Anda di halaman 1dari 60

PANDUAN PELAYANAN

INSTALASI LABORATORIUM
2019

RS YADIKA KEBAYORAN LAMA

i
KEPUTUSAN DIREKTUR RS. YADIKA KEBAYORAN LAMA
NOMOR :…./SK/DIR/RS-PPA/III/2018

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM
Dl RS YADIKA KEBAYORAN LAMA

MENIMBANG :
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS Yadika
Kebayoran Lama, maka perlu adanya pelayanan yang bermutu tinggi;
2. Bahwa agar Pelayanan InstalasiLaboratorium RS Yadika Kebayoran
Lama dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu adanya Kebijakan
Pelayanan Instalasi Laboratorium;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir
diatas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Yadika
Kebayoran Lama tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Laboratorium
di RS Yadika Kebayoran Lama.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentangPraktikKedokteran
2. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Petunjuk Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal Laboratorium
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1997
6. SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.33 tentang Pedoman
Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Rl 1998

ii
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
MEMBERLAKUKAN KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM DI RS
YADIKA KEBAYORAN LAMA .
KESATU :
Pedoman Pelayanan Laboratorium ada pada Panduan dan Lampiran Keputusan
ini dan tidak terpisahkan pada Surat Keputusan ini.
KEDUA :
Keputusan ini di buat dan berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila
dikemudian hari ditemukan kekurangan dan kesalahan pada surat keputusan ini
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya dan akan di telaah ulang dalam
kurun waktu 3 tahun.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 28 Februari 2018
Direktur

dr. Anries Karel Sodak, Sp.Kj

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kuasa–Nya sehingga kami selaku
penyusun mampu menyelesaikan “Pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik” ini sebagai
pedoman bagi petugas RS. Yadika Kebayoran Lama dan memenuhi persyaratan akreditasi.

Tak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada banyak pihak yang membantu dalam
penyusunan “Pedoman Pelayanan Laboratorium Klinik” ini sehingga panduan ini dapat selesai
dan diaplikasikan dalam kegiatan di RS. Yadika Kebayoran Lama

Semoga panduan ini dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien di RS. Yadika
Kebayoran Lama. Penyusun sadar bahwa panduan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
pembuatan panduan ini.

Jakarta, Februari 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman Depan ...................................................................................................................I

Surat Keputusan Direktur .................................................................................................II

Kata Pengantar ...................................................................................................................II

Daftar Isi ..............................................................................................................................V

BAB I Pendahuluan ............................................................................................................1

BAB II Standar Ketenagaan ..............................................................................................4

BAB III Standar Fasilitas ...................................................................................................8

BAB IV Tata Laksana Pelayanan .....................................................................................15

BAB V Logistik ...................................................................................................................36

BAB VI Keselamatan Pasien ..............................................................................................39

BAB VII Keselamatan Kerja .............................................................................................43

BAB VIII Pengendalian Mutu ...........................................................................................48

BAB IX Penutup .................................................................................................................54

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional dan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih baik maka perlu adanya kerjasama yang terkoordinasi antara pelayanan penunjang medic dan
pendukung lain yang lebih optimal.Instalasi Laboratorium berfungsi untuk membantu dokter dalam
penegakan diagnosis dan penatalaksanaan penderita.Fungsi Instalasi Laboratorium demikian besar
baik dalam tanggung jawab profesional, tanggung jawab teknis maupun tanggung jawab pengelolaan.
Instalasi Laboratorium di RS Yadika Kebayoran lama harus dapat menyesuaikan pelayanan yang
diberikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor411/Menkes/Per/III/2010. Pelayanan yang harus ditingkatkan
meliputi pelayanan medis dan manajerial. Pelayanan yang cepat, tepat dan aman hanya dapat terwujud
apabila Instalasi Laboratorium didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan berfungsi
dengan baik, serta didukung pula oleh petugas yang profesional. Pengelolaan maupun pelaksanaan yang
terdidik mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya.
Untuk dapat menjawab permasalahan tersebut di RS Yadika Kebayoran Lama perlu dilengkapi
dengan Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium. Dengan demikian pelayanan instalasi
Laboratorium diseluruh RS. Yadika Kebayoran Lama menjadi terstandar dan bermutu.

B. Tujuan
1. Memberikan pelayanan laboratorium kepada masyarakat yang cepat, tepat dan akurat sebagai
sarana penunjang pelayanan medis
2. Memberikan hasil penunjang diagnosis setepat mungkin kepada dokter pengirim

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Pasien RS Yadika Kebayoran Lama meliputi pasien rawat jalan, rawat inap, pasien umum, pasien
jaminan asuransi dan perusahaan. Tahapan pemeriksaan di laboratorium meliputi tahap praanalitik,
analitik dan pasca analitik.
Ruang lingkup mencakup standar pelayanan pemeriksaan yang ada sbb:

1. Standar Pelayanan Pemeriksaan terdiri dari:


a. Pemeriksaan Hematologi
b. Pemeriksaan Kimia darah

1
c. Pemeriksaan Sero–Imunologi
d. Pemeriksaan Urinalisis
e. Pemeriksaan Tinja
2. Sistem Rujukan
a. Rujukan specimen pemeriksaan
3. Pemantapan Mutu
a. Pemantapan mutu internal
b. Pemantapan mutu eksternal
4. Keamanan dan keselamatan kerja / kewaspadaan universal
a. Keselamatan laboratorium
b. Ketentuan umum dilaboratorium
c. Prinsip umum kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
d. Persyaratan tempat kerja
e. Tata ruang dan fasilitas laboratorium
f. Prosedur pengelolaan specimen
g. Manajemen keamanankerja di laboratorium
5. Sistem pencatatan dan pelaporan.
6. Meningkatkan mutu SDM dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan tehnologi terkini
7. Memiliki peralatan laboratorium sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan tetap memperhatikan prinsip efektifitas dan efesiensi sesuai dengan kebutuhan

D. Batasan Operasional
Laboratorium RS. Yadika Pondok Bambudalam operasionalnya melakukan pemeriksaan:
1. Hematologi
Pemeriksaan hematologi mencakup beberapa pemeriksaan antara lainhematologi rutin,
hematologi lengkap, golongan darah, gambaran darah tepi dan hemostasis lengkap.
2. KimiaKlinik
3. Serologi
4. Imunologi
5. Urinalisa

2
6. Feses
7. Hormon
8. CairanTubuh
9. Mikrobiologi
10. Pelayanan Darah
A. Landasan Hukum
1. Undang–Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang–Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang–Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Keshatan Republik Indonesia Nomor 411 / Menkes / Per /III/2010
Tentang Laboratorium Klinik.
5. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
6. SK Dirjen Yanmed No.HK.00.06.33 tentang Pedoman Pengelolaan Laboratorium
Klinik Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI1998
7. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor :HK.00.06.3.5.00788 Tahun
1995 tentang Pelaksanaan Akreditasi
8. Permenkes RI No.363/Menkes/Per/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan Pada Sarana Pelayanan Kesehatan
9. Petunjuk Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1997
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
658/Menkes/Per/V111/2009 tentang Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
657/Menkes/Per/V111/2009 tentang pengiriman dan penggunaan specimen klinik,
materi biologic dan muatan informasinya
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
364/Menkes/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
411/Menkes/Per/III/2010 tentang Laboratorium Klinik
14. Keputusan menteri kesehatan Republik IndonesiaNomor370/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tenaga merupakan salah satu sumber daya penting karena menjadi kunci dalam
keberhasilan kegiatan penyelenggaraan pelayanan laboratorium diRumah Sakit.Pada
dasarnya kegiatan laboratorium kesehatan harus dilakukan oleh petugas yang
memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh /
memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan dibidang yang menjadi tugas
atau tanggung jawabnya. Agar pelayanan laboratorium dapat terselenggara dengan
mutu yang dapat dipertanggung jawabkan, maka pelayanan laboratorium harus
dilakukan oleh tenaga yang profesional. Dibawah ini adalah kualifikasi tenaga
dengan jumlah minimal untuk laboratorium klinik:
1. Instalasi Laboratorium beradadibawahManajer PenunjangMedis
2. Instalasi Laboratorium dipimpin oleh Kepala Instalasi dengan kualifikasi
tertentu
3. Instalasi laboratorium membawahi unit pelayanan darah
4. Pelayanan laboratorium dilakukan oleh tenaga analis dengan jumlah dan
memenuhi kualifikasi sesuai dengan pola ketenagaan yang telah ditetapkan.
5. Setiap petugas baru diInstalasi Laboratorium mengikuti program orientasi
karyawan baru.
6. Setiap petugas Instalasi
7. Laboratorium mengikuti program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang
dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan staf.

