Anda di halaman 1dari 33

Lampiran I

Peraturan Direktur Rumah Sakit Panti Nirmala


Nomor 940-b/PER-DIR/RSPN/III/2012
Tentang
Manajemen Linen dan Laundry

Revisi Oktober 2015 MANAJEMEN LINEN DAN LAUNDRY


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah melalui
pelayanan penunjang medis, khususnya pengelolaan linen dirumah sakit. Linen dirumah
sakit dibutuhkan disetiap ruangan. Kebutuhan akan linen disetiap ruangan sangat
bervariasi baik jenis, jumlah dan kondisnya. Alur pengolahan linen cukup panjang,
membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan
bermacam – macam klasifikasi. Klasfikasi tersebut terdiri dari tenaga manajemen, tenaga
kesehatan, teknisi, binatu, laundry tenaga sanitasi, serta tenaga kesehatan dan
keselamatan kerja. Untuk medapatkan kualifikasi linen yang baik, nyaman dan siap pakai
diperlukan perhatian khusus seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan – bahan kimia.
Untuk melaksanakan pelayanan linen secara benar dan tepat, dibutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan yang khusus oleh petugas Urusan Linen sehingga dapat
mengelola linen dengan baik dan profesinonal dan mampu memenuhi kebutuhan pasien.
Dengan terkelolanya linen secara tepat tentunya dapat mencegah dan meminimalisir
terjadinya infeksi atau kontaminasi silang di lingkungan rumah sakit.
Bertitik tolak dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan dan Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 2004, maka Rumah
Sakit Panti Nirmala perlu menyusun suatu panduan yaitu Manajemen Linen dan Laundry
sebagai media bagi staf Urusan Linen didalam melaksanakan pengelolaan linen di rumah
sakit.

1
2. Tujuan
1. Dapat meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit
2. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi, utuh dan
siap pakai.
3. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi silang.
4. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung, keluarga pasien, kontraktor dan
lingkungan dari terpapar dari bahaya potensial.
5. Untuk menjamin ketersediaan linen setiap unit pelayanan di rumah sakit.
6. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada paramedik maupun karyawan
secara umum di Rumah Sakit Panti Nirmala tentang prosedur pengelolaan linen yang
benar dan tepat.

3. Pengertian
1. Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan membrane
mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
2. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemar mikroorganisme
atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut.
3. Disinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem termal (panas)
atau kimia.
4. Infeksi adalah proses dimana seseorang rentan terkena invasi agen pathogen atau
infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan menyebabkan sakit.
5. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda atau gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
6. Kaca mata google adalah alat proteksi mata.
7. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda atau gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
8. Linen adalah bahan atau alat yang terbuat dari katun, tenun.
9. Linen kotor infeksius adalajh linen yang sudah terkontaminasi dengan darah, cairan
tubuh, dan faeces dimasukkan di dalam kantong yang kedap cairan dan tertutup dan
bertuliskan terinfeksius.

2
10. Linen kotor non infeksius adalah linen yang tidak terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh, dan faeces yang berasal dari pasien lainnya secara rutin meskipun linen
yang diklarifikasikan dari seluruh pasien berasal dari sumber ruang isolasi yang
terinfeksi.
11. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
12. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara
langsung maupun tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik,
teratogenik, mutagenic, korosif dan iritasi.
13. MSDS (Material Safety Data Sheets) atau LDP (Lembar Data Pengaman) adalah
lembar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat kimia, fisika dari bahan berbahaya
yang dapat ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan khusus yang berhubungan
dengan keadaan darurat di dalam penanganan bahan berbahaya.
14. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau merusak
lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
15. Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh
produktivitas kerja yang optimal.
16. Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
17. Kecelakaan Kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan dapat
menyebabkan kerugian material maupun penderitaan dari yang paling ringan sampai
paling berat.
18. Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan dampak merugikan atau
menimbulkan kerusakan.

3
4. Standarisasi Linen Rumah Sakit (Menurut Pedoman Manajemen Linen di Rumah
Sakit menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik 2004).
Secara fungsional linen digunakan untuk baju, alas, pembungkus lap, sehingga dalam
perkembangan manajemennya menjadi tidak sederhana lagi, berhubung tiap bagian di
rumah sakit mempunyai spesifikasi pekerjaan, jumlah kebutuhan yang besar, frekwensi
pencucian yang tinggi, keterbatasan persediaan, penggunaan yang majemuk dan image
yang ingin dicapai
1. Standar Produk
Berhubung sarana kesehatan bersifat universal, maka sebaiknya setiap rumah sakit
mempunyai satndar produk yang sama, agar bisa diproduksi missal dan mencapai
skala ekonomi. Produk dengan kualitas tinggi akan memberikan kenyamanan pada
waktu pemakaiannya dan mempunyai waktu penggunaan yang lebih lama, sehingga
secara ekonomi lebih optimum dibandingkan produk yang lebih murah.
2. Standar Desain
Pada dasarnya baju rumah sakit lebih mementingkan fungsinya dari pada estetikanya,
maka desain yang sederhana, ergonomis dan unisex merupakan pilihan yang ideal,
tertutama pada baju bedah dan baju pasien. Sizing system dengan pembedaan warna,
diaplikasikan pada baju-baju tertentu untuk mengakomodasikan individu pemakai.
Untuk kepentingan “praktis” beberapa rumah sakit menggunakan sprei/laken yang
fitted selain yang flat. Yang tidak kalah pentingnya adalah pertimbangan pada waktu
pemeliaraan, penggunaan kancing dan sambungan-sambungan baju lebih baik
dihindari.
3. Standar Material
Pemilihan material harus disesuaikan dengan fungsi, cara perawatan dan penampilan
yang diharapkan. Beberapa kain yang digunakan di rumah sakit antara lain cotton
100%, CVC 50% - 50%, TC 65% - 35%, Polyester 100% dengan anyaman plat atau
twill/drill, dengan proses akhir yang lebih spesifik seperti: water repellent, siol
release, PU coated, yang mempunyai sifat dan penggunaan-penggunaan tertentu.
Warna pada kain/baju juga memberikan nuansatersendiri, sehingga secara psikologis
mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya. Alternatif dari kain warna yang polos

