2600
2.808
2487
2408
RumahSakit
TAHUN 2019
46
RumahSakit RSUP dr. Hasan Sadikin
RSUP dr. Kariadi
RS Premier
176 RS Awal Bros RSUP dr. Sardjito
133 Tersertifikasi
Akreditasi Nasional
Eka Hospital
RS Siloam Lippo Village
RS Premier Bintaro
RS Premier Jatinegara
RS Pondok Indah
RSUP Sanglah
RS Siloam 26
PERDANA DASAR MADYA
RS Siloam Kebon Jeruk RS Puri Indah
RS Mata Kedoya JEC RumahSakit
RS Awal Bros Bekasi
4
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
Umum
Kegiatan pencegahan
Untuk mendukung upaya peningkatan pelayanan
dan pengendalian
rumah sakit berbasis kesehatan lingkungan
berbagai faktor
Khusus
lingkungan di rumah sakit
• Melindungi lingkungan hidup dari pencemaran
yang dapat menimbulkan
• Mencegah terjadinya infeksi rumah sakit
masalah pencemaran dan
• Mecegah terjadinya gangguan kesehatan dan
kontaminasi lingkungan, TUJUAN keselamatan kerja
infeksi serta kesehatan
• Meningkatkan estetika dan kenyamanan
dan kecelakaan kerja,
lingkungan
serta menurunkan
• Memelihara umur hidup fasilitas dan
kualitas pelayanan di
infrastruktur
rumah sakit
• Memenuhi aspek legal bidang kesehatan dan
lingkungan hidup
Lingkup Penyehatan Air
Penyehatan Udara
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Penyehatan Pangan Siap Saji
Rumah Sakit Penyehatan Sarana dan Bangunan
Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit
Pengamanan Limbah Padat B3 dan Limbah
Non B3
Pengamanan Limbah Cair
Pengamanan Limbah Gas
Pengamanan Radiasi
Pengawasan Linen
Pengawasan Dekontaminasi melalui Disinfeksi
dan Sterilisasi
Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Rumah
Sakit
Pengawasan Rumah Sakit Hijau dan Sehat
Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Fasilitas Kesehatan Lingkungan
Promosi Kesehatan Lingkungan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Air,
Udara, Vektor Linen,
1.Limbah
Tanah, Binatang Pembawa Dekontaminasi,
2.Radiasi
Pangan, Penyakit Konstruksi/Renovasi
Sarana Prasarana
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2019
TENTANG
KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
ISI
STANDAR BAKU MUTU PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
1. PANGAN SIAP SAJI
1. AIR 2. SARANA BANGUNAN
2. UDARA 3. VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT
3. TANAH 4. LIMBAH
5. RADIASI
6. LINEN
7. KONSTRUKSI DAN RENOVASI BANGUNAN
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
TUJUAN
1. Air untuk keperluan air minum, higiene sanitasi, dan keperluan khusus harus
memberikan jaminan perlindungan kesehatan dan keselamatan pemakainya
2. Rumah sakit harus menyediakan air minum minimum 5 lilter/Tempat
Tidur/hari, dibedakan antara rumah sakit kelas A dan B dengan rumah sakit
kelas C dan D, karena perbedaan jenis layanan kesehatan
3. Rumah sakit harus mempunyai cadangan sumber air untuk mengatasi
kebutuhan air dalam keadaan darurat
4. Dilakukan Pemeriksaan air untuk parameter kimia dilaksanakan setiap 6 (enam)
bulan sekali dan untuk parameter biologi setiap 1 (satu) bulan sekali
PENYELENGGARAAN
Penyehatan Air
Upaya penanganan kualitas dan kuantitas air di
rumah sakit yang terdiri dari air untuk keperluan:
• higiene sanitasi
• air minum
• air untuk pemakaian khusus (HD, Lab)
1. Pipa air untuk keperluan higiene dan sanitasi dan fasilitas pendukungnya
bahan yang tidak menimbulkan korosif pada air dan tanpa timbal (ramah
lingkungan).
2. Tangki penampungan air untuk keperluan higiene dan sanitasi kedap air,
terlindungi dari serangga dan binatang pembawa penyakit dan dilengkapi
dengan fasilitas pengaman/proteksi.
3. Melakukan pengawasan kualitas air ; IKL, Uji laboratorium dan anaisis
risiko.
4. Melakukan pembersihan, pengurasan, pembilasan menggunakan
desinfektan pada tangki penampungan air setiap 6 (enam) bulan.
