Disusun oleh :
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SITI AMINAH
BUMIAYU
DAFTAR ISI
PERATURAN DIREKTUR...................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................3
B. Tujuan.............................................................................................3
C. Ruang Lingkup...............................................................................
D. Batasan Operasional........................................................................
E. Landasan Hukum ...........................................................................
BAB II RUANG LINGKUP......................................................................
BAB III. DOKUMENTASI
BAB IV. PENUTUP
2
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU
NOMOR : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
RSU MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH SITI AMINAH
BUMIAYU
BAB I
Pelayanan pasien merupakan proses kegiatan pemberian asuhan yang diberikan kepada
pasien dilakukan oleh Profesi Pemberi Asuhan (PPA) untuk memberikan perawatan yang
terbaik untuk pasien. Pelayanan tersebut meliputi semua tindakan yang diberikan pada
pasien seperti tindakan medis dan pengobatan, tindakan perawatan serta tindakan lainnya
yang diberikan pada pasien sejak pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang dari
rumah sakit. Pelayanan seragam adalah pelayanan kesehatan menerapkan prinsip non-
diskriminatif yaitu pelayanan yang seragam tanpa membedakan status sosio-ekonomi,
budaya, agama dan waktu pelayanan. Pelayanan teintegrasi adalah suatu asuhan/
pelayananan yang diintegrasikan dan dikoordinasikan di antara unit kerja dan pelayanan.
Profesi Pemberi Asuhan (PPA) adalah Dokter, Perawat/ Bidan, Apoteker dan Ahli Gizi.
BAB II
4
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
4. Penentuan alokasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pasien berdasar atas
ketepatan mengenali kondisi pasien.
5. Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien, sama diseluruh rumah sakit.
6. Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan
keperawatan yang setingkat di seluruh rumah sakit.
Asuhan pasien meliputi pelayanan kedokteran dan keperawatan yang diberikan mengacu
pada Panduan Praktik Klinik (PPK) dan Standar Prosedur Operasional (SPO)yang sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 4 Asuhan PasienTerintegrasi
1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Rawat Inap, Laboratorium dan Radiologi
dilaksanakan dalam 24 jam. Pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan jadwal praktisi
dokter. Pelayanan kamar operasi dilaksanakan dalam jam kerja dan dilanjutkan dengan
sistem on call.
2. Pelayanan pasien IGD mengutamakan waktu pelayanan yang lebih cepat.
3. Pelayanan pasien selalu berioentasi pada mutu dan keselamatan pasien.
4. Seluruh staf RS harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/ panduan,
standar prosedur operasional yang berlaku.
5. Seluruh staf RS wajib melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja RS (K3) termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri
(APD).
1. Pasien dan keluarga diberikan informasi mengenai hasil asuhan seperti hasil asesmen
dan asesmen ulang, perencanaan asuhan dan pengobatan serta kejadian yang tidak
diharapkan.
2. Pasien dan keluarga diikutssertakan dalam pengambilan keputusan.
PASAL 8 Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan risiko tinggi
Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayanan risiko tinggi pimpinan
bertanggung jawab untuk :
1. Asuhan kasus emergensi.
6
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
Pelayanan kasus emergensi diidentifikasi dan dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten
Di Instalasi Gawat Darurat
1. Setiap penggunaan dan pemberian darah dan atau produk darah harus berdasarkan atas
permintaan dokter.
2. Pemberian darah dan atau produk darah harus selalu memperhatikan keselamatan
pasien.
3. Darah dan atau produk darah yang diberikan kepada pasien harusdijamin bebas dari
bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit yang dapat ditularkan melalui
transfusi darah dan atau produk darah.
4. Sebelum melakukan pemberian darah dan atau produk darah (transfusi) pasien harus
melakukan serangkaian pemeriksaan kelayakan.
5. Pada pelaksanaan pemberian darah dan atau produk darah harus dilakukan secara
aman dan meminimalkan risiko transfusi.