4
adalah kain dengan corak motif, trend ini memberikan nuansa yang lebih santai dan
modern
4. Standar Ukuran
Ukuran linen sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya dari sisi penggunaan, tetapi
juga dari biaya pengadaan dan biaya operasional yang timbul. Makin luas dan berat,
makin mahal biaya pengadaan dan pengoperasiannya. Dengan adanya ukuran tempat
tidur yang standar, misalnya 90 x 200 cm, maka ukuran linen bisa distandarkan
menjadi:
a. Laken : 160 x 275 cm
b. Steek laken : 75 x 160 cm
c. Zeil : 70 x 110 cm
d. Sarung bantal : 50 x 70 cm
Standar ukuran linen yang digunakan di Rumah Sakit Panti Nirmala adalah
a. Laken : 200 x 100 cm
b. Steek laken : 200 x 100 cm
c. Zei pendek : 100 x 100 cm
d. Zeil panjang : 200 x 100 cm
e. Sarung bantal : 70 x 50 cm
5. Standar Jumlah
Idealnya jumlah stok linen 5 par stok (kapasitas) dengan posisi 3 par stok berputar
diruangan:
a. Stok 1 par terpakai
b. Stok 1 par dicuci
c. Stok 1 par cadangan dan
d. Stok 2 par mengendap di Logistik ( 1 par sudah terjahit dan 1 par berupa bahan
baku)
Untuk jumlah linen yang digunakan diruang rawat dan operasi perhitungan rincian
sebagai berikut:
a. Linen kamar
Penggantian linen kamar dirumah sakit sangat bervariatif, dari 1 x 1 hari sampai 1
x 3 hari. Apabila rata – rata 1 x 2 hari, sedangkan jumlah tempat tidur 173 dan

5
BOR 70%, dengan lama pencucian 1 hari, serta rencana par stok 3, maka
kebutuhannya adalah: 70 : 100 x 173 x 5 = 606
Linen Kamar Operasi:
Persediaan linen kamar operasi yang ideal sangat krusial, mengingat standar
prosedur di ruang kamar operasi sangat ketat.
Apabila rumah sakit dengan 5 ruang kamar operasi dan frekwensi operasi 5
kali/hari, yang masing – masing ditangani oleh 7 operator, lama cuci linen 1 hari
dan par stok 3. Namun ada rumah sakit tertentu yang menambah safety stok
menjadi 4 par, mengingat sering terjadinya keadaan diluar rencana sehari – hari:
5 x 5 x 7 x 1 x 3 = 525
6. Standar Penggunaan
Linen yang baik seharusnya tahan cuci sampai 350 kali dengan prosedur normal.
Sebaiknya setiap rumah sakit menentukan standar kelaikan sebuah linen, apakah
dengan umur linen, kondisi fisik atau dengan frekwensi cuci.
7. Standar Linen di Rumah Sakit Panti Nirmala:
Linen yang tersedia di Rumah Sakit Panti Nirmala sudah memenuhi standar linen
seperti yang dipersyaratkan yaitu 1 : 4 sudah bentuk linen jadi dan 1 par stok masih
bahan baku, sedangkan beberapa item perbandingannya sudah 1:5.
8. Manajemen Linen dan Laundry
a. Perencanaan kebutuhan linen dan bahan pencuciannya untuk pelayanan pasien
dan keperluan pakaian petugas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
a) Standar jumlah yang dipakai menggunakan ratio tempat tidur dan par linen
dengan perbandingan 1 : 4 yaitu 1 dipakai, 1 dicuci, 2 di almari dan 1 di
gudang.
b) Standar penggunaan linen dengan menggunakan leter (identitas) yang
bertuliskan nama unit masing-masing, bulan dan tahun pemberian linen baru
untuk menentukan kelaikan linen dilihat dari sisi umur linen, kondisi fisik
linen dan frekuensi pencucian.
c) Standar penyimpanan linen bersih, yaitu sirkulasi udara dipertahankan tetap
baik exahau fan dan penerangan minimal kategori pencahayaan D=200-500

6
Lux sesuai Pedoman pencahayaan Rumah Sakit, Suhu 22-27°C dan
kelembaban antara 45-75 persen.
b. Perbaikan bahan linen yang rusak
c. Pengaturan distribusi linen dan pekerjaan laundry
d. Pemeliharaan peralatan laundry
e. Pengendalian bahan penggunaan bahan linen
f. Pengawasan kegiatan di laundry
g. Pelaporan dan kegiatan dan stok opname.