STANDAR BAKU MUTU DAN PERSYARATAN KESEHATAN
PENYEHATAN UDARA
1. Pembersihan ruangan
2. Pengaturan kebisingan (pengendalian sumber
bising, pengaturan tata letak ruangan)
3. Pengaturan kecahayaan di setiap ruangan
4. Fasilitas sanitasi (air, sampah)
STANDAR BAKU MUTU DAN PERSYARATAN KESEHATAN
PENGAMANAN LIMBAH
Standar baku mutu dan persyaratan kesehatan pengamanan limbah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku terkait:
Limbah Limbah B3
Limbah Cair Limbah Gas
Domestik Fasyankes
STANDAR BAKU MUTU DAN PERSYARATAN KESEHATAN
PENGAMANAN RADIASI
Pengolahan
Jenis Limbah Fasyankes Berdasarkan Karakteristiknya
Limbah infeksius
& patologi Limbah domestik
15% 80%
Limbah domestik Limbah infeksius & patologi Limbah kimia & farmasi
PERMEN LHK Nomor: P.56/MenLHK-
Sekjen/2015 PP No. 47 tahun 2016 tentang
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES
Fasyankes :
• Mengatur Terhadap Fasilitas Pelayanan Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
Kesehatan Meliputi: dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas:
a. Pusat Kesehatan Masyarakat; Tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan;
b. Klinik Pelayanan Kesehatan Atau Sejenis; Pusat kesehatan masyarakat;
Dan Klinik;
c. Rumah Sakit Rumah Sakit;
Apotek;
• Limbah B3 Yang Diatur Meliputi Limbah: Unit Transfusi Darah;
Dengan Karakteristik Infeksius; Benda Tajam, Laboratorium Kesehatan;
Patologis, Bahan Kimia Kedaluwarsa, Optikal;
Tumpahan, Atau Sisa Kemasan, Radioaktif, Fasilitas Pelayanan Kedokteran untuk
Farmasi, Sitotoksik, Peralatan Medis Yang kepentingan hukum; dan
Memiliki Kandungan Logam Berat Tinggi; Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional.
Tabung Gas Atau Kontainer Bertekanan.
Ada SELISIH antara
DISTRIBUSI Lokasi FASYANKES TIMBULAN LIMBAH dengan
Pengolah Swasta TIDAK Rumah sakit (2820) Optikal KAPASITAS PENGOLAHAN
MERATA Puskesmas (9825) Fasilitas Pelayanan
Klinik (7641) Kedokteran untuk
Laboratorium Kesehatan kepentingan hukum
Apotek (26.418) Fasyankes tradisional
Unit Transfusi Darah Tempat Praktek Mandiri -
- Incinerator Fasyankes Berizin
Pengolahan oleh Perusahaan TIMBULAN LIMBAH
(87 RS)
Pengolah Limbah B3 untuk 294,66 ton/hari ++ - Izin Autoclav 2 RS
Limbah Medis (10 Perusahaan - Proses Insenerator 18 RS
7 di P. Jawa, 1 di P. Kalimantan, 1 - Proses Autoclav 2 RS
di Sumatera, 1 di Sulawesi) Data KLHK per Juli 2019
Data Feb 2019 SELISIH:
70,432 ton/hari ─ ─
KAPASITAS: KAPASITAS:
171,108 ton/hari ++ 53,12 ton/hari ++
Data Limbah Terolah tahun 2018
*Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat
racun (PP 101 Tahun 2014)
94.95%
90.00%
77.27%
76.00%
80.00%
70.10%
69.57%
70.00% 69.23%
56.14%
55.56%
55.17%
53.33%
52.20%
60.00%
50.00%
45.28%
42.73%
50.00%
40.59%
39.70%
Target sampai akhir 2019 diharapkan dapat
36.36%
40.00%
mencapai : 50%
29.41%
27.50%
21.88%
30.00%
20.69%
20.45%
17.50%
16.95%
15.58%
13.44%
12.33%
12.00%
11.54%
20.00%
10.67%
7.14%
5.71%
2.22%
10.00%
1.59%
0.00%
Peta Sebaran Kapasitas RS mengolah limbah medis
dengan Insenerator berizin
s/d Oktober 2018
Sumatera Utara
Kapasitas: 2.680 Kg/ Hari
Kalimantan Timur
Kapasitas: 2.680 Kg/ Hari
Riau
Kapasitas: 240 Kg/ Hari
Jambi
Kapasitas: 2.000 Sulawesi Tengah
Kg/ Hari Bangka Belitung Kapasitas: 2.160 Kg/ Hari
Kalimantan Selatan
