DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 01
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 02
A. Latar Belakang ............................................................................................. 02
B. Tujuan Pedoman .......................................................................................... 02
C. Ruang Lingkup Pelayanan ........................................................................... 03
D. Batasan Operasional .................................................................................... 03
E. Landasan Hukum ......................................................................................... 03
BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................................. 05
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia .............................................................. 05
B. Distribusi Ketenagaan .................................................................................. 06
C. Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 06
BAB III STANDAR FASILITAS ..................................................................................... 08
A. Denah Ruang ............................................................................................... 08
B. Standar Fasilitas ........................................................................................... 11
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN ...................................................................... 16
BAB V LOGISTIK .......................................................................................................... 18
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ................................................................................ 19
BAB VII KESELAMATAN KERJA ................................................................................. 22
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................. 29
BAB IX PENUTUP ........................................................................................................... 35
1|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 bertujuan untuk mewujudkan
wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang memiliki perilaku
sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat. Mampu
menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu. Hidup dalam lingkungan sehat. D an
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan
mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya
pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan
laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan
struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan
mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti
yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
2|Page
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistik,
komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
1. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium UPTD Puskesmas
Manonjaya.
2. Menjadi standar monitoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di UPTD Puskesmas
Manonjaya.
D. Batasan Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Kecamatan Manonjaya
2. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
3. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
4. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang
ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
5. Keselamatan Kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan,
kebakaran, bahaya peledakan,penyakit akibat kerja, oencernaran lingkungan yang pada
urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan hartabenda bagi. pekerja dan
masyarakat yang beradadilingkungannya
6. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.
E. Landasan Hukum
3|Page
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium
Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman
Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Pengiriman
dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
4|Page
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatanlaboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung jawab:
5|Page
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanandan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan peralatan laboratorium
f. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain;
g. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
B. Distribusi Ketenagaan
Petugas A B : bertanggung jawab atas Sampling, hematologi, kimia klinik, serologi,
mikrobiologi, urinalisa
Petugas C D: bertanggung jawab atas administrasi laboratorium, administrasi
pendafataran
6|Page
Klinik, Serologi, Mikrobiologi,
Urinalisa
Kamis 07.45 – 14.00 Administrasi Pendaftaran CD
Sampling, Hematologi, Kimia A B
Klinik, Serologi, Mikrobiologi,
Urinalisa
Jumat 07.45 – 14.00 Administrasi Pendaftaran CD
Sampling, Hematologi, Kimia A B
Klinik, Serologi, Mikrobiologi,
Urinalisa
Sabtu 07.45 – 14.00 Administrasi Pendaftaran CD
Sampling, Hematologi, Kimia A B
Klinik, Serologi, Mikrobiologi,
Urinalisa
Minggu
7|Page
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan Laboratorium
Puskesmas.
Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas dan kondisi Laboratorium UPTD
Puskesmas Manonjaya adalah sebagai berikut:
8|Page
dan 20 cm.
6 Disarankan disediakan akses √
langsung (lubang/celah) bagi
pasien untuk memberikan
sampel dahak.
DENAH
18 9 8
19
17
16
1
15
1
2
0
5
14 3
13 12 11 4
9|Page
Keterangan:
1. Pintu Masuk
4. Lemari Kaca
5. Ruang WC
6. Meja Pendaftaran
7. Lemari Es
8. Lemari Kayu
10 | P a g e
B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan Ruangan Laboratorium Puskesmas dan
Kondisi Fasilitas Laboratorium Puskesmas Manonjaya
1. Prasarana
Kondisi
No Jenis Standard Puskesmas MS/TMS Rekomendasi
1
Pencahayaan Terang MS
2. Sirkulasi udara
baik, pertukaran 12-15 ACH Jendela
udara dari dalam Terbuka
ruangan dapat
mengalir ke luar
ruangan
3. area pengambilan
sampel dilengkapi Exhauster dipasang Tidak ada TMS
exhauster yang pada ketinggian + exhauster
mengarah keluar 120 cm dari
bangunan permukaan lantai
Puskesmas ke area
terbuka
4. Suhu udara nyaman suhu dipertahankan
antara 220C s/d Ada Air TMS
260C.tidak boleh Conditioner
memakai kipas (AC)
angin
5 Pengambilan dahak
dilakukan di Di halaman MS
ruangan terbuka Belakang
yang telah Puskesmas
disiapkan.
