Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PELAYANAN

BAGIAN HYGIENE &


SANITASI
RS MARDI RAHAYU

RS MARDI RAHAYU
JL. AKBP R AGIL KUSUMADYA 110 KUDUS 59346
Telp (0291) 438234, 088802530101 Fax (0291) 434711
Email :mardirahayu@gmail.com
2015

1
Pedpel/HST/02/Rev.00
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU
NOMOR : 011 /SK/DIRUT/III/2014

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN SUB BAGIAN HYGIENE & SANITASI
DI RS MARDI RAHAYU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS Mardi Rahayu,


maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan sub bagian Hygiene dan
Sanitasi yang bermutu tinggi
b. Bahwa agar pelayanan sub bagian Hygiene & Sanitasi di RS Mardi
Rahayu dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
Utama RS Mardi Rahayu sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan sub bagian Hygiene & Sanitasi di RS Mardi Rahayu
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RS Mardi
Rahayu

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit
2. Undang – Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat –
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002
tentang Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS MARDI RAHAYU TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN HYGIENE & SANITASI
RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU DI RS MARDI RAHAYU.

2
Pedpel/HST/02/Rev.00
Kedua : Pedoman Pelayanan Bagian Hygiene & Sanitasi Rumah Sakit Mardi
Rahayu sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Pedoman Pelayanan Sub Bgaian Hygiene & Sanitasi Rumah Sakit Mardi
Rahayu Kudus sebagaiman dimaksud dalam Surat Keputusan ini harus
digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan sub bagian Hygiene
& Sanitasi

Keempat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan sub bagian


Hygiene & Sanitasi Rumah Sakit Mardi Rahayu dilaksanakan oleh
Kabag Sarana Prasarana Rumah Sakit Mardi Rahayu

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kudus
Pada tanggal 5 Maret 2014
Plt Direktur Utama,

Dr. Khrisna Nugraha Widjaja

3
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan yang bertujuan memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya .Sesuai dengan visi Indonesia Sehat
tahun 2010, keberadaan Rumah Sakit diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia.
Dalam pelaksanaan kegiatannya Rumah Sakit harus memiliki lingkungan yang sehat
dan bebas dari segala faktor yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan
kesehatan baik untuk pasien, pengunjung maupun karyawan Rumah Sakit sendiri.
Lingkungan yang sehat dan nyaman merupakan syarat utama bagi sebuah instansi
kesehatan karena dengan lingkungan yang sehat akan tercipta lingkungan yang dapat
menunjang pemulihan kesehatan bagi pasien dan dapat meningkatkan kinerja karyawan
Rumah Sakit sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian akan
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan bagain khusus yang
menangani / mengelola kesehatan lingkungan di rumah sakit Mardi Rahayu Kudus ini.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan pengelolaan sanitasi di rumah sakit.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Ada acuan dalam kegiatan penyehatan ruang dan bangunan.
b. Ada acuan dalam kegiatan pengelolaan air
c. Ada acuan dalam pengelolaan limbah baik padat maupun cair
d. Ada acuan dalam pengendalian serangga dan binatang penganggu

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Pengelolaan ruang dan bangunan
2. Hygiene dan Sanitasi Makanan
3. Pengelolaan air
4. Pengelolaan sampah
5. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
6. Pengembangan staff

D.BATASAN OPERASIONAL
1. Pengelolaan ruang dan bangunan yang meliputi :
a. Pemeliharaan ruang dan bangunan.
b. Pemeriksaan kualitas udara ruangan
c. Pemeriksaan pencahayaaan
d. Pemeriksaan kebisingan
2. Hygiene dan Sanitasi Makanan ( mengacu pada pedoman pelayanan bagian gizi )

4
Pedpel/HST/02/Rev.00
3. Pengelolaan air
a. Pengelolaan air bersih
b. Pengelolaan air minum
4. Pengelolaan sampah / limbah
a. Pengelolaan sampah infekisus
b. Pengelolaan sampah non infekisus
c. Pengelolaan limbah cair
5. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
6. Pengembangan staff
a. Pelatihan internal
b. Pelatihan eksternal

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang No .32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Peraturan pemerintah No 19 tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
4. Permenkes RI No 416 / Menkes / Per / IX / 1990 tentang Syarat – Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat – Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Minum
6. Kepmenkes RI No 1204 /SK /Menkes/X / 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan

5
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


No Jenis tenaga Pendidikan Sertifikasi Jumlah
formal
1. Kasubbag Hygiene D3 MPPA ( Mana ger 1 orang
& Sanitasi Pengendalian
Pencemaran Air )
2. Kaur Kebersihan SLTA / SMK 2 orang
3. Petugas operator SLTA / SMK 2 orang
IPAL
4. Petugas kebersihan SLTA / SMK 50 orang
ruangan
5. Petugas kebersihan SLTA / SMK 7 orang
taman
6. Petugas pengelola SLTA / SMK 1 orang
air dan pest control

B. Pengaturan Jaga
`Jadwal dinas Jenis tenaga Jumlah
Dinas Pagi
Pukul 06.00 – 13.00 WIB Petugas kebersihan OK 2 orang
Pukul 06.30 – 13.30 WIB Petugas kebersihan ruangan 33 orang
dan taman
Pukul 06.30 – 13.30 WIB Kaur Kebersihan 1 orang
Pukul 07.00 – 14.00 WIB Petugas operator IPAL 1 orang
Pukul 07.30 – 14.30WIB Kaur Kebersihan 2 orang
Kasubbag Hygiene &
Sanitasi 1 orang
Petugas pegelola air & pest
control
Dinas siang / sore
Pukul 13.00 – 20.00 WIB Petugas kebersihan OK 1 orang

Pukul 13.30 – 20.30 WIB Petugas kebersihan ruangan 7 orang

Pukul 14.00 – 21.00 WIB Petugas operator IPAL 1 orang

Dinas malam
Pukul 20.30 – 10.30 WIB Petugas kebersihan 1 orang

6
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah ruang
Denah ruangan Hygiene & Sanitasi terlampir

B. Standar Fasilitas
Segala kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan program di sub bagian Hygiene &
Sanitasi akan dipenuhi dari sub bagian Pembelian dan sub bagian Gudang Non Medis,
dengan terlebih dahulu membuat daftar permintaan kebutuhan.

