RS MARDI RAHAYU
JL. AKBP R AGIL KUSUMADYA 110 KUDUS 59346
Telp (0291) 438234, 088802530101 Fax (0291) 434711
Email :mardirahayu@gmail.com
2015
1
Pedpel/HST/02/Rev.00
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU
NOMOR : 011 /SK/DIRUT/III/2014
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN SUB BAGIAN HYGIENE & SANITASI
DI RS MARDI RAHAYU
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS MARDI RAHAYU TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN HYGIENE & SANITASI
RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU DI RS MARDI RAHAYU.
2
Pedpel/HST/02/Rev.00
Kedua : Pedoman Pelayanan Bagian Hygiene & Sanitasi Rumah Sakit Mardi
Rahayu sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pedoman Pelayanan Sub Bgaian Hygiene & Sanitasi Rumah Sakit Mardi
Rahayu Kudus sebagaiman dimaksud dalam Surat Keputusan ini harus
digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan sub bagian Hygiene
& Sanitasi
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Kudus
Pada tanggal 5 Maret 2014
Plt Direktur Utama,
3
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan yang bertujuan memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya .Sesuai dengan visi Indonesia Sehat
tahun 2010, keberadaan Rumah Sakit diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia.
Dalam pelaksanaan kegiatannya Rumah Sakit harus memiliki lingkungan yang sehat
dan bebas dari segala faktor yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan
kesehatan baik untuk pasien, pengunjung maupun karyawan Rumah Sakit sendiri.
Lingkungan yang sehat dan nyaman merupakan syarat utama bagi sebuah instansi
kesehatan karena dengan lingkungan yang sehat akan tercipta lingkungan yang dapat
menunjang pemulihan kesehatan bagi pasien dan dapat meningkatkan kinerja karyawan
Rumah Sakit sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian akan
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan bagain khusus yang
menangani / mengelola kesehatan lingkungan di rumah sakit Mardi Rahayu Kudus ini.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan pengelolaan sanitasi di rumah sakit.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Ada acuan dalam kegiatan penyehatan ruang dan bangunan.
b. Ada acuan dalam kegiatan pengelolaan air
c. Ada acuan dalam pengelolaan limbah baik padat maupun cair
d. Ada acuan dalam pengendalian serangga dan binatang penganggu
D.BATASAN OPERASIONAL
1. Pengelolaan ruang dan bangunan yang meliputi :
a. Pemeliharaan ruang dan bangunan.
b. Pemeriksaan kualitas udara ruangan
c. Pemeriksaan pencahayaaan
d. Pemeriksaan kebisingan
2. Hygiene dan Sanitasi Makanan ( mengacu pada pedoman pelayanan bagian gizi )
4
Pedpel/HST/02/Rev.00
3. Pengelolaan air
a. Pengelolaan air bersih
b. Pengelolaan air minum
4. Pengelolaan sampah / limbah
a. Pengelolaan sampah infekisus
b. Pengelolaan sampah non infekisus
c. Pengelolaan limbah cair
5. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
6. Pengembangan staff
a. Pelatihan internal
b. Pelatihan eksternal
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang No .32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Peraturan pemerintah No 19 tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
4. Permenkes RI No 416 / Menkes / Per / IX / 1990 tentang Syarat – Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat – Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Minum
6. Kepmenkes RI No 1204 /SK /Menkes/X / 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan
5
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Pengaturan Jaga
`Jadwal dinas Jenis tenaga Jumlah
Dinas Pagi
Pukul 06.00 – 13.00 WIB Petugas kebersihan OK 2 orang
Pukul 06.30 – 13.30 WIB Petugas kebersihan ruangan 33 orang
dan taman
Pukul 06.30 – 13.30 WIB Kaur Kebersihan 1 orang
Pukul 07.00 – 14.00 WIB Petugas operator IPAL 1 orang
Pukul 07.30 – 14.30WIB Kaur Kebersihan 2 orang
Kasubbag Hygiene &
Sanitasi 1 orang
Petugas pegelola air & pest
control
Dinas siang / sore
Pukul 13.00 – 20.00 WIB Petugas kebersihan OK 1 orang
Dinas malam
Pukul 20.30 – 10.30 WIB Petugas kebersihan 1 orang
6
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
Denah ruangan Hygiene & Sanitasi terlampir
B. Standar Fasilitas
Segala kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan program di sub bagian Hygiene &
Sanitasi akan dipenuhi dari sub bagian Pembelian dan sub bagian Gudang Non Medis,
dengan terlebih dahulu membuat daftar permintaan kebutuhan.