6. Pemberian darah dan atau produk darah harus dicatat di dalam rekam medis.
1. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien, tersedia secara reguler.
2. Terdapat pemesanan dan pencatatan makanan sebelum memberi makan pasien.
3. Pesanan didasarkan pada status gizi dan kebutuhan pasien.
4. Terdapat bermacam variasi makanan bagi pasien konsisten dengan kondisi dan
pelayanannya.
5. Terdapat pemberian edukasi tentang batasan diet pasien kepada keluarga pasien bila
mereka menyediakan makanan untuk pasien.
6. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan.
8
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
1. Asesmen dan manajemen nyeri dilakukan oleh dokter dan perawat yang kompeten
sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan telah diberikan
eduksi dan pelatihan tentang asesmen serta pengelolaan nyeri.
2. Dilakukan identifikasi terhadap pasien yang merasakan nyeri pada waktu asesmen
awal dan asesmen ulang di rawat jalan, IGD dan rawat inap.
3. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa nyeri dan dilakukan
asesmen apabila terdapat rasa nyeri.
4. Asesmennyeri yang dilakukanadalahpengukuranintensitasdan kualitas nyeriseperti
karakter, kekerapan/ frekuensi, lokasi dan durasi/ lamanya pasienserta
sesuaitingkatusia.
5. Evaluasi efek pemberian pengobatan dengan assesmen ulang (re-assessment) sebelum
dan sesudah intervensi pengobatan.
6. Hasil asesmen nyeri setiap pasien dicatat dalam rekam medis.
7. Pasien dan keluarga dilakukan pemberian informasi dan dibantu dalam pengelolaan
rasa nyeri secara efektif.
8. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol.
9. Melakukan komunikasi dan mendidik pasien serta keluarga tentang pengelolaan nyeri
dan gejala dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agama masing-masing.
1. Penerapan asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap
pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asesmen dianggap berisiko.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
10
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
PASAL 16 Penutup
Ditetapkan di : Brebes
Pada tanggal : 02 Januari 2018
Direktur RSU Muhammdiyah Siti Aminah
Bumiayu
11
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
A. Latar Belakang
Tanggung jawab rumah sakit dan staf yang terpenting adalah memberikan asuhan dan
pelayanan pasien yang efektif dan aman. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif,
kolaborasi, dan standarisasi proses untuk memastikan bahwa rencana, koordinasi, dan
implementasin asuhan mendukung serta merespon setiap kebutuhan unik pasien dan target.
Asuhan tersebut dapat berupa upaya pencegahan, paliatif, kuratif, atau rehabilitative
termasuk anastesi, timdakan bedah, pengobatan, terapi suportof, atau kombinasinya, yang
berdasar atas assesmen dan assesmen ulang pasien.
Area asuhan resiko tinggi dan asuhan untuk resiko tinggi atau kebutuhan populasi
khusus yang membutuhkan perhatian tambahan.
Asuahan pasien dilakukan oleh professional pemberi asuhan (PPA) dengan banyak
disiplin dan staf klinis lain. Semua staf yang terlibat dalam asuhan pasien harus memiliki
peran jelas, ditentukan oleh kompetensi dan kewenangan, kredensial, sertifikasi, hokum dan
regulasi, ketrampilan individu, pengetahuan, pengalaman dan kebijakan rumah sakit, atau
uraian tugas wewenang.
Pelaksanaan asuahan dan pelayanan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan oleh
semua professional pemberi asuhan (PPA) dapat dibantu oleh staf klinis lainnya.
B. Tujuan
Maksud dari sasaran
C. Ruang Lingkup
Pelayanan pasien di RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu melibatkan seluruh
unit di Rumah Sakit yaitu :
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Instalasi Gizi
6. Instalasi Laboratorium
7. Instalasi Rekam Medik
8. Instalasi Penunjang Medik lainnya
9. Bagian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
Proses asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi pelayanan
kesehatan seperti dokter, perawat/ bidan, apoteker dan ahli gizi. Para PPA akan
12
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
menyelenggarakan asuhan yang terintegrasi dalam satu lokasi rekam medis yang
dilaksanakan secara kolaborasi dari masing-masing profesi.