7
Pedpel/HST/02/Rev.00
No FASILITAS JUMLAH
1 Komputer 1 buah
2 Meja 3 buah
3 Kursi 6 buah
4 AC 2 buah

NO PERALATAN JUMLAH
1 Janitor cart 12
2 Mesin polisher 2
3 Hand polisher 1
4 Troli sampah 3
5 Vacum cleaner 2
6 Windows squeeqe 12
7 Mesin potong rumput 2
8 Alumunium telescopic 1
9 Loby duster 20
10 Ember pel 24
11 Engkrak plastik 12
12 Garukan air 12
13 Sikat plastic panjang 12
14 Sikat plastic pendek 12
15 Sikat WC ( kolokan wc ) 12
16 Sapu lawa - lawa 12
17 Sapu lidi 8
18 Tang 1
19 Drei 2
20 Alat / kunci pembuka 1
cartridge
21 Kincir air 4
22 Gunting taman 1
23 Troli tanah 1
24 Selang air 5
25 Bei 1
26 Termohygrometer 1
27 pH meter 1
28 TDS kit / alat ukur TDS 1

8
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pengelolaan ruang dan bangunan


1.Pemeliharaan ruang dan bangunan.
Ruang dan bangunan yang ada di rumah sakit harus memenuhi persyaratan
sebagaimana yang tercantum dalam Permenkes RI No 1204 /Menkes/SK/X/2004 .
Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut :
Persyaratan umum untuk lantai , dinding dan langit – langit di ruangan adalah
sebagai berikut :
a. Lantai harus kedap air , tidak licin , tidak retak dan mudah dibersihkan
b. Dinding berwarna terang dan bersih , berpermukaan halus dan tidak
bergelombang atau bergerigi dan retak – retak
c. Langit – langit berwarna terang dan bersih , bebas sarang laba – laba
Selain persyaratan umum diatas lantai dandinding juga harus bersih , dengan tingkat
kebersihansebagai berikut :
a. Ruang operasi : 0-5 CFU/cm² & bebas pathogen dan gas gangrene
b. Ruang perawatan : 0-5CFU/cm²
c. Ruang isolasi : 5-10 CFU/cm²
d. Ruang UGD : 5 – 10 CFU / cm²

Untuk pembersihan ruangan di rumah sakit dapat dibedakan menjadi 5 yaitu :

a. Pembersihan ruang perawatan / ruang rawat inap


Pembersihan ruang perawatan / rawat inap dilakukan dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut :
 Pembersihan ruangan minimal dilakukan pagi dan sore hari
 Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah pembenahan /
merapikan tempat tidur pasien, jam makan , jam kunjungan dokter, kunjungan
keluarga dan sewaktu – waktu bila diperlukan
 Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari
 Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih ( pel )
yang memenuhi persyaratan dan antiseptic / desinfektan
 Pada masing – masing ruang disediakan pelengkapan pel tersendiri
 Setiap percikan ludah , darah atau eksudat luka pada dinding harus segera
dibersihkan dengan menggunakan desinfektan
 Jika ruangan kosong dilakukan general cleaning

b. Pembersihan ruang rawat jalan dan pennjunag medis


Pembersihan ruang rawat jalan dan penunjang medis dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
 Pembersihan ruangan minimal dilakukan pagi dan sore hari
 Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari
9
Pedpel/HST/02/Rev.00
 Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih ( pel )
yang memenuhi persyaratan dan antiseptic / desinfektan
 Secara berkala dilakukan general cleaning
c. Pembersihan ruang OK / kamar bedah

Pembersihan ruang rawat jalan dan penunjang medis dilakukan dengan


memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

 Pembersihan ruangan dilakukan setelah selesai tindakan


 Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari
 Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih
( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic / desinfektan
 Pada masing – masing ruang disediakan pelengkapan pel tersendiri
 Jika ada percikan darah pada dinding harus segera dibersihkan dengan
menggunakan desinfektan
 Setiap bulan sekali dilakukan general cleaning
 Perawatan lantai vinil dilakukan setiap 3 bulan sekali

d. Pembersihan ruang perkantoran


Pembersihan ruang perkantoran dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut ;
 Pembersihan ruangan dilakukan minimal 1 kali dalam sehari
 Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari
 Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih ( pel )
yang memenuhi persyaratan dan antiseptic / desinfektan

e. Pembersihan ruang gizi


Pembersihan ruang gizi pasien dan karyawan dilakukan dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut :
 Pembersihan dilakukan minimal sebelum aktifitas dan sesudah aktifitas atau
sewaktu – waktu bila diperlukan
 Desinfektan yang dipergunakan harus khusus agar dapat mengangkat lemak
atau minyak yang menempel pada lantai
 Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari
 Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih ( pel )
yang memenuhi persyaratan dan antiseptic / desinfektan

Pengecekan kualitas kebersihan di ruangan dilakukan dengan cara melakukan


evaluasi dengan check kebersihan ruangan yang dilakukan setiap bulan oleh
pengawas kebersihan dengan petugas kebersihan ruangan yang bersangkutan atau
jika ruangan tersebut di kelola oleh outsourcing maka dilakukan bersama antar
pengawas kebersihan rumah sakit dengan leader dari outsourcing.

