RSUD BLAMBANGAN
JL. LETKOL ISTIQLAH 49 BANYUWANGI
Telp (0333) 421118 Fax (0333) 421071
Email :rsudblambangan.bwi@gmail.com
2015
1
NOMOR : /SK/DIR/ /2015
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT HYGIENE SANITASI
DI RSUD BLAMBANGAN
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD BLAMBANGAN TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN HYGIENE SANITASI RSUD
BLAMBANGAN.
2
Banyuwangi sebagaiman dimaksud dalam Surat Keputusan ini harus
digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan unit Hygiene
Sanitasi
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Banyuwangi
Pada tanggal 2015
Direktur,
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan yang bertujuan memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya .Sesuai dengan visi Indonesia Sehat
tahun 2010, keberadaan Rumah Sakit diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia.
Dalam pelaksanaan kegiatannya Rumah Sakit harus memiliki lingkungan yang sehat
dan bebas dari segala faktor yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan
kesehatan baik untuk pasien, pengunjung maupun karyawan Rumah Sakit sendiri.
Lingkungan yang sehat dan nyaman merupakan syarat utama bagi sebuah instansi
kesehatan karena dengan lingkungan yang sehat akan tercipta lingkungan yang dapat
menunjang pemulihan kesehatan bagi pasien dan dapat meningkatkan kinerja karyawan
Rumah Sakit sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian akan
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan bagain khusus yang
menangani / mengelola kesehatan lingkungan di RSUD Blambangan ini.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan pengelolaan hygiene sanitasi di rumah
sakit.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Ada acuan dalam kegiatan penyehatan ruang dan bangunan.
b. Ada acuan dalam kegiatan hygiene sanitasi makanan
c. Ada acuan dalam kegiatan pengelolaan air
d. Ada acuan dalam pengelolaan limbah baik padat maupun cair
e. Ada acuan dalam pengendalian serangga dan binatang penganggu
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pengelolaan ruang dan bangunan yang meliputi :
a. Pemeliharaan ruang dan bangunan.
b. Pemeriksaan kualitas udara ruangan
c. Pemeriksaan pencahayaaan
d. Pemeriksaan kebisingan
4
2. Hygiene dan Sanitasi Makanan ( mengacu pada pedoman pelayanan bagian
gizi)
a. Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan mikrobiologi/bakteriologis
b. Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan fisika kimia lengkap
c. Pengambilan sampel makanan
d. Pemeriksaan swab alat makan/masak
3. Pengelolaan air
a. Pengelolaan air bersih
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang No .32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Peraturan pemerintah No 19 tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
4. Permenkes RI No 416 / Menkes / Per / IX / 1990 tentang Syarat – Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat –
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
6. Kepmenkes RI No 1204 /SK /Menkes/X / 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan
BAB II
5
STANDAR KETENAGAAN
B. Pengaturan Jaga
`Jadwal dinas Jenis tenaga Jumlah
Dinas Pagi
Pukul 06.00 – 13.00 WIB Petugas kebersihan OK 2 orang
Pukul 06.00 – 13.00 WIB Petugas kebersihan ruangan 33 orang
dan taman
Pukul 07.00 – 14.00 WIB Petugas operator IPAL 3 orang
Pukul 07.00 – 14.00WIB Ka unit Hygiene Sanitasi 1 orang
Koord Kebersihan 1 orang
Petugas pegelola air & pest 1 orang
control
Dinas siang / sore
Pukul 13.00 – 20.00 WIB Petugas kebersihan OK 1 orang
BAB III
STANDAR FASILITAS
6
A. Denah ruang
Denah ruangan Hygiene & Sanitasi terlampir
B. Standar Fasilitas
7
Segala kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan program di unit Hygiene &Sanitasi akan
dipenuhi dari unit logistik, dengan terlebih dahulu membuat daftar permintaan kebutuhan.