D. Batasan Operasional
A. Pelayanan pasien merupakan proses kegiatan pemberian asuhan yang diberikan kepada
pasien dilakukan oleh Profesi Pemberi Asuhan (PPA) untuk memberikan perawatan yang
terbaik untuk pasien. Pelayanan tersebut meliputi semua tindakan yang diberikan pada
pasien seperti tindakan medis dan pengobatan, tindakan perawatan serta tindakan lainnya
yang diberikan pada pasien sejak pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang dari
rumah sakit.
B. Pelayanan seragam adalah pelayanan kesehatan menerapkan prinsip non-diskriminatif
yaitu pelayanan yang seragam tanpa membedakan status sosio-ekonomi, budaya, agama
dan waktu pelayanan.
C. Pelayanan teintegrasi adalah suatu asuhan/ pelayananan yang diintegrasikan dan
dikoordinasikan di antara unit kerja dan pelayanan.
D. Profesi Pemberi Asuhan (PPA) adalah Dokter, Perawat/ Bidan, Apoteker dan Ahli Gizi.
E. Landasan Hukum
1. SK Direktur RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu nomor
541/SK/IV.6.AU/III/2018
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Surat Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.129/Menjes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1691/Menkes/Per/VIII/2011
tentang Kesehatan Pasien Rumah Sakit
6. PMK no 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
7. Panduan Nasional Kesehatan Pasien tahun 2006
BAB II
ISI
e. Penerapan dan penggunaan regulasi dan form dalam bidang klinis antara lain metode
asesmen IAR (Informasi, Analisis, Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang,
PPK, Alur Klinis terintegrasi, Pedoman Manajemen Nyeri, regulasi untuk
berbagai tindakan seperti antara lain Water Sealed Drainage, pemberian transfusi
darah, biopsi ginjal, punksi lumbal dsb.
f. Rencana asuhan pasien dicatat dalam rekam medis dalam bentuk kemajuan terukur
pencapaian sasaran yaitu dalam catatan perkembangan pasien reintegrasi (CPPT).
g. Asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP), perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah
pasien masuk rawat inap.
h. Penyusunan rencana asuhan secara individual dan berdasarkan data asesmen awal pasien.
i. Rencana asuhan untuk tiap pasien direview dan diverifikasi oleh Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP) dengan mencatat kemajuannya serta dilakukan penyediaan
rencana asuhan tersebut.
j. Asuhan yang diberikan kepada setiap pasien dicatat dalam rekam medis pasien oleh
pemberi pelayanan.
k. Perkembangan setiap pasien diaveluasi berkala dan dibuat catatan pada CPPT oleh DPJP
sesuai kebutuhan dan di verifikasi setiap hari oleh DPJP.
l. Pelayanan pasien reintegrasi lebih terperinci dijelaskan di dalam Panduan DPJP dan
Pedoman Pelayanan Rekam Medis.
4. Pelayanan Instalasi
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Rawat Inap, Laboratorium dan Radiologi
dilaksanakan dalam 24 jam. Pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan jadwal praktisi dokter.
14
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
Pelayanan kamar operasi dilaksanakan dalam jam kerja dan dilanjutkan dengan sistem on
call.
b. Pelayanan pasien IGD mengutamakan waktu pelayanan yang lebih cepat.
c. Pelayanan pasien selalu berioentasi pada mutu dan keselamatan pasien.
d. Seluruh staf RS harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/ panduan, standar
prosedur operasional yang berlaku.
e. Seluruh staf RS wajib melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja RS (K3) termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).
f. Pelayanan instalasi lebih terperinci dijelaskan di dalam pedoman dan SPO pelayanan di
masing-masing instalasi.
15
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
3) Identifikasi pasien kasus emergensi atau berisiko tinggi terjadinya kasus emergensi
dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten.