10
Pedpel/HST/02/Rev.00
2. Pemeriksaan kualitas udara ruangan
Pemeriksaan kualitas udara ruangan dilakukan setiap satu tahun 2 kali , bekerjasma
dengan Laboratorium Kesehatan .
Indeks angka kuman ruangan sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 / Menkes / SK /
X / 2004 adalah seperti pada tabel dibawah ini :

Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit


No Ruang atau Unit Konsentrasi Maksimum Mikroorganisme
per m3 udara ( CFU /m3 )
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan / perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenasah / autopsy 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
15 Administrasi , pertemuan 200-500
16 Ruang luka bakar 200

3. Pemeriksaan pencahayaaan
a. Lingkungan rumah sakit baik dalam maupun luar ruangan harus mendapat cahaya
dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya.
b. Semua ruangan yang digunakan baik untuk bekerja maupun untuk menyimpan
barang / peralatan perlu diberikan penerangan yang cukup.
c. Pemeriksaan pencahayaan dilakukan secara internal maupun eksternal
Pencahayaan di ruang umum dan ruang khusus harus sesuai dengan peruntukannya,
sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 / Menkes / SK / X / 2004 adalah sebagai
berikut :
NO RUANGAN / UNIT INTENSITAS KETERANGAN
CAHAYA ( LUX )
1 Ruang pasien
- saat tidak tidur 100 – 200 Warna cahaya terang
- saat tidur Maksimal 50
2. R. operasi umum 300- 500
3. Meja operasi 10.000 – 20.000 Warna cahay sejuk atau
sedang tanpa bayangan
4. Anestesi , pemulihan 300 - 500
5. Endoscopy , lab 75 - 100
11
Pedpel/HST/02/Rev.00
6. Sinar X Minimal 60
7. Koridor Minimal 100
8. Tangga Minimal 100 Malam hari
9. Administrasi / kantor Minimal 100
10. Ruang alat / gudang Minimal 200
11. Farmasi Minimal 200
12. Dapur Minimal 200
13. Ruang Cuci Minimal 100
14. Toilet Minimal 100
15. Ruang isolasi khusus 0.1 – 0.5 Warna cahaya biru
penyakit tetanus
16. Ruang luka bakar 100- 200

4.Pemeriksaan kebisingan
a. Pengaturan dan tata letak ruangan harus harus sedemikian rupa sehingga kamar
dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari kebisingan
b. Pemantauan kebisingan dilakukan minimal setahun 2 kali dengan bekerjasama
dengan Laboratorium Kesehatan setempat.
Persyaratan kebisingan untuk masing – masing ruangan atau unit , sesuai dengan
Permenkes RI no ; 1204 / Menkes / SK / X / 2004 adalah sebagai berikut :

No Ruangan atau unit Maksimum kebisingan ( waktu pemaparam


8 jam dan satuan dBA )
1. Ruang pasien
- saat tidak tidur 45
- saat tidur 40
2. Ruang operasi , umum 45
3. Anestesi , pemulihan 45
4. Endoscopi , laboratorium 65
5. Sinar X 40
6. Koridor 40
7. Tangga 45
8 Kantor / loby 45
9 Ruang alat / gudang 45
10 Farmasi 45
11 Dapur 78
12 Ruang cuci 78
13 Ruang isolasi 40
14 Ruang poli gigi 80

12
Pedpel/HST/02/Rev.00
B. Hygiene dan Sanitasi Makanan ( mengacu pada pedoman pelayanan bagian gizi )

C. Pengelolaan air
1. Pengelolaan air bersih
a. Standart air bersih yang digunakan untuk memenuhi kegiatan pelayanan di rumah
sakit , harus memenuhi persyaratan air bersih sesuai dengan Permenkes RI No
416 tahun 1990.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990
TANGGAL : 13 SEPTEMBER 1990
DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH
No Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang diperbolehkan
A. FISIKA
1. Bau - - Tidak berbau
2. Jumlah zat padat terlarut
( TDS ) mg / l 1500 -
3. Kekeruhan Skala NTU 25 -
4. Rasa - - Tidak berasa
5. Suhu 0 Suhu udara ± 3 °C
6. Warna Skala TCU 50
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1. Air Raksa mg/L 0.001
2 Arsen mg/L 0.05
3 Besi mg/L 1.0
4 Flourida mg/L 1.5
5 Kadmium mg/L 0.005
6 Kesadahan ( CaCo3) mg/L 500
7 Klorida mg/L 600
8 Kronium, valensi 6 mg/L 0.05
9 Mangan mg/L 0.5
10 Nitrat, sebagai N mg/L 10
11 Nitrit , sebagai N mg/L 1.0
12 pH - 6.5 – 9.0 Merupakan bat
as minimum &
maksimum
khusus air
hujan pH min
5,5
13 Selenium mg/L 0.01
14 Seng mg/L 15
15 Sianida mg/L 0.1
16 Sulfat mg/L 400
17 Timbal mg/L 0.05

b. Kimia Organik
13
Pedpel/HST/02/Rev.00
1 Aldrin dan dieldrin mg/L 0.0007
2 Benzena mg/L 0.01
3 Benzo ( a) pyrene mg/L 0.00001
4 Chlorodane ( total mg/L 0.0007
isomer )
5 Chloroform mg/L 0.03
6 2,4 – D mg/L 0.10
7 DDT mg/L 0.03
8 Detergen mg/L 0.5
9 1,2 – Dicchloroethene mg/L 0.01
10 1,1 – dichlorcethene mg/L 0.0003
Heptachlor dan mg/L 0.003
11 heptachlor epoxide mg/L
Hexachlorobenzene mg/L 0.00001
12 Gamma _ HCH ( mg/L 0.004
13 Lindane )
14 Methoxychlor mg/L 0.10
15 Pentacholphenol mg/L 0.01
16 Pestisida total mg/L 0.10
17 2,4,6 – trichlorophenol mg/L 0.01
18 Zat organic ( KMnO4 ) mg/L 10

C. MIKROBIOLOGIK
1 Total Koliform Jumlah per 50 Bukan air
100 ml perpipaan
2 ( MPN ) Jumlah per 10 Air perpipaan
100 ml
D. RADIOAKTIVITAS
1 Aktivitas Alpha ( Gross Bq/L 0.1
alpha activity )
2 Aktivitas Beta ( Gross Bq/L 1.0
Beta activity )