Hasil kerja yang didapatkan antara lain :


1. Proper cleaned (benar-benar bersih)
2. Good smel (tidak bau)
3. No pots (Tidak bernoda)
4. Well pressed (pengepakan licin)
5. Nice folding and haging (cara melipat rapi)
6. Nice presentatif (penampilan menarik)
7. Time pick up (pengambilan tepat)
8. Time delivery (pengantaran tepat)
9. Well informed (pemberi informasi yang benar)

7
BAB II

TATA LAKSANA

Peran pengelolaan manajemen linen di rumah sakit sangatlah penting. Diawali dari
perencanaan, salah satu subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian. Alur aktivitas
fungsional dimulai dari penerimaan linen kotor, penimbangan, pemilahan, proses pencucian,
pemerasan, pengeringan, sortir noda, penyetrikaan, sortir linen rusak, pelipatan, merapikan,
mengepak, atau mengemas, menyimpan dan mendistribusikan ke unit pelayanan, sedangkan
linen yang rusak dikirim ke kamar jahit.

Agar aktivitas diatas dapat dilakukan dengan baik dan lancar, maka diperlukan alur
yang terencana dan sistematis. Peran sentral lainnya adalah perencanaan, pengadaan,
pemusnahan, kontrol dan pemeliharaan fasilitas kesehatan, sehingga linen dapat tersedia di
setiap unit pelayanan.

Mekanisme pengelolaan linen dan laundry di Rumah Sakit Panti Nirmala diatur dalam
beberapa tahap:

A. Tata Laksana Pelayanan Bahan Baku Linen (dari unit pelayanan ke kamar jahit)
a. Perencanaan Kebutuhan Linen Di Unit Pelayanan
1. Petugas linen unit menghitung jumlah persediaan linen di unit masing-masing
sesuai dengan jumlah tempat tidur.
2. Petugas linen unit menentukan rasio kebutuhan guna membandingkan persediaan
linen yang baik dan standar kebutuhan linen per unit yaitu :
a. Laken 1:5
b. Steek Laken 1:5
c. Sarung Bantal 1:5
d. Baju Pasien 1:5
e. Selimut 1:5
3. Standar linen di Rumah Sakit Panti Nirmala 1 : 5 yaitu:
a. Dipakai
b. Dicuci

8
c. Disimpan di almari linen
d. Di Urusan Linen
e. Di kamar jahit bentuk bahan baku
4. Petugas linen unit mengajukan perencanaan kebutuhan linen kepada Kepala
Instalasi Rawat Inap dan lakukan otorisasi dan diketahui oleh Kepala Bidang
Keperawatan.
5. Petugas linen unit membawa lembaran perencanaan kebutuhan linen kepada
Kepala Subbagian Rumah Tangga dan Kepala Bagian Umum.
6. Pengajuan dilaksanakan berdasarkan rencana anggaran belanja rumah sakit dan
sewaktu-waktu bila kondisi mendesak.

b. Tata Laksana Permintaan Bahan Baku Linen (dari kamar jahit ke Logistik
Umum)
1. Petugas mencocokkan kartu stok dengan bahan baku linen yang tersedia.
2. Petugas linen mencatat bahan baku linen di buku permintaan dan lembar
permintaan barang atau bahan rangkap 2.
3. Petugas linen meminta persetujuan dan otorisasi Kepala Subbagian Rumah
Tangga dan Kepala Bagian Umum.
4. Petugas linen menyerahkan lembar permintaan barang atau bahan ke Subbagian
Logistik Urusan Pembelian.

c. Tata Laksana Penerimaan Bahan Baku Linen (terima dari Logistik Umum)
1. Petugas linen menerima barang atau bahan dan mencocokkan dengan buku
permintaan.
2. Petugas linen mencatat di kartu stok berdasarkan jenis barang atau bahan.
3. Petugas linen menyimpan barang atau bahan di tempat yang telah disediakan
4. Petugas linen tanda tangan di kartu stok.

d. Tata Laksana Perbaikan dan Penggantian Linen Yang Rusak


A. Unit Pelayanan
1. Petugas linen unit memilah linen yang tidak layak pakai atau rusak.

9
2. Petugas linen unit mencatat linen yang rusak total untuk dilakukan
penggantian dan linen yang rusak ringan untuk dilakukan perbaikan pada
buku kerusakan linen dan lembar permintaan rangkap 2
3. Petugas linen unit meminta persetujuan dan otorisasi Kepala Unit atau Kepala
Instalasi dan Kepala Bidang atau Bagian masing – masing unit.
4. Petugas linen unit menyerahkan lembar permintaan dan buku kerusakan serta
linen kepada Kepala Urusan Linen.
B. Urusan Linen
1. Petugas linen menerima barang, buku dan lembar kerusakan dari unit
pelayanan masing-masing.
2. Petugas linen memilih linen yang dilakukan perbaikan dan penggantian
berdasarkan jenis dan jumlah linen.
3. Petugas linen memperbaiki linen yang rusak ringan dari unit masing-masing.
4. Petugas linen mengganti linen yang rusak dengan linen baru sesuai dengan
permintaan dari unit masing-masing
5. Petugas linen menyerahkan linen dan otorisasi pada kolom “Yang Memberi”
dan petugas linen unit tanda tangan pada kolom “Yang Menerima”.