4) Tenaga medis yang bertugas di tempat dengan risiko terjadinya kasus emergensi tinggi
agar dilakukan pelatihan.
e. Pemberian Pelayanan Resusitasi
1) Resusitasi dapat dilakukan di seluruh unit rumah sakit.
2) Karyawan yang bertugas di semua unit rumah sakit agar dilatih untuk dapat
melakukan resusitasi dasar.
3) Resusitasi lanjut dilakukan oleh tim yang terlatih dengan nama “Code Blue Team”
dengan membawa alat-alat dan obat resusitasi yang diperlukan.
4) Penanganan, Penggunaan dan Pemberian Darah dan atau Produk Darah.
1) Setiap penggunaan dan pemberian darah dan atau produk darah harus berdasarkan atas
permintaan dokter.
2) Pemberian darah dan atau produk darah harus selalu memperhatikan keselamatan
pasien.
3) Darah dan atau produk darah yang diberikan kepada pasien merupakan darah atau
produk darah dari PMI yang sudah dilakukan screening sehingga darah dan atau
produk darah yang diberikan kepada pasien terjamin dijamin bebas dari bibit penyakit
yang dapat menimbulkan penyakit yang dapat ditularkan melalui transfusi darah dan
atau produk darah tersebut.
4) Sebelum melakukan pemberian darah dan atau produk darah (transfusi) pasien harus
melakukan serangkaian pemeriksaan kelayakan.
5) Pada pelaksanaan pemberian darah dan atau produk darah harus dilakukan secara
aman dan meminimalkan risiko transfusi.
6) Pemberian darah dan atau produk darah harus dicatat di dalam rekam medis.
5) Asuhan pasien yang menggunakan peralatan bantuan hidup dasar atau yang
koma.
1) Dilakukan identifikasi kebutuhan pasien dengan peralatan bantuan hidup dasar atau
yang koma dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten.
2) Bila rumah sakit tidak mampu melakukan asuhan pasien agar diberitahukan kepada
keluarga pasien dan dirujuk ke tempat yang mampu melakukan asuhan pasien tersebut.
6) Asuhan Pasien dengan Penyakit Menular dan Mereka yang Daya Tahan
Tubuhnya Diturunkan
1) Dilakukan identifikasi kebutuhan asuhan pasien dan risiko penularan akibat dari
penyakit atau akibat obat-obatan yang diberikan.
2) Semua pasien dengan penyakit menular ditempatkan di ruang pasien tersendiri dengan
alat pelindung diri yang ditetapkan.
3) Semua pasien dengan daya tahan tubuh rendah/ diturunkan (immunocompromised/
immunosupressed) ditempatkan di ruang pasien term=sendiri dengan alat pelindung
diri yang ditetapkan.
16
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
4) Bila fasilitas tidak memungkinkan untuk melakukan asuhan pasien tersebut agar
diberitahukan kepada pasien dan keluarga untuk dirujuk ke tempat dengan fasilitas
yang sesuai kebutuhan.
7) Mengarahkan Penggunaan Alat Penghalang (restrain)
1) Dilakukan identifikasi penggunaan alat penghalang (restrain) terhadap pasien yang
tidak mengerti asuhan yang diberikan dan kecenderungan melukai diri sendiri seperti
pasien anak dan geriatri, pasien gelisah dan kesadaran menurun.
2) Asuhan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
8) Asuhan Pasien Disabilitas.
1) Asuhan pasien yang lemah, lanjut usia dengan ketergantungan bantuan atau tidak
mandiri diarahkan dan menerima asuhan sesuai dengan kebijakan dan prosedur.
2) Asuhan pasien anak dan anak yang ketergantungan bantuan diarahkan serta menerima
asuhan sesuai dengan kebijakan dan prosedur.
3) Populasi pasien dengan risiko kekerasan harus diidentifikasi dan asuhannya diarahkan
serta menerima asuhan sesuai kebijakan dan prosedur.
