HALAMAN JUDUL
SURAT KEPUTUSAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup........................................................................................................... 1
C. Batasan Operasional................................................................................................... 1
D. Landasan Hukum....................................................................................................... 2
BAB V : LOGISTIK............................................................................................................ 12
BAB VI : KESELAMATAN PASIEN................................................................................ 13
BAB VII : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA............................................. 15
BAB VIII: PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU .................................... 16
BAB IX : PENUTUP ......................................................................................................... 17
ii
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA
Ijin Walikota Bima Nomor : 201 Tahun 2014
Alamat : Jalan Gajah Mada Telp. (0374) 42100 Kelurahan Monggonao
Kecamatan Mpunda Kota Bima NTB
E-mail : rspkubima@yahoo.co.id
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA
Nomor : 107/KEP/RSPKUM/I/V/2018
Tentang ;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Pedoman Pelayanan Kamar Operasi di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bima.
Pertama : Pedoman Pelayanan Kamar Operasi dimaksudkan sebagaimana
tercantum dalam Pedoman di Keputusan ini.
Kedua : Pelaksanaan Pedoman Pelayanan Kamar Operasi dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pasien sesuai standar dalam pelayanan sedasi,
anestesi, sebagaimana dimaksud dalam Diktum kesatu
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannya. Apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, maka
akan diadakan perbaikan dan perubahan seperlunya.
1. Kepada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilaksanan
informed consent dalam mendapatkan persetujuan tertulis
2. Pelayanan di Instalasi Kamar Operasi harus selalu mengacu pada prinsip
pengendalian dan pencegahan infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
3. Pada setiap saat tiba di Instalasi kamar Operasi harus dilakukan pemeriksaan
identifikasi meliputi :
a. Identitas pasien
b. Jenis operasi
c. Lokasi yang akan dioperasi
d. Persetujuan tertulis
4. Setiap perluasan operasi harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
keluarga/penanggung jawab pasien.
5. Bila terjadi bencana/hospital disaster plan, kamar operasi siap untuk berperan di
dalam penanggulangannya.
6. Instalasi kamar Operasi wajib membuat jadwal operasi, baik elektif maupun cito,
dan segera menyampaikan informasi kepada pasien atau
keluarganya/penanggungjawabnya bila ada penundaan atau perubahan jadwal
operasi.
7. Pelayanan anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) harus memberikan
tindakan medis yang aman, efektif, berperikemanusiaan dan memuaskan bagi pasien
berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir dan teknologi tepat guna dengan
mendayagunakan SDM berkompeten dan profeisonal, menggunakan peralatan dan
obat-obatan yang sesuai standar, pedoman dan rekomendasi profesi anastesiologi
8. Tim pengelola pelayanan anastesi yang bersumber dari luar Rumah Sakit harus
diseleksi berdasarkan persetujuan rekomendasi Direktur Rumsh Sakit dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
9. Dokter anastesi wajib membuat laporan anastesi pada rekam medis pasien
10. Selama tindakan anastesi sampai dengan periode pemulihan pasca operasi dilakukan
tindakan monitoring status fisiologi yang sesuai dengan anastesi yang digunakan dan
kondisi pasien
11. Setiap dokter setelah selesai tindakan operasi wajib membuat laporan tertulis
tindakan operasi yang minimum termuat :
a. Diagnosa pasien operasi
b. Nama dokter bedah dan asisten
c. Nama prosedur
d. Spesimen bedah untuk pemeriksaan
e. Tanggal, waktu dan tanda tangan dokter yang bertanggungjawab
B. Tujuan
D. Batasan Operasional
1. Bedah
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap
kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi
dengan tangan. Hal ini memiliki sinonim yang sama dengan kata “Chirurgia” (dibaca:
KI-RUR-JIA). Dalam bahasa Yunani “Cheir” artinya tangan; dan “ergon” artinya
kerja.
Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk mengobati
kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan
sederhana (Potter, 2006)
Perkembangan baru juga terjadi pada pengaturan tempat untuk dilaksanakan
prosedur operasi. Bedah sehari (ambulatory surgery), kadangkala disebut pembedahan
tanpa rawat inap (outpatient surgery) atau pembedahan sehari (one-day surgery).
2. Jenis Pembedahan
a. Bedah Minor
Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan secara
sederhana, tidak memiliki risiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan
bantuan asisten untuk melakukannya, seperti: membuka abses superficial,
pembersihan luka, inokulasi, superfisial neuroktomi dan tenotomi
b. Bedah Mayor
Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif lebih sulit untuk
dilakukan daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan risiko
terhadap nyawa pasien, dan memerlukan bantuan asisten, seperti: bedah caesar,
mammektomi, bedah torak, bedah otak.
c. Bedah Antiseptik
Bedah antiseptik merupakan pembedahan yang berhubungan terhadap penggunaan
agen antiseptik untuk mengontrol kontaminasi bakterial.
d. Bedah konservatif
Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana dilakukan berbagai cara untuk
melakukan perbaikan terhadap bagian tubuh yang diasumsikan tidak dapat
E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bima sesuai dengan:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796 Tahun 2011
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796 /Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES /PER/III/2011
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di
Rumah Sakit;
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan bedah perlu menyediakan sumber daya manusia yang kompeten, cekatan
dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga dapat
memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien. Atas dasar tersebut di atas, maka
perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan mendayagunakan sumber-sumber yang
ada. Untuk menunjang pelayanan bedah di instalasi kamar operasi, maka dibutuhkan
tenaga dokter, perawat yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai.
C. Pengaturan Dinas
Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat untuk
melaksanakan tugas pelayanan di instalasi kamar operasi sehingga semua kegiatan
pelayanan bedah dapat terkoordinir dengan baik. Pengaturan dinas dibuat 2 shift dalam 24
jam yaitu:
- Dinas Sore Jam 14.00 sampai dengan Jam 21.00.
- On Call Jam 21.00 sampai dengan Jam 07.00.
B. Standar Fasilitas
Pembatasan :
1. Zona 1
Pakaian dari luar Instalasi Kamar Operasi boleh dipakai.
2. Zona 2
Pakaian luar Instalasi Kamar Operasi masih boleh dipakai.
3. Zona 3
Petugas Instalasi Kamar Operasi wajib menggunakan pakaian khusuS
4. Zona 4
Tim Instalasi Kamar Operasi wajib memakai jas operasi.
Prinsip-prinsip fasilitas yang harus dipenuhi di kamar operasi antara lain:
d. Instrumen
Tabel 3.1 Daftar Instrumen Instalasi Kamar Operasi
f. Instrumentasi
Semua peralatan menggunakan mobile atau troli, mempunyai roda atau diletakkan di
atas troli beroda. Semua alat terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan.
g. Pembersihan
1. Pembersihan Harian
Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks kamar operasi dibersihkan dan
didesinfeksi. Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti
penyediaan air bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dan sebagainya.
Pelaksana adalah Cleaning Service dan tim kamar operasi, dan penanggung jawab
adalah Kepala Instalasi Kamar Operasi.
2. Pembersihan Mingguan
Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan cairan
didesinfeksi. Lantai dibersihkan dengan deterjen, dikeringkan dan didesinfeksi.
Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu operasi, troli anestesi, kabel-
kabel dan selang, tabung N2O, meja operasi troli alat kesehatan, kursi, AC
dibersihkan dan didesinfeksi. Kamar mandi dibersihkan pagi sore. Semua bahan
medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas formalinnya.
3. Pembersihan Pra Operasi
Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan rutin maka
ruangan bedah tidak perlu dibersihkan lagi. Bila jadwal operasi dilaksanakan
sebelum dilaksanakan pembersihan rutin, maka segera dilakukan pembersihan
ruangan operasi dan sekitarnya.
