Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
SURAT KEPUTUSAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup........................................................................................................... 1
C. Batasan Operasional................................................................................................... 1
D. Landasan Hukum....................................................................................................... 2

BAB II : STANDAR KETENAGAAN............................................................................... 3


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia............................................................................ 3
B. Distribusi Ketenagaan................................................................................................ 3
C. Pengaturan Dinas....................................................................................................... 3

BAB III : STANDAR FASILITAS..................................................................................... 4


A. Denah Ruangan.......................................................................................................... 4
B. Standar Fasilitas......................................................................................................... 4

BAB IV : TATA LAKSANAN PELAYANAN.................................................................. 8


A. Persiapan Lingkungan Kamar Operasi ...................................................................... 8
B. Syarat-syarat bekerja di Ruangan Operasi ................................................................. 8
C. Lalu Lintas di Lingkungan Kamar Operasi ............................................................... 9
D. Tata Laksana pembedahan pada Penderita HIV dan Hepatitis B dan C .......... 10
E. Tata Laksana di Ruang Sadar Pulih .......................................................................... 10

BAB V : LOGISTIK............................................................................................................ 12
BAB VI : KESELAMATAN PASIEN................................................................................ 13
BAB VII : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA............................................. 15
BAB VIII: PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU .................................... 16
BAB IX : PENUTUP ......................................................................................................... 17

ii
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA
Ijin Walikota Bima Nomor : 201 Tahun 2014
Alamat : Jalan Gajah Mada Telp. (0374) 42100 Kelurahan Monggonao
Kecamatan Mpunda Kota Bima NTB
E-mail : rspkubima@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA
Nomor : 107/KEP/RSPKUM/I/V/2018
Tentang ;

PEDOMAN PELAYANAN KAMAR OPERASI


RUMAH SAKIT PKU MUHAMADIYAH BIMA
Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima setelah:

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan pasien, maka


diperlukan adanya Pedoman Pelayanan Kamar Operasi di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Bima.
b. Bahwa sesuai butir (a) diatas perlu menetapkan Keputusan Direktur
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima tentang Pedoman
Pelayanan Kamar Operasi.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/MENKES/PER/I/2010 tentang perijinan Rumah Sakit
4. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor/419/Menkes/Per/x/2005 tentang praktek dokter dan dokter
gigi
5. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor/290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan
kedokteran.
6. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia 49 tahun 2013
Tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun
2017, tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
8. Statute Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima
9. SK PDM Kota Bima Nomor : 123/KEP/III.0/H/2019 tentang
Pengangkatan dan Penetapan dr. H. Muhamad Ali, Sp.
PD,FINASIM sebagai Direktur RS PKU Muhammadiyah Bima
masa jabatan 2019 - 2023

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Pedoman Pelayanan Kamar Operasi di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bima.
Pertama : Pedoman Pelayanan Kamar Operasi dimaksudkan sebagaimana
tercantum dalam Pedoman di Keputusan ini.
Kedua : Pelaksanaan Pedoman Pelayanan Kamar Operasi dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pasien sesuai standar dalam pelayanan sedasi,
anestesi, sebagaimana dimaksud dalam Diktum kesatu
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannya. Apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, maka
akan diadakan perbaikan dan perubahan seperlunya.

Ditetapkan di : Kota Bima


Tanggal : 09 Ramadhan 1439 H
25 Mei 2018 M

RS PKU Muhammadiyah Bima.

dr. H. Muhamad Ali, Sp.PD,FINASIM


Direktur
Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Bima
Nomor : 107/KEP/RSPKUM/I/V/2018
Tentang : Kebijakan Pedoman Pelayanan Kamar Operasi

KEBIJAKAN PELAYANAN KAMAR OPERASI


RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA

1. Kepada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilaksanan
informed consent dalam mendapatkan persetujuan tertulis
2. Pelayanan di Instalasi Kamar Operasi harus selalu mengacu pada prinsip
pengendalian dan pencegahan infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
3. Pada setiap saat tiba di Instalasi kamar Operasi harus dilakukan pemeriksaan
identifikasi meliputi :
a. Identitas pasien
b. Jenis operasi
c. Lokasi yang akan dioperasi
d. Persetujuan tertulis
4. Setiap perluasan operasi harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
keluarga/penanggung jawab pasien.
5. Bila terjadi bencana/hospital disaster plan, kamar operasi siap untuk berperan di
dalam penanggulangannya.
6. Instalasi kamar Operasi wajib membuat jadwal operasi, baik elektif maupun cito,
dan segera menyampaikan informasi kepada pasien atau
keluarganya/penanggungjawabnya bila ada penundaan atau perubahan jadwal
operasi.
7. Pelayanan anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) harus memberikan
tindakan medis yang aman, efektif, berperikemanusiaan dan memuaskan bagi pasien
berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir dan teknologi tepat guna dengan
mendayagunakan SDM berkompeten dan profeisonal, menggunakan peralatan dan
obat-obatan yang sesuai standar, pedoman dan rekomendasi profesi anastesiologi
8. Tim pengelola pelayanan anastesi yang bersumber dari luar Rumah Sakit harus
diseleksi berdasarkan persetujuan rekomendasi Direktur Rumsh Sakit dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
9. Dokter anastesi wajib membuat laporan anastesi pada rekam medis pasien
10. Selama tindakan anastesi sampai dengan periode pemulihan pasca operasi dilakukan
tindakan monitoring status fisiologi yang sesuai dengan anastesi yang digunakan dan
kondisi pasien
11. Setiap dokter setelah selesai tindakan operasi wajib membuat laporan tertulis
tindakan operasi yang minimum termuat :
a. Diagnosa pasien operasi
b. Nama dokter bedah dan asisten
c. Nama prosedur
d. Spesimen bedah untuk pemeriksaan
e. Tanggal, waktu dan tanda tangan dokter yang bertanggungjawab

