MILANO
Melayani Kebutuhan Ibu & Buah Hati
Jl. Perintis Kemerdekan Km 2 Jao Teluk Kuantan
Telp : (0760) 2524 110 / email : pt.milanokuansing@yahoo.com website : www. rsiamilano.com
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT LABORATORIUM
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO
RSIA MILANO
Direktur,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan laboratorium rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang
menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam keputusan menteri
kesehatan nomor 133/MENKES/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumah sakit, yang
menyebutkan bahwa pelayanan laboratorium rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien untuk itu
pelayanan medis RSIA Milano memiliki Laboratorium Klinik yang di lengkapi dengan Alat yang
canggih Guna menunjang ke akuratan hasil maka Laboratorium rutin melakukan perawatan alat. Hal
ini tentunya akan menjamin hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya guna menjamin tepatnya
diagnose penyakit. Tidak ketinggalan Laboratorium RSIA Minalo melakukan Pemantapan Mutu
External (PME) dan Pemantapan Mutu Internal (PMI).
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di RSIA Milano .
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan berdasarkan hasil
Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di RSIA Milano.
C. SASARAN
Pedoman ini di susun untuk digunakan bagi para pihak terkait ,yaitu:Tenaga Pelaksana
Laboratorium di RSIA Milano
E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium RSIA MILANO beroprasi setiap hari kerja mulai pukul 08:00 hingga pukul 14:00.
Laboratorium RSIA MILANO dapat mengerjakan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Darah lengkap
2. Widal
3. Gula darah
4. Asam urat
5. sgot
6. Sgpt
7. Billirubin
8. Albumin
9. Ureum
10. Creatinin
11. Urin lengkap
12. Hcg
13. Hbsag
14. HIV
15. Golongan Darah
16. Feces Rutin
F. LANDASAN HUKUM
Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang sesuai
kompetensinya.
Penanggung jawab dan Pelaksana Laboratorium di RSIA Milano mempunyai tugas:
a. Menyusun program kerja dan melakukan pemeriksaan untuk menunjang ke akuratan hasil
dalam hal ini PME,PMI,perawatan alat,Kalibrasi Alat, Pemenuhan reagent,dll
b. Memonitor setiap pelaksanaan program kerja.
c. Bertanggung jawab terhadap hasil Laboratorium.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Dalam pelayanan laboratorium perlu menyediakan sumber daya manusia yang kompeten,
cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga dapat
memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien. Atas dasar tersebut di atas, maka perlu
kiranya menyediakan, mempersiapkan dan mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Untuk
menunjang pelayanan laboratorium, maka dibutuhkan tenaga analis kesehatan yang mempunyai
pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai .
C. PENGATURAN DINAS
Jadwal dinas pelayanan unit laboratorium dimulai pukul 08.00 sampai 14.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS
KETERANGAN :
1. Luas ruangan 4x6m²
2. Ruangan kering dan tidak lembab
3. Memiliki cahaya yang cukup
4. Lantai terbuat dari keramik
5. Dinding di cat warna cerah
6. Ruang ber AC
B. STANDAR FASILITAS
a) Meja pemeriksaan
b) Kursi
c) Wastafel
d) Tempat sampah
e) Komputer
f) Alat Hematology Analizer
g) Fotometer
h) Mikroskop.
i) Centrifuge
j) Urine Analizer
k) Kulkas Reagent
l) Almari
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
ALUR KEGIATAN PASIEN
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
KEMBALI KE POLI
PENGIRIM
PENGAMBILAN PEMBAYARAN
HASIL KASIR
LABORATORIUM
Keterangan :
C. LANGKAH KEGIATAN
1. KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium RSIA MILANO melakukan pemeriksaan meliputi :
a. Sampling darah.
