Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PELAYANAN

UNIT HYGIENE SANITASI


RSUD BLAMBANGAN

RSUD BLAMBANGAN
JL. LETKOL ISTIQLAH 49 BANYUWANGI
Telp (0333) 421118 Fax (0333) 421071
Email :rsudblambangan.bwi@gmail.com
2015

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD BLAMBANGAN

1
NOMOR : /SK/DIR/ /2015

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT HYGIENE SANITASI
DI RSUD BLAMBANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


DIREKTUR RSUD BLAMBANGAN

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD


Blambangan, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan sub bagian
Hygiene Sanitasi yang bermutu tinggi
b. Bahwa agar pelayanan sub bagian Hygiene Sanitasi di RSUD
Blambangan dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur RSUD Blambangan sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan sub bagian Hygiene Sanitasi di RSUD Blambangan
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD Blambangan

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit
2. Undang – Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat –
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD BLAMBANGAN TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN HYGIENE SANITASI RSUD
BLAMBANGAN.

Kedua : Pedoman Pelayanan Unit Hygiene Sanitasi RSUD Blambangan


sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Pedoman Pelayanan Unit Hygiene Sanitasi RSUD Blambangan

2
Banyuwangi sebagaiman dimaksud dalam Surat Keputusan ini harus
digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan unit Hygiene
Sanitasi

Keempat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan unit Hygiene


Sanitasi RSUD Blambangan dilaksanakan oleh Kepala Seksi Penunjang
Non Klinik RSUD Blambangan

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Banyuwangi
Pada tanggal 2015
Direktur,

dr. Taufiq Hidayat, Sp. And, M. Kes

BAB I
3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan yang bertujuan memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya .Sesuai dengan visi Indonesia Sehat
tahun 2010, keberadaan Rumah Sakit diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia.
Dalam pelaksanaan kegiatannya Rumah Sakit harus memiliki lingkungan yang sehat
dan bebas dari segala faktor yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan
kesehatan baik untuk pasien, pengunjung maupun karyawan Rumah Sakit sendiri.
Lingkungan yang sehat dan nyaman merupakan syarat utama bagi sebuah instansi
kesehatan karena dengan lingkungan yang sehat akan tercipta lingkungan yang dapat
menunjang pemulihan kesehatan bagi pasien dan dapat meningkatkan kinerja karyawan
Rumah Sakit sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian akan
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan bagain khusus yang
menangani / mengelola kesehatan lingkungan di RSUD Blambangan ini.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan pengelolaan hygiene sanitasi di rumah
sakit.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Ada acuan dalam kegiatan penyehatan ruang dan bangunan.
b. Ada acuan dalam kegiatan hygiene sanitasi makanan
c. Ada acuan dalam kegiatan pengelolaan air
d. Ada acuan dalam pengelolaan limbah baik padat maupun cair
e. Ada acuan dalam pengendalian serangga dan binatang penganggu

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Pengelolaan ruang dan bangunan
2. Hygiene dan Sanitasi Makanan
3. Pengelolaan air
4. Pengelolaan sampah
5. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
6. Pengembangan staff

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pengelolaan ruang dan bangunan yang meliputi :
a. Pemeliharaan ruang dan bangunan.
b. Pemeriksaan kualitas udara ruangan
c. Pemeriksaan pencahayaaan
d. Pemeriksaan kebisingan
4
2. Hygiene dan Sanitasi Makanan ( mengacu pada pedoman pelayanan bagian
gizi)
a. Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan mikrobiologi/bakteriologis
b. Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan fisika kimia lengkap
c. Pengambilan sampel makanan
d. Pemeriksaan swab alat makan/masak

3. Pengelolaan air
a. Pengelolaan air bersih

4. Pengelolaan sampah / limbah


a. Pengelolaan sampah medis
b. Pengelolaan sampah non medis
c. Pengelolaan sampah benda tajam
d. Pengelolaan sampah / limbah B3
e. Pengelolaan limbah cair

5. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya


6. Pengembangan staff
a. Pelatihan internal
b. Pelatihan eksternal

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang No .32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Peraturan pemerintah No 19 tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
4. Permenkes RI No 416 / Menkes / Per / IX / 1990 tentang Syarat – Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat –
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
6. Kepmenkes RI No 1204 /SK /Menkes/X / 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan

BAB II
5
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


No Jenis tenaga Pendidikan Sertifikasi Jumlah
formal
1. Ka unit Hygiene & D3 Sanitarian Penyelia 1 orang
Sanitasi
2. Koord Kebersihan D3 Sanitarian 1 orang
Pelaksana
3. Petugas operator SLTA / SMK 3 orang
IPAL
4. Petugas kebersihan SLTA / SMK 50 orang
ruangan
5. Petugas kebersihan SLTA / SMK 16 orang
taman
6. Petugas pengelola SLTA / SMK 1 orang
air dan pest control

B. Pengaturan Jaga
`Jadwal dinas Jenis tenaga Jumlah
Dinas Pagi
Pukul 06.00 – 13.00 WIB Petugas kebersihan OK 2 orang
Pukul 06.00 – 13.00 WIB Petugas kebersihan ruangan 33 orang
dan taman
Pukul 07.00 – 14.00 WIB Petugas operator IPAL 3 orang
Pukul 07.00 – 14.00WIB Ka unit Hygiene Sanitasi 1 orang
Koord Kebersihan 1 orang
Petugas pegelola air & pest 1 orang
control
Dinas siang / sore
Pukul 13.00 – 20.00 WIB Petugas kebersihan OK 1 orang

Pukul 13.00 – 20.00 WIB Petugas kebersihan ruangan 7 orang

BAB III
STANDAR FASILITAS
6
A. Denah ruang
Denah ruangan Hygiene & Sanitasi terlampir

B. Standar Fasilitas

7
Segala kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan program di unit Hygiene &Sanitasi akan
dipenuhi dari unit logistik, dengan terlebih dahulu membuat daftar permintaan kebutuhan.