Ditetapkan di : Kota Bima


Tanggal : 09 Ramadhan 1439 H
25 Mei 2018 M

RS PKU Muhammadiyah Bima.

dr. H. Muhamad Ali, Sp.PD,FINASIM


Direktur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah proses yang umum dan
kompleks di rumah sakit. Tindakan-tindakan ini membutuhkan asesmen pasien yang
lengkap dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien yang
berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan berkelanjutan, rehabilitasi,
akhirnya transfer maupun pemulangan (discharge).
Pelayanan bedah di Instalasi Kamar Operasi RS PKU Muhammadiyah Bima harus
terencana dan terdokumentasikan berdasarkan hasil assesmen. Karena tindakan
pembedahan membawa risiko dengan tingkatan tinggi, maka penggunaannya haruslah
direncanakan secara seksama. Asesmen pasien adalah dasar untuk memilih prosedur yang
tepat. Assesmen memberikan informasi penting terhadap pemilihan prosedur yang tepat
dan waktu yang optimal, terlaksananya prosedur secara yang aman, menginterpretasikan
temuan dalam monitoring pasien. Pemilihan prosedur tergantung pada riwayat pasien,
status fisik, dan data diagnostik termasuk risiko dan manfaat prosedur bagi pasien.
Pemilihan prosedur mempertimbangkan informasi dari asesmen saat masuk rawat inap, tes
diagnostik, dan sumber lain yang tersedia.
Proses asesmen dapat dijalankan dalam kerangka waktu yang lebih singkat bilamana
pasien secara darurat membutuhkan pembedahan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
edukasi dan diskusi dengan pasien dan keluarganya atau orang yang berwenang membuat
keputusan bagi pasien. Pasien dan keluarga atau para pembuat keputusan menerima
informasi yang adekuat untuk berpartisipasi dalam keputusan pemberian pelayanan dan
memberikan persetujuan (informed consent) yang berisi risiko dari prosedur yang
direncanakan, manfaat prosedur yang direncanakan, komplikasi yang potensial terjadi,
alternatif tindakan pembedahan dan nonbedah yang tersedia untuk merawat.

B. Tujuan

Dengan dibuatnya pedoman pengorganisasian Instalasi Kamar Operasi bertujuan :


1. Sebagai pedornan dan panduan dalam menggerakkan organisasi Instalasi Kamar Operasi
dalam rangka memberikan pelayanan medis kepada pasien.
2. Sebagai acuan jajaran yang berada di Instalasi Kamar Operasi dalarn melaksanakan
program kerja dan kegiatan sehari hari.
3. Untuk memberikan arah dalam memberikan pelayanan medis yang bermutu dan
berkualitas.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 1


C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pelayanan Kamar Operasi adalah Pelayanan Operasi yang di laksanakan di
Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima.
1. Bedah umum
2. Bedah obgyn
3. Bedah mata

D. Batasan Operasional
1. Bedah
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap
kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi
dengan tangan. Hal ini memiliki sinonim yang sama dengan kata “Chirurgia” (dibaca:
KI-RUR-JIA). Dalam bahasa Yunani “Cheir” artinya tangan; dan “ergon” artinya
kerja.
Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk mengobati
kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan
sederhana (Potter, 2006)
Perkembangan baru juga terjadi pada pengaturan tempat untuk dilaksanakan
prosedur operasi. Bedah sehari (ambulatory surgery), kadangkala disebut pembedahan
tanpa rawat inap (outpatient surgery) atau pembedahan sehari (one-day surgery).
2. Jenis Pembedahan
a. Bedah Minor
Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan secara
sederhana, tidak memiliki risiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan
bantuan asisten untuk melakukannya, seperti: membuka abses superficial,
pembersihan luka, inokulasi, superfisial neuroktomi dan tenotomi
b. Bedah Mayor
Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif lebih sulit untuk
dilakukan daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan risiko
terhadap nyawa pasien, dan memerlukan bantuan asisten, seperti: bedah caesar,
mammektomi, bedah torak, bedah otak.
c. Bedah Antiseptik
Bedah antiseptik merupakan pembedahan yang berhubungan terhadap penggunaan
agen antiseptik untuk mengontrol kontaminasi bakterial.
d. Bedah konservatif
Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana dilakukan berbagai cara untuk
melakukan perbaikan terhadap bagian tubuh yang diasumsikan tidak dapat