No FASILITAS JUMLAH
1 Komputer 1 buah
2 Meja 2 buah
3 Kursi 4 buah
4 AC 1 buah
NO PERALATAN JUMLAH
1 Janitor cart -
2 Mesin polisher -
3 Hand polisher -
4 Troli sampah 3
5 Vacum cleaner 1
6 Windows squeeqe 12
7 Mesin potong rumput 4
8 Alumunium telescopic -
9 Loby duster + kain pengganti 20
10 Ember pel (merah) 24
11 Engkrak plastik 12
12 Garukan air 12
13 Sikat plastik panjang 12
14 Sikat plastik pendek 12
15 Sikat WC ( kolokan wc ) 12
16 Sapu lawa - lawa 12
17 Sapu lidi 15
18 Tang 1
19 Drei 2
20 Alat / kunci pembuka 1
cartridge
21 Kincir air -
22 Gunting taman 3
23 Gerobak 1
24 Selang air 5
25 Bei 1
26 Termohygrometer 1
27 pH meter 1
28 TDS kit / alat ukur TDS 1
BAB IV
8
TATA LAKSANA PELAYANAN
10
- Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
- Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih ( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan
Jika hasil dari pemeriksaan kualitas udara ruang tidak memenuhi syarat, maka
dilakukan pemantauan dan perbaikan pada alat exhauster / AC di ruangan
tersebut.
12
3. Pemeriksaan pencahayaaan
a. Lingkungan rumah sakit baik dalam maupun luar ruangan harus mendapat
cahaya dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya.
b. Semua ruangan yang digunakan baik untuk bekerja maupun untuk
menyimpan barang / peralatan perlu diberikan penerangan yang cukup.
c. Pemeriksaan pencahayaan dilakukan secara internal maupun eksternal
4. Pemeriksaan kebisingan
a. Pengaturan dan tata letak ruangan harus harus sedemikian rupa sehingga
kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari
kebisingan
b. Pemantauan kebisingan dilakukan minimal setahun 2 kali dengan
bekerjasama dengan Laboratorium Kesehatan setempat.
13
Persyaratan kebisingan untuk masing – masing ruangan atau unit , sesuai dengan
Permenkes RI no ; 1204 / Menkes / SK / X / 2004 adalah sebagai berikut :
C. Pengelolaan air
1. Pengelolaan air bersih
a. Standart air bersih yang digunakan untuk memenuhi kegiatan pelayanan di
rumah sakit , harus memenuhi persyaratan air bersih sesuai dengan
Permenkes RI No 416 tahun 1990.
14
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990
TANGGAL : 13 SEPTEMBER 1990
DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH
b. Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin mg/L 0.0007
2 Benzena mg/L 0.01
3 Benzo ( a) pyrene mg/L 0.00001
4 Chlorodane ( total mg/L 0.0007
isomer )
5 mg/L 0.03
Chloroform
6 mg/L 0.10
15
7 2,4 – D mg/L 0.03
8 DDT mg/L 0.5
9 Detergen mg/L 0.01
10 1,2 – Dicchloroethene mg/L 0.0003
1,1 – dichlorcethene mg/L 0.003
11 Heptachlor dan mg/L
heptachlor epoxide mg/L 0.00001
12 Hexachlorobenzene mg/L 0.004
13 Gamma _ HCH
14 ( Lindane ) mg/L 0.10
15 Methoxychlor mg/L 0.01
16 Pentacholphenol mg/L 0.10
17 Pestisida total mg/L 0.01
18 2,4,6 – trichlorophenol mg/L 10 Bukan air
Zat organic ( KMnO4 ) perpipaan
Air perpipaan
1 C. MIKROBIOLOGIK Jumlah per 50
Total Koliform 100 ml
2 Jumlah per 10
( MPN ) 100 ml
1 D. RADIOAKTIVITAS Bq/L 0.1
Aktivitas Alpha ( Gross
2 alpha activity ) Bq/L 1.0
Aktivitas Beta ( Gross
Beta activity )
Keterangan :
mg ; milligram
ml : milliliter
L : liter
Bq : Bequerel
NTU : Nepnelometrik Turbidity Units
TCL : True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut
16
e. Titik – titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi
terutama pada air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin ,
kamar bayi dan ruang makan, tempat penampungan / reservoir, secara acak
pada kran – kran sepanjang system distribusi , pada sumber air, dan titik –
titik lain yang rawan pencemaran.
f. Pengurasan tower air maupun ground tank harus dilakukan secara berkala
sesuai dengan kebutuhan.
g. Pemeriksaaan system distribusi air bersih harus dilakukan secara berkala
oleh sub bagian pemeliharaan sarana rumah sakit.
h. Desinfeksi air bersih perlu dilakukan untuk mempertahankan kualitas air
bersih.
i. Jika hasil dari pemeriksaan kualitas air bersih tidak memenuhi syarat, maka
dilakukan pengurasan pada bak penampungan air dan dulakukan desinfeksi
kembali
D. Pengelolaan sampah
Persyaratan umum untuk pengelolaan sampah di rumah sakit adalah :
1. Semua petugas cleaning service yang bekerja di rumah sakit termasuk petugas
cleaning service yang outsourcing harus sudah mendapatkan pelatihan tentang
manajemen sampah dan kebijakannya.
