Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN PENGELOLAAN

BENDA TAJAM

RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO


MAKASSAR
2016

1
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………....
1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
2
I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...
3
II PENGERTIAN………………………………………………………………………....
3
III TUJUAN………………………………………………………………………………..
4
IV RUANG LINGKUP………………………………………………………………….....
4
V TATA LAKSANA…………………………………………………………………........
5
VI PENUTUP ………………………………………………………………………….....
12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………..
13

2
PANDUAN PENATALAKSANAAN PAJANAN

TERHADAP BENDA TAJAM DAN JARUM

I. PENDAHULUAN

Infeksi nosokomial yang saat ini di sebut sebagai Healthcare Associated


Infection (HAIs) yaitu infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan di
rumah sakit atau di pelayanan kesehatan lainnya dan tidak dalam masa
inkubasi,termasuk infeksi yang di dapat di rumah sakit tetapi muncul setelah keluar
dari rumah sakit dan infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat
melakukan tindakan perawatan pasien.Khusus untuk infeksi yang terjadi dan di dapat
di rumah sakit selanjutnya di sebut sebagai infeksi rumah sakit (Hospital Infection)

Petugas dalam bekerja harus selalu berhati hati terutama dalam penanganan
benda tajam dan jarum.Benda – benda tajam sekali pakai ( jarum suntik, silet, pisau
skapel ) memerlukan penanganan khusus karena benda - benda ini dapat melukai
petugas dan juga masyarakat sekitarnya jika limbah di buang di tempat pembuangan
umum.
Di tahun 2015 kasus pajanan karena benda tajam dan jarum berjumlah 21
kasus. Apabila ada petugas rumah sakit yang terkena pajanan terhadap benda tajam
dan jarum perlu dilakukan penatalaksanaan yang benar dan tepat untuk menghindari
resiko tertular infeksi yang diakibatkan pajanan terhadap benda tajam dan jarum.

II. DEFINISI
Benda Tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut tajam atau runcing
yang dapat memotong atau menusuk kulit
Yang termasuk benda tajam adalah:
 Disposible syringes ( jarum suntik )
 Sutura needles ( pisau bedah )
 Winged needles
 Scapel blades (pisau skapel)
 Intravenus catheter stylets

3
 Plebotomy needles
 Blood lancet
 Pecahan kaca
 Ampul obat

Daftar Istilah :
KP : Kategori Pajanan
OPIM : Other Potentially Infection Material
PPP : Profilaksis Pasca Pajanan
KS : Kategori Status

III. TUJUAN PENANGANAN TERHADAP BENDA TAJAM DAN JARUM

 Melindungi petugas rumah sakit, pengunjung dan masyarakat dari perlukaan


 Meminimalkan kecelakaan kerja dan tertular agen infeksius.
 Menjaga lingkungan kerja / sekitar dari pencemaran bahan infeksius.

IV. RUANG LINGKUP

YANG BERISIKO TERKENA BENDA TAJAM DI RUMAH SAKIT


 Dokter
 Perawat
 Petugas Laboratorium
 Petugas kebersihan
 Mahasiswa praktek
 Pengunjung
 Masyarakat sekitar rumah sakit

4
V. TATA LAKSANA
A. PENANGANAN BENDA TAJAM

 Tindakan beresiko terpajan benda tajam, tempatkan operator pada posisi


lapang pandang yang luas dan cahaya yang cukup
 Tidak menyarungkan kembali, mematahkan atau menekukan jarum suntik
bekas pakai
 Petugas kesehatan harus membuang sendiri benda tajam yang sudah di
pakai.
 Semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, tidak boleh di pakai / daur
ulang .

B. PENGELOLAAN LIMBAH BENDA TAJAM


 Tersedia wadah yang tidak mudah tembus oleh benda tajam / tusukan
(jerigen bekas, kerdus yang tahan benda tajam) dan berlebel biohazard yang
warnanya kuning.
 Tahan bocor dan tahan tusukan.
 Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan.
 Mempunyai penutup yang tidak bisa di buka kembali
 Tertutup dan dibuang setelah terisi 2/3 bagian limbah

C. PENANGANAN PECAHAN BENDA TAJAM

 Gunakan sarung tangan.


 Gunakan pincet untuk mengambil pecahan kaca yang besar serta serok dan
sapu kecil untuk mengambil pecahan yang kecil di masukan dalam kotak
tahan tusukan kemudian beri lebel
 Jika pecahan kaca tersebut terkontaminasi cairan tubuh lakukan
dekontaminasi.

5
Keterangan :

1. Jangan panik !!
2. Segera cuci dengan air mengalir, gunakan sabun atau antiseptik
3. Lapor kepala jaga/ kepala ruang dan lapor ke TIM PPI → isi formulir laporan pajanan
4. Perawatan oleh dokter
5. Tentukan status imunitas petugas dan sumber pajanan
a. Tentukan status HIV, HBV, HCV sumber pajanan
b. Periksa status HIV, HBV, HCV petugas terpajan

D. MONITORING PPP – HIV


 Profilaksis harus diberikan 28 hari
 Dibutuhkan dukungan psikososial.
 Pemeriksaan laboratorium:
o Mengetahui proses infeksi.
o Memonitor efek toksik ARV.
 Tes HIV di ulang setelah 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan

E. PROFILAKSIS PASCA HIV/ PAJANAN HIV/AIDS


6
Alur Profilkasis Pasca Pajanan ( PPP) pada Pajanan HIV

Alur PPP pada pajanan HIV


Kategori Pajanan (KP)
Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah, atau bahan lain yang berpotensi
menularkan infeksi (OPIM), atau alat kesehatan yang tercemar dari salah satu bahan
tersebut

Tidak
Ya
Darah atau cairan berdarah
OPIM
Tidak perlu
PPP
Macam pajanan yang terjadi

Kulit tidak utuh / selaput mukosa Kulit yang utuh Pajanan perkutan

Seberapa berat?
Volume? Tak perlu PPP

Sedikit Banyak Tidak berat Lebih berat


(Satu tetes, dalam waktu (Beberapa tetes, percikan darah (Jarum solid atau (Jarum besar bersaluran,
singkat) banyak dan/atau dalam waktu goresan superfisial) tusukan dalam, darah terlihat,
lama)
jarum bekas pasien)

KP 1 KP 2 KP 2 KP 3 21

7
Kategori status Sumber Pajanan
(KS-HIV)
Bagaimanakah Status HIV dari Sumber Pajanan?

HIV (-) HIV (+) Tak diketahui Tak diketahui


sumbernya
Tak perlu PPP

KS HIV
Pajanan dengan titer Pajanan dengan titer tinggi : tidak tahu
rendah : Asimtomatik AIDS lanjut, infeksi HIV primer,
dan CD4 tinggi VL yang tinggi atau CD4 rendah
Pada umumnya
tidak perlu PPP,
Perlu telaah kasus
KS HIV 1 KS HIV 2 per kasus

8 22
Pengobatan Profilaksis
Pasca Pajanan
Kategori Kategori Sumber Rekomendasi Pengobatan
Pajanan (KP) pajanan (KS HIV)

1 1 (rendah) Obat tidak dianjurkan


Risiko toksisitas obat > dari risiko terinfeksi
HIV
1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT + 3TC + Indinavir
Pajanan memiliki risiko yang perlu
dipertimbangkan
2 1 (rendah) Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir
Kebanyakan pajanan masuk dalan kategori ini

2 2 Dianjurkan AZT + 3TC + indinavir atau


3 1 atau 2 nelfinavir
Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan 9 dosis :
AZT : 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg
3TC : 2 kali sehari @ 150mg
Indinavir : 3x sehari @ 800mg 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan
banyak minum, diet rendah lemah 23
Rekomendasi
pemberian PPP
SUMBER TIDAK SUMBER SUMBER POSITIF
PAJANAN DIKETAHUI POSITIF RISIKO TINGGI REJIMEN

Tidak perlu
Kulit utuh Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP
PPP

AZT 300 mg
Mukosa / Pertimbangkan Berikan Berikan rejimen 2
3TC 150 mg
Kulit tidak utuh rejimen 2 obat rejimen 2 obat obat
/ 12 jam x 28 hari

Tusukan benda Berikan rejimen 2 Berikan Berikan rejimen 3


AZT 300 mg
tajam Solid obat rejimen 2 obat obat
3TC 150 mg
Lop/r 400/100
Tusukan benda Berikan rejimen 2 Berikan Berikan rejimen 3 / 12 jam x 28 hari
tajam berongga obat rejimen 3 obat obat

24

10
PPP untuk Hepatitis B

Vaksinasi dan respon


Status infeksi Sumber Pajanan
antibodi dari Petugas
Kesehatan Tidak tahu /
HBsAg positif HBsAg negatif
sarana pemeriksaan (-)

Belum divaksinasi 1 dos HBIg + seri Seri vaksinasi Seri vaksinasi hepatitis B
vaksinasi hepatitis B hepatitis B Sumber pajanan berisiko
tinggi  obati seperti pada
HBsAg positif

Pernah divaksinasi

Diketahui sbg responder Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP
Diketahui sbg non- 1 dosis HBIg + ulangan Sumber pajanan berisiko
responder seri vaksinasi hepatitis B Tidak perlu PPP tinggi  obati seperti pada
atau 2 dosis HBIg HBsAg positif
Anti-HBs terpajan  Anti-HBs terpajan 
Tidak diketahui status cukup - tidak perlu PPP cukup - tidak perlu PPP
respon antibodinya tidak cukup - 1 dosis Tidak perlu PPP tidak cukup - 1 dosis HBIg
HBIg + vaksin boster + vaksin boster
PERDALIN/2010 19

11
VI. PENUTUP

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT dan atas Rahmat serta
HidayahNya, maka pada akhirnya PPI dapat menyusun panduan penatalaksanaan pajanan
terhadap benda tajam dan jarum di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodoyang dapat dipakai
sebagai pedoman pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian infeksi .
Buku panduan penatalaksanaan pajanan terhadap benda tajam dan jarum akan
ditinjau kembali secara periodik, oleh karena itu masukan yang bersifat membangun sangat
sangat kami harapkan.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terwujudnya buku ini.Semoga Allah SWT selalu menyertai setiap langkah Aamiin !

12
VII. REFERENSI

1. Buku Pedoman Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi DI Rumah Sakit


dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya Cetakan Ketiga tahun 2010
2. Sumber: http://www.nursingworld.org
3. Ling Moi Lin, Seto WH,Ching Tai Yin.Handbook of infektion Control for Asian
Healthcare worker,2nd Ed,2004,29-37.

13

Anda mungkin juga menyukai