4
TENAGA YANG
NO JABATAN KUALIFIKASI TERSEDIA
1 Manajer Penunjang Medis Dokter Umum 1orang

2 Kepala Instalasi Dokter Spesialis Patologi 1 orang


Laboratorium
Klinik,paruh waktu

3 Kepala Pelayanan DIII Analis Kesehatan 1orang


Laboratorium

5 PJ DIII Analis Kesehatan atau 1 orang


SMAK, masa kerja minimal1tahun

6 PelaksanaLaboratorium DIII Analis Kesehatan 1orang

SMAK (Sekolah Menengah Analis 2 orang


Kesehatan)

a. Laboratorium klinik umum pratama:


o Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter dengan sertifikat
pelatihan dan manajemen laboratorium kesehatan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan, yang dilaksanakan oleh organisasi profesi patologi klinik dan institusi
pendidikan kesehatan bekerjasama dengan kementerian kesehatan
o Tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya 2 (dua) orang analis
kesehatan serta 1 (satu) orang tenaga administrasi
b. Laboratorium klinik umum madya:
1. Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis patologi
klinik
2. Tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya 4 (empat) orang analis
kesehatan dan 1 (satu) orang perawat serta 2 (dua) orang tenaga administrasi
c. Laboratorium klinik umum utama:
1. Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis patologi
klinik
2. Tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya 1(satu) orang dokter

5
spesialis patologi klinik, 6 orang orang tenaga analis kesehatan dan 2(dua) orang
diantaranya memiliki sertifikat pelatihan khusus mikrobiologi, 1 (satu) orang
perawat dan 3 (tiga) orang tenaga administrasi
d. Laboratorium mikrobiologi
1. Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis
mikrobiologi klinik
2.Tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dokter
spesialis mikrobiologi klinik, 2(dua) orang analis kesehatan yang telah mendapat
sertifikat pelatihan dibidang mikrobiologi klinik, 1(satu) orang perawat dan 1(satu)
orang tenaga administrasi.

B. Distribusi Ketenagaan
Dalam melakukan pelayanan laboratorium, ketenagaan dilaboratorium
pengaturannya harus tepat dibuat dalam daftar dinas petugas. Pola pengaturan
tenaga diInstalasi Laboratorium RS Yadika Kebayoran Lama diatur dalam 3
(tiga) shift jaga dengan distribusi sebagai berikut:
1. shift Pagi :
Yang bertugas sejumlah 3 (tiga) orang, dengan rincian:
a. 1 (satu) orang Kepala Pelayanan Lab merangkap administrasi
b. 2 (dua)orang Pelaksana sebagai petugas sampling
2. Shift Siang :
Yang bertugas 2 (dua) orang, dengan rincian:
a. 1(satu) orang Penanggung Jawab Shift merangkap administrasi
b. 1(satu) orang Pelaksana sebagai petugas sampling
2. Shift Malam:
a.1 (satu) orang Pelaksana sebagai petugas sampling dan administrasi

Adapun setiap shift ketenagaan dilaboratorium dapat diatur sebagai:

1. Mempersiapkan pasien
2. Pengambilan specimen / sediaan

6
3. Membantu dalam pemberian informasi yang menyangkut kepentingan
pemeriksaan laboratorium
4. Menangani, memproses dan melaksanakan pemeriksaan laboratorium
(hematologi, kimia klinik, serologi,mikrobiologi)
5. Melaksanakan pengiriman specimen untuk dirujuk
6. Mencatat hasil-hasil pemeriksaan
7. Mengetik / menginput hasil-hasil pemeriksaan
8. Menyusun dan menyampaikan laporan
9. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan arsip
10. Bertanggung jawab atas pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium rujukan
11. Melaksanakan tugas pembersihan / pencucian,pembuangan sisa / sampah dan
lain-lain
12. Membantu tugas-tugas rujukan

C. Pengaturan Jaga
a. Pelayanan laboratorium diselenggarakan selama 24 jam / hari, 7 hari
seminggu.
o Pagi
08.00 – 14.00
o Siang
14.00 – 21.00
o Malam
21.00 – 08.00
b. Waktu sampling untuk pasien rawat inap dilakukan pada jam tertentu sesuai
dengan jam yang telah ditentukan kecuali untuk VK-OK, ICU, IGD dan
permintaan cito

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
1. Gedung
a. Lokasi
Instalasi rumah sakit merupakan salah satu instalasi rumah sakit yang
bukan saja memberikan pelayanan untuk pasien rawat inap, tetapi juga
pasien rawat jalan dan rujukan.Karena itu laboratorium rumah sakit
sebaiknya terletak di daerah yang mudah dicapai dari dalam maupun luar
rumah sakit. Secara khusus bagian dari laboratorium yang melayani gawat
darurat (lab cito) dan bank darah hendak nya terletak tidak jauh dari gawat
darurat
b. Ruangan Ruang Tunggu Pasien Lab

Komputer dan meja administrasi pasien Pintu Kursi Sampling Pasien dewasa dan anak

Tempat tidur ( Sampling Bayi)

Pintu
Meja Alat
Alat Kimia

Alat Hematology
Kulkas

8
Alat Elektrolit
Wastafel Meja
aan

2. Standar Fasilitas

Semua ruangan terutama yang dipakai untuk pemeriksaan specimen perlu


mempunyai ventilasi yang baik dan dapat sinar matahari yang cukup. Ruang
penerimaan spesimen atau pengambilan spesimen sebaiknya terpisah dari ruang
pemeriksaan untuk mencegah kontaminasi, terutama ruang pemeriksaan
mikrobiologi dan pengolahan darah untuk transfusi.
Menurut fungsinya dalam garis besar ruangan dibagi dalam :
 Ruang penerimaan
 Ruang pemeriksaan
 Ruang administrasi / pengolahan hasil

Untuk memudahkan pengawasan, ruang pemeriksaan dapat dibagi


lagi tehnik pemeriksaan atau sesuai dengan disiplin ilmu Patologi,
yaitu sebagai berikut:
1. Ruang Pengambilan Sampling
2. Ruang pemeriksaan Hematologi
3. Ruang pemeriksaan Kimia Klinik
4. Ruang pemeriksaan Immunologi Klinik
5. Ruang pemeriksaan Mikrobiologi Klinik
Ruangan yang tidak kalah penting adalah ruangan penunjang seperti: ruang
penyimpanan bahan kimia / reagensia yang memenuhi persyaratan keselamatan
kerja dan persyaratan penyimpanan reagensia itu sendiri antara lain:
 Ruangan dingin atau lemari pendingin untuk penyimpanan reagensia
tertentu
 WC serta ruangan cuci tempat pembuangan sisa sisa bahan pemeriksaan
 Keselamatan lingkungan kerja, perlu disediakan mengingat bahan bahan

9
yang diperiksa harus dianggap sebagai bahan yang dapat menularkan
penyakit berbahaya
 Kamar mandi dengan pancuran perlu untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan yang disebabkan oleh bahan kimia
 Besar dan jumlah ruangan disesuaikan dengan kegiatan pelayanan yang
diperlukan
Dibawah ini merupakan persyaratan minimal bangunan dan prasarana
Laboratorium Klinik Umum
No Jenis Kelengkapan
Pratama Madya Utama
1 Gedung Permanen Madya Utama
2 Ventilasi 1/3x luas lantai 1/3x luas lantai 1/3x luas lantai
3 Penerangan Lampu 5Watt/m2 5watt/m2 5watt/m2
4 Air Mengalir bersih 50liter/pekerjaa 50liter/pekerjaan/hari50liter/pekerjaan/
hari
n/hari
5 Daya listrik Sesuai Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan
kebutuhan
6 Tata Ruang
7 -Ruang Tunggu 6m2 12m2 24 m2
8 -Ruang Ganti Ada ada ada
9 -Ruang pengambilan 6 m2 9m2 9 m2
spesimen
10 -Ruang administrasi 6m2 9m2 9 m2
11 -Ruang pemeriksaan 15m2 30m2 602
12 -Ruang Sterilisasi Ada ada ada
13 -Ruang makan/minum Ada ada ada
14 -WC Untuk Pasien dan Ada ada ada
pegawai
15 - Tempat Sesuai Sesuai ketentuan Sesuai ketentuan
ketentuan
penampungan
pengolahan sederhana
limbah cair

10
16 -Tempat penampungan Sesuai Sesuai ketentuan Sesuai ketentuan
ketentuan
pengolahan sederhana
limbah padat

1. Sumber Air
Pengadaan air bersih yang mengalir secara terus menerus adalah mutlak bagi
sebuah laboratorium, oleh karena itu RS Yadika Kebayoran Lama juga
memiliki sumur pompa sebagai cadangan selain PAM.

2. Sumber Listrik

Untuk dapat memberikan pelayanan laboratorium yang baik dan aman,


diperlukan aliran listrik yang cukup dengan tegangan yang konstan dan tidak
ada giliran listrik terputus. Hal ini perlu bukan saja supaya pemeriksaan tidak
terhenti, tetapi mengingat beberapa jenis alat, reagensiadan spesimen
memerlukan perawatan dan penyimpanan pada suhu tertentu dan tetap,
Idealnya selain sumber listrik PLN, disediakan cadangan sumber listrik dari
generato rmengingat laboratorium rumah sakit harus dapat memberikan
pelayanan selama 24 jam dan voltage yang stabil dan dapat dimonitor setiap
harinya selain PLN, RS Yadika Kebayoran Lama. Selain itu di Laboratorium
Patologi Klinik RS Yadika Kebayoran Lama juga tersedia UPS sesuai
dengan peralatan yang ada.