4. Pembersihan Pasca Operasi
Dinding dibersihkan dan didesinfeksi
B. Tujuan
1. Menyediakan obat dan alat kesehatan untuk kelancaran operasional layanan anestesia
2. Melakukan penyimpanan obat dan alat kesehatan dengan baik dan benar
3. Mencegah terjadinya kehilangan obat dan alat kesehatan di layanan anestesia (dapat
diketahui kurang dari 48 jam)
C. Pengadaan Obat Dan Alat Kesehatan Pada Layanan Anestesi Kamar Bedah
Obat dan alat kesehatan yang diperlukan di layanan anesthesia terdiri dari alat habis pakai
dan alat – alat anestesia. Obat dan alat yang termasuk habis pakai pengadaannya dari
farmasi, sedangkan alat anesthesia system pengadaannya dengan tender melalui tim
pengadaan alat (bagian penunjang medis) RS. PKU Muhammadiyah Bima.
Adapun pengadaan obat dan alat kesehatan dari farmasi dilakukan dengan cara :
1. Untuk pengadaan obat dan alat kesehatan yang habis pakai yang bersifat rutin diadakan
oleh farmasi kamar bedah.
2. Obat dan alat khusus yang diperlukan oleh layanan anesthesia diajukan dengan cara :
a. Diminta oleh kepala SMF anestesiologi
b. Diajukan ke Wadir pelayanan dan penunjang medis dan kainstalasi farmasi
c. Dilanjutkan ke direktur untuk disetujui
d. Kemudian dikirim kebagian farmasi untuk proses pengadaannya
e. Pengambilannya dengan pembuatan bon pengeluaran material
E. Penyimpanan
1. Obat dan alat kesehatan emergency di simpan di trolly masing – masing kamar operasi
KESELAMATAN PASIEN
A. Definisi
Suatu sistem yang mendorong rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman
dan nyaman. Sistem ini untuk mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak memberikan tindakan yang
seharusnya diberikan.
C. Upaya Pencegahan
Semua kegiatan pelayanan anesthesia baik di kamar operasi maupun di luar kamar operasi
wajib mengacu pada program patient safety / keselamatan pasien RS. PKU
Muhammadiyah Bima, dan secara umum setiap layanan anestesia.
Keselamatan pasien secarak husus meliputi :
1. Pra Anestesia
a. Melakukan pemeriksaan pre operasi di ruang rawat untuk pasien pasien operasi
elektif, dengan tujuan :
1) Mempelajari rekam medis pasien untuk mengetahui kondisi pasien.
2) Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
3) Menilai aspek kondisi fisik sehubungan dengan resiko dan penatalaksanaan
perioperatif
4) Meminta hasil pemeriksaan dan konsultasi yang diperlukan.
5) Memberikan informasi mengenai kondisi dan tindakan anestesia yang akan
dilakukan kepada pasien.
6) Menentukan medikasi pra anestesia yang tepat berdasarkan kondisi pasien.
7) Memastikan dan menandatangi informed consent.
8) Melakukan kolaborasi atau konsultasi dengan SMF lain apabila diperlukan
A. Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui
pernafasan/udara dan bebas dari luka terbuka.
B. Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan lewat
darah.
C. Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus menganti pakaian dengan pakaian
yang khusus dipakai untuk bekerja diruang tersebut, termasuk alas kaki,pakaian tersebut
tidak diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian dari luar tidak boleh dibawa
masuk.
D. Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung/skort dan alas kaki pelindung yang
disediakan sebelum memasuki ruangan.
E. Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap kali kontak
dengan pasien.
Mutu pelayanan harus memiliki standar mutu yang jelas, artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian pengguna jasa
dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standarnya.
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia/tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau konsumen. Pengendalian mutu pelayanan bedah di Instalasi Bedah
Sentral disusun berdasarkan Kepmenkes No.126 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit, meliputi :
1. Waktu tunggu Operasi elektif ≤ 2 hari
2. Kejadian Kematian di meja operasi ≤ 1 %
3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Salah insisi 100%
4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang 100%
5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 100%
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi
100%
7. Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anastesi, dan salah penempatan
endotracheal tube ≤ 6 %
PENUTUP