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 2


mengalami perbaikan, daripada melakukan amputasi, seperti: koreksi dan
imobilisasi dari fraktur pada kaki daripada melakukan amputasi terhadap kaki.
e. Bedah Radikal
Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau sumber dari
penyakit tersebut dibuang, seperti: pembedahan radikal untuk neoplasma,
pembedahan radikal untuk hernia.
f. Pembedahan Rekonstruktif
Pembedahan rekonstruktif merupakan pembedahan yang dilakukan untuk
melakukan koreksi terhadap pembedahan yang telah dilakukan pada deformitas atau
malformasi, seperti: tendon yang mengalami kontraksi.

E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bima sesuai dengan:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796 Tahun 2011
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796 /Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES /PER/III/2011
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di
Rumah Sakit;

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 3


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Kualifikasi Tenaga Di Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bima
Dokter Bedah Instalasi Kamar Operasi menggunakan jasa Pelayanan dokter tamu
(dokter spesialis bedah)
2. Kualifikasi Tenaga Perawat Instalasi Kamar Operasi RS PKU Muhammadiyah Bima
a. Perawat instalasi kamar Operasi memiliki: Basic Cardiac Life Support (BCLS).
b. Mempunyai sertifikat Pelatihan dasar instrumen.
c. Perawat Ruang Pulih Sadar memiliki sertifikat Basic Cardiac Life Support (BCLS)

B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan bedah perlu menyediakan sumber daya manusia yang kompeten, cekatan
dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga dapat
memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien. Atas dasar tersebut di atas, maka
perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan mendayagunakan sumber-sumber yang
ada. Untuk menunjang pelayanan bedah di instalasi kamar operasi, maka dibutuhkan
tenaga dokter, perawat yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai.

C. Pengaturan Dinas
Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat untuk
melaksanakan tugas pelayanan di instalasi kamar operasi sehingga semua kegiatan
pelayanan bedah dapat terkoordinir dengan baik. Pengaturan dinas dibuat 2 shift dalam 24
jam yaitu:
- Dinas Sore Jam 14.00 sampai dengan Jam 21.00.
- On Call Jam 21.00 sampai dengan Jam 07.00.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 4


BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas
Pembatasan :
1. Zona 1
Pakaian dari luar Instalasi Kamar Operasi boleh dipakai.
2. Zona 2
Pakaian luar Instalasi Kamar Operasi masih boleh dipakai.
3. Zona 3
Petugas Instalasi Kamar Operasi wajib menggunakan pakaian khusuS
4. Zona 4
Tim Instalasi Kamar Operasi wajib memakai jas operasi.
Prinsip-prinsip fasilitas yang harus dipenuhi di kamar operasi antara lain:

a. Pembagian Daerah-daerah di Kamar Operasi


1. Daerah Bebas
Daerah bebas merupakan daerah dimana pengunjung tidak diizinkan masuk, dan
petugas harus melepas alas kaki.
2. Daerah Bersih
a. Koridor transfer pasien
b. Kamar ganti pakaian dokter
c. Kamar ganti perawat

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 5


d. Kamar persiapan dan pemulihan pasien
3. Area Semirestriktik (koridor)
Area semirestitik adalah daerah dimana pengunjung dan petugas harus melepaskan
alas kaki.
4. Area restriktik (kamar operasi dan koridor kamar operasi)
Area restritik adalah daerah dimana pengunjung tidak diizinkan masuk, petugas
harus memakai perlengkapan khusu (topi, masker, alas kaki, pakaian khusus) harus
ganti pakaian, tidak boleh rangkap.

b. Pembagian Daerah di Sekitar Kamar Operasi


1. Daerah Publik
Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus. Misalnya:
kamar tunggu kamar operasi.
2. Daerah Semi Publik
Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu petugas. Pada
daerah ini biasanya diberi tulisan “DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS”
dan sudah ada pembatasan tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas
(pakaian khusus kamar operasi) serta penggunaan alas kaki khusus di dalam.
3. Daerah Aseptik
Daerah aseptik merupakan daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki
oleh orang yang langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan, umumnya
daerah yang harus dijaga kesucihamaannya. Daerah aseptik dibagi menjadi 3
bagian, yaitu:
-Daerah aseptik 0, yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya
pembedahan.
-Daerah aseptik 1, yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk atau kain steril,
tempat instrumen dan tempat perawat instrumen mengatur dan mempersiapkan
alat.
-Daerah aseptik 2, yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk.

c. Bagian-bagian Kamar Operasi


Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang, baik itu di dalam kamar operasi maupun di
lingkungan kamar operasi:
1. Ruang Penerimaan Pasien
Ruang Penerimaan Pasien adalah ruang serah terima pre operasi Instalasi Kamar
Operasi yang dilengkapi dengan brankar, lemari tempat pakaian Instalasi Kamar
Operasi bagi pasien yang akan menjalani operasi, dilengkapi ruang ganti pasien
One Day Care (ODC), lemari terkunci untuk penyimpanan pakaian dan barang
berharga milik pasien.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 6


