Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN PEMULANGAN PASIEN /

DISCHARGE PLANNING RUMAH SAKIT


AMANAH UMAT PURWOREJO

RUMAH SAKIT AMANAH UMAT PURWOREJO


TAHUN 2018
VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN

RUMAH SAKIT AMANAH UMAT PURWOREJO

A. Visi Dan Misi


1. Visi
Visi Rumah Sakit adalah menjadi rumah sakit rujukan komprehensif dengan
nuansa Islami.
2. Misi
-Mewujudkan pelayanan Prima kepada masyarakat melalui pelayanan
kesehatan Islami;
-Meningkatkan daya saing Rumah Sakit melalui pelayanan Unggulan;
-Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Insani sesuai kompetensi bidang
tugasnya;
-Mewujudkan pengelolaan Rumah Sakit Islam yang Mandiri;
- Mengembangkan Jaringan Pelayanan Kesehatan Islam berbasis Ukhuwah
Islamiyah; dan
- Mampu memimpin pengembangan Rumah Sakit bernuana Islam.

B. Motto
Mengemban Amanah Melayani Umat.

C. Tujuan
Rumah Sakit mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang menjadi rujukan rumah sakit
lainnya;
2) Terselenggaranya pelayanan kesehatan dengan pelayanan unggulan berbasis
kompetensi dan Ukhuwah Islamiyah;
3) Terwujudnya rumah sakit yang mandiri dengan jejaring rumah sakit
lainnya; dan
4) Terselenggaranya Pengembangan Dakwah dan Syiar Islam melalui lembaga
rumah sakit yang komprehensif dan rahmah.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan Rahmad serta
Hidayah Nya sehingga Pedoman Pemulangan Pasien Rumah Sakit Amanah Umat
Purworejo ini telah selesai.

Buku Panduan ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi Rumah Sakit
Amanah Umat Purworejo khususnya tenaga medis guna mendukung tercapainya
pelayanan yang profesional terhadap pasien di Rumah Sakit Amanah Umat
Purworejo.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terciptanya buku ini. Kritik dan saran yang membangun serta bermanfaat selalu kita
terima guna tercapai perbaikan dimasa yang akan datang.

Purworejo, 21 Maret 2018

Tim Penyusun
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT AMANAH UMAT PURWOREJO
NOMOR : 0013 / SK / RSAU / 03 / 2018
TENTANG
KEBIJAKAN PEMULANGAN PASIEN / DISCHARGE PLANNING RUMAH
SAKIT AMANAH UMAT PURWOREJO

DIREKTUR RUMAH SAKIT AMANAH UMAT PURWOREJO


Menimbang :
a. Bahwa dalam melakukan proses pemulangan pasien perlu memperhatikan
kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kelanjutan pelayanan perawatan
pasien;
b. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Amanah Umat
Purworejo, dan komunikasi yang efektif antar pelaksana perawatan dengan
pasien dan keluarga dalam hal perolehan informasi yang lengkap mengenai
diagnosis, rencana perawatan dan tata laksana selanjutnya pasien di rumah
maka perlu dibuat perencanaan pemulangan pasien;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu di buat satu
kebijakan tentang rencana pemulangan pasien (discharge planning) di Rumah
Amanah Umat Purworejo dan di tetapkan dalam Surat Keputusan Direktur;

Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Akta Notaris Justicia Eka Puspita, SH, M.Kn, Nomor : 162
Tanggal 21 September 2016 Tentang Pendirian PT. Amanah
Kesehatan Umat.
3. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor
AHU-0042080.AH.01.01 Tahun 2016 Tentang Pengesahan
Pendirian Badan Hukum Perseroan Terbatas PT. Amanah
Kesehatan Umat.
4. Keputusan Kepala Dinas Kabupaten PurworejoNomor :
1884/154/IX/2017 Tentang Pemberian Izin Mendirikan Rumah
Sakit Amanah Umat Purworejo.
5. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Purworejo Nomor :
562.62/001/IORS/I/2016 Tentang Izin Operasional dan Klasifikasi
Rumah Sakit Amanah Umat Purworejo.
6. Keputusan Direktur Utama PT. Amanah Kesehatan Umat
Purworejo Nomor : AKU.004/PS.1.1/IX/2016 Tentang Pola Tata
Kelola Rumah Sakit Amanah Umat Purworejo.
7. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
8. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
9. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis.
12. Bahwa sesuai butir 1 s.d 11 diatas perlu menetapkan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Amanah Umat Purworejo Tentang Panduan
Pemulangan Pasien / Discharge Planning.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