7
Pedpel/HST/02/Rev.00
No FASILITAS JUMLAH
1 Komputer 1 buah
2 Meja 3 buah
3 Kursi 6 buah
4 AC 2 buah
NO PERALATAN JUMLAH
1 Janitor cart 12
2 Mesin polisher 2
3 Hand polisher 1
4 Troli sampah 3
5 Vacum cleaner 2
6 Windows squeeqe 12
7 Mesin potong rumput 2
8 Alumunium telescopic 1
9 Loby duster 20
10 Ember pel 24
11 Engkrak plastik 12
12 Garukan air 12
13 Sikat plastic panjang 12
14 Sikat plastic pendek 12
15 Sikat WC ( kolokan wc ) 12
16 Sapu lawa - lawa 12
17 Sapu lidi 8
18 Tang 1
19 Drei 2
20 Alat / kunci pembuka 1
cartridge
21 Kincir air 4
22 Gunting taman 1
23 Troli tanah 1
24 Selang air 5
25 Bei 1
26 Termohygrometer 1
27 pH meter 1
28 TDS kit / alat ukur TDS 1
8
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
10
Pedpel/HST/02/Rev.00
2. Pemeriksaan kualitas udara ruangan
Pemeriksaan kualitas udara ruangan dilakukan setiap satu tahun 2 kali , bekerjasma
dengan Laboratorium Kesehatan .
Indeks angka kuman ruangan sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 / Menkes / SK /
X / 2004 adalah seperti pada tabel dibawah ini :
3. Pemeriksaan pencahayaaan
a. Lingkungan rumah sakit baik dalam maupun luar ruangan harus mendapat cahaya
dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya.
b. Semua ruangan yang digunakan baik untuk bekerja maupun untuk menyimpan
barang / peralatan perlu diberikan penerangan yang cukup.
c. Pemeriksaan pencahayaan dilakukan secara internal maupun eksternal
Pencahayaan di ruang umum dan ruang khusus harus sesuai dengan peruntukannya,
sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 / Menkes / SK / X / 2004 adalah sebagai
berikut :
NO RUANGAN / UNIT INTENSITAS KETERANGAN
CAHAYA ( LUX )
1 Ruang pasien
- saat tidak tidur 100 – 200 Warna cahaya terang
- saat tidur Maksimal 50
2. R. operasi umum 300- 500
3. Meja operasi 10.000 – 20.000 Warna cahay sejuk atau
sedang tanpa bayangan
4. Anestesi , pemulihan 300 - 500
5. Endoscopy , lab 75 - 100
11
Pedpel/HST/02/Rev.00
6. Sinar X Minimal 60
7. Koridor Minimal 100
8. Tangga Minimal 100 Malam hari
9. Administrasi / kantor Minimal 100
10. Ruang alat / gudang Minimal 200
11. Farmasi Minimal 200
12. Dapur Minimal 200
13. Ruang Cuci Minimal 100
14. Toilet Minimal 100
15. Ruang isolasi khusus 0.1 – 0.5 Warna cahaya biru
penyakit tetanus
16. Ruang luka bakar 100- 200
4.Pemeriksaan kebisingan
a. Pengaturan dan tata letak ruangan harus harus sedemikian rupa sehingga kamar
dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari kebisingan
b. Pemantauan kebisingan dilakukan minimal setahun 2 kali dengan bekerjasama
dengan Laboratorium Kesehatan setempat.