3. Pencahayaan

Penerangan harus cukup untuk identifikasi (5wattperM2)

No NamaRuangan Bidang kerja Pencahayaan


1 Pengambilan sampel Pengambilan dan penerimaan 72watt
specimen
2 Pemeriksaan spesimen Pengambilan dan 72 watt
pemeriksaan specimen

11
3 Kamar mandi Pengambilan specimen urin 36 watt
dan faeces
4 Loket administrasi Membaca, menulis, mengetik 72watt
dan pengarsipan

4. Tempat penyimpanan bahan–bahanmudah terbakardanreagen

Laboratorium Patologi Klinik RS Yadika Kebayoran Lama dalam


melakukan penyimpanan penyimpanan bahan–bahan yang mudah terbakar
disimpan di lemari khusus dilengkapi dengan stiker, penyimpanan bahan
reagen (lemari pendingin)
5. Ventilasi

Untuk mendapatkan ventilasi yang baik Instalasi Laboratorium RS Yadika


Kebayoran Lama sesuai dengan syarat yang ditentukan yaitu 1/3x luas lantai

atau AC1 PK untuk ruangan seluas 34 m2. Halini perlu juga ditunjang
dengan pemantauan suhu ruangan tiap hari memakai alat thermohygrometer.
6. Area pencucian alat dan tempat pembuangan sisa bahan pemeriksaan
(wastedisposal)
7. Peralatan Kesehatan (terlampir)
Dibawah ini merupakan daftar standar fasilitas yang dimiliki oleh laboratorium RS
Yadika Kebayoran Lama.
1. Daftar alat kesehatan
NO NAMA ALAT JUMLAH FUNGSI KET
1 Mindray BS-120 1 Kimia Klinik Baik
2 Mindray BC-3000 Plus 1 Hematologi
Analyzer Baik
3 Hematokrit Centrifuge 1 Centifudge Kurang Baik
Hematokrit
4 Bilirubin Meter 1 Membaca Baik
Bilirubin Bayi
5 Accu-Check 1 Gula Darah Baik
6 Centrifuge 1 Sentrifugasi Baik

12
7 Mikropipet5ul 1 Pemipetan Baik
8 Mikropipet10ul 1 Pemipetan Baik
9 Mikropipet50ul 1 Pemipetan Baik
10 Mikropipet100ul 1 Pemipetan Baik
11 Mikropipet1000ul 1 Pemipetan Baik
12 Mikroskop 1 Pemeriksaan Baik
13 Rak pengecatan 1 Sediaan
Mewarnai Baik
14 Pipet Wintrobe 1 sediaan
Laju Endap Baik
15 Rotator 1 Darah
Homogenisasi Baik
16 Tourniquete 3 Membendung Baik
Vena

2. ATK dan fasilitas Lain

NO NAMA ALAT JUMLAH

1 Meja kerja laboratorium / Meja pemeriksaan 1


2 Kotak sampling 1
3 Lemari es 1
4 Lemari bahan kimia 1
5 Lemari arsip 1
6 Coolbox 1
7 Rak hasil 1
8 Komputer 2
9 Meja computer 1
10 AC 2
11 Telepon 1
12 Stabilizer 1
13 Meja Administrasi 1
14 Kursi Administrasi 1
15 Sofa sampling 1
16 Bed Sampling 1
17 Meja Sampling 1
18 Lampu baca 1

13
19 Formulir Pemeriksaan / Hasil Laboratorium 1
20 Jam Dinding 1
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Jas Laboratorium
Sesuai jumlah
2 Masker petugas

3. Alat 3 Sarung Tangan Dispossible Pelindung


Diri

14
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Pelayanan Laboratorium di RS Yadika Kebayoran Lama Bambu melayani pemeriksaan


24 jam danmemiliki beberapapersyaratanpelayanandiantaranya:
1. Persyaratan Umum:
Pasien sudah terdaftar disistem Rekam Medik Rumah Sakit Permata Bekasi sesuai
dengan jaminan masing-masing.
2. Persyaratan Khusus:
Sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akandilakukan, sepertipuasa, tidak minum obat-
obatan sebelum pemeriksaan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan urin lengkap.
A. Pendaftaran dan pencatatan
1. JenisFormulir
■ Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium, memuat:
 Identitas Dokter Pengirim
 Identitas Pasien
 Jenis Pemeriksaan yang diperiksa
 Diagnosa
 Tanggal Permintaan Pemeriksaan
 TandaTangan Dokter Pengirim
■ Formulir Hasil Pemeriksaan Laboratorium,memuat:
 Identitas Dokter Pengirim
 Identitas Pasien
 Hasil Pemeriksaan

15
 Nilai Normal
 Tanggal dan Jam Pemeriksaan
 Tanggal dan Cetak Hasil Pemeriksaan
 Tanda Tangan Pemeriksaan
2. Pemeriksaan, pencatatan dan pembuatan laporan hasil pemeriksaan
1. Untuk hasil pemeriksaan yang masuk dalam kategori ambang kritis (terlampir)
dikonsulkan kepada Dokter Spesialis Patologi Klinik sebelum dikeluarkan
2. Hasil pemeriksaan didistribusikan kepada dokter pengirim
3. Copy hasil pemeriksaan laboratorium,formulir permintaan pemeriksaan dan
bukti transaksi diarsipkan.
4. Arsip dapat berupa file computer atau berkas (hardcopy).
5. Arsip yang berupa berkas disimpan diruangan Laboratorium selama 1 bulan
kemudian disimpan di gudang arsip selama 1 tahun.
B. Pengambilan danPengelolaan Spesimen
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan spesimen, antara lain:
1. Pemberian identitas
Pemberian identita spasien dan atau specimen merupakan hal yang penting, baik
pada saat pengisisan surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisisan label wadah specimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan
Pada surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat
secara lengkap
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan
c. Identitas pasien (nama, alamat, jenis kelamin, alamat) atau identitas specimen
d. Identitas pengirim (nama, alamat, nomortelepon)
e. Diagnosis / keterangan klinik
f. Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian
g. Jenis spesimen
h. Lokasi pengambilan specimen
i. Volume spesimen
j. Pemeriksaan laboratorium yang diminta

16
k. Nama pengambil specimen
l. Transport media/pengawet yangdigunakan
Label wadah specimen yang akan dikirim kelaboratorium harus memuat:
a. Tanggal pengambilan specimen
b.Identitas pasien atau identitas specimen
c. Jenisspesimen
Label wadah specimen yang diambil dilaboratorium harus memuat:
a. Tanggal pengambilan specimen
b. Nomor/kode specimen
c. Nama pasien
Formulir harus memuat:

a. tanggal pemeriksaan
b.Identitas pasien (nama,umur, jenis kelamin, alamat) atau
identitas spesimen
c. Nomor / kode laboratorium
d.Hasil pemeriksaan Satuan nilai hasil pemeriksaan
e. Nilai rentang parameter
f. Keterangan lain yang dianggap perlu,misal:
o Penjelasan mengenai persiapan pasien yang tidak mungkin
dilaksanakan
o Penjelasan hasil pemeriksaan hanya berlaku untuk specimen
tersebut
g. Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
h. Tanda tangan penanggung jawab laboratorium

Hal yang perlu dihindari pada waktu pemberian identitas dapat terjadi
kekeliruan , terutama pada laboratorium dengan jumlah pasien atau spesimen yang
banyak
II. Penerimaan spesimen
Bagian penerimaan specimen harus memeriksa kesesuaian antar specimen yang
diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan dan mencatat kondisi specimen
tersebut pada saat diterima.

17
Hal-hal yang perlu dicatat yaitu : volume, warna, kekeruhan, bau, konsistensi dll
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak. Dalam
keadaan specimen yang diterima tidak dapat ditolak (dikirim melalui pos) maka
perlu dicatat dalam buku penerimaan specimen dan formulir hasil pemeriksaan
III. Pengambilan specimen
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Waktu pengambilan
Pada umum nya pengambilan specimen dilakukan pada waktu pagi hari, terutama
untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan imunologi karena umum nya
nilai normal berdasarkan nilai pada pagi hari. Namun ada beberapa pemeriksaan
penyakit dan fluktuasi harian, misalnya:
- Demam tifoid
Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik dilakukan pada minggu I atau II
sakit, sedangkan biakan urin atau tinja dilakukan pada minggu II atau III Untuk
pemeriksaan widal dilakukan pada fase akut atau penyembuhan
Diikutisecaraserial
b. Volume spesimen

Volume specimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan


laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa. Volume
specimen yang dibutuhkan beberapa pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran…..
c. Cara pengambilan specimen
Pengambilan specimen harus dilaksanakan oleh tenaga yang terampil dengan
cara yang benar, agar specimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya
d. Lokasi pengambilan specimen
Sebelum pengambilan spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi
pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta,
misalnya:
- Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan darah vena umumnya
diambil dari Vena cubiti daerah siku.
- Spesimen darah arteri umumnya diambil dar iA. Radialis dipergelangan
tangan. Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tangan III atau IV

18
bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping
telinga pada bayi
e. Peralatan untuk pengambilan specimen
Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
- Bersih
- Kering
- Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen
- Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada specimen
- Mudah dicuci dari bekas specimen sebelumnya
- Pengambilan specimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan
peralatan yang steril, sedangkan pengambilan specimen yang bersifat invasif
harus menggunakan peralatan yang steril dan sekali pakai buang

IV. Wadah specimen


Wadah specimen harus memenuhi syarat:
- Terbuat dari gelas atau plastic
- Tidak bocor atau tidak merembes
- Harus dapatditutup rapatdengantutupberulir
- Besarwadahdisesuaikandenganvolume specimen
- Bersih
- Kering
- Tidak mempengaruhi sifat-sifat dalam specimen
- Untuk pemeriksaan zat dalam specimen yang mudah rusak atau terurai karena
pengaruh sinar matahari, maka perlu digunakan botol berwarna coklat (aktinis)
- Untuk wadah specimen urin, sputum, tinja sebaiknya menggunakan wadah yang
bermulut lebar.
V. Antikoagulan dan pengawet specimen
- Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah sampel
darah beku.
- Pengawetadalahzatkimiayangditambahkankedalamsampelagaranalityangakan
diperiksa dapatdipertahankankondisi danjumlahnyauntukkurunwaktutertentu.