Keterangan :
mg ; milligram
ml : milliliter
L : liter
Bq : Bequerel
NTU : Nepnelometrik Turbidity Units
TCL : True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

14
Pedpel/HST/02/Rev.00
b. Pemeriksaan kualitas air bersih secara mikrobiologis dilakukan setiap bulan
sekali , sedangkan untuk pemeriksaan kualitas kimia air minum dan air bersih
dilakukan setiap setahun 2 kali.
c. Pemeriksaan kualitas air bersih harian dilakukan untuk parameter suhu dan pH
oleh petugas khusus pengelola air minum di rumah sakit.
d. Pemeriksaan kualitas air minum harian dilakukan utnuk parameter suhu, pH dan
TDS oleh petugas khusus pengelolal air minum di rumah sakit.
e. Titik – titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi terutama
pada air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin , kamar bayi dan
ruang makan, tempat penampungan / reservoir, secara acak pada kran – kran
sepanjang system distribusi , pada sumber air, dan titik – titik lain yang rawan
pencemaran.
f. Pengurasan tower air maupun ground tank harus dilakukan secara berkala sesuai
dengan kebutuhan.
g. Pemeriksaaan system distribusi air bersih harus dilakukan secara berkala oleh sub
bagian pemeliharaan sarana rumah sakit.
h. Desinfeksi air bersih perlu dilakukan untuk mempertahankan kualitas air bersih.

2. Pengelolaan air minum

a. Penyediaan air minum sesuai dengan kebutuhan dan kualitas air minum yang
digunakan di rumah sakit harus memenuhi persyaratan yang berlaku, yaitu sesuai
dengan Keputusan Menkes No 907 tahun 2001 tentang Syarat – Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum , sebagaimana tercantum dibawah ini :

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI


Nomor : 907 / MENKES/SK/VII/2020
Tanggal : 29 Juli 2002
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

15
Pedpel/HST/02/Rev.00
1. BAKTERIOLOGIS
Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
1 2 3 4
a. Air Minum
E. Coli atau fecal Jumlah per 0
coli 100 ml sampel
b. Air yang masuk
system distribusi
E .Coli atau fecal coli Jumlah per 0
100 ml sampel
Total Bakteri Jumlah per 0
Coliform 100 ml sampel
c. Air pada system
distribusi
E. coli atau fecal coli Jumlah per 0
100 ml sampel
Total Bakteri Coliform Jumlah per 0
100 ml sampel

2. KIMIA
A. Bahan – bahan inorganic ( yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan
)
Paramater Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang
diperbolehkan
1 2 3 4
Antimony ( mg/liter) 0.005
Air Raksa ( mg/liter) 0.001
Arsenic ( mg/liter) 0.01
Barium ( mg/liter) 0.7
Boron ( mg/liter) 0.3
Cadmium ( mg/liter) 0.003
Kromium ( mg/liter) 0.05
Tembaga ( mg/liter) 2
Sianida ( mg/liter) 0.07
Fluoride ( mg/liter) 1.5
Timah ( mg/liter) 0.01
Molybdenum ( mg/liter) 0.07
Nikel ( mg/liter) 0.02
Nitrat (sebagai NO3 ) ( mg/liter) 50
Nitrikt sebagai NO2 ) ( mg/liter) 3
Selenium ( mg/liter) 0.01

16
Pedpel/HST/02/Rev.00
B. Bahan – bahan inorganic ( yang kemungkinan dapat menibulkan keluhan
pada konsumen )
Paramater Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang
diperbolehkan
1 2 3 4
Ammonia ( mg/liter) 1.5
Alumunium ( mg/liter) 0.2
Klorida ( mg/liter) 250
Copper ( mg/liter) 1
Kesadahan ( mg/liter) 500
Hirogen Sulfida ( mg/liter) 0.05
Besi ( mg/liter) 0.3
Mangan ( mg/liter) 0.1
pH ( mg/liter) 6.5 – 8.5
Sodium ( mg/liter) 200
Sulfat ( mg/liter) 250
Total padatan terlarut ( mg/liter) 1000
Seng ( mg/liter) 3

2. RADIOAKTIFITAS
Paramater Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang
diperbolehkan
1 2 3 4
Gross alpha activity (Bq/liter ) 0.1
Gross beta activty (Bq/liter) 1

3. FISIK
Paramater Satuan Kadar Maksimum Keterangan
yang
diperbolehkan
1 2 3 4
Parameter fisik
Warna TCU 15
Rasa dan bau - - Tdk berbau dan berasa
Temperatur oC Suhu udara 3 C
Kekeruhan NTU 5

b. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan.
c. Pemeriksaan kualitas air minum untuk mikrobilogi atau bakteriologi dilakukan
setiap bulan sekali sedangkan untuk pemeriksaan kualitas fisika kimia dilakukan
setiap setahun 2 kali.
d. Penyediaan kebutuhan air minum disediakan sendiri oleh rumah sakit dengan
menggunakan system filter Reserve Osmosis ( RO )
17
Pedpel/HST/02/Rev.00
e. Penanggung jawab kualitas air RO ( air minum ) adalah Kasubbag Hygiene &
Sanitasi.
f. Perawatan filter air RO dilakukan secara berkala yang meliputi kegiatan :
1. Back wash dilakukan setiap seminggu 3 kali.
2. Regenerasi filter dilakukan setiap seminggu sekali.
3. Pencucian cartridge dilakukan jika secara visual cartridge terlihat kotor
sekali.
4. Penggantian cartridge dilakukan jika secara visual cartridge sudah terlihat
kotor.
5. Penggantian lampu UV sesuai dengan kebutuhan.
6. Penggantian membrane RO dilakukan jika membrane tersumbat.