e. Tata Laksana Permintaan Linen Baru dari Unit Pelayanan ke Urusan Linen
A. Unit Pelayanan :
1. Petugas linen unit menyetor buku dan 2 (dua) lembar permintaan linen baru
kepada Kepala Urusan Linen yang telah diotorisasi oleh Kepala Unit atau
Kepala Instalasi masing-masing.
2. Kepala Urusan Linen menentukan bersama-sama waktu pengerjaan linen baru
dengan petugas linen unit.
3. Petugas linen unit mengambil linen yang baru di Urusan Linen dan melakukan
otorisasi pada kolom “Yang Memberi” dan petugas linen unit tandatangan
pada kolom “Yang Menerima”
4. Petugas linen unit mencatat linen baru dalam buku inventaris dan gunakan
sesuai dengan permintaan dari unit tersebut.
B. Urusan Linen

10
1. Kepala Urusan Linen menerima buku dan lembar permintaan linen baru dari
unit pelayanan yang telah ditandatangani oleh Kepala Unit atau Kepala
Instalasi masing-masing.
2. Kepala Urusan Linen membuat rencana kerja sesuai dengan permintaan linen
dari unit-unit pelayanan.
3. Kepala Urusan Linen mengkoordinasikan kepada koordinator pengadaan
bahan baku linen untuk mempersiapkan bahan baku linen.
4. Petugas linen mengerjakan linen sesuai dengan permintaan unit berdasarkan
jenis dan jumlah permintaan linen baru.
5. Petugas linen memberikan identitas linen sesuai dengan unit masing-masing.
6. Petugas linen mencatat barang jadi di kartu stok sesuai jenis dan jumlah.

f. Tata Laksana Pendistribusian Linen Baru


1. Petugas linen unit dan Petugas Urusan Linen mencuci tangan dengan sabun
antiseptic dan air mengalir.
2. Petugas linen unit dan Petugas Urusan Linen memeriksa linen yang hendak
didistribusikan sesuai dengan permintaan.
3. Petugas Urusan Linen menyerahkan linen baru kepada petugas linen unit dan
melakukan tandatangan pada kolom “Yang Memberi”dan petugas linen unit
tandatangan pada kolom “Yang Menerima”.
4. Petugas Urusan Linen mencatat linen baru di kartu stok barang jadi.
5. Petugas linen unit dan petugas Urusan Linen mencuci tangan dengan antiseptic
dan air mengalir.

g. Tata Laksana Penghapusan Atau Pengurangan Inventaris Linen Rusak


1. Petugas linen Unit dan Kepala Subbagian Rumah Tangga mengecek linen yang
sudah tidak layak pakai.
2. Petugas linen unit berkoordinasi dengan Subbagian Logistik Urusan Inventaris
untuk membuat berita acara penghapusan linen.
3. Petugas linen unit menyerahkan buku dan lembar inventaris ke bagian Urusan
Linen.

11
4. Petugas linen unit menyerahkan linen yang rusak kepada petugas linen sesuai
dengan jumlah inventaris.

B. Tata Laksana Pengelolaan Linen Kotor


a. Tata Laksana Permintaan Bahan Kimia
1. Petugas linen mengecek bahan kimia dan mencocokkan di kartu stok.
2. Petugas linen mencatat di buku dan lembaran permintaan barang rangkap 2(dua)
3. Petugas linen meminta otorisasi kepada Kepala Subbagian Rumah Tangga dan
diketahui oleh Kepala Bagian Umum
4. Petugas linen menyerahkan lembaran dan buku permintaan kepada Subbagian
Logistik Urusan Pembelian.

b. Tata Laksana Penerimaan Bahan Kimia


1. Petugas Urusan Linen memakai Alat Pelindung Diri (kacamata, topi, masker,
skoret, dan sarung tangan)
2. Petugas Urusan Linen menerima dan memeriksa serta mencocokkan bahan kimia
sesuai dengan permintaan.
3. Petugas Urusan Linen mencatat jumlah dan jenis bahan kimia di kartu stok.
4. Petugas Urusan Linen menyimpan pada almari yang telah disediakan.
5. Petugas Urusan Linen melepas Alat Pelindung Diri dan mencuci tangan dengan
sabun antiseptic dan air mengalir.

c. Tata Laksana Pengelolaan Linen Kotor Infeksius di Ruang Perawatan


1. Petugas linen unit mencuci tangan sebelum memegang linen kotor infeksius
dengan sabun antiseptic dan air mengalir.
2. Petugas linen unit memakai Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret, dan sarung
tangan)
3. Petugas linen unit membawa tempat linen kotor yang tertutup dan kedap cairan ke
ruang perawatan

12
4. Petugas linen unit memasukkan linen kotor dan membawa ke spoel hoek sentral
5. Petugas linen unit melakukan spoling linen infeksius dengan air mengalir di spoel
hoek sentral
6. Petugas linen unit merendam dengan stericlin tipe 1 dan 2 selama kurang lebih
30 menit
Cara Pencampuran:
a. 25 liter air dicampur dengan 250 cc stericlin 1 dan 50 cc stericlin 2
b. 1 liter air dicampur dengan 10 cc stericlin 1 dan 2 cc stericlin 2
c. Larutan yang sudah tercampur efektifitas selama 1 x 24 jam
7. Petugas linen unit mengangkat linen infeksius dari rendaman stericlin dan
membilas dengan air mengalir
8. Petugas linen unit memasukkan linen infeksius ke dalam ember tertutup dan
kedap air.
9. Linen kotor infeksius siap dibawa ke urusan linen untuk proses pencucian
sekaligus serah terima linen
10. Petugas mencuci troli linen kotor di spoelhok ruang St. Anna
11. Petugas linen unit mencuci tangan dengan sabun antiseptic dan air mengalir.
Yang harus diperhatikan adalah :
1. Harus dipisahkan antara linen infeksius dan non infeksius
2. Tidak mencampur jenis linen lap piring, alas piring dan kain pel.