19
- Beberapaspesimenmemerlukanbahantambahanberupabahanpengawetatauanti
koagulan.
- Kesalahandalampemberianbahantambahantersebutdapatmempengaruhihasil
pemeriksaan. Bahan tambahanyang dipakai harus memenuhi persyaratan
yaitu tidak mengganggu atau mengubahkadarzatyangakandiperiksa.
VI. Pengolahan specimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.Pengolahan
specimen antara lain sentrifugasi, dekstruksi, homogenisasi dsb. Pengetahuan
mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena pengolahan yang kurang
baik akan mempengaruhi kualitas specimen yang selanjutnya akan mempengaruhi
pula hasil pemeriksaan.
VII. Penyimpanan dan pengiriman specimen
1. Penyimpanan
- Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena stabilitas
specimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
specimen antara lain:
a. Terjadikontaminasi olehkumandanbahankimia
b. Terjadimetabolismolehsel-sel hiduppadaspecimen
c. Terjadi penguapan
d. Pengaruh suhu
e. Terkena paparan sinar matahari
Beberapa specimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperlihatkan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
2. Pengiriman
Spesimen yang akan dikirim kelaboratorium lain (dirujuk), sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang relative stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan
pengiriman specimen antara lain:
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas specimen
b. Tidak terkena sinar matahari langsung
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan biodata pasien seperti nama, tanggal lahir,

20
nomor RM dan sebagainya
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
C. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan di RS Yadika Kebayoran lama
a. Pemeriksaan Hematologi
b. Pemeriksaan Kimia darah
c. Pemeriksaan Hemostasis
d. PemeriksaanSero–Imunologi
e. PemeriksaanUrinalisis
f. PemeriksaanTinja
Dibawah ini adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan kelompok
pemeriksaan dan standar waktu pemeriksaannya

21
JENIS PEMERIKSAAN STANDAR
WAKTU

HEMATOLOGI

A. Hematologi Rutin
JENIS PEMERIKSAAN STANDAR
WAKTU
1. Hemoglobin 45menit
JENIS PEMERIKSAAN STANDAR
2. Jumlahleukosit WAKTU45 Menit
3. C.Jumlaheritrosit
Urinalisis 45menit
1. Urine Lengkap 30 menit
4. Jumlahtrombosit 45menit
2. HCG – Test
5. Hitungjenis 30 Menit 60menit
Kehamilan
6. Hematokrit 45menit
3. Narkoba 45menit
7. LajuEndapDarah(LED) 90menit
D. Faeces
8. DarahLengkap 90menit
13. Faeces Lengkap 35 menit
9. Jumlaheosinofil 60menit
14. Darah Samar 45 menit
10. IT Ratio 60menit
F. Serologi & Imunologi 45 menit
11. Golongandarah 60menit
1. Widal 45 menit
B. Kimia Klinik Darah
2. HBsAg 45 menit
1. Albumin 45 menit

2. Total Protein 45 menit

3. Uric Acid 45 menit

4. Ureum 45 menit

5. Creatinin 45 menit

6. SGOT 45 menit

7. SGPT 45 menit

8. Glukosa 45 menit

9. Bilirubin Total 45 menit

10. Bilirubun Direct 45 menit

11. Bilirubin Indirect 45 menit

12. Cholesterol Lengkap :


- Cholesterol
- HDL- Cholesterol 22 45 menit
- LDL – Cholesterol
- Trigliseride
D. Alur pelayanan
1. Alur pelayanan dari Instalasi Rawat Inap
2. Alur pelayanan dari Instalasi Rawat Jalan
3. Alur pelayanan dari Instalasi Gawat Darurat
4. Alur pelayanan pemeriksaan Cito
5. Alur pemeriksaan rujukan

1. Alur Pelayanan dari Instalasi Rawat Inap

Dokter Memberikan Instruksi Pemeriksaan

23
Perawat Mengimput permintaan pemeriksaan dengan data yang lengkap
Perawat Mengkonfirmasi Kepada Petugas Laboratorium

Petugas Laboratorium Mengambil Sampel lalu melakukan verifikasi hasil

Petugas Laboratorium mencetak hasil dan mengantarkan ke perawat

2. Alur pelayanan dari Instalasi Rawat Jalan

Dokter Memberikan Instruksi Pemeriksaan

24
Perawat Mengimput permintaan pemeriksaan dengan data yang lengkap dan memberikan form pemeriksaan kepada pasien
Pasien datang kelaboratorium dengan membawa form pemeriksaan

Petugas Laboratorium Mengambil Sampel dan mengimput data pasien di system komputer

Petugas Laboratorium melakukan pemeriksaan

Petugas Laboratorium mencetak hasil dan memberikan kepada pasien

Pasien kembali ke dokter yang bersangkutan untuk membacakan hasil laboratorium

3. Alur pelayanan dari Instalasi Gawat Darurat

Dokter Memberikan Instruksi Pemeriksaan

25
Perawat IGD menelpon laboratorium
Petugas laboratorium Mengambil form pemeriksaan yang di isi oleh dokter yang bertugas di IGD

melakukan pencocokan data paseien dengan form yang di berikan dokter jaga IGD dan pengangambilan Sampel mengimput data

mengimput data pasien di system komputer

Petugas Laboratorium melakukan pemeriksaan

Petugas Laboratorium mencetak hasil dan memberikan kepada dokter IGD

4. Alur pelayanan pemeriksaan Cito

Pasien Ke laboratorium membawa formulir pemeriksaan

26

Petugas Laboratorium mendatarkan pasien lewat system pada komputer dan membuatkan biling harga
Pasien membayarkan tagihan ke kasir lalu kembali ke laboratorium membawa bukti pembayaran

Petugas laboratorium melakukan pengambilan sampel

Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan dan verifikasi terhadap hasil pasien

Petugas Laboratorium mengonirmasi kepada pasien hasil pemeriksaa telah selesai

Pasien mengambil hasil pemeriksaan ke instansi laboratorium

5. Alur pemeriksaan rujukan

Pasien Ke laboratorium membawa formulir pemeriksaan dari dokter

27

Petugas Laboratorium mendatarkan pasien lewat system pada komputer dan membuatkan biling harga
Pasien membayarkan tagihan ke kasir lalu kembali ke laboratorium membawa bukti pembayaran

Petugas laboratorium melakukan pengambilan sampel

Petugas laboratorium mengkonfirmasi kepada pihak lab rujukan

Petugas laboratorium menyiapkan sampel yang akan dirujuk dan melakukan pengiriman sampel

ugas Laboratorium mengkonirmasi kepada pasien hasil pemeriksaa telah


Pasien selesai hasil pemeriksaan ke instansi laboratorium
mengambil

E. Waktu Pelayanan
o Penerimaan specimen diInstalasi Laboratorium untuk pasie nrawat jalan dilakukan 24
jam sehari, 7 hari dalam seminggu.

28
o Pengambilan sampling untuk rawat inap dilakukan sesuai waktu sampling yang telah
ditetapkan, kecuali untuk pasien IGD, ICU dan permintaan CITO.
F. Nilai Rujukan
Nilai rujukan yang dipakai diambil dari SIunits “TABEL KONVERSI SISTEM
SATUAN KONVENSIONAL DAN NILAI RUJUKAN DEWASA ANAK PARAMETER
LABORATORIUM KLINIK”, diterbitkan oleh PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS
PATOLOGI KLINIK INDONESIA CABANG JAKARTA , cetakan pertama, Oktober 2004
dan Reference Ranges for Adult sang Children Pre-Analyticl Considerations, diterbitkan
oleh PT Roche, cetakan, maret 2008 (terlampir)
G.. Pengelolaan limbah
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang
berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan
dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
1. Sumber sifat dan bentuk limbah
Limbah laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber :
a. Bahan baku yang sudah kadaluarsa
b. Bahanhabispakai(misalnyamedium perbenihanyangtidakterpakai)
c. Produkprosesdidalamlaboratorium (misalnya sisaspecimen)
d. Produkupayapenanganan limbah(misalnyajarum suntiksekali
pakaisetelahdiotoklaf)
Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah yang digolongkan
menjadi:
a. Buangan bahan berbahaya dan beracun
b. Limbah infektif
c. Limbah radioaktif
d. Limbah umum

Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri dan diberi lebel sesuai peraturan
yang ada Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:
a. Limbah cair
Pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas pencucian alat, sisa
specimen (darah dan cairan tubuh)

29
b. Limbah padat
Peralatan habis pakai seperti alatsuntik, sarung tangan,kapas, wadah
specimen, kemasan ragen, sisa specimen (ekskreta) dan medium pembiakan
c. Limbahgas
Dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilenoksida atau
thermometer yang pecah (uap air raksa)

