Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PERLINDUNGAN KEBUTUHAN
PRIVASI PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM KARTINI


MOJOKERTO
2019
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
JL. Airlangga 137 Mojosari – Mojokerto Telp. (0321) 592261 Fax. (0321)
595569
MOJOSARI - MOJOKERTO

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KARTINI


NOMOR : 201.a/ SK – DIR/ RSUK/III/2019

TENTANG

PELAYANAN PERLINDUNGAN KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM KARTINI

Direktur Rumah Sakit Umum Kartini :


Menimbang : a. Bahwa untuk terlaksananya perlindungan bagi privasi secara
optimal dengan melindungi dan menghormatihak - hak pasien
terhadap privasi serta menjaga kerahasiaan status kesehatan
pasien.
b. Bahwa digunakan sebagai acuan bagi dokter, dokter gigi, tenaga
kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan di lingkungan rumah sakit terutama dalam
hal melindungi dan menghormati hak setiap pasien akan
kerahasiaan kondisi kesehatannya.
c. Bahwa sebagai jaminan perlindungan atau proteksi keamanan bagi
petugas rekam medis dan informasi pasien.
d. Bahwa untuk mewujudkan poin a,b, dan c diatas, maka dipandang
perlu ditetapkan Panduan Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien
di RUMAH SAKIT UMUM KARTINI

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang kesehatan;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 20014
tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2018 Tentang Kewajiban Rumah sakit dan Kewajiban Pasien.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2012 Tentang Rahasia Kedokteran
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun
2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438
Tahun 2010 Tentang Standart Pelayanan Kedokteran.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/
MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis
11. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kartini Nomor.
108.a/ SK.DIR/ RSUK/ III/ 2019 tentang Kebijakan Hak Pasien
dan Keluarga di Rumah Sakit Umum Kartini.

MEMUTUSKAN

Menetapkan
Kesatu : Panduan Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien Rumah Sakit Umum
Kartini sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan surat keputusan ini.

Kedua : Panduan Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien pada amar kesatu ini
hendaknya dijadikan pedoman serta dilaksanakan sebaik – baiknya.

Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan , dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : 05 Maret 2019

RUMAH SAKIT UMUM KARTINI MOJOKERTO


Direktur

dr. Singgih Pudjirahardjo, M.Kes


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmad-Nya kami telah melakukan evaluasi Buku Panduan Perlindungan Kebutuhan Privasi
Pasien Rumah Sakit Umum Kartini.
Buku ini disusun sebagai panduan untuk melindungi privasi pasien secara optimal dan
menghormati hak-hak pasien terhadap kebutuhan privasinya dan menjaga kerahasiaan
informasi kesehatannya selama pasien pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kartini
yang disesuaikan dengan standar akreditasi rumah sakit.
Semoga dengan tersusunnya Buku Panduan Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien
ini dapat membelikan sumbangsih kami dalam memberikan batasan-batasan untuk
melaksanakan pelayanan di Rumah Sakit.
Kami menyadari buku ini jauh dan sempuma untuk itu kami berharap kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan buku ini.

Mojokerto, 5 Maret 2019

PENYUSUN
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Surat Keputusan Rumah Sakit Umum Kartini Nomor : 201.a/ SK – DIR/
RSUK/III/2019 Tentang Panduan Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien Rumah
Sakit Umum Kartini .................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................
1.1 Latar belakang ............................................................................................
1.2 Tujuan .........................................................................................................
1.3 Pengertian....................................................................................................
BAB 2 TATA LAKSANA ......................................................................................
2.1 Tata Laksana Penanganan Rekam Medis...................................................
2.2 Tata Laksana Pelayanan Privasi Pasien .....................................................
BAB 3 DOKUMENTASI .......................................................................................
BAB 4 PENUTUP .................................................................................................
LAMPIRAN :
Form General Consent ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hak Setiap orang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dijamin oleh
Undang Undang. Dalam mendapatkan pelayanan secara optimal dari penyelenggara
pelayanan kesehatan, setiap orang berhak atas kondisi rahasia kesehatan pribadinya
yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam konsep
pelayanan kesehatan dikenal istilah privasi, kerahasiaan dan keamanan.
Berdasarkan Permenkes RI No. 36 Tahun 2012 tentang rahasia kedokteran
pada bab Ill pasal 4 dijelaskan bahwa :
1. Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan
data dan infomasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
2. Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat satu (1) meliputi:
2.1 Dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akees
terhadap data dan informasi kesehatan pasien;
2.2 Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
2.3 Tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
2.4 Tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;
2.5 Badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;
2.6 Mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan perawatan,
dan/atau manajemen infomasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien
telah meninggal.

B. TUJUAN
1. Terlaksananya perundangan bagi privasi pasien di Rumah Sakit Umum Kartini
secara optimal dengan melindungi dan menghormati hak-hak pasien terhadap
privasi dan menjaga ketahanan kesehatannya.
2. Sebagai acuan bagi dokter, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kartini dalam hal
melindungi dan menghormati hak setiap orang akan kerahasiaan kondisi
kesehatannya.
3. Sebagai perlindungan atau proteksi keamanan bagi petugas rekam medis dan
infomasi tentang pasien.