Kesatu : Keputusan Direktur tentang Pemberlakuan Panduan Rencana


Pemulangan Pasien / Discharge Planning di Rumah Sakit
Amanah Umat Purworejo.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Purworejo
PadaTanggal : 21 Maret 2018
Direktur Rumah Sakit Amanah Umat
Purworejo

dr. R. Inten Sylvia Dewi


NIK. 20180101
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN…………………………………………….....i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA........................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................................v

BAB I DEFINISI ……….............................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................................2

BAB III TATA LAKSANA........................................................................................3

BAB IV DOKUMENTASI........................................................................................10
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
Perencanaan pulang (Discharge planning) menurut National Council of
Social Service/NCSS (2006) adalah suatu rencana pulang pada pasien yang
ditulis di lembar catatan medis yang merupakan tujuan dari perencanaan
perawatan pasien, yang akhirnya bertujuan untuk memberdayakan klien untuk
membuat keputusan dan berupaya untuk memaksimalkan potensi hidup secara
mandiri,dan untuk memberdayakan pasien dengan melalui dukungan dan
sumber-sumber yang ada dalam keluarga atau masyarakat.
Proses pelaksanaan perencanaan pulang dapat dilakukan dengan
pemindahan pasien dari rumah sakit ke fasilitas perawatan pasien pada level
yang lebih rendah, misalnya pasien pindah dari tempat perawatan akut ke
tempat perawatan biasa. Proses pemindahan pasien dari level perawatan yang
tinggi ke level yang rendah juga terjadi pada semua tempat, termasuk rumah
sakit rehabilitasi rawat inap, fasilitas perawatan terampil dan perawatan
kesehatan di rumah (Birmingham, 2010).

B. TUJUAN
1. Mengidentifikasi kebutuhan spesifikasi untuk mempertahankan atau
mencapai fungsi maksimal setelah pulang
2. Memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin keberlanjutan asuhan
berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan memfasilitasi
komunikasi yang efektif
3. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk
ditransfer kerumah.
4. Memperpendek AvLOS (Average Length Of Stay) pasien/ lama
perawatan
5. Meningkatkan efisiensi biaya perawatan
6. Membuktikan kemandirian dan tanggung jawab dalam merawat dirinya
sendiri bila telah kembali ke rumah
7. Memudahkan pemantauan kesehatan setelah pasien pulang kerumah.
BAB II
RUANG LINGKUP

Kontinuitas pelayanan mempersyaratkan persiapan dan pertimbangan khusus


untuk beberapa pasien tertentu, seperti rencana pemulangan pasien. RSUD Bendan
Kota Pekalongan mengembangkan mekanisme seperti daftar kriteria untuk
mengidentifikasi pasien yang rencana pemulangannya kritis, antara lain karena umur,
kesulitan mobilitas atau gerak, kebutuhan pelayanan medis dan keperawatan
berkelanjutan atau bantuan dalam beraktivitas hidup sehari-hari. Karena perencanaan
proses pemulangan pasien dapat membutuhkan waktu yang agak lama, maka proses
asesmen dan perencanaan dapat dimulai segera setelah pasien diterima sebagai pasien
rawat inap.
Untuk pasien yang di rawat inap tidak semua pasien direncanakan discharge
planning, akan tetapi hanya pasien – pasien tertentu saja yang harus dilakukan
penanganan lanjut selama pasien di rumah.
Pasien – pasien yang memerlukan penanganan lanjut setelah pulang dari rumah
sakit diantaranya :
1. Stroke
2. Serangan jantung
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
4. DM dengan pengobatan insulin
5. Gagal jantung kongestif
6. Emfisema
7. Demensia
8. Alzeimer
9. AIDS
10. Trauma multipel atau penyakit dengan potensi mengancam nyawa lainnya
11. Pasien yang masih harus kembali dirawat dalam tempo 30 hari.
12. Usia > 65 tahun
13. Pasien berasal dari panti jompo
14. Tinggal sendirian tanpa dukungan sosial secara langsung
15. Alamat tidak diketahui atau berasal dari luar kota
16. Pasien tidak dikenal/tidak ada identitas atau tunawisma
17. Tidak bekerja/tidak ada asuransi
18. Percobaan bunuh diri
19. Korban dari kasus kriminal
BAB III
TATA LAKSANA

