Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI GAWAT DARURAT


RS. BHAYANGKARA TK IV BANDA ACEH

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK IV BANDA ACEH


JL. Cut Nyak Dhien No. 23 Lamteumen Barat
Banda Aceh Telp. 0651- 41355/41470 Fax. 0651- 41253

Email : bhayangkara_banda_aceh@yahoo.co.id

Fax (0651) 41253


i
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH ACEH
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BANDA ACEH

SURAT KEPUTUSAN
Nomor: SK/ / /2017/RS. Bhy

TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

KARUMKIT BHAYANGKARA TK IV BANDA ACEH

Menimbang :a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pengorganisasian


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda
Aceh, maka diperlukan penyelenggaraan Pengorganisasian di
Instalasi Gawat Darurat yang bermutu tinggi;

b. Bahwa agar pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit


Bhayangkara Tk IV Banda Aceh dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya kebijakan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV
Banda Aceh sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Pengorganisasian di Instalasi Gawat Darurat di Rumah
Bhayangkara Tk IV Banda Aceh;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah
Bhayangkara Tk IV Banda Aceh.

Mengingat :1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 340 /
Menkes/ PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit;
3. Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, Departemen Kesehatan
1995;
4. Pedoman Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan Rumah Sakit Pada
Penanggulangan Musibah Masal /Bencana, Departemen

ii
Kesehatan 1998;
5. Penatalaksanaan Korban Bencana Massal, Departemen
Kesehatan 2002;
6. Pedoman Kerja Perawat Instalasi Gawat Darurat Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan 1999;
7. Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat DaruratDi RS,
Departemen Kesehatan 2005;
8. Surat Kepmenkes. RI No. 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen
Kesehatan;
9. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, Departemen
Kesehatan 2006;
10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
11. peraturan Kapolri Nomor : 11 TAHUN 2011 tanggal 30 Juni 2011,
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Bhayangkara TK. IV Kepolisian Negara Indonesia.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas Pengorganisasian di Rumah


Sakit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh .

Kesatu : KEPUTUSAN KARUMKIT BHAYANGKARA TENTANG PEDOMAN


PENGORGANISASIAN INSTALASI GAWAT DARURAT RUMKIT
BHAYANGKARA TK IV BANDA ACEH.

Kedua : Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit


Bhayangkara Tk IV Banda Aceh sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini

Ketiga : Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit


Bhayangkara Tk IV Banda Aceh harus dibahas sekurang-kurangnya
setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan
perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada.

Empat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian


Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh
dilaksanakan oleh Karumkit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh

iii
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila ternyata
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banda Aceh


Pada tanggal : 2017

PS. KARUMKIT BHAYANGKARA TK I VB. ACEH

Tembusan : dr. JAMAL NASIR HUSNI


AJUN KOMISARIS POLISI NRP. 77061173

1. Kabiddokkes Polda Aceh


2. Kasubbag Wasintern Rumkit Bhayangkara
3. Kasubbag Renmin Rumkit Bhayangkara
4. Para Kasubbid Rumkit Bhayangkara
5. Para Kaur Rumkit Bhayangkara.

iv
DAFTAR ISI

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu


organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat.

Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah


pemerintah yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka mendapatkan
dana dari pemerintah. Dalam perkembangannya ternyata pemerintah tidak dapat
menampung masyarakat yang berobat sehingga masyarakat mencari tempat lain yang
dapat melayani mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan industri jasa di bidang
pelayanan kesehatan yang mulai berorientasi profit untuk menutupi biaya operasional
mereka meskipun tidak meninggalkan unsur sosial sama sekali.

Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan baru


dalam industri jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit swasta
berupaya memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan yang
mutakhir.

Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan


profesional untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna
jasanya (pasien). Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai perusahaan
jasa yaitu perusahaan yang memproduksi jasa bagi para konsumen yang sangat
membutuhkan jasa dari perusahaan tersebut.

Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit
berhubungan langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi
nilai-nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa
dibatasi oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit.

Dengan adanya perbedaan ini maka rumah sakit lebih disebut institusi dari pada
perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan
semata.

Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan


jenis sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan.
Jasa-jasa penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan,
sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

1
Manajemen Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh mempunyai kegiatan
sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan
dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat
tercapai. Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan
perusahaan.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan
aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam
perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu,
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu- individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.