2. Penanganan dan penampungan


a. Penanganan
Prinsip pengolahan limbah adalah: pemisahan dan pengurangan volume.
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah-pilah dan mengurangi
keseluruhan volume limbah secara terus menerus
b. Penampungan
Harus diperhatikan saran penampungan limbah harus memadai, diletakkan
pada tempat yang pas, aman dan hygienis Pemadatan adalah cara yang
efisien dalam penyimpanan limbah yang bias dibuang, namun pemadatan
tidak boleh dilakukan untuk limbah yang infeksius dan limbah benda tajam
c. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang
adalah dengan cara menggunakan kantong berkode (umumnya
menggunakan kode warna) namun penggunaan kode tersebut biasanya
dipakai untuk kantong linen biasa, linen kotor dan linen terinfeksi dirumah
sakit dan tempat-tempat perawatan
d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah
Keberhasilan pemisahan limbah tergantung kepada kesadaran, prosedur
yang jelas serta ketrampilan semua petugas Rumah Sakit

Berikut dibawah ini Tabel warna yang di sarankan untuk limbah klinis
No Warna kantong Jenis Limbah

30
1 Hitam Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan
untuk menyimpan atau mengangkut limbah
klinis

2 Kuning Semua jenis limbah yang akan dibakar

3 Kuning dengan striphitam Jeni slimbah yang sebaiknya dibakar tetapi


bisa juga dibuangd i sanitary landfill bila
dilakukan pengumpulan terpisah dan
pengaturan pembuangan

4 Biru muda atau transparan dengan Limbah untuk auto claving (pengolahan
sejenis) sebelum pembuangan akhir
strip biru tua

e. Limbah infeksi
Semua limbah infeksi harus diolah dengan cara disinfektan, dekontaminasi,
sterilisasi dan insinerasi
Insinerasi adalah metoda yang berguna untuk membuang limbah
laboratorium (cair/padat), sebelum atau sesudah diautoklaf dengan
membakar limbah tersebut dalam alat insinerasi (incinerator). Limbah padat
harus dikumpulkan dalam kotak limbah yang tutupnya dapat dibuka dengan
kaki dan sebelah dalamnya dilapisi kantong kertas atau plastik. Kantong
harus diikat dengan selotip sebelum diangkat dari dalam kotak

H. Laporan hasil dan arsip


Pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam perencanaan,
pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan
laboratorium. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena
kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam
menetapkan suatu tindakan.

1. Pencatatan
Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya
Ada 4 jenis pencatatan, yaitu:

31
a. Pencatatan kegiatan pelayanan
b. Pencatatan keuangan
c. Pencatatan logistic
d. Pencatatan kepegawaian
e. Pencatatan kegiatan lainnya, seperti pemantapan mutu internal, keamanan
laboratorium dll
Pencatatankegiatanpelayanandapatdilakukandengan membuatbukusebagaiberikut:
a. Buku register penerimaan specimen terdapat diloket berisi data pasien
(nama, umur, alamat, jenis kelamin dll)
b. Buku register besar / induk berisi data-data pasien secara lengkap serta
hasil pemeriksaan specimen
c. Buku register / catatan kerja harian
- Data masing-masing pemeriksaan
- Data rekapitulasi jumlah pasien dan spesimen
d. Buku register pemeriksaan rujukan
e. Buku ekspedisi dari ruangan / rujukan
f. Buku komunikasi pertukaran petugas (shift)
g. Buku register perawatan / kerusakan
h. Buku stok alat, reagen
i. Buku catatan kalibrasi
j. Buku absensi
2. Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari:
a. Laporan kegiatan rutin harian / bulanan / triwulan / tahunan
b. Laporan khusus (misalnya KLB, HIV, NAPZA dll)
c. Laporan hasil pemeriksaan
- Tanggung jawab manajemen untuk membuat format hasil:
Manajemen laboratorium harus membuat format laporan hasil
pemeriksaan. Format laporan dan cara mengkomunikasikannya
kepada pemakai harus ditentukan dengan mendiskusikannya dengan
pengguna jasa laboratorium.

32
- Penyerahan hasil tepat waktu
Manajemen laboratorium ikut bertanggung jawab atas diterimanya
hasil pemeriksaan kepada orang yang sesuai dengan waktu yang
disepakati
- Komponen laporan hasil pemeriksaan
Hasil harus dapat dibaca tanpa kesalahan dalam tulisan, dan dilaporkan
kepada orang yang diberi wewenang untuk menerima dan
menggunakan informasi medis.
Laporan setidaknya harus mencakup hal-hal berikut:
1. Identifikasi dari pemeriksaan yang jelas dan tidak ragu-ragu, termasuk
prosedur pengukuran bila perlu
2. Identifikasi laboratorium yang menerbitkan laporan
3. Identifikasi khas dan bila mungkin lokasi pasien serta tujuan dari laporan
4. Nama atau identitas khas lain
3. Penyimpanan dokumen (pengarsipan)
Setiap laboratorium harus menyimpan dokumen-dokumen tersebut dibawah ini:
1. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium
2. Hasil pemeriksaan laboratorium
3. Surat permintaan dan hasil rujukan
Prinsip penyimpanan dokumen:
1. Semua dokumen yang disimpan harus asli dan harus ada bukti verifikasi
pada dokumen dengan tanda tangan oleh penanggung jawab laboratorium
(hardcopy)
2. Berkas laboratorium disimpan selama 5 tahun. Untuk kasus-kasus khusus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Berkas anak-anak harus disimpan hingga batas usia tertentu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
4. Berkas laboratorium dengan kelainan jiwa disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
5. Untuk memudahkan penelusuran pada kasus-kasus tertentu misalnya
dipakai sebagai barang bukti / medicolegal. Salinan atau berkas hasil yang

33
dilaporkan harus disimpan sedemikian sehingga mudah ditemukan kembali
.Lamanya waktu penyimpanan dapat beragam, tetapi hasil yang telah
dilaporkan harus dapat ditemukan kembali sesuai kepentingan medis atau
sebagaimana dipersyaratkan oleh persyaratan nasional, regional atau
setempat
Sebelum dimusnahkan, ambil informasi-informasi yang utama terlebih
dahulu, pada pelaksanaan pemusnahan harus ada berita acara sesuai prosedur
yang berlaku, yang berisi:
1. Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan
2. Penanggung jawab / otorisasi pemusnahan dokumen

I. Pemeliharaan dan kalibrasi alat


1. Pemeliharaan alat
Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang disediakan
oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan tersebut
padaumumnya memuat cara operasional dan hal-hal yang harus diperhatikan. Cara
penggunaan atau cara pengoperasian masing masing jenis peralatan laboratorium
harus ditulis dalam instruksi kerja. Pada setiap peralatan juga harus dilakukan
pemeliharaan sesuai dengan petunjuk penggunaan, yaitu semua kegiatan yang
dilakukan agar diperoleh kondisi yang optimal, dapat beroperasi dengan baik dan
tidak terjadi kerusakan. Kegiatan tersebut harus dilakukan secara rutin untuk semua
jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi, peningkatan keamanan
kerja, pencegahan produksi yang tiba-tiba berhenti, penekanan waktu luang bagi
tenaga pelaksana serta penurunan biaya perbaikan. Setiap alat harus mempunyai kartu
pemeliharaan yang diletakkan pada atau didekat alat tersebut yang mencatat setiap
tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan–kelainan yang ditemukan. Bila
ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada penanggung
jawab alat untuk dilakukan perbaikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada diperhatikan pada pemakaian peralatan:
1. Persyaratankecukupanperalatan
2. Persyaratankemampuanalat

34
3. Penandaan peralatan
4. Log alat
5. Persyaratan pengoperasian alat
6. Jaminan keamanan kerja alat
7. Penanganan terhadap alat yang rusak
8. Pemindahan alat
9. Pemutahiran hasil koreksi kalibrasi
10. Pencegahan terhadap perlakuan orang tidak berwenang
Pemeliharaan peralatan dan prasarana lainnya diInstalasi Laboratorium berpedoman
pada ProgramK-3
Rumah Sakit, pemeliharaan terdiri dari :
oPemeliharaan rutin yang dilakukan oleh petugas laboratorium
oPemeliharaan yang dilakukan oleh petugas IPSRS dan atau pihak ketiga untuk
kalibrasi peralatan
oJadwal pemeliharaan peralatan dan prasarana lainnya diInstalasi Laboratorium
(terlampir)
oEvaluasi terhadap pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan prasarana
dilakukan setiap 1 tahun.
2. Kalibrasi peralatan
o Kalibrasi peralatan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan
laboratorium yang terpercaya menjamin penampilan hasil pemeriksaan.
o Kalibrasi peralatan dilakukan pada saat awal, ketika alat baru diinstall dan
diuji fungsi, dan selanjutnya dilakukan secara berkala sesuai instruksi pabrik.
o Kalibrasi peralatan dapat dilakukan oleh teknisi penjual alat, petugas
laboratorium yang memiliki kompetensi dan pernah dilatih, atau oleh institusi
yang berwenang.
o Kalibrasi serta fungsi peralatan dan system analit secara berkala harus dipantau
dan dibuktikan memenuhi syarat / sesuai standar laboratorium harus mempunyai
dokumentasi untuk pemeliharaan, tindakan pencegahan sesuai rekomendasi
pabrik pembuat. Semua intruksi pabrik untuk penggunaan dan pemeliharaan alat
harus sepenuhnya dipenuhi.