2. Semua tempat sampah baik yang medis maupun non medis harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut :
- bahan tidak mudah berkarat
- kedap air
- tertutup
- mudah dibersihkan
- mudah diangkat dan dipindahkan
3. Semua sampah non medis yang dihasilkan harus dimasukkan ke dalam tempat
sampah yang telah diberi kantong plastik warna hitam dan sampah medis
dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah diberi kantong plastik kuning
4. Sedangkan untuk sampah benda tajam ditempatkan ditempat khusus ( sharp
container ) yang anti bocor, tahan tusukan dan aman
5. Pemilahan / pemisahan sampah dilakukan oleh orang yang pertama kali
menghasilkan sampah
17
Alur pengelolaan sampah
Adapun alur pengelolaan sampah di rumah sakit adalah sebagai berikut :
sampah
penampungan dengan
kantong plastic kuning penampungan dengan
hitamahiahikuningam kantong plastic hitam
pengangkutan
pengangkutan
TPS RS
TPS RS
incinerator untuk
dibakar
diambil oleh petugas DKP
untuk dibawa ke TPA Kab
abu diambil oleh rekanan Banyuwangi
18
g. Petugas akan mencatat setiap hari semua sampah medis yang dibakar di
incinerator
h. Abu dari hasil pembakaran di incinerator setiap hari akan diambil oleh
petugas dan akan diletakkan di TPS limbah B3
i. Abu dari hasil sisa pembakaran tersebut setiap bulan sekali akan diambil
oleh pihak rekanan ( transporter ) untuk dibawa ke tempat pengolahan
limbah B3
19
h. Abu dari hasil sisa pembakaran tersebut setiap bulan sekali akan diambil
oleh pihak rekanan ( transporter ) untuk dibawa ke tempat pengolahan
limbah B3
20
f. Adapun diagram alur pengolahan limbah cair di Instalasi Pengolahan Air
Limbah di rumah sakit adalah sebagai berikut :
Fluidized Bed
Settling Basin Biofilm Reactor Buffer Basin
Up flow filter
Lumpur
OUTLET
SALURAN UMUM
UUMUMUMUMUM
KETERANGAN :
1. Lift Station
Berfungsi sebagai bak penampung limbah dari semua sumber penghasil limbah
cair rumah sakit
2. Auto Rake Screen
Berfungsi untuk menyaring sampah / kotoran yang terikut ke dalam saluran
air limbah. Sampah yang tersaring tersebut dikumpulkan, dikeringkan , lalu
dikompresi secara otomatis sehinggga sampah yang keluar berupa sampah
padat kering. Sampah kering tersebut lalu ditampung pada kantong plastik
dan kemudian dibakar di dalam incinerator.
3. Buffer basin
Berfungsi sebagai bak pengendapan awal, sebelum masuk ke dalam bak
FBBR sebagai proses lanjutan untuk proses peruraian limbah secara aerob.
Juga berfungsi sebagai bak penampung debit air limbah yang masuk dan
21
penampung bermacam – macam karakteristik / sifat air limbah yang
berbeda – beda
Di dalam bak buffer basin terdapat 2 pompa yaitu :
a. pompa blower
berfungsi memberikan oksigen untuk mengontrol kandungan BOD
dalam limbah cair dan membantu proses aerasi.
b. Mixer
Berfungsi sebagai pengaduk dan membantu proses aerasi
Di dalam buffer tank terdapat pompa buffer ( Buffer basin Pump ) yang
berfungsi memindahkan / menstransfer air limbah ke dalam FBBR.
Pompa Buffer didesign dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas air
limbah yang masuk , maka ada sebagian air limbah yang disirkulasikan
kembali ke dalam Buffer Basin
4. Fluidized Bed Biofilm Reactor
FBBR merupakan system pengolah limbah secara aerobic. Sistim ini terdiri
dari sebuah reactor dan di dalamnya terdapat elemen fixed bed yang
berfungsi sebagai tempat berkembangbiaknya mikroorganisme.
Mikroorganisma pembentuk film akan melekat , tumbuh dan berkembang
pada permukaan elemen tersebut. Kemudian dari sisi bawah ellemen fixed
bed tersebut diaerasi dengan menggunakan blower untuk menciptakan
suasana areobik. Pada saat start up , FBBR ditambahkan cairan
mikroorganisme.