C. PENGERTIAN
1. Privasi adalah hak seseorang untuk mengontrol akses infomasi atas rekam medis
kesehatan pribadinya.
2. Kerahasiaan (confidentiality) adalah proteksi terhadap rekam medis kesehatan dan
informasi lain pasien dengan cara menjaga infomasi pribadi pasien dan
pelayanannya. Dalam pelayanan kesehatan, infomasi itu hanya diberikan kepada
pihak-pihak yang berwenang. lnformasi akan diberikan atas persetujuan pasien.
3. Keamanan (security) adalah perlindungan terhadap privasi seseorang dan
kerahasiaan rekam kesehatannya. Keamanan merupakan proteksi terhadap
informasi pelayanan kesehatan yang rusak, hilang atau pengubahan data akibat
ulah pihak yang tidak bertanggung jawab.
4. Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang yang
disebutkan berikut ini, pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam
lapangan kedokteran. Yang dimaksud dengan kata-kata “segala sesuatu yang
diketahui” adalah segala fakta yang didapat dalam pemeriksaan penderita,
interpretasinya untuk menegakkan diagnose dan melakukan pengobatan: dari
anamnese, pemeriksaan jasmaniah, pemeriksaan dengan alat-alat kedokteran dan
sebagainya. Juga termasuk fakta yang dikumpulkan oleh pembantu-pembantunya.
Seorang ahli obat dan mereka yang bekerja dalam apotek harus pula merahasiakan
obat dan khasiatnya yang diberikan dokter kepada pasiennya
5. Yang diwajibkan menyimpan rahasia kedokteran tersebut adalah :
5.1 Tenaga kesehatan berdasarkan pasal l Undang-Undang No. 36 tahun 2009
yaitu:
5.1.1 Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan /atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan unutk melakukan upaya kasehatan.
5.1.2 Asisten tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan pendidikan bidang kesehatan.
5.1.3 Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan,dan orang lain yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
5.2 Selain Tenaga Kesehatan yaitu orang-orang yang dalam pekerjaannya
berurusan dengan orang sakit atau mengetahui keadaan si sakit baik yang tidak
maupun yang belum mengucapkan sumpah jabatan, berkewajiban menjunjung
tinggi rahasia menganai keadaan si sakit. Dengan demikian para petugas
farmasi, laboratorium, radiologi, bidan, para pegawai, murid para medis dan
sebagainya termasuk dalam golongan yang diwajibkan menyimpan rahasia.
6. Rekam Medis adalah bakas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pameriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan.
BAB II
TATA LAKSANA

A. Tata Laksana Penanganan Rekam Medis


1. Pengambilan dokumen rekam medis dari tempat penyimpanan hanya dapat
dilakukan oleh petugas rekam medis
2. Peminjaman dokumen rekam medis harus mengisi buku peminjaman berkas
rekam medik yang ditandatangani oleh peminjam dan petugas rekam medis
3. Peminjaman dokumen rekam medis oleh petugas medis diluar rumah sakit serta
mahasiswa harus mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Rumah Sakit
Umum Kartini
4. Peminjaman dokumen rekam medis oleh instansi di luar rumah sakit (Pengadilan
atau Kepolisian) harus disertai pengajuan tertulis oleh instansi bersangkutan
kepada Direktur Rumah Sakit Umum Kartini dan penyerahannya disertai berita
acara.
5. Pemintaan salinan atau foto kopi isi dokumen rekam medis oleh pasien atau
keluarganya yang disalin dalam bentuk rekam medis, harus di tandatangani oleh
dokter dan di stempel Rumah sakit.
6. Orang tua baru anak adopsi yang menerima hak sebagai orang tua asli berhak
untuk memeriksa dokumen rekam medis anak angkatnya hingga dewasa, kecuali
dokumen rekam medis masa lampau yang berkaitan dengan orang tua aslinya
7. Terkait keamanan dokumen rekam medis selain petugas tidak diperkenankan
masuk ke ruang penyimpanan dokumen rekam medis.
8. Melakukan sumpah untuk petugas rekam medis.
9. Akses informasi rekam medis hanya diperbolehkan kepada orang yang
berhubungan langsung dengan pelayanan pasien dokter, perawat, tenaga kesehatan
lain

