TAHUN 2022
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
UNIT RAWAT INAP
RSU PREMAGANA
NIK. NIK.094.2508.08
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan ( Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/503/2020 tentang Komite Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
12. Keputusan Direktur PT Gana Batubulan Nomor: 001/PER-PT.GB/X/2020
tentang Peraturan Internal Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pedoman Pengorganisasian Unit Rawat Inap pada Rumah Sakit Umum Premagana sebagaimana
dimaksud tercantum dalam lampiran Peraturan ini
Pasal 2
Pedoman ini dipergunakan sebagai acuan dalam Pengorganisasian Unit Rawat Inap di Rumah
Sakit Umum Premagana
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal yang ditetapkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan
pelayanan kepada pasien secara diagnostic dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan
masalah kesehatan baik yang bersifat bedah dan non bedah (American Hospital Association,
1978).
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di seluruh
dunia.Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok professional kesehatan sebagai
pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas social mereka dalam memberikan pelayanan
yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan
dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan
persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di rawat inap, standar sangat membantu perawat untuk
mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang pentingnya evaluasi
sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam
mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu sendiri, usaha bersama dari
semua staff serta partisipasi dari seluruh anggota profesi.
Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan,perawatan,
kepasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular.
Standar dikembangkan dengan baik akan memberikan cirri ukuran kualitatif yang tepat
seperti yang dicantumkan dalam standar pelaksanaanya.Standar selalu berhubungan dengan mutu
karena standar Menentukan mutu.Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan
diberikan serta hasil yang ingin dicapai.
Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan-harapan singkat
ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu.Untuk menjamin
mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normative dan parameter untuk
menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang seharusnya.Dalam
penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan harapan yang akan terjadi
dalam upaya meningkatkan mutu layanan
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di rawat inap. Standar
sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas.Standar digunakan
terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri,inspeksi,dan akreditasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan pengorganisasian unit Rawat Inap di RSU
Premagana
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan di unit rawat Inap yang bermutu dan
professional
b. Sebagai acuan bagi pemberi pelayanan Unit rawat Inap agar bekerja sesuai visi, misi,
falsafah RSU Premagana
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Umum Premagana awalnya sebuah klinik bersalin yang didirikan oleh
dr.Wayan Sudirtha Yasa SpOG, dengan nama Klinik Bersalin & Umum Premagana. Klinik
Bersalin ini di resmikan pada Tanggal 24 Januari 2004. Klinik Bersalin berdiri diatas tanah
seluas ± 8 are dengan dua lantai disertai fasilitas yang cukup lengkap diantaranya poliklinik
kebidanan, ruang bersalin, ruang rawat inap dengan kelas perawatan mulai dari yang sederhana
sampai ruang VIP.
Dalam perjalanannya dari tahun ke tahun klinik Premagana dengan sadar dan sabar
memenuhi kewajibannya untuk melayani para pasien yang datang untuk berobat dengan slogan;
“melayani dengan cinta kasih”, hal ini sesuai dengan nama ”Premagana”, yang bermakna
Prema (cinta kasih), Gana (kebahagiaan).
Dengan mengedepankan kepuasan terhadap para pengguna jasa kesehatan (pasien)
membawa nama Premagana semakin dikenal oleh masyarakat luas. Dan ternyata yang datang ke
klinik spesialistik Premagana bukan hanya pasien kebidanan dan kandungan tetapi juga pasien
umum.
Dasar pemikiran dibuatnya Rumah Sakit Umum Premagana ini karena melihat
perkembangan dan animo masyarakat yang datang berobat ke klinik tersebut, dalam waktu tiga
tahun usia klinik berjalan, disamping itu banyaknya masukan dari pasien yang datang berobat
yang tidak serta merta pasien bersalin namun banyak juga pasien penyakit anak, penyakit dalam,
penyakit bedah, penyakit THT dan penyakit saraf yang ingin dirawat di Klinik Bersalin
Premagana. Komisaris bertekad untuk mengembangkan dan meningkatkan pelayanan dari
sebuah klinik menjadi Rumah Sakit Umum. Dan akhirnya pada Tanggal 24 Nopember 2007
secara resmi Rumah Sakit Umum “Premagana” mulai beroperasional yang diresmikan
langsung oleh Bapak Bupati Gianyar.