A. Prosedur Discharge Planning adalah sebagai berikut:


Berikut hal yang berkenan dengan Discharge Planning yang harus dipahami
oleh pasien dan keluarga:
1. Prinsip
Ketika melakukan discharge planning dari suatu lingkungan ke
lingkungan yang lain, ada beberapa prinsip yang harus
diikuti/diperhatikan yaitu:
a. Discharge Planning harus merupakan proses multidisiplin, dimana
sumber– sumber untuk mempertemukan kebutuhan pasien dengan
pelayanan kesehatan ditempatkan pada satu tempat.
b. Prosedur Discharge Planning harus dilakukan secara konsisten dan
kualitas tinggi pada semua pasien.
c. Rencana pemulangan pasien mempertimbangkan pelayanan penunjang
dan kelanjutan pelayanan medis.
d. Kebutuhan pemberian asuhan (care giver) juga harus dikaji.
e. Pasien harus dipulangkan kepada suatu lingkungan yang aman dan
adekuat.
f. Keberlanjutan perawatan antar lingkungan merupakan hal yang utama,
bila memungkinkan RSUD Bendan Kota Pekalongan merujuk ke
fasilitas kesehatan berbadan hukum secara spesifik.
g. Informasi tentang penyusunan pemulangan harus diinformasikan
antara tim kesehatan dengan pasien/care giver (pengasuh), dan
kemampuan terakhir disediakan dalam bentuk tertulis tentang
perawatan berkelanjutan.
h. Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus dipertimbangkan
ketika menyusun discharge planning.
i. Discharge planning berisi :
1) Diagnosa masuk, Diagnosa keluar, diagnosa keperawatan
2) Obat-obatan yang masih diminum
3) Nasehat, aktifitas dan istirahat
4) Tanggal, tempat kontrol
5) Hasil pemeriksaan yang dibawa pulang
6) Keadaan waktu pulang
7) Fasilitas kesehatan terdekat yang bisa dihubungi
2. Karakteristik
Beberapa karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam membuat
rencana pemulangan adalah:
a. Berfokus pada pasien. Nilai, keinginan dan kebutuhan pasien
merupakan hal penting dalam perencanaan. Pasien dan keluarga harus
berpartisipasi aktif dalam hal ini.
b. Kebutuhan dasar pasien pada waktu pulang harus diidentifikasi pada
waktu masuk dan terus dipantau pada masa perawatan.
c. Kriteria evaluasi menjadi panduan dalam menilai keberhasilan
implementasi dan evaluasi secara periodik.
d. Rencana pemulangan suatu proses yang melibatkan tim kesehatan dari
berbagai disiplin ilmu.
e. Pasien harus membuat keputusan yang tertulis mengenai rencana
pemulangan.

3. Cara Penyampaian
a. Ikut sertakan keluarga dalam proses pemulangan pasien.
b. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas dan ringkas.
c. Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu perawatan.
d. Perkuat penjelasan lisan dengan intruksi tertulis.
e. Motivasi pasien untuk mengikuti langkah–langkah tersebut dalam
melakukan perawatan dan pengobatan.
f. Kenali tanda-tanda dan gejala komplikasi yang harus dilaporkan pada
tim kesehatan.
g. Berikan nama dan nomor telepon fasilitas kesehatan terdekat yang
dapat dihubungi pasien.

4. Asesmen Awal Pasien (Pengkajian Keperawatan)


Identifikasi pasien dengan mempelajari rekam medis untuk merancang
Discharge Planning.
a. Lakukan kajian/asesmen terhadap:
1) Kebutuhan perawatan dan medikasi terkini.
2) Kemajuan fisik, mobilitas dan kondisi psikis/status mental
pasien.
3) Kondisi rumah, sosial dan finansial.
4) Siapa pengaruh utama pasien serta kebutuhan/ keinginannya.
5) Keterlibatan keluarga dalam merawat pasien, identifikasi siapa
caregiver (pengasuh) utama pasien.
b. Setelah asesmen awal pasien dilakukan, analisis hasil asesmen dengan
tim multidisipliner terkait mengenai:
1) Perencanaan
a) Tetapkan prioritas mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh
pasien dan keluarga.
b) Ikutsertakan keluarga dalam proses perencanaan pemulangan
pasien.
c) Gunakan pendekatan multidisiplin dalam menyusun
perencanaan dan tata laksana pasien. Perencanaan ini disusun
untuk menetapkan kriteria hasil yang hendak dicapai terkait
dengan kebutuhan pemulangan.
d) Koordinator perawatan di ruangan harus memastikan pasien
memperoleh perawatan yang sesuai dan adekuat serta proses
discharge planning berjalan lancar.
e) Menginformasikan pasien mengenai rencana keperawatan,
pastikan bahwa kebutuhan – kebutuhan khusus pasien
terpenuhi.
f) Finalisasi discharge planning pasien 48 jam sebelum pasien
dipulangkan,dan konfirmasikan dengan pasien dan keluarga.
g) Apabila kondisi pasien berubah (tiba-tiba memburuk) dari
yang telah direncanakan, maka lakukan evaluasi ulang
terhadap rencana pemulangan pasien.

2) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu
penatalaksanaan yang dilakukan sebelum hari pemulangan, dan
penatalaksanaan yang dilakukan pada hari pemulangan.

a) Persiapan sebelum hari pemulangan pasien


i. Menganjurkan cara untuk mengubah keadaan rumah
demi memenuhi kebutuhan pasien.
ii. Mempersiapkan pasien dan keluarga dengan
memberikan informasi tentang sumber-sumber
pelayanan kesehatan komunitas. Rujukan dapat
dilakukan sekalipun pasien masih dirumah
iii. Setelah menentukan segala hambatan untuk belajar serta
kemauan untuk belajar, mengadakan sesi pengajaran
dengan pasien dan keluarga secepat mungkin selama
dirawat dirumah sakit (seperti tanda dan gejala terjadi
komplikasi kepatuhan terhadap pengobatan, kegunaan
alat-alat medis, perawatan lanjutan, diet, latihan
pembatasan yang disebabkan oleh penyakit atau
pembedahan)
iv. Komunikasikan respon pasien dan keluarga terhadap
penyuluhan dan usulan perencanaan pulang kepada
anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam
perawatan pasien

b) Penatalaksanaan pada hari pemulangan


Jika beberapa aktifitas berikut ini dapat dilakukan sebelum
hari pemulangan, perencanaan yang dilakukan akan lebih
efektif. Adapun aktifitas yang dilakukan pada hari
pemulangan antara lain:
i. Periksa instruksi pemulangan dokter, masukan dalam
terapi atau kebutuhan akan alat-alat medis yang khusus.
(instruksi harus dituliskan sedini mungkin).
ii. Tentukan apakah pasien dan keluarga telah dipersiapkan
dalam kebutuhan transportasi menuju rumah.
iii. Persiapkan pasien dengan prescription atau resep
pengobatan pasien sesuai dengan yang diinstruksikan
oleh dokter. Lakukan pemeriksaan terakhir untuk
kebutuhan informasi atau fasilitas pengobatan yang
aman.
iv. Berikan informasi tentang jadwal kontrol / periksa
dokter.
v. Kursi roda untuk pasien yang tidak mampu untuk ke
mobil ambulans / mobil antar jemput pasien.
vi. Bantu pasien menuju kursi roda, gunakan sikap tubuh
dan teknik pemindahan yang sopan.
vii. Bantu pasien pindah ke mobil pribadi atau kendaraan
bagi pasien yang masih membutuhkan kursi roda.
c) Evaluasi
i. Minta pasien dan anggota keluarga menjelaskan tentang
penyakit, pengobatan yang dibutuhkan, tanda – tanda
fisik atau gejala yang harus dilaporkan kepada dokter.
ii. Minta pasien atau anggota keluarga mendemonstrasikan
setiap pengobatan yang akan dilanjutkan di rumah.
iii. Perawat yang melakukan perawatan di rumah
memperhatikan keadaan rumah, mengidentifikasikan
rintangan yang dapat membahayakan bagi pasien, dan
menganjurkan perbaikan.

