Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Standar Hak Pasien dan Keluarga (HPK 1.1) Akreditasi KARS versi 2012

mempersyaratkan bahwa: Pelayanan kepada pasien dilaksanakan dengan penuh perhatian

dan menghormati nilai-nilai pribadi dan kepercayaan pasien. Rumah sakit mempunyai

proses untuk merespon permintaan pasien dan keluarga untuk pelayanan kerohanian atau

sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.

Setiap pasien memiliki budaya dan kepercayaan masing-masing dan membawanya

kedalam proses pelayanan. Beberapa nilai dan kepercayaan yang ada pada pasien sering

bersumber dari budaya dan agama. Terdapat pula nilai dan kepercayaan yang sumbernya

dari pasien saja. Semua pasien didorong untuk mengekspresikan kepercayaan mereka

dengan tetap menghargai kepercayaan pihak lain. Oleh karena itu keteguhan memegang

nilai dan kepercayaan dapat mempengaruhi bentuknya pola pelayanan dan cara pasien

merespon. Sehingga setiap praktisi pelayanan kesehatan harus berusaha memahami asuhan

dan pelayanan yang diberikan dalam konteks nilai-nilai dan kepercayaan pasien.

Apabila pasien atau keluarganya ingin bicara dengan seseorang berkenaan dengan

kebutuhan keagamaan dan rohaninya, rumah sakit memiliki prosedur untuk melayani hal

permintaan tersebut. Proses tersebut dapat dilaksanakan melalui petugas kerohanian, dari

sumber lokal atau sumber rujukan keluarga.

B. TUJUAN

Sebagai acuan dalam melaksanakan pelayanan kerohanian bagi pasien yang


dirawat dan memenuhi kebutuhan spiritual pasien

C. PENGERTIAN

1. Pelayanan adalah suatu kegiatan urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi

1
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan

kepuasan pelanggan;

2. Pelayanan Kerohanian adalah adalah proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Tuhan Yang Maha Esa,

sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat;

3. Pelayanan kerohanian bagi pasien merupakan pelayanan yang memberikan santunan

rohani kepada pasien dan keluarganya dalam bentuk pemberian motivasi agar tabah

dan sabar dalam menghadapi cobaan, dengan memberikan tuntunan doa, cara

bersuci, shalat dan amalan ibadah lainnya yang dilakukan dalam keadaan sakit.

BAB II

TATA LAKSANA

Sedangkan garis-garis besar Pelayanan Kerohanian sebagai berikut :

1. Petugas Rumah Sakit harus terbuka terhadap ekspresi kesepian dan ketidak berdayaan

pasien.

2. Rumah Sakit menganjurkan untuk penggunaan sumber-sumber spiritual yang ada

3. Rumah sakit memfasilitasi pasien dengan artikel-artikel spiritual sesuai dengan pilihan

mereka

4. Mengkonsultasikan pasien kepetugas kerohanian pasien. Jika pasien tidak memiliki

pilihan, maka rumah sakit memfasilitasi petugas kerohanian yang disediakan Rumah

Sakit.

5. Petugas menggunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu mengklarifikasi nilai

dan kepercayaan

6. Petugas menyediakan waktu untuk mendengarkan ungkapan perasaan pasien

7. Petugas rumah sakit harus bersikap empati pada perasaan pasien

8. Rumah Sakit memfasilitasi pasien untuk melakukan kegiatan ritual seperti meditasi,

beribadah, dan aktivitas ritual keagamaan yang lain

9. Petugas rumah sakit mendengarkan baik-baik komunikasi pasien dan membangun

sense of timing untuk beribadah

2
10. Meyakinkan kepada pasien bahwa petugas rumah sakit akan bersedia membantu pasien

pada waktusakit/menderita

11. Petugas rumah sakit terbuka pada perasaan pasien tentang sakit dan mati.

12. Petugas membantu pasien untuk mengekspresikan dan mengurangi rasa marah dengan

jalan yang tepat dan benar

BAB III

DOKUMENTASI

Pendokumentasian pelayanan kerohanian dilakukan dengan:

1. Dokumen pengkajian keperawatan yang mencantumkan tentang pengkajian

agama/kepercayaan

2. Catatan asuhan keperawatan tentang bimbingan kerohanian

3. Format permintaan bimbingan rohani.

Situbondo, 2 Januari 2015


Direktur
RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo

dr. Tony Wahyudi, M. Kes.


NIP. 19630210 199011 1 001

Anda mungkin juga menyukai