d. Tata Laksana Pengelolaan Linen Kotor Non Infeksius di Unit Perawatan


1. Petugas linen unit mencuci tangan sebelum memegang linen kotor non infeksius
2. Petugas linen unit memakai APD atau Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret,
dan sarung tangan)
3. Petugas linen unit membawa tempat linen kotor tertutup ke ruang pasien
4. Petugas linen unit memasukkan linen kotor dan membawa ke spoelhoek
5. Petugas linen unit memisahkan linen kotor non infeksius dari linen infeksius
6. Petugas linen unit memasukkan linen kotor non infeksius dan infeksius ke dalam
ember tertutup secara terpisah yang kedap air

13
7. Petugas linen unit membawa linen kotor ke urusan linen untuk proses pencucian
akhir sekaligus melakukan serah terima linen.
8. Petugas linen unit mencuci tempat linen kotor di spoelhok ruang St. Anna
9. Petugas linen unit cuci tangan dengan sabun antiseptic dan air mengalir.

e. Tata Laksana Transportasi Linen Kotor


1. Petugas linen unit mencuci tangan sebelum membawa linen kotor
2. Petugas linen unit memakai Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret dan sarung
tangan)
3. Petugas linen unit memisahkan linen kotor infeksius dan non infeksius dari unit
pelayanan masing-masing.
4. Petugas linen unit memasukkan linen kotor ke dalam tempat masing-masing yang
kedap air secara terpisah.
5. Gunakan kantong yang tertutup atau tempat yang berbeda untuk linen kotor non
infeksius dan linen kotor infeksius.
6. Petugas linen unit membawa linen kotor k e urusan linen melalui jalur linen kotor
yaitu lorong bagian timur.
Catatan :
a. Jangan membawa linen kotor melebihi kapasitas troli (troli harus tertutup
rapat)
b. Jangan menyeret linen di lantai dan menginjak linen dengan sepatu
7. Petugas linen unit dan petugas Urusan Linen melakukan serah terima dan
mencatat di buku ekspedisi terlebih dahulu dan melakukan tandatangan di kolom
yang telah disediakan.
8. Petugas linen dari unit mencuci troli linen kotor dengan cairan disinfektan dan air
yang mengalir.
9. Petugas linen unit membawa kembali tempat linen kotor ke unit pelayanan
masing-masing melalui lorong pintu sebelah timur.
10. Petugas linen unit melepaskan Alat pelindung Diri (masker, topi, dan sarung
tangan)
11. Petugas linen unit mencuci tangan dengan sabun antiseptic dan air mengalir.

14
f. Tata Laksana Penerimaan Linen Kotor
A. Unit Pelayanan :
1. Petugas linen unit mencuci tangan sebelum memegang linen kotor dengan
sabun antiseptic dan air mengalir
2. Petugas linen unit memakai Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret dan
sarung tangan)
3. Petugas linen unit memisahkan linen kotor infeksius dan linen non infeksius
4. Petugas linen unit menimbang linen kotor dan mencatat di buku ekspedisi dan
menyerahkan kepada petugas Urusan Linen.
B. Urusan Linen :
1. Petugas Urusan Linen menghitung dan memisahkan linen infeksius dan non
infeksius sesuai dengan warna dan jenis masing-masing linen di ruang
penerimaan linen kotor, yaitu :
a. Linen putih
b. Linen berwarna
c. Linen jenis lap piring dan alas piring
2. Petugas Urusan Linen melakukan pengecekan ulang jumlah dan jenis linen
sebelum dilakukan proses selanjutnya.
3. Petugas linen unit dan Urusan Linen melakukan serah terima dengan
menuliskan nama dan tandatangan petugas pada kolom yang telah disediakan.
Catatan :
o Penerimaan linen kotor tahap 1 antara pukul 07.30 WIB – 09.00 WIB
o Penerimaan linen kotor antara pukul 10.00 – 17.00 WIB

g. Tata Laksana Pengelolaan Linen Kotor Infeksius di Urusan Linen


1. Petugas urusan linen mencuci tangan sebelum memegang linen kotor infeksius
dengan sabun antiseptic dengan air mengalir.
2. Petugas urusan linen memakai Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret, dan
sarung tangan).

15
3. Petugas urusan linen kumpulkan semua linen infeksius dalam ember tempat
tertutup dan kedap air.
4. Petugas urusan linen menimbang linen kotor infeksius sesuai dengan kapasitas
mesin cuci :
Mesin cuci 1 : kapasitas 18 kg (loading 10 kg)
Mesin cuci 2 : kapasitas 25 kg (loading 20 kg)
Mesin cuci 3 : kapasitas 25 kg (loading 20 kg)
5. Petugas Urusan Linen memasukkan linen infeksius ke dalam mesin cuci sesuai
dengan kapasitas mesin cuci dan berikan bahan kimia sesuai takaran.
6. Petugas Urusan Linen memasukkan linen kotor non infeksius ke dalam mesin
cuci secara terpisah.
7. Petugas Urusan Linen mengeluarkan linen infeksius dari mesin cuci.
8. Petugas Urusan Linen memasukkan linen sesuai dengan jenis dan berat ke mesin
pengering dengan ketentuan waktu yang telah disediakan yaitu :
a. 3 kg selimut woll : 60 menit
b. 5 kg handuk : 40 menit
c. 10 kg jenis katun : 30 menit
9. Petugas Urusan Linen mengeluarkan linen yang sudah kering dari mesin
pengering dan memisahkan linen kering sesuai dengan jenis, bentuk dan
fungsinya.
10. Petugas Urusan Linen menyetrika secara manual untuk linen yang berkancing
sedangkan yang lainnya menggunakan mesin mangel.
11. Petugas Urusan Linen meletakkan linen yang sudah disetrika dan dilipat pada rak
yang telah ditentukan berdasarkan unit.
12. Petugas linen mengecek jenis dan jumlah linen sebelum didistribusikan
Catatan :
Semua identitas linen harus posisi di atas.