3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya, langkah
berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus dilakukan
oleh manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen harus selalu
mengadakan pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk menumbuhkan
motivasi para karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai dengan
rencana. Manajemen harus memberikan gambaran yang jelas apa yang akan
dituju, memberikan petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan apakah
pelaksanaan akan memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai
tersebut.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali,
menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak
menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk
menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengadakan
pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya yang
dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai
prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan yang
terjadi. Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, komite, instalasi
dan bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan anggaran ini akan
dievaluasi satu tahun sekali dan disusun berdasarkan pengukuran kinerja
Balanced Score Card.

Balanced Score Card merupakan salah satu model pengukuran kinerja


gabungan antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan.

2
Oleh sebab itu kinerja diukur dari empat prespektif yaitu:

1. Keuangan, contoh: target keuangan / pendapatan.


2. Pelanggan, contoh: indeks kepuasan pelanggan.
3. Bisnis Internal contoh: program kerja.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan contoh: peningkatan kemampuan pegawai
dengan diklat internal / eksternal.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap
warga negara secara minimal, Indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif
dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses,hasil dan
atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini dimonitoring, dicatat oleh unit-unit yang
terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja. bulanan. Evaluasi dari laporan
akan dilakukan implementasi guna perubahan menuju arah yang lebih baik.

BAB II

GAMBARAN SINGKAT RS. BHAYANGKARA TK IV BANDA ACEH

Rumah Sakit Bhayangkara TK IV Banda Aceh merupakan rumah sakit umum


yang melayani Anggota Polri/PNS keluarga dan Masyarakat dengan pelayanan
kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik,
yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.

RS Bhayangkara Tk IV Banda Aceh berlokasi di JL. Cut Nyak Dhien No. 23


Lamteumen Barat Kec.Jaya Baru Banda Aceh Provinsi Aceh, Indonesia. Telp 0651-
41355/41470, (hunting) Fax: 0651- 41253 dengan alamat e-mail
bhayangkara_banda_aceh@yahoo.co.id

Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani
kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan
pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep yang
harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien setelah
pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada sejak RS
Bhayangkara Tk IV Banda Aceh berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS
Bhayangkara Tk IV Banda Aceh.

3
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN DAN MOTTO
RS. BHAYANGKARA TK IV BANDA ACEH

3.1. VISI.
Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh memiliki visi :
Menjadikan Rumah Sakit Kepolisian terbaik

3.2. MISI.
Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh memiliki misi :
1. Menyelenggarakan dukungan Kedokteran Kepolisian dan Kesehatan secara
paripurna;
2. Mempersiapkan SDM, sarana, prasarana dan sistem yang profesional untuk menuju
pencapaian standar pelayanan yang terbaik;
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan secara prima dan paripurna sesuai
standar Internasional.
4. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengembangan yang
bermutu.

3.3. FALSAFAH.

Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh memiliki falsafah :

Meningkatkan mutu pelayanan secara profesional kepada masyarakat pengguna jasa


Rumah Sakit dengan berorientasi kepada pelayanan prima serta tercapainya kinerja
yang optimal tanpa meninggalkan fungsi sosial kemasyarakatan.

3.4. TUJUAN.
1. Memberikan Dukungan Kesehatan Yang Profesional Dengan Mengedepankan
Kedokteran Kepolisian Dalam Rangka Mendukung Tugas Operasional Polri;
2. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Paripurna Pada Masyarakat Polri Dan
Umum Di Wilayah Provinsi Aceh Dan Sekitarnya Dengan Dilandasi Kedisiplinan,
Ikhlas, Tanggap, Transparan Dan Profesional Dalam Rangka Menuju Masyarakat
Sehat;
3. Melaksanakan Pengembangan Sarana Dan Prasarana Serta Sumber Daya Manusia
Seiring Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
4. Menyelenggarakan Administrasi Umum/Pelaporan Dan Pembinaan Personel Rumah
Sakit Bhayangkara Banda Aceh.

3.5. MOTTO.
Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh memiliki Motto :
Pelayanan Terbaik Adalah Kepuasan Kami

4
BAB IV

BAGAN ORGANISASI
STRUKTUR SUBBID YANMEDDOKPOL
UR YANMED (IGD)

KARUMKIT

DEWAN
PENGAWAS

WAKA RUMKIT

KASUBBID YANMEDDOKPOL

KAUR YANMED

KA IGD/KA RUANGAN

CLAINING
DOKTER PERAWAT SERVICE:

5
4.1. KETERANGAN/PENGERTIAN:
a. Unit Struktural
1. Karumkit
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Bhayangkara Tk. IV Banda Aceh
2. Dewan Pegawas
Adalah dewan pegawas yang bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan yang dilakukan oleh pejabat pengelola mengenai pelaksanaan
Rencana Strategis Bisnis, Rencana Bisnis dan anggaran dan perundang-
undangan
3. Wakil Karumkit
Adalah pejabat yang membantu Karumkit dalam melaksanakan tugas di
intern Rumkit serta mewakili Karumkit apabila berhalangan dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya.
4. Kepala Sub bagian pelayanan Medik dan Kedokteran Kepolisaian (KaSubbid
yanmed Dokpol)
Adalah unsur pelaksana utama Rumah Sakit yang bertanggung jawab dalam
kegiatan pelayanan medik dan keperawatan serta pelayanan medik Kepolisian
dilingkungan Rumah Sakit Bhayangkara.
5. Kaur Yanmed
Adalah urusan pelayanan medik kedokteran Kepolisian yang bertugas
menyelenggarakan pelayanan medik

b. Unit Kerja
Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan
memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik
berfungsi pelayanan maupun pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RS
Bhayangkara Tk IV Banda Aceh dibedakan menjadi 2 yaitu Subbid Yanmeddokpol
yang diberi istilah Instalasi medis dan Subbid Jangmedum bagian penunjang medis.
Seluruh instalasi medis dibawah tanggungjawab Kasubbid Yanmeddokpol dan seluruh
Bagian penunjang dibawah tanggungjawab Kasubbid Jangmed Um.

c. Unit Kerja Outsourcing Cleaning Service, Satpam/Piket Mako

6
BAB V
URAIAN JABATAN

5.1. KEPALA INSTALASI (KA IGD)

A. Fungsi dan Tanggung Jawab:


1. Menetapkan rencana kerja sesuai tujuan atau target pelayanan yang ingin
dicapai rumah sakit;
2. Menetapkan pembagian pekerjaan, batasan tugas, tanggung jawab, serta
wewenang dan hubungan kerja yang jelas;
3. Melakukan koordinasi dengan instalasi/bagian lain yang terkait;
4. Melakukan fungsi pengawasan dan pengontrolan.

B. Uraian Tugas
1. Merencanakan :
1) program dan anggaran pembinaan, penilaian, dan pengembangan tata
laksana kerja serta tugas-tugas Pegawai;
2) peningkatan kinerja dan mutu pelayanan;
3) Menetapkan pembagian tugas, batas-batas tugas, tanggung jawab, dan
kewenangan hubungan kerja yang jelas bagi karyawan sesuai dengan bidang
pekerjaan masing-masing
4) Memberi pengarahan dan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas pelayanan
guna tercapai tujuan pelayanan secara efektif dan efisien dalam suasana
kerja yang kondusif
5) Melakukan fungsi pengawasan dan pengontrolan, yang antara lain mencakup
tugas :
a. Meneliti dan menganalisis pekerjaan, baik yang sudahmaupun sedang
dilaksanakan Menilai hasil pekerjaan;
b. Mengoreksi dan merevisi pekerjaan guna tercapai tujuan pelayanan
dan kepuasan pelanggan sesuai target yang telah ditetapkan;
c. Mengoreksi dan merevisi pekerjaan guna tercapai tujuan pelayanan
dan kepuasan pelanggan sesuai target yang telah ditetapkan.

5.2. PETUGAS INSTALASI GAWAT DARURAT

a. Fungsi dan Tanggung Jawab:


1. Melaksanakan rencana kerja sesuai tujuan dan target pelayanan yang ditetapkan
oleh rumah sakit;
2. Melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian pekerjaan, batasan tugas,
tanggungjawab, serta wewenang dan hubungan kerja yang sudah ditetapkan.

7
b. Uraian Tugas:
1. Menyiapkan sarana, prasarana, fasilitas, dan lingkungan kerja yang sesuai untuk
kelancaran pelayanan dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan;
2. Menerima pasien sesuai standar prosedur operasional yang berlaku Memelihara
peralatan medis agar selalu dalam keadaan baik dan siap pakai;
3. Melakukan sosialisasi mengenai peraturan/tata tertib yang berlaku di rumah sakit
serta fasilitas yang ada dan cara penggunaanya;
4. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan sesama karyawan maupun
pasien dan keluarganya;
5. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai dengan
kompetensinya, dengan cara :
a. Mengamat idan melakukan penilaian/pemeriksaan keadaan pasien (tanda
vital, kesadaran, keadaan mental,dan sebagainya)
b. Melaksanakan anamnesis.
6. Menyusun rencana keperawatan dan melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan kondisi pasien;
7. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi klinisnya;
8. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien dan keluarganya mengenai
penyakit dan/atau kondisi kesehatannya;
9. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan dan/atau institusi
pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak dapat ditanggulanginya;
10. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien sebagai tindakan life saving
dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kondisi pasien serta
standar prosedur operasional yang berlaku;
11. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai kebutuhan dan kondisi
pasien;
12. Memantau dan menilai kondisi pasien serta melakukan tindakan keperawatan
tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut sesuai standar prosedur
operasional yang berlaku;
13. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik dengan instalasi/bagian
lain yang terkait
14. Berperan serta dalam membahas kasus sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu asuhan keperawatan;
15. Melaksanakan tugas secara bergilir dalam sistem shift kerja sesuai jadwal dinas
yang ditetapkan;
16. Menciptakan dan memelihara lingkungan yang bersih dan suasana yang baik
antarpasien dan keluarganya sehingga tercipta ketenangan;
17. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan secara rutin Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan, antara lain melalui
pertemuan ilmiah dan pelatihan;
18. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan secara
tepat, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang benar dan dapat
dipercaya;