D. Pengelolaan sampah

1. Persyaratan umum untuk pengelolaan sampah di rumah sakit adalah :

a. Semua petugas cleaning service yang bekerja di rumah sakit termasuk petugas
cleaning service yang outsourcing harus sudah mendapatkan pelatihan tentang
manajemen sampah dan kebijakannya.
b. Semua tempat sampah baik yang infeksius maupun non infeksius harus
mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1. bahan tidak mudah berkarat
2. kedap air
3. tertutup
4. mudah dibersihkan
5..mudah diangkat dan dipindahkan
c. Semua sampah non infeksius yang dihasilkan harus dimasukkan ke dalam tempat
sampah yang telah diberi kantong plastic warna hitam dan sampah infeksius
dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah diberi kantong plastic kuning
d. Sedangkan untuk sampah benda tajam ditempatkan ditempat khusus ( sharp
container ) yang anti bocor, tahan tusukan dan aman
e. Pemilahan / pemisahan sampah dilakukan oleh orang yang pertamakali
menghasilkan sampah

18
Pedpel/HST/02/Rev.00
2. Alur pengelolaan sampah
Adapun alur pengelolaan sampah di rumah sakit adalah sebagai berikut :
sampah

sampah infeksius sampah non infekisus

penampungan dengan
kantong plastic penampungan dengan
hitamahiahikuningam kantong plastic hitam

pengangkutan

pengangkutan

incinerator untuk
dibakar

TPA RS
abu diambil oleh rekanan
diambil oleh pet.Dinas Cipta
Karya untuk dibwa ke TPA
Kab Kudus
2. Pengelolan sampah infeksius
a. Semua sampah infeksius yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di rumah
sakit harus dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah diberi kantong
plastic warna kuning
b. Setiap hari petugas pengelola sampah akan mengambil sampah infeksius
tersebut untuk dimusnahkan di incinerator
c. Petugas pengelola sampah dalam menjalankan tugasnya harus memakai APD
yang dibutuhkan yaitu : masker kain , sarung tangan , sepatu boot.
d. Pembakaran sampah infeksius di incinerator dilakukan oleh petugas operator
IPAL , pembakaran dilakukan setiap hari dimulai jam 10.00 WIB
e. Semua sampah infeksius yang akan dibakar di incenerator harus ditimbang
terlebih dahulu
f. Dalam menjalankan tugasnya petugas harus selalu memakai APD yang
dibutuhkan yaitu : sarung tangan tahan panas, sepatu anti stroom, wearpack ,
masker.
g. Petugas akan mencatat setiap hari semua sampah infeksius yang dibakar di
incinerator
19
Pedpel/HST/02/Rev.00
h. Abu dari hasil pembakaran di incinerator setiap ahri akan diambil oleh petugas
dan akan diletakkan di TPS limbah B3
i. Abu dari hasil sisa pembakaran tersebut setiap bulan seakli akan diambil oleh
pihak rekanan ( transporter ) untuk dibawa ke tempat pengolahan limbah B3

3. Pengelolaan sampah non infeksius


a. Semua sampah non infeksius yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di
rumah sakit , akan diambil oleh petugas khusus sampah setiap pagi dan siang
hari.
b. Pengangkutan sampah non infeksius menggunakan troli yang tertutup
c. Semua sampah non infeksius yang terkumpul setiap hari akan diambil oleh
petugas dari Dinas Cipta Karya untuk selanjutnya dibuang ke tempat
pembuangan ahkir kabupaten Kudus.
d. Jika sampah non infeksisu sudah diambil oleh petugas dari Dinas Cipta Karya
, maka petugas pengelola sampah akan melakukan pembersihan setiap hari di
tempat penampungan ahkir rumah sakit tersebut.

4. Pengelolaan sampah / limbah B3


a. Semua limbah B3 ( batu baterei bekas, lampu Tl bekas, tinta mesin fotocopi
bekas, cartridge bekas dll) yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan
ditempatkan pada tempat sampah khusus limbah B3 yang telah dilapisi dengan
kantong plastik warna merah.
b. Pengumpulan limbah B3 tersebut akan dilakukan setiap hari oleh petugas
khusus sampah dan diabawa ke TPS ( tempat Pengumupulan sementara ) B3.
c. Setiap hari petugas akan mencatat semua limbah B3 yang masuk ke TPS
d. Setiap bulan sekali limbah B3 yang terkumpul akan diambil oleh rekanan
limbah B3.
5. Pengelolaan air limbah
a. Semua limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di rumah sakit
akan diolah di IPAL ( Instalasi Pengaolah Air Limbah ) rumah sakit.
b. IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) akan beroperasional terus menerus
setiap hari
c. Sebelum masuk ke IPAL , air limbah akan ditampung dalam bak sumpit
terlebih dahulu
d. Setiap hari petugas operator IPAL akan melakukan pengecekan terhadap
pompa – pompa yang ada di bak – bak sumpit maupun di IPAL
e. Petugas operator IPAL harus selalu memakai APD ( masker , sarung tangan
sepatu boot )

20
Pedpel/HST/02/Rev.00
f. Adapun diagram alur pengolahan limbah cair di Instalasi Pengolahan Air
Limbah di rumah sakit adalah sebagai berikut :

INLET ( AIR LIMBAH ) NSI GRIT CHAMBER

BUFFER CLARIFIER EQUALISASI

TANK

BIODETOX SLUGDE

TANK

DOSING PUMP Desinfeksi dgn kaporit

Dgn kaporit
POLISHING

PUMP

TREATED WATER

TANK

BAK DENGAN BAK UJI OUTLET


SALURAN UMUM
GRAVEL BIOLOGIS UUMUMUMUMU
MUUMUUMUPEN
GAIRAN

- Bak NSI ( Nogggerath Automatic Screen )