h. Tata Laksana Pencucian Linen Kotor Non Infeksius


1. Petugas Urusan Linen mencuci tangan sebelum memegang linen kotor

16
2. Petugas Urusan Linen pakai Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret, dan sarung
tangan)
3. Petugas Urusan Linen memasukkan linen kotor ke mesin cuci sesuai dengan
kapasitas mesin.
4. Petugas Urusan Linen memberikan bahan kimia cuci dengan dosis dan waktu
yang telah ditentukan yaitu untuk noda ringan detergent 6-9 gram/kg linen dan
disinfektan 5-7,5 cc/kg linen sedangkan untuk noda berat detergent 12-18
gram/kg linen dan disinfektan 10-15 cc/kg linen.
5. Petugas Urusan Linen memisahkan linen jenis keset, lap piring, bantal dan guling
untuk dilakukan pencuciannya secara manual.
6. Petugas Urusan Linen mengeluarkan linen yang sudah dicuci dari mesin cuci
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
i. Tata Laksana Penggunaan Mesin Cuci
1. Hidupkan listrik ke arah atas
2. Hidupkan gas untuk pemanas air
3. Hidupkan water heater
4. Tekan tombol merah pada posisi on
5. Buka pintu mesin cuci dengan cara menekan tombol warna putih pada tangan kiri
bersamaan dengan tangan kanan memegang gagang pintu disertai dengan
menekan tombol bulat di sebelahnya.
6. Masukkan linen yang akan dicuci sesuai dengan kapasitas mesin masing-masing
yaitu 10 kg dan 20 kg.
7. Tutup pintu mesin cuci
8. Tekan tombol putih untuk memilih jenis linen yang akan dicuci
9. Tekan tombol “Start”
10. Masukkan detergent sesuai dengan jenis warna dan noda linen
11. Mesin akan memproses pencucian secara otomatis
12. Bila sudah selesai maka timer akan berhenti secara otomatis
13. Keluarkan linen dengan membuka pegangan pintu

j. Tata Laksana Pengeringan Linen Bersih

17
1. Petugas Urusan Linen mencuci tangan sebelum memegang linen bersih
2. Petugas Urusan Linen pakai Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret dan sarung
tangan)
3. Petugas Urusan Linen memisahkan linen yang akan dikeringkan secara manual
(di bawah sinar matahari) dan linen yang akan dikeringkan dengan mesin
pengering.
4. Petugas Urusan linen memasukkan linen pada mesin pengering dengan kapasitas
sesuai mesin (maksimal 15 kg), dengan ketentuan :
a. Jenis handuk kapasitas 5 kg mesin diputar selama 30 menit
b. Jenis selimut kapasitas 10 kg mesin diputar selama 40 menit
c. Jenis linen katun kapasitas 10 kg mesin diputar selama 30 menit
5. Petugas Urusan Linen mengeluarkan linen dari mesin pengering
6. Petugas Urusan Linen melipat linen yang sudah kering sesuai dengan jenis dan
ukuran masing-masing linen
7. Petugas Urusan Linen melepas APD yang sudah dipakai dan mencuci tangan
dengan sabun antiseptic dan air mengalir

k. Tata Laksana Menyetrika Linen Bersih


1. Petugas Urusan Linen mencuci tangan dengan sabun antiseptic dan air mengalir
2. Petugas Urusan Linen memakai Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret dan
sarung tangan)
3. Petugas Urusan Linen memilah linen bersih sesuai dengan jenis bentuk dan
fungsinya.
4. Semua linen disetrika dengan mesin kecuali linen yang berkancing disetrika
secara manual
5. Petugas Urusan Linen memeriksa linen bila sobek atau terkena noda dilakukan
perbaikan atau spoting.
6. Petugas Urusan Linen melipat linen dengan identitas diletakkan di atas.
7. Petugas Urusan Linen mencuci tangan dengan sabun antiseptic dan air mengalir
8. Simpan linen yang sudah dilipat di almari atau loker sesuai dengan unit masing-
masing

18
9. Petugas Urusan Linen melepas Alat Pelindung Diri (topi, masker dan skoret)
l. Tata Laksana Pendistribusian Linen Bersih
1. Petugas Urusan Linen dan petugas linen unit mencuci tangan sebelum memegang
linen bersih.
2. Petugas Urusan Linen memakai Alat Pelindung Diri (topi, masker dan skoret)
3. Petugas Urusan linen melakukan pengecekan identitas, jenis, dan jumlah linen
sebelum didistribusikan.
4. Petugas Urusan linen serah terima linen bersih kepada petugas linen unit dengan
melihat identitas, jenis dan jumlah linen.
5. Petugas linen unit mengecek ulang identitas, jenis dan jumlah linen serta
meletakkan linen bersih di troli linen bersih atau kantong parasit yang bersih dan
tertutup dan kedap air.
6. Petugas linen unit dan urusan linen melakukan serah terima otorisasi pada kolom
yang telah disediakan.
Catatan : Pendistribusian linen bersih antara jam 09.00 sampai jam 19.00 WIB.