8. Pelaksanaan Early Warning System
a. Pelaksanaan Early Warning System (EWS) bertujuan untuk mengenali sedini mungkin
perburukan kondisi pasien
b. Penilaian perburukan pasien berdasarkan EWS Score
c. Hasil EWS score di catat dalam rekam medis, dan melaporkan kepada DPJP atau PPA
serta dilakukan tindakan oleh PPA sesuai kondisi pasien
9. Manajemen Nutrisi
a. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien, tersedia secara reguler.
b. Terdapat pemesanan dan pencatatan makanan sebelum memberi makan pasien.
c. Pesanan didasarkan pada status gizi dan kebutuhan pasien.
d. Terdapat bermacam variasi makanan bagi pasien konsisten dengan kondisi dan
pelayanannya.
e. Terdapat pemberian edukasi tentang batasan diet pasien kepada keluarga pasien bila
mereka menyediakan makanan untuk pasien.
f. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan.
g. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik.
h. Distribusi makanan secara tepat waktu dan memenuhi permintaan khusus.
i. Pasien dengan risiko nutrisi mendapatkan terapi nutrisi.
j. Respon pasien terhadap terapi gizi di monitor dan dicatat dalam rekam medisnya.
k. Manajemen nutrisi lebih terperinci terdapat dalam pedoman dan SPO pelayanan gizi.
17
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
a. Asesmen dan manajemen nyeri dilakukan oleh dokter dan perawat yang kompeten sesuai
perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan telah diberikan eduksi dan
pelatihan tentang asesmen serta pengelolaan nyeri.
b. Dilakukan identifikasi terhadap pasien yang merasakan nyeri pada waktu asesmen awal
dan asesmen ulang di rawat jalan, IGD dan rawat inap.
c. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa nyeri dan dilakukan
asesmen apabila terdapat rasa nyeri.
d. Asesmen nyeri yang dilakukan adalah pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti
karakter, kekerapan/ frekuensi, lokasi dan durasi/ lamanya pasien serta sesuai tingkat
usia.
e. Evaluasi efek pemberian pengobatan dengan assesmen ulang (re-assessment) sebelum
dan sesudah intervensi pengobatan.
f. Hasil asesmen nyeri setiap pasien dicatat dalam rekam medis.
g. Pasien dan keluarga dilakukan pemberian informasi dan dibantu dalam pengelolaan rasa
nyeri secara efektif.
h. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol.
i. Melakukan komunikasi dan mendidik pasien serta keluarga tentang pengelolaan nyeri dan
gejala dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agama masing-masing.
j. Manajemen nyeri lebih terperinci di dalam Panduan dan SPO Manajemen Nyeri.
1) RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu tidak melayani pasien yang melakukan
donasi organ tetapi RS tetap dapat menyampaikan informasi tersebut. Pasien tahap
terminal yang telah memberikan testimoni mengenai donasi organ maka pasien
tersebut dapat dirujuk ke RS lain yang memiliki fasilitas donasi organ apabila dalam
keadaan yang stabil.
2) Dokter dapat melakukan autopsi tehadap jenazah apabila ada permintaan dari Pihak
Kepolisian. Dokter wajib menginformasikan kepada keluarga apabila akan dilakukan
autopsi. Autopsi yang dapat dilakukan di RSU Muhammadiyah Siti Aminah adalah
tindakan autopsi (pemeriksaan luar) sedangkan untuk autopsi (pemeriksaan dalam),
jenazah akan dikirimkan ke RS lain yang memiliki dokter ahli forensik.
k. Pelayanan pasien tahap terminal lebih terperinci terdapat di dalam Panduan dan SPO
Pelayanan Pasien Terminal.
19
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
BAB III
DOKUMENTASI
20
Lampiran Kebijakan Direktur
Pedoman Pelayanan dan Asuhan Pasien
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Nomor : 541/SK/IV.6.AU/III/2018
BAB IV
PENUTUP
Ditetapkan di : Bumiayu
Pada Tanggal : 2 Januari 2018
Direktur,
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
21