Berfungsi untuk menyaring sampah / kotoran yang terikut ke dalam
saluran air limbah. Sampah yang tersaring tersebut dikumpulkan,
dikeringkan , lalu dikompresi secara otomatis sehinggga sampah yang
keluar berupa sampah padat kering. Sampah kering tersebut lalu
ditampung pada kantong plastik dan kemudian dibakar di dalam
incinerator.
- Grit Chamber
Berfungsi sebagai bak pengendapan awal, sebelum masuk ke dalam bak
equalisasi sebagai proses lanjutan untuk proses peruraian limbah secara
anareob
21
Pedpel/HST/02/Rev.00
- Equalisasi
Berfungsi sebagai bak penampung debit air limbah yang masuk dan
penampung bermacam – macam karakteristik / sifat air limbah yang
berbeda – beda
Di dalam bak equalisasi terdapat pompa equalisasi yang berfungsi
memindahkan / mentransfer air limbah ke Bak Clarifier dan Submerible
Jetrator yang berfungsi untuk membantu proses aerasi
Pompa equalisasi didesign dengan kapasitas yang lebih besar dari
kapasitas air limbah yang masuk , maka ada sebagian air limbah yang
disirkulasikan kembali ke dalam bak equalisasi
- Clarifier
Berfungsi sebagai unit pemisah antara partikel – partikel atau padatan
dengan air agar air yang keluar dari Clarifier terpisah antara air dan
padatannnya. Padatan yang terkumpul dalam bentuk lumpur akan turun ke
dasar Clarifier yang berbentuk kerucut.
Clarifier dilengkapi dengan ‘ Tube Settler “ yang berguna untuk
mempercepat proses pembentukan endapan.Clarifier dilengkapi dengan
Automatic Sludge Cleaning System, dimana lumpur yang terkumupl akan
dialirkan ke Sludge Tank
- Buffer
Buffer tank berfungsi sebagai bak penampung sementara, untuk
selanjutnya dipompa ke dalam Biodetox.
Di dalam buffer tank terdapat pompa buffer ( Pump Sump ) yang berfungsi
memindahkan / menstransfer air limbah ke Biodetox.
Pompa Buffer didesign dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas
air limbah yang masuk , maka ada sebagian air limbah yang disirkulasikan
kembali ke dalam Buffer Tank
- Biodetox
FBK - Bioreaktor ( Biodetox ) merupakan system pengolah limbah secara
aerobic dengan menggunakan sistim Fixed Bed Cascade. Sistim ini terdiri
dari sebuah reactor dan didalamnya terdapat elemen fixed bed yang
berfungsi sebagai tempat berkembangbiaknya mikroorganisme.
Mikroorganisma pembentuk film akan melekat , tumbuh dan berkembang
pada permukaan elemen tersebut. Kemudian dari sisi bawah ellemen fixed
bed tersebut diaerasi dengan menggunakan blower untuk menciptakan
suasana areobik. Pada saat start up , FBK – Bioreaktor ( Biodetox )
ditambahkan cairan mikroorganisme.
- Blower
Blower yang digunakan untuk proses aerasi adalah type “ maintenance
free” yang tidak memmerlukan penambahan oli dan gemuk ( grease ) ,
hanya diperlukan pengggantian bearing ( laher ) dalam waktu yang telah
ditentukan

22
Pedpel/HST/02/Rev.00
- Dosing Pump
Berfungsi untuk menginjeksikan kaporit setelah Biodetox untuk
mematikkan bakteri – bakteri yang ada
- Polishing Tank
Berfungsi sebagai bak pengendapan terahkir dan bak khlorinasi sebelum
masuk ke Treated Water Tank
- Treated Water Tank
Treated Water Tank berfungsi sebagai bak penampung terahkir, dan
sebagian air dikembalikan ke Biodetox untuk mengurangi busa dengan
menggunakan Pompa Spayer
- Sludge Tank
Berfungsi untuk menampung lumpur yang terkumupl dari bak Clarifier
dan polishing
- Drying Bed
Sebagai temat pengeringan lumpur / sludge yang dihasilakn dari proses di
IPAL

g. Alur pengolahan limbah cair di rumah sakit :

Semua ruangan / unit kerja yang mengashilaknlimbah cair akan dimasukkan


ke dalam IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) , sebelum masuk ke IPAL
air limbah akan melalui bak control kemudian air limbah akan terkumpul di
bak sumpit, dari bak sumpit baru ke IPAL.

Khusus untuk ruang / bagian gizi sebelum ke bak control , ada pengolahan
awal terlebih dahulu ( dengan bak penangkap lemak ) yang bertujuan untuk
menankap lemak – lemak / minyak yang terikut dalam air limbah ,s ehingga
tidak menggangu proses di IPAL. Dari bak pennagkap lemak baru mengalir ke
ke bak control kemudian terkumpul di sumpit dan diolah di IPAL.

23
Pedpel/HST/02/Rev.00
Adapun alur tersebut dapat terlihat pada gambar dibawah ini :

Sumber limbah :

- ruang perawatan
- kamar bedah
- ICU
- HDN & Unit Stroke
- Hemodialisa
- Laundry Bak
Sumpit
- Asrama kontrol
- Laboratorium
- Apotik
- Klinik rawat jalan
- UGD
- Radiologi
- perkantoran IPAL
- Griya eseter
- dll

Instalasi Gizi Grease trap

Saluran Umum

h. Petugas operator IPAL akan mencatat debit outlet air limbah setiap hari
i. Petugas operator IPAL akan melakukan pengukuran terhadap suhu dan pH
pada inlet dan outlet air limbah setiap hari.
j. Setiap 6 bulan sekali , Kantor Lingkungan Hidup akan melakukan sidak
terhadap kualitas outlet air limbah
k. Setiap 2 bulan sekali , kualitas outlet akan dilakukan pemeriksaan di
Laboratorium Kesehatan atau Laboratorium BLH Propinsi Jateng.
l. Adapun baku mutu oulet untuk limbah RS sesuai dengan KepMenLH no. 58
/Kep.MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan rumah
sakit.