2. Ruang Induksi dan Premedikasi
Ruang induksi dan premedikasi adalah ruang dimana pasien dari ruang penerimaan
dibawa ke ruang induksi untuk dilakukan premedikasi, tersedia oksigen.
3. Ruang Operasi
Ruang operasi dilengkapi meja operasi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan,
duduk atau setengah duduk, V atau V terbalik) secara manual. Ruang operasi
dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian-bagian operasi,
menggunakan oksigen, suction, mesin anestesi, monitor ECG yang bisa terlihat
tekanan darah, rekam jantung, nadi, saturasi oksigen. Alat kauter, tersedianya alat
kesehatan dan obat-obatan dan jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi,
yang tersedia dalam troli emergensi. Kamar Operasi digunakan untuk operasi
biasa, operasiyang bersifat bersih.
4. Ruang Penyimpan Alat Steril
a. Lemari linen dan instrumen steril
Tersedia lemari untuk penyimpanan alat instrumen dan linen sudah steril
terbungkus yang siap pakai disimpan di lemari masing-masing.
b. Lemari linen non steril
Tersedia juga lemari untuk penyimpanan linen biasa, seperti baju petugas
instalasi kamar operasi, stik laken, selimut dan untuk kebutuhan linen lainnya.
c. Ruang Penyimpanan Alat Kesehatan
Tersedia lemari untuk penyimpanan alat kesehatan, sesuai jumlah inventaris.
d. Ruang Penyimpanan Obat dan Alat Anestesi
Tersedia lemari untuk menyimpan obat dan alat kesehatan anestesi yang
terkunci, kulkas untuk menyimpan obat yang memerlukan suhu tertentu.
e. Ruang Sadar Pulih atau Recovery Room
Ruang sadar pulih adalah ruang dimana pasien setelah operasi dibawa ke ruang
sadar pulih untuk diobservasi sekitar 2 jam. Ruang sadar pulih dilengkapi
dengan 1 buah tempat tidur (standar dengan hek pengaman), oksigen, monitor
pasien 1 set, persediaan cairan infus, Di ruang sadar pulih ini serah terima
pasien dari instalasi kamar operasi dengan perawat ruang inap (pasien kembali
ke ruangan).
f. Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan ini digunakan untuk pertemuan. Di ruang ini tersedia meja,
kursi dan dilengkapi dengan gambar kerangka anatomi tulang manusia, lemari
buku untuk menyimpan buku-buku.
g. Ruang Ganti

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 7


Ruang ini digunakan untuk ganti pakaian, dengan pakaian instalasi kamar
operasi lemari pakaian dan persediaan pakaian bersih instalasi kamar operasi,
dan loker yang terkunci.
h. Kamar Mandi
i. Ruang Kepala Instalasi Kamar Operasi
Tersedia kursi meja

d. Instrumen
Tabel 3.1 Daftar Instrumen Instalasi Kamar Operasi

No Nama Alat Jumlah Keterangan


1 Set Hernia Dewasa 1 Set Baik
2 Set Appendic 1 Set Baik
3 Set Sectio Caesaria 1 Set Baik
4 Set Histerektomi 1Set Baik
5 Set Katarak 1 Set Baik
6 Set Pterigium 1 Set Baik
7 Set soft Tissue tumor 2 set Baik
8 Set debridement 2 set Baik

e. Fasilitas Non Medis


1. Pintu
Bentuk pintu sliding, pintu harus selalu tertutup dengan menggunakan penutup
otomatis. Pintu selalu terawat dan tidak boleh mengeluarkan suara.
2. Ventilasi
Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow. Suhu diatur
antara 19-22℃ dan kelembaban udara 50-60 %
3. Sistem Penerangan
Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit
sehingga tidak menampung debu dan mudah dibersihkan. Pencahayaan ruangan
sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini. Lampu operasi merupakan lampu
khusus yang terdiri dari beberapa lampu yang fokusnya dapat diatur, tidak panas,
terang, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayangan
4. Sistem Gas
Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa. Sistem pipa melalui
bawah lantai atau di atas langit-langit, dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen
Oksida.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 8


5. Sistem Listrik
Ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan
6. Sistem Komunikasi
Ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam rumah sakit dan ke luar
Rumah Sakit.

f. Instrumentasi
Semua peralatan menggunakan mobile atau troli, mempunyai roda atau diletakkan di
atas troli beroda. Semua alat terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan.