No FASILITAS JUMLAH
1 Komputer 1 buah
2 Meja 2 buah
3 Kursi 4 buah
4 AC 1 buah

NO PERALATAN JUMLAH
1 Janitor cart -
2 Mesin polisher -
3 Hand polisher -
4 Troli sampah 3
5 Vacum cleaner 1
6 Windows squeeqe 12
7 Mesin potong rumput 4
8 Alumunium telescopic -
9 Loby duster + kain pengganti 20
10 Ember pel (merah) 24
11 Engkrak plastik 12
12 Garukan air 12
13 Sikat plastik panjang 12
14 Sikat plastik pendek 12
15 Sikat WC ( kolokan wc ) 12
16 Sapu lawa - lawa 12
17 Sapu lidi 15
18 Tang 1
19 Drei 2
20 Alat / kunci pembuka 1
cartridge
21 Kincir air -
22 Gunting taman 3
23 Gerobak 1
24 Selang air 5
25 Bei 1
26 Termohygrometer 1
27 pH meter 1
28 TDS kit / alat ukur TDS 1

BAB IV
8
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pengelolaan ruang dan bangunan


1. Pemeliharaan ruang dan bangunan.
a. Ruang dan bangunan yang ada di rumah sakit harus memenuhi persyaratan
sebagaimana yang tercantum dalam Permenkes RI No 1204
/Menkes/SK/X/2004 .
Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut :
Persyaratan umum untuk lantai , dinding dan langit – langit di ruangan
adalah sebagai berikut :
1) Lantai harus kedap air , tidak licin , tidak retak dan mudah dibersihkan
2) Dinding berwarna terang dan bersih , berpermukaan halus dan tidak
bergelombang atau bergerigi dan retak – retak
3) Langit – langit berwarna terang dan bersih , bebas sarang laba – laba
Selain persyaratan umum diatas lantai dandinding juga harus bersih ,
dengan tingkat kebersihansebagai berikut :
1) Ruang operasi : 0-5 CFU/cm² & bebas pathogen dan gas
gangrene
2) Ruang perawatan : 0-5CFU/cm²
3) Ruang isolasi : 5-10 CFU/cm²
4) Ruang UGD : 5 – 10 CFU / cm²
b. Pembersihan ruangan
Untuk pembersihan ruangan di rumah sakit dapat dibedakan menjadi 5
yaitu :
1) Pembersihan ruang perawatan / ruang rawat inap
Pembersihan ruang perawatan / rawat inap dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Pembersihan ruangan minimal dilakukan pagi dan sore hari
- Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah
pembenahan / merapikan tempat tidur pasien, jam makan , jam
kunjungan dokter, kunjungan keluarga dan sewaktu – waktu bila
diperlukan
- Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
- Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih ( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan
- Pada masing – masing ruang disediakan pelengkapan pel tersendiri
- Setiap percikan ludah , darah atau eksudat luka pada dinding harus
segera dibersihkan dengan menggunakan desinfektan
- Jika ruangan kosong dilakukan general cleaning
2) Pembersihan ruang rawat jalan dan penunjang medis
9
Pembersihan ruang rawat jalan dan penunjang medis dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Pembersihan ruangan minimal dilakukan pagi dan sore hari
- Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
- Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih ( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan
- Secara berkala dilakukan general cleaning

3) Pembersihan ruang OK / kamar bedah


Pembersihan ruang OK / kamar bedah dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Pembersihan ruangan dilakukan setelah selesai tindakan
- Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
- Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih ( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan
- Pada masing – masing ruang disediakan pelengkapan pel tersendiri
- Jika ada percikan darah pada dinding harus segera dibersihkan
dengan menggunakan desinfektan
- Setiap bulan sekali dilakukan general cleaning
- Perawatan lantai vinil dilakukan setiap 3 bulan sekali

4) Pembersihan ruang perkantoran


Pembersihan ruang perkantoran dilakukan dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut ;
- Pembersihan ruangan dilakukan minimal 1 kali dalam sehari
- Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
- Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih ( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan

5) Pembersihan ruang gizi


Pembersihan ruang gizi pasien dan karyawan dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Pembersihan dilakukan minimal sebelum aktifitas dan sesudah
aktifitas atau sewaktu – waktu bila diperlukan
- Desinfektan yang dipergunakan harus khusus agar dapat
mengangkat lemak atau minyak yang menempel pada lantai

10
- Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari
- Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih ( pel ) yang memenuhi persyaratan dan antiseptic /
desinfektan