b. Pemeriksaan Darah Lengkap meliputi Hemoglobin,Leukosit, Trombosit,Erytrosit,Hematokrit;
c. Waktu Pembekuan;
d. Waktu Perdarahan;
e. Pemeriksaan Urine Lengkap;
f. Pemeriksaan Kehamilan;
g. Pemeriksaan Golongan Darah
h. Pemeriksaan BTA
i. Pemeriksaan HIV
j. Pemeriksaan Widal
k. Pemeriksaan Malaria
l. Pemeriksaan HBsAg
m. Pemeriksaan Sputum BTA
n. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, SGOT,SGPT,Urea,Creatinin Trigliserida,Asam
Urat,Biliirubin )
o. Pemeriksaan Feces Rutin
Laboratorium RSIA Milano di selenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan kesehatan
masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistic,komprehensif,dan
terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Setiap
Laboratorium harus di selenggarakan secara baik dengan memenuhi Kriteria
ketenagaan,sarana,prasarana, perlengkapan dan peralatan,kegiatan pemeriksaan,kesehatan dan
keselamatan kerja,dan mutu. (Peratutan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012).
Laboratorium mempunyai peran sebagai penunjang dalam menegakkan diagnose oleh dokter
dalam merawat pasiennya.Laboratorium juga mempunyai peran seperti uji penyaring secara
laboratories sehat tidaknya seseorang ( Ex:medical chek up). Dan juga berperan sebagai follow up
atau pemantau hasil pengobatan.Serta prognosis suatu penyakit. Pemeriksaan laboratorium di
lakukan sesuai dengan standart pelayanan laboratorium sehingga menghasilkan pemeriksaan yang
akurat. (Work shop Plebotomi Bagi Petugas Labdi Puskesmas,Dinkes Propinsi Tahun 2009).
Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium di perlukan reagent, standart,bahan Control, air,
media. Dasar pemilihan bahan laboratorium pada umumnya harus mempertimbangkan
kebutuhan, produksi pabrik yang telah di kenal,deskripsi lengkap dari bahan atau
produk,mempunyai masa kadaluarsa yang panjang,volume,mudah di peroleh di pasaran,
kelancaran dan kesinambungan pengadaan,pelayanan purna jual. (Pedoman Praktek Laboratorium
Yang Benar,Depkes RI Tahun 2004).
Untuk mendapatkan sampel darah pasien di lakukan dengan cara pengambilan darah vena dan
kapiler. Lokasi vena yang di gunakan untuk tempat penusukan ada 3, vena utama di lengan yaitu
vena cevalika,vena mediana cubiti,dan venamediana basilica.Pada umumnya vena mediana cubiti
merupakan pilihan Karena terfiksasi baik dan tidak bergerak saat di tusuk.
Sebelum melakukan pemeriksaan petugas harus menggunakan APD.APD bertujuan untuk
melindungi kulit dan selaput lender petugas dari resiko pejanan darah, semua jenis cairan,kulit
yang tidak utuh.APD ada beberapa jenis yaitu sarung tangan, masker,kacamata, penutup kepala,jas
laboratorium,sepatu pelindung. Tidak semua Alat pelindung diri di pakai tergantung tindakan dan
kegiatan yang di kerjakan.Pada plebotomi cukup mengguna kan sarung tangan jas laboratorium
Limbah plebotomi di pilah-pilah ke tempat sampah medis (kapas bekas pakai dan jarum suntik)
dan non medis pembungkus jarum suntik. Tempat sampah harus di beri kantong plastic tertutup,di
bedakan sampah infeksius dan non infeksius.Sampah pada kantong di beri label lalu di bakar.
(Work shop Plebotomi Bagi PetugasLab di Puskesmas,Dinkes Propinsi Tahun 2009).
Bahwa sebagai upaya pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran
lingkungan adalah dengan meningkatnya penataan terhadap ketentuan- ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.Dalam rangka penataan terhadap peraturan
perundang-undangan tersebut dapat di lakukan dengan upaya kemitraan dengan badan usaha
penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun. Limbah adalah bahan sisa suatu kegiatan dan
atau proses produksi.Limbah bahan berbahaya dan beracun di singkat B3 adalah setiap limbah
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya ,baik secara langsung maupun tidak langsung dapatmerusak dan atau
mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan keselamatan manusia.Pengelolaan
limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut.