g. Pembersihan
1. Pembersihan Harian
Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks kamar operasi dibersihkan dan
didesinfeksi. Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti
penyediaan air bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dan sebagainya.
Pelaksana adalah Cleaning Service dan tim kamar operasi, dan penanggung jawab
adalah Kepala Instalasi Kamar Operasi.
2. Pembersihan Mingguan
Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan cairan
didesinfeksi. Lantai dibersihkan dengan deterjen, dikeringkan dan didesinfeksi.
Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu operasi, troli anestesi, kabel-
kabel dan selang, tabung N2O, meja operasi troli alat kesehatan, kursi, AC
dibersihkan dan didesinfeksi. Kamar mandi dibersihkan pagi sore. Semua bahan
medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas formalinnya.
3. Pembersihan Pra Operasi
Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan rutin maka
ruangan bedah tidak perlu dibersihkan lagi. Bila jadwal operasi dilaksanakan
sebelum dilaksanakan pembersihan rutin, maka segera dilakukan pembersihan
ruangan operasi dan sekitarnya.
4. Pembersihan Pasca Operasi
Dinding dibersihkan dan didesinfeksi
 

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 9


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persiapan Lingkungan Kamar Operasi


1. Persiapan alat-alat
a. Semua kebutuhan perlengkapan bedah dikemas atau dibungkus dengan
pembungkus steril yang memenuhi syarat.
b. Kemasan atau pembungkus steril harus diperiksa terhadap:
1) Keutuhan dari bungkusan atau kemasan tersebut (tidak robek, tidak terbuka,
tidak kotor).
2) Kelembaban dari kemasan atau bungkusan.
3) Tanggal steril harus tercantum di bagian luar pembungkus, bila lewat dari 3 x
24 jam harus disteril ulang.
c. Perlengkapan bedah yang dipergunakan untuk operasi sepsis, harus segera
diamankan agar tidak menyebabkan kontaminasi.
d. Alat-alat bedah yang disposable tidak boleh diulang, harus segera langsung
dibuang.
e. Tempat larutan antiseptik atau desinfektan yang dipakai di kamar bedah harus
sering diganti, paling sedikit seminggu sekali.
f. Alat-alat besar seperti: lampu operasi, alat-alat anestesi, troli dibersihkan dengan
desinfektan tertentu.
2. Ventilasi
Udara yang masuk kamar bedah disaring bebas debu dan kuman, filter harus sering
diganti sesuai dengan petunjuk dan harus sering diperiksa. Suhu dan kelembaban udara
harus diatur, suhu antara 200 -250 C, kelembaban antara 50-55.
Tekanan udara dalam kamar operasi sedikit lebih tinggi dari ruang sekitarnya supaya
kotoran tidak masuk ke dalam kamar operasi bila pintu dibuka.
3. Persiapan Permukaan Kamar Operasi (Dinding, Lantai, Plafon)
a. Klorinasi air yang dipakai untuk cuci tangan.
b. Dinding dan lantai dicuci dengan desinfektan tertentu (Steriliside)

B. Syarat-syarat Bekerja di Kamar Operasi


1. Displin yang tinggi dalam menjalankan peraturan sepsis jangan banyak bicara.
2. Jangan banyak mondar-mandir dan usahakan jangan terlalu banyak orang dalam kamar
operasi.
3. Kesehatan dan kebersihan.
4. Petugas kamar operasi harus bebas dari kuman-kuman yang mudah ditularkan (karier
sangat sukar ditentukan).

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 10


5. Perlengkapan petugas:
a. Perlengkapan petugas yang ikut pembedahan:
1) Baju kamar operasi
2) Penutup kepala
3) Masker
4) Alas kaki atau sepatu dalam kamar operasi
5) Jas operasi steril
6) Sarung tangan steril
b. Perlengkapan petugas yang lain:
1) Baju kamar operasi
2) Penutup kepala
3) Masker
4) Alas kaki

C. Lalu Lintas di Lingkungan Kamar Operasi


Pada lalu lintas ini perlu diingat adanya daerah-daerah bebas, area semirestriktik, daerah
bersih dan area restriktik.
Lalu lintas meliputi:
1. Lalu lintas Petugas
Sarana pada lalu lintas petugas harus ditentukan adanya:
a. Ruang ganti pakaian
b. Perlengkapan-perlengkapan khusus
c. Batas daerah bersih dan kotor
Batas-batas tersebut meliputi:
1) Petugas buka alas kaki, masuk ruang bedah lewat pintu khusus, menuju ruang
ganti pakaian (daerah bersih)
2) Petugas ganti pakaian dengan pakaian khusus bedah (tidak boleh dirangkap)
dan cuci tangan.
3) Pakaian petugas disimpan dalam lemari pakaian yang sudah disiapkan.
4) Petugas masuk dalam area restriktik dalam kedaan sudah memakai tutup
kepala, masker dan alas kaki khusus.
5) Bila sudah selesai bekerja petugas keluar melalui jalur yang sama waktu masuk
dengan meletakkan kembali perlengkapan-perlengkapan yang sudah dipakai di
tempat yang sudah ditentukan.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 11