Persyaratan kebisingan untuk masing – masing ruangan atau unit , sesuai dengan
Permenkes RI no ; 1204 / Menkes / SK / X / 2004 adalah sebagai berikut :
12
Pedpel/HST/02/Rev.00
B. Hygiene dan Sanitasi Makanan ( mengacu pada pedoman pelayanan bagian gizi )
C. Pengelolaan air
1. Pengelolaan air bersih
a. Standart air bersih yang digunakan untuk memenuhi kegiatan pelayanan di rumah
sakit , harus memenuhi persyaratan air bersih sesuai dengan Permenkes RI No
416 tahun 1990.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990
TANGGAL : 13 SEPTEMBER 1990
DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH
No Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang diperbolehkan
A. FISIKA
1. Bau - - Tidak berbau
2. Jumlah zat padat terlarut
( TDS ) mg / l 1500 -
3. Kekeruhan Skala NTU 25 -
4. Rasa - - Tidak berasa
5. Suhu 0 Suhu udara ± 3 °C
6. Warna Skala TCU 50
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1. Air Raksa mg/L 0.001
2 Arsen mg/L 0.05
3 Besi mg/L 1.0
4 Flourida mg/L 1.5
5 Kadmium mg/L 0.005
6 Kesadahan ( CaCo3) mg/L 500
7 Klorida mg/L 600
8 Kronium, valensi 6 mg/L 0.05
9 Mangan mg/L 0.5
10 Nitrat, sebagai N mg/L 10
11 Nitrit , sebagai N mg/L 1.0
12 pH - 6.5 – 9.0 Merupakan bat
as minimum &
maksimum
khusus air
hujan pH min
5,5
13 Selenium mg/L 0.01
14 Seng mg/L 15
15 Sianida mg/L 0.1
16 Sulfat mg/L 400
17 Timbal mg/L 0.05
b. Kimia Organik
13
Pedpel/HST/02/Rev.00
1 Aldrin dan dieldrin mg/L 0.0007
2 Benzena mg/L 0.01
3 Benzo ( a) pyrene mg/L 0.00001
4 Chlorodane ( total mg/L 0.0007
isomer )
5 Chloroform mg/L 0.03
6 2,4 – D mg/L 0.10
7 DDT mg/L 0.03
8 Detergen mg/L 0.5
9 1,2 – Dicchloroethene mg/L 0.01
10 1,1 – dichlorcethene mg/L 0.0003
Heptachlor dan mg/L 0.003
11 heptachlor epoxide mg/L
Hexachlorobenzene mg/L 0.00001
12 Gamma _ HCH ( mg/L 0.004
13 Lindane )
14 Methoxychlor mg/L 0.10
15 Pentacholphenol mg/L 0.01
16 Pestisida total mg/L 0.10
17 2,4,6 – trichlorophenol mg/L 0.01
18 Zat organic ( KMnO4 ) mg/L 10
C. MIKROBIOLOGIK
1 Total Koliform Jumlah per 50 Bukan air
100 ml perpipaan
2 ( MPN ) Jumlah per 10 Air perpipaan
100 ml
D. RADIOAKTIVITAS
1 Aktivitas Alpha ( Gross Bq/L 0.1
alpha activity )
2 Aktivitas Beta ( Gross Bq/L 1.0
Beta activity )
Keterangan :
mg ; milligram
ml : milliliter
L : liter
Bq : Bequerel
NTU : Nepnelometrik Turbidity Units
TCL : True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut
14
Pedpel/HST/02/Rev.00
b. Pemeriksaan kualitas air bersih secara mikrobiologis dilakukan setiap bulan
sekali , sedangkan untuk pemeriksaan kualitas kimia air minum dan air bersih
dilakukan setiap setahun 2 kali.
c. Pemeriksaan kualitas air bersih harian dilakukan untuk parameter suhu dan pH
oleh petugas khusus pengelola air minum di rumah sakit.
d. Pemeriksaan kualitas air minum harian dilakukan utnuk parameter suhu, pH dan
TDS oleh petugas khusus pengelolal air minum di rumah sakit.
e. Titik – titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi terutama
pada air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin , kamar bayi dan
ruang makan, tempat penampungan / reservoir, secara acak pada kran – kran
sepanjang system distribusi , pada sumber air, dan titik – titik lain yang rawan
pencemaran.
f. Pengurasan tower air maupun ground tank harus dilakukan secara berkala sesuai
dengan kebutuhan.
g. Pemeriksaaan system distribusi air bersih harus dilakukan secara berkala oleh sub
bagian pemeliharaan sarana rumah sakit.
h. Desinfeksi air bersih perlu dilakukan untuk mempertahankan kualitas air bersih.
