TanggalTerbit : Ditetapkan STANDAR Direktur Utama RS Trimitra PROSEDUR OPERASIONAL
Dr. Ema Sumarsah.M.Kes
Vaksin adalah produk biologis yang sangat mudah rusak dan PENGERTIAN kehilangan potensi bila tidak dikelola dengan benar. Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan TUJUAN Penanganan Vaksin.
SK direktur No ........................ KEBIJAKAN
REFERESI Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi. Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012 1. Penyimpanan Vaksin PROSEDUR a) Semua vaksin disimpan pada suhu 2 s/d 8 C b) Letakkan cool pack di bagian bawah lemari es sebagai penahan dingin dan menjaga kestabilan suhu. c) Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1- 2 cm atau satu jari tangan d) Vaksin HS (BCG, Campak, Polio) diletakkan dekat dengan evaporator. e) Vaksin FS (Hep. B, DPT/HB/Hib, DT, Td, TT dan IPV) diletakkan jauh dengan evaporator. f) Vaksin dalam lemari es harus diletakkan dalam kotak vaksin 2. Penanganan Vaksin di Unit Pelayanan Tempat pelayanan imunisasi baik di komponen statis maupun di posyandu adalah merupakan mata rantai paling akhir dari system rantai vaksin. Oleh karena itu perlakuan vaksin di unit ini sangat penting. a) Di puskesmas dan unit pelayanan statis lainnya (RS, Klinik Bersalin, Dokter/Bidan Praktek Swasta). 1) Vaksin disimpan dalam vaccine carrier yang diberi kotak dingin cair. 2) Letakkan vaccine carrier di meja yang tidak terkena sinar matahari langsung. 3) Dalam penggunaan, letakkan vaksin diatas spon/busa yang berada di dalam vaccine carrier. 4) Di dalam vaccine carrier tidak boleh ada air yang merendam vaksin. Ini untuk mencegah kontaminasi vaksin dari bakteri lain.
b) Di Posyandu dan komponen lapangan lainnya.
Pada prinsipnya sama seperti di komponen statis, dan intinya vaksin tetap berada pada suhu 2 C s/d 8 C. beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1) Sepulang darti lapangan, sisa vaksin yang belum dibuka diberi tanda khusus untuk didahulukan penggunaannya pada jadwal pelayanan berikutnya selama VVM nya masih baik. 1. Semua sisa vaksin yang sudah dibuka pada kegiatan lapangan misalnya pada posyandu, sekolah, atau pelayanan di luar gedung lainnya tidak boleh digunakan lagi.