2. Lalu lintas Penderita
a. Penderita dikirim ke ruang bedah lewat koridor transfer penderita.
b. Petugas kamar operasi menyemput dengan brankar kamar operasi di koridor
transfer. Penderita dibawa ke kamar persiapan (ganti baju dengan baju kamar
operasi).
c. Dari kamar persiapan, penderita dibawa ke kamar operasi dengan memakai brankar
di Instalasi Kamar Operasi, dipindahkan ke meja operasi, brankar disimpan di luar
kamar operasi (masih dalam area restriktik).
d. Selesai operasi penderita dibawa ke kamar pemulihan atau ruang sadar pulih
dengan menggunakan Brankar Instalasi Kamar Operasi dan memakai pakaian
bedah.
e. Penderita keluar dari kamar pemulihan menuju ruangan lewat pintu ruang pulih
sadar.
3. Lalu lintas Alat
a. Sarana untuk lalu lintas.
1) Ruang untuk penyimpanan alat yang sudah steril.
2) Alat pengangkut: troli atau meja kecil.
b. Prosedurnya:
1) Sebelum operasi dimulai, semua alat yang mungkin akan dipakai sudah ada di
dalam kamar operasi.
2) Setelah selesai operasi, semua alat yang sudah dipakai harus segera diletakkan
di loket yang telah disiapkan tempatnya, dibawa ke Instalasi Sterilisasi Sentral
bagian pengepakan.
3) Instrumen disiapkan oleh petugas Instalasi Sterilisasi Sentral sampai instrumen
siap pakai.
4) Penyerahan instrumen oleh petugas Instalasi Sterilisasi Sentral lewat loket.
5) Alat linen yang sudah dipakai dimasukan ke dalam kantong khusus lewat loket
dan dikirim ke bagian pencucian.
6) Alat–alat disposable yang sudah dipakai dimasukkan ke dalam kantong atau
tempat khusus dan dikirim ke bagian pembakaran.

D. Tata Laksana pembedahan pada Penderita HIV dan Hepatitis B dan C


1. Penderita direncanakan dilakukan operasi terakhir, supaya kamar operasi bisa langsung
dibersihkan setelah selesai pembedahan.
2. Harus menggunakan mesin anestesi yang bagian-bagiannya dapat disterilkan dengan
autoclave atau memakai yang disposable, dan memakai virus filter antarra
endotracheal tube dengan closed circuit–nya.
3. Harus disiapkan:
Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 12
a. Desinfektan yang cukup (glutaraldehyde 2 %)
b. Celemek plastik yang kedap cairan.
c. Pelindung mata dan muka.
d. Kantong plastik yang tebal dan kedap air dengan tanda khusus untuk tempat kotor
yang terkontaminasi.
4. Personil kamar operasi harus memakai celemek plastik kedap air di bawah jas operasi
memakai pelindung mata (kaca mata) dan pelindung muka, memakai sarung tangan
rangkap dua.
5. Personil dalam kamar operasi sesedikit mungkin dan alat-alat yang diperlukan saja,
harus ada dua orang perawat keliling: 1 orang di dalam dan 1 orang lagi di luar untuk
menghindari kontaminasi ke luar ruangan.
6. Perawat keliling juga harus menggunakan sarung tangan, pelindung mata dan muka,
celemek kedap air di bawah jas operasi yang steril.
7. Harus memakai linen disposable, meja operasi tertutup dan kain yang kedap air,
kemudian ditutup lagi dengan kain disposable.
8. Penderita dibawa ruang pemulihan setelah sadar benar.
9. Instrumen yang telah dipakai harus dicuci dengan sabun air panas sebelum di
autoclave. Instrumen yang tidak dapat di-autoclave setelah dicuci dengan sabun air
panas harus direndam dengan sterilicide atau Natrium dichloroisocyanurate atau
NaDCC (Solution) sesuai kebutuhan.
10. Perawat yang mencuci instrumen tersebut harus memakai perlengkapan seperti:
a. Sarung tangan yang kuat dan utuh.
b. Celemek plastik kedap air di bawah jas luar.
c. Pelindung mata (kaca mata), pelindung wajah ini sangat penting dengan banyaknya
percikan-percikan air yang mengandung kuman.
11. Alat anestesi (closed circuit) setelah dipakai disterilkan.
12. Setelah pembedahan, kamar operasi dan alat-alat yang telah dipakai harus segera
dibersihkan dengan air sabun panas.
13. Rahasia penderita harus dijaga kecuali tanda merah status.
14. Darah dan cairan tubuh penderita harus dibakar.
15. Kamar operasi segera harus disterilkan sesuai prosedur yang berlaku di kamar operasi
(1 kali saja)

E. Tata Laksana di Ruang Sadar Pulih


1. Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui
pernapasan atau udara dan bebas dari luka terbuka.
2. Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan lewat
darah.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 13


3. Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus mengganti pakaian dengan
pakaian yang khusus dipakai untuk bekerja di ruang tersebut, termasuk alas kaki,
pakaian tersebut tidak diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian dari luar
tidak boleh dibawa masuk.
4. Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung atau gaun dan alas kaki
pelindung yang disediakan sebelum memasuki ruangan.
5. Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap kali kontak
dengan pasien.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 14


BAB V
LOGISTIK
A. Definisi
Suatu system terpadu yang meliputi pengadaan, pengawasan dan pelaporan obat dan alat
kesehatan untuk kelancaran operasional layanan anestesia.

