A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Banten merupakan rumah Sakit Kelas B yang
mempunyai Visi menjadi Rumah Sakit Yang Andal dan Terpercaya, senantiasa
berupaya untuk meningkatkan dan menjaga mutunya.
Perkembangan Rumah Sakit Umum Banten yang dipersiapka menjadi rumah
sakit rujukan dengan berbagai fasilitas perawatan sangat memungkinkan petugas
rumah sakit berisiko mendapat infeksi rumah sakit atau yang dikenal sebagai
infeksi nosokomial. Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan salah satu
langkah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kejadian infeksi nosocomial
yang juga menjadi bagian dari penilaian mutu rumah sakit.
Pengaruh dari desain dan konstruksi terhadap infeksi RS (HAIs) masih sulit
untuk dievaluasi. Dengan dijalankannya program Infectiom Control Risk
Assessment (ICRA) di rumah sakit maka dampak dari kegiatan rekonstruksi dan
renovasi yang bisa menjadi penyebab timbulnya HAIs dapat dicegah sehingga
program PPI dapat dijalankan secara efektif.
B. Landasan Hukum
Laporan Kegiatan ICRA: Renovasi Instalasi Laundry Rumah Sakit Umum
Banten ini dibuat dengan merujuk kepada:
1. Keputusan Presiden Nomor 40 tahun 2001 tentang Kelembagaan dan
Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;
2. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indoneisa Nomor 986/ Menkes/ Per/ XI/
1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
3. SK MENKES No. 270/ MENKES/ 2007 tentang Pedoman Manajerial PPI di
RS dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
4. SK MENKES No. 382/ MENKES/ 2007 tentang Pedoman PPI di RS dan
Fasilitas Kesehatan lainnya;
5. SK MENKES No. 129/ MENKES/ SK/ II/ 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
6. SK MENKES 1165. A./ MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.
Bentuk:
Kegiatan ICRA: Renovasi Kamar Bedah RSU Banten.
ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses menetapkan risiko
potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor
dalam fasilitas pelayanan kesehatan selama konstruksi, renovasi dan kegiatan
maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang mengevaluasi
jenis/macam kegiatan konstruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan
tingkat.
Waktu Pelaksanaan:
Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
Survey Lapangan
Pelaksanaan
Renovasi
Pelaporan Hasil
ICRA
Monitoring
Pelaksana:
1. Instalasi IPSRS
2. Komite PPI
3. Instalasi Sanitasi dan K3
Kategori Aktivitas Konstruksi
1. Aktivitas konstruksi termasuk kategori tipe C, diantaranya:
a melakukan plesteran dinding untuk dicat atau pelapisan dinding
b mengangkat penutup lantai, papan langit-langit, dan papan penghalang
c konstruksi dinding baru
d membuat akses kerja minor atau pekerjaan listrik di atas langit-langit
e aktivitas kabel mayor
f pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dalam satu shift
2. Aktivitas konstruksi ini jika berdasarkan lokasinya termasuk kedalam kelompok 2
: Rendah, dengan alasan karena berbatasan dengan kantor manajemen. Adapun
perbatasan lokasi konstruksi, berupa:
a Sebelah kanan lokasi konstruksi adalah ruang kamar mandi/toilet manajemen
b Sebelah kiri lokasi konstruksi adalah aula, ruang direktur, dan wadir
c Sebelah depan lokasi konstruksi adalah Ruang rawat bedah I
d Sebelah belakang lokasi konstruksi adalah ruang terbuka
Adapun hasil yang dicapai dari kegiatan ICRA: Renovasi Instalasi Laundry
RSU Banten
No. Rekomendasi Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Barrier/penghalang yang membatasi area kerja
dengan lingkungan sekitar
2 Peralatan kontraktor dibersihkan dengan cairan
pemutih
3 Segel pintu yag tidak terpakai dengan lakban
4 Menempatkan keset dipintu masuk dan keluar
area kerja, bila rusak harus segera diganti
