
- Obat-obatan lain
:
a. Antiptoretika: bila suhu rektal > 38,5c dan
dibantu kompres dingin.
b. Antibiotika: diberikan atas
indikasi. c. Analgetik: bila ada nyeri.
No. Dokumen
089/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
0 6/8
belum lengkap dilakukan SC.
Kala II: persalinan pervaginam dengan
buatan.
4. Konservatif : kehamilan tetap dipertahankan
bersamaan dengan pemberian pengobatan medisinal.
Indikasi.
- Kehamilan preterm (<37 minggu) tanpa disertai
dengan tanda-tanda impending eklamsia dan
keadaan janin baik.
Pengobatan medisinal
- Sama dengan pengobatan mediasal pada
pengelolaan aktif.
Pengobatan obstetri.
- Selama perawatan konservatif, observasi
dan evaluasi sama seperti perawatan aktif tapi tidak
ada terminasi.
- mgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-
tanda preeklamsi ringan, selambat-lambatnya dalam
waktu 24 jam.
- Bila dalam 24 jam tidak ada perbaikan keadaan ini
dianggap sebagai kegagalan terapi medisinal dan
harus segera diterminasi.
EKLAMPSIA :
a. Pengobatan medisinal
Beri obat anti kejang (Mg SO4) bila syarat terpenuhi
- Loading dose : 4 gr MgSO4 40%dalam 100 cc
Nacl habis dalam 30 menit ( 73 tts/menit )
- Maintance dose : 6 gr MgSO4 40% dalam 500 cc
RL selama 6 jam( 28 tetes / menit )
PRE EKLAMPSI DAN
EKLAMPSI
4
PRE EKLAMPSI DAN
EKLAMPSI
No. Dokumen
089/08-15/ No. Revisi Halaman
SPO/PN/RSH/V/2018
0 7/8
- Bila ada kejang ulangan berikan 2gr MgSO4 40% IV
( berikan 5 cc MgSO4 40% di encerkan dengan 5 cc
aquabidest).berikan selama 2 - 5 menit
Bila masih kejang, maka 20 menit setelah pemberian anti
kejang terakhir diberikan amobarbital 3-5mg/kg BB/IV
pelan.
Monitoring tanda-tanda keracunan MgSO4.
Obat-obat supportif: sama dengan obat-obat preeklamsi
berat.
Perawatan pada serangan kejang :
- Dirawat di kamar isolasi yang cukup terang.
- Masukkan sudip lidah ke mulut penderita.
- Kepala direndahkan, orofaring dihisap dengan
alat penghisap.
- Fiksasi badan pada tempat tidur, harus cukup
kendor untuk mencegah terjadinya fraktur.
Perawatan penderita dengan koma :
- Monitoring kesadaran dan dalamnya koma
dengan menggunakan ”Glasgow Pittsborgh Coma
Scale”.
- Cegah dikubitus dan pemberian makanan per sonde
(pada koma yang lama).
b. Pengobatan obstetri.
Sikap dasar.
Prinsip semua kehamilan dengan eklampsia harus
diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan
janin.
Bila diakhiri, sikap dasar : bila sudah terjadi stabilitas
(pemulihan ) hemodinamik dan metabolisme ibu yaitu 4-8
jam setelah salah satu/lebih keadaan dibawah ini :
- Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
4
No.
N H
Doku
o a
n - Setelah kejang terakhir.
089/08-15/ . l
R - a pemberian obat anti hipertensi terakhir.
Setelah
SPO/
e m
PN/ - Penderita mulai sadar ( responsif dan orientasi ).
v a
RSH
i - Caran terminasi kehamilan : sama dengan pre eklampsia
/V/2
s
018 berat.
i 8
/
0 8
c. Penyulit.
Gagal ginjal.
Gagal jantung.
Oedema paru-paru.
Kelainan pembekuan darah.
Perdarahan otak.
Kematian janin.
TERMINASI
1. Laksanakan hasil kolaborasi.
2. Catat tindakan dan hasilnya di Rekam medis pasien.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
090/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/3
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
090/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/3
Prosedur
1. Pasien tidur terlentang di atas meja operasi dengan
anestesi umum.
2. Dilakukan pemasangan dower kateter
3. Dilakukan asepsis dan antisepsis pada regio genitalia
eksterna dan interna serta regio abdomen dengan betadine,
lapangan operasi dipersempit dengan doek steril.
4. Dilakukan insisi pfannestiel di lipatan kulit regio bawah
atau mediana ± 10 cm, insisi diperdalam berturut-turut dari
subkutis, fascia, m.rectus abdominis lalu disisihkan secara
tumpul ke lateral, perdarahan yang terjadi dirawat.
5. Peritoneum dibuka ke arah atas dan bawah, sehingga
tampak uterus
6. Dilakukan penjepitan, pemotongan, pengikatan ligamen
rotundum kanan dan kiri.
7. Plika vasika uterina dibebaskan
8. Dilakukan pemotongan, pengikatan ligamentum kardinal
kanan dan kiri.
9. Dilakukan penjepitan, pemotongan, pengikatan
ligamentum sakro uterina kanan dan kiri
10. Dilakukan pengikatan ligamentum rotundum dengan
puncak vagina dilanjutkan penjahitan puncak vagina secara
jelujur melintang.