Status kepemilikan RSU Premagana pada saat berdiri pada 24 Nopember 2007 masih
perseorangan. Selanjutnya sejak tanggal 8 Juni 2009, dengan surat keputusan Notaris Ratu Ayu
Tuti Sundhari,SH Nomor -2- ,status kepemilikan RSU Premagana menjadi milik PT Gana
Batubulan . Sampai saat ini komposisi kepemilikan saham terdiri dari 2 orang pemegang saham
yaitu dr I Wayan Sudirtha Yasa, SpOG dan Dra Ni Nyoman Parmithi.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, TUJUAN RUMAH SAKIT
MISI
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan menyediakan sumber daya manusia yang
professional serta mempunyai harkat dan martabat.
2. Meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara bertahap dan berkesinambungan.
3. Menciptakan hubungan harmoni antar pemilik, pengelola, karyawan, pelanggan dan
masyarakat.
4. Memberikan pelayanan dengan menampilkan rumah sakit yang bersih, rapi, indah aman dan
nyaman.
5. Memberikan pelayanan dengan harga yang terjangkau sesuai dengan kemampuan
masyarakat.
KEPALA UNIT
RAWAT INAP
WAKIL KEPALA
RUANGAN UNIT
RAWAT INAP
ADMINISTRASI
RUANGAN
URAIAN JABATAN
1. Unit Organisasi
b. Fungsi
Membantu mengatur kelancaran pelayanan di unit Ruang Rawat
Inap
c. Uraian Tugas
Mangatur kelancaran pelayanan di unit Ruang Rawat Inap
1). Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi :
e. Ikut berperan serta dalam menyusun falsafah dan tujuan
pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap yang
dilakukan kepala ruangan
f. Membantu kepala Ruang membuat perencanaan tenaga
keperawatan yang diperlukan di Ruang Rawat Inap
Membantu kepala ruangan membuat perencanaan jenis
dan jumlah peralatan keperawatan yang diperlukan di
Ruang Rawat Inap
2). Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
meliputi :
a. Membantu mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan di Ruang Rawat Inap, melalui kerja
sama dengan petugas lain.
b. Membantu kepala ruangan menyusun jadwal/daftar
dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai
kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit
c. Ikut melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan
baru/tenaga lain yang akan kerja di unit Ruang Rawat
Inap
d. Mendampingi kepala ruangan membimbing tenaga
keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan sesuai standar
e. Mengikuti pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di unit
Ruang Rawat Inap
f. Ikut serta mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap pakai.
g. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara
tepat dan benar.
h. Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan unit.
3). Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
penilaian (P3) meliputi :
a. Ikut mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan
b. Ikut melakukan panilaian kinerja tenaga keperawatan
yang berada di bawah tanggung jawab kepala ruangan
c. Membantu mengawasi, mengendalikan dan menilai
pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan obat-
obatan.
d. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan.
8. Sasaran Tugas 1) Terwujudnya pelaksanaan asuhan keperawatan di unit
Ruang Rawat Inap
2) Terwujudnya pelayanan prima yang professional,bermutu,
sesuai dengan standard rumah sakit
Terwujudnya pendokumentasian secara lengkap di unit
Ruang Rawat Inap
9. Hak Mendapat gaji, tunjangan jabatan, tunjangan masa kerja,
tunjangan kesehatan, bonus bulanan, THR
10. Wewenang Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Ruang Ruang Rawat Inap
mempunyai wewenang sebagai berikut :
1. Ikut memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas
staf keperawatan
2. Ikut mengawasi, mengendalikan dan menilai
pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan mutu
asuhan keperawatan di Unit Ruang Rawat Inap
3. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan
menjadi wewenang kepala unit Ruang Rawat Inap apabila
kepala ruangan berhalangan.
11. Tanggung Jawab Bertanggung jawab kepada Kepala Ruang unit Ruang Rawat
Inap ; Bidang Pelayanan Medis dan Kepala Bidang
Keperawatan.
1. Unit Organisasi
BAB VII
ADMISSION
KAMAR
BERSALIN
LOGISTIK LOGISTIK
IGD PERINATOLOGI/ IPSRS SATPAM
UMUM FARMASI
NICU / SOPIR
4. Laboratorium
Pasien di rawat inap yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan
dibuatkan formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepada
petugas laboratorium oleh petugas rawat inap.
5. IPSRS
Kerusakan alat medis dan non medis di rawat inap akan dilaporkan dan diajukan
perbaikan ke bagian IPSRS dengan prosedur permintaan perbaikan sesuai dengan SPO
yang berlaku.
6. Rekam Medis
Dokumentasi pasien yang dirawat di ruang rawat inap wajib dilengkapi oleh
petugas (dokter dan perawat).