(Keputusan Kepala Bapedal No 03 Tahun 1998).
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari factor
fisik,biologi,kimia,ergonomic,dan psikososial dengan akibat dapat mengganggu kesehatan dan
keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya.Untuk itu perlu di lakukan manajemen K3
yang meliputi identifikasi,perencanaan,pelaksanaan, pengawasan,melaksanakan upaya perbaikan.
(Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan,Depkes RI Tahun 2003).
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang di tujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium .Pemantapan mutu ada 2
macam yaitu Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Ekternal. Pemantapan Mutu
Internal meliputi persiapan pasien,pengambilan dan pengolahan spesimen,kalibrasi
alat .Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang di selenggarakan secara periodic oleh
pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan Untuk memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu (Pedoman Laboratorium Yang Benar,Depkes RI
Tahun 2004).
b. Waktu Pembekuan
Dengan test ini di tentukan lamanya waktu yang di perlukan darah untuk membeku, hasilnya
menjadi ukuran aktifitas fakto-faktor koagulasi darah, terutama factor-faktor yang membentuk
tromboplastin dan factor yang berasal dari trombosit.
Ujung jari di bersihkan dengan alcohol 70% kemudian di tusuk dengan lancet.Stopwatch mulai di
jalankan saat darah mulai keluar. Setelah itu darah yang Keluar di teteskan pada objek glass lalu
setiap 30 detik di tusuk dengan ujung spuit sampai terlihat adanya benang fibrin (Petunjuk
Praktikum Laboratorium, Gandha soebrata Tahun 1984).
c. Waktu Perdarahan
Pemeriksaan ini untuk menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya Ekstra vaskuler,tetapi
keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit juga berpengaruh.Anak daun telinga yang akan di
tusuk di bersihkan dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Pinggir anak daun telinga di
tusuk dengan lancet. Jika terlihat darah mulai keluar maka stopwatch mulai di jalankan. Darah di
hisap dengan tissue setiap 30 detik dan hentikan stopwatch pada waktu darah tidak keluar lagi.
(Petunjuk Praktikum Laboratorium,Gandha soebrata Tahun 1984)
d. Pemeriksaan urin
Jenis urine yang di perlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi. Urine Sewaktu adalah urin
yang di keluarkan pada waktu yang tidak di tentukan sedangkan urin pagi adalah urin yang di
keluarkan pertama-tama pada pagi hari setelah bangun tidur.Pemeriksaan urin dapat di
gunakan untuk pemeriksaan test kehamilan dan pemeriksaan urin rutin.
Tempat urin harus bermulut lebar tertutup, bersih, kering, dan di beri label. Volume urin yang
ditampung kurang lebih 20 ml. Pemeriksaan urin meliputi makroskopis dan mikroskopis.
Pemeriksaan makroskopis meliputi warna, kejernihan, berat jenis, bilirubin, reduksi, protein,
keton, urobilinogen. Sedangkan pemeriksaan mikroskopis berupa pemeriksaan sediment urine
di mana pemeriksaan ini di lakukan dengan melakukan centrifuge terhadap urin kemudian
sediment di periksa di bawah mikroskop. (Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas,Departemen Kesehatan RI Tahun 1991).
e. Pemeriksaan faeces
Pemeriksaan faeces ini bertujuan untuk mengetahui adanya cacing, telur cacing, parasit, dan
lain-lain. Faeces untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi spontan. Untuk
pemeriksaan biasa di pakai faeces sewaktu, jarang di perlukan faeces 24 jam untuk pemeriksaa.