B. Tujuan
1. Menyediakan obat dan alat kesehatan untuk kelancaran operasional layanan anestesia
2. Melakukan penyimpanan obat dan alat kesehatan dengan baik dan benar
3. Mencegah terjadinya kehilangan obat dan alat kesehatan di layanan anestesia (dapat
diketahui kurang dari 48 jam)

C. Pengadaan Obat Dan Alat Kesehatan Pada Layanan Anestesi Kamar Bedah
Obat dan alat kesehatan yang diperlukan di layanan anesthesia terdiri dari alat habis pakai
dan alat – alat anestesia. Obat dan alat yang termasuk habis pakai pengadaannya dari
farmasi, sedangkan alat anesthesia system pengadaannya dengan tender melalui tim
pengadaan alat (bagian penunjang medis) RS. PKU Muhammadiyah Bima.
Adapun pengadaan obat dan alat kesehatan dari farmasi dilakukan dengan cara :
1. Untuk pengadaan obat dan alat kesehatan yang habis pakai yang bersifat rutin diadakan
oleh farmasi kamar bedah.
2. Obat dan alat khusus yang diperlukan oleh layanan anesthesia diajukan dengan cara :
a. Diminta oleh kepala SMF anestesiologi
b. Diajukan ke Wadir pelayanan dan penunjang medis dan kainstalasi farmasi
c. Dilanjutkan ke direktur untuk disetujui
d. Kemudian dikirim kebagian farmasi untuk proses pengadaannya
e. Pengambilannya dengan pembuatan bon pengeluaran material

D. Pendistribusian Obat dan Alat Kesehatan di Kamar Bedah


1. Bagian farmasi kamar bedah menyiapkan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan
2. Perawat anestesi meminta obat dan alat kesehatan dari bagian farmas ikamar bedah
sesuai dengan jenis operasi
3. Paket sisa obat dan alat kesehatan yang tidak terpakai dikembalikan ke farmasi kamar
bedah.
4. Obat resusitasi dan emergency di sediakan di trolly di setiap kamar operasi

E. Penyimpanan
1. Obat dan alat kesehatan emergency di simpan di trolly masing – masing kamar operasi

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 15


2. Obat dan alat kesehatan yang habis pakai disimpan oleh bagian depo farmasi kamar
bedah.

F. Pencatatan Dan Pelaporan


Koordinator layanan anesthesia bertanggung jawab terhadap perlengkapan alat kesehatan
tidak habis pakai termasuk pencatatan dan pelaporan barang masuk dan yang tidak dapat
dipakai lagi setiap bulan.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 16


BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi
Suatu sistem yang mendorong rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman
dan nyaman. Sistem ini untuk mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak memberikan tindakan yang
seharusnya diberikan.

B. Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan


Keselamatan dan Keamanan pasien, semua anggota tim kamar operasi harus
memperhatikan kembali :
1. Identitas pasien
2. Rencana tindakan
3. Jenis pemberian anastesia yang dipakai
4. Faktor-faktor alergi
5. Respon pasien selama operatif
6. Respon pasien post operatif
7. Menghindari pasien dari bahaya fisik akibat penggunaan alat / kurang teliti

C. Upaya Pencegahan
Semua kegiatan pelayanan anesthesia baik di kamar operasi maupun di luar kamar operasi
wajib mengacu pada program patient safety / keselamatan pasien RS. PKU
Muhammadiyah Bima, dan secara umum setiap layanan anestesia.
Keselamatan pasien secarak husus meliputi :
1. Pra Anestesia
a. Melakukan pemeriksaan pre operasi di ruang rawat untuk pasien pasien operasi
elektif, dengan tujuan :
1) Mempelajari rekam medis pasien untuk mengetahui kondisi pasien.
2) Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
3) Menilai aspek kondisi fisik sehubungan dengan resiko dan penatalaksanaan
perioperatif
4) Meminta hasil pemeriksaan dan konsultasi yang diperlukan.
5) Memberikan informasi mengenai kondisi dan tindakan anestesia yang akan
dilakukan kepada pasien.
6) Menentukan medikasi pra anestesia yang tepat berdasarkan kondisi pasien.
7) Memastikan dan menandatangi informed consent.
8) Melakukan kolaborasi atau konsultasi dengan SMF lain apabila diperlukan