8
19. Melaksanakan serah-terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis pada saat pergantian shift dinas;
20. Menyiapkan berbagai hal dan keperluan yang dibutuhkan oleh pasien yang akan
pulang, antara lain meliputi :
a. Menyediakan dan mengisi secara lengkap semua form yang dibutuhkan
untuk penyelesaian administrasi;
b. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai diet, pengobatan yang
perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya, cara hidup sehat (misalnya
pengaturan istirahat, makanan yang bergizi atau bahan pengganti sesuai
dengan kondisi sosial ekonominya), melatih pasien untuk menggunakan alat
bantu yang dibutuhkan (misalnya tongkat penyangga, kursi roda, protesa,
dan sebagainya), dan menjelaskan tentang rencana kembali kontrol sesuai
saran yang diberikan oleh dokter;
c. Mengantar pasien yang akan pulang sampai ke luar ruangan
21. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah, misalnya :
a. Merawat luka;
b. Melatih anggota gerak;
c. Pengaturan diet.
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA

INSTALASI/BAGIAN HUBUNGAN KERJA


INSTALASI Dewasa : Menerima pasien dari IGD untuk perawatan
RAWAT INAP
kasus dewasa
Anak : Menerima pasien dari IGD untuk perawatan
kasus anak
Kebidanan : Menerima pasien dari IGD untuk perawatan
kasus kebidanan dan kandungan
ICU : Menerima pasien dari IGD untuk kasus yang
memerlukan perawatan khusus secara
intensif
Menerima pasien untuk tindakan operasi, baik yang
INSTALASI
KAMAR OPERASI merupakan kasus darurat maupun yang terprogram
secara elektif

INSTALASI - Melayani permintaan perbekalan farmasi untuk


emergency stock
FARMASI
- Melayani pemberian obat pasien yang akan pulang

9
INSTALASI/BAGIAN HUBUNGAN KERJA
- Melakukan pemeriksaan laboratorium
INSTALASI
- Mengambil spesimen pasien untuk keperluan
LABORATORIUM
diagnosis
INSTALASI
Melakukan pemeriksaan radiologi
RADIOLOGI
- Melakukan admisi/registrasi pasien sesuai dengan
BAGIANA
standar prosedur operasional
PENDAFTARAN DAN
- Menginventarisasi arsip rekam medik pasien
REKAM MEDIK
- Menyimpan arsip rekam medik pasien
- Menyiapkan mobil ambulance
BAGIAN
- Keperluan rujukan pasien
TRANSPORTASI
- Antar-jemput pasien
BAGIAN
PENGADAAN Pengadaan barang umum dan medis

(GUDANG/LOGISTIK)
Menerima pembayaran pasien pulang, dirujuk, dan
KASIR
meninggal
KAMAR STERIL Pemeliharaan alat alat medis
BINATU (LAUNDRY) Pelengkap kebutuhan linen dan pemeliharaannya
SATUAN - Koodinasi keamanan
PENGAMANAN - Membantu transfer pasien
(SATPAM)/ PIKET - Pengurusan jenasah ke kamar jenasah
MAKO

10
BAB VII
KEGIATAN ORIENTASI
Setiap Staf/pegawai yang akan di tempatkan di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit. Bhayangkara Tk IV Banda Aceh terlebih dahulu harus sudah melalui
orientasi yang di selenggarakan oleh Tim Orientasi Instalasi Gawat Darurat dan telah
membuat surat pernyataan telah mengikuti orientasi pegawai baru.

Memberikan pemahaman dan wawasan kepada Staf/pegawai baru tentang seluk


beluk pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Tk.IV Banda
Aceh secara umum dan bidang tugas masing masing secara khusus.