35
J. Trouble shooting
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidak cocokan hasil, tidak
berfungsi nya alat atau kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin disebabkan oleh
karena adanya gangguan pada peralatan.Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah
(troubleshooting).
Trouble shooting adalah proses atau kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya
penampilan alat yang tidak memuaskan, dan memilih cara penanganan yang benar
untuk mengatasinya. Makin canggih suatu alat, akan makin kompleks permasalahan yang
mungkin terjadi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila terjadi permasalahan pada
peralatan:
1. Tetaplah tenang dan berpikirlah jernih
2. Pastikan masalahnya. Jangan membuat asumsi tentang kemungkinan permasalahan.
3. Jika penanganan sederhana gagal, mintalah bantuan atasan atau menghubungi
rekanan alat untuk menanyakan masalah tersebut
4. Tempelkan label bahwa alat rusak
5. Catatlah semua tindakan / upaya perbaikan pada catatan khusus.

BAB V

LOGISTIK

36
A. Pengertian
Logistik dilaboratorium adalah penyediaan bahan-bahan habis pakai yang meliputi:
reagen, standar, bahan kontrol, air dan media yang dibutuhkan untuk pelayanan di
laboratorium. dalam suatu reaksi untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa dan
menghasilkan zat lain.
Macam bahan laboratorium:
1. Reagen adalah zat kimia yang digunakan
2. Standaradalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan diperoleh
dengan cara penimbangan.
3. Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan - hari.
4. Air merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan di laboratorium
tetapi air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan, oleh
karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti bahan lain
yang digunakan dalam analisis.
5. Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba.

B. Dasar Pemilihan
Pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium yang akan dipergunakan harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas
yang tinggi.
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis)
9. Pemasok / vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan

37
11. Pelayanan purna jual
12. Terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di DitjenYanfar dan
Alkes Depkes.
C. Pengadaan
Pengadaan bahan habis pakai, obat-obatan dan reagensia dilaksanakan
melalui Instalasi Farmasi. Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1) Tingkat persediaan
Pada umum nya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan
yaitu persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
deplog.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-
bahan yang dibutuhkan atau yang bersifat indent.
Buffer stok adalah stok penyangga kekurangan reagen dilaboratorium
Reserve stok adalah cadangan reagen / sisa
2) Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian selama 3 hari.Jumlah pemakaian rata-rata dalam satu bulan perlu
dicatat.
3) Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima
dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang bersifat indent.
Pengontrolan pemakaian bahan habis pakai dan reagensia dilakukan dengan
cara pemotongan stok melalui komputer pertransaksi dan dikontrol setiap hari
oleh Kapel Laboratorium secara periodik melalui kegiatan stok opname yang
dilakukan 1 kali setiap triwulan.
Reagensia yang digunakan adalah reagensia siap pakai. Pemusnahan reagensia
laboratorium yang rusak dan kadaluarsa harus dilaporkan kepada Instalasi Farmasi
rumah sakit.

38
D. Penyimpanan
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan:
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu/kelembaban
4. Sirkulasi udara
5. Incompatibility / bahan kimia yang tidak boleh bercampur
Hal-halkhusus yangharusdiperhatikanpadareagenjadi:
1. Tutup lah botol waktu penyimpanan
2. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
3. Beberapa reagen ada yang harus disimpan dalam botol berwarna gelap
4. Beberapa reagen tidak boeh diletakkan dibagian bawah / lantai dengan label
tanda bahaya
5. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan, tanggal kadaluarsa, tanggal
wadah reagen dibuka, jumlah reagen yang diambil dan jumlah reagen sisa serta
paraf tenaga pemeriksa yang menggunakan.

BAB VI
KESELAMATAN PAISEN

39
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah yang utama. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa
laboratorium hendaknya menjamin bahwa keselamatan dan kepentingan pasien selalu
menjadi pertimbangan utama dan diletakkan lebih tinggi. Disamping Itu, laboratorium
hendaknya memperlakukan semua pasien secara adil dan tanpa diskriminasi
Prinsipnya dalam melakukan segala sesuatu hendaknya dilakukan dengan tingkah laku
yang baik dan benar.
B. Tujuan
1. Agar dalam melakukan kegiatan dilaboratorium, senantiasa mengedepankan tata dan
etika laboratorium medic (klinik), sehingga menghasilkan personal yang profesional
yang terikat dengan kode etik sesuai profesi.
2. Agar petugas laboratorium mempunyai tanggung jawab untuk tidak mengikatkan diri
dalam praktek yang dilarang oleh hukum dan hendaknya menegakkan reputasi
profesinya.
C. Tata laksana keselamatan pasien
Ruang lingkup keselamatan pasien
1. Pelayanan laboratoriummedik yang pada hakikatnya adalah bagian dari perawatan
pasien (patientcare).
2. Perlunya dicakup tahapan pradan pasca pemeriksaan.
3. Keharusan pengaturan keselamatan (safety) Rumah Sakit dan etika (ethics).
dilaboratorium meliputi :
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan didalam etika laboratorium klinik / medik
yang antara lain:
1. Melakukan asesmen dan identifikasi resiko yang ada di Instalasi
Laboratorium
2. Pengumpulan Informasi
a. Laboratorium hendaknya mengumpulkan informasi yang memadai dan
melakukan proses identifikasi pasien secara tepat dan benar, tetapi hendaknya
tidak mengumpulkan informasi pribadi yang tidak perlu.

40
b. Keselamatan staf dan pasien merupakan sesuatu yang utama bila
kemungkinan terdapat penyakit menular.

3. Pengambilan Sampel
a. Semua prosedur yang dilakukan pada pasien memerlukan persetujuan pasien.
b. Dalam situasi darurat, persetujuan dapat menjadi tidak mungkin dan dalam
keadaan tersebut dapat dilakukan prosedur yang diperlukan, asalkan
merupakan yang terbaik bagi pasien.
c. Privasi yang layak selama pengambilan sampel hendaknya tersedia dan sesuai
dengan jenis sampel primer yang sedang dikumpulkan sertain formasi yang
diminta.
d. Jika sampel diterima laboratorium dalam kondisi yang tidak sesuai dengan
pemeriksaan yang diminta, hendaknya dibuang dan dokter perujuk diberitahu.

4. KinerjaPemeriksaan
a. Semua pemeriksaan laboratorium hendaknya dilakukan menurut standar yang
tepat dan dengan tingkat keahlian dan kompetensi profesi yang diharapkan.
b. Segala bentuk pemalsuan hasil sama sekali tidak dapat diterima.
c. Dalam situasi dimana ahli patologi atau laboratorium dapat menentukan
volume pekerjaan untuk pemeriksaan yang diminta (misalnya jumlah blok
yang dapat dipotong dari spesimen histologi), pemilihan hendaknya yang
paling layak untuk situasi tersebut.
5. Pelaporan Hasil
a. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diberikan ke pasien adalah bersifat
rahasia kecuali jika pengungkapan hal tersebut disetujui pasien atau
dipersyaratkan oleh peraturan perundangan.
b. Keputusan yang berkenaan dengan pernyataan persetujuan mengenai pelaporan
hasil kepihak lain (misalnya: praktisi konsultan dimana pasien tersebut dirujuk)
hendaknya dilakukan dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan tata
cara setempat.

41
c. Laboratorium mempunyai tanggung jawab tambahan untuk menjamin,
sejauh mungkin, pemeriksaan diinterpretasikan dengan benar dan digunakan
untuk kepentingan terbaik pasien.
6. Penyimpanan dan Retensi Rekaman Medik
a. Laboratorium hendaknya menjamin bahwa informasi disimpan sedemikian
hingga terdapat perlindungan yang layak terhadap kehilangan, akses oleh yang
tidak berwenang,dan penyalahgunaan lainnya.
b. Retensi rekaman medik dapat diatur dengan berbagai persyaratan wajib atau
perundang - undangan dalam negara yang berbeda dan persyaratan tersebut
perlu dipertimbangkan bersama dengan lembaga profesional yang relevan.
Perhatian yang berkaitan dengan liabilitas hukum untuk jenis prosedur tertentu
(misalnya pemeriksaan histologi) dapat mempersyaratkan retensi rekaman
bahan tertentu untuk periode yang lebih panjang dari pada rekaman atau
sampel lainnya.
7. Akses ke Rekaman Laboratorium Medik
Pada prinsipnya , tata cara akses antara satu negara dengan negara lainnya belum
tentu sama. Pada kebanyakan negara, akses pada umumnya tersedia untuk:
a. orang yang meminta pemeriksaan
b. staf laboratorium, jika diperlukan
c. individu berwenang lainnya
Laboratorium hendaknya mengembangkan protokol yang ditujukan untuk
menangani permintaan yang berbeda sesuai dengan hukum dan tata cara setempat.
8. Akses ke Rekanan Laboratorium perwilayah
Pemeriksaan kerekanan dilakukan jika pemeriksaan sudah diatas kemampuan
minimal pelayanan laboratorium yang telah ditentukan, pada umumnya tersedia
untuk:
a. Rujukan sampel
b. Rujukan tenaga
c. Rujukanalat
Laboratorium rujukan harus melakukan pemeriksaan dan mengirimkan hasilnya
rangkap 2(dua) kepada laboratorium pengirim / yang melakukan rujukan.