m. Tata Laksana Transportasi Linen Bersih


1. Petugas linen unit membawa linen bersih dari urusan linen ke unit pelayanan
masing-masing.
2. Jalur transportasi linen bersih melalui lorong pintu sebelah timur pantry karyawan
3. Petugas linen unit menyimpan linen bersih dalam almari penyimpanan linen di
unit pelayanan dengan sistem FIFO (linen yang disimpan pertama dipakai terlebih
dahulu).

n. Tata Laksana Penggunaan Linen Bersih di Unit Pelayanan


1. Petugas linen unit mencuci tangan sebelum memegang linen bersih.
2. Petugas linen unit memakai Aalat Pelindung Diri (topi, masker, skoret dan sarung
tangan)
3. Petugas linen unit mengambil linen dari lipatan yang paling bawah (yang
disimpan pertama digunakan lebih dahulu dengan sistem FIFO)
4. Letakkan linen bersih pada bagian permukaan yang bersih

19
5. Petugas linen unit menggunakan linen sesuai dengan kebutuhan.
6. Petugas mengisi cek list linen pada saat melakukan penggantian linen.
7. Petugas linen unti memasukkan linen kotor pada tempat yang sudah disediakan
(troli linen kotor)
8. Petugas linen unit melepas Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret, dan sarung
tangan).
9. Petugas linen unit mencuci tangan dengan sabun antiseptic dengan air mengalir.

o. Tata Laksana Penyimpanan Linen Bersih di Unit Pelayanan


1. Petugas linen unit mencuci tangan sebelum memegang linen bersih
2. Petugas linen unit memakai Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret, dan sarung
tangan).
3. Petugas linen unit memastikan semua permukaan almari penyimpanan linen besih
dalam keadaan bersih dan kering.
4. Petugas linen unit menyimpan linen bersih dalam almari penyimpanan linen
bersih pada unit pelayanan masing-masing.
5. Petugas linen unit menyimpan linen bersih di urutan paling atas sesuai dengan
jenis dan bentuk linen.
6. Petugas linen unit lepas Alat Pelindung Diri (topi, masker, skoret, dan sarung
tangan).
7. Petugas linen unit cuci tangan dengan sabun antiseptic dengan air mengalir.

p. Tata Laksana Serah Terima Linen di Unit Rawat Inap


1. Petugas linen shift pagi mencatat dan melaporkan semua kegiatan yang sudah
dilaksanakan maupun yang belum terselesaikan di buku laporan shift.
2. Petugas linen shift sore membaca laporan shift dan mengerjakan semua kegiatan
yang belum terselesaikan oleh petugas shift pagi.
3. Melakukan serah terima dan otorisasi “Yang Menyerahkan” dan “Yang
Menerima”.
4. Bila petugas linen shift sore sudah pulang maka pengelolaan linen di Instalasi
Rawat Inap diserahkan perawat penganggungjawab shift.

20
q. Tata Laksana Pemakaian Mesin Pengering
1. Hidupkan mesin dengan menekan “Com Stater” listrik dan katup
2. Buka tutup mesin, masukkan linen yang akan dikeringkan kemudian tutup
kembali.
3. Putar tombol waktu atau “Timer” sesuai yang diinginkan, putar searah jarum jam.
4. Tekan tombol “Start”, dan proses pengeringan dimulai.
5. Bila tombol waktu berhenti, berarti proses telah berhenti maka keluarkan linen
dari mesin.
6. Bila sudah selesai digunakan, matikan listrik dengan menekan “Com Stater” dan
katub gas pada posisi nol.

r. Tata Laksana Pemakaian Mesin Setrika atau Flatwork Ironer


Cara menghidupkan Mesin Setrika :
1. Tekan tombol “ON” pada panel untuk mengalirkan listrik
2. Tekan tombol start pada mesin setrika maka lampu indikator hijau akan menyala
3. Atur suhu dengan memutar potensio termostart sesuai dengan suhu yang
diinginkan maka lampu indikator kuning akan menyala. Bila suhu yang
diinginkan telah tercapai maka lampu kuning akan mati.
4. Tekan penuh pedal mesin setrika ke bawah maka papan penutup silinder akan
maju dan bergulir.
5. Letakkan linen pada papan silinder kemudian tekan linen secara manual sehingga
linen akan masuk ke papan silinder.
6. Tekan pedal ke tengah maka mesin setrika akan berhenti.

Cara menghentikan mesin setrika:


1. Putar potensio thermostart pada posisi “0” untuk menghentikan panas pada
mesin
2. Biarkan silinder menggulir dan kontak dengan papan selama 5 menit.
3. Tekan penuh pedal control ke arah bawah.
4. Tekan tombol pada mesin ke arah “Off” maka mesin setrika akan mati
kemudian tekan tombol “Off” pada panel.

21
a. Pencatatan dan Pelaporan
Linen yang diserahkan ke unit pelayanan harus sesuai jumlah dan jenis linen di buku
ekspedisi. Bila ada barang yang tersisa harus tetap dicatat di buku ekspedisi.
b. Pembuangan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari proses pengelolaan linen kotor dibuang ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rumah Sakit Panti Nirmala.

B. Pengelolaan Instrumen dan Linen


Berikut ini akan dijabarkan mengenai skema Pengelolaan Instrumen dan Linen di Instalasi
Kamar Operasi Rumah Sakit Panti Nirmala.