B. Tata Laksana Pelayanan Privasi Pasien


1. Tidak memasang papan nama pasien di setiap ruang rawat inap
2. Perawat melakukan serah terima dinas di kantor perawat dan pada saat keliling
ruangan bersifat konfirmasi kepada pasien.
3. Perawat rawat inap menyimpan data rekam medis pasien di lemari atau laci yang
aman
4. Pada saat dokter Visite dan melakukan pemeriksaan fisik tetap menjaga privasi
pasnen dengan :
4.1 Meminta penunggu pasien atau orang yang sedang berkunjung untuk keluar
sebentar karena dokter akan memeriksa pasien.
4.2 Menutup korden atau penyekat kamar.
4.3 Meminta ijin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
memakaikan selimut.
5. Menyediakan tempat atau ruangan untuk konsultasi antara pasien, keluarga dan
dokter (di ruang konsultasi dokter/ruang kepala ruangan).
6. Rumah sakit menghormati hak pasien atau keluarga untuk tidak mau dikunjungi
karena alasan kesehatan pasien, dengan memberikan tulisan di pintu masuk kamar
pasien yang berisikan “Mohon maaf demi kesembuhan pasien sementara pasien
tidak dapat menerima tamu atau Pengunjung”.
7. Petugas unit rawat inap wajib melaporkan kepada pihak security apabila
mendapatkan pasien yang ingin mendapatkan privasi (tidak mengijinkan memberi
akses bagi orang-orang tertentu untuk, menengok/menjenguknya) sesuai dengan
yang tertulis pada form Persetujuan Umum (General Consent) dengan
menyebutkan identitas pasien.
8. Petugas security mencatat identitas pasien tersebut pada buku yang sudah
disediakan dan dapat dilihat serta dibaca oleh semua petugas security dan petugas
infomasi.
9. Petugas security melakukan identifikasi terhadap pengunjung di luar jam kunjung
dengan mencatat identitas dan tanda pengenal (KTP/SIM) pengunjung tersebut di
buku kunjungan.
10. Apabila petugas security atau petugas informasi mendapati ada pengunjung yang
ingin menjenguk pasien tersebut, maka petugas security atau petugas informasi
melakukan koordinasi dengan petugas unit terkait agar melakukan konfirmasi
dengan pasien apakah pasien bersedia dikunjungi atau tidak.
11. Apabila pasien tidak bersedia dikunjungi maka petugas unit terkait menghubungi
pihak security atau petugas informasi untuk menyampaikan hal tersebut kepada
pengunjung tersebut dengan menggunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh
pengunjung.
12. Bila ada yang menanyakan tentang kondisi kesehatan pasien baik secara langsung
maupun melalui telepon, petugas ruangan tidak diperkenankan memberikan
informasi tanpa seijin pasien atau keluarga.
13. Mahasiswa praktik di rumah sakit wajib menjaga kerahasiaan informasi kesehatan
pasien, informasi hanya diberikan kepada keluarga penanggung jawab pasien dan
seijin pasien.
14. Pada saat pasien akan dikirim ke luar ruangan, pasien dipakaikan selimut.
15. Melakukan pembatasan jam berkunjung.
16. Untuk pasien dengan kondisi terminal atau gaduh gelisah bila ada kamar kosong
maka pasien dapat dipindahkan ke kamar kosong tersebut, bila tidak ada
memberitahu kepada keluarga pasien yang lain untuk menjaga 1 (satu) orang saja
yang ada di dalam ruangan.
17. Bila ada telusur kasus seperti untuk kepentingan akreditasi atau penelitian, wajib
meminta ijin kepada pasien bersedia atau tidak untuk ditelusur, pihak yang
berkepentingan membuat pernyataan secara tertulis menjaga kerahasiaan data
rekam medis pasien.
18. Peliputan oleh media cetak maupun elektronik harus mengajukan permohonan
kepada Direktur Rumah Sakit Umum Kartini secara tertulis dan harus mendapat
ijin dari pasien, pasien wajib mengisi formulir pelepasan informasi kepada media
tersebut , dengan demikian rumah sakit tidak bertanggung jawab terhadap
kerahasiaan data rekam medis pasien.
19. Apabila dijumpai ada peliputan wartawan di area rumah sakit, termasuk pada saat
jam berkuntjung maka perawat atau petugas security berwenang menanyakan ijin
dari Direktur Rumah Sakit Umum Kartini dan ijin pasien, apabila tidak ada ijin
dari keduanya petugas rumah sakit wajib melarang dan menghentikan peliputan
serta meminta wartawan meninggalkan rumah sakit.
20. Tidak diperbolehkan melakukan perekaman dalam bentuk dan atau cara apapun di
lingkungan rumah sakit.
21. Bukti bahwa rumah sakit melindungi privasi pasien ada di formulir Persetujuan
Umum/General Consent yang menyebutkan bahwa atas seijin pasien infomasi
kesehatan hanya diberikan kepada orang yang telah ditunjuk oleh pasien dan
mengijinkan/tidak mengijinkan keluarga atau handai taulan yang ingin
menjenguknya selama perawatan di rumah sakit.
BAB III
DOKUMENTASI

1. Formulir Persetujuan Umum/General Consent (RM. .......)


2. Catatan daftar pasien yang menginginkan batasan kunjungan disimpan oleh
petugas security
3. Buku tamu
4. Buku kunjungan diluar jam kunjung
BAB IV
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Panduan Pelayanan Privasi Pasien maka setiap


penyelenggara kesehatan yang terdiri dari tenaga medis, non medis, mahasiswa
praktik di Rumah Sakit Umum Kartini dapat menjaga privasi, kerahasiaan infomasi
kesehatan pasien dengan sebaik-baiknya, serta dapat menghormati hak pasien
terhadap privasinya.

Anda mungkin juga menyukai