42
9. Penggunaan Sampel untukTujuan Pemeriksaan Selain yang Diminta
a. Penggunaan sampel tanpa persetujuan untuk kegunaan selain dari pada yang
diminta hendaknya hanya terjadi jika residu sampeldibuat tidak dikenal dan
dengan mempertimbangkan implikasi hukum.
b. Aturan nasional,regional atau lokal yang relevan dan persyaratan komite etika
hendaknya diperhatikan.
10. Pengaturan Keuangan
a. Laboratorium medik hendaknya tidak masuk ke dalam pengaturan finansial
dengan praktisi perujuk atau lembaga pembiayaan dimana pengaturan tersebut
berlaku sebagai bujukan bagi pemeriksaan rujukan atau pasien atau
penghubung dengan penilaian independen dari dokter mengenai apa yang
terbaik bagi pasien.
b. Bila memungkinkan, ruangan yang digunakan untuk pengumpulan sampel
primer hendaknya benar-benar bebas dan terpisah dari ruangan praktisi
perujuk, tetapi bila hal ini tidak mungkin, pengaturan finansial dilakukan
sesuai dengan praktik umum komersial.
c. Laboratorium hendaknya mencoba menghindari situasi yang memungkinkan
timbulnya konflik kepentingan.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian dari

43
pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium dalam melakukan berbagai
tindakan dan kegiatan selalu berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia
maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen,
maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas
kepetugas lainnya, atau keluarganya dan kemasyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang
terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium
dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan
sehubungan dengan pekerjaan sesuai SPO, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik
menurut praktik laboratorium yang benar
A. Petugas/Tim K3 Laboratorium
Pengamanan kerja dilaboratorium pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap
petugas terutama yang berhubungan langsung dengan proses pengambilan spesimen,
bahan, reagen pemeriksaan. Untuk mengkoodinasikan, menginformasikan, memonitor
dan mengevaluasi pelaksanaan keamanan laboratorium, terutama untuk laboratorium
yang melakukan berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pada satusarana, diperlukan
suatuTim fungsional keamanan laboratorium.
Kepala Pelayanan Laboratorium adalah penanggungjawab tertinggi dalam
pelaksanaan K3 laboratorium.
Dalam pelaksanaannya Kepala Pelayanan Laboratorium dapat menunjuk seorang
petugas atau membentuktim K3laboratorium.
PetugasatautimK3 laboratorium mempunyai kewajiban merencanakan dan memantau
pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas laboratorium, mencakup:
a. Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala terhadap
metode/prosedur dan pelaksanaannya, bahan habis pakai dan peralatan kerja,
termasuk untuk kegiatan penelitian.
b. Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat menghindari
bahaya infeksi
c. Melakukan penyelidikan semua kecelakaan didalam laboratorium yang
memungkinkan terjadinya pelepasan/ kebocoran/ penyebaran bahan infeksi.
d. Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan dekontaminasi yang
telah dilakukan jika ada tumpahan/percikan bahan infeksi.

44
e. Memastikan bahwa tindakan desinfeksi telah dilakukan terhadap peralatan
laboratorium yang akan diservis atau diperbaiki.
f. Menyediakan kepustakaan/rujukan K3 yang sesuai dan informasi untuk petugas
laboratorium tentang perubahan prosedur, metode, petunjuk teknis dan pengenalan
pada alat baru.
g. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi petugas laboratorium
h. Memantau petugas laboratorium yang sakit atau absen yang mungkin
berhubungan dengan pekerjaan dilaboratorium dan melaporkannya pada pimpinan
laboratorium.
i. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infeksi dibuang secara aman
setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
j. Mengembangkan sistem pencatatan, yaitu tanda terima, pencatatan perjalanan dan
pembuangan bahan patogenik serta mengembangkan prosedur untuk
pemberitahuan kepada petugas laboratorium tentang adanya bahan infeksi yang
baru didalam laboratorium.
k. Memberitahu Kepala Pelayanan Laboratorium mengenai adanya
mikroorganisme yang harus dilaporkan kepada pejabat kesehatan setempat
ataupun nasional dan badan tertentu.
l. Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang timbul diluar jam kerja.
m. Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3 laboratorium bagi seluruh
petugas laboratorium
n. Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi dilaboratorium dan
melaporkan kepada Kepala Pelayanan laboratorium.
Setiap laboratorium sebaiknya membuat pokok-pokok K3 laboratorium yang penting
dan ditempatkan di lokasi yang mudah dibaca oleh setiap petugas laboratorium.

B. Kesehatan petugas laboratorium


Pada setiap calon petugas laboratorium harus dilakukan pemeriksaan kesehatan lengkap
termasuk foto toraks.
Keadaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan yang telah
ditentukan di laboratorium.

45
Untuk menjamin kesehatan para petugas laboratorium harus dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan foto toraks setiap tahun bagi petugas yang ekerja dengan bahan yang
diduga mengandung bakteri tuberculosis, sedangkan bagi petugas lainnya, foto
toraks dilakukan setiap 3 tahun.
b. Pemberian imunisasi Setiap laboratorium harus mempunyai program imunisasi,
terutama bagi petugas yang bekerja di laboratorium tingkat keamanan biologi 2, 3
dan 4 Vaksinasi yang diberikan:
- Vaksinasi HepatitisBuntuksemuapetugas laboratorim
- Vaksinasi Rubellauntukpetugas wanitausiareproduksi
Pada wanita hamil dilarang bekerja dengan TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus, Herper virus)
c. Perlindungan terhadap sinar ultra violet
Petugas laboratorium yang bekerja dengan sinar ultra violet harus menggunakan
pakaian pelindung khusus dan alat pelindung mata.
d. Pemantuan kesehatan.
e. Kesehatan setiap petugas laboratorium harus selalu dipantau, untuk itu setiap
petugas harus mempunyai Kartu Kesehatan yang selalu dibawa setiap saat dan
diperlihatkan kepada dokter bila petugas tersebut sakit. Minimal setiap tahun
dilaksanakan pemeriksaan kesehatan rutin termasuk pemeriksaan laboratorium.
f. Bila petugas laboratorium sakit lebih dari 3 hari tanpa keterangan yang jelas
tentang penyakitnya maka petugas yang bertanggung jawab terhadap K3
laboratorium harus melapor pada Kepala Pelayanan Laboratorium tentang
kemungkinan terjadinya pajanan yang diperoleh dari laboratorium dan
menyelidikinya Sarana dan prasarana K3 laboratorium umum yang perlu disiapkan
dilaboratorium adalah:
o Jas laboratorium (berkancing, lengan panjang dengan elastik pada
pergelangan tangan)
o Sarung tangan
o Masker
o Alas kaki / Sepatu tertutup

46
o Wastafel yang dilengkapi dengan sabun (skin desinfektan) dan air mengalir
o Pipetting dan alat bantu pipet.
o Kontainer khusus untuk insenerasi jarum,lanset.
o Pemancur air (emergency shower)
o Cabinet keamanan biologis kelas I atau II atau III (tergantung dari jenis
mikroorganisme yang ditangani dan diperiksa dilaboratorium) dapat dilihat
pada pedoman keamanan laboratorium mikrobiologi dan biomedis yang
dikeluarkan oleh Depkes.
C. Pengamanan pada keadaan darurat
a. Sistem tanda bahaya
b. Sistem evakuasi
c. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
d. Alat komunikasi darurat baik didalam maupun keluar laboratorium
e. Sistem informasi darurat
f. Pelatihan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat
g. Alat pemadam kebakaran
h. Nomor-nomor telp darurat (ambulan, pemadam kebakaran dan polisi) diruang
laboratorium

Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal-hal sebagai berikut:


a. Mencegah penyebaran bahan infeksi
b. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata
c. Mencegah infeksi melalui tusukan
d. Menggunakan pipet dan alat bantu pipet
e. Menggunakan sentrifuge / alat pemusing sesuai instruksi dari pabrik
f. Menggunakan alat homogenisasi sesuai dengan yang distandarkan
g. Menggunakan lemari pendingin yang terpantau suhunya
h. Membuka ampul berisi bahan infeksi dengan hati-hati.

D. Desinfeksi, Sterilisasi dan Dekontaminasi


Beberapa cara melakukan desinfeksi, stelisisasi dan sekontaminasi antara lain:

47
a. Disinfeksi cara kimia, dengan menggunakan:
- Natrium hipoklorit
- Formaldehid
- Fenol(asamkarbol)
- Iodium
- Alkohol
- glutaraldehid

b. Sterilisasi ada 3 cara, yaitu:


- Sterilisasi cara fisik dengan cara basah dan kering
- Sterilisasi caragas
- Sterilisasi cara penyaringan (filtrasi)
- Sterilisasi cara penyinaran

c. Dekontaminasi
Dekontaminasi ruang laboratorium menggunakan gabungan antara disinfektan cair
dan fumigasi.
Tindakan khusus terhadap darah dan cairan tubuh
 Mengambil,memberi label dan membawa spesimen
 Membuka tabung spesimen dan mengambil spesimen
 Menggunakan kaca dan benda tajam
 Menggunakan penjepit dalam membuat sediaan darah pada gelas obyek
 Menggunakan peralatan otomatis
E. Pengelolaan spesimen
o Pada saat penerimaan spesimen
o Bagaimana petugas saat menerima spesimen
o Bagaimana petugas pembawa spesimen dalam laboratorium.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

48
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya diInstalasi Laboratorium
maka disusun suatu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan.