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 17


b. Melakukan pemeriksaan prainduksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan di kamar
operasi sebelum dilakukan tindakan pembiusan untuk memastikan kondisi pasien
melalui :
1) Identifikasi Pasien.
Setiap petugas kamar operasi wajib memverifikasi mengenai identitas pasien
yang akan dilakukan tindakan melalui upaya :
a) Menayakan secara langsung kepada pasien / keluarga pasien mengenai nama
dan tanggal lahirnya.
b) Mencocokan gelang identitas pasien dengan jawaban verbal pasien / keluarga
mengenai nama dan tanggal lahir.
c) Mencocokan gelang identitas pasien dengan rekam medis pasien.
2) Komunikasi Efektif
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
komunikas iantar para pemberilayanan. Melakukan ceklist serah terima pasien
secara benar.
Keamanan Obat
a) Penyediaan dan penyimpanan obat-obat anestesi baik yang intra vena dan
inhalasi ditempatkan di ruang tersendiri dan dikelola oleh depo farmasi yang
ada dikamar bedah sentral agar tidak terjadi kesalahan dalam proses
pengambilan.
b) Proses pengambilan obat anestesi intravena dan inhalasi melalui depo farmasi
kamar bedah sentral dan dilakukan independent doble cek oleh petugas depo
farmasi dan dokter anestesi/perawat anestesi yang mengambil.
c) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan operasi
 Memastikan tepat lokasi operasi
Menggunakan site marking dengan menggunakan tanda lingkaran sesuai
lokasi yang akan di operasi, penandaan dilakukan di ruang perawatan oleh
dokter bedah atau operator disaksikan oleh pasien atau keluarga pasien atau
perawat.
 Memastikan tepat prosedur operasi
- Melaksanakan Proses identifikasi
- Melaksanakan surgical saftychecklist
- Melaksanakan prosedur sesuai SOP Kamar Bedah
d) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan rumah sakit
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk
infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan
pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilator)
Pelaksanaan yang di lakukan di kamarbedahmeliputi :

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 18


 Surgical hand hygiene yang digunakan adalah Chloorhexydine 4% dengan
cara 6 langkah hand hygiene sebelum melakukan pembedahan.
 Hand hygiene dengan menggunakan alkohol based handrub dengan cara 7
langkah 7 langkah dan sesuai 5 moment.
 Melakukan prinsip-prinsip steril sebelum, selama dan sesudah melakukan
tindakan pembedahan
 Penanganan limbah sesuai dengan SPO
e) Pencegahan Pasien Jatuh
Pelaksanaan yang di lakukan di kamarbedah :
 Melengkapi dan memberikan pengaman semua brankar/tempat tidur pasien
yang digunakan pasien.
 Memberikan edukasi kepada pasien mengenai resiko jatuh saat serah
terima pasien
 Sebelum pasien dipindahkan kemeja operasi pastikan bed pasien dan meja
operasi terkunci dan posisikan bed pasien dan meja operasi dalam keadaan
horizontal/ sejajar sama tinggi.
 Untuk pasien yang tidak bisa mobilisasi proses pemindahan dibantu dengan
mengunakan transfer bed dan pastikan bed pasien serta meja operasi dalam
keadaan terkunci.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 19


BAB VII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

A. Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui
pernafasan/udara dan bebas dari luka terbuka.
B. Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan lewat
darah.
C. Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus menganti pakaian dengan pakaian
yang khusus dipakai untuk bekerja diruang tersebut, termasuk alas kaki,pakaian tersebut
tidak diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian dari luar tidak boleh dibawa
masuk.
D. Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung/skort dan alas kaki pelindung yang
disediakan sebelum memasuki ruangan.
E. Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap kali kontak
dengan pasien.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 20


BAB VIII

PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU

Mutu pelayanan harus memiliki standar mutu yang jelas, artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian pengguna jasa
dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standarnya.
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia/tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau konsumen. Pengendalian mutu pelayanan bedah di Instalasi Bedah
Sentral disusun berdasarkan Kepmenkes No.126 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit, meliputi :
1. Waktu tunggu Operasi elektif ≤ 2 hari
2. Kejadian Kematian di meja operasi ≤ 1 %
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Salah insisi 100%
4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang 100%
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 100%
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi
100%
7. Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anastesi, dan salah penempatan
endotracheal tube ≤ 6 %

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 21


BAB IX

PENUTUP

Era globalisasi menuntut perkembangan pengetahuan dan tehnologi disegala


bidang,termasuk bidang kesehatan. Pelayanan Kamar operasi di RS PKU Muhammadiyah
Bima sebagai bagian dari pelayanan kesehatan rumah sakit tentunya senantiasa perlu
penyesuaian mengikuti perkembangan tersebut.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kamar operasi berarti peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit. Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum
dan batasan operasional, standar ketenagaan, standar fasilitas, tata laksana, dan logistik. Hal
tersebut dilengkapi dengan program keselamatan pasien, keselamatan kerja dan proteksi
radiasi agar diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu pelayanan diperlukan
indikator mutu pelayanan.
Pedoman pelayanan kamar operasi ini disusun memberikan informasi tentang hal-hal
tersebut sehingga diharapkan menjadi acuan bagi pelaksana kegiatan untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan, sehingga indikator mutu dapat dicapai.
Disamping itu juga dapat bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan sumberdaya
sehingga indikator mutu dapat tercapai.
Semoga Pedoman Pelayanan kamar operasi RS PKU Muhammadiyah Bima ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan mutu pelayanan dapat dijaga.Tidak lupa,
sesuai perkembangan hendaknya Pedoman Pelayanan kamar operasi RS PKU
Muhammadiyah Bima ini secara berkala dievaluasi dan direvisi.

Pedoman Pelayanan Kamar Operasi Page 22

Anda mungkin juga menyukai