24
Pedpel/HST/02/Rev.00
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit

PARAMETER KADAR MAKSIMUM

FISIKA :
Suhu 30º C

KIMIA :
- pH 6 -9
- BOD 5 30 mg / l
- COD 80 mg /l
- TSS 30 mg / l
- NH3 bebas 0.1 mg / l
- Phosphat ( PO 4 ) 2 mg / l

MIKROBIOLOGIK :
MPN Kuman Golongan Koli 10.000

E. Pengendalian serangga, tikus dan binatang penganggu lainnya

1. Persyaratan untuk rumah sakit sebagai berikut :

a. Tidak ditemukannya tanda- tanda keberadaan tikus terutama pada daerah bangunan
tertutup ( core ) rumah sakit
b. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk masuk ke
dalam ruangan , terutama ruang perawatan
c. Tidak ditemukannya lalat di dalam bnagunan tertutup rumah sakit
d. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing
2. Kegiatan Kegiatan surveilans dilakukan terhadap :
a. Nyamuk : pengamatan jentik, pengamatan lubang dengan kawat kasa, kontruksi
pintu harus membuka ke arah luar.
b. Kecoa : mengamati keberadaan kecoak, pengamatan dilakukan secara visual dengan
bantuan senter setiap 2 minggu, bila ada tanda – tanda kecoak maka segera
dilakukan upaya pemberantasan.
c. Tikus :mengamati keberadaan tikus .
d. Lalat : mengukur kepadatan lalat secara berkala.
e. Binatang pengganggu lainnya : mengamati atau memantau secara berkala
keberadaan kucing .
3. Kegiatan pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Nyamuk
 Melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk ( PSN ) dengan 3 M ( mengubur,
menguras dan menutup ).

25
Pedpel/HST/02/Rev.00
 Pengaturan aliran pembuangan air limbah dan saluran dalam keadaan tertutup.
 Pembersihan tanaman sekitar RS secara berkala yang menjadi tempat
perindukan.
 Pemasangan kawat kasa di seluruh ruangan.
b. Kecoa
 Menyimpan bahan makanan dan makanan siap saji pada tempat tertutup.
 Pengelolaan sampah yang memenuhi persyaratan kesehatan.
 Menutup lubang – lubang atau celah – celah agar kecoa tidak masuk ke dalam
ruangan.
c. Tikus
 Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang – lubang di dinding, plafon, pintu
dan jendela.
 Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
d. Lalat
Melakukan pengelolaan sampah / limbah yang memenuhi syarat kesehatan.
e. Binatang pengganggu lainnya
Melakukan pengelolaan makanan dan sampah yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
4. Pengendalian yang dilakukan meliputi :
a. Pengendalian terhadap nyamuk
 Dapat dilakukan dengan cara abatisasi atau dengan menggunakan predator.
 Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit , maka perlu
dilakukan pengasapan ( fogging ) di rumah sakit.
b. Pengendalian terhadap kecoa
 Pembersihan telur kecoa dengan cara mekanis : membersihkan telur yang
terdapat pada celah – celah dinding, lemari, peralatan dan telur kecoa
dimusnahkan dengan dibakar / dimusnahkan.
 Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi, secara fisik atau
mekanik dengan cara membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul,
menyiram tempat perindukan dengan air panas, menutup celah – celah dinding,
sedangkan secara kimiawi dengan menggunakan insektisida dengan pengasapan,
bubuk , semprotan dan umpan.
c. Pengendalian terhadap tikus
Secara fisik dengan pemasangan perangkap, pemukulan atau sebagai alternative
terakhir dapat dilakukan secara kimia dengan menggunakan umpan beracun.
d. Pengendalian terhadap lalat
Bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah melebihi 2 ekor per blok grill maka
dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologic dan kimia.
e. Pengendalian terhadap binatang penganggu lainnya
Bila terdapat kucing dan anjing maka perlu dilakukan :
 Penangkapan kemudian dibuang jauh dari rumah sakit.

26
Pedpel/HST/02/Rev.00
 Bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat untuk menangkap kucing dan
anjing.

F. Pengembangan staff
1. Pelatihan internal
Pelatihan yang diadakan di dalam lingkungan rumah sakit , mengikuti sub bagian
Diklat rumah sakit
2. Pelatihan eksternal
Pelatihan yang diadakan di luar lingkungan rumah sakit , sesuai dengan program
tahunan yang telah diajukan.

27
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB V
LOGISTIK

Semua kebutuhan logistik yang diperlukan oleh sub bagian Hygiene & Sanitasi meliputi :
a. peralatan untuk cleaning service, IPAL dan air minum
b. chemical untuk cleaning service dan IPAL
c. alat tulis kantor dll
Semua kebutuhan tersebut diatas dipenuhi melalui sub bagian Pembelian Non Medis dan sub
bagian Gudang dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah sakit yaitu melalui tata
cara Permintaan Barang
A. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan logistik dengan menggunakan metode permintaan barang,
perencanaan dilakukan sebulan sekali
B. Permintaan dan Pengadaan
Permintaan barang dilakukan ke sub bagian gudang non medis untuk chemical dan alat-
alat tulis kantor, permintaan dilakukan dengan menggunakan print out. Pengadaan barang
yang dipesan melalui satu pintu oleh bagian pengadaan setelah barang diterima
didistribusikan ke unit
C. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan penggunaan barang habis pakai dan obat menggunakan kartu stok.

28
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Penanganan kecelakaan kerja


Kecelakaan kerja disini adalah kecelakaan yang terjadi dari karyawan pada saat
berangkat dari rumah ke tempat kerja, kejadian ditempat kerja, dan dalam perjalanan
dari tempat kerja ke rumah.. Bila terjadi kecelakaan kerja karyawan yang
bersangkutan melaporkan kepada kepala unit kerja untuk seterusnya dilaporkan
kepada bagian SDM paling lambat dalam waktu 2x24 jam. Penanganan kecelakaan
kerja akibat kerja dilakukan di UGD RS Mardi Rahayu. Apabila kecelakaan kerja di
luar RS Mardi Rahayu maka penanganan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
terdekat untuk selanjutnya ditangani atau dirujuk ke RS Mardi Rahayu.

B. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


1. Untuk petugas cleaning service
a. Sepatu boot
b. Masker kain
c. Sarung tangan rumah tangga
2. Untuk petugas operator IPAL
a. Sepatu boot dan sepatu anti stroom
b. Masker kain
c. Sarung tangan rumah tangga
d. Sarung tangan tahan panas
3. Untuk petugas pest control
a. Sepatu boot
b. Sarung tangan rumah tangga
c. masker kain

C. Program Pemeriksaan Kesehatan


1. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan sebelum calon karyawan masuk menjadi
karyawan RS Mardi Rahayu.
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawan yang telah bekerja di RS Mardi
Rahayu dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan karyawan.

29
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Kalibrasi Alat
Alat yang harus dikalibrasi meliputi : pH meter , TDS meter, ,dll. Alat-alat tersebut
harus dikalibrasi minimal satu tahun sekali. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi
elektromedis atau secara eksternal oleh lembaga kalibrasi dan kartu pemeliharaan.

B. Preventive Maintence Alat


Perawatan alat berkala dilakukan dengan cara hand over alat dari satu shift ke shift
berikutnya, dilakukan pembersihan alat setelah digunakan dan dikembalikan ke
tempat semula tempat penyimpanan. Ada pengecekan harian oleh unit dan secara
berkala setiap 2 minggu hingga 3 bulan sekali yang dilakukan oleh sub bagian
Pemeliharaan Sarana dan didokumentasikan dalam cek list maintenance dan kartu
pemeliharaan.

C. Coorective Maintenance
Bila ada alat rusak, maka unit mengajukan proses perbaikan kepada sub bagian
Pemeliharaan Sarana, dengan menggunakan form perbaikan barang. Jika alat tidak
dapat diperbaiki, maka unit mengajukan permintaan penggantian alat atau perbaikan
alat dilakukan oleh vendor. Proses ini didokumentasikan di kartu maintenance alat

D. Pendidikan dan Pelatihan Staf


1.Mandatory Training
a. Basic Life Support
b. K3
c. PPI & Hand Hygiene
d. Patient Safety
e. Customer Service
f. Service Exelent
g. Mutu
2.Pelatihan lain
a. Pelatihan Customer Service
b. Pelatihan manajemen lingkungan
c. Pelatihan Housekeeping RS
d. Pel;atiahn pengelolaan sampah RS

E. Indikator Mutu Pelayanan

30
Pedpel/HST/02/Rev.00
ABSTRAKSI DATA INDIKATOR MUTU HYGIENE & SANITASI

Judul Indikator : Angka Tidak Adanya Sampah Ruang Perawatan yang


Tercampur
Adalah tidak adanya sampah ruang perawatan yang tercampur
Definisi Operasional :
antara infeksius dengan non-infeksius, yang dinyatakan dalam
persentase. Hal ini menggambarkan keberhasilan pemilahan
sampah yang dihasilkan di setiap ruangan perawatan ke tempat
sampah infeksius dan non-infeksius.

Bagian/Unit : Sarana & Prasarana

Person In Charge : Kepala Sub Bagian Hygiene & Sanitasi

Kebijakan Mutu : Keamanan


Pemilahan sampah infeksius dan non infeksius harus dilakukan di
Rasionalisasi : setiap ruangan oleh semua petugas yang mengasilkan sampah ,
sehingga sampah infeksius dan non infeksius tidak tercampur .

Jumlah ruang perawatan yang sampah infeksisus dan non infeksius


masih tercampur
Formula Kalkulasi
x 100%
Jumlah seluruh ruang perawatan yang menghasilkan sampah
infeksius dan non infeksius

Jumlah ruang perawatan yang sampah infeksisus dan non infeksius


Numerator :
masih tercampur dalam 1 bulan

Jumlah seluruh ruang perawatan yang menghasilkan sampah infeksius


Denominator :
dan non infeksius dalam 1 bulan

Kriteria Inklusi : Ruang Perawatan

Kriteria Eksklusi : Ruang Non-perawatan

Metodologi Pengumpulan Data : Concurent

Tipe Pengukuran : Proses dan outcome

Check list harian pemilahan sampah infeksius dan non infeksius di


Sumber Data :
ruangan

Waktu Pelaporan : Tanggal 5 bulan berjalan

Frekuensi Pelaporan : Satu bulan satu kali

Target Kinerja : 0%

Jumlah Sampel : Catatan harian pemilahan sampah di ruang perawatan

Area Monitoring : Ruang perawatan

Rencana Komunikasi ke Staf : Melalui rapat bulanan

SK Dir No. 013/SK/DIR/I/2015 Tentang Pedoman Pelayanan Sub-


Referensi :
Bagian Hygiene & sanitasi

31
Pedpel/HST/02/Rev.00
BAB IX
PENUTUP

Saat ini masyarakat semakin peduli dan peka terhadap lingkungan yang kita tempati
sekarang ini .
Rumah Sakit merupakan salah satu unsur penyumbang pencemaran terhadap lingkungan
baik berupa pencemaran udara, air maupun tanah jika pengelolaan kesehatan di rumah sakit
tidak terkelola dengan baik dan benar.
Untuk itu pengelolaan sanitasi / kesehatan lingkungan di suatu rumah sakit sangat
penting dan harus senantiasa dilaksanakan berdasarkan / mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Selain itu faktor sanitasi juga merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu
pelayanan di bidang kesehatan khususnya di rumah sakit.
Oleh karena itu Sumber Daya Manusia yang ada di bagian sanitasipun harus selalu
ditingkatkan seturut dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada.
Selain dari SDM sendiri, fasilitas dan peralatan juga akan sangat mendukung keberhasilan
pelayanan sub bagian sanitasi / kesehatan lingkungan.

Ditetapkan di Kudus
Pada tanggal 5 Januari 2015
Plt. Direktur Utama

Dr. Khrisna Nugraha Widjaja

32
Pedpel/HST/02/Rev.00

Anda mungkin juga menyukai