I. PENGENDALIAN MUTU INTERNAL DAN EKSTERNAL


Program pengendalian mutu Instalasi Laboratorium meliputi :
1. Standar Mutu
A. Tujuan
Tersusunnya sistem monitoring pelayanan laboratorium melalui indikato rmutu
pelayanan.
Tercapainya mutu pelayanan laboratorium yang dapa tmenunjang mutu
pelayanan medis sesuai dengan tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan
B. Kegiatan Pengendalian Mutu:
2. Sebagai indikator pengendalian mutu laboratorium ditetapkan STANDAR
MUTU Laboratorium yang merupakan bagian dari standar mutu penunjang
medis.
3. Penetapan standar mutu dilakukan berdasarkan hasil, evaluasi dan analisa
pencapaian standar mutu tahun berikutnya.
4. Standar mutu ditetapkan setiap awal tahun dan akan dievaluasi setiap tahun.
5. Laporan dan evaluasi pencapaian standar mutu dibuat oleh Kepala Instalasi
Laboratorium dan dilaporkan setiap bulan kepada Direksi.
C. Kegiatan Peningkatan Mutu:
1. Merupakan kegiatan–kegiatan tidak rutin yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan sebagai tindak lanjut dari evaluasi
program kerja pelayanan laboratorium yang telah dilaksanakan.
2. Program peningkatan mutu dituangkan dalam program kerja tahun
berikutnya yang meliputi:
a. Program pengembangan staf / SDM : berupa program diklat.
b. Program Pengembangan peralatan.
c. Program pengembangan ruangan dan fasilitas.
d. Program pengembangan sistem.

49
e. dll
3. Program peningkatan mutu disusun satu tahun sekali yang dimasukkan
dalam program kerja tahunan berdasarkan evaluasi pencapaian program
kerja tahun sebelumnya. (rekapitulasi data, analisa dan evaluasi dilakukan
pada bulan Desember untuk membuat program peningkatan mutu tahun
berikutnya dan revisi standar mutu yang merupakan bagian dari program
kerja tahunan).
4. Jika terjadi hal–hal yang berpotensi mengganggu pelayanan pada tahun
berjalan maka tindak lanjut perbaikan mutu harus segera dilakukan.
5. Penanggung Jawab kegiatan mutu : Kepala Instalasi Laboratorium.

2. Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal


A. Tujuan
1. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan laboratorium melalui indikator
mutu pelayanan.
2. Tercapainya mutu pelayanan laboratorium yang dapat menunjang mutu
pelayanan medis sesuai dengan tuntutan dan perkembangan ilmu
pengetahuan.

B. Kegiatan Pengendalian Mutu:


1. Sebagai indikator pengendalian mutu laboratorium ditetapkan STANDAR
MUTU Laboratorium yang merupakan bagian dari standar mutu penunjang
medis.
2. Penetapan standar mutu dilakukan berdasarkan hasil, evaluasi dan analisa
pencapaian standar mutu tahun berikutnya.
3. Standar mutu ditetapkan setiap awal tahun dan akan dievaluasi setiap tahun
4. Laporan dan evaluasi pencapaian standar mutu dibuat oleh Kepala Instalasi
Laboratorium dan dilaporkan setiap bulan kepada Direksi.

C. Kegiatan Peningkatan Mutu:

50
1. Merupakan kegiatan–kegiatan tidak rutin yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan sebagai tindak lanjut dari evaluasi
program kerja pelayanan laboratorium yang telah dilaksanakan.
2. Program peningkatan mutu dituangkan dalam program kerja tahun
berikutnya yang meliputi:
a. Program pengembangan staf / SDM : berupa program diklat.
b. Program Pengembangan peralatan.
c. Program pengembangan ruangan dan fasilitas.
d. Program pengembangan sistem
e. dll

3. Program peningkatan mutu disusun satu tahun sekali yang dimasukkan


dalam program kerja tahunan berdasarkan evaluasi pencapaian program
kerja tahun sebelumnya. (rekapitulasi data, analisa dan evaluasi dilakukan
pada bulan Desember untuk membuat program peningkatan mutu tahun
berikutnya dan revisi standar mutu yang merupakan bagian dari program
kerja tahunan).
4. Jika terjadi hal–hal yang berpotensi mengganggu pelayanan pada tahun
berjalan maka tindak lanjut perbaikan mutu harus segera dilakukan.
5. Penanggung Jawab kegiatan mutu : Kepala Instalasi Laboratorium.

II. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL DAN EKSTERNAL


A. PENDAHULUAN
1. LatarBelakang:
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan laboratorium
adalah dengan melakukan kegiatan pemantapan mutu internal dan eksternal
laboratorium.
2. Tujuan :
a. Menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium
Mendeteksi dan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan analitik yang
mungkin terjadi pada tiap tahap pemeriksaan.

51
b. Mengupayakan perbaikan dan menghindari atau mencegah kesalahan
yang sama terulang kembali.
c. Meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Laboratorium secara efektif
dan efisien
3. Sasaran :
Tercapainya mutu pelayanan Laboratorium yang dapat menunjang
mutu pelayanan medis sesuai dengan tuntutan dan perkembangan ilmu
pengetahuan.

B. KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU


Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium kesehatan adalah semua
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.
1. Pra Analitik meliputi:
a. Persiapan pasien : menjelaskan persyaratan pemeriksaan
b. Penerimaan spesimen : memeriksa identitas spesimen dan pasien
c. Pemberian identitas spesimen : memeriksa kualitas dan kuantitas
spesimen
d. Pengambilan spesimen : cara pengambilan dilakukan dengan benar oleh
petugas yang trampil
e. Penyimpanan spesimen : penyimpanan sesuai dengan jenis spesimen
dan pemeriksaan
f. Pengiriman spesimen : pengiriman sesuai dengan jenis spesimen dan
pemeriksaan.
2. Analitik:
a. Pengolahan spesimen : proses persiapan spesimen sampai dengan
spesimen siap untuk diproses.
b. Persiapan alat : pengecekan semua sistem pada alat.
c. Pengecekan reagen : pengecekan masa kadaluarsa, kualitas dan
kuantitas reagen.

52
d. Pengujian ketelitian dan ketepatan : melaksanakan pemeriksaan kontrol
dan kalibrasi.
e. Proses pemeriksaan : pemeriksaan dilakukan sesuai dengan prosedur.

3. PascaAnalitik:
a. Pencatatan dan pelaporan hasil : verifikasi hasil pemeriksaan pada alat
dengan formulir hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dua orang
analis yang berbeda.
b. Interpretasi hasil : pencocokan hasil pemeriksaan dengan diagnosa
klinis pasien.

4. Eksternal Quality Control :


a. Dilakukan dengan partisipasi dalam program PNPME (Nasional
Pemantapan Mutu Eksternal) yang diselenggarakan oleh Departemen
Kesehatan dan perhimpunan secara periodik.
b. Pengendalian mutu eksternal dilaksanakan dengan partisipasi dalam
PNPME (Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal) Hematologi
dan Kimia Klinik yang secara periodik diselenggarakan 2 (dua) kali
dalam setahun.
c. Hasil evaluasi PNPME (Program nasional Pemantapan Mutu
Eksternal) yang merupakan setiap skor laboratorium terhadap seluruh
peserta dan laboratorium rujukan menunjukkan ketepatan analisis
laboratorium yang dinyatakan baik sekali, baik, cukup, perlu
perbaikan dan buruk.
d. Hasil evaluasi diinformasikan kepada seluruh staf dan digunakan
untuk menelaah dan menelusuri letak ketidak sesuaian test dan
menunjukkan korelasi.
e. Hasil evaluasi dan langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan
dicatat dalam arsip

53
C. PELAKSANA KEGIATAN :
a. PraAnalitik : Pelaksana Laboratorium.
b. Analitik : PJ Teknis Medis dan PJ Sarana dan Prasarana
c. PaskaAnalitik : PJ Adiministrasi dan Kepala Pelayanan Laboratorium
d. Eksternal Quality Control : Petugas laboratorium secara bergilir yang
ditunjuk oleh Kepala Instalasi Laboratorium.
D. JADWAL KEGIATAN :
1. PraAnalitik, Analitik dan Pasca Analitik : dilakukan setiap hari pada setiap
pemeriksaan laboratorium.
2. Eksternal Quality Control : dilakukan satu tahun sekali.

E. PENCATATAN DAN PELAPORAN :

1. PraAnalitik, Analitik dan PascaAnalitik.


a. Rekapitulasi data dilakukan setiap triwulan
b. Laporan Pemantapan Mutu Internal dilakukan dalam bentuk Westgard
Rule dan Standard Mutu. (terlampir)
c. Rekapitulasi data, analisa dan evaluasi tahunan dilakukan pada bulan
Desember untuk membuat program peningkatan mutu tahun berikutnya
dan revisi standar mutu.
2. Eksternal Quality Control: Laporan hasil PNPME dan sertifikat dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan RI.

54
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan laboratorium yang sudah disusun merupakan jenis-jenis


pelayanan standar yang harus dimiliki oleh laboratorium dengan standar pelayanan yang
sudah ditetapkan. Namun demikian mengingat kondisi masing-masing laboratorium yang
terkait sumber daya yang tidak merata maka diperlukan pentahapan dalam melaksanakan
standar pelayanan laboratorium. Mengingat standar pelayanan laboratorium yang sudah
disusun maka seyogyanya menjadi prioritas dalam melakukan perencenaan pelayanan
laboratorium.
Buku pedoman pelayanan laboratorium ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan
karena memuat tentang ketentuan-ketentuan dalam melakukan pelayanan dilaboratorium.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 28 Februari 2018
Direktur

dr. Anries Karel Sodak, Sp.Kj

55

Anda mungkin juga menyukai