Kapasitas: 320 Kapasitas: 3.720 Kg/ Hari
Kg/Hari
Sumatera Selatan
Kapasitas: 3.400 DKI Jakarta
Kg/ Hari Kapasitas: 5.200
Kg/ Hari Kalimantan Tengah Sulawesi Selatan
Kapasitas: 1.600 Kg/ Kapasitas: 3.680 Kg/ Hari
Banten Hari
Kapasitas: 400 Kg/Hari Nusa Tenggara Barat
Kapasitas: 800 Kg/ Hari
Jawa Barat
Kapasitas: 3.400 Kg/Hari Jawa Tengah Nusa Tenggara Timur
Kapasitas: 3.120 Kg/Hari Jawa Timur Kapasitas: 400 Kg/ Hari
Kapasitas: 17.320 Kg/ Hari
49
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
TAHAPAN PENANGANAN LIMBAH Kehutanan No. P.56/Menlhk-Sekjen/2015
dengan DISINFEKSI KIMIA tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES
PENGOSONGAN
Kemasan bekas B3
PEMBERSIHAN
Spuit bekas Residu/
Pihak ke-3 Pengepul
Limbah Non
Bahan Daur Ulang
Botol infus bekas B3
DISINFEKSI
Bekas kemasan HD
CONTOH PENGOSONGAN
PROSES DAUR ULANG CUCI + BILAS DISINFEKSI KHLORIN 0,5%
Botol INFUS dan
JERIGEN HD
(PermenLHK p.56 tahun
2015) SURAT
JALAN
PACKING
ANGKUT KE PABRIK POTONG/CACAH
PEMILAHAN LIMBAH PADAT
DARI UNIT PELAYANAN RSUP DR. SARDJITO
medis Infeksius non-
Benda tajam/Botol tajam non-medis Botol infus ,
Jerigen HD
INFEKSIUS SITOTOKSIS
CONTOH
JERIGEN HD
TAJAM Botol Infus
NON MEDIS
TPS B3
Insenerator
INCENERATOR/ KOMPOS 3R
PIHAK ke 3 TPA
METODE LAIN BANK SAMPAH
BUKU
KEUNTUNGAN BANK SAMPAH TABUNGAN BANK
BUKU SAMPAH
TABUNGAN
Reduksi sampah
Perbaikan sistem (data base limbah
dan pengelolaan satu pintu)
Efisiensi Biaya RS
Mencegah pencemaran
Mencegah penularan penyakit/infeksi
Aspek hukum dan sosial
Ekonomi bagi nasabah dan pengelola
Nasabah Nasabah
Percontohan bagi RS lain (Sebagai lokasi Perorangan Unit
Kunjungan/Studi Banding)
53
SKENARIO PENGOLAHAN LIMBAH
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
PENGOLAHAN
LIMBAH
FASYANKES
Recycle
Non Insenerator berizin Non Insenerator
Insenerator berizin
Off-site berizin On-site
Insenerator berizin
/ pihak ke 3
Pihak ke-3
Fasyankes Pemda (BUMD) RS Mandiri
(swasta)
KONDISI IDEAL : PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES BERBASIS WILAYAH
SUMBER LIMBAH
Recycle Pengumpul
PENGOLAHAN INTERNAL
(Pra-pengolahan) PENGOLAHAN EXTERNAL
PENGURANGAN DALAM FASYANKES
(INTERNAL)
PEMILAHAN
PEWADAHAN
PENGOLAHAN OFF-SITE
LUAR FASYANKES
(EXTERNAL)
PENIMBUNAN
COOL STORAGE
DI PUSKESMAS
COOL
STORAGE
DI DEPO
PEMINDAHAN
Off-site Central treatment – Tersedia pengolahan limbah
terpadu dari fasyankes sebagai fasilitas perkotaan
Central Plant
MANFAAT
• Berkurangnya volume limbah medis yang perlu dikerjasamakan dengan
pengolah limbah sebagai pihak ke-3
• Mencegah terjadinya dampak pencemaran lingkungan baik di lingkungan
RS maupun masyarakat di luar RS
• Mencegah terjadinya infeksi dan keselamatan terhadap petugas
Fasyankes
• Mencegah terjadinya penyalahgunaan konsep reuse, reduce dan recycle
limbah, yang berpotensi menjadi kasus hukum
• Bagi Pemerintah daerah yang melakukan pengelolaan limbah medisnya
dengan benar dan sistematis, sehingga dapat dilakukan secara efisien dan
efektif serta dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi
wilayahnya.
EFISIENSI BIAYA PENGELOLAAN LIMBAH
DENGAN DAUR ULANG DI RSUP DR. SARDJITO
EFISIENSI
JENIS LIMBAH TIMBULAN
(Rp/tahun) (%)
Medis (botol infus, 1,696 ton/bulan
360.398.500
jerigen HD) 20,35 ton/tahun 7,62
terima kasih