a. Penyediaan air minum sesuai dengan kebutuhan dan kualitas air minum yang
digunakan di rumah sakit harus memenuhi persyaratan yang berlaku, yaitu sesuai
dengan Keputusan Menkes No 907 tahun 2001 tentang Syarat – Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum , sebagaimana tercantum dibawah ini :
15
Pedpel/HST/02/Rev.00
1. BAKTERIOLOGIS
Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
1 2 3 4
a. Air Minum
E. Coli atau fecal Jumlah per 0
coli 100 ml sampel
b. Air yang masuk
system distribusi
E .Coli atau fecal coli Jumlah per 0
100 ml sampel
Total Bakteri Jumlah per 0
Coliform 100 ml sampel
c. Air pada system
distribusi
E. coli atau fecal coli Jumlah per 0
100 ml sampel
Total Bakteri Coliform Jumlah per 0
100 ml sampel
2. KIMIA
A. Bahan – bahan inorganic ( yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan
)
Paramater Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang
diperbolehkan
1 2 3 4
Antimony ( mg/liter) 0.005
Air Raksa ( mg/liter) 0.001
Arsenic ( mg/liter) 0.01
Barium ( mg/liter) 0.7
Boron ( mg/liter) 0.3
Cadmium ( mg/liter) 0.003
Kromium ( mg/liter) 0.05
Tembaga ( mg/liter) 2
Sianida ( mg/liter) 0.07
Fluoride ( mg/liter) 1.5
Timah ( mg/liter) 0.01
Molybdenum ( mg/liter) 0.07
Nikel ( mg/liter) 0.02
Nitrat (sebagai NO3 ) ( mg/liter) 50
Nitrikt sebagai NO2 ) ( mg/liter) 3
Selenium ( mg/liter) 0.01
16
Pedpel/HST/02/Rev.00
B. Bahan – bahan inorganic ( yang kemungkinan dapat menibulkan keluhan
pada konsumen )
Paramater Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang
diperbolehkan
1 2 3 4
Ammonia ( mg/liter) 1.5
Alumunium ( mg/liter) 0.2
Klorida ( mg/liter) 250
Copper ( mg/liter) 1
Kesadahan ( mg/liter) 500
Hirogen Sulfida ( mg/liter) 0.05
Besi ( mg/liter) 0.3
Mangan ( mg/liter) 0.1
pH ( mg/liter) 6.5 – 8.5
Sodium ( mg/liter) 200
Sulfat ( mg/liter) 250
Total padatan terlarut ( mg/liter) 1000
Seng ( mg/liter) 3
2. RADIOAKTIFITAS
Paramater Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang
diperbolehkan
1 2 3 4
Gross alpha activity (Bq/liter ) 0.1
Gross beta activty (Bq/liter) 1
3. FISIK
Paramater Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang
diperbolehkan
1 2 3 4
Parameter fisik
Warna TCU 15
Rasa dan bau - - Tdk berbau dan berasa
Temperatur oC Suhu udara 3 C
Kekeruhan NTU 5
b. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan.
c. Pemeriksaan kualitas air minum untuk mikrobilogi atau bakteriologi dilakukan
setiap bulan sekali sedangkan untuk pemeriksaan kualitas fisika kimia dilakukan
setiap setahun 2 kali.
d. Penyediaan kebutuhan air minum disediakan sendiri oleh rumah sakit dengan
menggunakan system filter Reserve Osmosis ( RO )
17
Pedpel/HST/02/Rev.00
e. Penanggung jawab kualitas air RO ( air minum ) adalah Kasubbag Hygiene &
Sanitasi.
f. Perawatan filter air RO dilakukan secara berkala yang meliputi kegiatan :
1. Back wash dilakukan setiap seminggu 3 kali.
2. Regenerasi filter dilakukan setiap seminggu sekali.
3. Pencucian cartridge dilakukan jika secara visual cartridge terlihat kotor
sekali.
4. Penggantian cartridge dilakukan jika secara visual cartridge sudah terlihat
kotor.