6 Tersedia air air bersih yang
mengalir dan debit MS
air yang
cukup pada bak
cuci. Air tersebut
harus memenuhi
syarat
kesehatan
7 Limbah padat tersedia wadah
(tempat sampah) TMS
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan limbah
padat
11 | P a g e
medis infeksius dan
non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan)
limbah padat
dilakukan sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
8 Limbah cair diolah pada Langsung ke
sistem/instalasi Septitank MS
pengolahan air yang
limbah Puskesmas. terhubung
langsung ke
IPAL
1. Perlengkapan
No Jenis Standard Kondisi MS/TMS Rekomendasi
Puskesmas
1 Meja pengambilan Minimal Ada MS
sampel darah menggunakan meja ½
biro (ukuran 90 x 60
cm)
Mempunyai laci
2 Loket pendaftaran, Ada MS
penerimaan sampel
urin dan dahak,
pengambilan hasil
3 Kursi petugas Mempunyai sandaran Ada MS
laboratorium dan Dapat terbuat dari
kursi pasien kayu, besi, dan lain-
lain
4 Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran Ada MS
untuk mengalirkan air
bersih
2) Ukuran minimal 40
cm x 40 cm dengan
kedalaman bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
12 | P a g e
pembuangan air kotor
menuju
sistem pengolahan air
limbah Puskesmas
5 Meja pemeriksaan 1) Lebar meja adalah Ada MS
60 cm dengan panjang
sesuai dengan
kebutuhan pelayanan
yang diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat kimia
(seperti teflon/
formika), mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan berwarna
terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan alat
centrifuge
6 Lemari pendingin 1) Fungsinya adalah Ada MS
(refrigerator) untuk menyimpan
reagen dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan sampel
disimpan dalam
lemari pendingin
yang terpisah
7 Lemari alat 1) Fungsinya untuk Ada MS
menyimpan alat
2) Ukuran sekitar p x l
x t = 160 cm x 40 cm
x 100 cm
3) Dapat terbuat dari
kayu atau rangka
alumunium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
mikroskop dilengkapi
dengan lampu 5
Watt
7 Rak reagen 1) Fungsinya adalah Ada MS
untuk menyimpan
reagen
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
13 | P a g e
3) Dapat terbuat dari
kayu dilapisi dengan
teflon/ formika
atau dapat terbuat dari
kaca
2.Peralatan
Kondisi
No Nama Peralatan Standard MS/TMS Rekomendasi
Puskesmas
Peralatan Utama
1 Fotometer Baik MS
2 Hematology Analyzer Baik MS
3 Hemositometer Set Tidak ada
4 Mikroskop Binokuler Baik MS
5 Pemanas/Penangas dengan Tidak Ada
Air
6 Pipet Mikro 5-50, 100- Baik MS
200,
500-1000 ul
7 Sentrifuge Listrik Baik
8 Sentrifuge Tidak Ada
Mikrohematokrit
9 Tabung Laju Endap Darah Baik
(Westergren Set)
10 Telly Counter Baik
11 Urinometer (Alat Baik
Pengukur
Berat Jenis Urine
Peralatan Gelas
12 Batang Pengaduk Patah TMS
13 Beker Glass Ada 4 MS
14 Botol Pencuci Ada 1 MS
15 Corong Kaca (5 cm) Ada 1 MS
16 Erlenmeyer, Gelas Pecah TMS
17 Gelas Pengukur (100 cc) Ada 1 MS
18 Gelas Pengukur (16 Ada 1 TMS
OZ/500 ml)
19 Kaca Objek Ada MS
20 Kaca Penutup Ada MS
21 Pipet berskala (Vol 1 cc) Tidak Ada TMS
22 Pipet berskala (Vol 10 cc) Ada
23 Tabung Kapiler Tidak Ada
Mikrohematokrit
24 Tabung Reaksi dengan Tidak Ada
tutup karet/gabus
14 | P a g e
25 Tabung Reaksi (12 mm) Ada
26 Tabung Sentrifus Ada
tanpaskala
27 Termometer 0 - 50 Ada
DerajatCelcius (Skala1/2
C)
28 Wadah Aquades Ada
Peralatan Penunjang
29 Autoklaf Tidak Ada
30 Blood Lanset dengan Ada
autoklik
31 Kaki Tiga Tidak Ada
32 Kawat Asbes Tidak ada
33 Kertas Lakmus Tidak Ada
34 Kertas Lensa Tidak Ada
35 Kertas Saring Tidak Ada
36 Lampu Spiritus Ada 1
37 Pembendung Ada 1
38 Lemari Es Ada
39 Penghisap Karet Tidak Ada
(Aspirator)
40 Penjepit Tabung dari Kayu Tidak ada
41 Pensil Kaca Ada
42 Pipet Tetes (Pipet Pasteur) Ada TMS
43 Pot Spesimen Urine Tidak ada TMS
(Mulut Lebar)
44 Pot Spesimen Dahak Ada MS
Mulut Lebar
45 Rak Pengering Ada MS
46 Rak Pewarna Kaca Ada MS
Preparat
47 Rak Tabung Reaksi Ada
48 Rotator Plate Ada MS
49 Sengkelit / Ose Ada 1 TMS
50 Sikat Tabung Reaksi Tidak Ada TMS
51 Spuit Disposible 3 cc Ada MS
52 Spuit Disposible 5 cc Tidak Ada
53 Stopwatch Tidak Ada TMS