Ketentuan :
1. Setiap karyawan baru diwajibkan mengikuti program orientasi ( Percobaan ) selama
1 bulan untuk mengenal seluk beluk keadaan Rumah Sakit dan bidang tugasnya;
2. Pelaksanaan program orientasi karyawan baru dikoordinir oleh Kaur Diklit bekerja
sama dengan Kasubbag Renmin dan unit terkait;
3. Pada akhirnya kegiatan dilaksanakan evaluasi kinerjanya dengan pedoman khusus
dan dilaporkan kepada Kasubbid Yanmeddokpol kemudian dilaporkan dalam rapat;
4. Apa bila lulus yang bersangkutan sepenuhnya diserahkan kepada atasan langsung
untuk dibimbing dan dibina.

BAB VIII
PERTEMUAN/RAPAT

Pertemuan/rapat yang diadakan oleh Instalasi Gawat Darurat rumah Sakit


Bhayangkara Tk IV Banda Aceh, antara lain berupa :
1. Rapat rutin
2. Rapat insidentil

8.1. RAPAT RUTIN


Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Satu bulan sekali
Tempat : Ruang Pertemuan IGD Rumkit Bhayangkara
Peserta : Kaur Yanmed, Kepala ruangan IGD, Dokter, dan perawat
Materi : 1. Evaluasi Kinerja
2. Evaluasi SDM
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan IGD
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM dan
pelayanan gawat darurat
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan
IGD

11
Kelengkapan Rapat: Undangan, Daftar hadir, Notulen rapat, laporan/usulan/
rekomendasi kepada Pimpinan.

8.2. RAPAT INSIDENTIL


Rapat insidentil diselenggarakan pada :

Waktu : Sewaktu waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu di
bahas segera.
Tempat : Sesuai Undangan
Peserta : Kasubbid yanmeddokpol, Kepala ruangan IGD, Dokter, dan
perawat
Materi : Sesuai dengan masalah yang dibahas
Kelengkapan Rapat: Undangan, Daftar hadir, Notulen rapat, laporan/usulan/
rekomendasi kepada Pimpinan.

BAB IX
PELAPORAN

Laporan yang disusun IGD Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh dapat
dibedakan menjadi 2 macam laporan, yaitu laporan rutin dan laporan insidental.

9.1. Laporan Rutin:


Laporan rutin adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh IGD Rumah Sakit
Bhayangkara Tk IV Banda Aceh. Laporan rutin ini dapat dibagi menjadi laporan ekstern
dan laporan intern:
a. Laporan ekstern
Beberapa data yang dikumpulkan oleh Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda
Aceh diserahkan setiap bulan ke bagian Rekam Medik untuk diserahkan ke
Pusdokkes Polri adalah :
1) Laporan jumlah pasien;
2) Laporan jumlah kegiatan pemeriksaan oleh dokter;
3) Laporan jumlah kematian;
4) Laporan jumlah per kasus;

b. Laporan intern
Laporan intern terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Laporan mingguan, dilaporkan dalam rapat;
2) Laporan bulanan dan informasi kinerja bagian IGD Rumah Sakit Bhayangkara
Tk IV Banda Aceh berdasarkan Standar Pelayanan Minimal dan kerangka acuan
program yang ditetapkan.

12
9.2. Laporan Insidentil:
Adalah laporan mengenai pelayanan IGD Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Banda Aceh
pada khususnya yang harus segera dilaporkan karena berkaitan dengan kinerja rumah
sakit.

BAB X
PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat RS Bhayangkara Tk IV


Banda Aceh ini mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan
kegiatan sehari hari tenaga keperawatan di Instalasi Gawat Darurat sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Pada prinsipnya pengorganisasian instalasi gawat darurat adalah bagian


pelayanan dari Rumah Sakit Bhayangkara TK IV Banda Aceh yang tidak hanya
memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah
pelayanan yang mengedepankan dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara
meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan - pelatihan.

Demikian harapan kami semoga Pedoman Pengorganisasian ini dapat menjadi


pedoman bagi pelaksana tugas dalam memberikan pelayanan kesehatan di Instalasi
Gawat Darurat sehingga mutu pelayanan lebih dapat ditingkatkan sesuai harapan dan
tujuan.

Semoga dengan adanya pedoman pengorganisasian ini pelayanan di Instalasi


Gawat darurat dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat
Kota Banda Aceh.

Banda Aceh, 2017

PS. KARUMKIT BHAYANGKARA TK IV


BANDA ACEH

dr. JAMAL NASIR HUSNI


AJUN KOMISARIS POLISI NRP 77061173

13

Anda mungkin juga menyukai