5. Penggantian lampu UV sesuai dengan kebutuhan.
6. Penggantian membrane RO dilakukan jika membrane tersumbat.
D. Pengelolaan sampah
a. Semua petugas cleaning service yang bekerja di rumah sakit termasuk petugas
cleaning service yang outsourcing harus sudah mendapatkan pelatihan tentang
manajemen sampah dan kebijakannya.
b. Semua tempat sampah baik yang infeksius maupun non infeksius harus
mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1. bahan tidak mudah berkarat
2. kedap air
3. tertutup
4. mudah dibersihkan
5..mudah diangkat dan dipindahkan
c. Semua sampah non infeksius yang dihasilkan harus dimasukkan ke dalam tempat
sampah yang telah diberi kantong plastic warna hitam dan sampah infeksius
dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah diberi kantong plastic kuning
d. Sedangkan untuk sampah benda tajam ditempatkan ditempat khusus ( sharp
container ) yang anti bocor, tahan tusukan dan aman
e. Pemilahan / pemisahan sampah dilakukan oleh orang yang pertamakali
menghasilkan sampah
18
Pedpel/HST/02/Rev.00
2. Alur pengelolaan sampah
Adapun alur pengelolaan sampah di rumah sakit adalah sebagai berikut :
sampah
penampungan dengan
kantong plastic penampungan dengan
hitamahiahikuningam kantong plastic hitam
pengangkutan
pengangkutan
incinerator untuk
dibakar
TPA RS
abu diambil oleh rekanan
diambil oleh pet.Dinas Cipta
Karya untuk dibwa ke TPA
Kab Kudus
2. Pengelolan sampah infeksius
a. Semua sampah infeksius yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di rumah
sakit harus dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah diberi kantong
plastic warna kuning
b. Setiap hari petugas pengelola sampah akan mengambil sampah infeksius
tersebut untuk dimusnahkan di incinerator
c. Petugas pengelola sampah dalam menjalankan tugasnya harus memakai APD
yang dibutuhkan yaitu : masker kain , sarung tangan , sepatu boot.
d. Pembakaran sampah infeksius di incinerator dilakukan oleh petugas operator
IPAL , pembakaran dilakukan setiap hari dimulai jam 10.00 WIB
e. Semua sampah infeksius yang akan dibakar di incenerator harus ditimbang
terlebih dahulu
f. Dalam menjalankan tugasnya petugas harus selalu memakai APD yang
dibutuhkan yaitu : sarung tangan tahan panas, sepatu anti stroom, wearpack ,
masker.
g. Petugas akan mencatat setiap hari semua sampah infeksius yang dibakar di
incinerator
19
Pedpel/HST/02/Rev.00
h. Abu dari hasil pembakaran di incinerator setiap ahri akan diambil oleh petugas
dan akan diletakkan di TPS limbah B3
i. Abu dari hasil sisa pembakaran tersebut setiap bulan seakli akan diambil oleh
pihak rekanan ( transporter ) untuk dibawa ke tempat pengolahan limbah B3
20
Pedpel/HST/02/Rev.00
f. Adapun diagram alur pengolahan limbah cair di Instalasi Pengolahan Air
Limbah di rumah sakit adalah sebagai berikut :
TANK
BIODETOX SLUGDE
TANK
Dgn kaporit
POLISHING
PUMP
TREATED WATER
TANK
22
Pedpel/HST/02/Rev.00
- Dosing Pump
Berfungsi untuk menginjeksikan kaporit setelah Biodetox untuk
mematikkan bakteri – bakteri yang ada
- Polishing Tank
Berfungsi sebagai bak pengendapan terahkir dan bak khlorinasi sebelum
masuk ke Treated Water Tank
- Treated Water Tank
Treated Water Tank berfungsi sebagai bak penampung terahkir, dan
sebagian air dikembalikan ke Biodetox untuk mengurangi busa dengan
menggunakan Pompa Spayer
- Sludge Tank
Berfungsi untuk menampung lumpur yang terkumupl dari bak Clarifier
dan polishing
- Drying Bed
Sebagai temat pengeringan lumpur / sludge yang dihasilakn dari proses di
IPAL
Khusus untuk ruang / bagian gizi sebelum ke bak control , ada pengolahan
awal terlebih dahulu ( dengan bak penangkap lemak ) yang bertujuan untuk
menankap lemak – lemak / minyak yang terikut dalam air limbah ,s ehingga
tidak menggangu proses di IPAL. Dari bak pennagkap lemak baru mengalir ke
ke bak control kemudian terkumpul di sumpit dan diolah di IPAL.