Wadah harus bermulut lebar bersih dan tidak mudah pecah. Jika memeriksa faeces pilihlah
bagian yang kemungkinan besar menemui adanya kelainan, umpamanya bagian yang
bercampur dengan lender atau pun darah. Pemeriksaan faeces meliputi pemeriksaan
makroskopis dan mikroskopis. Makroskopis meliputi warna, bau, konsistensi, lender, darah
Sedangkan pemeriksaan mikroskopis menggunakan larutan PZ lalu di amati di bawah mikroskop
(Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandha soebrata Tahun 1984).
f. Pemeriksaan HIV
Penyakit HIV di Indonesia semakin lama jumlah penderitanya semakin meningkat. Untuk itu
perlu di lakukan penjaringan di tingkat Puskesmas seperti para penderita TB dan ibu hamil.
Adapun pemeriksaan HIV menggunakan sampel serum dengan cara di teteskan pada rapid test
sebanyak 10 ul. Kemudian di tambah 4 tetes reagent lalu di tunggu10-20 menit untuk membaca
hasilnya (Lembar prosedur pada box kemasan reagent).
g. Pemeriksaan BTA Paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang di sebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Sebagian TBC menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh yang
lain. Cara penularan TBC adalah melalui percikan atau droplet. Cara pemeriksaan BTA ini adalah
dengan membuat hapusan dahak dengan ukuran 2x3cm. Kemudian hapusan ini di cat dengan
reagent Ziehl Nielsen lalu di amati di bawah mikroskop (Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuber kulosis,Depkes RI Tahun 2005).
h. Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya penyakit typus.
Pemeriksaan ini di lakukan jika pasien sudah mengalami panas 3-4 hari. Sampel dari
pemeriksaan ini adalah serum atau plasma.Serum di teteskan sebanyak 2 tetes di tempat
terpisah di atas kaca obyek. Kepada masing-masing tetesan serum di tambah reagent typho O,
typhi H. Dilakukan pencampuran lalu di goyangkan dan di amati adanya aglutinasi (Petunjuk
Praktikum Laboratorium Gandha Soebrata Tahun 1984).
j. Malaria
Penyakit Malaria disebabkan oleh Virus Plasmodium, pemeriksaan malaria ada2 cara yaitu
manual dan rapid test. Rapid tes menggunakan sampel serum atau whole blood dengan cara di
teteskan pada rapid test sebanyak 10ul. Kemudian di tambah lalu di tunggu 30 menit untuk
membaca hasilnya (Lembar prosedur pada box kemasan reagent).
k. Golongan Darah
Penetapan golongan darah adalah menentukan jenisaglutinogen yang ada Dalam sel, disamping
itu juga di kenal jenis agglutinin yang ada dalam serum. Darah di teteskan sebanyak 4 tetes pada
kaca obyek di tempat yang berbeda. Kemudian kemasing-masing tetesan darah di tetesi dengan
anti seraa, B ,AB, dan Anti D. Selanjutnya di campur dan di goyang dan di amati adanya
aglutinas. (Petunjuk Praktikum Laboratorium,Gandha soebrata Tahun 1984).