B. Kriteria Pasien Pulang


1. Pasien diperbolehkan pulang berdasarkan status kesehatan dan kebutuhan
pelayanan selanjutnya.
2. Saat pasien tidak lagi memerlukan perawatan rumah sakit, pasien
sebaiknya dipulangkan dan memperoleh discharge planning yang sesuai.
3. Yang berwenang memutuskan pasien boleh pulang atau tidak adalah
dokter Penangggung Jawab Pelayanan (DPJP).
4. Pastikan pasien dan keluarganya berperan aktif dalam perencanaan dan
pelaksanaan pemulangan pasien.
5. Lakukan penilaian pasien secara menyeluruh ( holistik ).
6. Nilailah kondisi fisik, mental, emosional, dan spiritual pasien.
7. Pertimbangkan juga aspek sosial, budaya, etnis, dan finansial pasien.
8. Tentukan tempat perawatan selanjutnya (setelah pasien dipulangkan dari
rumah sakit) yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Penentuan tempat ini dilakukan oleh perawat bersama dengan dokter
penanggungjawab pasien.
Berikut adalah beberapa contoh tempat perawatan :
a. Perawatan di rumah dengan penggunaan peralatan tambahan untuk
menunjang perawatan pasien.
b. Pemulangan pasien kerumah tanpa perlu perawatan khusus.
c. Perawatan di rumah dengan didampingi oleh perawat / carer
d. Rumah sakit/ fasilitas perawatan jangka panjang.
e. Fasilitas keperawatan yang terlatih.
f. Rumah perawatan umum, seperti panti jompo dan sebagainya
9. Pastikan terjadinya komunikasi efektif antara pelaksanaan perawatan
primer, sekunder dan sosial untuk menjamin bahwa setiap pasien
menerima perawatan dan penanganan yang sesuai dan akurat, yaitu
dengan :
a. Petugas rumah sakit sebaiknya melakukan komunikasi dengan dokter
keluarga pasien / tim pelayanan primer mengenai rencana pemulangan
pasien.
b. Identifikasi pasien – pasien yang memerlukan perawatan khusus /
ekstra seperti kebutuhan perawatan kebersihan diri, sosial dan
sebagainya. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan berikan
dukungan tambahan.
c. Diskusikan kembali dengan pasien dan buatlah kesepakatan mengenai
rencana keperawatan.
d. Finalisasi rencana keperawatan dan aturlah proses pemulangan pasien.
e. Pastikan bahwa pasien dan keluarga / carer telah memperoleh
informasi yang akurat.
f. Hak pasien sebelum dipulangkan :
1) Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis,
assesmen medis, rencana perawatan, detail kontak yang dapat
dihubungi dan informasi relevan lainnya mengenai rencana
perawatan dan tatalaksana selanjutnya.
2) Terlibat sepenuhnya dalam discharge planning dirinya, bersama
dengan kerabat, carer atau teman pasien.

3) Rancangan rencana pemulangan dimulai sesegera mungkin baik


sebelum / saat pasien masuk rumah sakit.
4) Memperoleh informasi lengkap mengenai layanan yang relevan
dengan perawatannya dan tersedia di masyarakat.
5) Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas perawatan
jangka panjang, termasuk dampak finansialnya.
6) Diberikan nomor kontak yang dapat dihubungi saat pasien
membutuhkanbantuan/ saran mengenai pemulangannya.
7) Diberikan surat pemulangan yang resmi, dan berisi detail layanan
yang dapat diakses.
8) Memperoleh informasi lengkap mengenai kriteria dilakukannya
perawatan yang berkesinambungan.
9) Perawat tersedia sebagai orang yang dapat dihubungi oleh pasien
dalam membantu memberikan saran.
10) Memperoleh akses untuk memberikan komplain mengenai
peraturan discharge planning pasien dan memperoleh
penjelasannya.
g. Proses penatalaksanaan pasien yang ingin pulang atas permintaan
sendiri (Pulang APS) atau menolak nasehat medis pada pasien rawat
inap dan rawat jalan diberikan informasi dan edukasi mengenai :
1) Resiko yang timbul akibat pulang paksa.
2) Pasien diberi alternatif ke tempat pelayanan kesehatan terdekat,
apabila sewaktu – waktu ada keluhan
3) Pasien yang tidak kompeten untuk memahami risiko yang
berhubungan dengan pulang paksa, dikarenakan gangguan jiwa,
maka informasi dan edukasi diberikan kepada keluarga pasien.
4) Apabila ada keluarga pasien yang berprofesi sebagai dokter,
kepadanya diberitahukan tentang kondisi pasien tersebut untuk
mengurangi resiko karena menolak nasehat medis.
h. Resume medis dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang
i. Dokumentasikan resume medis pasien pulang pada rekam medis dan
berikan salinannya kepada pasien dan dokter keluarganya/praktisi
kesehatan perujuk.
j. Ringkasan/ resume medis pasien pulang berisi :
1) Alasan masuk rumah sakit
2) Penemuan kelainan fisik dan lainnya yang penting
3) Prosedur diagnosis dan pengobatan yang telah dilakukan
4) Pemberian medikamentosa dan pemberian pasien pulang
5) Status/kondisi pasien waktu pulang
6) Instruksi/follow-up/tindak lanjut
k. Rencanakan dan aturlah pertemuan selanjutnya dengan pasien
l. RS Amanah Umat Purworejo tidak mengatur proses pasien yang
diperbolehkan meninggalkan Rumah Sakit sementara dalam rencana
pengobatan dengan ijin yang disetujui untuk waktu tertentu.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi pemulangan pasien berupa :


1. Rencana Pemulangan Pasien/Discharge Planning
2. Resume Medis Pasien Pulang

Anda mungkin juga menyukai