54 Timer Ada MS
55 Tip Pipet (kuning dan biru Ada MS
15 | P a g e
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
PASIEN
PENDAFTARAN UGD
RAWAT INAP
RAWAT JALAN
PONED
KASIR
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN
VALIDASI HASIL
PENGAMBILAN HASIL
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas rawat jalan dan atau
melalui UGD
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk di periksa di unit rawat jalan dan di
UGD, diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium. (formulir 1)
3. Pasien menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
pendaftaran laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium pada loket
pendaftaran laboratorium.
5. Bila pasien BPJS diminta melengkapi persyaratannya
16 | P a g e
6. Bila pasien umum, pasien atau keluarga pasien membayar biaya pemeriksaan
laboratorium di loket pembayaran rawat jalan jalan. Pasien kembali ke ruangan
laboratorium untuk diambil spesimennya.
7. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
8. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk
dilakukan validasi.
9. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3) diserahkan ke
petugas jaga di UGD, PONED dan Rawat Inap
10. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien keruang pemeriksaan
dokter Rawat Jalan untuk mendapat penjelasan dari dokter pengirim tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut.
11. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke
dokter yang merujuk.
12. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa kepada
pasien
17 | P a g e
BAB V
LOGISTIK
A. Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium Puskesmastersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratanantara lain:
1. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
2. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuaiurutan penerimaan).
3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan induk.
4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan
reagen.
5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
6. Lindungi label dari kerusakan.
7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemarisupaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
8. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
9. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
18 | P a g e
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien,pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dantindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkantimbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan olehkesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil
19 | P a g e
c. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium cito melalui telepon ke unit
pelayanan.
d. Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk
perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat (atau memasukkan ke komputer) perintah
yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima
perintah membacakan kembali(read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan
mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat.
e. Kebijakandan/atau prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan bahwa diperbolehkan
tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila tidak memungkinkan seperti di
kamar operasi dan situasi gawat darurat di UGD
20 | P a g e
Puskesmas mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara
umum dan untuk implementasi petunjuk itu di puskesmas.
21 | P a g e
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien
sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam
laboratorium.
Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya dan
penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker
(infeksius) di ruangan laboratorium.
c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen.
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan
tentang bahaya bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari langsung,
dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive harus diletakkan di
tempat rendah.