7. Admission
Setiap pasien yang akan dirawat di ruang rawat inap, maka pasien akan
didaftarkan terlebih dahulu di bagian admision untuk dilakukan persetujuan umum.
8. Radiologi
Pasien dirawat di ruang rawat inap yang memerlukan pemeriksaan radiologi,
maka permintaan akan dibuat oleh dokter yang merawat, kemudian petugas rawat inap
akan menghubungi petugas radiologi untuk dilakukan persiapan pasien yang akan
dilakukan pemeriksaan.
6. Kamar Bersalin
Pasien dari kamar bersalin setelah kondisi pasien stabil maka pasien akan dipindahkan ke
ruang rawat inap
7. Unit Perinatologi
Pasien dari ruang rawat inap yang memerlukan perawatan di ruang perinatologi, maka
petugas di ruang rawat inap akan menghubungi petugas di ruang perinatologi untuk
persiapan ruangan dan alat yang dibutuhkan pasien.
8. Kamar Operasi
Pasien post operasi yang telah stabil kondisinya maka akan dipindahkan ke ruang rawat
inap. Sebelumnya petugas
9. Supir/Satpam
Pasien yang dirawat di Perinatologi dan akan dirujuk ke rumah sakit lain, maka petugas
Perinatologi akan menghubungi supir ambulance untuk persiapan ambulance. Demikian
pula bila terjadi tindakan kekerasan yang memerlukan petugas keamanan terjadi di ruang
Perinatologi, maka petugas perinatologi akan menghubungi pihak keamanan untuk
menstabilkan situasi.
10. Administrasi/Kasir
Pasien yang dirawat di perinatologi yang dinyatakan keluar (karena pulang/dirujuk /
meninggal) maka penyelesaian administrasi dilakukan dengan cara petugas Perinatologi
akan melengkapi administrasi pasien selama dirawat dan kasir akan menghitung
administrasi pasien.
11. Gizi
Pasien yang dirawat di ruang rawat inap akan diberikan pelayanan gizi sesuai dengan
diet/kebutuhan pasien.
BAB VIII
SUMBER DAYA MANUSIA
Patient Safety
APAR
Manajemen Kep
Patient Safety
APAR
Manajemen Kep
2. Loss day
Jml hari minggu dlm 1 thn + cuti + hari besar x jumlah perawat poin a
Jml hari kerja efektif
3. Koreksi
Jumlah poin a + Jumlah poin b 𝑥 25
100
KEGIATAN ORIENTASI
A. Kegiatan Orientasi Khusus
Hari Materi Waktu Metode Penanggung
Jawab
BAB X
RAPAT
BAB XI
PELAPORAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan di unit kamar operasi.
B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh kepala unit rawat Inap, dimana jenis laporan terdiri dari:
1. Laporan Harian
Laporan yang dibuat oleh ketua tim dalam bentuk tertulis setiap hari.
2. Laporan Bulanan
a. Laporan yang dibuat oleh Kepala Unit Unit Rawat Inap dalam bentuk tertulis setiap
bulannya dan diserahkan kepada Kepala Bidang Pelayanan Medik. Adapun hal-hal
yang dilaporkan adalah :
b. Laporan kunjungan pasien Unit Rawat Inapmeliputi :
c. Jumlah kunjungan pasien per kasus di Unit Rawat Inap
b. Laporan mutu pelayanan Rawat Inap meliputi:
Kepatuhan upaya pencegahan risiko jatuh
Bayi baru lahir yg tidak mendapatkan ASI exlusif
Insiden Serius Akibat Efek Samping Obat
Kejadian Pasien Jatuh
Kejadian Pulang Atas Permintaan Sendiri
Kejadian Reaksi Transfusi
Kematian Pasien lebih dari 48 Jam
Kematian Pasien lebih dari 48 Jam
Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Kepatuhan Waktu Visite Dokter Spesialis
Kesalahan Dispensing Obat Oleh Farmasi
Pelaksanaan T-B-K instruksi verbal via telpon
Ketidakpatuhan pendokumentasian asesmen nyeri secara kontinyu di
status pasien
c. Laporan keadaan alat dan sarana (kerusakan, pemeliharaan)
3. Laporan Tahunan
a. Laporan kunjungan (kasus) pasien kamar operasi dan evaluasi dalam 1 tahun.
b. SDM / Ketenagaan di Unit rawat Inap dan evaluasi dalam 1 tahun.
c. Laporan keadaan fasilitas dan sarana Unit rawat Inap dan evaluasi dalam 1 tahun.
d. Laporan mutu pelayanan di Unit rawat Inap.