l. Pemeriksaan HBsAg
HBsAg adalah infeksi hati menular yang disebebkan oleh virus hepatitis B. bagi sebagian
orang penyakit ini menjadi kronis dan bisa berlangsung selama lebih dari 6 bulan . Adapun
pemeriksaan HBsAg menggunakan sampel serum dengan cara di celupkan pada rapid test sampai
tanda MAX selama 10 detik baca hasilnya dalam waktu 15 menit . ( Lembar prosedur pada box
kemasan reagent )
m. Pemeriksaan HCG Urine Rapid Test
HCG dilakukan untuk memeriksa hormon hcg dalam darah atau urin dan salah satu cara
untuk mengetahui kehamilan . adapun pemeriksaan nya dengan cara celupkan rapid tes
pada specimen yang telah ditampung sampai MAX dan tunggu hasil selama 30 detik atau
sampai garis merah terlihat, angkat dan baca hasil setelah 1 menit
Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus di sampaikan segera ke pada tenaga kesehatan
yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam setelah hasil di peroleh dengan acuan
sebagai berikut:
a. Nilai kritis Hematologi :
PARAMETER NILAI KRITIS RENDAH NILAI KRITIS TINGGI
Hemoglobin Dewasa 5 g/dL 20 g/dL
Hemoglobin New Born 5 g/dL 25 g/dL
Hematokrit 20 % 60 %
Leukosit ( WBC ) 1000 u/L 50.000 u/L
Trombosit 20.000 u/L 1.000.000 u/L
Jonatan R. Genzen, MD, PHD, Christopher A. Tormey, MD “Phatology Consultation on Reporting of
Criticl Value” 2011:135:505-513)
Lamanya pemeriksaan laboratorium telah di tentukan dengan cara perhitungan per Pasien :
Saat memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien harus di sertai dengan nilai normal pemeriksaan :
Nama Pemeriksaan Nilai Normal
Hemoglobin 12 – 16
Hematokrit 37 – 43
Mcv 82 – 92
Mch 27 – 31
Mchc 32 – 36
Urea 10 – 50 mg/dL
Albumin
HDL 45 – 65 mg/dl
3. RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena suatu hal (Alat
Rusak,Listrik Mati, dll)maka darah akan di kirim ke Laboratorium Lain.
b. Pelaporan
Pelaporan yang harus di sampaikan secara berkala berupa laporan bulanan yang
merupakan hasil rekapitulasi pencatan harian. Laporan triwulan, semesteran dan tahunan
sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir
baku yang sudah ditentukan oleh program
BAB V
LOGISTK
Tujuan dari di tetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan ke
ahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu di lakukanpengukuran terhadap sasaran-
sasaran keselamatan pasien.Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti di bawah
ini:
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, tanggal lahir,
nomor rekam medis pasien.Kegiatan identifikasi pasien di lakukan pada saat pemberian
obat, pengambilans pesimen atau pemberian tindakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas medis dalam memberikan pelayanan
kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit di mana banyak kasus–kasus penyakit
menular misal ; TBC, Kusta, hepatitis , HIV AIDS dan penyakit yang di sebabkan virus lainya.maka
petugas dalam melaksanakan pelayanan di wajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan
Pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu menggunakan masker, sarung tangan, jas kerja
laboratorium, kaca mata pelindung. Dan selalu melakukan cuci tangan sebelum Dan setelah
melaksanakan kegiatan atau pelayanan.
Sanitasi tangan Ya Ya Ya Ya
Sarung tangan Ya Ya Ya Ya
Jas Laboratorium Ya Ya Ya Ya
Masker Ya Ya Ya Ya
Sterilisasi Alat:
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pelayanan merupakan kegiatan untuk mencegah Terjadinya masalah
terkait pelayanan yang bertujuan untuk keselamatan pasien, berikutpengukuran mutu unit
laboratorium di RSIA Milano:
1. Pelaporan Nilai Kritis
2. Angka keterlambatan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium hematologi rutin
3. Angka pelaksanaan ekspertisi
4. Angka tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
5. Angka keterlambatan penyerahan hasil pemeriksaan
6. Jumlah sampel darah yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan
7. Angka kerusakan sampel
8. Angka pengulangan pengambilan sampel darah
9. Angka kesalahan memasukan dan mencetak hasil pemeriksaan laboratorium
10. Angka kelengkapan data pasien pada formulir permintaan
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Laboratorium RSIA Milano ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan
pelayanan Laboratorium di RSIA Milano. Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan
Laboratorium RSIA Milano di perlukan komitmen dan kerja sama semua pihak. Hal tersebut akan
menjadikan Pelayanan Laboratorium RSIA Milano semakin optimal dan dapat di rasakan
manfaatnya oleh pasien dan masyarakat.
RSIA MILANO
Direktur,
dr. R. Natalia
Dedetuwitri