22 | P a g e
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap dikumpulkan
dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa saluran umum.
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar peralatan
listrik.
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan barang/alat bekas
pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit, diamkan 12
jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai netral
(tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan (kaporit), cuci
bersih dengan air dan sabun, keringkan.
1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus terpisah atau
mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan laboratorium mikrobiologi
atau kimia dengan menggunakan bahan mudah menguap.
26 | P a g e
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalamseptik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai denganprosedur dan peraturan yang
berlaku
b. Pelabelan
No Penggolongan Warna Angka
label
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebabkan kematian
mengakibatkan gangguan walapun sudah diobati
kesehatan {H} 3 Dapat menyebabkan luka serius
meskipun sudah mendapat pengobatan
2 Dapat menyebabkan luka dan
membutuhkan pengobatan segera
1 Dapat menyebabkan iritasi jka tidak
diobati
27 | P a g e
0 Tidak berbahaya
28 | P a g e
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan bakuan
mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi tenaga
pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang akan
dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan menjamin
konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis laboratorium dan
disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
Input Rincian Kegiatan Target
1. Sumber Daya
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
SDM menerima pelatihan 20 jam
pelatihan
2. Alat Ketersediaan alat sesuai standard 90 %
3. Sarana Ketersediaan sarana sesuai standard 90 %
4. Kebijakan Pola ketenagaan ada
Persyaratan kompetensi petugas ada
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia esensial dan ada
bahan lain yang harus tersedia
tentang menyatakan kapan ada
reagensia tidak tersedia (batas
buffer stock untuk melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar jam kerja ada
tentang jenis-jenis pemeriksaan ada
laboratorium yang tersedia,
Tentang permintaan pemeriksaan, ada
penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi rujukan ada
hasil pemeriksaan laboratorium
29 | P a g e
kebijakan pengendalian mutu ada
laboratorium
6. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang berisiko
tinggi
7. SOP pelaporan hasil CR 90 %
pemeriksaan laboratorium
yang kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap CR 90 %
rentang nilai, hasil evaluasi
dan tindak lanjut
9. SOP kesehatan dan CR 90 %
keselamatan kerja bagi
petugas
10. SOP penggunaan alat CR 90 %
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap
penggunaan alat pelindung
diri
Out put
Ketepatan pemberian hasil 100 %
pemeriksaan laboratorium
Out come
Kepuasan pelanggan 90
31 | P a g e
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan. Pemantapan mutu harus
dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa pemantapan mutu internal
dan eksternal.
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas laboratorium
untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi
sedini mungkin bila terjadi kesalahan. Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan
sejak tahap praanalitik, tahap analitik sampai pasca analitik.
a. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.
Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu, lokasi,
volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.
Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen
tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan konsistensi
spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak. Dalam
keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima melalui pos)
maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
Pemberian identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik pada
saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.
Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak
32 | P a g e
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:
- Disimpan pada suhu kamar
- Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan vibrio
cholera.
- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0°C - 8°C.
- Dapat diberikan bahan pengawet.
- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan standar yang
berlaku.
b. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi
dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.
Pengolahan spesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan
spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi dsb. Pengetahuan mengenai
teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena pengolahan yang kurang baik akan
mempengaruhi kualitas spesimen yang selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil
pemeriksaan.
Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah
peralatan laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan. Harus dilakukan
kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah
spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi. Pengawet/antikoagulan tidak
kadaluarsa.
Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing
parameter.
c. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan,
melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan
pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:
Pembuatan alur pasien, alur pemcriksaan, cara pengambilan spesimen.
33 | P a g e
Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis
pemeriksaan.
2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
tenentu. Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran
serta organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Puskesmas yang
menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
a. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan jenis/parameter PME
b. Pelaksanaan pemeriksaan
c. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil
d. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME.
34 | P a g e
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
laboratorium di UPTD Puskesmas Manonjaya.
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap
standar dan prosedur yang ditetapkan.
35 | P a g e