23
Pedpel/HST/02/Rev.00
Adapun alur tersebut dapat terlihat pada gambar dibawah ini :
Sumber limbah :
- ruang perawatan
- kamar bedah
- ICU
- HDN & Unit Stroke
- Hemodialisa
- Laundry Bak
Sumpit
- Asrama kontrol
- Laboratorium
- Apotik
- Klinik rawat jalan
- UGD
- Radiologi
- perkantoran IPAL
- Griya eseter
- dll
Saluran Umum
h. Petugas operator IPAL akan mencatat debit outlet air limbah setiap hari
i. Petugas operator IPAL akan melakukan pengukuran terhadap suhu dan pH
pada inlet dan outlet air limbah setiap hari.
j. Setiap 6 bulan sekali , Kantor Lingkungan Hidup akan melakukan sidak
terhadap kualitas outlet air limbah
k. Setiap 2 bulan sekali , kualitas outlet akan dilakukan pemeriksaan di
Laboratorium Kesehatan atau Laboratorium BLH Propinsi Jateng.
l. Adapun baku mutu oulet untuk limbah RS sesuai dengan KepMenLH no. 58
/Kep.MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan rumah
sakit.
24
Pedpel/HST/02/Rev.00
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit
FISIKA :
Suhu 30º C
KIMIA :
- pH 6 -9
- BOD 5 30 mg / l
- COD 80 mg /l
- TSS 30 mg / l
- NH3 bebas 0.1 mg / l
- Phosphat ( PO 4 ) 2 mg / l
MIKROBIOLOGIK :
MPN Kuman Golongan Koli 10.000
a. Tidak ditemukannya tanda- tanda keberadaan tikus terutama pada daerah bangunan
tertutup ( core ) rumah sakit
b. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk masuk ke
dalam ruangan , terutama ruang perawatan
c. Tidak ditemukannya lalat di dalam bnagunan tertutup rumah sakit
d. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing
2. Kegiatan Kegiatan surveilans dilakukan terhadap :
a. Nyamuk : pengamatan jentik, pengamatan lubang dengan kawat kasa, kontruksi
pintu harus membuka ke arah luar.
b. Kecoa : mengamati keberadaan kecoak, pengamatan dilakukan secara visual dengan
bantuan senter setiap 2 minggu, bila ada tanda – tanda kecoak maka segera
dilakukan upaya pemberantasan.
c. Tikus :mengamati keberadaan tikus .
d. Lalat : mengukur kepadatan lalat secara berkala.
e. Binatang pengganggu lainnya : mengamati atau memantau secara berkala
keberadaan kucing .
3. Kegiatan pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Nyamuk
Melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk ( PSN ) dengan 3 M ( mengubur,
menguras dan menutup ).
25
Pedpel/HST/02/Rev.00
Pengaturan aliran pembuangan air limbah dan saluran dalam keadaan tertutup.
Pembersihan tanaman sekitar RS secara berkala yang menjadi tempat
perindukan.
Pemasangan kawat kasa di seluruh ruangan.
b. Kecoa
Menyimpan bahan makanan dan makanan siap saji pada tempat tertutup.
Pengelolaan sampah yang memenuhi persyaratan kesehatan.
Menutup lubang – lubang atau celah – celah agar kecoa tidak masuk ke dalam
ruangan.
c. Tikus
Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang – lubang di dinding, plafon, pintu
dan jendela.
Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
d. Lalat
Melakukan pengelolaan sampah / limbah yang memenuhi syarat kesehatan.
e. Binatang pengganggu lainnya
Melakukan pengelolaan makanan dan sampah yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
4. Pengendalian yang dilakukan meliputi :
a. Pengendalian terhadap nyamuk
Dapat dilakukan dengan cara abatisasi atau dengan menggunakan predator.
Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit , maka perlu
dilakukan pengasapan ( fogging ) di rumah sakit.
b. Pengendalian terhadap kecoa
Pembersihan telur kecoa dengan cara mekanis : membersihkan telur yang
terdapat pada celah – celah dinding, lemari, peralatan dan telur kecoa
dimusnahkan dengan dibakar / dimusnahkan.
Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi, secara fisik atau
mekanik dengan cara membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul,
menyiram tempat perindukan dengan air panas, menutup celah – celah dinding,
sedangkan secara kimiawi dengan menggunakan insektisida dengan pengasapan,
bubuk , semprotan dan umpan.
c. Pengendalian terhadap tikus
Secara fisik dengan pemasangan perangkap, pemukulan atau sebagai alternative
terakhir dapat dilakukan secara kimia dengan menggunakan umpan beracun.
d. Pengendalian terhadap lalat
Bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah melebihi 2 ekor per blok grill maka
dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologic dan kimia.
e. Pengendalian terhadap binatang penganggu lainnya
Bila terdapat kucing dan anjing maka perlu dilakukan :
Penangkapan kemudian dibuang jauh dari rumah sakit.
26
Pedpel/HST/02/Rev.00
Bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat untuk menangkap kucing dan
anjing.
F. Pengembangan staff
1. Pelatihan internal
Pelatihan yang diadakan di dalam lingkungan rumah sakit , mengikuti sub bagian
Diklat rumah sakit
2. Pelatihan eksternal
Pelatihan yang diadakan di luar lingkungan rumah sakit , sesuai dengan program
tahunan yang telah diajukan.
27
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB V
LOGISTIK
Semua kebutuhan logistik yang diperlukan oleh sub bagian Hygiene & Sanitasi meliputi :
a. peralatan untuk cleaning service, IPAL dan air minum
b. chemical untuk cleaning service dan IPAL
c. alat tulis kantor dll
Semua kebutuhan tersebut diatas dipenuhi melalui sub bagian Pembelian Non Medis dan sub
bagian Gudang dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah sakit yaitu melalui tata
cara Permintaan Barang
A. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan logistik dengan menggunakan metode permintaan barang,
perencanaan dilakukan sebulan sekali
B. Permintaan dan Pengadaan
Permintaan barang dilakukan ke sub bagian gudang non medis untuk chemical dan alat-
alat tulis kantor, permintaan dilakukan dengan menggunakan print out. Pengadaan barang
yang dipesan melalui satu pintu oleh bagian pengadaan setelah barang diterima
didistribusikan ke unit
C. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan penggunaan barang habis pakai dan obat menggunakan kartu stok.
28
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
29
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Kalibrasi Alat
Alat yang harus dikalibrasi meliputi : pH meter , TDS meter, ,dll. Alat-alat tersebut
harus dikalibrasi minimal satu tahun sekali. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi
elektromedis atau secara eksternal oleh lembaga kalibrasi dan kartu pemeliharaan.
C. Coorective Maintenance
Bila ada alat rusak, maka unit mengajukan proses perbaikan kepada sub bagian
Pemeliharaan Sarana, dengan menggunakan form perbaikan barang. Jika alat tidak
dapat diperbaiki, maka unit mengajukan permintaan penggantian alat atau perbaikan
alat dilakukan oleh vendor. Proses ini didokumentasikan di kartu maintenance alat
30
Pedpel/HST/02/Rev.00
ABSTRAKSI DATA INDIKATOR MUTU HYGIENE & SANITASI
Target Kinerja : 0%
31
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB IX
PENUTUP
Saat ini masyarakat semakin peduli dan peka terhadap lingkungan yang kita tempati
sekarang ini .
Rumah Sakit merupakan salah satu unsur penyumbang pencemaran terhadap lingkungan
baik berupa pencemaran udara, air maupun tanah jika pengelolaan kesehatan di rumah sakit
tidak terkelola dengan baik dan benar.
Untuk itu pengelolaan sanitasi / kesehatan lingkungan di suatu rumah sakit sangat
penting dan harus senantiasa dilaksanakan berdasarkan / mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Selain itu faktor sanitasi juga merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu
pelayanan di bidang kesehatan khususnya di rumah sakit.
Oleh karena itu Sumber Daya Manusia yang ada di bagian sanitasipun harus selalu
ditingkatkan seturut dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada.
Selain dari SDM sendiri, fasilitas dan peralatan juga akan sangat mendukung keberhasilan
pelayanan sub bagian sanitasi / kesehatan lingkungan.
Ditetapkan di Kudus
Pada tanggal 5 Januari 2015
Plt. Direktur Utama
32
Pedpel/HST/02/Rev.00