Blower yang digunakan untuk proses aerasi adalah type “ maintenance
free” yang tidak memmerlukan penambahan oli dan gemuk ( grease ) ,
hanya diperlukan pengggantian bearing ( laher ) dalam waktu yang telah
ditentukan
5. Settling Basin
Berfungsi sebagai bak pengendapan terakhir dan bak khlorinasi sebelum
masuk ke Treated Water Tank.
Lumpur yang dihasilkan dialirkan ke dalam Sudge Storage Basin
6. Slugde Storage Basin
Berfungsi untuk menampung lumpur. Dalam bak Sludge Storage Basin
terdapat pemisahan sbb :
a. Air yang dihasilkan dialirkan kembali ke dalam Buffer basin untuk
membantu proses pencampuran limbah cair
b. Lumpur yang dihasilkan dialirkan ke dalam Dewatering unit untuk
diolah menjadi lumpur kering
7. Treated Water Basin
Treated Water Basin berfungsi sebagai bak penampung terakhir, dan
sebagian air dikembalikan ke FBBR untuk mengurangi busa dengan
menggunakan Pompa Spayer
22
8. Dosing Pump
Berfungsi untuk menginjeksikan kaporit dan untuk mematikan bakteri –
bakteri yang ada
9. Up Flow filter
Berfungsi sebagai bak penyaringan air terolah dan bak khlorinasi sebelum
masuk ke oulet saluran umum
10. Dewatering unit
Berfungsi sebagai tempat pengeringan lumpur / sludge yang dihasilkan
dari proses di IPAL
Semua ruangan / unit kerja yang menghasilkan limbah cair akan dimasukkan
ke dalam IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) , sebelum masuk ke IPAL
air limbah akan melalui bak kontrol kemudian air limbah akan terkumpul di
bak sumpit, dari bak sumpit baru ke IPAL.
Khusus untuk ruang / bagian gizi dan laundry sebelum ke bak kontrol , ada
pengolahan awal terlebih dahulu ( dengan bak penangkap lemak / bak
penangkap busa ) yang bertujuan untuk menangkap lemak – lemak / minyak /
busa yang terikut dalam air limbah ,sehingga tidak menggangu proses di IPAL.
Dari bak penangkap lemak / busa baru mengalir ke ke bak kontrol kemudian
terkumpul di sumpit dan diolah di IPAL.
23
Adapun alur tersebut dapat terlihat pada gambar dibawah ini :
Sumber limbah :
- ruang perawatan
- kamar bedah
- ICU
- Hemodialisa
- Laundry
- Laboratorium Bak Sumpit
- Apotik kontrol
- Klinik rawat jalan
- IGD
- Radiologi
- perkantoran
- dll IPAL
Laundry
Penangkap busa
Instalasi Gizi
Penangkap lemak
Saluran Umum
h. Petugas operator IPAL akan mencatat debit outlet air limbah setiap hari
i. Petugas operator IPAL akan melakukan pengukuran terhadap suhu dan pH
pada inlet dan outlet air limbah setiap hari.
j. Setiap 6 bulan sekali , Kantor Lingkungan Hidup akan melakukan sidak
terhadap kualitas outlet air limbah
k. Setiap 1 bulan sekali , kualitas outlet akan dilakukan pemeriksaan di
Laboratorium Kesehatan atau Laboratorium BLH Propinsi Jatim.
l. Adapun baku mutu oulet untuk limbah RS sesuai dengan KepMenLH no.
58 /Kep.MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan
rumah sakit.
FISIKA :
Suhu 30º C
KIMIA :
- pH 6-9
- BOD 5 30 mg / l
- COD 80 mg /l
- TSS 30 mg / l
- NH3 bebas 0.1 mg / l
- Phosphat ( PO 4 ) 2 mg / l
MIKROBIOLOGIS :
MPN Kuman Golongan Koli 10.000
25
2) Pengaturan aliran pembuangan air limbah dan saluran dalam keadaan
tertutup.
3) Pembersihan tanaman sekitar RS secara berkala yang menjadi tempat
perindukan.
4) Pemasangan kawat kasa di seluruh ruangan.
b. Kecoa
1) Menyimpan bahan makanan dan makanan siap saji pada tempat
tertutup.
2) Pengelolaan sampah yang memenuhi persyaratan kesehatan.
3) Menutup lubang – lubang atau celah – celah agar kecoa tidak masuk ke
dalam ruangan.
c. Tikus
1) Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang – lubang di dinding,
plafon, pintu dan jendela.
2) Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
d. Lalat
1) Melakukan pengelolaan sampah / limbah yang memenuhi syarat
kesehatan.
e. Binatang pengganggu lainnya
1) Melakukan pengelolaan makanan dan sampah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
26
d. Pengendalian terhadap lalat
1) Bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah melebihi 2 ekor per blok
grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologic dan
kimia.
e. Pengendalian terhadap binatang penganggu lainnya
Bila terdapat kucing dan anjing maka perlu dilakukan :
1) Penangkapan kemudian dibuang jauh dari rumah sakit.
2) Bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat untuk menangkap
kucing dan anjing.
E. Pengembangan staff
1. Pelatihan internal
Pelatihan yang diadakan di dalam lingkungan rumah sakit , mengikuti sub
bagian Diklat rumah sakit
2. Pelatihan eksternal
Pelatihan yang diadakan di luar lingkungan rumah sakit , sesuai dengan program
tahunan yang telah diajukan.
27
BAB V
LOGISTIK
Semua kebutuhan logistik yang diperlukan oleh unit Hygiene & Sanitasi meliputi :
1. peralatan kebersihan dan taman
2. chemical untuk cleaning service
3. alat tulis kantor dll
Semua kebutuhan tersebut diatas dipenuhi melalui sub bagian logistik dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh rumah sakit yaitu melalui tata cara Permintaan Barang
1. Perencanaan
2. Perencanaan kebutuhan logistik dengan menggunakan metode permintaan barang,
perencanaan dilakukan sebulan sekali
3. Permintaan dan Pengadaan
4. Permintaan barang dilakukan ke sub bagian gudang non medis untuk chemical dan
alat-alat tulis kantor, permintaan dilakukan dengan menggunakan print out.
Pengadaan barang yang dipesan melalui satu pintu oleh bagian pengadaan setelah
barang diterima didistribusikan ke unit
5. Monitoring dan Evaluasi
6. Pemantauan penggunaan barang habis pakai dan obat menggunakan kartu stok.
28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
29
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Kalibrasi Alat
Alat yang harus dikalibrasi meliputi :pH meter , TDS meter, ,dll. Alat-alat tersebut
harus dikalibrasi minimal satu tahun sekali. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi
elektromedis atau secara eksternal oleh lembaga kalibrasi dan kartu pemeliharaan.
C. Coorective Maintenance
Bila ada alat rusak, maka unit mengajukan proses perbaikan kepada sub bagian
Pemeliharaan Sarana, dengan menggunakan form perbaikan barang. Jika alat tidak
dapat diperbaiki, maka unit mengajukan permintaan penggantian alat atau perbaikan
alat dilakukan oleh vendor. Proses ini didokumentasikan di kartu maintenance alat
30
ABSTRAKSI DATA INDIKATOR MUTU HYGIENE SANITASI
KebijakanMutu : Keamanan
Pemilahan sampah medis dan non medis harus dilakukan di setiap
Rasionalisasi : ruangan oleh semua petugas yang mengasilkan sampah , sehingga
sampah medis dan non medis tidak tercampur .
Jumlah ruang perawatan yang sampah medis dan non medis masih
tercampur
FormulaKalkulasi x 100%
Jumlah seluruh ruang perawatan yang menghasilkan sampah medis
dan non medis
Jumlah ruang perawatan yang sampah medis dan non medis masih
Numerator :
tercampur dalam 1 bulan
Sumber Data : Check list harian pemilahan sampah medis dan non medis di ruangan
Target Kinerja : 0%
31
BAB IX
PENUTUP
Saat ini masyarakat semakin peduli dan peka terhadap lingkungan yang kita tempati
sekarang ini .Rumah Sakit merupakan salah satu unsur penyumbang pencemaran terhadap
lingkungan baik berupa pencemaran udara, air maupun tanah jika pengelolaan kesehatan di
rumah sakit tidak terkelola dengan baik dan benar.
Untuk itu pengelolaan sanitasi / kesehatan lingkungan di suatu rumah sakit sangat
penting dan harus senantiasa dilaksanakan berdasarkan / mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Selain itu faktor sanitasi juga merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu
pelayanan di bidang kesehatan khususnya di rumah sakit.
Oleh karena itu Sumber Daya Manusia yang ada di bagian sanitasipun harus selalu
ditingkatkan seturut dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada.
Selain dari SDM sendiri, fasilitas dan peralatan juga akan sangat mendukung keberhasilan
pelayanan unit hygiene sanitasi.
Ditetapkan di Banyuwangi
Pada tanggal 2015
Direktur
32