6) Tempat Bermain anak


- Tempat bermain anak harus mengutamankan keselamatan anak.
- Syarat_syarat mainan :
 Komponen dan produk wajib memenuhi syarat mutu dan
kesehatan
 Mensyaratkan informasi (label/kemasan) penggunaan mainan
harus sesuai dengan usia anak
 Meminimalkan potensi bahaya akibat mainan (bahaya tersedak,
bahaya pendengaran, bahaya penglihatan, bahaya terjerat,
bahaya tergores, bahaya terjatuh, bahaya terjepit, bahaya
terbakar, bahaya zat kimia, bahaya tersetrum )
- Beberapa pertimbangan umum untuk memilih mainan yang aman
untuk anak-anak :
 Mainan harus dapat dicuci
 Mainan yang diberi cat harus bebas dari logam timah
 Mainan untuk karya seni harus berlabel tidak beracun
 Mainan tidak memiliki benang atau pita dengan panjang lebih
dari 30 cm
 Mainan tidak berat dan bersisi tajam
 Mainan tidak terbuat dari bahan yang lunak kecuali untuk
pajangan
- Cara pencucian mainan :
 Mainan yang tidak terbuat dari kayu, dicuci teratur dan
didesinfektan terutama jika dimasukkan ke dalam mulut
 Mainan yang digunakan oleh anak-anak yang lebih besar
dicuci dengan sabun dan dikeringkan, dan tidak perlu
didesinfeksi
 Mainan yang telah digunakan ditaruh di keranjang mainan
kotor untuk kemudian dicuci dan dikeringkan untuk
selanjutnya diletakkan di tempat semula
 Pencucian dengan air hangat dengan cara disikat pada celah-
celahnya dan bila perlu dilakukan desinfeksi, direndam dalam
larutan klorin 0,5 % selama 10 – 20 menit atau dimasukkan
ke dishwasher dengan air panas
- Lantai harus dilapisi dengan karpet
- Pembersihan dilakukan setiap hari oleh petugas
11
Pengecekan kualitas kebersihan di ruangan dilakukan dengan cara
melakukan evaluasi dengan check kebersihan ruangan yang dilakukan
setiap bulan oleh pengawas kebersihan dengan petugas kebersihan ruangan
yang bersangkutan atau jika ruangan tersebut di kelola oleh outsourcing
maka dilakukan bersama antar pengawas kebersihan rumah sakit dengan
leader dari outsourcing.

2. Pemeriksaan kualitas udara ruangan


Pemeriksaan kualitas udara ruangan dilakukan setiap satu tahun 2
kali ,bekerjasma dengan Laboratorium Kesehatan .
Indeks angka kuman ruangan sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 / Menkes /
SK / X / 2004 adalah seperti pada tabel dibawah ini :

Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit

No Ruang atau Unit Konsentrasi Maksimum Mikroorganisme


per m3 udara ( CFU /m3 )
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan / perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenasah / autopsy 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
15 Administrasi , pertemuan 200-500
16 Ruang luka bakar 200

Jika hasil dari pemeriksaan kualitas udara ruang tidak memenuhi syarat, maka
dilakukan pemantauan dan perbaikan pada alat exhauster / AC di ruangan
tersebut.

12
3. Pemeriksaan pencahayaaan
a. Lingkungan rumah sakit baik dalam maupun luar ruangan harus mendapat
cahaya dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya.
b. Semua ruangan yang digunakan baik untuk bekerja maupun untuk
menyimpan barang / peralatan perlu diberikan penerangan yang cukup.
c. Pemeriksaan pencahayaan dilakukan secara internal maupun eksternal

Pencahayaan di ruang umum dan ruang khusus harus sesuai dengan


peruntukannya, sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 / Menkes / SK / X / 2004
adalah sebagai berikut :

NO RUANGAN / UNIT INTENSITAS KETERANGAN


CAHAYA ( LUX )
1 Ruang pasien
- saat tidak tidur 100 – 200 Warna cahaya terang
- saat tidur Maksimal 50
2. R. operasi umum 300- 500
3. Meja operasi 10.000 – 20.000 Warna cahaya sejuk atau
sedang tanpa bayangan
4. Anestesi , pemulihan 300 - 500
5. Endoscopy , lab 75 - 100
6. Sinar X Minimal 60
7. Koridor Minimal 100
8. Tangga Minimal 100 Malam hari
9. Administrasi / kantor Minimal 100
10. Ruang alat / gudang Minimal 200
11. Farmasi Minimal 200
12. Dapur Minimal 200
13. Ruang Cuci Minimal 100
14. Toilet Minimal 100
15. Ruang isolasi khusus 0.1 – 0.5 Warna cahaya biru
penyakit tetanus
16. Ruang luka bakar 100 - 200

4. Pemeriksaan kebisingan
a. Pengaturan dan tata letak ruangan harus harus sedemikian rupa sehingga
kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari
kebisingan
b. Pemantauan kebisingan dilakukan minimal setahun 2 kali dengan
bekerjasama dengan Laboratorium Kesehatan setempat.

13
Persyaratan kebisingan untuk masing – masing ruangan atau unit , sesuai dengan
Permenkes RI no ; 1204 / Menkes / SK / X / 2004 adalah sebagai berikut :

No Ruangan atau unit Maksimum kebisingan ( waktu pemaparam


8 jam dan satuan dBA )
1. Ruang pasien
- saat tidak tidur 45
- saat tidur 40
2. Ruang operasi , umum 45
3. Anestesi , pemulihan 45
4. Endoscopi , laboratorium 65
5. Sinar X 40
6. Koridor 40
7. Tangga 45
8 Kantor / loby 45
9 Ruang alat / gudang 45
10 Farmasi 45
11 Dapur 78
12 Ruang cuci 78
13 Ruang isolasi 40
14 Ruang poli gigi 80

B. Hygiene dan Sanitasi Makanan ( mengacu pada pedoman pelayanan bagian


gizi )
1. Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan mikrobiologi/bakteriologis
2. Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan fisika kimia lengkap
3. Pengambilan sampel makanan
4. Pemeriksaan swab alat masak/makan
5. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
Jika hasil pemeriksaan kualitas makanan dan swab alat masak/makan tidak
memenuhi syarat, maka akan dilakukan penyuluhan pada petugas penjamah
makanan di gizi

C. Pengelolaan air
1. Pengelolaan air bersih
a. Standart air bersih yang digunakan untuk memenuhi kegiatan pelayanan di
rumah sakit , harus memenuhi persyaratan air bersih sesuai dengan
Permenkes RI No 416 tahun 1990.
14
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990
TANGGAL : 13 SEPTEMBER 1990
DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH

No Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan


yang diperbolehkan
A. FISIKA
1. Bau - - Tidak berbau
2. Jumlah zat padat terlarut
( TDS ) mg / l 1500 -
3. Kekeruhan Skala NTU 25 -
4. Rasa - - Tidak berasa
5. Suhu 0 Suhu udara ± 3 °C
6. Warna Skala TCU 50
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1. Air Raksa mg/L 0.001
2 Arsen mg/L 0.05
3 Besi mg/L 1.0
4 Flourida mg/L 1.5
5 Kadmium mg/L 0.005
6 Kesadahan ( CaCo3) mg/L 500
7 Klorida mg/L 600
8 Kronium, valensi 6 mg/L 0.05
9 Mangan mg/L 0.5
10 Nitrat, sebagai N mg/L 10
11 Nitrit , sebagai N mg/L 1.0 Merupakan bat
12 pH - 6.5 – 9.0 as minimum &
maksimum
khusus air
hujan pH min
5,5
13 Selenium mg/L 0.01
14 Seng mg/L 15
15 Sianida mg/L 0.1
16 Sulfat mg/L 400
17 Timbal mg/L 0.05

b. Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin mg/L 0.0007
2 Benzena mg/L 0.01
3 Benzo ( a) pyrene mg/L 0.00001
4 Chlorodane ( total mg/L 0.0007
isomer )
5 mg/L 0.03
Chloroform
6 mg/L 0.10
15
7 2,4 – D mg/L 0.03
8 DDT mg/L 0.5
9 Detergen mg/L 0.01
10 1,2 – Dicchloroethene mg/L 0.0003
1,1 – dichlorcethene mg/L 0.003
11 Heptachlor dan mg/L
heptachlor epoxide mg/L 0.00001
12 Hexachlorobenzene mg/L 0.004
13 Gamma _ HCH
14 ( Lindane ) mg/L 0.10
15 Methoxychlor mg/L 0.01
16 Pentacholphenol mg/L 0.10
17 Pestisida total mg/L 0.01
18 2,4,6 – trichlorophenol mg/L 10 Bukan air
Zat organic ( KMnO4 ) perpipaan
Air perpipaan
1 C. MIKROBIOLOGIK Jumlah per 50
Total Koliform 100 ml
2 Jumlah per 10
( MPN ) 100 ml
1 D. RADIOAKTIVITAS Bq/L 0.1
Aktivitas Alpha ( Gross
2 alpha activity ) Bq/L 1.0
Aktivitas Beta ( Gross
Beta activity )

Keterangan :
mg ; milligram
ml : milliliter
L : liter
Bq : Bequerel
NTU : Nepnelometrik Turbidity Units
TCL : True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

b. Pemeriksaan kualitas air bersih secara mikrobiologis dilakukan setiap bulan


sekali , sedangkan untuk pemeriksaan kualitas kimia air minum dan air
bersih dilakukan setiap setahun 2 kali.
c. Pemeriksaan kualitas air bersih harian dilakukan untuk parameter suhu dan
pH oleh petugas khusus pengelola air minum di rumah sakit.
d. Pemeriksaan kualitas air minum harian dilakukan utnuk parameter suhu, pH
dan TDS oleh petugas khusus pengelolal air minum di rumah sakit.

16
e. Titik – titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi
terutama pada air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin ,
kamar bayi dan ruang makan, tempat penampungan / reservoir, secara acak
pada kran – kran sepanjang system distribusi , pada sumber air, dan titik –
titik lain yang rawan pencemaran.
f. Pengurasan tower air maupun ground tank harus dilakukan secara berkala
sesuai dengan kebutuhan.
g. Pemeriksaaan system distribusi air bersih harus dilakukan secara berkala
oleh sub bagian pemeliharaan sarana rumah sakit.
h. Desinfeksi air bersih perlu dilakukan untuk mempertahankan kualitas air
bersih.
i. Jika hasil dari pemeriksaan kualitas air bersih tidak memenuhi syarat, maka
dilakukan pengurasan pada bak penampungan air dan dulakukan desinfeksi
kembali

D. Pengelolaan sampah
Persyaratan umum untuk pengelolaan sampah di rumah sakit adalah :
1. Semua petugas cleaning service yang bekerja di rumah sakit termasuk petugas
cleaning service yang outsourcing harus sudah mendapatkan pelatihan tentang
manajemen sampah dan kebijakannya.
2. Semua tempat sampah baik yang medis maupun non medis harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut :
- bahan tidak mudah berkarat
- kedap air
- tertutup
- mudah dibersihkan
- mudah diangkat dan dipindahkan
3. Semua sampah non medis yang dihasilkan harus dimasukkan ke dalam tempat
sampah yang telah diberi kantong plastik warna hitam dan sampah medis
dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah diberi kantong plastik kuning
4. Sedangkan untuk sampah benda tajam ditempatkan ditempat khusus ( sharp
container ) yang anti bocor, tahan tusukan dan aman
5. Pemilahan / pemisahan sampah dilakukan oleh orang yang pertama kali
menghasilkan sampah

17
Alur pengelolaan sampah
Adapun alur pengelolaan sampah di rumah sakit adalah sebagai berikut :

sampah

sampah medis sampah non medis

penampungan dengan
kantong plastic kuning penampungan dengan
hitamahiahikuningam kantong plastic hitam

pengangkutan

pengangkutan

TPS RS

TPS RS
incinerator untuk
dibakar
diambil oleh petugas DKP
untuk dibawa ke TPA Kab
abu diambil oleh rekanan Banyuwangi

1. Pengelolaan sampah medis


a. Semua sampah medis yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di rumah
sakit harus dimasukkan ke dalam tempat sampah yang telah diberi kantong
plastik warna kuning
b. Setiap hari petugas pengelola sampah akan mengambil sampah infeksius
tersebut untuk dimusnahkan di incinerator
c. Petugas pengelola sampah dalam menjalankan tugasnya harus memakai
APD yang dibutuhkan yaitu : masker kain , sarung tangan , sepatu boot.
d. Pembakaran sampah medis di incinerator dilakukan oleh petugas operator
IPAL , pembakaran dilakukan setiap hari dimulai jam 10.00 WIB
e. Semua sampah medis yang akan dibakar di incenerator harus ditimbang
terlebih dahulu
f. Dalam menjalankan tugasnya petugas harus selalu memakai APD yang
dibutuhkan yaitu : sarung tangan tahan panas, sepatu anti stroom,
wearpack , masker.