11. Dilakukan reperitonealisasi plika vesika uterina
12. Dilakukan eksplorasi rongga abdomen
13. Setelah yakin tidak ada perdarahan dilakukan penutupan
rongga abdomen lapis demi lapis
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
090/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 3/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
091/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/3
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
091/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/3
4
PENANGGULANGAN PASIEN RESIKO
TINGGI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
092/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
PENGERTIAN yang masuk kategori KRT (Kehamilan Resiko Tinggi) baik pasien
dari dalam yang statusnya sudah ada cap KRT maupun pasien dari
luar
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
092/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
dihadapi
7. Bila diperlukan didatangkan dokter ahli perinatologi
untuk membantu pertolongan bayi
1. Ruang bersalin
2. IGD / Ponek 24 jam
UNIT TERKAIT
3. Ruang Rawat Ibu dan Bayi
4. Laboratorium
4
EKSTRAKSI FORCEP
00 1/3
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
03 Agustus 2018
00 2/3
00 3/3
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
093/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
093/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
4. Poliklinik
4
PELAYANAN PASIEN RUJUKAN IBU HAMIL
RESIKO TINGGI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
094/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
4
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
PRA INTERAKSI :
1. Berikan penjelasan kepada keluarga atau pasien
tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Keluarga pasien/pasien menerima dan memberikan
persetujuan tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Siapkan ruangan/kamar.
4. Siapkan alat.
PROSEDUR 5. Cuci tangan.
INTERAKSI :
1. Semua pasien rujukan kasus kebidanan yang dikirim
ke RS Helsa mendaftarkan diri, nama, alamat,
umur dll ke bagian pendaftaran untuk dicatat
identitasnya di kartu CM (Catatan Medis).
4
PELAYANAN PASIEN RUJUKAN IBU HAMIL
RESIKO TINGGI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
094/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
4
Untuk pasien kasus kebidanan yang memerlukan rawat
jalan, maka pasien tersebut dibawa ke ruang poli
kebidanan dan kandungan untuk dilakukan pemeriksasan
oleh dokter spesialis obstetri ginekologi. Di poli
kebidanan dan kandungan pasien dilakukan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan ( misal
laboratorium, USG)
2. Bila membawa hasil dari luar, maka hasil pemeriksaan
tersebut oleh pasien dibawa ke ruang poli kebidanan dan
kandungan dan diserahkan kepada dokter ahli yang
memeriksanya.
3. Pasien diberi obat dan diberi pesan-pesan khusus oleh
dokter ahli (SpOg) untuk kembali periksa ulang sesuai
sarannya, kemudian pasien bisa pulang. Karena hasil
pemeriksaan yang diperlukan tersebut ada kelainan, maka
dokter ahli menyarankan untuk di lakukan rawat inap guna
pemantauan lebih lanjut di ruangan.
4. Pasien yang akan di rawat inap di antar oleh petugas
kebagian admisi untuk melengkapi status/catatan medisnya
kemudian selanjutnya di antar ke ruangan kebidanan dan
kandungan.
5. Setelah diruangan pasien dilakukan pemeriksaan lanjut dan
pemeriksaan penunjang lainnya yang diperlukan.
6. Bila ternyata dokter ahli (SpOg) melakukan sesuatu
tindakan, maka pasien dikirim keruang tindakan (VK).
7. Setelah pasien selesai dilakukan tindakan maka pasien
dikembalikan ke ruangan tempat semula.
4
PELAYANAN PASIEN RUJUKAN IBU HAMIL
RESIKO TINGGI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
094/08-15/
00 3/
SPO/PN/RSH/V/2018
4
8. Pasien menjalani perawatan diruangan dan bila oleh dokter
ahli (SpOg) diperbolehkan pulang maka keluarga
pasien memberesi biaya administrasi selama perawatan ke
kasir
9. Semua sudah beres pasien boleh pulang dengan
diberi penjelasan mengenai kontrol/pemeriksaan
ulangnya (hari, tanggal/waktu dan jam).
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
094/08-15/
00 4/
SPO/PN/RSH/V/2018
ulangnya (hari, waktu/tanggal dan jam). 4
4
PELAYANAN PASIEN RUJUKAN IBU HAMIL
RESIKO TINGGI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
094/08-15/
00 5/
SPO/PN/RSH/V/2018
4
TERMINASI :
1. Cuci tangan.
Ruang Bersalin
Ruang Rawat Ibu dan Bayi
Poliklinik
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat/ Ponek 24 jam
Kamar Operasi
Laboratorium
4
PERSIAPAN PELAKSANAAN OPERASI SECTIO
CAESARIA
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
095/08-15/
00 1/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
095/08-15/
00 2/
SPO/PN/RSH/V/2018
2
CTG (Cardio Toco Graphy)
EKG (Electro Cardio Graphy)
USG (Ultra Sono Graphy)
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
096/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
097/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal terbit Direktur RS Helsa Jatirahayu
PROSEDUR
OPERASIONAL
17 Mei 2018
Persiapan
1. Informed consent mengenai indikasi, prosedur
singkat, resiko yang mungkin timbul dan komplikasi
2. Pemasangan IV line
3. Pemeriksaan laboratorium darah Hb, Leu, HT,
Trombosit, BT,CT dan GDS
4. Mencukur rambut pubis
PROSEDUR
5. Pemasangan foley catheter dikamar operasi, pada FEB
pemasangan foley catheter di ruang bersalin
Prosedur
1. Pasien berbaring terlentang dengan analgesi spinal
2. Dilakukan asepsis dan antisepsis pada lapangan operasi
dan area steril dipersempit dengan duk steril
4
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
097/08-15/
SPO/PN/RSH/V/2018 00 2/2
1. Kamar operasi