5 Pembersihan area kerja dan permukaan
horizontal pada penyelesaian proyek
menggunakan pel basah
6 Sampah konstruksi ditempat pada wadah tertutup
rapat sebelum dipindahkan
7 Pekerja kontruksi menggunakan APD (helmet,
baju lengan panjang dan celana panjang, sepatu
booth, sarung tangan rumah tangga dan kaca
mata google)
Foto angka debu selama renovasi
Sedang diambil sampel
Foto sebelum renovasi
Foto sesudah renovasi
ACUAN SUMBER Pelaksanaan
EFEK DARI
NO IDENTIFIKA POTENSI BAHAYA KONTROL RESIKO
BAHAYA HIRARKI
SI BAHAYA BAHAYA
Pengendalian
Pengendalian Ya Tidak
Risiko Pengendalian yang
resiko yang
dilakukan
dibutuhkan
Lantai di basahi
dengan air untuk
Eliminasi mengurangi polusi -
debu dan Penutupan
area
Gangguan
Sesak nafas/ Pengukuran
Menjebol infeksi
FISIK : pneumokoni Substitusi - angka/kualitas
dinding untuk saluran
1 Debu osis debu
akses linen napas
Konjungtivit Membuat penutup
infeksius Iritasi Kontrol Mekanik -
is area renovasi
mata
SOP Penutupan area
Administratif -
renovasi
Masker
Kacamata pelindung
Baju kerja lengan
Pelindung Diri -
panjang dan celana
panjang
Sepatu boot
ACUAN SUMBER Pelaksanaan
EFEK DARI
NO IDENTIFIKA POTENSI BAHAYA KONTROL RESIKO
BAHAYA HIRARKI
SI BAHAYA BAHAYA
Pengendalian
Pengendalian Ya Tidak
Risiko Pengendalian yang
resiko yang
dilakukan
dibutuhkan
Monitoring
Merapihkan hasil
penanganan
Eliminasi pembuangan puing-
puing-puing
puing bangunan
Menjebol luka pada bangunan
puing-
dinding untuk bagian infeksi pada
2 puing Substitusi - -
akses linen kulit dan luka
konstruksi
infeksius otot
Kontrol Mekanik - -
SOP ICRA untuk
Administratif - konsruksi
bangunan
Sepatu boot, helm,
Pelindung Diri -
dan sarung tangan
ACUAN SUMBER Pelaksanaan
EFEK DARI
NO IDENTIFIKA POTENSI BAHAYA KONTROL RESIKO
BAHAYA HIRARKI
SI BAHAYA BAHAYA
Pengendalian Ya Tidak
Pengendalian
Risiko Pengendalian yang
resiko yang
dilakukan
dibutuhkan
Lantai di basahi
dengan air untuk
Eliminasi mengurangi polusi -
debu dan Penutupan
Membuat area
Gangguan
dinding Sesak nafas/ Pengukuran Sedan
infeksi
pemisah ruang FISIK : pneumokoni Substitusi - angka/kualitas g
saluran
3 pencucian Debu osis debu proses
napas
infeksius dan Konjungtivit Membuat penutup
Iritasi Kontrol Mekanik -
noninfeksius is area renovasi
mata
SOP Penutupan area
Administratif -
renovasi
Masker
Kacamata pelindung
Baju kerja lengan
Pelindung Diri -
panjang dan celana
panjang
Sepatu boot
ACUAN SUMBER Pelaksanaan
EFEK DARI KONTROL RESIKO
NO IDENTIFIKA POTENSI BAHAYA
BAHAYA HIRARKI
SI BAHAYA BAHAYA
Pengendalian Ya Tidak
Pengendalian
Risiko Pengendalian yang
resiko yang
dilakukan
dibutuhkan
Lantai di basahi
dengan air untuk
Eliminasi mengurangi polusi -
debu dan Penutupan
Gangguan area
Sesak nafas/ Pengukuran Sedan
Membuat infeksi
FISIK : pneumokoni Substitusi - angka/kualitas g
landasan untuk saluran
4 Debu osis debu proses
jalur troli napas
Konjungtivit Membuat penutup
infeksius Iritasi Kontrol Mekanik -
is area renovasi
mata
SOP Penutupan area
Administratif -
renovasi
Masker
Kacamata pelindung
Baju kerja lengan
Pelindung Diri -
panjang dan celana
panjang
Sepatu boot
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasar pantauan komite PPI RSU Banten selama renovasi Instalasi Laundry
maka renovasi Instalasi Laundry telah memenuhi kriteria yang ditentukanoleh Komite
PPI RSU Banten.
BAB V
PENUTUP
Keseluruh hasil kegiatan ICRA Rrnovasi Instalasi Laundry RSU Banten,
dimana pemantauan pelaksanaan ICRA dilapangan dipantau oleh Komite PPI RSU
Banten, sudah terlaksana. Hasil kajian ini diharapkan dapat diterapkan juga pada
renovasi di tempat lain di RSU Banten, sehingga dampak renovasi tidak sampai
merugikan pasien, petugas maupun pengunjung Rumah Sakit.
Semoga laporan kegiatan ini dapat lebih menggambarkan permasalahan dan
cara penaggulangan secara komprehensif.