18
g. Petugas akan mencatat setiap hari semua sampah medis yang dibakar di
incinerator
h. Abu dari hasil pembakaran di incinerator setiap hari akan diambil oleh
petugas dan akan diletakkan di TPS limbah B3
i. Abu dari hasil sisa pembakaran tersebut setiap bulan sekali akan diambil
oleh pihak rekanan ( transporter ) untuk dibawa ke tempat pengolahan
limbah B3

2. Pengelolaan sampah non medis


a. Semua sampah non medis yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di
rumah sakit , akan diambil oleh petugas khusus sampah setiap pagi dan
siang hari.
b. Pengangkutan sampah non medis menggunakan troli yang tertutup
c. Semua sampah non medis yang terkumpul setiap hari akan diambil oleh
petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk selanjutnya dibuang
ke tempat pembuangan akhir kabupaten Banyuwangi.
d. Jika sampah non medis sudah diambil oleh petugas dari Dinas Kebersihan
dan Pertamanan , maka petugas pengelola sampah akan melakukan
pembersihan setiap hari di tempat penampungan sementara rumah sakit
tersebut.

3. Pengelolaan sampah benda tajam


a. Semua sampah benda yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di rumah
sakit harus dimasukkan ke dalam tempat sharp container
b. Sharp container harus selalu dalam kondisi tertutup
c. Jika sharp container sudah terisi 2/3 penuh, maka petugas pengelola sampah
akan mengambil sampah benda tajam tersebut untuk dimusnahkan di
incinerator
b. Petugas pengelola sampah dalam menjalankan tugasnya harus memakai
APD yang dibutuhkan yaitu : masker kain , sarung tangan , sepatu boot.
c. Pembakaran sampah medis di incinerator dilakukan oleh petugas operator
IPAL , pembakaran dilakukan setiap hari dimulai jam 10.00 WIB
d. Semua sampah medis yang akan dibakar di incenerator harus ditimbang
terlebih dahulu
e. Dalam menjalankan tugasnya petugas harus selalu memakai APD yang
dibutuhkan yaitu : sarung tangan tahan panas, sepatu anti stroom,
wearpack , masker.
f. Petugas akan mencatat setiap hari semua sampah medis yang dibakar di
incinerator
g. Abu dari hasil pembakaran di incinerator setiap hari akan diambil oleh
petugas dan akan diletakkan di TPS limbah B3

19
h. Abu dari hasil sisa pembakaran tersebut setiap bulan sekali akan diambil
oleh pihak rekanan ( transporter ) untuk dibawa ke tempat pengolahan
limbah B3

4. Pengelolaan sampah / limbah B3


a. Semua limbah B3 ( batu baterei bekas, lampu Tl bekas, tinta mesin fotocopi
bekas, cartridge bekas dll) yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan
ditempatkan pada tempat sampah khusus limbah B3 yang telah dilapisi
dengan kantong plastik warna merah.
b. Pengumpulan limbah B3 tersebut akan dilakukan setiap hari oleh petugas
khusus sampah dan diabawa ke TPS ( tempat Pengumpulan sementara ) B3.
c. Setiap hari petugas akan mencatat semua limbah B3 yang masuk ke TPS
d. Setiap bulan sekali limbah B3 yang terkumpul akan diambil oleh rekanan
limbah B3.

5. Pengelolaan air limbah


a. Semua limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan di rumah sakit
akan diolah di IPAL ( Instalasi Pengaolah Air Limbah ) rumah sakit.
b. IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) akan beroperasional terus
menerus setiap hari
c. Sebelum masuk ke IPAL , air limbah akan ditampung dalam bak sumpit
terlebih dahulu
d. Setiap hari petugas operator IPAL akan melakukan pengecekan terhadap
pompa – pompa yang ada di bak – bak sumpit maupun di IPAL
e. Petugas operator IPAL harus selalu memakai APD ( masker , sarung tangan
sepatu boot )

20
f. Adapun diagram alur pengolahan limbah cair di Instalasi Pengolahan Air
Limbah di rumah sakit adalah sebagai berikut :

INLET ( AIR LIMBAH ) Lift Station Auto Rake Screen

Fluidized Bed
Settling Basin Biofilm Reactor Buffer Basin

TREATED WATER Sludge Storage


basin

Up flow filter

Dosing pump Desinfeksi dgn kaporit


Dewatering
unit

Lumpur
OUTLET
SALURAN UMUM
UUMUMUMUMUM
KETERANGAN :