Tindakan Operasi

Linen
Instrumen
Post Tindakan
Post Tindakan

Dekontaminasi

Pengiriman ke Instalasi Dilakukan Spooling


Sterilisasi Sentral

Proses Pencucian dan Pengiriman ke Laundry


Pengeringan

Proses Pengeringan
Proses Packing

Linen Kembali ke
Instalasi Kamar Operasi
Proses Sterilisasi

Proses Packing22
Distribusi
Pengiriman
Instalasi Kamar Operasi

Gambar 4.1 Skema Pengelolaan Instrumen dan Linen

 Alur Linen :
 Linen setelah dipakai di kamar operasi, di masukkan ke dalam keranjang yang telah
disiapkan.
 Dilakukan dekontaminasi dengan stericline, dilakukan spoeling, di kirim ke
bagian/urusan linen
 Linen dilakukan pencucian, pengeringan, dan disetrika, dikirim lagi ke instalasi
kamar operasi
 Linen di-packing oleh petugas kamar operasi.
 Diberi label keterangan sesuai paketnya.
 Dikirim ke instalasi sterilisasi sentral lewat pintu utama (ruang transit) dengan troli
luar kamar operasi.
 Bila sudah steril akan dikirim kembali ke kamar operasi lewat loket.

23
BAB III
DOKUMENTASI

1. Pencatatan dan pelaporan penerimaan linen kotor dari seluruh unit pelayanan
2. Pencatatan dan pelaporan pendistribusian linen bersih ke seluruh unit pelayanan
3. Pencatatan dan pelaporan penggunaan chemical/ bahan cucian linen
4. Pencatatan dan pelaporan temuan linen bermasalah
5. Pencatatan dan pelaporan pendistribusian linen jadi ke seluruh unit pelayanan

24
BAB IV

PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan dalam meningkatkan manajemen
linen dan laundry yang bermutu dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah
Sakit Panti Nirmala. Semoga dengan tersusunnya panduan ini, staf pelaksana lebih teliti dalam
mengatur dan mengelola linen di rumah sakit, sehingga kebutuhan pasien terpenuhi. Pengelolaan
linen dan laundry yang dilakukan secara benar, dapat membantu pasien secara psikologi untuk
mendapatkan kenyaman selama dalam masa perawatan.

Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan panduan ini,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan dan referensi.

Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya.
Semoga panduan ini berguna bagi tim penyusun di Rumah Sakit Panti Nirmala pada khususnya
juga untuk para pembaca pada umumnya.

DIREKTUR RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA

Dr. Lilik Marliana, MM.

25
Lampiran II
Peraturan Direktur Rumah Sakit Panti Nirmala
Nomor 940-b/PER-DIR/RSPN/III/2012
Tentang
Manajemen Linen dan Laundry

BUKTI PERMINTAAN BARANG/BAHAN

RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA MALANG

Bagian/ Ruang : …………………………………..

Diminta Diberi Keterangan


No Nama Barang Satuan
Jumlah Terbilang Jumlah Terbilang

Malang………………………

Ka.Bid/Ka.Bag Ka.Ins/Ka. Sub Ka. Unit Yang Memberi Yang Menerima

(…………...) (…………….) (…………) (……………) (…………..)

CHECK LIST LINEN RUANG RAWAT INAP


RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA MALANG

26
Jenis Linen Tanggal
1 2

Nama Petugas Nama Pasien Nama Petugas Nama Pasien


Laken
Steek Laken
Selimut
Sarung Bantal
Zeik Pendek
Zeil Panjang
Baju Pasien
Pengisian tanggal menyesuaikan dengan jumlah tanggal dalam bulan.

Keterangan:

V : Diganti
O : Tidak ditempati Pasien
X : Ada Pasien tetapi tidak dilakukan penggantian

Mengetahui Malang,………..
Kasubbag Rumah Tangga Kepala Unit Rawat Inap

(…………………….) (……………………..)

KARTU STOK BAHAN BAKU LINEN


RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA MALANG

NAMA BARANG : …………………………….

Tangga Asal Toko Harga Terima Keluar Sisa Keterangan

27
l Pokok
Jumlah Isi

FORM LAPORAN PENDISTRIBUSIAN LINEN JADI KE UNIT PELAYANAN


RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA MALANG

BULAN : …………………..

Keterangan
Nama Tukar
Tanggal Jumlah Unit Masuk Inventaris
Barang Hilang Yang Dijual
Rekening Baru
Rusak

28
KARTU STOK LINEN JADI
RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA MALANG

NAMA BARANG : …………………………….

Unit Tanda Tangan


Saldo
Tanggal Dikeluarkan Sisa Pelayana Petugas Keterangan
Awal
n Serah Terima

29
Troli linen kotor

Lemari penyimpanan linen


di unit

Troli linen bersih

Lemari penyimpanan B3 di Laundry

30
Lemari penyimpanan linen di unit
(dilengkapi dengan pencatan suhu dan kelembaban)

Mesin Pengering

Lemari penyimpanan B3 di Laundry

Mesin Mangel

Tempat Penerimaan Linen Kotor

31
Tempat Penyimpanan Sementara di Laundry

Timbangan Linen Mesin Cuci Khusus Lap Bongkar

Mesin Cuci

32
Mesin Cuci Khusus Lap Piring

DIREKTUR RUMAH SAKIT PANTI NIRMALA

Dr. Lilik Marliana, MM.

33

Anda mungkin juga menyukai