1. Lift Station
Berfungsi sebagai bak penampung limbah dari semua sumber penghasil limbah
cair rumah sakit
2. Auto Rake Screen
Berfungsi untuk menyaring sampah / kotoran yang terikut ke dalam saluran
air limbah. Sampah yang tersaring tersebut dikumpulkan, dikeringkan , lalu
dikompresi secara otomatis sehinggga sampah yang keluar berupa sampah
padat kering. Sampah kering tersebut lalu ditampung pada kantong plastik
dan kemudian dibakar di dalam incinerator.
3. Buffer basin
Berfungsi sebagai bak pengendapan awal, sebelum masuk ke dalam bak
FBBR sebagai proses lanjutan untuk proses peruraian limbah secara aerob.
Juga berfungsi sebagai bak penampung debit air limbah yang masuk dan
21
penampung bermacam – macam karakteristik / sifat air limbah yang
berbeda – beda
Di dalam bak buffer basin terdapat 2 pompa yaitu :
a. pompa blower
berfungsi memberikan oksigen untuk mengontrol kandungan BOD
dalam limbah cair dan membantu proses aerasi.
b. Mixer
Berfungsi sebagai pengaduk dan membantu proses aerasi
Di dalam buffer tank terdapat pompa buffer ( Buffer basin Pump ) yang
berfungsi memindahkan / menstransfer air limbah ke dalam FBBR.
Pompa Buffer didesign dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas air
limbah yang masuk , maka ada sebagian air limbah yang disirkulasikan
kembali ke dalam Buffer Basin
4. Fluidized Bed Biofilm Reactor
FBBR merupakan system pengolah limbah secara aerobic. Sistim ini terdiri
dari sebuah reactor dan di dalamnya terdapat elemen fixed bed yang
berfungsi sebagai tempat berkembangbiaknya mikroorganisme.
Mikroorganisma pembentuk film akan melekat , tumbuh dan berkembang
pada permukaan elemen tersebut. Kemudian dari sisi bawah ellemen fixed
bed tersebut diaerasi dengan menggunakan blower untuk menciptakan
suasana areobik. Pada saat start up , FBBR ditambahkan cairan
mikroorganisme.
Blower yang digunakan untuk proses aerasi adalah type “ maintenance
free” yang tidak memmerlukan penambahan oli dan gemuk ( grease ) ,
hanya diperlukan pengggantian bearing ( laher ) dalam waktu yang telah
ditentukan
5. Settling Basin
Berfungsi sebagai bak pengendapan terakhir dan bak khlorinasi sebelum
masuk ke Treated Water Tank.
Lumpur yang dihasilkan dialirkan ke dalam Sudge Storage Basin
6. Slugde Storage Basin
Berfungsi untuk menampung lumpur. Dalam bak Sludge Storage Basin
terdapat pemisahan sbb :
a. Air yang dihasilkan dialirkan kembali ke dalam Buffer basin untuk
membantu proses pencampuran limbah cair
b. Lumpur yang dihasilkan dialirkan ke dalam Dewatering unit untuk
diolah menjadi lumpur kering
7. Treated Water Basin
Treated Water Basin berfungsi sebagai bak penampung terakhir, dan
sebagian air dikembalikan ke FBBR untuk mengurangi busa dengan
menggunakan Pompa Spayer

22
8. Dosing Pump
Berfungsi untuk menginjeksikan kaporit dan untuk mematikan bakteri –
bakteri yang ada
9. Up Flow filter
Berfungsi sebagai bak penyaringan air terolah dan bak khlorinasi sebelum
masuk ke oulet saluran umum
10. Dewatering unit
Berfungsi sebagai tempat pengeringan lumpur / sludge yang dihasilkan
dari proses di IPAL

g. Alur pengolahan limbah cair di rumah sakit :

Semua ruangan / unit kerja yang menghasilkan limbah cair akan dimasukkan
ke dalam IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) , sebelum masuk ke IPAL
air limbah akan melalui bak kontrol kemudian air limbah akan terkumpul di
bak sumpit, dari bak sumpit baru ke IPAL.

Khusus untuk ruang / bagian gizi dan laundry sebelum ke bak kontrol , ada
pengolahan awal terlebih dahulu ( dengan bak penangkap lemak / bak
penangkap busa ) yang bertujuan untuk menangkap lemak – lemak / minyak /
busa yang terikut dalam air limbah ,sehingga tidak menggangu proses di IPAL.
Dari bak penangkap lemak / busa baru mengalir ke ke bak kontrol kemudian
terkumpul di sumpit dan diolah di IPAL.

23
Adapun alur tersebut dapat terlihat pada gambar dibawah ini :

Sumber limbah :

- ruang perawatan
- kamar bedah
- ICU
- Hemodialisa
- Laundry
- Laboratorium Bak Sumpit
- Apotik kontrol
- Klinik rawat jalan
- IGD
- Radiologi
- perkantoran
- dll IPAL

Laundry
Penangkap busa

Instalasi Gizi
Penangkap lemak

Saluran Umum

h. Petugas operator IPAL akan mencatat debit outlet air limbah setiap hari
i. Petugas operator IPAL akan melakukan pengukuran terhadap suhu dan pH
pada inlet dan outlet air limbah setiap hari.
j. Setiap 6 bulan sekali , Kantor Lingkungan Hidup akan melakukan sidak
terhadap kualitas outlet air limbah
k. Setiap 1 bulan sekali , kualitas outlet akan dilakukan pemeriksaan di
Laboratorium Kesehatan atau Laboratorium BLH Propinsi Jatim.
l. Adapun baku mutu oulet untuk limbah RS sesuai dengan KepMenLH no.
58 /Kep.MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan
rumah sakit.

Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit


24
PARAMETER KADAR MAKSIMUM

FISIKA :
Suhu 30º C

KIMIA :
- pH 6-9
- BOD 5 30 mg / l
- COD 80 mg /l
- TSS 30 mg / l
- NH3 bebas 0.1 mg / l
- Phosphat ( PO 4 ) 2 mg / l

MIKROBIOLOGIS :
MPN Kuman Golongan Koli 10.000

E. Pengendalian serangga, tikus dan binatang penganggu lainnya


1. Persyaratan untuk rumah sakit sebagai berikut :
a. Tidak ditemukannya tanda- tanda keberadaan tikus terutama pada daerah
bangunan tertutup ( core ) rumah sakit
b. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk
masuk ke dalam ruangan , terutama ruang perawatan
c. Tidak ditemukannya lalat di dalam bnagunan tertutup rumah sakit
d. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing

2. Kegiatan surveilans dilakukan terhadap :


a. Nyamuk : pengamatan jentik, pengamatan lubang dengan kawat kasa,
kontruksi pintu harus membuka ke arah luar.
b. Kecoa : mengamati keberadaan kecoak, pengamatan dilakukan secara
visual dengan bantuan senter setiap 2 minggu, bila ada tanda – tanda kecoak
maka segera dilakukan upaya pemberantasan.
c. Tikus :mengamati keberadaan tikus .
d. Lalat : mengukur kepadatan lalat secara berkala.
e. Binatang pengganggu lainnya : mengamati atau memantau secara berkala
keberadaan kucing .

3. Kegiatan pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :


a. Nyamuk
1) Melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk ( PSN ) dengan 3 M
(mengubur, menguras dan menutup ).

25
2) Pengaturan aliran pembuangan air limbah dan saluran dalam keadaan
tertutup.
3) Pembersihan tanaman sekitar RS secara berkala yang menjadi tempat
perindukan.
4) Pemasangan kawat kasa di seluruh ruangan.
b. Kecoa
1) Menyimpan bahan makanan dan makanan siap saji pada tempat
tertutup.
2) Pengelolaan sampah yang memenuhi persyaratan kesehatan.
3) Menutup lubang – lubang atau celah – celah agar kecoa tidak masuk ke
dalam ruangan.
c. Tikus
1) Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang – lubang di dinding,
plafon, pintu dan jendela.
2) Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
d. Lalat
1) Melakukan pengelolaan sampah / limbah yang memenuhi syarat
kesehatan.
e. Binatang pengganggu lainnya
1) Melakukan pengelolaan makanan dan sampah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.

4. Pengendalian yang dilakukan meliputi :


a. Pengendalian terhadap nyamuk
1) Dapat dilakukan dengan cara abatisasi atau dengan menggunakan
predator.
2) Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit ,
maka perlu dilakukan pengasapan ( fogging ) di rumah sakit.
b. Pengendalian terhadap kecoa
1) Pembersihan telur kecoa dengan cara mekanis : membersihkan telur
yang terdapat pada celah – celah dinding, lemari, peralatan dan telur
kecoa dimusnahkan dengan dibakar / dimusnahkan.
2) Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi, secara
fisik atau mekanik dengan cara membunuh langsung kecoa dengan alat
pemukul, menyiram tempat perindukan dengan air panas, menutup
celah – celah dinding, sedangkan secara kimiawi dengan menggunakan
insektisida dengan pengasapan, bubuk , semprotan dan umpan.
c. Pengendalian terhadap tikus
1) Secara fisik dengan pemasangan perangkap, pemukulan atau sebagai
alternative terakhir dapat dilakukan secara kimia dengan menggunakan
umpan beracun.

26
d. Pengendalian terhadap lalat
1) Bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah melebihi 2 ekor per blok
grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologic dan
kimia.
e. Pengendalian terhadap binatang penganggu lainnya
Bila terdapat kucing dan anjing maka perlu dilakukan :
1) Penangkapan kemudian dibuang jauh dari rumah sakit.
2) Bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat untuk menangkap
kucing dan anjing.

E. Pengembangan staff
1. Pelatihan internal
Pelatihan yang diadakan di dalam lingkungan rumah sakit , mengikuti sub
bagian Diklat rumah sakit
2. Pelatihan eksternal
Pelatihan yang diadakan di luar lingkungan rumah sakit , sesuai dengan program
tahunan yang telah diajukan.

27
BAB V
LOGISTIK

Semua kebutuhan logistik yang diperlukan oleh unit Hygiene & Sanitasi meliputi :
1. peralatan kebersihan dan taman
2. chemical untuk cleaning service
3. alat tulis kantor dll

Semua kebutuhan tersebut diatas dipenuhi melalui sub bagian logistik dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh rumah sakit yaitu melalui tata cara Permintaan Barang
1. Perencanaan
2. Perencanaan kebutuhan logistik dengan menggunakan metode permintaan barang,
perencanaan dilakukan sebulan sekali
3. Permintaan dan Pengadaan
4. Permintaan barang dilakukan ke sub bagian gudang non medis untuk chemical dan
alat-alat tulis kantor, permintaan dilakukan dengan menggunakan print out.
Pengadaan barang yang dipesan melalui satu pintu oleh bagian pengadaan setelah
barang diterima didistribusikan ke unit
5. Monitoring dan Evaluasi
6. Pemantauan penggunaan barang habis pakai dan obat menggunakan kartu stok.

28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Penanganan kecelakaan kerja


Kecelakaan kerja disini adalah kecelakaan yang terjadi dari karyawan pada saat
berangkat dari rumah ke tempat kerja, kejadian ditempat kerja, dan dalam perjalanan
dari tempat kerja ke rumah..Bila terjadi kecelakaan kerjakaryawan yang bersangkutan
melaporkan kepada kepala unit kerja untuk seterusnya dilaporkan kepada bagian
SDM paling lambat dalam waktu 2x24 jam.Penanganan kecelakaan kerja akibat kerja
dilakukan di IGD RSUD Blambangan. Apabila kecelakaan kerja di luar RSUD
Blambangan maka penanganan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat untuk
selanjutnya ditangani atau dirujuk ke RSUD Blambangan.

B. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


1. Untuk petugas cleaning service
a. Sepatu boot
b. Masker kain
c. Sarung tangan rumah tangga
2. Untuk petugas operator IPAL
a. Sepatu boot
b. Masker kain
c. Sarung tangan rumah tangga
d. Sarung tangan tahan panas
3. Untuk petugas pest control
a. Sepatu boot
b. Sarung tangan rumah tangga
c. masker kain

C. Program Pemeriksaan Kesehatan


1. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan sebelum calon karyawan masuk menjadi
karyawan RSUD Blambangan.
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala untuk karyawan yang telah bekerja di RSUD
Blambangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan karyawan.

29
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Kalibrasi Alat
Alat yang harus dikalibrasi meliputi :pH meter , TDS meter, ,dll. Alat-alat tersebut
harus dikalibrasi minimal satu tahun sekali. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi
elektromedis atau secara eksternal oleh lembaga kalibrasi dan kartu pemeliharaan.

B. Preventive Maintence Alat


Perawatan alat berkala dilakukan dengan cara hand over alat dari satu shift ke shift
berikutnya, dilakukan pembersihan alat setelah digunakan dan dikembalikan ke
tempat semula tempat penyimpanan. Ada pengecekan harian oleh unit dan secara
berkala setiap 2 minggu hingga 3 bulan sekali yang dilakukan oleh sub bagian
Pemeliharaan Sarana dan didokumentasikan dalam cek list maintenance dan kartu
pemeliharaan.

C. Coorective Maintenance
Bila ada alat rusak, maka unit mengajukan proses perbaikan kepada sub bagian
Pemeliharaan Sarana, dengan menggunakan form perbaikan barang. Jika alat tidak
dapat diperbaiki, maka unit mengajukan permintaan penggantian alat atau perbaikan
alat dilakukan oleh vendor. Proses ini didokumentasikan di kartu maintenance alat

D. Pendidikan dan Pelatihan Staf


1. Mandatory Training
a. Basic Life Support
b. K3
c. PPI & Hand Hygiene
d. Patient Safety
e. Customer Service
f. Service Exelent
g. Mutu
2. Pelatihan lain
a. Pelatihan Customer Service
b. Pelatihan manajemen lingkungan
c. Pelatihan Housekeeping RS
d. Pelatihan pengelolaan limbah RS

E. Indikator Mutu Pelayanan

30
ABSTRAKSI DATA INDIKATOR MUTU HYGIENE SANITASI

JudulIndikator : Angka Tidak Adanya Sampah Ruang Perawatan yang


Tercampur

DefinisiOperasional : Adalah tidak adanya sampah ruang perawatan yang tercampur


antara medis dengan non medis, yang dinyatakan dalam
persentase. Hal ini menggambarkan keberhasilan pemilahan
sampah yang dihasilkan di setiap ruangan perawatan ke tempat
sampah medis dan non medis.

Bagian/Unit : Unit Hygiene Sanitasi

PersonInCharge : Kepala unit Hygiene Sanitasi

KebijakanMutu : Keamanan
Pemilahan sampah medis dan non medis harus dilakukan di setiap
Rasionalisasi : ruangan oleh semua petugas yang mengasilkan sampah , sehingga
sampah medis dan non medis tidak tercampur .
Jumlah ruang perawatan yang sampah medis dan non medis masih
tercampur
FormulaKalkulasi x 100%
Jumlah seluruh ruang perawatan yang menghasilkan sampah medis
dan non medis

Jumlah ruang perawatan yang sampah medis dan non medis masih
Numerator :
tercampur dalam 1 bulan

Jumlah seluruh ruang perawatan yang menghasilkan sampah medis


Denominator :
dan non medis dalam 1 bulan
KriteriaInklusi : Ruang Perawatan

KriteriaEksklusi : Ruang Non-perawatan

Metodologi PengumpulanData : Concurent

TipePengukuran : Proses dan outcome

Sumber Data : Check list harian pemilahan sampah medis dan non medis di ruangan

Waktu Pelaporan : Tanggal 5 bulan berjalan

Frekuensi Pelaporan : Satu bulan satu kali

Target Kinerja : 0%

Jumlah Sampel : Catatan harian pemilahan sampah di ruang perawatan

Area Monitoring : Ruang perawatan

RencanaKomunikasi ke Staf : Melalui rapat bulanan

SK Dir No. 0/SK/DIR/I/2015 Tentang Pedoman Pelayanan Unit


Referensi :
Hygiene & sanitasi

31
BAB IX
PENUTUP

Saat ini masyarakat semakin peduli dan peka terhadap lingkungan yang kita tempati
sekarang ini .Rumah Sakit merupakan salah satu unsur penyumbang pencemaran terhadap
lingkungan baik berupa pencemaran udara, air maupun tanah jika pengelolaan kesehatan di
rumah sakit tidak terkelola dengan baik dan benar.
Untuk itu pengelolaan sanitasi / kesehatan lingkungan di suatu rumah sakit sangat
penting dan harus senantiasa dilaksanakan berdasarkan / mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Selain itu faktor sanitasi juga merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu
pelayanan di bidang kesehatan khususnya di rumah sakit.
Oleh karena itu Sumber Daya Manusia yang ada di bagian sanitasipun harus selalu
ditingkatkan seturut dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada.
Selain dari SDM sendiri, fasilitas dan peralatan juga akan sangat mendukung keberhasilan
pelayanan unit hygiene sanitasi.

Ditetapkan di Banyuwangi
Pada tanggal 2015
Direktur

dr. Taufiq Hidayat, Sp. And, M. Kes

32

Anda mungkin juga menyukai